Alat Ukur Kepribadian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Alat Ukur Kepribadian"

Transkripsi

1 Kita telah membahas mengenai metode pengukuran kepribadian. Dalam melakukan pengukuran kepribadian, kita membutuhkan alat ukur kepribadian. Alat ukur tersebut dapat berupa panduan wawancara, panduan observasi, inventori ataupun tes proyeksi kepribadian. Pada pertemuan yang lalu, kita sudah belajar mengenai berbagai jenis alat ukur kepribadian berbentuk inventori. Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas mengenai alat ukur kepribadian berbentuk proyektif. Alat Ukur Kepribadian Bentuk Inventori Bentuk Proyektif Woodworth Personal, Beck Inventories, MBTI, MMPI, 16 PF, MCMI, EPPS TAT, CAT, Rorschach, DAM, DAT, HTP, Wartegg, SSCT Dalam mengungkap kepribadian seorang manusia, menggunakan alat ukur kepribadian berbentuk inventori akan sangat memudahkan dan efisien dari segi waktu. Namun, inventori memiliki salah satu kelemahan, bahwa pada individu tertentu ada kecurangan atau ketidakjujuran dalam memberikan respon atau jawaban. Oleh karena itu, muncullah alat ukur kepribadian berbentuk proyektif. Dalam alat ukur kepribadian berbentuk proyektif, aspek kepribadian yang ingin diungkap tidak ditanyakan secara langsung kepada testee, karena : (1) Tidak semua orang dapat mengkomunikasikan dengan jelas ide dan sikap yang ada dalam kesadaran ; (2) Banyak hal yang tidak disadari oleh seseorang, yang tidak mampu untuk dikemukakannya. Oleh karena itu, untuk mengungkap kepribadian, diperlukan stimulus sebagai sarana proyeksi. Asumsinya dari penggunaan stimulus tersebut adalah : (a) Testee akan menginterpretasikan stimulus berdasarkan pengalaman masa lalu dan kebutuhan masa kini ; (b) Testee membuat cerita dengan mengingat pengalaman dan mengekspresikan kesenangan/ketidaksenangan, kebutuhan secara sadar/tidak sadar. 1

2 Proyeksi memiliki dua arti, yaitu : (1) Secara umum, kata proyeksi dikaitkan dengan alat yang bernama proyektor, sehingga proyeksi artinya mengeluarkan gambar dari proyektor ke suatu layar proyeksi ; (2) Menurut Freud, proyeksi adalah suatu proses psikopatologis. Proyeksi merupakan satu di antara mekanisme pertahanan diri yang banyak terjadi pada individu, yaitu kecenderungan melakukan eksternalisasi dari dorongan yang tidak dapat diterima dan tidak disadari oleh diri sendiri. Pada tahun 1939, Frank memperkenalkan istilah teknik proyeksi untuk prosedur pemeriksaan psikologi. Dalam teknik proyeksi ini, stimulus yang diberikan adalah stimulus ambigu atau tidak jelas. Asumsi diberikannya stimulus yang ambigu adalah bahwa cara individu mempersepsikan stimulus ambigu akan tergantung pada proses berpikir, kebutuhan, kecemasan, konflik, atau perasaan yang terjadi dalam diri mereka. Selain ambigu, stimulus yang diberikan kepada subjek merupakan stimulus tidak berstruktur. Stimulus tidak berstruktur ini menuntut subjek untuk mendeskripsikan, melengkapi, menceritakan, atau merespon dengan beberapa cara yang berbeda. Stimulus tidak berstruktur menyebabkan semakin luasnya kemungkinan jawaban yang diberikan subyek dan jawaban ini mengandung hal penting dari kepribadian subyek. Untuk mencapai tujuan ini, maka instruksi yang diberikan kepada subjek, hanyalah instruksi yang umum dan singkat. Stimulus ambigu dan tidak berstruktur inilah yang menjadi sifat khas dari pengukuran kepribadian dengan teknik proyektif. Sebuah stimulus yang semakin ambigu dan tidak berstruktur, maka semakin kecil kemungkinan subjek untuk bersikap defensif dalam memaparkan dirinya secara tidak sadar. Kekuatan dari teknik proyeksi adalah dapat menjangkau lapisan-lapisan yang lebih dalam dari kepribadian, yaitu yang tidak disadari subjek. Artinya, teknik ini sangat efektif untuk mengungkapkan aspek kepribadian yang tertutup, laten, atau tak sadar. Sedangkan kelemahan teknik proyeksi adalah : (1) Tidak seobyektif dan seakurat tes kognitif ; (2) Stimulus yang tidak terstruktur menyebabkan kesulitan dalam membuat penilaian ; (3) Akibat masalah penilaian, kebanyakan tehnik proyeksi tidak memenuhi standar konvensional dari validitas dan reliabilitas. Perkembangan teknik proyeksi pada tahun ini sangat dipengaruhi oleh teori psikoanalisa. Hal ini disebabkan karena pada masa itu, teori psikoanalisa merupakan teori yang sangat kuat pada bidang psikologi dan psikiatri. Pada awalnya, penggunaan teknik proyeksi hanya terbatas di bidang klinis dan dilakukan secara individual. Namun, 2

3 dengan berkembangnya ilmu psikologi, ilmu lain, dan teknologi yang pesat, maka teknik ini dapat diterapkan pada bidang lain dan dilakukan secara klasikal atau kelompok. Menurut Bellak, tes proyeksi terbagi atas lima kategori, yaitu : (1) Metode yang didasarkan pada isi. Metode ini berkaitan dengan apa yang dikatakan oleh subjek. Contohnya adalah TAT, CAT, inquiri dari Rorschach ; (2) Studi terhadap aspek ekspresif, yaitu bagaimana subjek mengatakan atau melakukan sesuatu. Contohnya adalah Rorschach dan Grafologi ; (3) Fungsi Gestalt, fungsi ini terlihat apakah subjek dapat melihat gambar sebagai suatu keseluruhan atau mengabaikan bagian tertentu dari gambar. Contoh, TAT, CAT, Rorschach, Bender Gestalt ; (4) Body image atau self image, yaitu bagaimana subjek melihat dirinya. Contoh, DAP, DAT, TAT, CAT, Rorschach ; (5) Metode memilih (preference), jika sesuatu yang dipilih oleh subjek, maka itu adalah indikator dari kepribadian dirinya. Contoh, Tes Szondi. Menurut Anastasi (2007), teknik proyeksi terbagi atas : Pertama, Teknik Noda Tinta, yaitu teknik proyeksi yang menggunakan noda tinta. Misalnya Tes Rorschach, Sistem Komprehensif Exner, Teknik Noda Tinta Holtzman. Kedua, Teknik Gambar (Pictorial), yaitu teknik yang menggunakan gambar orang atau hewan sebagai stimulus. Misalnya TAT, CAT, Tell Me A Story, Gerontological Apperception Test, Rosenzweig Picture Frustration Study. Ketiga, Teknik Verbal, yaitu teknik yang menggunakan kata-kata secara keseluruhan sebagai sebuah stimulus. Misalnya, SSCT, FSCT. Keempat, Teknik Kinerja, yaitu sebuah teknik yang memberikan kesempatan subjek untuk mengungkapkan diri melalui sebuah aktivitas tertentu. Misalnya, DAM, DAT, Wartegg. Teknik Proyeksi Noda Tinta Pictorial Teknik Verbal Teknik Kinerja Rorschach, Sistem Komprehensif Exner, Holtzman TAT, CAT, GAT, Tell Me A Story, Rosenzweig Picture SSCT, FSCT Tes Grafis : DAM, DAT, HTP, Wartegg Teknik ini tidak akan dipelajari dalam satu pertemuan. Dalam pertemuan ini, kita akan membahas Teknik Kinerja (Draw A Man, Draw A Tree, HouseTreePerson, Wartegg). 3

4 SEJARAH PERKEMBANGAN TES GRAFIS Pada akhir abad 19, Fechne, Wundt dan Ebbinghaus merupakan psikiater di bidang gangguan mental, yang mempengaruhi teknik untuk melakukan asesmen klinis terhadap para pasiennya. Dalam pengukuran kepribadian, Tes Grafis muncul sebagai salah satu jenis tes kepribadian bentuk proyektif. Tes Grafis ini berkembang pada awal abad 20, walaupun pada beberapa dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda tangan dan coretan manusia yang dapat diintepretasikan. Dalam bidang Grafologi, muncul tokoh penting seperti Goodenough, Machover, Moch, Kinget, Wartegg dan yang lainnya. Bidang Grafologi ini terus berkembang hingga saat ini, untuk mengungkap proyeksi dari grafis, baik dengan metode kualitatif maupun kuantitatif. DRAW A MAN / DRAW A PERSON Ada dua jenis utama tes grafis menggambar orang, yaitu : a. Berdasarkan Teori Goodenough-Harris. Tes Goodenough-Harris mengungkap kemampuan IQ, dengan dasar bahwa sebelum orang dapat membaca dan menulis, maka yang dilakukan adalah menggambar atau melakukan coretan. Tes ini meminta subjek untuk menggambar figur manusia, karena adanya asumsi bahwa gambar yang mudah dikenali dari suatu objek adalah bentuk manusia dan semenjak dini individu sudah seringkali menggambar orang dibandingkan menggambar bentuk atau objek lain. Menurut Florence Laura Goodenough, individu melakukan coretan karena adanya proses mental berdasarkan perkembangan intelektual. Menurut Goodenough, gambaran anak kecil terkait erat antara konsep perkembangan mental dan kemampuan intelegensi secara umum. Goresan atau coretan anak lebih menunjukkan ekspresi diri dibandingkan keindahan. Gambar yang dibuat cenderung apa yang diketahui dan bukan apa yang dilihat. Dasar tersebut merupakan landasan perkembangan intelegensi dan mental anak yang dapat diamati mengacu pada standar normatif yang harus dibuat. Pada versi Goodenough, subjek diminta menggambar satu figur manusia dan dinilai dalam 53 aspek. Aspek yang muncul akan diberi nilai 1, jika tidak muncul diberi nilai 0. Nilai total yang diperoleh akan 4

5 dikonversikan ke norma sesuai usia dan menghasilkan nilai IQ. Harris merevisi tes menjadi tes Goodenough-Harris. Harris menguatkan aspek penting yang belum selesai dikembangkan oleh Goodenough. Skala penting yang ditambahkan oleh Harris adalah tema yang dapat diamati pada fase remaja. Pada versi ini, subjek diminta menggambar tiga gambar yaitu : laki-laki, perempuan dan diri sendiri. Aspek yang dinilai berjumlah 73. Nilai total dikonversikan ke norma sesuai usia. Tes ini dipakai untuk melihat perkembangan mental anak dan mengukur IQ remaja. Tes ini mudah digunakan dibandingkan Binet atau tes Weschler. Aspek-aspek yang ada pada tes ini antara lain adalah : kepala, kaki, tangan, tubuh, bahu, leher, muka, telinga, kening, mata, bulu mata, pupil, dagu, hidung, mulut, bibir, lubang hidung, rambut, pakaian, bagian-bagian pakaian, jari, lengan, tumit, dll. Gambar di bawah ini merupakan Proses perkembangan goresan dari 2 tahun sampai 6 tahun b. Berdasarkan teori Machover (1949). Versi Machover lebih mengungkap kondisi psikis berdasarkan teori psikoanalisa. Machover berasumsi bahwa individu menggambar orang adalah cerminan atau persepsi diri dengan berbagai atribut yang melatarbelakangi. Ada aspek yang dapat diintepretasikan dari hasil coretan, yaitu : (i) bagaimana cara subjek menggambar ; (ii) bagaimana posisi gambar ; (iii) ruang yang dipakai subjek, apakah figur ditempatkan di bagian atas, bawah, kanan atau kiri dari kertas ; (iv) gerak, apakah subjek menggambar dengan tekanan, arsiran, atau bayangan ; (v) bentuk gambar, yaitu seberapa berkualitas proporsi figur yang digambar, detil, penyimpangan objek dan penggabungan berbagai objek dalam satu kesatuan objek manusia ; (vi) ukuran gambar, ukuran gambar proporsional menunjukkan refleksi langsung dari penilaian diri subjek, sehingga gambar yang terlalu besar menunjukkan agresi atau dominasi, sedangkan figur yang terlalu kecil terkait erat dengan ketidakpercayaan diri, rasa rendah diri dengan lingkungan sosial. Namun, perlu diperhatikan, bahwa representasi gambar terlalu besar bukan hanya aktualitas dari keinginan dominasi atau agresi, tetapi dapat terjadi karena ada faktor tidak adekuat yang muncul yaitu kompensasi dari rendah diri. Selanjutnya, kita akan membahas detil mengenai bagian objek manusia itu. 5

6 Kepala. Dalam psikoanalisa, kepala diartikan sebagai super-ego, pusat kendali diri terhadap aturan agama, sosial, keluarga, atau hukum. Simbolisasi kepala dapat melihat bagaimana individu menghadapi atau membawa diri dalam lingkungan. Kepala dianggap sebagai simbol intelektualitas, fantasi, kematangan, dan eksistensi diri. Jika orang menarik diri dari sosial cenderung mengabaikan kepala. Hidung yang tidak proporsional dapat dikatakan memiliki simtom waham grande. Penguatan di bagian mata menunjukkan subjek mencoba mendapat perhatian lebih dari lingkungan. Penekanan pada bibir menunjukkan kebutuhan berkomunikasi atau keinginan menonjol di lingkungan. Hidung dan mulut adalah fase perkembangan awal pada tahap oral dan anal. Ketidakadekuatan hidung dan mulut menunjukkan kecemasan karena pada fase akhir oral dan anal, individu mulai mengenal rasa cemas. Leher. Leher diartikan sebagai penghubung super-ego dengan ego dan id. Gambar leher yang kokoh menunjukkan adanya kontrol diri antara super-ego dan dorongan diri. Penekanan pada leher menunjukkan subjek merasa cemas atau terkekang terhadap hal-hal yang belum diselesaikan. Objek kecemasan perlu dihubungkan dengan objek lain dari keseluruhan gambar. Badan. Badan menunjukkan pusat kesadaran diri. Pada coretan subjek dewasa akan terdapat aksesoris seperti, kancing baju, saku, sabuk, dasi. Aksesoris menunjukkan adanya kebutuhan berbeda. Dasi menunjukkan subjek ingin sukses bekerja atau menunjukkan status sosial lebih tinggi dibandingkan saat ini. Cincin, jam, kalung, gelang menunjukkan kebutuhan akan harta. Bahu. Bahu menunjukkan kekuatan fisik. Ketiadaan bahu berarti adanya ketidakberdayaan subjek terhadap hal yang terkait dengan kondisi fisik. Selain itu, ketiadaan bahu menunjukkan gejala gangguan otak (namun hal ini perlu didukung dengan sumber data lain). Lengan dan tangan. Lengan dan tangan yang terbuka atau tertutup menunjukkan keterbukaan atau ketertutupan dalam menghadapi lingkungan. Tangan yang memegang benda tertentu dan terjadi penguatan pada benda menunjukkan dorongan untuk menguasai. Kepalan tangan menunjukkan dendam atau dorongan untuk menyelesaikan sesuatu. Tangan disembunyikan atau disimpan dalam saku menunjukkan ketertutupan. Kaki dan Tungkai. Kaki menunjukkan kestabilan dalam membawa diri. Ketiadaan tungkai atau kaki menunjukkan subjek tidak aman atau nyaman dengan kondisi. Kaki dengan aktivitas menunjukkan subjek memiliki dorongan untuk berubah terhadap beragam situasi. Gambar stick-man. Gambar stick-man menunjukkan regresi atau ketidakmatangan perkembangan mental tertentu. Tidak adanya representasi super-ego dan ego menjadikan subjek membuat figur dasar berupa coretan-coretan yang merepresentasikan id. 6

7 DRAW A TREE Draw a Tree dikembangkan oleh Karl Koch. Materi yang digunakan dalam tes ini adalah kertas A4 80gr, pensil HB, alas menggambar yang licin dan keras. Instruksi yang diberikan pada tes ini adalah Gambarlah pohon, kecuali pohon cemara, randu, kelompok palma, bambu. Mengapa subjek diminta menggambarkan pohon? Tanaman memiliki sistem terbuka, yaitu pertumbuhan yang menuju keluar. Segala sesuatu terjadi di permukaan, dibentuk dibawah kulit dan ujung-ujung tunasnya. Keberadaan tanaman adalah gerakan hidup keluar, usaha menjauhi zone pertumbuhan pusat. Hanya pohon yang memperlihatkan kondisi ini. Pohon tidak pernah berhenti berkembang, melainkan tumbuh sempurna, berbunga, berbuah kemudian mati. --- Manusia merupakan sistem tertutup. Hidup fisik diarahkan kedalam. Semua organ sudah ada sejak awal. Dalam tubuh semua organ diberi makanan (darah), sepanjang hidup. Dalam eksistensi manusia, segala sesuatu bergerak ke dalam dan dikendalikan organ pusat. --- Gambar pohon yang dibuat manusia merupakan sekresi dari yang ada di dalam. Gerak keluar menjadi bentuk yang menyerupai manusia, namun dengan sifat yang berbeda. Ini yang dikatakan sebagai proyeksi dari psyche. Dalam melakukan interpretasi gambar, perlu diperhatikan usia dan latar belakang subjek. Kematangan usia menentukan bentuk objek yang digambar. Latar belakang subjek cenderung berpengaruh dengan jenis pohon yang digambar. Ukuran terkait dengan kertas. Ukuran gambar kecil menunjukkan kecenderungan berhati-hati dan teliti. Sedangkan ukuran gambar besar menunjukkan ambisi yang besar. Kualitas garis. Goresan kuat menunjukkan sisi agresi dan pemenuhan diri. Goresan lembut menunjukkan kehalusan, ketertutupan, dan ketenangan diri. Goresan berulang-ulang, menunjukkan keraguan atau kecemasan. Penempatan objek. Objek ditempatkan di bagian atas menunjukkan adanya dorongan dalam hidup. Objek ditempatkan di bagian bawah menunjukkan pribadi yang realistis dan praktis. Objek ditempatkan di bagian tengah menunjukkan pribadi yang dapat mengatur diri sesuai kemampuan dengan situasi sekitar. Detil objek. Gambar memiliki sedikit garis atau hanya garis utama menunjukkan subjek berpikir secara konseptual dan memandang secara keseluruhan. Gambar memiliki banyak garis menunjukkan subjek memiliki perhatian terhadap detil. Penampakan gambar. Gambar yang tinggi menunjukkan harapan yang tinggi. Gambar yang menguat di bagian atas menunjukkan ambisius atau energik. Gambar yang pendek lebar menunjukkan adanya kestabilan dan konsistensi. Gambar yang tertiup angin menunjukkan dorongan untuk bergerak. 7

8 Dasar. Munculnya dasar tanah menunjukkan rasa aman dan perencanaan. Adanya tanah menunjukkan kebahagiaan. Dasar pohon digambarkan pada pot menunjukkan keinginan untuk berubah. Dasar pohon digambarkan di lembah menunjukkan dorongan untuk diperhatikan. Akar. Kuatnya akar menunjukkan dorongan id yang kuat dan harus dihadapi. Munculnya akar yang kuat menunjukkan konflik atau kecemasan, karena subjek harus mengekang dorongan itu yang direpresentasikan dengan kuatnya gambar batang pohon. Pangkal Batang. Kemiringan dalam pangkal batang menunjukkan hambatan pada fase awal perkembangan pribadi. Batang. Adanya gambar batang menunjukkan dorongan menonjolkan diri. Terlalu kuatnya garis atau tekanan pada batang menunjukkan agresi atau kecenderungan untuk mendominasi sosial. Bayangan objek. Bayangan terhadap objek menunjukkan keadaan emosional yang ingin disampaikan. Kualitas bayangan yang lembut menunjukkan kepekaan terhadap sosial, namun bayangan cenderung gelap menunjukkan kecemasan. Dahan. Dahan menunjukkan perkembangan yang belum sempurna terhadap sikap sehari-hari subjek dengan lingkungan. Mahkota. Mahkota menunjukkan adanya penerimaan individu terhadap norma dan aturan. Mahkota juga menggambarkan keterbukaan atau ketertutupan dalam menghadapi lingkungan. HOUSE TREE PERSON (1948) dan KINETIC DRAWING SYSTEM FOR FAMILY AND SCHOOL House Tree Person dikembangkan oleh JN, Buck dan WL Warren dari Western Psychological Services. Tes ini variasi dari tes DAP. Buck berasumsi bahwa, selain manusia, pohon dan rumah juga memiliki arti simbolis. Pada tes ini, subjek diminta untuk membuat gambar bebas tanpa ukuran berupa rumah, pohon, dan orang. Kinetic Drawing System for Family and School dikembangkan oleh HM. Knoff dan HT Prout dari Western Psychological Services. Tes ini ditujukan untuk anak-anak dan remaja. Pada tes ini, subjek diminta menggambar keluarganya yang sedang mengerjakan sesuatu. Setelah gambar selesai, subjek diminta untuk : (1) mengidentifikasi tiap anggota keluarga pada gambar itu ; (2) mendeskripsikan apa yang dilakukan anggota keluarga dalam gambar itu dan mengapa mereka melakukannya ; (3) menjelaskan hubungan antar anggota keluarga itu. Prosedur ini dapat diterapkan juga pada konteks sekolah. 8

9 WARTEGG (Drawing Completion Test) Pada awalnya, tes ini dikembangkan oleh Krueger dan Sander dari Leipzig University dengan paham Ganzheit Psychologie atau Wholistic Psychology atau Psikologi Gestalt. Kemudian, pengembangan selanjutnya dilakukan oleh Ehrig Wartegg dan Kinget. Tes Wartegg yang sering disajikan di Indonesia merupakan versi dari Kinget. Tes ini terdiri empat deret kotak di bagian atas dan empat deret kotak di bagian bawah dengan ukuran 1,5 x 1,5 inchi. Masing-masing kotak terdiri dari pola tertentu berupa titik, garis lengkung, garis kaku. Kinget berasumsi bahwa delapan stimulus dapat memberi sarana bagi subjek untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai nilai yang relevan. Dengan demikian, tester dapat melakukan diagnosa dari respon subjek. Sander menyatakan bahwa goresan dapat menunjukkan empat aspek. Pertama, Emosi. Emosi terbagi dua yaitu terbuka (outgoing) dan tertutup (seclusive). Kedua, Imajinasi. Imajinasi Kombinasi didasarkan pada persepsi dan penerimaan berbagai hubungan realitas yang ada. Imajinasi Kreatif didasarkan pada tidak adanya hubungan antara realitas dengan fantasi pribadi. Ketiga, Intelektual. Inteligensi Praktis menekankan pada pola pikir sistematis, fakta, dan realitas konkret. Inteligensi Spekulatif menekankan pada prinsip. Keempat, Aktivitas. Aktivitas Dinamis menunjukkan individu siap mengeksplorasi dan antusias untuk pemenuhan kebutuhan diri. Aktivitas Terkontrol menunjukkan subjek lebih stabil dalam setiap pilihan dan tindakan. Ada tiga tahap penting untuk melakukan interpretasi dalam tes Wartegg, yaitu : 1. Stimulus Drawing Relation, yaitu melihat hubungan gambar subjek dengan stimulus yang ada, apakah stimulus menjadi bagian dari gambar atau terlepas dari gambar. SDR membantu tester untuk melihat persepsi dan afeksi subjek. 2. Content, yaitu melihat isi gambar subjek. Suatu gambar mempunyai isi atau makna jika mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat. Content membantu tester melihat kecenderungan minat dan pikiran dari subjek. 3. Execution, yaitu melihat bagaimana cara subjek membuat gambar. Hal itu dapat dilakukan dengan melihat bagaimana ukuran gambar, kualitas garis, dll). 9

10 Stimulus Drawing Relation 1. Titik. Titik merupakan stimulus kecil dan mudah terabaikan. Munculnya respon terhadap titik menunjukkan kepekaan, emosi stabil, spontan, dan detil. Tidak adanya respon terhadap titik menunjukkan ketegangan, rasa tidak aman, emosi labil dan kurang perhatian. 2. Wavy line. Munculnya respon menunjukkan hubungan sosial memadai. Tidak adanya respon menunjukkan keterasingan, ketegangan dan kecemasan, tidak aman dan hambatan afeksi. 3. Tiga garis vertikal menaik. Munculnya respon menunjukkan keinginan untuk maju, dan stabil. Tidak adanya respon menunjukkan kurang aktif, dan rendahnya self-esteem. 4. Kotak hitam. Munculnya respon menunjukkan solid, statis, kaku dan mampu berpikir faktual. Tidak munculnya respon menunjukkan kurang realistik dan praktis dalam berpikir. 5. Dua garis hampir menyilang. Munculnya respon menunjukkan mampu berpikir faktual, teoritis, kompetitif dan ambisius. Tidak adanya respon menunjukkan pola pikir praktis, kurang aktif, dan kurang konsisten. 6. Garis horisontal dan vertikal. Munculnya respon menunjukkan mampu berpikir faktual, teoritis, kompetitif dan ambisius. Tidak adanya respon menunjukkan pola pikir praktis, kurang aktif, dan kurang konsisten. 7. Setengah lingkaran dot. Munculnya respon menunjukkan keluwesan, detil, dan cerdas. Tidak adanya respon menunjukkan tidak aktif secara sosial, ketegangan, kurang perhatian. 8. Kurva. Munculnya respon menunjukkan hubungan sosial yang memadai. Tidak adanya respon menunjukkan keterasingan dan rasa tidak aman. Daftar Pustaka Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta : PT Indeks Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT Indeks. Kinget, G.M (2000). Wartegg, Tes Melengkapi Gambar (Terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Ingat Kode Etik Psikologi! Tidak dibenarkan untuk menyebarluaskan data dalam modul ini kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan. 10

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Modul ke: DAP (Draw A Person) Fakultas PSIKOLOGI Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Program Studi Tes Proyektif SEJARAH DAP Sejarah Perkembangan Tes DAP Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering

Lebih terperinci

TES GRAFIS SEBAGAI ALAT PSIKODIAGNOSTIK

TES GRAFIS SEBAGAI ALAT PSIKODIAGNOSTIK TES GRAFIS SEBAGAI ALAT PSIKODIAGNOSTIK Pendahuluan Dalam dekade terakhir, pemeriksaan psikologi mempunyai pengaruh besar pada kehidupan manusia Indonesia. Kebanyakan dari mereka yang bersekolah, masuk

Lebih terperinci

C. Teknik-teknik Gambar

C. Teknik-teknik Gambar C. Teknik-teknik Gambar 1. Thematic Apperception Test (TAT) Dikembangkan oleh Henry Murray Stimulusnya lebih terstruktur dan meminta respon verbal yang lebih kompleks & terorganisasi secara bermakna Terdiri

Lebih terperinci

NO KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS 1. Garis Penarikan satu kali garis pada bagian cabang, Garis tipis yang dipertebal pada bagian batang

NO KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS 1. Garis Penarikan satu kali garis pada bagian cabang, Garis tipis yang dipertebal pada bagian batang LAPORAN TES KEPRIBADIAN (TES GRAFIS) BAUM, DAP, dan HTP a. Tes Kepribadian (Tes Grafis) Nama alat tes : BAUM Tujuan : Mengetahui karakter dan kepribadian seseorang berdasarkan fungsi Id, Ego, Super Ego

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: 10 eyeka13@gmail.com Fakultas PSIKOLOGI Pengantar Psikodiagnostik Tes Kepribadian EY Eka Kurniawan, M. Psi Program Studi Psikologi Definisi Suatu organisasi dinamis dalam diri individu, merupakan

Lebih terperinci

House-Tree-Person (HTP) for kids

House-Tree-Person (HTP) for kids House-Tree-Person (HTP) for kids Tokoh: J.N. Buck (1948) Yoiles (1952; 1971) Emmanuel Hammer (1954) 1 Latar Belakang HTP merupakan salah satu prosedur gambar yang pertama khusus dirancang untuk mengukur

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN TES GRAFIS

FORMAT LAPORAN TES GRAFIS FORMAT LAPORAN TES GRAFIS TATA PENULISAN LAPORAN TES GRAFIS 1. Dibuat pada kertas berukuran A4 80gr 2. Margins : Tepi Atas = 2.5 cm Tepi Bawah = 2.5 cm Tepi Kiri = 3 cm Tepi Kanan = 2.5 cm 3. Spasi : 1.5

Lebih terperinci

Tes Inventory. Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Tes Inventory. Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: Tes Inventory Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Personality Test Dalam

Lebih terperinci

PERSONALITY : OVERVIEW. Novia sinta R

PERSONALITY : OVERVIEW. Novia sinta R PERSONALITY : OVERVIEW Novia sinta R PENGERTIAN KEPRIBADIAN Meskipun sulit mendefinisikan kepribadian Biasanya dibedakan mnrt 2ciri : 1. konsisten : orang memiliki sifat yg melekat & pola tindakan yg muncul

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA IV : TES GRAFIS Praktikan hadir 10 menit sebelum

Lebih terperinci

TIPS MENGHADAPI PSIKOTES. Candra Ariokusuma

TIPS MENGHADAPI PSIKOTES. Candra Ariokusuma TIPS MENGHADAPI PSIKOTES Candra Ariokusuma Seberapa pentingkah psikotes? Psikotes sendiri merupakan suatu tahapan yang selalu ada dalam proses seleksi untuk karyawan di perusahaan maupun instansi pemerintah.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tg; Berlaku : Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Pengantar Psikodiagnostik Kode Mata Kuliah : PSI-303 Jumlah SKS : 3 Waktu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TES PROYEKSI

PENGGUNAAN TES PROYEKSI PENDEKATAN DALAM TES PROYEKSI Pendekatan dalam tes proyeksi adalah cara individu untuk mendekati suatu situasi. Pemeriksa harus percaya bahwa cara pendekatan yang dilakukan individu adalah yang dinilai

Lebih terperinci

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk]

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Buat agan2 yang mw ngelamar kerja, ni ane dapat bocoran dari teman ane yang staff HRD dari perusahaan ternama. Dia mau bocorin gimana tips

Lebih terperinci

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Konstruksi Alat Ukur Psikologi MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog

Lebih terperinci

Tes Inventori: SSCT. Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)

Tes Inventori: SSCT. Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) Modul ke: Tes Inventori: SSCT Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Program

Lebih terperinci

Profil Kepribadian Tes Wartegg (Studi Deskriptif pada Seleksi Karyawan)

Profil Kepribadian Tes Wartegg (Studi Deskriptif pada Seleksi Karyawan) Profil Kepribadian Tes Wartegg (Studi Deskriptif pada Seleksi Karyawan) Adhyatman Prabowo, Amelia Choirun Nisa', Gerdaning Tyas Jadmiko Universitas Muhammadiyah Malang adhyatman@umm.ac.id Abstrak. Tes

Lebih terperinci

PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA

PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA Istilah psikodiagnostika pertama kali digunakan oleh Hermann Rorschach dalam buku terbitannya pada tahun 1921. Buku ini membahas hasil eksperimennya dengan

Lebih terperinci

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PENDAHULUAN Kegiatan praktikum dalam mata kuliah psikodiagnostik diperlukan sebagai upaya untuk membekali mahasiswa agar memiliki kompetensi afektif dan

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik MODUL PERKULIAHAN Pengantar Psikodiagnostik Sejarah, Pengertian, dan Kegunaan Psikodiagnostik Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616AA Mutiara Pertiwi, M.Psi

Lebih terperinci

Business Communication. Communication Science Study Program Tine A. Wulandari, M. I. Kom.

Business Communication. Communication Science Study Program Tine A. Wulandari, M. I. Kom. Tes Wartegg Tes Wartegg dilakukan untuk mengukur emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Dalam tes ini, Anda diharuskan untuk melengkapi gambar yang ada di dalam kotak. Setelah itu, pada instruksi

Lebih terperinci

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR PENGANTAR TES Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes merupakan rangkaian prosedur tes dari administrasi

Lebih terperinci

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me Tes Psikologi Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV. Teknik-teknik Proyektif. Psikologi Proyektif - Minggu ke 7

BAB IV. Teknik-teknik Proyektif. Psikologi Proyektif - Minggu ke 7 BAB IV Teknik-teknik Proyektif 1 A. Sifat Teknik-teknik Proyektif Ciri utama dari teknik proyektif adalah penilaiannya atas tugas yang relatif tidak terstruktur, yaitu tugas yang memungkinkan variasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan yang paling sesuai untuk digunakan (Poerwandari, 2001). Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan yang paling sesuai untuk digunakan (Poerwandari, 2001). Dalam 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Untuk mendapatkan pemahaman mendalam dan khusus atas suatu fenomena serta untuk memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai makhluk

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Tes Inteligensi Skala Inteligensi Wechsler Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Asal Mula Tes Wechsler 1932 : merancang sebuah instrumen yang

Lebih terperinci

A. Pedoman Wawancara

A. Pedoman Wawancara LAMPIRAN A. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA A. Menggali Emosi Outgoing Emosi Seklusif 1. Berapa banyak teman dan sahabat yang anda miliki? 2. Bagaimana hubungan anda dengan teman-teman anda? 3. Saat

Lebih terperinci

Tes Visualisasi Spasial

Tes Visualisasi Spasial Tes Visualisasi Spasial Tes visualisasi spasial ini ditujukan untuk menguji sejauh mana kemampuan kita memvisualisasikan sesuatu benda dan membuat pengertianya serta berpikir secara abstrak melalui benda

Lebih terperinci

Tes Wartegg disusun oleh Ehrig Wartegg, seorang psikolog Jerman, yang termasuk dalam aliran Gestalt. Dalam mempelajari tes Wartegg, ada 2 pendekatan:

Tes Wartegg disusun oleh Ehrig Wartegg, seorang psikolog Jerman, yang termasuk dalam aliran Gestalt. Dalam mempelajari tes Wartegg, ada 2 pendekatan: Tes Wartegg disusun oleh Ehrig Wartegg, seorang psikolog Jerman, yang termasuk dalam aliran Gestalt. Dalam mempelajari tes Wartegg, ada 2 pendekatan: Digunakan oleh Wartegg sendiri Digunakan oleh Kinget

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

Pengertian Pengukuran

Pengertian Pengukuran KONSEP DASAR TES Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis Pemaknaan angka sebagai

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua... KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes

Lebih terperinci

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : ASESMEN DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari

Lebih terperinci

TES PROYEKTIF. Novia Sinta R, M.Psi.

TES PROYEKTIF. Novia Sinta R, M.Psi. TES PROYEKTIF Novia Sinta R, M.Psi. Awalnya dikenal dengan Drawing Completion Test. Wartegg tes indikasi yangdikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Ehrig Wartegg F. Krueger & F. Sander (University of Leipzig)

Lebih terperinci

A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop

A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop BAB III Berkembangnya proyektif sbg protes terhadap teori yang bersifat Strukturalism & Behaviorism, yang memandang manusia sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. 1 A. Klasifikasi Pendekatan Menurut

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN TES GRAFIS

FORMAT LAPORAN TES GRAFIS FORMAT LAPORAN TES GRAFIS TATA PENULISAN LAPORAN TES GRAFIS 1. Dibuat pada kertas berukuran A4 80gr 2. Margins : Tepi Atas = 4 cm Tepi Bawah = 3 cm Tepi Kiri = 4 cm Tepi Kanan = 3 cm 3. Spasi : Tulisan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si.

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si. KONSEP DASAR TES Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui

Lebih terperinci

Klik di sini: untuk informasi lebih

Klik di sini:  untuk informasi lebih Klik di sini: www.psikoteskerja.web.id untuk informasi lebih lengkap PENGANTAR EBOOK SUKSES PSIKOTES KERJA Penyebab kegagalan terbesar calon karyawan pada saat rekrutmen adalah sewaktu ujian psikotes.

Lebih terperinci

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Pengukuran Aspek2 Psikologik Dalam psikodiagnostik, kepribadian individu dapat diketahui melalui: 1) Aspek2 yg dicari dalam lingkungannnya (interpsikis)

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

GESTURES MATERI 8 MATA KULIAH ILMU PERNYATAAN KOMUNIKASI KINESIK:

GESTURES MATERI 8 MATA KULIAH ILMU PERNYATAAN KOMUNIKASI KINESIK: KOMUNIKASI KINESIK: GESTURES Gesture termasuk bentuk komunikasi kinesik, meliputi gerakan tubuh dan tangan saat berkomunikasi. Dari penelitiannya tahun 1965, Ekman menemukan bahwa tanda-tanda (cues) dari

Lebih terperinci

IFA H. MISBACH, PSIKOLOG JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

IFA H. MISBACH, PSIKOLOG JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Metode Dasar Assessment Wawancara Observasi IFA H. MISBACH, PSIKOLOG JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Wawancara : Keterampilan dasar yang perlu dikuasai klinisi Wawancara sangat penting

Lebih terperinci

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI Fak. Psikologi UMBY Tujuan Agar tenaga kesehatan dapat ; a. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan risiko terjadinya kelainan

Lebih terperinci

Tes Inventori: EPPS Test

Tes Inventori: EPPS Test Modul ke: Tes Inventori: EPPS Test Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes EPPS Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Berikut ini adalah beberapa contoh soal psikotes dan jawabannya terbaru yang sering di keluarkan oleh perusahaan dalam ujian psikotes.

Berikut ini adalah beberapa contoh soal psikotes dan jawabannya terbaru yang sering di keluarkan oleh perusahaan dalam ujian psikotes. SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN MASUK PERUSAHAAN PILIHAN BKK SIAP KERJA ( BKK ) SMK MUH 1 KLATEN UTARA SABTU, 10 JANUARI 2015 HTTP://BKKSIAPKERJA.COM, 0813 2965 6299, 0856 4220 9977 Psikotes pada umumnya menjadi

Lebih terperinci

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Demonologi Trephination Cairan Tubuh Tritmen Exorcism Ilmu Sihir Munculnya RSJ Sebelum Abad 17 Abad 17-awal 18 Lighter Witmer, lulus Doktoral Abnormalitas

Lebih terperinci

NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG

NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG DASAR TEORITIS Pengertian Proyeksi Suatu istilah yg banyak digunakan dalam psikologi klinis, psikologi dinamik & psikologi sosial. Psikologi proyektif merupakan dasar dari

Lebih terperinci

METODIK TES 1 Rencana Mutu Pembelajaran

METODIK TES 1 Rencana Mutu Pembelajaran ` FAKULTAS PSIKOLOGI Universitas Muhammadiyah Surakarta METODIK TES 1 Rencana Mutu Pembelajaran TIM Pertemuan : 1 1 Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup metodik tes 1 dan teori dasar kepribadian dan

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MPB 6207 TES INVENTORY DAN PAULI Disusun oleh: Rany Fitriany, M.Psi, Psikolog FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya

Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya Dengan mengenali bentuk soal psikotes melalui contoh contoh soal psikotest bisa merangsang ingatan dan pengetahuan Anda agar lebih peka dibandingkan orang yang pintar

Lebih terperinci

Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi

Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi 1. Sejarah Tes Psikologi 2. Klasifikasi Tes 3. Syarat-syarat dan definisi tes Sebenarnya, yang memulai membuat tes bukan hanya bidang psikologi saja, tapi sudah dimulai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik Tingkat pengukuran Jenis pengukuran Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan baik dari segi keilmuan dan metode pengukuran

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penyesuaian Diri Penyesuaian berarti adaptasi yang dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan serta memperoleh

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa PSIKOLOGI UMUM 1 Aliran Psikoanalisa Sigmund Freud 3 sumber utama yang mempengaruhi gerakan Psikonalisa: 1. Ketidaksadaran Mental events mulai dari yang sama sekali tidak disadari sampai yang jelas disadari.

Lebih terperinci

Tes DISC. Administrasi dan Interpretasi. Ajeng Rahmatillah Z., M. Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Tes DISC. Administrasi dan Interpretasi. Ajeng Rahmatillah Z., M. Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Tes DISC Administrasi dan Interpretasi Fakultas Psikologi Ajeng Rahmatillah Z., M. Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Instruksi Tes Bayangkan anda berada dalam salah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PBPP62206 Tes Grafis dan Wartegg Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inventori. Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya. Fakultas Psikologi. Irma H. Aliyyah, M.Psi.

Modul ke: Tes Inventori. Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya. Fakultas Psikologi. Irma H. Aliyyah, M.Psi. Modul ke: 01 Oleh: Fakultas Psikologi Tes Inventori Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya Irma H. Aliyyah, M.Psi. Program Studi Psikologi Kontrak Belajar, Definisi Tes Inventori, Kegunaan,

Lebih terperinci

PROSES WAWANCARA. Penjelasan Materi 15/04/2016

PROSES WAWANCARA. Penjelasan Materi 15/04/2016 PROSES WAWANCARA 2 Penjelasan Materi Materi kuliah berikut ini disarikan dari buku Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia yang disusun oleh E. Kristi Poerwandari dan diterbitkan LPSP3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran.

Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran. Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran. Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Yang ingin diukur dalam tes ini adalah kemapuan anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain alas tempat tidur, kertas,

Lebih terperinci

STUDI EKSPLORATIF HASIL GAMBAR ANAK USIA 4 DAN 6 TAHUN. Abstract

STUDI EKSPLORATIF HASIL GAMBAR ANAK USIA 4 DAN 6 TAHUN. Abstract STUDI EKSPLORATIF HASIL GAMBAR ANAK USIA 4 DAN 6 TAHUN Hartosujono Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Jl Kusumanegara No. 157 Yogyakarta jnsepsi@yahoo.com. Abstract This research aimed

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis A. Garis / Line Garis atau line adalah suatu goresan, batas limit dari suatu benda, massa, ruang, warna, dan sebagainya. Dari pengertian diatas, garis dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap. Tingkat perkembangan individu memicu adanya berbagai

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 109 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harapan dan konsep Tuhan pada anak yang mengalami kanker, serta bagaimana mereka mengaplikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan yang sangat pesat dan perlu dilatih dengan cara yang tepat dan sesuai. Moeslichatoen (1999) mengemukakan bahwa seorang

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI Ursa Majorsy 1. T E S P S I K O L O G I Istilah tes atau psikotes digunakan bidang psikologi kurang tepat dalam TES = berasal dari kata Testum (mangkuk

Lebih terperinci

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN)

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) Tiga kelompok teknik pemeriksaan (Sundberg, 1977) 1. Teknik behavioral 2. Teknik objektif 3. Teknik proyektif Teknik pemeriksaan Teknik behavioral

Lebih terperinci

ASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id

ASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id ASESMEN KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari individu yang memungkinkan terjadinya gangguan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MASA BAYI

PERKEMBANGAN MASA BAYI PERKEMBANGAN MASA BAYI Tahap Masa Bayi Neonatal (0 atau baru Lahir-2 minggu Bayi (2 minggu- 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan Belajar bicara Belajar menguasai

Lebih terperinci

Pendekatan-Pendekatan Psikologi Kepribadian. Adhyatman Prabowo, M.Psi

Pendekatan-Pendekatan Psikologi Kepribadian. Adhyatman Prabowo, M.Psi Pendekatan-Pendekatan Psikologi Kepribadian Adhyatman Prabowo, M.Psi Psikoanalisa Ego (Neo analisis) Behavioristik Kognitif Trait Humanistik Psikoanalisa Analogi: Manusia dipandang sebagai sekumpulan dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada usia tersebut berbagai aspek perkembangan anak mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MEDIA KERTAS PADA ANAK KELOMPOK A TK PERWANIDA I MRICAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi

Lebih terperinci

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar LATIHAN PERNAFASAN Pengantar 1. Teknik pernafasan: kembangkan perut pada saat menarik nafas dalam, dan kempiskan perut pada saat membuang nafas. 2. Sebaiknya bernafas melalui hidung. 3. Biarkan dada mengikuti

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan. PSIKOGRAM Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan Sidoarjo Aspek SR R S T ST Inteligensi Umum (Taraf Kecerdasan) Taraf kemampuan

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN TES PROYEKTIF

FORMAT LAPORAN TES PROYEKTIF FORMAT LAPORAN TES PROYEKTIF TATA PENULISAN LAPORAN TES PROYEKTIF 1. Dibuat pada kertas berukuran A4 80gr 2. Margins : Tepi Atas = 4 cm Tepi Bawah = 3 cm Tepi Kiri = 4 cm Tepi Kanan = 3 cm 3. Spasi : Tulisan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

3 Aspek-aspek Psikoanalitis dari Kepribadian 71

3 Aspek-aspek Psikoanalitis dari Kepribadian 71 1'l1t Daftar lsi Mac:am-mac:am Pengukuran Kepribadian 39 Tes Laporan Diri 39 Tes Q-Sort 41 Penilaian Orang Lain 42 Pengukuran Biologis 45 Observasi Perilaku 47 Wawancara 49 Perilaku Ekspresif 51 Analisls

Lebih terperinci

KURIKULUM TULIS bimba-aiueo

KURIKULUM TULIS bimba-aiueo KURIKULUM TULIS bimba-aiueo 1. MOTORIK KASAR 2. MOTORIK HALUS KAPAN ANAK SIAP DILATIH MOTORIK HALUS? Ketika anak sudah cukup mampu melakukan motorik kasar. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTORIK HALUS DICAPAI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Persiapan Penelitian Peneliti mempersiapkan penelitian dengan mencari alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur penyesuaian diri dan self-esteem serta mencari subjek

Lebih terperinci

Persepsi Desain Grafis

Persepsi Desain Grafis ST3 Telkom Persepsi Desain Grafis S. Thya Safitri, MT Kawasan Pendidikan Telkom - Purwokerto Point Penting: Sebuah desain akan sukses apabila dipadukan dengan kombinasi. Kombinasi yang bagus tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-sekolah atau di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-sekolah atau di lembagalembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dalam pengertian yang paling umum adalah setiap perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Agresivitas adalah perilaku yang ditujukan/diarahkan dengan cara melukai, menyakiti, menyerang secara

Lebih terperinci

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd.

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU Arni Anggriyani 1 ABSTRAK Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

Lebih terperinci

Self-Report Personality Inventories. Kuliah 13 PD I

Self-Report Personality Inventories. Kuliah 13 PD I Self-Report Personality Inventories Kuliah 13 PD I Pengantar Personality test : instrument yang digunakan untuk mengukur emosi, motivasi, hubungan interpersonal, dan sikap dari seorang individu. Self report

Lebih terperinci