BAB I Ketentuan Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I Ketentuan Umum"

Transkripsi

1 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam kode Etik ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan adalah PT. ACCELERATING BUSINESS EMINANCE (untuk selanjutnya disebut ABE) yang bergerak di bidang usaha perdagangan produk, dimana sistem atau cara pemasaran nya dilakukan melalui kegiatan penjualan berjenjang ( Multi Level Marketing ). 2. Distributor adalah orang perorang dan/ atau badan hukum Indonesia yang bersedia bergabung dan memasarkan Produk dalam jaringan pemasaran yang telah dimiliki dan dikembangkan oleh ABE dan telah mendapatkan persetujuan dari ABE untuk menjadi anggota dari usaha perusahaan dan bukan merupakan bagian dari struktur organisasi perusahaan. 3. Posisi adalah jenjang karier distributor dalam usaha ABE dengan urutan/level sebagai berikut : a. Member b. Supervisor c. Manager d. Director e. Diamond Director f. Ambassador g. Crown Ambassador 4. Upline adalah distributor yang menjadi sponsor dari distributor lain. 5. Downline adalah distributor yang disponsori langsung oleh distributor lain. 6. Website adalah alamat domain di dunia maya, yang berisi tentang aktivitas perusahaan, marketing plan dan informasi seputar produk produk ABE. 7. Konsumen adalah pembeli akhir dari produk produk yang dipasarkan ABE dengan tujuan untuk dipakai sendiri dan tidak diperdagangkan. 8. Hasil pengembangan usaha (disingkat HPU) adalah sistem perhitungan komisi, keuntungan lain nya dan jenjang karier/ posisi yang akan dicapai oleh distributor dalam mengembangkan usaha nya. 9. Produk adalah setiap barang yang di pasarkan oleh ABE kepada para distributor. 10. Jaringan adalah seluruh distributor yang berada dalam kelompok pohon distributor yang bersangkutan. 11. Kartu anggota adalah tanda pengenal yang diberikan ABE untuk dipegang sebagai tanda/ bukti dalam berhubungan dengan ABE, distributor dan konsumen.

2 12. Kadaluwarsa secara normal adalah berhenti nya keanggotaan seorang distributor sesuai dengan tanggal kadaluwarsa yang tercantum di kartu anggotanya, bukan karena dihentikan secara paksa/ dicabut atau mengundurkan diri. 13. Distributor aktif adalah seorang distributor yang status keanggotan nya masih berlaku atau belum mencapai tanggal kadaluwarsa sebagaimana tercantum dalam kartu keanggotaan nya. 14. Starter kit adalah panduan yang diberikan oleh ABE kepada distributor baru yang berisi antara lain : HPU, Kode Etik dan peraturan distributor, katalog produk, Daftar Harga, company profile, Formulir-Formulir keanggotaan dan alat bantu lain nya. Isi starter kit ini akan terus dilakukan perubahan perubahan baik pengurangan maupun penambahan sesuai kebutuhan. 15. Periode bulan berjalan adalah mulai dari tanggal 1 bulan berjalan s.d tanggal akhir bulan berjalan tersebut. 16. Service Center adalah tempat dan/ atau outlet/ gerai yang ditunjuk ABE dimana distributor dapat membeli produk dan/ atau mengambil komisi, mengurus administrasi kedistributoran serta mendapatkan informasi tentang usaha ABE. 17. WEB SITE Resmi ABE, Informasi Elektronik yang telah terdaftar atas Nama ABE, Sebagai sarana pengembangan Usaha, Informasi usaha, Promosi dan pendaftaran keanggotaan. 18. Poin adalah suatu nilai dari setiap produk utama yang dipasarkan ABE dimana nilai ini dipergunakan untuk menentukan : a. Besar nya presentase komisi yang didapat seorang distributor, b. Posisi seorang distributor, c. Pencapain/ pemenuhan persyaratan dalam sistem HPU. 19. Nilai komisi adalah nilai dari setiap produk yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan komisi seorang distributor. 20. Formulir Data diri Distributor (disingkat FDD) adalah formulir yang harus diisi oleh setiap calon distributor sebelum yang bersangkutan diterima menjadi anggota/ distributor, yang berisi data identitas pemegang kartu dan pernyataan yang mengatur hubungan hukum, hak dan kewajiban antara distributor dengan ABE. 21. Formulir registrasi adalah formulir yang harus diisi oleh calon distributor dengan posisi user sebelum yang bersangkutan diterima/ dapat menjadi user ABE, yang berisi data identitas pemegang kartu. 22. Formulir pembaruan data (disingkat FPD) adalah formulir yang harus diisi oleh distributor pada saat yang bersangkutan ingin memperpanjang masa keanggotan nya secara manual dan diisi sebelum masa keanggotanaan berakhir/ kadaluwarsa. 23. Formulir perubahan data (disingkat FPD1) adalah formulir yang harus diisi oleh distributor karena ada nya perubahan data dan/ atau keadaan diri yang bersangkutan, misal nya perubahan alamat , rekening bank untuk pengiriman komisi, perubahan ahli waris, dll. 24. Formulir konversi adalah formulir yang harus diisi oleh distributor dengan posisi/ level user yang ingin menaikan posisi nya menjadi ditributor.

3 25. Pin posisi adalah pin yang diberikan kepada seorang distributor sebagai penghargaan ABE atas pencapaian posisi tertentu sesuai kebijakan ABE. 26. Komisi Mingguan, adalah komisi yang di berikan tiap-tiap minggu kepada seorang distributor yang berhak memperolehnya karena telah memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan ABE. 27. Komisi bulanan adalah komisi yang diberikan tiap-tiap bulanan oleh ABE kepada seorang distributor yang berhak memperoleh nya karena telah memenuhi ketentuan dan/ atau syarat syarat yang ditentukan ABE. 28. Daftar harga adalah panduan yang berisi daftar harga pembelian dan penjualan bagi distributor. 29. Karyawan adalah karyawan ABE dan bukan merupakan distributor. 30. Monopoli adalah penguasaan atas produk dan atau pemasaran produk tertentu oleh salah satu pelaku usaha atau satu jaringan pelaku usaha. BAB II Tentang Distributor Bagian Pertama Umum PASAL 2 1. Kesempatan untuk menjadi distributor adalah sama untuk setiap orang dan tidak bergantung pada jenis kelamin, suku bangsa, golongan maupun agama. Seorang distributor harus memiliki kewarganegaraan Indonesia atau surat Izin tinggal (KIMS/KITAS) bagi orang asing yang tinggal di Indonesia. 2. Seorang calon distributor yang telah mengisi dan menandatangani FPD berarti calon distributor telah sepakat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kode etik dan peraturan distributor ini dan HPU yang berlaku berikut dengan perubahan-perubahan yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh ABE. 3. Setiap distributor mulai posisi User sampai dengan Crown Ambasador dianggap telah membaca, mengerti dan memahami serta melakukan segala ketentuan yang diatur dalam kode

