NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG"

Transkripsi

1 NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG

2 DASAR TEORITIS

3 Pengertian Proyeksi Suatu istilah yg banyak digunakan dalam psikologi klinis, psikologi dinamik & psikologi sosial. Psikologi proyektif merupakan dasar dari berbagai macam bentuk proyeksi termasuk tes-tes proyektif yg bersifat verbal maupun non verbal. Pertama kali dikemukakan o/ Freud (1894) The Anxiety Neurosis, *jiwa manusia memiliki potensi u/ mengembangkan kecemasan yg neurotis disaat dirinya merasa tidak mampu mengatasi rangsang-rangsang atau gairah-gairah seksual

4 Freud (1896) dalam tulisannya *on the defense neuropsychosis proyeksi merupakan proses pelampiasan keluar dorongan2, perasaan2, & sentimen2 yg ada pada diri individu ke oranglain atau dunia luar sebagai proses yg sifatnya defensif & individu tidak menyadari fenomena yg terjadi pada dirinya ini. Adler konsep/prinsip inferioritas, sejak lahir manusia memiliki kelemahan, namun manusia tidak putus asa dengan cara melaakukan kompensasi u/ menutupi kelemahan2nya.

5 Healy, Bronner & Brouer (dalam Abt & Bellak, 1959) istilah proyeksi sama dengan apa yg disampaikan o/ Freud yaitu proses defensif dibawah kekuasaan prinsip kenikamatan. Terbentuknya mekanisme pertahanan diri.

6 Dasar2 Terjadinya Proyeksi 1. Dasar mekanisme penolakan ; individu ingin meringankan beban psikis yg ada dalam dirinya kemudian dimanifestasikan dalam perbuatannya & perbuatan itu menolak keinginan2 yg sudah ada. 2. Usaha pendekatan; usaha yg dilakukan individu u/ mengembalikan hubungan yg sebenarnya sudah putus lalu berusaha mendekati kembali supaya hubugan tjd lagi. 3. Hubungan antara subjek & objek yg merupakan satu kesatuan; hubungan ini bukan berdasar komunikasi tapi afeksi. Apa yg dialami atau dirasakan objek dirasakan pula o/ subjek.

7 Pandangan Tentang Proyeksi 1. Proyeksi adalah setiap pengamatan yg normal yg berujud pemindahan, penghayatan dari seseorang ke dunia luar yg kemudian mempengaruhi proses pengamatan individu terhadap proses yg diamati. 2. Proyeksi merupakan gejala2 yg mengarah ke halusinasi. Dapat terjadi sesuatu yg ada pada individu dipindahkan keluar tapi dalam realita apa yg diamati itu tidak ada. 3. Proyeksi juga mengarah pd ilusi yi dunia pengamatan individu dilibatkan & diorganisir berdasar prinsip2 afek.

8 Perkembangan Psi. Proyektif Awalnya menentang aliran2 yg telah berkembang sebelumnya, yi: 1. Aliran strukturalisme yg memandang individu sebagai kumpulan bagian2 2. Aliran asosiasi yg memandang individu sebagai kumpulan tanggapan2 3. Aliran behaviorisme yg memandang individu sebagi kumpulan tingkah laku 4. Aliran reflexologi yg memandang individu sebagai kumpulan reaksi2 bersyarat.

9 Dua Cara Pandang Yg Berbeda Dalam Memandang Individu 1. Cara pandang behavioristis. Banyak dipengaruhi o/ aliran2 non-psikoanalisa (non psikologi dalam), & yg paling dominan adalah aliran Gestalt. 2. Cara pandang fungsional. Kebalikan yg diatas.

10 Behavioristis 1. Hanya memperhatikan gejala2 yg tampak 2. Dalam melihat dinamika kepribadian memperhatikan hubungan antara gejala2 yg tampak 3. Gejala2 yg tampak sebagai kumpulan dari berbagai macam tingkah laku 4. Dalam mengungkap aspek2 psikolgis menggunakan teknik2 non proyektif Fungsional 1. Lebih memperhatikan hal2 yg internal (tidak disadari) 2. Memperhatikan hal2 yg internal sebagai pengatur dinamika kepribadian 3. Memperhatikan bagaimana individu memproyeksikan bagian2 yg tidak disadari dengan cara yg mengemukakan psikodinamikanya 4. Dalam mengungkap aspek2 psikologis menggunakan teknik2 proyektif

11 Cara Pandang Tersendiri Dari Psi. Proyektif 1. Kepribadian dipandang sebagai proses bukan sekedar koleksi atau kumpulan dari aspek2 kepribadian. Aspek2 kepribadian hanya merupakan potensi yg dalam kehidupan individu selanjutnya akan berkembang & berproses sesuai dengan kondisi atau stimulus sekitarnya. 2. Kepribadian yg banyak diungkap dengan menggunakan teknik proyektif merupakan interaksi antara apa yg ada didakam diri individu dengan lingkungannya.

12 Eksperimen Bellak Mengenai Fenomena Proyeksi Ekperimen pertama : beberapa subjek ditunjukkan sejumlah kartu TAT dalam keadaan sadar/terkontrol. Setelah itu (sebagai eksperimen kedua) S dikenai post hipnosa dibawa dalam kondisi agresif tanpa S menyadarinya & kemudian diminta u/ menceritakan gambar2 dari kartu TAT. Hasilnya S menunjukkan peningkatan dalam sikap agresifnya ketika menceritakan kartu2 dibanding ekperimen yg pertama. Hasil serupa juga ditunjukkan pada saat S dibuat merasa sedih & tidak bahagia dalam post hipnosa; S tampak memproyeksikan kesedihan2 & perasaan2 tidak bahagianya saat bercerita melalui kartu TAT.

13 Hasilnya tidak ada perubahan mengenai pengertian proyeksi yaitu proses pelampiasan keluar sentimen2 atau dorongan2 yg tidak dapat diterima ego apabila sampai muncul keluar. Sehingga masih dalam konteks mekanisme pertahanan diri.

14 Eksperimen Lanjutan Sejumlah S ditunjukkan sejumlah kartu TAT kembali namun pada saat post hipnosa S dibuat merasa sangat gembira. Ternyata S juga memproyeksikan rasa gembiranya ketika bercerita mengenai kartu2 yg ditunjukkan kepadanya. Dari hasil eksperimen ini konsep proyeksi yg selama ini selalu dikaitkan dengan mekanisme pertahanan diri mulai goyah. Ternyata individu dalam keadaan yg tidak sedih, tertekan atau konflik pun juga menunjukkan peningkatan semangat atau intensitas dalam bercerita. Proyeksi bukan semata-mata bentuk mekanisme pertahanan diri.

15 APPERCEPTIVE & APPERCEPTIVE DISTORTION

16 Pengertian Apersepsi Proses dimana pengalaman2 baru diasimilasikan & ditransformasikan o/ endapan pengalaman masa lalu individu pada bentuk baru secara keseluruhan. Jadi merupakan proses dinamis yg terjadi pada organisme dalam memberikan interpretasi terhadap hasil persepsi, (interpretasi yg dinamis & penuh makna dari organisme terhadap suatu persepsi), (Bellak)

17 Pengertian Distorsi Aperseptif Aperspsi yg objektif adalah Apresiasi yg sesuai dengan realita, rasional & dapat diterima o/ kriteria2 umum. Apersepsi yg subjektif adalah interpretasi terhadap hasil persepsi yg sudah banyak dicampuri hal2 subjektif, kurang rasional, & kurang sesuai dengan kriteria umum. Inilah yg dinamakan distorsi aperseptif. Yaitu interpretasi subjektif yg menimbulkan penyimpangan dalam apersepsi.

18 Bentuk2 Distorsi Aperseptif 1. Projection Merupakan distorsi aperseptif yg paling tinggi tingkat penyimpangannya. Proyeksi yg sesungguhnya tidak hanya berhubungan dengan proses pelampiasan keluar perasaan2, sentimen2, dorngan2 yg berasal dari ketidaksadaran yg bersifat mekanisme pertahanan diri, namun juga berhubungan dengan ego yg tidak dapat menerima apabila perasaan2 tsb sampai muncul dalam kesadaran.

19 2. Simple projection Merupakan perbuatan yg dibayang-bayangi perasaan bersalah, kecemasan, kekhawatiran akibat pengalaman2 negatif masa lalu. Contoh : Nura ingin meminjam buku pada nita. Meskipun ragu2 namun ia pergi juga ke rumah nita. Sepanjang perjalanan Nura berpikir apakah nita mau meminjamkan bukunya. Nura berkeyakinan pasti nita tidak akan meminjaminya. Dalam pikiran nura: *nita pasti mengatakan bahwa ia tidak memiliki buku itu padahal aku pernah melihatnya membawa buku itu ke kampus. Atau nita tidak akan meminjamkan karena takut aku merusakkannya atau menghilangkannya. Nita pasti tidak akan meminjamkan padaku. Dia sepertinya juga tidak suka padaku*. Hingga akhirnya Nura kesal sendiri & memutuskan u/ kembali ke rumah tidak jadi meminjam buku.

20 Bayangan nura terhadap nita dapat dikatakan didistorsi o/ pengalaman2 penolakan selama ini yg pernah dialaminya & disimpan dalam ingatannya. Dalam hal ini terjadi transfer of learning yg tidak sesuai (salah). Mengapa nura mempertahankan pola seperti itu & tidak belajar dari pengalamannya bhw kenyataan yg terjadi tidak mesti sesuai dengan yg dipikirkannya? Menurut Bellak, perilaku neurotik sperti ini tidak akan berubah kecuali melalui psikoterapi.

21 3. Sensitization Levine, Chein, & Murphy melakukan eksperimen melihat fenomena sensitization. Eksperimen yg dilakukan adalah : sejumlah subjek yg dikondisikan dalam keadaan lapar diperlihatkan sejumlah gambar secara cepat termasuk salah satunya adalah gambar makanan. Hasilnya adalah sbb: Subjek yg dalam keadaan lapar akan lebih tertuju pada gambar makanan daripada gambar lain. Subjek2 akan lebih sering menunjukkan ketepatan terhadap gambar makanan bila gambar2 tsb ditunjukkan berulangkali. Lebih lanjut eksperimen tsb dapat dijelaskan sbb : Subjek yg dalam keadaan lapar tsb (deprivasi) mengalami peningkatan efisiensi fungsi kognitif dalam mengenali stimulus yg dilihatnya yg mengkin akan dapat meniadakan/mengurangi deprivasinya. Proses ini merupkan kompensasi didalam fantasi u/ memenuhi kebutuhannya yg disebut autistic perception.

22 Jadi, organisme dilengkapi dengan dua penyesuaian dalam memenuhi kebutuhan yi pemenuhan kebutuhan yg bersifat realistis & pengganti (substitutif) yg muncul bila pemenuhan kebutuhan yg realistis atau nyata tidak dapat dipenuhi. Proses ini dapat dimasukkan dalam konsep sensitization karena dalam keadaan lapar, stimulus yg berupa makanan akan mudah diterima/dirasakan karena subjek sudah memiliki pola2 hubungan sebelumnya bahwa lapar berkaitan dengan makanan.

23 4. Externalization Externalization merupakan proses distorsi aperseptif yg teringan & berasal dari pra sadarnya. Subjek tidak begitu menyadari apa yg diceritakan

24 Beberapa Fenomena yg Dapat Digolongkan Sebagai Distorsi Aperseptif 1. Hipnosa Proses dimana apersepsi subjek diubah secara bertahap hingga terjadi penyimpangan yg diharapkan. Proses hipnosa dimulai dengan terjadinya penurunan fungsi2 kesadaran atau apersepsi subjek secara bertahap & akhirnya fungsi2 ini menjadi terbatas pada suara hipnotis.

25 2. Fenomena Psikologis pada Massa Ketika individu menjadi anggota pada suatu kelompok/massa maka ia akan melihat dunis melalui kacamata kelompok/massanya. Kelompok dilihat sebagai figur otorita. Kontrol dari ego & super ego melemah, yang banyak berperan adalah dorongan2 yg bersifat eksklusif & imitatif. 3. Peristiwa Transferen Hubungan emosional antara klien dengan psikoanalisisnya (Bellak). Secara teoritis, analisis adalah figur yg tidak diperkenankan secara aktif masuk kedalam hubungan emosional & perlu menahan diri u/ memberikan pujian, hukuman, atau reaksi terhadap mood klien.

26 4. Psikosa 5. Terapi Pengalaman2 masa lalu telah mendesak sedemikian kuatnya sehingga mempengaruhi terjadinya distorsi apersepsi pada dunia yg sekarang, yg bercirikan adanya delusi, & halusinasi. Dalam teori psikoanalitik, tahapan2 terapi adalah: a. Komunikasi ; komunikasi antara klien dengan terapis melalui asosiasi bebas. Terapis berusaha mempelajari perilaku klien dalam berbagai situasi u/ menemukan elemen2 terkecil penyebab penyimpangan perilaku klien (disebut common denominators = cd). Beberapa cara menemukan cd : 1. Tahap horisontal; dengan cra mempelajari hubungan pasien dengan oranglain (hub interpersonal) dalam kehidupan sehari2nya yg sekarang.

27 2. Tahap vertikal; dengan cara melacak/menyelidiki sejarah perkembangan pola perilaku klien berdasarkan pengalaman2 masa lalu, dapat dengan cara asosiasi bebas maupun cara2 lain. 3. Hubungan antara klien dengan terapis lewat situasi/ peristiwa transference akan didapatkan inti persoalan yg menyebabkan perilaku menyimpang pasien. b. Interpretasi ; terapis menunjukkan pada pasien common denominators didalam pola2 perilakunya secara horison, vertikal, & dalam hubungannya dengan terapis. c. Insight ; kemampuan klien u/ melihat hubungan antara simptom dengan distorsi aperseptif yg tidak disadari sebelumnya yg mendasari simtomnya.

28 Proses insight dapat dianalisis dari dua sgi : 1. Segi intelektual: Menyangkut hal2 kognitif (penalaran) Kemampuan klien melihat adanya saling hubungan antara pola2 perilakunya sehari2 yg sakit dgn pengalaman2/pola2 perilaku pada masa lalu meski secara garis besar Klien baru dikatakan 1/3 sembuh 2. Segi emosional : Menyangkut perasaan Kemampuan klien memproduksi/menunjukkan perasaan2 sebagai kelanjutan dari apa yg telah dimengerti pada segi intelektual Bentuknya bisa berupa penyesalan, kelegaan, merasa bersalah, dsb Sudah ada kontak antara kognisi dengan emosi Klien dikatakan ½ sembuh

29 d. Working through; tahap merealisasikan yg telah diperoleh pada tahap insight. Yaitu : 1) Tahap intelektual; klien diharapkan mengaplikasikan apa yg telah dipelajari & ditanamkan terapis dengan cara melakukan analogi kejadian dalam kehidupan dalam berbagai situasi 2) Tahap emosional; klien diharapkan dapat mengaplikasikan melalui afeksi/emosi terhadap kejadian2 yg dihadapi dalam kehidupannya. 3) Tahap behavioral; mengaplikasikan pada situasi yg sesungguhnya; bukan percobaan2 lagi & diharapkan klien sudah sembuh.

30 Persepsi Kognitif Murni & Aspek2 Lain dalam Hubungan Stimulus -Respon Persepsi kognitif murni merupakan proses yg berlawanan dengan distorsi aperseptif. Secara operasional didefinisikan sebagai kesepakatan dalam memberikan arti terhadap suatu stimulus bila interpretasi dari banyak orang dibandingkan. Dapat dikatakan sebagai tingkah laku adaptif, yaitu tingkah laku yg konsisten dengan aspek2 objektif dari stimulusnya (Allport). Ex : Kartu I TAT subjek akan mengadaptasikan dirinya dengan gambar biola yg nyata tampak pada kartu tsb

31 Prinsip Tinglah Laku Adaptif 1. Taraf variasi tingkah laku adaptif berbanding terbalik dengan taraf kejelasan stimulusnya. Gbr TAT & Tes Rorschach bersifat tdk berstruktur u/ dapat menghasilkan sebanyak mungkin respon distorsi aperseptif. Sedangkan pd Tes Stanford-Binet (pda gbr perkelahian indian dgn orang kulit putih) respon yg dihasilkan cenderung sama. 2. Taraf kejelasan tingkah laku adaptif ditentukan o/ tugas yg diberikan/situasinya. Jk S diminta u/ mendeskripsikan gbr tertentu, tk laku adaptif akan lebih mudah diketahui drpd diminta u/ bercerita mengenai gbr tsb

32 Konsep expressive behaviour (Allport) bahwa yg menentukan penampilan tingkah laku individu bukan stimulusnya namun karakter individu yg mengacu pada bagaimana seseorang melakukan hal itu bukan pada apa yg seseorang lakukan.

33 Usaha2 Mengintegrasikan Konsep2 Distorsi Aperseptif & Konsep2 Dasar Psikoanalisa Berbagai alat dalam psi. proyektif yg kebanyakan bersifat klinis merupakan perpaduan konsep2 psikoanalisa & non psikoanalisa (dimana banyak berperan Gestalt & psi belajar yg berhubungan dengan pengamatan & persepsi.)

Apperceptive Distortion dan Konsep Dasar Psikoanalisis. Psikologi Proyektif - Minggu ke 5 1

Apperceptive Distortion dan Konsep Dasar Psikoanalisis. Psikologi Proyektif - Minggu ke 5 1 Apperceptive Distortion dan Konsep Dasar Psikoanalisis Psikologi Proyektif - Minggu ke 5 1 A. Apperceptive Distortion dan Psikoanalisis Psikoanalisis juga merupakan teori belajar, khususnya membahas masalah:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan

Lebih terperinci

APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA

APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA A. Pendekatan Psikoanalisis Aliran psikoanalisis dipelopori oleh Sigmund Freud pada tahun 1896. Dia mengemukakan bahwa struktur kejiwaan manusia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TES PROYEKSI

PENGGUNAAN TES PROYEKSI PENDEKATAN DALAM TES PROYEKSI Pendekatan dalam tes proyeksi adalah cara individu untuk mendekati suatu situasi. Pemeriksa harus percaya bahwa cara pendekatan yang dilakukan individu adalah yang dinilai

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

MODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek

MODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek MODEL TERAPI KONSELING Teori dan Praktek Ragam model terapi konseling Terapi Psikoanalitik / Freud, Jung, Adler Terapi Eksistensial humanistik / May, Maslow, Frank Jourard Terapi Client-Centered / Carl

Lebih terperinci

A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop

A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop BAB III Berkembangnya proyektif sbg protes terhadap teori yang bersifat Strukturalism & Behaviorism, yang memandang manusia sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. 1 A. Klasifikasi Pendekatan Menurut

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pasti akan mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana seseorang dapat beradaptasi

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Eksistensialisme dan Humanisme Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Perkembangan Aliran-Aliran Pesatnya

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy

Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Psychoanalysis Therapy

Lebih terperinci

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Pengukuran Aspek2 Psikologik Dalam psikodiagnostik, kepribadian individu dapat diketahui melalui: 1) Aspek2 yg dicari dalam lingkungannnya (interpsikis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem Modul ke: Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konseling Berbasis Problem Konseling berbasis problem:

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Modul ke: Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pandangan Dasar Manusia Pandangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

PROSES ASEMEN PSIKOLOGIS DAN INTERPRETASI PSIKOLOGI. Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

PROSES ASEMEN PSIKOLOGIS DAN INTERPRETASI PSIKOLOGI. Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi PROSES ASEMEN PSIKOLOGIS DAN INTERPRETASI PSIKOLOGI Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Pengantar: Proses Asesmen Salah satu proses asesmen adalah intepretasi tes Interpretasi = memberi arti pd gejala2

Lebih terperinci

MODUL VII COGNITIVE THERAPY AARON BECK

MODUL VII COGNITIVE THERAPY AARON BECK www.mercubuana.ac.id MODUL VII COGNITIVE THERAPY AARON BECK Aaron Beck adalah psikiater Amerika yang merintis penelitian pada psikoterapi dan mengembangkan terapi kognitif. Ia dianggap sebagai bapak cognitive

Lebih terperinci

Karakteristik manusia komunikan. Rahmawati Z

Karakteristik manusia komunikan. Rahmawati Z Karakteristik manusia komunikan Rahmawati Z Kenalilah Dirimu. Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Sebagai psikolog, kita memandang komunikasi justru pada perilaku manusia komunikasi.

Lebih terperinci

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy)

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy) Modul ke: Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy) Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendekatan Kognitif Terapi kognitif: Terapi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBPP43117 Psikologi Klinis Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR

Lebih terperinci

TEORI ORGANISMIK KURT GOLDSTEIN

TEORI ORGANISMIK KURT GOLDSTEIN 1878-1965 TEORI ORGANISMIK KURT GOLDSTEIN 1 Kurt Goldstein Teori organismik / holistik (holism : holos :Yunani = lengkap, utuh, seluruhnya). Gestalt : wertheimer, Koffka & Kohler menentang Wundt. Bertolak

Lebih terperinci

SETTING PENDIDIKAN PENGANTAR WAWANCARA METODE OBSERVASI & WAWANCARA. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA

SETTING PENDIDIKAN PENGANTAR WAWANCARA METODE OBSERVASI & WAWANCARA. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA PENGANTAR WAWANCARA Modul ke: SETTING PENDIDIKAN Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA www.mercubuana.ac.id TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Khusus :

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING

PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING Esensi Konseling Suatu proses hubungan untuk membantu orang lain, yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang menghadapi

Lebih terperinci

INTERVENSI DALAM PSIKOLOGI KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id

INTERVENSI DALAM PSIKOLOGI KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id INTERVENSI DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id dita.lecture@gmail.com INTERVENSI? Penggunaan prinsip-prinsip psikologi untuk menolong orang mengalami masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA Ns. Wahyu Ekowati MKep., Sp Jiwa 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami konseptual model dalam keperawatan jiwa Memahami konsep dasar masing masing model konseptual keperawatan

Lebih terperinci

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Subtitle MENGAPA INDIVIDU BERPERILAKU AGRESIF? PENDEKATAN-PENDEKATAN BIOLOGIS PSIKODINAMIKA BEHAVIOR HUMANISTIK KOGNITIF Memandang perilaku dari sudut pandang pemfungsian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

Mekanisme Pertahanan Fungsi Mekanisme Pertahanan Klasifikasi Mekanisme Pertahanan Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang(Mature)

Mekanisme Pertahanan Fungsi Mekanisme Pertahanan Klasifikasi Mekanisme Pertahanan Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang(Mature) Mekanisme Pertahanan Menurut Sigmund Freud, mekanisme pertahanan bersumber dari alam bawah sadar yang digunakan untuk mengurangi konflik antara dunia internal seseorang dengan realitas eksternal. Freud

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. 1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN)

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) Tiga kelompok teknik pemeriksaan (Sundberg, 1977) 1. Teknik behavioral 2. Teknik objektif 3. Teknik proyektif Teknik pemeriksaan Teknik behavioral

Lebih terperinci

CARL ROGERS (CLIENT CENTERED THERAPY)

CARL ROGERS (CLIENT CENTERED THERAPY) Biografi CARL ROGERS (CLIENT CENTERED THERAPY) 1. Carl Rogers dilahirkan di Illionis 8 Januari 1902 USA. 2. Ia menaruh perhatian atas ilmu pengetahuan alam dan biologi. Pengaruh filsafat J. Deway mendorong

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

Konsep Wellbeing dalam Psikologi Positif. Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Konsep Wellbeing dalam Psikologi Positif. Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Konsep Wellbeing dalam Psikologi Positif Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Keluarkan selembar kertas dan jawab saya akan merasa bahagia saat saya Manakah orang yang lebih bahagia? Mana yang bisa membuat

Lebih terperinci

UNESA, GROWING WITH CHARACTER BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNESA, GROWING WITH CHARACTER BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori Gestalt telah berkembang sejak sekitar abad Ke 19. Dimulai dengan Gestalt I, kemudian berkembang terus hingga menuju ke Gestalt II. Gestalt II ini kemudian memunculkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap (Attitude) 2.1.1 Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan tersebut,

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: 10 eyeka13@gmail.com Fakultas PSIKOLOGI Pengantar Psikodiagnostik Tes Kepribadian EY Eka Kurniawan, M. Psi Program Studi Psikologi Definisi Suatu organisasi dinamis dalam diri individu, merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2 SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh & Sains Teknologi (UTM) Sinopsis: Kursus ini akan membincangkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : ASESMEN DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari

Lebih terperinci

Pendahuluan. By : Farida Harahap Tim: Nanang Erma by FH 1. Gunawan:

Pendahuluan. By : Farida Harahap Tim: Nanang Erma by FH 1. Gunawan: Pendahuluan By : Farida Harahap Tim: Nanang Erma by FH 1 Gunawan: DEFINISI KLINIS DALAM PSIKOLOGI Asal kata clinical (klinike = Greek) yaitu bed atau pertaining to bed (tempat tidur atau berkaitan dengan

Lebih terperinci

C. Teknik-teknik Gambar

C. Teknik-teknik Gambar C. Teknik-teknik Gambar 1. Thematic Apperception Test (TAT) Dikembangkan oleh Henry Murray Stimulusnya lebih terstruktur dan meminta respon verbal yang lebih kompleks & terorganisasi secara bermakna Terdiri

Lebih terperinci

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna SENSASI PERSEPSI Dita Rachmayani., S.Psi., M.A PROSES Sensasi Transduksi Persepsi Tanggapan Proses pendeteksian hadirnya stimuli Sederhana/perasaan/- kesan yg timbul sebagai akibat Perangsangan suatu reseptor

Lebih terperinci

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07 MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 07 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH GAMBARAN POLA ASUH PENDERITA SKIZOFRENIA Disusun Oleh: Indriani Putri A F 100 040 233 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

Sebagai pengalaman baru

Sebagai pengalaman baru Sebagai pengalaman baru Sekurang2nya ada 6 macam pengalaman baru yg diperoleh oleh klien dalam proses konseling yaitu : 1. Mengenal konflik internal 2. Menghadapi realitas 3. Mengembangkan konsep diri

Lebih terperinci

House-Tree-Person (HTP) for kids

House-Tree-Person (HTP) for kids House-Tree-Person (HTP) for kids Tokoh: J.N. Buck (1948) Yoiles (1952; 1971) Emmanuel Hammer (1954) 1 Latar Belakang HTP merupakan salah satu prosedur gambar yang pertama khusus dirancang untuk mengukur

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih. Pengertian

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih. Pengertian ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih Pengertian Hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan ra ngsangan internal(pikiran) dan rangsangan eksternal(dunia

Lebih terperinci

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK1313 Psikolgi Pembelajaran Minggu 3 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) Aplikasi dan penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepribadian seorang anak merupakan gabungan dari fungsi secara nyata maupun fungsi potensial pola organisme yang ditentukan oleh faktor keturunan dan penguatan

Lebih terperinci

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER. Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 4 ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER Ali Rachman* ABSTRAK Kecemasan

Lebih terperinci

Konsep Kecemasa n. Oleh : Hapsah

Konsep Kecemasa n. Oleh : Hapsah Konsep Kecemasa n Oleh : Hapsah Pengertian Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui.

Lebih terperinci

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA Pembimbing : Dr. Prasilla, Sp KJ Disusun oleh : Kelompok II Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta cemas menyeluruh dan penyalahgunaan zat. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM. Lidyasari, M.Pd. Pertemuan 1

PSIKOLOGI UMUM. Lidyasari, M.Pd. Pertemuan 1 PSIKOLOGI UMUM Oleh: Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd Pertemuan 1 Pengertian PsikologiUMUM Berasal dari kata PSIKOLOGI DAN UMUM PSIKOLOGI Berasal dari Kata Yunani Psyche: jiwa Logos: ilmu ; ilmuyang mempelajaritentang

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa PSIKOLOGI UMUM 1 Aliran Psikoanalisa Sigmund Freud 3 sumber utama yang mempengaruhi gerakan Psikonalisa: 1. Ketidaksadaran Mental events mulai dari yang sama sekali tidak disadari sampai yang jelas disadari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum

Lebih terperinci

Penilaian Hasil Belajar Budi Astuti, M.Si (NIP )

Penilaian Hasil Belajar Budi Astuti, M.Si (NIP ) Penilaian Hasil Belajar Budi Astuti, M.Si (NIP. 3239829) Lampiran-2. KISI KISI SOAL OBYEKTIF Program studi : Bimbingan dan Konseling Mata Kuliah : Psikologi Umum Semester/Tahun : Satu (Gasal) /2006 Lama

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI. Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI. Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan

Lebih terperinci

kepada terapis, kemudian terapis memberikan interpretasi melalui arahan-arahan saat proses terapi berlangsung, yang memunculkan insight untuk pasien.

kepada terapis, kemudian terapis memberikan interpretasi melalui arahan-arahan saat proses terapi berlangsung, yang memunculkan insight untuk pasien. 1. Pemikiran Freud Yang Berevoulsi Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM. Pertemuan 1

PSIKOLOGI UMUM. Pertemuan 1 PSIKOLOGI UMUM aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id Pertemuan 1 Pengertian Psikologi UMUM Berasal dari kata PSIKOLOGI DAN UMUM PSIKOLOGI Berasal dari Kata Yunani Psyche: jiwa Logos: ilmu ; ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV. Teknik-teknik Proyektif. Psikologi Proyektif - Minggu ke 7

BAB IV. Teknik-teknik Proyektif. Psikologi Proyektif - Minggu ke 7 BAB IV Teknik-teknik Proyektif 1 A. Sifat Teknik-teknik Proyektif Ciri utama dari teknik proyektif adalah penilaiannya atas tugas yang relatif tidak terstruktur, yaitu tugas yang memungkinkan variasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar pelitian. Berikut adalah beberapa teori yang terkait sesuai dengan penelitian ini. 2.1 Anxiety (Kecemasan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M. Pertemuan Ke-4 Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd Pendidikan Matematika Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd STKIP YPM Bangko 1 Teori Belajar Kognitif Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual

Lebih terperinci

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama HUBUNGAN INTERPERSONAL

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama   HUBUNGAN INTERPERSONAL BK KELOMPOK Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id HUBUNGAN INTERPERSONAL Pembelajaran intereprsonal adalah faktor terapeutik yang luas dan kompleks dalam analog konseling kelompok seperti

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran Psikologi Modul ke: 09 Rizka Fakultas PSIKOLOGI Sejarah dan Aliran Psikologi Psikologi Gestalt Putri Utami, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI http://mercubuana.ac.id Latar belakang Psikologi Gestalt Saat aliran behaviorisme

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

Persepsi, Memori, Daya Bayang, Bahasa, Penyelesaian Masalah, Pemahaman/Penalaran, Pmbuatan Keputusan

Persepsi, Memori, Daya Bayang, Bahasa, Penyelesaian Masalah, Pemahaman/Penalaran, Pmbuatan Keputusan PSIKOLOGI KOGNITIF BUKU: COGNITION 3rd Ed. 1994 Margaret W. Matlin Harcourt Brace Publishers KOGNISI? Aktivitas Mental Melibatkan: Perolehan Penyimpanan Pencarian Penggunaan Pengetahuan MATLIN Membicarakan:

Lebih terperinci

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BY: BASYARIAH LUBIS, AMKeb, sst, mkes Makhluk Yang Utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial & Spiritual. Makhluk Biologis : Sistem organ tubuh Lahir, tumbang,

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Psikologi Gestalt Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Tokoh-Tokoh Franz Brentano 1838 1917 Christian

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOGNITIF (Diringkas oleh Hanna Widjaya Dosen PPS Unpad Bandung)

PSIKOLOGI KOGNITIF (Diringkas oleh Hanna Widjaya Dosen PPS Unpad Bandung) PSIKOLOGI KOGNITIF (Diringkas oleh Hanna Widjaya Dosen PPS Unpad Bandung) BUKU: COGNITION 3rd Ed. 1994 Margaret W. Matlin Harcourt Brace Publishers KOGNISI? Aktivitas Mental Melibatkan: Perolehan Penyimpanan

Lebih terperinci

Sunardi, plb fip upi

Sunardi, plb fip upi Sunardi, plb fip upi TERAPI PSIKOANALITIK TERAPI HUMANISTIK TERAPI PSIKOLOGIS TERAPI KOGNITIF TERAPI TINGKAH LAKU TERAPI KELOMPOK TRITMEN TERAPI OBAT-OBATAN INTERVENSI MEDIS T. ELEKTROKONVULSIF TERAPI

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi

MODUL PERKULIAHAN. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi MODUL PERKULIAHAN AGRESI Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi 61119

Lebih terperinci

Persepsi Sosial : Memahami orang lain

Persepsi Sosial : Memahami orang lain Persepsi Sosial : Memahami orang lain Persepsi Sosial Adl proses untuk memahami orang lain. Proses utk menginterpretasi dan mengevaluasi orang lain mengenai sifat-sifat, kualitasnya dan keadaan lain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena---teori adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena---teori adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu kegiatan profesional dan ilmiah, pelaksaan konseling bertitik tolak dari teori-teori yang dijadikan sebagai acuannya. Pada umumnya teori diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

Lebih terperinci

SE S J E A J R A A R H DA D N A N A L A I L R I A R N A N PSI S KO K LOGI G Pertemuan 4

SE S J E A J R A A R H DA D N A N A L A I L R I A R N A N PSI S KO K LOGI G Pertemuan 4 SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI Pertemuan 4 SEJARAH PSIKOLOGI 1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat obyeknya asal usul jiwa, ujud jiwa, akhir dan jadinya jiwa, hubungan jasmani dan rohani Plato Aristoteles

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

Lebih terperinci

Alfred Adler. Individual Psychology

Alfred Adler. Individual Psychology Alfred Adler Individual Psychology Manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior, suatu kondisi yang mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan kepada orang lain. Manusia

Lebih terperinci

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa Keputusasaan (Hopelessness) Pengertian Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat

Lebih terperinci

Jenis-jenis Kecemasan

Jenis-jenis Kecemasan Jenis-jenis Kecemasan Ada tiga klasifikasi jenis kecemasan yaitu klasifikasi menurut sumber kecemasan, klasifikasi berdasarkan lamanya sifat itu menetap, klasifikasi berdasarkan dampak kecemasan. Klasifikasi

Lebih terperinci

AGRESI. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom.

AGRESI. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. AGRESI Modul ke: Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Fakultas Psikologi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia memiliki banyak realita yang mempengaruhi kehidupan itu sendiri. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut perubahan sangat pesat, serta muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya. Di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci