BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR JAKARTA --- JANUARI 2007 MATA AJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR JAKARTA --- JANUARI 2007 MATA AJARAN"

Transkripsi

1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR JAKARTA --- JANUARI 2007 CONTOH SOAL DAN JAWABAN UJIAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR TINGKAT KETUA TIM MATA AJARAN I. TEKNIK PENILAIAN SPM DAN PENYUSUNAN PKA II. SAMPLING AUDIT SOAL-SOAL BERIKUT INI HANYA CONTOH DARI SEBAGIAN MATA AJARAN YANG DIUJIKAN DALAM UJIAN SERTIFIKASI JFA BPKP SELAMAT BELAJAR

2 Contoh Soal Teknik Penilaian SPM dan Penyusunan PKA PETUNJUK PENGISIAN: 1. Soal terdiri dari 5 (lima) teori dan 2 (dua) kasus. 2. Tulislah jawaban Saudara pada lembar jawaban. I. TEORI (Bobot 50%) 1. Auditor setelah mengetahui derajat risiko pengendalian manajemen suatu auditan, maka auditor dapat merencanakan audit rincinya secara terarah dan efisien. Jelaskan maksudnya. 2. Pada tahap penilaian/pengujian Sistem Pengendalian Manajemen auditor melakukan penelitian mengenai efektivitas pengendalian manajemen auditan yang perlu mendapat perhatian dan yang dihasilkan dalam kegiatan survei pendahuluan. Jelaskan secara singkat hasil kegiatan auditor tersebut. 3. Dalam pelaksanaan analisis pengendalian manajemen auditan, maka auditor dapat melakukannya melalui pengujian sepintas (walk through test) dan pengujian terbatas (limited testing of the system). Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan pengujian sepintas dan pengujian terbatas itu. 4. Salah satu tahapan dalam audit operasional adalah menyusun Program Kerja Audit Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen (PKA ESPM). Jelaskan secara singkat tujuan penyusunan PKA ESPM tersebut. 5. Tujuan pengendalian dalam pengelolaan dan pelaksanaan anggaran antara lain efektif dan efisien. Jelaskan secara singkat tujuan pengendalian yang efektif dan efisien tersebut. II. KASUS (Bobot 50%) Kasus 1 Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ merupakan instansi pemerintah yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Tujuan pelayanan tersebut adalah untuk memberikan pelayanan prima oleh pemerintah kepada masyarakat yang memerlukannya. Saudara sebagai Ketua Tim Audit ditugaskan untuk melakukan audit operasional atas Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ. Setelah melaksanakan tahap Survei Pendahuluan, Saudara melanjutkan audit pada tahap Penilaian/Evaluasi SPM. Diminta: Membuat/menyusun Program Kerja Audit (PKA) Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen atas Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ. 1

3 Contoh Soal Teknik Penilaian SPM dan Penyusunan PKA Kasus 2 Saudara ditugaskan untuk melakukan Audit Operasional atas pembangunan gedung kantor Dinas Pendidikan Propinsi XYZ. Setelah melakukan tahapan audit operasional, Saudara memperoleh Firm Audit Objective (FAO) pada tahap Penilaian/Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen antara lain: Penunjukan pemenang lelang yang tidak benar dan berpotensi menimbulkan harga yang tinggi/mahal. Diminta: Saudara sebagai Ketua Tim Audit Operasional atas pembangunan gedung kantor Dinas Pendidikan Propinsi XYZ diminta untuk membuat/menyusun Program Kerja Audit Lanjutan/Audit Rinci atas FAO tersebut diatas. ***selesai*** 2

4 Contoh Soal Teknik Penilaian SPM dan Penyusunan PKA KUNCI JAWABAN RELEASE SOAL JANUARI 2007 Mata Ajaran : Teknik Penilaian SPM Tingkat : Ketua Tim I. TEORI 1. Auditor dapat merencanakan audit rincinya secara terarah dan efisien maksudnya yaitu terarah pada informasi yang dipengaruhi oleh pengendalian yang mengandung resiko tinggi saja, dan efisien karena pengujian suatu informasi tidak perlu dilakukan secara luas dan dalam, apabila pengendalian manajemen ternyata kuat/andal. 2. Hasilnya berupa kesimpulan mengenai kondisi pengendalian yang diuji, berupa pernyataan mengenai keandalan SPM.Kesimpulan tersebut digunakan sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan pada tahap audit lanjutan melalui penyusunan PKA audit lanjutan. 3. Menggambarkan SPM adalah menyajikan secara tertulis gambaran mengenai sistem/prosedur pelaksanaan kegiatan operasional auditan, sedangkan menganalisis SPM adalah mengidentifikasi kunci-kunci pengendalian, kekuatan dan kelemahannya. 4. Tahapan yang dilakukan auditor dalam penilaian risiko pengendalian yaitu: 1). Memahami tujuan pengendalian yang ingin dicapai. 2). Mengidentifikasi kondisi pengendalian yang terjadi. 3). Mengidentifikasi risiko yang potensial. 4). Mengidentifikasi tindakan pengendalian yang telah dilakukan. 5). Memprioritaskan risiko berdasarkan ukuran signifikannya. 5. Maksud dari tujuan pengendalian pengadaan barang dan jasa sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi adalah kegiatan pengadaan dan penggunaan barang dan jasa yang diadakan sesuai dengan aturan dan peruntukannya sesuai dengan perencanaan. 3

5 Contoh Soal Teknik Penilaian SPM dan Penyusunan PKA II. KASUS Kasus 1 1. Format PKA Penilaian /Evaluasi SPM sesuai modul halaman Materi: 1). Tujuan penilaian/evaluasi SPM (1). Menaksir Resiko Pengendalian atas pelaksanaan SPM pelayanan pemadam kebakaran kepada masyarakat yang memerlukannya. (2). Memantapkan apakah TAO yang diperoleh pada tahap Survei Pendahuluan dapat menjadi FAO. Kasus 2 2). Langkah-langkah kerja: (1). Lakukan identifikasi tujuan dan kunci pengendalian atas sistem pelayanan masyarakat oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ. (2). Lakukan penilaian terhadap kondisi SPM Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ melalui ICQ (3). Bandingkan antar kondisi pengendalian dengan kunci pengendalian dan teliti apakah terjadi kesenjangan. (4). Lakukan pengujian terbatas atas pelaksanaan SPM Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ dan identifikasi akibat potesial yang mungkin timbul dari kelemahan tersebut serta unsur pengendalian yang diperlukan untuk menutup kelemahan tersebut. (5). Susun hasil penilaian SPM Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ dengan membuat Matrik penilaian SPM. (6). Buat kesimpulan hasil penilaian SPM Dinas Pemadam Kebakaran Kota XYZ.. 1. Format PKA Audit Lanjutan/Audit Rinci sesuai dengan modul halaman Materi: 1). Tujuan Audit Lanjutan/Audit Rinci adalah : (1). Meyakinkan bahwa rekanan pemenang lelang memenuhi syarat administrasi. (2). Meyakinkan adanya potensi kerugian keuangan negara akibat kemahalan harga yang diajukan oleh rekanan pemenang yang tidak memenuhi syarat. 2). Langkah-langkah kerja : (1). Teliti hasil penjelasan lelang (anwizing) yang menguraikan mengenai persyaratan administrasi peserta lelang. (2). Teliti seluruh dokumen pelelangan yang diajukan oleh rekanan pemenang Lelang. (3). Teliti kelengkapan dokumen pelelangan apakah telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. 4

6 Contoh Soal Teknik Penilaian SPM dan Penyusunan PKA (4). Teliti dokumen lelang yang diajukan oleh peserta lain yang kalah,apakah telah memenuhi syarat dan mengajukan harga penawaran yang lebih rendah dari rekanan pemenang. (5). Lakukan penelitian dan perhitungan apakah terjadi perhitungan harga penawaran yang tidak wajar dan cenderung merugikan keuangan negara. (6). Hitung potensi kerugian keuangan negara yang terjadi. (7). Buat kesimpulan hasil pemeriksaan. ***selesai*** 5

7 PETUNJUK: 1. Soal terdiri atas 50 butir. 2. Pilihlah satu jawaban yang paling benar antara a, b, c atau d. 3. Telah disediakan lembar yang berisi rumus-rumus yang dapat membantu menjawab soal. 4. Telah disediakan tabel-tabel yang harus dipergunakan untuk menjawab soal. 1. Tujuan auditor menerapkan teknik sampling pada pengujian substantif adalah untuk mendukung: a. Perbaikan atas sistem pengendalian intern auditan b. Penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern auditan c. Penyusunan laporan kinerja manajemen auditan d. Penilaian apakah informasi kuantitatif yang disajikan auditan dapat diterima atau tidak 2. Dengan menerapkan metode sampling, auditor dapat mengambil simpulan terhadap suatu populasi berdasarkan: a. Banyak sedikitnya jumlah sampel b. Hasil pengujian terhadap sampel c. Banyak sedikitnya jumlah anggota populasi d. Penelitian terhadap seluruh anggota populasi Uraian di bawah ini digunakan untuk menjawab pertanyaan no.3 s/d 5 Diketahui suatu populasi dengan masing-masing nilai sebagai berikut: X 1 52 X 6 44 X 2 55 X 7 59 X 3 40 X 8 52 X 4 47 X 9 50 X 5 53 X Dari populasi tersebut, auditor mengambil 6 sampel yaitu X 1, X 2, X 4, X 6, X 8, dan X 9 3. Rata-rata nilai sampel adalah: a. 40 b. 300 c. 50 d Estimasi total populasi adalah: a. 500 b. 400 c. 470 d

8 5. Dibandingkan dengan total populasi yang sebenarnya, terdapat kesalahan sampling (E) sebesar: a. 12 under estimate b. 2 over estimate c. 5 under estimate d. 7 over estimate 6. Apabila auditor menginginkan hasil sampling yang andal maka salah satu upayanya adalah: a. Meminimalkan kesalahan sampling b. Mengurangi jumlah sampel c. Melakukan teknik sampling non statistik d. Menghindari penggunaan teknik sampling 7. Sampel yang representatif merupakan keharusan dalam penggunaan metode sampling. Sampel dianggap representatif apabila: a. Jumlahnya minimal 10% dari total populasi b. Jumlahnya 100% dari total populasi c. Dapat mewakili anggota populasi d. Kesalahan sampling yang dihasilkan besar 8. Banyak sedikitnya jumlah sampel yang akan dipilih tergantung dari jumlah unit populasi. Semakin banyak anggota populasi maka jumlah sampel akan: a. Semakin banyak b. Semakin sedikit c. Tidak berubah d. Menjadi nol 9. Populasi yang seluruh anggotanya memiliki karakteristik yang sama merupakan populasi yang: a. Standar deviasinya tinggi b. Homogen c. Andal d. Heterogen Uraian di bawah ini digunakan untuk menjawab pertanyaan no.10 dan 11 Diketahui suatu populasi dengan masing-masing nilai sebagai berikut: X X 3 98 X X X 9 91 X X 4 96 X 6 99 X 8 89 X Standar deviasi dari populasi di atas adalah: a. 0 b. 7,7 c. 100,7 d. 9,7 7

9 11. Rentang distribusi dari populasi di atas terletak antara: a. 89 s/d 100 b. 101 s/d 115 c. 91 s/d 107 d. 89 s/d Tingkat keandalan (confidence level) sampel sebesar 95% berarti: a. Jumlah sampel sebanyak 95% dari total anggota populasi b. 95% anggota populasi terwakili oleh sampel c. 5% anggota populasi terwakili oleh sampel d. 95% anggota populasi tidak terwakili oleh sampel 13. Dalam melakukan sampling, semakin kecil risiko sampling yang diinginkan maka jumlah sampel yang harus diambil akan: a. Semakin banyak b. Tergantung judgement auditor c. Semakin sedikit d. Tidak terpengaruh 14. Di bawah ini merupakan ciri dari teknik sampling statistik, kecuali: a. Menggunakan rumus statistik b. Pemilihan sampelnya bisa acak atau non acak c. Menggunakan tabel statistik d. Pemilihan sampelnya acak 15. Menerapkan prosedur audit atas sampel yang telah diambil merupakan salah satu langkah yang dilakukan dalam tahapan audit sampling: a. Menetapkan jumlah sampel b. Menyusun rencana audit c. Menguji sampel d. Membuat simpulan hasil audit 16. Risiko sampling (ARO) yang ditetapkan dalam teknik Sampling Atribut dinyatakan dalam: a. % b. Nilai uang c. Bisa % atau nilai uang d. Jumlah lembar kuitansi 17. Keyakinan auditor terhadap keandalan pengendalian intern auditan dan harus dalam batas toleransi auditor mengandung pengertian bahwa: a. ARO harus lebih besar dari TDR b. ARO harus lebih kecil dari TDR c. ARO harus selaras dengan TDR d. Tidak ada kaitan antara ARO dengan TDR 8

10 18. Dalam suatu Sampling Atribut, auditor menetapkan ARO 10%, TDR 7%, dan EPDR 3% dari populasi sebanyak 8000 unit. Dari tabel ARO terlampir, jumlah sampel yang harus dipilihnya adalah sebanyak: a. 94 unit b. 129 unit c. 76 unit d. 32 unit 19. Sama dengan soal no.18, bila jumlah populasi adalah sebanyak 3000 unit maka jumlah sampel harus dikoreksi menjadi: a. 101 unit b. 170 unit c. 49 unit d. 92 unit 20. Bila dengan ARO 5% dan EPDR 1,5% auditor harus memilih 103 sampel maka dapat diketahui bahwa TDR yang ditetapkannya adalah sebesar: a. 1,5% b. 5% c. 6% d. 10% 21. Pemilihan sampel dapat dilakukan secara acak atau non acak. Salah satu contoh pemilihan sampel secara non acak adalah: a. Simple Random Sampling b. Block Sampling c. Systematic Random Sampling d. Sampel acak sederhana 22. Auditor akan mengambil 10 sampel dari 100 dokumen bernomor urut 551 s/d 650. Dari tabel angka acak terlampir, titik start jatuh pada angka (perpotongan baris 10 dan kolom 6). Apabila ia menggunakan tiga digit terakhir dan menelusuri nomor dari atas ke bawah maka sampel nomor satu adalah bukti nomor: a. 918 b. 591 c. 577 d Sama dengan soal no.22, apabila penelusurannya adalah dari kiri ke kanan maka sampel nomor satu adalah bukti nomor: a. 571 b. 577 c. 605 d

11 24. Di bawah ini adalah ciri-ciri penerapan Haphazard Sampling, kecuali: a. Tanpa menggunakan alat bantu b. Dipilih langsung oleh auditor c. Tanpa memperhatikan jumlah, letak, sifat, dan kondisi data populasi d. Menggunakan tabel angka acak 25. Dari pengujian Sampling Atribut terhadap 100 sampel, auditor menemukan penyimpangan pada 5 sampel. Bila tingkat keandalan sampel adalah 90% maka perkiraan maksimum kesalahan dalam populasi (CUDR) adalah: a. 10,3% b. 10% c. 90% d. 9,1% 26. Berkaitan dengan soal no.25, apabila pada tahap awal ditetapkan toleransi penyimpangan (TDR) sebesar 10% maka simpulan auditor atas pengendalian intern adalah: a. Dapat diandalkan b. Tidak dapat diandalkan c. Belum dapat disimpulkan d. Diluar batas toleransi auditor 27. Salah satu metode sampling statistik yang dapat digunakan dalam pengujian pengendalian adalah: a. Haphazard Sampling b. Block Sampling c. Sampling Variabel Sederhana d. Acceptance Sampling 28. Risiko sampling berhubungan erat dengan tingkat keandalan sampel. Bila ditetapkan risiko sampling sebesar 3% artinya: a. Sampel tidak dapat diandalkan b. Tingkat keandalan sampel adalah 97% c. Sampel berisiko tinggi untuk diteliti d. Representasi sampel terhadap populasi sebesar 3% 29. Dalam suatu Sampling Penemuan, bila diketahui (1-α) 90%, N 5000 unit, dan EPDR 0,7% maka jumlah sampel yang harus dipilih adalah sebanyak: a. 350 unit b. 450 unit c unit d. 318 unit 10

12 30. Dalam Sampling Penerimaan, bila diketahui N 1000 unit, Probabilitas Penerimaan sekitar 77%, dan EPDR 5% maka jumlah sampel yang harus diambil sebaiknya sebanyak: a. 50 unit b. 100 unit c. 150 unit d. 200 unit 31. Terkait dengan soal no.30, apabila dari sampel terpilih ditemukan penyimpangan pada 4 sampel maka simpulan auditor adalah: a. Pengendalian intern auditan dapat diandalkan b. Jumlah penyimpangan tidak material c. Populasi dapat diterima d. Pengendalian intern auditan tidak dapat diandalkan 32. Salah satu metode sampling statistik yang digunakan auditor pada tahap pengujian substantif adalah: a. Sampling Atribut b. Sampling Variabel Sederhana c. Sampling Penemuan d. Sampling Non Statistik 33. Dalam sampling pada pengujian substantif, toleransi salah saji (TS) yang ditetapkan auditor dinyatakan dalam: a. Nilai uang b. Persentase c. Jumlah sampel d. Jumlah anggota populasi Uraian di bawah ini digunakan untuk menjawab pertanyaan no.34 s/d 37 Dalam suatu penerapan Sampling Variabel diketahui beberapa data berikut ini: N Toleransi Salah Saji Rp α 8% Standar deviasi sampel awal Rp Besarnya faktor keandalan pada risiko keliru menolak (Z) adalah: a. 1,96 b. 1,75 c. 2,00 d. 2, Besarnya faktor keandalan pada risiko keliru menerima (β) adalah: a. 1,41 b. 1,75 c. 1,65 d. 2,00 11

13 36. Besarnya rencana kesalahan sampling (E) adalah: a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp Jumlah sampel (n) yang harus diambil adalah sebanyak: a. 127 unit b. 270 unit c. 53 unit d. 330 unit 38. Hasil Sampling Variabel Sederhana menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian terhadap sampel diperkirakan total populasi berada pada interval Rp.487,500,000 s/d Rp , sedangkan total nilai buku populasi menurut catatan auditan adalah Rp Berdasarkan kondisi tersebut auditor dapat menyimpulkan bahwa: a. Pelaksanaan sampling audit harus diulang b. Populasi mengandung salah saji yang material c. Jumlah sampel harus ditambah d. Populasi bebas dari salah saji yang material 39. Risiko audit yang dihadapi auditor karena ketidakmampuannya untuk menemukan penyimpangan dalam pelaksanaan auditnya dikenal sebagai: a. Risiko Melekat b. Risiko Deteksi c. Risiko Pengendalian d. Risiko Penugasan 40. Risiko audit berupa kemungkinan salah saji yang disebabkan sifat bawaan informasi yang diaudit dikenal sebagai: a. Risiko Sampling b. Risiko Pengendalian c. Risiko Deteksi d. Risiko Melekat Uraian di bawah ini digunakan untuk menjawab pertanyaan no.41 s/d 45 Dalam suatu penerapan Sampling Satuan Mata Uang diketahui beberapa data berikut ini: TS Rp Nilai Buku Rp AS Rp Risiko α 10% 12

14 41. Besarnya faktor keandalan (FK) adalah: a. 3,0 b. 1,5 c. 2,31 d. 1,9 42. Besarnya faktor ekspansi (FE) adalah: a. 1,6 b. 2,31 c. 2,0 d. 1,5 43. Jumlah sampel (n) yang harus diambil adalah sebanyak: a. 124 unit b. 77 unit c. 203 unit d. 320 unit 44. Besarnya interval sampling (IS) adalah: a b c d Apabila dari sampel terpilih tidak ditemukan kesalahan, maka batas atas salah saji (BAS) adalah sebesar: a b c d Yang dianggap sebagai populasi (N) dalam Sampling Satuan Mata Uang adalah: a. Total lembar kuitansi b. Nilai interval populasi c. Total jumlah sampel d. Total nilai uang 47. Dalam Sampling Satuan Mata Uang, besarnya nilai antisipasi salah saji (AS) ditetapkan berdasarkan: a. Pertimbangan materialitas b. Pengalaman audit periode sebelumnya c. Judgement auditor d. Risiko α yang ditetapkan 13

15 48. Dari hasil pengujian sampel pada Sampling Satuan Mata Uang, ditemukan satu bukti dengan nilai buku Rp yang menurut hasil audit seharusnya Rp Apabila diketahui interval sampling adalah Rp maka besarnya proyeksi salah saji individual adalah: a. Rp b. Rp c. Rp d. Rp Dalam Sampling Satuan Mata Uang, apabila diketahui PS , PD , dan CK maka besarnya batas atas salah saji (BAS) dalam populasi adalah: a b c d Apabila hasil Sampling Satuan Mata Uang menunjukkan bahwa batas atas salah saji lebih besar dari toleransi salah saji maka auditor dapat menyimpulkan bahwa: a. Hasil pengujian tidak dapat diandalkan b. Jumlah sampel terlalu banyak c. Populasi mengandung salah saji yang material d. Populasi bebas dari salah saji yang material ***selesai*** 14

16 RUMUS YANG DIGUNAKAN Standar Deviasi = σ = Σ (X i - µ) 2 / N Faktor Koreksi = {1 (n/n)} Sampling Variabel n = {(N x Z x S) / E} 2 E = TS / {1 + (B/Z)} NI = NX ± CRS CRS = TS - {(N x B x S) / n} PS = NB - NX Sampling SMU n = (NB x FK) / {TS (AS x FE)} IS = NB/n Apabila salah saji = 0, BAS = PD = FK x IS Apabila ditemukan salah saji, BAS = PS + CRS Bila NB < IS, PS = % selisih x IS PD = FK x IS CRS = PD + CK Bila NB > IS, PS = NB NA CK = BASI PS Individual BASI = Δ FK x PS individual DAFTAR TABEL No. Jenis Tabel Modul Halaman 1. Tabel ARO 20 (2 tabel) 2. Tabel Evaluasi 28 (2 tabel) 3. Tabel Normal (Z) Tabel Sampling SMU 60 (dua tabel) 5. Tabel Sampling Penemuan 72 (dua tabel) 6. Tabel Sampling Penemuan 73 (dua tabel) 7. Tabel Sampling Penerimaan 74,75,76,77 15

17 TABLE OF RANDOM NUMBERS

18 KUNCI JAWABAN RELEASE SOAL JANUARI 2007 Mata Ajaran : Sampling Audit Tingkat : Ketua Tim No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban 1. D 11. D 21. B 31. D 41. C 2. B 12. B 22. C 32. B 42. D 3. C 13. A 23. A 33. A 43. A 4. A 14. B 24. D 34. B 44. B 5. B 15. C 25. D 35. A 45. B 6. A 16. A 26. A 36. D 46. D 7. C 17. C 27. D 37. B 47. B 8. A 18. A 28. B 38. D 48. A 9. B 19. D 29. D 39. B 49. C 10. B 20. C 30. A 40. D 50. C 17

SAMPLING AUDIT DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR KETUA TIM KODE MA : 2.110

SAMPLING AUDIT DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR KETUA TIM KODE MA : 2.110 DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR KETUA TIM SA KODE MA : 2.110 SAMPLING AUDIT 2008 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Edisi Keempat Judul Modul : Sampling Audit

Lebih terperinci

Pengauditan 1. Bab 11 Sampling Audit dalam Pengujian Substantif. Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si.

Pengauditan 1. Bab 11 Sampling Audit dalam Pengujian Substantif. Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si. Pengauditan 1 Bab 11 Sampling Audit dalam Pengujian Substantif Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si. 1 Konsep

Lebih terperinci

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB I PENDAHULUAN Dalam setiap pelaksanaan audit baik keuangan maupun operasional, auditor selalu dihadapkan dengan banyaknya bukti-bukti transaksi yang harus diaudit dengan waktu audit yang sangat terbatas.

Lebih terperinci

Bab 10 Sampling Audit dalam Pengujian Pengendalian

Bab 10 Sampling Audit dalam Pengujian Pengendalian Pengauditan 1 Bab 10 Sampling Audit dalam Pengujian Pengendalian Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si. Konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB 10. Variable Sampling untuk Pengujian Substantif

BAB 10. Variable Sampling untuk Pengujian Substantif BAB 10 Variable Sampling untuk Pengujian Substantif Soal Latihan Hal 305 306 1. Jelaskan perbedaan attribute sampling dengan variable sampling. Attribute sampling digunakan untuk menguji efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

Sampling (kamus) : Kelompok orang/barang yg dipilih untuk mewakili kelompok yang lebih besar Barang contoh yg ditawarkan untuk dicoba.

Sampling (kamus) : Kelompok orang/barang yg dipilih untuk mewakili kelompok yang lebih besar Barang contoh yg ditawarkan untuk dicoba. DEFINISI SAMPLING Sampling (kamus) : Kelompok orang/barang yg dipilih untuk mewakili kelompok yang lebih besar Barang contoh yg ditawarkan untuk dicoba. Sampling (audit) adalah pemeriksaan atas sedikit

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING besar

DISTRIBUSI SAMPLING besar DISTRIBUSI SAMPLING besar Distribusi Sampling Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh / pengambilan sampel Sampel yang baik Sampel yang representatif, yaitu diperoleh dengan memperhatikan

Lebih terperinci

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI SIFAT DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT AU 350.01

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS

PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENGUJIAN HIPOTESIS PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS HUPO From: BAHASA YUNANI THESIS Pernyataan yang mungkin benar atau mungkin salah terhadap suatu populasi Lemah, kurang, di bawah Teori, proposisi, atau

Lebih terperinci

Sampling Stratifikasi Dapat Mengurangi Tingkat Risiko Deteksi Dalam Audit Yang Dilaksanakan Oleh APIP. Abstraksi

Sampling Stratifikasi Dapat Mengurangi Tingkat Risiko Deteksi Dalam Audit Yang Dilaksanakan Oleh APIP. Abstraksi Sampling Stratifikasi Dapat Mengurangi Tingkat Risiko Deteksi Dalam Audit Yang Dilaksanakan Oleh APIP Oleh: Muhammad Fuat Abstraksi Dalam sampling stratifikasi auditor memisahkan populasi ke dalam dua

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UJIAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR TINGKAT KETUA TIM

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UJIAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR TINGKAT KETUA TIM BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR JAKARTA --- SEPTEMBER 2008 CONTOH SOAL DAN JAWABAN UJIAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR TINGKAT KETUA TIM MATA

Lebih terperinci

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO 1 MODUL VI / TATAP MUKA KE-6 SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan : 1. Variable sampling untuk pengujian terinci atas saldo uji hipotesis

Lebih terperinci

Chapter 15 AUDIT SAMPLING. Outline Presentasi

Chapter 15 AUDIT SAMPLING. Outline Presentasi Chapter 15 AUDIT SAMPLING 1 Outline Presentasi I. Representative Sample II. Statistical vs. Nonstatistical Sampling III. Istilah dalam Sample Planning IV. Istilah dalam Evaluating Results V. Langkah-langkah

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

Pengertian Pengujian Hipotesis

Pengertian Pengujian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS Pengertian Pengujian Hipotesis HUPO BAHASA YUNANI THESIS Pernyataan yang mungkin benar atau mungkin salah terhadap suatu populasi Lemah, kurang, di bawah Teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

SUMMARY Pengauditan 2 Sampling and Materiality

SUMMARY Pengauditan 2 Sampling and Materiality SUMMARY Pengauditan 2 Sampling and Materiality Disusun Oleh: Dwi Rilvina Suci 1406534393 Ghea Lita Wijayasari 1406555712 Karina 1406555750 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2017 SAMPLING

Lebih terperinci

AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT

AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT Ruang Lingkup Standar Audit ini diterapkan ketika auditor telah memutuskan untuk menggunakan sampling audit dalam pelaksanaan prosedur audit. Hal ini berkaitan dengan

Lebih terperinci

STATISTIKA II Distribusi Sampling. (Nuryanto, ST., MT)

STATISTIKA II Distribusi Sampling. (Nuryanto, ST., MT) STATISTIKA II Distribusi Sampling (Nuryanto, ST., MT) 1. Pendahuluan Bidang Inferensia Statistik membahas generlisasi/penarikan kesimpulan dan prediksi/ peramalan. Generalisasi dan prediksi tersebut melibatkan

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut :

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut : PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pengertian Pengujian Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

DATA COLLECTION PLAN SAMPLING

DATA COLLECTION PLAN SAMPLING DATA COLLECTION PLAN Tipe data ada 2 macam: 1. Data kualitatif (categorical), misalnya: status perkawinan, partai politik, warna mata (defined categories). 2. Data kuantitatif (numerical), terdiri atas

Lebih terperinci

SAMPLING AUDIT. Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN

SAMPLING AUDIT. Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN Sampling Audit SAMPLING AUDIT Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN 01 Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan

Lebih terperinci

Pengauditan dan Kepengawasan Koperasi*

Pengauditan dan Kepengawasan Koperasi* Pengauditan dan Kepengawasan Koperasi* oleh Mahendra Adhi Nugroho Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan mengkoreksinya dengan

Lebih terperinci

Muhammad Arif Rahman https://arifelzainblog.lecture.ub.ac.id/

Muhammad Arif Rahman https://arifelzainblog.lecture.ub.ac.id/ Muhammad Arif Rahman arifelzain@ub.ac.id Populasi Keseluruhan objek penelitian atau keseluruhan elemen yang akan diteliti. Sampel Sebagian dari populasi Representatif dapat memberi gambaran yang tepat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010 : 13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS 1

PENGUJIAN HIPOTESIS 1 PENGUJIAN HIPOTESIS 1 Pengertian Pengujian Hipotesis From: BAHASA YUNANI HUPO THESIS Lemah, kurang, di bawah Teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti Hipotesis suatu pernyataan yang

Lebih terperinci

SAMPLING AUDIT. SA Seksi 350. Sumber: PSA No. 26

SAMPLING AUDIT. SA Seksi 350. Sumber: PSA No. 26 SA Seksi 350 SAMPLING AUDIT Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN 01 Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terahadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan

Lebih terperinci

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal Ch.8 Mempertimbangkan Pengendalian Internal Definisi Pengendalian Internal (SA 315.4) Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kepuasan Konsumen Serta Dampaknya

Analisis Pengaruh Kepuasan Konsumen Serta Dampaknya Analisis Pengaruh Kepuasan Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Jasa Kereta Api X Ray Farandy 15209111 Fitriansyah Hambali, SE, MM Latar Belakang Pada jaman sekarang ini sarana transportasi merupakan

Lebih terperinci

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK Chapter 7 MATERIALITY AND RISK TUJUAN : 1. Menerapkan konsep materialitas dalam audit 2. Membuat penilaian awal mengenai berapa jumlah yang dianggap material 3. Mengalokasikan materialitas awal ke setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan Yogyakarta dengan menggunakan responden seluruh auditor yang terdapat dalam KAP dari

Lebih terperinci

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER 5.1 Pengertian Pendugaan Parameter. Pendugaan merupakan suatu bagian dari statistik inferensia yaitu suatu pernyataan mengenai parameter populasi yang tidak diketahui

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL. Gambar 1 POPULASI dan SAMPEL

POPULASI DAN SAMPEL. Gambar 1 POPULASI dan SAMPEL Pengertian Populasi dan Sampel POPULASI DAN SAMPEL Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER Arti Penarikan Sampel Populasi ( Universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

Materi Kuliah: Statistik Inferensial

Materi Kuliah: Statistik Inferensial TEORI PENDUGAAN STATISTIK Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id 1 Teori Statistik Pengujian Hipotesa Besar Pengujian Hipotesa Kecil Memilih Ukuran Teori Statistik Pengujian Hipotesa

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Responden yang menjadi objek penelitian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuesioner yang di sebar berjumlah

Lebih terperinci

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya Definisi Risiko AR IR CR DR Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya Risiko bahwa suatu asersi rentan terhadap salah saji material dengan asumsi tidak ada

Lebih terperinci

STATISTIKA BISNIS PENDUGAAN STATISTIKA. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

STATISTIKA BISNIS PENDUGAAN STATISTIKA. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: STATISTIKA BISNIS PENDUGAAN STATISTIKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Data yang sudah didapat dari populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS (1) Debrina Puspita Andriani /

PENGUJIAN HIPOTESIS (1) Debrina Puspita Andriani    / PENGUJIAN HIPOTESIS (1) 1 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pengertian Pengujian Hipotesis (1) 3 BAHASA YUNANI HUPO Lemah, kurang, di bawah THESIS Teori,

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 PERENCANAAN

Lebih terperinci

Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

Pemilihan Data (Sampel) Penelitian Pemilihan Data (Sampel) Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

Lebih terperinci

Distribusi Sampling Sebaran Penarikan Contoh. Bidang Inferensia Statistik membahas generalisasi/penarikan kesimpulan dan prediksi/peramalan.

Distribusi Sampling Sebaran Penarikan Contoh. Bidang Inferensia Statistik membahas generalisasi/penarikan kesimpulan dan prediksi/peramalan. Distribusi Sampling Sebaran Penarikan Contoh I PENDAHULUAN Bidang Inferensia Statistik membahas generalisasi/penarikan kesimpulan dan prediksi/peramalan. Generalisasi dan prediksi tersebut melibatkan sampel/contoh,

Lebih terperinci

Materi Kuliah: Statistik Inferensial

Materi Kuliah: Statistik Inferensial TEORI PENDUGAAN STATISTIK Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id 1 Teori Statistik Titik Parameter Interval Teori Statistik Titik Parameter Interval 3 1 PENDUGA TUNGGAL SEBAGAI FUNGSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Kelompok kontrol diperlukan untuk melihat sejauh mana peningkatan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan multimedia animasi, yang selanjutnya dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2009, yang dilaksanakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16 Penetapan Materialitas Penetapan Risiko tedi last 09/16 TAHAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN (aplikasi pemeriksaan keuangan) 1. Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit Awal. 2. Memahami Bidang kegiatan/operasional

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis. 1. Pendahuluan. Topik Bahasan:

Pengujian Hipotesis. 1. Pendahuluan. Topik Bahasan: Topik Bahasan: Pengujian Hipotesis. Pendahuluan Hipotesis pernyataan yang merupakan pendugaan berkaitan dengan nilai suatu parameter populasi (satu atau lebih populasi) Kebenaran suatu hipotesis diuji

Lebih terperinci

Pengauditan 1 Bab VI

Pengauditan 1 Bab VI Pengauditan 1 Bab VI Materialitas, Risiko, & Strategi Audit Awal Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara model dan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan kemampuan pemahaman dan komunikasi

Lebih terperinci

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami pengertian populasi. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui

Lebih terperinci

Metode Sampling 6.1. Debrina Puspita Andriani /

Metode Sampling 6.1. Debrina Puspita Andriani    / Metode Sampling 6.1 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Populasi dan Sampel Metode Sampling Teknik Penentuan Jumlah Sampel Populasi dan Sampel 3 Populasi

Lebih terperinci

BAB 6 PENAKSIRAN PARAMETER

BAB 6 PENAKSIRAN PARAMETER BAB 6 PENAKSIRAN PARAMETER Bab 6 PENAKSIRAN PARAMETER Standar Kompetensi : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat memahami hubungan nilai sampel dan populasi dan menentukan distribusi sampling yang

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: Chi Square Test

Pokok Bahasan: Chi Square Test Pokok Bahasan: Chi Square Test Start Pokok Bahasan A. Pengertian Distribusi Chi Kuadrat B. Uji Kecocokan (Goodness of Fit Test) (Kontigensi Table Test) 1 Instruksional Umum Memberi penjelasan tentang distribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Reviu Laporan Keuangan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua proses

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua proses 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka diperlukan suatu desain penelitian. Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Eksperimen 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 006).

Lebih terperinci

Pertemuan 13 &14. Hipotesis

Pertemuan 13 &14. Hipotesis Pertemuan 13 &14 Hipotesis Hipotesis Tujuan: penarikan kesimpulan (menggeneralisir) nilai yang berasal dari sampel terhadap keadaan populasi melalui pengujian hipotesis. Keyakinan ini didasarkan pada besarnya

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis. Konsep: PENGUJIAN HIPOTESIS Agus Susworo Dwi Marhaendro Hipotesis: asumsi atau dugaan sementara mengenai sesuatu hal. Dituntut untuk dilakukan pengecekan kebenarannya. Jika asumsi atau dugaan dikhususkan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Jenis Kelamin : L / P. 3. Pendidikan >S1. 4. Jabatan. Junior. Senior. 5. Umur :. tahun

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Jenis Kelamin : L / P. 3. Pendidikan >S1. 4. Jabatan. Junior. Senior. 5. Umur :. tahun LAMPIRAN 70 71 DAFTAR PERTANYAAN PENGARUH LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL, TINGKAT KINERJA AUDITOR, KEINGINAN UNTUK BERHENTI KERJA, HARGA DIRI, MORALITAS AUDITOR, TIME BUDGET TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah tenaga kerja dengan UMP yang ada di DKI Jakarta. Alasan penulis memilih tenaga kerja sebagai objek untuk diteliti,

Lebih terperinci

STATISTIKA II (BAGIAN

STATISTIKA II (BAGIAN STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin Pengujian Hipotesis Oleh : Dewi Rachmatin Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih Akan digunakan istilah diterima atau ditolak pada bagian ini Penolakan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS 2

PENGUJIAN HIPOTESIS 2 PENGUJIAN HIPOTESIS. Menguji Kesamaan Dua Rata-rata a. Uji Dua Pihak Misalkan ada dua populasi berdistribusi normal dengan masing-masing rata-rata dan simpangan baku secara berturut-turut μ dan μ dan σ

Lebih terperinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16 Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan tedi last 09/16 TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT Alasan utama auditor harus merencanakan penugasannya dengan tepat: 1. Memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Sampel. Dewi Gayatri

Teknik Pengambilan Sampel. Dewi Gayatri Teknik Pengambilan Sampel Dewi Gayatri 1. Pengambilan secara acak Acak sederhana Acak sistematik Stratifikasi Klaster Bertahap (multistage) SAMPLING 2. Pengambilan sampel tanpa acak Pengambilan sampel

Lebih terperinci

Ayundyah Kesumawati. April 27, 2015

Ayundyah Kesumawati. April 27, 2015 Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 27, 2015 Estimasi interval Jika diperhatikan, terdapat kesamaan rumus-rumus yang dipakai pada saat pengujian hipotesis dan pendugaan selang kepercayaan. Untuk

Lebih terperinci

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Dengan mengambil suatu sampel acak dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

PEMODELAN KUALITAS PROSES

PEMODELAN KUALITAS PROSES TOPIK 6 PEMODELAN KUALITAS PROSES LD/SEM II-03/04 1 1. KERANGKA DASAR Sampling Penerimaan Proses Produksi Pengendalian Proses MATERIAL PRODUK PRODUK BAIK SUPPLIER Manufacturing Manufacturing KONSUMEN PRODUK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam memecahkan suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu rancangan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura PENGUJIAN HIPOTESIS Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyu@plat-m.com wahyualamsyah.wordpress.com HIPOTESIS Berasal dari bahasa Yunani, Hupo (lemah) dan Thesis (teori). Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN. Manfaat Sampling :

1. PENGERTIAN. Manfaat Sampling : 1. PENGERTIAN Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang dipilih dengan cara tertentu yang akan diteliti sifat-sifatnya dalam penelitian. Nilai-nilai yang berasal dari data sampel dinamakan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 INTRODUKSI. pihak-pihak yang berkepentingan. Delapan prinsip etika dalam Kode etik Ikatan

BAB 1 INTRODUKSI. pihak-pihak yang berkepentingan. Delapan prinsip etika dalam Kode etik Ikatan BAB 1 INTRODUKSI 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan setiap pemeriksaan auditor harus berpedoman pada etika dan standar yang telah ditetapkan, sehingga akan menghasilkan laporan audit yang dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari

BAB III METODA PENELITIAN. penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari BAB III METODA PENELITIAN A. Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan metoda penelitian eksperimen, penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang

Lebih terperinci

Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA

Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Inferensia Statistika : Mencakup semua metode yang digunakan untuk penarikan kesimpulan atau generalisasi mengenai populasi dengan melakukan pengambilan sampel (sampling)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing merupakan proses pengumpulan data dan evaluasi bukti dari informasi perusahaan untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional yaitu penelitian terhadap variabel-variabel yang termasuk

Lebih terperinci

Pertemuan Ke Pengujian hipotesis mengenai rata-rata Nilai Statistik Uji. Wilayah Kritik

Pertemuan Ke Pengujian hipotesis mengenai rata-rata Nilai Statistik Uji. Wilayah Kritik Pertemuan Ke-12 6.4 Uji Hipotesis Langkah langkah pengujian hipotesis : 1. Nyatakan hipotesa nolnya H o bahwa θ = θ o. 2. Pilih hipotesis alternatif H 1 yang sesuai diantara θ < θ o, θ > θ o atau θ # θ

Lebih terperinci

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR MODUL 9 TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR. Pendahuluan Untuk menginginkan mengumpulkan populasi kita lakukan dengan statistik berdasarkan data yang diambil secara sampling yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

TEORI PENDUGAAN STATISTIK. Oleh : Riandy Syarif

TEORI PENDUGAAN STATISTIK. Oleh : Riandy Syarif TEORI PENDUGAAN STATISTIK Oleh : Riandy Syarif Pendugaan adalah proses menggunakan sampel (penduga) untuk menduga parameter (Populasi) yg tidak diketahui. Ilustrasi : konferensi perubahan iklim di Bali

Lebih terperinci

APLIKASI RAPID SURVEY

APLIKASI RAPID SURVEY Materi Rapid Survey FIKes - UMMU Iswandi, SKM - 1 APLIKASI RAPID SURVEY A. Pengertian Rapid Survai Survai merupakan kegiatan atau usaha pengumpulan informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Ayundyah Kesumawati. April 13, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Pendugaan Parameter April 13, / 30

Pendugaan Parameter. Ayundyah Kesumawati. April 13, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Pendugaan Parameter April 13, / 30 Pendugaan Parameter Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 13, 2015 Ayundyah (UII) Pendugaan Parameter April 13, 2015 1 / 30 Pendugaan 1 Proses yang menggunakan sampel statistik untuk menduga

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk memperoleh suatu strategi perusahaan yang dapat menunjang tujuan perusahaan, dibutuhkan penelitian yang mendalam terhadap berbagai

Lebih terperinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K Materialitas, dan Risiko AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Materialitas 11-2 FASB definisi

Lebih terperinci