4 etik dan peraturan distributor ini dan HPU yang berlaku dengan baik dan benar termasuk perubahan-perubahan yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh ABE. 4. Setiap Distributor harus menjaga nama baik ABE dan segenap karyawan nya serta tidak mencemarkan dan/ atau menjelekan nama baik ABE dan/ atau distributor lain nya. ABE berhak mencabut keanggotaan seorang distributor yang telah melakukan perbuatan yang nyata-nyata mengakibatkan pencemaran nama baik ABE akibat perbuatan tersebut. 5. ABE berhak mencabut keanggotaan seorang distributor yang telah terbukti secara hukum terlibat tindak pidana penyalahgunaan narkoba, perjudian, pencurian, penipuan maupun perbuatan asusila. 6. Setiap distributor berhak mensponsori calon distributor-distributor baru diseluruh wilayah hukum Indonesia. 7. Setiap distributor adalah berdiri sendiri, tidak termasuk dalam struktur organisasi ABE dan tidak mempunyai ikatan jam kerja dengan ABE sehingga tidak berhak mendapatkan gaji atau tunjangan dari ABE dalam bentuk apapun juga, dan distributor juga tidak berhak menuntut ABE untuk memberikan tunjangan seperti yang dimakasud. 8. Seorang distributor yang telah mencapai prestasi tertentu dapat mengajukan permohonan untuk menjadi distributor atas nama satu badan hukum yang telah mendapat pengesahan dari yang berwenang dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh ABE. Penentuan prestasi tertentu tersebut adalah hak mutlak dari ABE. 9. Segala perubahan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan status kedistributoran harus disampaikan secara tertulis kepada ABE dimana tanda tangan distributor yang bersangkutan harus sama dengan tanda tangan yang terdapat pada FPD atau Identitas terakhiryang terlampir. Apabila terdapat perbedaan tanda tangan antara yang tertera pada FPD dengan tanda tangan pada permohonan perubahan data, ABE berhak untuk mengabaikan permohonan tersebut. 10. Seluruh perubahan data kedistributoran harus disampaikan melalui Formulir Perubahan Data (FPD) yang telah ditetapkan ABE. Bagian Kedua Pendaftaran Distributor Baru PASAL 3 1. Pendaftaran distributor baru harus dilakukan ditempat yang ditunjuk ABE yaitu kantor cabang ABE atau Distributor Center ABE dan atau melalui pendaftaran secara elektronik di website resmi ABE. ABE tidak dapat menerima pendaftaran distributor baru yang dilakukan selain di tempat yang ditunjukkan oleh ABE. 2. Setiap permohonan (calon distributor ) harus sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun dan/ atau sudah pernah menikah sebelum berumur 17 (tujuh belas) tahun permohonan dapat diajukan,

5 kecuali dalam hal pewarisan dikarenakan meninggal dunia ( lihat ketentuan pasal 8 BAB II bagian kelima tentang pewarisan keanggotaan). 3. Untuk menjadi seorang distributor, seorang pemohon pertama-tama harus disponsori oleh salah seorang distributor lainnya yang masih aktif dan masa keanggotaannya belum kadarluasa. 4. Untuk mendaftar keangotaan, setiap pemohon dikenakan biaya pendafrtaran yang besarnya ditentukan secara sepihak oleh ABE dan akan mendapatkan 1 (satu) set Starter Kit dan 1 (satu) set FDD, dan apabila permohonan keanggotaan disetujui, maka yang bersangkutan akan menerima 1 (satu) buah kartu anggota. 5. Untuk menjadi sorang distributor dengan posisi User, permohonan cukup dengan melakukan pembelanjaan dengan jumlah minimal yang akan ditentukan oleh ABE dalam cashbill dengan mengisi formulir registrasi, dan selanjutnya yang bersangkutan akan mendapatkan kartu anggota/ User yang terdapat dalam formulir registrasi tersebut. PASAL 4 1. Pendaftaran menjadi distributor harus dibuat pada FDD baik secara manual dan atau secara elektronik yang dikeluarkan oleh ABE. Semua pertanyaan dan persyaratan dengan formulir tersebut harus diisi/ dijawab dengan jujur dan disertai persyaratan lengkap, dimana hasil nya harus disetujui dahulu oleh ABE. 2. Calon distributor yang telah menyerahkan dan menandatangani FDD dapat melakukan pembelian produk, dengan konsekuensi sebagai berikut : a. Jika permohonan yang bersangkutan DISETUJUI, maka segala pembelian produk dan pensponsoran distribusi baru yang telah dilakukan secara otomatis akan diperhitungkan dan diakui pada bulan tersebut. b. Jika permohonan yang bersangkutan DITANGGUHKAN, maka segala pembelian produk dan pensponsoran distributor baru yang telah dilakukan oleh yang bersangkutan secara otomatis akan diperhitungkan dan diakui setelah segala syaratsyarat kekurangan nya dipenuhi. c. Jika permohonan yang bersangkutan DITOLAK, maka segala pembelian produk dan pensponsoran distributor baru yang telah dilakukan tidak akan diperhitungkan atau diakui. ABE berhak untuk tidak memberitaukan alasan penolakan tersebut.

6 Bagian Ketiga Larangan Keanggotaan Ganda PASAL 5 1. Seorang distributor termasuk yang posisi member hanya boleh memiliki satu nomor keanggotaan, baik dengan nama yang sama ataupun nama yang berbeda dengan identitas yang ada, maka yang diakui/ digunakan adalah keanggotaan yang terdahulu. Sedangkan yang baru akan segera dicabut (dibatalkan) tanpa peringatan terlebih dahulu. 2. Seseorang yang sudah tidak menjadi distributor (kadaluwarsa secara normal) dan kemudian berkeinginan kembali menjadi distributor haruslah menunggu selama minimal 6 (enam) bulan sebelum mendaftarkan diri kembali dimana jika disetujui ABE, yang bersangkutan akan diperlakukan sebagai distributor baru, mendapatkan Starter Kit, nomor keanggotaan yang baru dan berposisi awal sebagai distributor. 3. Masa tunggu 6 (enam) bulan bagi distributor yang telah kadaluwarsa keanggotan nya tidak berlaku apabila yang bersangkutan mendaftarkan diri kembali dengan upline yang sama. 4. Apabila terbukti bahwa seorang distributor aktif, kemudian mendaftarkan kembali keanggotaan nya dengan menggunakan upline yang lain, baik karena kemauan sendiri maupun karena dipengaruhi orang lain, maka keanggotaan nya yang baru akan dicabut dan seluruh jaringan dari keanggotaan yang baru tersebut, akan secara otomatis dipindahkan kepada upline terdahulu. 5. ABE berhak sepenuh nya untuk tidak memindahkan seluruh jaringan kepada upline terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam ayat 4 tersebut, apabila menurut pertimbangan ABE akan membawa dampak yang kurang baik atau menimbulkan suasana yang tidak kondusif dalam jaringan tersebut. Bagian Keempat Keanggotaan Suami Istri dan Bujangan PASAL 6 1. Setiap satu nomor keanggotaan berlaku seorang distributor yang tercatat dalam FDD dan sekaligus untuk pasangan nya (suami/istri) yang sah secara hukum.

7 2. Distributor yang masih bujangan dan kemudian menikah, maka dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan setelan pernikahan nya, distributor tersebut harus memberitaukan kepada ABE tentang perubahan status perkawinan nya dengan cara mengisi FPD. 3. Jika sepasang suami istri, kedua nya sudah menjadi distributor sebelum menikah dan salah satu belum mencapai Director ke atas, maka yang bersangkutan harus memilih salah satu keanggotaan tersebut sedangkan yang lain nya harus dihentikan atau dihibahkan ke orang lain. Namun jika kedua-dua nya telah berposisi Director ke atas, maka kedua-dua nya berhak/ boleh meneruskan keanggotan nya masing-masing. 4. Segala ketentuan dalam kode etik ini, mengikat distributor dan pasangan nya (suami/ istri) yang nama nya tercantum dalam kartu anggota ABE. PASAL 7 1. Apabila seorang distributor memiliki lebih dari 1 (satu) istri yang sah maka segala hadiah dan fasilitas (seperti perjalanan ke luar negeri, asuransi kecelakaan, pin, serifikat, hadiah promo) hanya berlaku untuk seorang istri yang nama nya telah ditunjuk oleh distributor dalam FDD. 2. Jika distributor bercerai, maka yang berhak terhadap keanggotaan ABE adalah yang nama nya tercantum dalam FDD (bukan nama pasangan), kecuali ada kesepakatan bersama atau jika pihak pengadilan menentukan lain. Segala akibat hukum yang timbul di kemudian hari akibat ada nya perceraian tersebut adalah menjadi kewajiban dan tanggung jawab distributor yang bersangkutan. Bagian Kelima Pewarisan Keanggotaan PASAL 8 1. Jika seorang distributor meninggal dunia, maka keanggotan nya tersebut dengan sendiri nya dilimpahkan kepada pasangan nya yang masih hidup, kecuali seluruh ahli waris nya membuat kesepakatan tersendiri dan mengajukan kepada perusahaan serta telah disetujui oleh pasangan tersebut. Pasangan yang masih hidup tersebut wajib menunjukan akta kematian pasangan nya dan menandatangani FPD.

8 2. Bagi distributor yang belum menikah atau sudah bercerai maka keanggotaan nya dapat diwariskan kepada ahli waris yang nama nya tercantum dalam FDD/ FPD. 3. Apabila terjadi sengketa oleh pihak lain perihal kewarisan ini maka ABE akan mengikuti keputusan akhir dari pengadilan. Selama dalam proses penyelesaian sengketa tersebut kedistributoran dapat diambil alih sementara oleh ABE sampai mendapat keputusan hukum yang tetap. 4. Jika ternyata si penerima warisan telah menjadi distributor, maka yang bersangkutan wajib memilih keanggotaan salah satu di antara nya, dimana yang satu nya lagi dapat dihibahkan kepada orang lain. 5. Jika seorang penerima warisan belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, maka ABE berhak menunjuk seorang dari kerabat keluarga si penerima warisan untuk menjadi wali nya sampai yang bersangkutan berumur 17 (tujuh belas) tahun. 6. Dalam hal si penerima waris juga meninggal dunia, maka ABE akan menunjuk ahli waris terdekat sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia atau berdasarkan hasil musyawarah para ahli waris yang ada (yang dibuat dihadapan notaris). 7. Dalam hal pewarisan kedistributoran, maka segala hadiah dan fasilitas (seperti perjalanan ke luar negeri, asuransi kecelakaan, pin, serifikat, hadiah promo) tidak dapat dipindahkan kepada si penerima warisan, kecuali fasilitas-fasilitas umum seperti komisi bulanan. Segala fasilitas dan hadiah lain nya dapat dinikmati jika si penerima warisan mengalami kenaikan posisi ataupun memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam HPU. PASAL 9 Keanggotaan distributor tidak dapat dialihkan dengan cara apa pun termasuk hibah maupun jual beli keanggotaan kepada pihak lain kecuali: a. Karena ada nya perkawinan antar distributor sebagaiman tercantum dalam Bab II pasal 6 b. Karena ada nya pewarisan sebagaiman tercantum dalam Bab II pasal 8

9 Bagian Keenam Berhenti nya Keanggotaan Seorang Distributor PASAL Masa keanggotaan seorang distributor dinyatakan berakhir apabila : a. Telah habis masa berlaku nya dan tidak diperpanjang lagi oleh yang bersangkutan (lihat ketentuan Bab II bagian ketujug pasal 11 ayat 1), maka segala hadiah dan fasilitas yang belum dinikmati nya secara otomatis akan dianggap hangus. b. Distributor yang bersangkutan mengundurkan diri dengan terlebih dahulu meyampaikan permohonan tertulis kepada ABE dan telah disetujui oleh ABE. c. Dicabut keanggotaan nya karena pelanggaran kode etik. d. Dicabut keanggotaan nya karena ada keputusan/ perintah dari pengadilan. 2. Jika berakhir nya keanggotaan karena dicabut (1.c) dan/ atau karena ada putusan/ perintah dari pengadilan (1.d), maka segala fasilitas dan komisi yang belum diterima secara otomatis dinyatakan hangus. 3. Seorang distributor yang sudah dicabut keanggotaan nya, baru dapat memohon kembali menjadi distributor setelah 6 (enam) bulan kemudian dengan pertimbangan bahwa pelanggaran yang dilakukan sebelum nya masih dapat ditolerir oleh ABE. Yang bersangkutan akan mendapat nomor keanggotaan baru dan memulai usaha nya dari awal (posisi Distributor/ User). 4. ABE berhak sepenuh nya tanpa harus memberikan alasan untuk menolak apabila seorang distributor yang sudah dicabut karena melanggar kode etik, bermaksud mendaftarkan diri kembali menjadi distributor ABE. Bagian Ketujuh Perpanjangan Keanggotaan PASAL Keanggotaan seorang distributor berlaku selama 1 (satu) tahun penuh. Misal nya, seorang disetujui menjadi distributor pada tanggal 10 Juni, maka keanggotaan nya akan berakhir 30 Juni tahun berikut nya. Apabila distributor yang bersangkutan ingin memperpanjang

10 keanggotaan nya, maka yang bersangkutan wajib menandatangani FPK dan membayar iuran tahunan perpanjangan yang besar nya akan ditetap kan oleh ABE 1 (satu) bulan sebelum jangka waktu keanggotaan nya berakhir. 2. Keanggotaan seorang distributor dapat diperpanjang dengan cara-cara sebagaimana berikut ini: a. Sistem perpanjangan otomatis Setiap distributor secara otomatis akan masuk dalam sistem perpanjangan otomatis (auto renewal), yaitu dimana ABE akan memotong komisi bulanan distributor yang bersangkutan untuk keperluan perpanjangan keanggotaan mulai bulan keenam sebelum masa keanggotaan nya berakhir. Bagi distributor yang keanggotaan nya sudah diperpanjang otomatis namun ingin membatalkan nya, dapat mengajukan Surat Pernyataan Pembatalan kepada ABE dimana segala biaya yang terlanjur dipotong akan dikembalikan kepada distributor yang bersangkutan. b. Sistem Perpanjangan Manual Bagi distributor yang ingin memperpanjang keanggotaan secara manual, diwajibkan mengisi formulir Pembaruan Keanggotaan, melunasi biaya perubahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan menandatangani Formulir Pembaruan Keanggotaan tersebut. Tanda tangan pada formulir tersebut harus sama dengan yang tertera pada FDD/ FPD, jika tidak sama maka permohonan perpanjangan tersebut akan ditolak oleh ABE. c. Dalam hal masa keanggotaan sudah berakhir/ kadaluwarsa, distributor akan diberikan kesempatan terakhir sampai dengan tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berikut nya (dari tanggal kadaluwarsa yang tertera pada kartu anggota) untuk memperpanjang keanggotaan nya secara manual dan akan dikenakan sejumlah denda yang besar nya akan ditentukan oleh ABE. 3. Apabila distributor yang dimaksud pada ayat 1 (satu) di atas baru melakukan pembayaran iuran tahunan perpanjangan keanggotaan lewat dari waktu yang telah ditentukan, maka distributor yang bersangkutan akan dikenakan denda/ penalti yang besar nya akan ditetapkan oleh ABE. Lewat nya waktu tersebut tidak boleh melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal keanggotaan distributor yang bersangkutan berakhir/ kadaluwarsa. Karena dengan lewat nya waktu tersebut secara otomatis akan mengakibatkan berakhir/ kadaluwarsa nya keanggotaan distributor yang bersangkutan. 4. Biaya perpanjangan keanggotaan ditentukan secara terpisah dimana distributor yang bersangkutan akan menerima 1 (satu) buah Kartu Anggota Baru. 5. Untuk distributor dengan posisi member biasa, apabila bermaksud memperpanjang keanggotaan nya maka yang bersangkutan harus melakukan pembelanjaan dengan jumlah minimal yang akan ditentukan oleh ABE dalam 1 (satu) tahun (gratis) atau membayar iuran tahunan yang besar nya akan ditetapkan oleh ABE 1 (satu) bulan sebelum jangka waktu keanggotaan berakhir.

11 BAB III Tanggung Jawab dan Kewajiban Upline PASAL Seorang upline wajib menjaga perilaku yang baik dengan memberikan bimbingan, pelatihan dan penjelasan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan usaha ABE dengan benar, tulus dengan tidak memberikan keterangan yang menyesatkan (menipu) para downline (calon downline nya) baik dalam hal produk maupun HPU ABE. 2. Untuk melindungi dan membangun jaringan distributor maka seorang upline tidak diperbolehkan menawarkan, membujuk, berusaha mengajak, mempengaruhi atau merebut calon distributor baru yang sudah mempunyai upline lain, termasuk kepada distributor yang keanggotaan nya masih berlaku, baik yang berada dalam jaringan nya maupun dalam jaringan distributor lain untuk pindah jaringan, secara langsung maupun tidak langsung. 3. Seorang upline tidak diperbolehkan memperpanjang kartu downline yang telah habis masa berlaku nya tanpa persetujuan dan sepengetahuan downline yang bersangkutan, yang dibuktikan dengan tanda tangan yang sah sebagaimana tercantum dalam FDD. 4. Distributor dilarang memasang iklan baik media cetak maupun melalui Internet untuk mencari/ memperoleh calon downline baru dengan cara yang mengesankan seolah-olah memberikan suatu lowongan pekerjaan baru. 5. Apabila Distributor Hendak Membuat Website Secara Elektronik sebagai sarana Pengembangan Usahanya, harus terlebih dahulu mengajukan permohonan dan mendaftarkan kepada ABE. Persetujuan atau penolakan permohonan tersebut menjadi Hak Mutlak ABE. Dan apabila dalam Perjalanannya setelah di setujui oleh ABE ternyata isi dari website Distributor tersebut bertentangan dengan ketentuan dan kode Etik dari ABE, berhak untuk mencabut nya. PASAL 13 ABE akan melakukan tindakan administratif berupa himbauan, peringatan, peringatan keras maupun pencabutan terhadap pelanggaran ketentuan sebagaimana yang diatur dalam pasal 12.

12 BAB IV Penghitungan dan Pembayaran Komisi PASAL Satu periode penjualan adalah tanggal 1 bulan berjalan s.d. akhir bulan berjalan tersebut sesuai dengan kalender masehi. 2. Hanya para distributor yang memenuhi syarat yang ada di HPU saja yang akan mendapatkan komisi. 3. Komisi yang berhak diterima distributor akan dibayarkan dangan cara: a. Transfer langsung Ketentuan ini mengatur bagi distributor yang memperoleh komisi mingguan dan atau bulanan, maka ABE akan mengirimkan langsung komisi yang diterima distributor melalui bank yang ditunjuk distributor yang bersangkutan. Segala biaya yang akan dibebankan oleh bank terhadap pengiriman komisi menjadi beban dan tanggung jawab distributor yang bersangkutan, dimana biaya tersebut akan dipotong lansung dari komisi tersebut. ABE tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap komisi seseorang distributor setelah transaksi melalui bank tersebut dilakukan. b. Setiap distributor, wajib memiliki rekening bank yang atas namanya sendiri atau pasangannya yang sah secara hukum. Penghitungan dan pengiriman komisi ini juga mengikuti sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia, dimana setiap distributor yang mendapatkan komisi akan langsung dipotong pajak penghasilan (PPh) sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Segala perpajakan dari seorang distributor manjadi beban dan tanggung jawab seorang distributor yang bersangkutan dan tidak ada sangkut pautnya dengan ABE. 4. Jika seorang distributor melakukan tindakan yang merugikan ABE dari segi materil (sepanjang bisa dibuktikan secara hukum), maka ABE berhak langsung memotong kerugian tersebut dari komisi yang bersangkutan ditambah denda sebesar 5% (lima persen) di atas suku bunga bank Indonesia (SBI) sampai dengan terpenuhinya kerugian tersebut. Jika ternyata distributor yang bersangkutan tidak melakukan pembelian atau kurang dari pembelian pribadi minimal sesuai persyaratan di HPU, maka ABE berhak menutup dan/ atau menambah point distributor itu tanpa Nilai Rabat dan memperhitungkannya dalam sistem perhitungan komisi. Setelah segala kerugian yang ditimbulkan distributor tersebut diselesaikan, maka ABE berhak untuk segera menghentikan keanggotaan yang bersangkutan.

13 BAB V Tentang Produk Bagian Pertama Pembelian PASAL Pembelian produk-produk ABE hanya dapat dilakukan secara tunai (cash) atau transfer Bank ke rekening ABE dan menunjukkan bukti transfer tersebut atau Cervice Centre. 2. ABE akan menolak segala pembelian yang dilakukan dengan menggunakan kartu anggota yang telah berakhir masa berlakunya, karena telah kadaluarsa maupun karena dicabut keanggotannya oleh ABE. 3. Seorang distributor berhak mendapatkan harga yang sama (harga distributor) untuk setiap produk yang yang dibeli dari ABE sesuai dengan daftar harga yang dikeluarkan oleh ABE untuk masing-masing daerah. 4. Harga distributor yang tercantum dalam daftar harga yang dikeluarkan ABE sudah termasuk Pajak Pembelian Nilai (PPN). 5. ABE berhak sewaktu-waktu membatasi/ menghentikan pembelian produk seorang distributor atau membatasi/ menghentikan persedian produk terhadap daerah tertentu jika didapati adanya indikasi kecenderungan penimbunan produk dan/ atau telah terjadi pelanggaran pada kode pelanggaran etik dan/ atau penyalahgunaan HPU, dimana hal ini mungkin bisa menganggu program usaha ABE atau merugikan distributor-distributor lainnya di daerah tersebut. Bagian Kedua Penjualan PASAL Setiap distributor wajib melakukan pelayanan purna jual terhadap setiap konsumen nya.

14 2. Distributor dilarang mencabut dan/ atau merusak dan/ atau mengganti segala label atau stiker yang tertera pada setiap kemasan produk, brosur ataupun alat bantu jual lain nya yang dikeluarkan ABE yang dapat menyebabkan kesalahpahaman oleh konsumen. 3. Distributor tidak boleh membuat suatu penjelasan sendiri berkenaan dengan produk-produk ABE, selain dari yang tertulis pada label produk atau pada brosur-brosur resmi yang dikeluarkan ABE, kecuali secara resmi telah mendapat izin dari ABE. 4. Distributor dilarang menjual produk-produk yang sudah kadaluarsa atau rusak. 5. Distributor yang hendak membuka stand pameran produk ABE dalam suatu acara bisnis tidak diperbolehkan melakukan penjualan, kecuali telah mendapat izin secara tertulis dari ABE untuk membuka stan pameran produk tersebut. PASAL Ketika seorang distributor menjual produk (dalam keadaan bagaimanapun) tidak boleh salah dalam menjelaskan kualitas, daya guna, cara pemakaian ataupun kandungan dari produkproduk yang dipasarkan ABE. 2. Distributor harus sopan dan tidak memaksa pada saat menawarkan produk-produk ABE. 3. Setiap Distributor harus memberikan bon pembelian (kwitansi pembelian) kepada konsumen nya apabila diminta. Setiap bon pembelian harus mencantumkan jumlah produk, jenis produk, jumlah harga, nama, nomor kode, tanggal transaksi dan tanda tangan distributor yang bersangkutan. 4. Pada setiap penjualan distributor wajib memberikan penjelasan yang benar mengenai Jaminan Kepuasan Konsumen dan jika dikemudian hari konsumen tersebut menggunakan hak nya sesuai jaminan tersebut, distributor yang bersangkutan wajib melayani sebaik dan secepat mungkin sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen. 5. Distributor tidak berhak menjelaskan dengan mengatas namakan ABE berkenaan dengan kesalahan pemakaian/konsumen dalam hal pemakaian dan/atau penggunaan produk-produk ABE 6. ABE tidak bertanggung jawab jika terjadi pelanggaran pasal 15, 16, dan 17. Distributor yang melanggar hal tersebut, harus mengganti segala kerugian yang ditimbulkan nya, baik kepada ABE maupun pihak ketiga yang dirugikan, termasuk dari segi aspek hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

15 BAB VI Nama dan Logo ABE PASAL Semua produk-produk ABE telah didaftarkan di instansi yang berwenang baik merk, logo maupun hak cipta nya, sehingga distributor dilarang keras memproduksi, menjual atau mengusahakan dari sumber lain produk-produk ABE maupun alat bantu produk, seperti bukubuku, spanduk, makalah seminar, pin, sertifikat penghargaan, kartu nama maupun produkproduk lain nya yang bukan resmi dikeluarkan ABE sebelum terlebih dahulu diizinkan secara tertulis oleh ABE. 2. Seorang distributor tidak boleh mengaku bahwa dia mempunyai kedudukan atau dapat mewakili ABE dalam hal apapun, misal nya membuat ikatan kerja, menjual saham ABE, memberikan penjelasan kepada media massa dan atau hal lain nya yang sifat nya seolah olah mewakili ABE. PASAL ABE hanya memberikan izin kepada distributor yang telah berposisi minimal Amabsador untuk menggunakan logo ABE untuk keperluan pengembangan jaringan, seperti antara lain undangan, spanduk, umbul-umbul, sertifikat penghargaan maupun buku. 2. Izin sebagaimana ayat 1(satu), diberikan dengan syarat yang bersangkutan telah mengajukan permohonan tertulis kepada ABE dan telah mendapatkan persetujuan tertulis dari ABE. PASAL 20 Demi menjaga dan memelihara integritas usaha ABE, maka bagi pihak-pihak dan termasuk distributor di dalamnya yang dengan sengaja atau tanpa sengaja menggunakan merek dagang logo ABE tanpa izin dari ABE, maka atas pelanggaran tersebut ABE tanpa peringatan terlebih dahulu berhak mencabut kartu keanggotaan distributor, serta dapat menempuh jalur hukum baik pidana maupun perdata.

16 BAB VII Kegiatan yang Dilarang Bagian Pertama Umum PASAL Distributor, Mobile Centre termasuk Service Centre dilarang menggunakan/ memanfaatkan jaringan ABE untuk mengadakan pelatihan-pelatihan/ acara khusus di luar bisnis ABE dan/ atau bersifat komersial, kecuali telah mendapatkan izin secara tertulis dari ABE. 2. Dalam menjalankan aktivitasnya, distributor tidak diperkenankan menggunakan suatu aktivitas pertemuan ABE untuk kepentingan lainnya yang berhubungan dengan politik atau SARA. 3. Seorang distributor dilarang menyatakan bahwa dia ataupun distributor lainnya mempuanyai suatu daerah penjualan tertentu secara monopoli. 4. ABE akan melakukan tindakan administratif berupa himbauan, peringatan, peringatan keras atau pencabutan keanggotaan terhadap pelanggaran ketentuan sebagaimana yang diatur dalam pasal ini. Bagian Kedua Bergabung dengan MLM Lain PASAL Distributor dilarang mempengaruhi/ mengajak distributor ABE lainnya menjadi anggota perusahaan MLM lain atau segala jenis usaha perdagangan yang menggunakan sistem jaringan dalam bentuk apapun. 2. Distributor dilarang memasarkan produk/jasa perusahaan MLM lain dan menjelek-jelekkan/ membandingkan produk/ jasa ABE dengan produk jasa yang dipasarkan oleh perusahaan lainnya. 3. Distributor yang sudah berposisi Ambasador ke atas, dan sudah pernah menerima komisi Ambasador (termasuk pasangannya) dilarang menjadi anggota (distributor) diperusahaan

17 MLM lain atau segala jenis usaha perdagangan yang menggunakan sistem jaringan (network) dalam bentuk apapun. 4. ABE berhak mencabut keanggotaan distributor tanpa peringatan terlebih dahulu terhadap pelanggaran pasal ini. Bagian Ketiga Bergabung dengan MLM Lain PASAL Demi menjaga kelangsungan usaha ABE serta melindungi kepentingan distributor dalam menjalankan usaha nya, maka dalam menjalankan aktivitas nya distributor dilarang menyalah gunakan sistem HPU yang berlaku, antara lain seperti hal-hal yang diatur berikut ini: a. Distributor dilarang menarik dana dari distributor atau calon distributor dengan maksud untuk memenuhi persyaratan HPU ABE dan atau dengan menjanjikan mendapatkan prestasi/ posisi dengan cara singkat, sehingga dimungkinkan merusak citra ABE ataupun menggangu keberlangsungan usaha ABE. b. Menarik dana dari distributor tanpa membeli produk. c. Melakukan jual beli poin dan nilai rabat dengan maksud untuk memenuhi persyaratan HPU. 2. ABE berhak mencabut keanggotaan distributor tanpa peringatan terlebih dahulu terhadap pelanggaran pasal ini. Bagian Keempat Penjualan Produk PASAL Produk-produk ABE tidak boleh dijual dan/ atau dipamerkan ditoko-toko, toko obat, apotek, supermarket, kios-kios, atau tempat-tempat umum lain nya yang serupa, kecuali ditempattempat yang ditunjuk ABE. 2. Harga jual dari semua produk (harga konsumen) ditentukan oleh ABE. Distributor dilarang untuk menjual produk-produk tersebut dengan harga yang lebih rendah dan/ atau harga yang lebih tinggi dari harga konsumen.

18 3. ABE berhak mencabut keanggotaan distributor tanpa peringatan terlebih dahulu terhadap pelanggaran pasal ini. PASAL Distributor dilarang untuk melakukan pembelanjaan produk yang melebihi kewajaran yang bertujuan untuk menimbun produk. 2. Distributor dilarang membelanjakan/ menggunakan/ menjalankan kartu keanggotaan yang bukan atas nama nya sendiri. 3. Kartu keanggotaan distributor dilarang dibelanjakan/ digunakan/ dijalankan oleh orang lain selain diri nya sendiri. 4. ABE berhak mencabut keanggotaan distributor tanpa peringatan terlebih dahulu terhadap pelanggar pasal ini. Bagian Kelima Melakukan Kegiatan Ekspor Impor PASAL 26 Distributor tidak diperkenan kan melakukan kegiatan ekspor-impor segala produk dan atau produk yang dipasarkan ABE (Indonesia), baik dari maupun ke negara lain, ataupun membantu pihak lain untuk melakukan hal tersebut. ABE berhak mencabut keanggotaan distributor tanpa peringatan terlebih dahulu terhadap pelanggar pasal ini dan akan menempuh jalur hukum baik pidana maupun perdata terhadap pelanggar ketentuan ini.

19 BAB VIII Perihal Pelaporan Pengaduan PASAL Laporan pengaduan dapat diajukan oleh seorang distributor yang berkepentingan dan merasa dirugikan oleh ditributor lainnya. 2. Laporan pengaduan harus dilaporkan secara tertulis kepada ABE atau tempat-tempat yang ditunjuk oleh ABE disertai dengan alasan-lasannya dan bukti-bukti yang cukup. 3. Laporang pengaduan yang dapat diajukan hanyalah yang mengenai pelanggaran terhadap peraturan dan kode Etik ABE. 4. ABE menjamin kerahasiaan setiap identitas pengadu/ pelapor. BAB IX Sanksi PASAL ABE berhak sepenuhnya memberikan sanksi maupun melakukan peninjauan kembali atas sanksi yang dikeluarkan apabila dianggap perlu terhadap seorang yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik maupun HPU, baik hal tersebut berdasarkan laporan pengaduan maupun hasil pemeriksaan dari pihak ABE. 2. Dengan pertimbangan atas berat dan ringannya sifat pelanggaran kode etik dan peraturan distributor, pelanggaran dapat dikenakan sanksi berupa: a. Himbauan b. Klarifikasi c. Peringatan

20 d. Pencabutan keanggotaan. 3. Untuk melindungi dan menjaga ketenangan distributor pada umumnya ataupun untuk menjaga keberlangsungan usaha perusahaan akibat perbuatan yang dilakukan distributor yang melanggar kode etik ini, maka perusahaan berhak untuk memberikan sanksi berupa pemberhentian sementara untuk waktu tertentu ataupun pencabutan keaggotaan distributor tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu. 4. Pemberian sanksi berupa pencabutan keanggotaan distributor dilakukan oleh pejabat di Departemen Hukum ABE atau Direksi ABE atau kuasa hukum yang ditunjuk ABE, dan diberitahukan kepada yang bersngkutan dalam bentuk tertulis. 5. Nama anggota dan nomor anggota dari distributor yang dicabut keanggotaannya akan dicantumkan dalam website resmi atau majalah ABE maupun media informasi lainnya yang dikeluarkan resmi oleh ABE. 6. Segala bonus hadiah yang belum diterima tidak akan diberikan kepada yang bersangkutan, dan dinyatakan hangus terhitung sejak tanggal efektif pencabutan. BAB X Penyelesaian Perselisihan PASAL Apabila terjadi perselisihan antara distributor dan ABE mengenai pelaksanaan Peraturan dan Kode Etik ataupun kebijakan lain yang dikeluarkan oleh ABE kepada distributor, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan sesuai dengan prosedur-prosedur hukum serta persyaratan administrasi yang berlaku pada Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Segala keputusan dan ketentuan BANI adalah bersifat mutlak dan bersifat mengikat semua pihak. 2. Segala biaya yang dikeluarkan yang timbul dalam perselisihan tersebut akan ditanggung oleh masing-masing pihak atau mengikuti ketentuan yang telah diatur BANI.

21 BAB XI Penutup PASAL Kode etik dan Peraturan Distributor ini berlaku di wilayah Indonesia terhitung sejak tanggal 01 Mei 2011 sampai dengan adanya perubahan atau pembaruan selanjutnya. 2. Jika sepanjang berlakunya Kode Etik dan Peraturan Distributor ini terdapat perubahan/ kebijakan yang dilakukan ABE, maka perubahan tersebut akan disampaikan melalui website atau majalah resmi ABE atau diumumkan melalui kantor cabang atau Service Centre setempat. 3. Dengan diberlakukan nya Kode Etik dan Peraturan Distributor ini, maka Kode Etik dan Peraturan Distributor yang pernah ada dan berlaku sebelum nya, dinyatakan tidak berlaku lagi. 4. ABE berhak untuk mengambil kebijakan sendiri terhadap hal-hal yang belum diatur dalam Kode Etik dan peraturan Distributor ini. 5. ABE berhak sepenuh nya untuk melakukan perubahan baik penambahan, pengurangan, maupun pembaharuan terhadap Kode Etik dan Peraturan Distributor maupun HPU dari waktu ke waktu demi menjaga kelangsungan usaha ABE. * * * * * * *

BAB I Ketentuan Umum Pasal 1

BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam kode Etik ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan adalah PT. ARSYLA BANGKIT MANDIRI (untuk selanjutnya disebut CMB-AZETER) yang bergerak di bidang usaha perdagangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PASAL 1 KETENTUAN UMUM

PENDAHULUAN PASAL 1 KETENTUAN UMUM PENDAHULUAN Kode Etik dan Peraturan Anggota (yang untuk selanjutnya disebut Kode Etik) ini, berisi semua aturan (Tata Tertib) yang wajib (harus) diikuti oleh setiap Anggota CNI tanpa terkecuali. Setiap

Lebih terperinci

BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1 Istilah-Istilah Dalam Kode Etik :

BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1 Istilah-Istilah Dalam Kode Etik : Pasal 1 Istilah-Istilah Dalam Kode Etik : BAB I Ketentuan Umum 1. PT. Arsyla Bangkit Mandiri (untuk selanjutnya disebut Pibi Pibo) adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan produk, dimana

Lebih terperinci

KODE ETIK Indonesia

KODE ETIK Indonesia KODE ETIK info@pibipibo.co.id 082217600050 Indonesia BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Istilah-Istilah Dalam Kode Etik :. 1. PT. Arsyla Bangkit Mandiri (untuk selanjutnya disebut Pibi Pibo) adalah perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA

PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA I. PENDAHULUAN Peraturan dan kode etik distributor ini disahkan dan ditetapkan oleh PT. Mega Rezeki Indonesia sebagai acuan dan pedoman

Lebih terperinci

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk :

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : KODE ETIK Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : 1. Memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi

Lebih terperinci

LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Kode Etik LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR BAB 1 - PENDAHULUAN BAB 2 - DEFINISI 2.1 Perusahaan 2.2 Distributor 2.3 Masa Keanggotaan 2.4 Bisnis 2.5 Rencana Pemasaran Longrich 2.6 Sales

Lebih terperinci

PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL

PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL KODE ETIK KEMEMBERAN PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL BAB I KETENTUAN UMUM Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan adalah PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL didirikan berdasarkan Hukum Republik

Lebih terperinci

PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia

PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Maksud dan Tujuan Peraturan umum dan kode etik distributor PT. Tridaya Sinergi Indonesia dibuat dengan maksud

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN PT LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA

KODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN PT LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN PT LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 DEFINISI 2.1 Perusahaan 2.2 Distributor 2.3 Masa Keanggotaan 2.4 Bisnis 2.5 Rencana Pemasaran Longrich

Lebih terperinci

Kode Etik Compro Compro Ethical Code

Kode Etik Compro Compro Ethical Code A. PENDAHULUAN Kode etik Affiliate Compro ini adalah suatu rangkaian ketentuan serta prinsip-prinsip tertentu berkaitan dengan hak dan kewajiban serta tanggung jawab seorang Affiliate dalam mengembangkan

Lebih terperinci

KODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1

KODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Perusahaan adalah PT. Flavia Sejahtera Indonesia didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006 T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN

KODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN KODE ETIK DAN PERATURAN PERUSAHAAN A. PENDAHULUAN Kode Etik dan peraturan distributor ini dibuat oleh PT. Classic Pratama sebagai peraturan baku yang berlaku bagi para pelaku usaha penjualan berjenjang

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian 1. Perusahaan Yang dimaksud dengan perusahaan adalah PT. Wahana Insan Nurani dengan Brand Planet Win 369, merupakan

Lebih terperinci

KODE ETIK. Ethical Code

KODE ETIK. Ethical Code KODE ETIK Ethical Code TABLE OF CONTENTS A. PENDAHULUAN... 1 B. DEFINISI... 2 C. MENJADI SEORANG AFFILIATE... 4 D. HAK DAN KEWAJIBAN AFFILIATE... 5 E. KEWAJIBAN PERUSAHAAN... 6 F. SPONSORISASI, AKTIVITAS,

Lebih terperinci

Pasal 2: Penerbitan, Kepemilikan, Penggunaan Kartu Kredit dan PIN 2.1 Penerbitan Kartu Kredit dilakukan Bank berdasarkan permohonan tertulis dari Pemo

Pasal 2: Penerbitan, Kepemilikan, Penggunaan Kartu Kredit dan PIN 2.1 Penerbitan Kartu Kredit dilakukan Bank berdasarkan permohonan tertulis dari Pemo Sebelum menggunakan Kartu Kredit yang diterbitkan oleh PT Bank UOB Indonesia, mohon untuk membaca dengan teliti Syarat dan Ketentuan Kartu Kredit PT Bank UOB Indonesia ( Syarat dan Ketentuan ) ini. Dengan

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG DENGAN

Lebih terperinci

PASAL 2 MAKSUD DAN TUJUAN PERATURAN

PASAL 2 MAKSUD DAN TUJUAN PERATURAN KODE ETIK NU TREND PASAL 1 PENDAHULUAN 1. Kode Etik kebijakan distributor (IBF) ini dibuat oleh PT. NU TREND INTERNATIONAL untuk para distributor (IBF) agar dapat menjalankan bisnis PT. NU TREND INTERNATIONAL

Lebih terperinci

Gn Franchise System Investasi Anda Rp ,- + Membership Rp ,- Memperoleh 3 set Bio Necklace atau 30 btl Gold-G 320 ml atau Produk

Gn Franchise System Investasi Anda Rp ,- + Membership Rp ,- Memperoleh 3 set Bio Necklace atau 30 btl Gold-G 320 ml atau Produk Gn Franchise System Investasi Anda Rp. 2.970.000,- + Membership Rp. 33.000,- Memperoleh 3 set Bio Necklace atau 30 btl Gold-G 320 ml atau Produk lain.. LB, DB & INCENTIVE U Level Bonus LB @ Rp 60.000 2

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KODE ETIK STOCKIST PT. HANITA ARTHA NUSANTARA

PERATURAN DAN KODE ETIK STOCKIST PT. HANITA ARTHA NUSANTARA PERATURAN DAN KODE ETIK STOCKIST PT. HANITA ARTHA NUSANTARA Pasal 1 Perusahaan 1. PT. Hanita Arta Nusantara (PT.HAN) adalah badan hukum perseroan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006 T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan)

TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan) TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan) PT. BUMSS merupakan perusahaan resmi berbasis keagenan Tour Travel dan Multi Bisnis yang berbadan hukum, berkantor pusat di Jalan Ngagel Jaya Utara no 150 Surabaya,

Lebih terperinci

PERJANJIAN CLASSIC MOBILE STOCKIST (CMS) SURAT KERJASAMA CLASSIC MOBILE STOCKIST

PERJANJIAN CLASSIC MOBILE STOCKIST (CMS) SURAT KERJASAMA CLASSIC MOBILE STOCKIST PERJANJIAN SURAT KERJASAMA CLASSIC MOBILE STOCKIST Pada hari ini,..., tanggal..., yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : Irwandra The Jabatan : Direktur Utama Perusahaan : PT. Classic Pratama Untuk

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PPKE MEMBER CJDW NETWORK ( Peraturan Perusahaan dan Kode Etik )

PPKE MEMBER CJDW NETWORK ( Peraturan Perusahaan dan Kode Etik ) PPKE MEMBER CJDW NETWORK ( Peraturan Perusahaan dan Kode Etik ) PT.CENTRAL JAVA DAYA WIGUNA INDONESIA Call Centre : 0271-624388 Fax : 0271-623999 Sms Centre : 087836699888 Email : cso@cjdwnetwork.com Website

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN PT. SUMBER PESONA INDONESIA

SYARAT DAN KETENTUAN PT. SUMBER PESONA INDONESIA SYARAT DAN KETENTUAN PT. SUMBER PESONA INDONESIA PENDAHULUAN PT. SUMBER PESONA INDONESIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kecantikan dan akan mewujudkan visi dan misi dengan bekerjasama dengan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KODE ETIK 4GMTX (PT. CATUR GLOBAL MATRIX)

PERATURAN DAN KODE ETIK 4GMTX (PT. CATUR GLOBAL MATRIX) PERATURAN DAN KODE ETIK 4GMTX (PT. CATUR GLOBAL MATRIX) I. PENDAHULUAN Peraturan dan Kode Etik ini mengatur mengenai hubungan hukum dan persetujuan atau kesepakatan antara PT. Catur Global Matrix (selanjutnya

Lebih terperinci

PERSETUJUAN MASTER STOCKIST

PERSETUJUAN MASTER STOCKIST PERSETUJUAN MASTER STOCKIST Nama Lengkap : No. KTP : Nama Stockist : Nama Akun : Alamat Stockist : Perjanjian ini dibuat pada hari ini... antara nama master stockist yang disebutkan di atas (selanjutnya

Lebih terperinci

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang 1 PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang membuka akun Mitra Santara (MS) di Santara, selanjutnya akan disebut sebagai Mitra Santara. Keduanya disebut sebagai

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekayaan budaya dan etnis bangsa

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA BAB I KETENTUAN UMUM 1. DEFINISI Dalam Kode Etik Tenaga Pemasar ini, yang dimaksud dengan: a. AAJI adalah Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. b.

Lebih terperinci

PERJANJIAN MASTER CLASSIC SURAT KERJASAMA

PERJANJIAN MASTER CLASSIC SURAT KERJASAMA PERJANJIAN SURAT KERJASAMA MASTER CLASSIC Pada hari ini,..., tanggal..., yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : Irwandra The Jabatan : Direktur Utama Perusahaan : PT. Classic Pratama Untuk selanjutnya

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak ) PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari dan tanggal yang disebutkan dalam Lampiran I Perjanjian ini, oleh dan antara: 1. Koperasi Sahabat Sejahtera Anda, suatu koperasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO NO: 1 / 1 / PBSMR / 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN BADAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO NO: 1 / 1 / PBSMR / 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO PERATURAN BADAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO NO: 1 / 1 / PBSMR / 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO DEWAN BADAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN KODE ETIK USAHA CHI FRANCHISE OWNER

KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN KODE ETIK USAHA CHI FRANCHISE OWNER KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN KODE ETIK USAHA CHI FRANCHISE OWNER PENDAHULUAN Kebijakan Perusahaan dan Kode Etik Usaha yang untuk selanjutnya disebut Peraturan ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN MITRA PT. NAMORA ERA WIRA

KODE ETIK DAN PERATURAN MITRA PT. NAMORA ERA WIRA KODE ETIK DAN PERATURAN MITRA PT. NAMORA ERA WIRA JAKARTA 1 OKTOBER 2014 DAFTAR ISI Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM SYARAT DAN KETENTUAN DI BAWAH INI HARUS DIBACA SEBELUM MENGGUNAKAN WEBSITE INI. PENGGUNAAN WEBSITE INI MENUNJUKKAN PENERIMAAN DAN KEPATUHAN TERHADAP SYARAT DAN KETENTUAN DI BAWAH INI SYARAT DAN KETENTUAN

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Kartu Kredit Chartered Bank

Syarat dan Ketentuan Umum Kartu Kredit Chartered Bank Syarat dan Ketentuan Umum Kartu Kredit Chartered Bank PASAL 1: DEFINISI 1.1 Standard Chartered Bank: adalah suatu lembaga perbankan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Inggris, dalam hal ini bertindak

Lebih terperinci

PERJANJIAN RESMI USAHA PERDAGANGAN MEMBER PARTNERSHIP ONLINE RORO MENDUT (MAGICSKIN)

PERJANJIAN RESMI USAHA PERDAGANGAN MEMBER PARTNERSHIP ONLINE RORO MENDUT (MAGICSKIN) PERJANJIAN RESMI USAHA PERDAGANGAN MEMBER PARTNERSHIP ONLINE RORO MENDUT (MAGICSKIN) Perjanjian ini dibuat oleh dan antara Nama : RITA NOOR RIZQI AGUSTINA Jabatan : Persero aktif (CEO / direktur utama)

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank (berikut semua lampiran, dan/atau perubahannya

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KETENTUAN BERLANGGANAN

KETENTUAN BERLANGGANAN KETENTUAN BERLANGGANAN Pasal 1 Definisi 1. Ketentuan Berlangganan adalah ketentuan yang wajib dipatuhi baik oleh Mitra maupun D&K sehubungan dengan pelayanan PEMBUKAAN AKSES ONLINE PAYMENT POINT berdasarkan

Lebih terperinci

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum untuk Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth 1. Definisi Syarat dan Ketentuan Umum ANGSURAN adalah suatu

Lebih terperinci

HAK GUNA PAKAI PRODUKTIF

HAK GUNA PAKAI PRODUKTIF HAK GUNA PAKAI PRODUKTIF Indonesia Berbisnis Credit Company AKTA KONTRAK IBis 54 Pro Sepeda Motor / Mobil NO : HGP / II / 48 / DPK / 2015 Kami yang bertandatangan dibawah ini : Mewakili Indonesia Berbisnis

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN STOCKIST BARU

PANDUAN PENGAJUAN STOCKIST BARU PANDUAN PENGAJUAN STOCKIST BARU Pengertian STOCKIST Stockist Adalah Mitra Usaha dari PT. GENUSA MEDIA ARTHA yang bersedia mengembangkan bisnis, pembinaan dan memberikan pelayanan distribusi produk dari

Lebih terperinci

Persyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI

Persyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI Persyaratan dan Ketentuan Dengan menggunakan kartu, berarti Anda telah memahami, menerima, dan terikat pada ketentuan dan syarat yang tercantum berikut ini. Pasal 1. DEFINISI 1.1 BANK MEGA CARD CENTER

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar No.396, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Reksa Dana. Penjual. Agen. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5653) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP) SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Pasal 12 ayat (1) dan (2)

Pasal 12 ayat (1) dan (2) SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS PERBANKAN COMMERCIAL NO. PASAL SEMULA MENJADI PERATURAN OJK YANG DIGUNAKAN 1. Halaman 1 Syarat dan Ketentuan Umum Syarat dan Ketentuan Umum Pasal 20 ayat (1)

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n 2 000 Tentang Desain Industri DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu

Lebih terperinci

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

MoU STOCKIST/ SUB STOCKIST

MoU STOCKIST/ SUB STOCKIST MoU STOCKIST/ SUB STOCKIST PT.CENTRAL JAVA DAYA WIGUNA INDONESIA Call Centre : 500699/ 0271-500699 (via ponsel) Fax : 0271-623999 Sms Centre : 087836699888 Email : cso@oxycjdw.co.id Website : www.oxycjdw.co.id

Lebih terperinci

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria KERANGKA RPMK AKTUARIS Kerangka RPMK Aktuaris BAB I Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga BAB II BAB III Bagian Kesatu Bagian Kedua BAB IV Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga Bagian Keempat Bagian

Lebih terperinci

FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA)

FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA) FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA) Dokumen ini terdiri dari lima bagian: (A) Definisi, (B) Perjanjian Distributor, (C) Perjanjian Pembelian Produk Di Negara Tempat Tinggal, (D) Perjanjian Arbitrase Yang

Lebih terperinci

01 INFORMASI PRIBADI (Harap diisi dengan huruf cetak atau diketik)

01 INFORMASI PRIBADI (Harap diisi dengan huruf cetak atau diketik) Manulife Indonesia Sampoerna Strategic Square, South Tower Jl. Jend Sudirman Kav. 4546 Jakarta 12930 T. (021) 2555 7777 F. (021) 2555 2226 Email: cs_dplkgs_id@manulife.com www.manulifeindonesia.com MyLifeManulife

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2016 KEUANGAN OJK. Efek. Perantara. Agen. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5896). PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.04/2013 TENTANG TOKO BEBAS BEA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.04/2013 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.04/2013 TENTANG TOKO BEBAS BEA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.289, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Penilai. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6157) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/12.2014 TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT PENGURUS BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa perbedaan pendapat

Lebih terperinci

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut:

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: SYARAT & KETENTUAN Safe Deposit Box A. DEFINISI Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: 1. Anak Kunci

Lebih terperinci

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti sebagai berikut: a. "Angsuran" adalah besar pembayaran

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan

Lebih terperinci

PENJUALAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN SECARA ONLINE DAN MULTI LEVEL MARKETING

PENJUALAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN SECARA ONLINE DAN MULTI LEVEL MARKETING PENJUALAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN SECARA ONLINE DAN MULTI LEVEL MARKETING Disampaikan oleh: IRIANI PRAMUDYANINGSIH, S.SOS., M.SI. KASUBDIT KELEMBAGAAN DAN PENGUATAN USAHA DIREKTORAT BINA

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan DanaKu Laku Pandai

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan DanaKu Laku Pandai SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan DanaKu Laku Pandai I. DEFINISI Dalam Syarat dan Ketentuan Umum ini, kata-kata berikut akan memiliki arti sebagaimana dicantumkan dibawah ini kecuali menurut konteksnya

Lebih terperinci

Kebijakan & Prosedur

Kebijakan & Prosedur Kebijakan & Prosedur 5/16 IND Pendahuluan Sebagai Distributor Independen dalam program PT. Reliv Indonesia. (selanjutnya disebut sebagai program Reliv ), Anda wajib memahami dan mematuhi Kebijakan dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN

SYARAT DAN KETENTUAN SYARAT DAN KETENTUAN 1. DEFINISI (1) Bank adalah PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk., yang berkantor pusat di Bandung, dan dalam hal ini bertindak melalui kantor-kantor cabangnya, meliputi kantor cabang,

Lebih terperinci

KODE ETIK, PERATURAN DAN TATA TERTIB PERUSAHAAN JoyBiz Revisi 2. KODE ETIK PERUSAHAAN JoyBiz

KODE ETIK, PERATURAN DAN TATA TERTIB PERUSAHAAN JoyBiz Revisi 2. KODE ETIK PERUSAHAAN JoyBiz KODE ETIK, PERATURAN DAN TATA TERTIB PERUSAHAAN JoyBiz Revisi 2 KODE ETIK PERUSAHAAN JoyBiz Kode Etik JoyBiz berisi panduan prinsip-prinsip etika dalam berinteraksi antara para pelaku kegiatan, untuk dapat

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Living, Breathing Asia SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Dana Bantuan Sahabat telah disetujui. Harap membaca Syarat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB IX HUBUNGAN KERJA Pasal 50 Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh. Pasal 51 1. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN [LN 2007/85, TLN 4740] 46. Ketentuan Pasal 36A diubah sehingga

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 243, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci