ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Disampaikan di dalam Pra Musrenbangtannas Tahun 205 Jakarta, 2 Mei 205

2 ISI PAPARAN I. RPJMN :. PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING.2 KEDAULATAN PANGAN II. RANCANGAN AKHIR RKP 206 2

3 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL I. RPJMN (PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 205) Buku I Buku II Buku III : Agenda Pembangunan Nasional : Agenda Pembangunan Bidang : Agenda Pembangunan Wilayah Slide - 3

4 TRISAKTI DAN NAWACITA VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG 7 MISI Keamanan nasional yg mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Masyarakat maju, berkeimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum. Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim Kualitas hidup manusian Indonesia yg tinggi, maju dan sejahtera Bangsa berdaya saing Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional Masyarakat yg berkepribadian dalam kebudayaan. NAWACITA 9 agenda prioritas Akan mengdirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN Akan membuat Pemerintah tidak absen dg memba-ngun tata kelola Pem. yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya Akan membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan Akan menolak Negara lemah dengan melalukan reformasi sistem penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Akan mening-katkan kuali-tas hidup manusia Indonesia melalui: Indonesia Pintar, Indonesia Set, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera Akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dg menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik Akan melakuka n revolusi karakter bangsa Akan memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial. BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG (2 program aksi-5 prioritas utama) (6 program aksi) KEBUDAYAAN (3 program aksi).membangun wibawa politik LN dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global (4) 2.Menguatkan sistem pertanan negara (4) 3.Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8) 4.Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7) 5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7) 6.Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi (6) 7.Memperkuat politik desentralisasi dan otda () 8.Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa (8) 9. Melindungi dan memajukan kk masyarakat adat (6) 0. Pemberdayaan Perempuan dalam politik dan pembangunan (7). Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan (42) 2. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5). Dedikasikan pembangunan kualitas SDM 2. Membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan 3. Mendedikasikan program u/ membangun daulat energi berbasis kepentingan nas. 4. Untuk pengua-saan SDA melalui 7 langkah & mem-bangun regulasi mewajibkan CSR &/atau sam u/ masyarakat lokal/ sekitar tambang, penguatan kapa-sitas pengusa nasional (trmsuk penambang rakyat) dlm pengelolaan tambang berkelanjutan. 5. Membangun pemberdayaa n buruh 6.Membangun sektor keuangan berbasis nasional 7.Penguatan investasi domestik 8.Membangun penguatan kapasitas fiskal negara 9.Membangun infrastruktur 0. Membangun ekonomi maritim. Penguatan sektor kehutanan 2. Membangun tata ruang dan lingkungan berkelanjutan 3.Membangun perimbangan pembangunan kawasan 4.Membangun karakter dan potensi wisata 5.Mengembangk an kapasitas perdagangan nasional 6.Pengembanga n industri manufaktur. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sbg pembentuk karakter bangsa 2. Akan memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat restorasi sosial 3. Akan memban gun jiwa bangsa melalui pemberd ayaan pemuda dan olah raga

5 VISI MISI PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun adalah: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

6 SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN. Mengdirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2. Membuat Pemerintah selalu dir dengan membangun tata kelola pemerintan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kediran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

7 STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA ) Membangun untuk manusia dan masyarakat; 2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar. Pertian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menglangi, mengmbat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbun; 3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem 3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR DIMENSI PEMERATAAN & UNGGULAN KEWILAYAHAN Pendidikan Kesetan Peruman Mental / Karakter Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: () Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA

8 . KEBIJAKAN NASIONAL PENINGKATAN AGROINDUSTRI N o. Komoditi. Komoditi Perkebunan (ribu ton) Baseline (204) (Ratarata pertahun %) Kelapa sawit ,3 Karet ,5 Kakao ,0 Teh ,5 Kopi ,8 Kelapa ,4 2. Hortikultura (ribu ton) Mangga ,4 Nenas ,0 Manggis 42 55,8 Salak ,0 Kentang ,0 SASARAN UTAMA:.Meningkatnya PDB industri pengolan makanan dan minuman serta produksi komoditas andalan ekspor dan komoditas prospektif; 2.Meningkatnya jumlah sertifikasi untuk produk pertanian yang diekspor; 3.Berkembangnya agroindustri terutama di perdesaan. 8

9 STRATEGI PENGUATAN (Nawacita Presiden terkait) PENINGKATAN AGROINDUSTRI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN TERUTAMA DI PERDESAAN SERTA PENINGKATAN EKSPOR HASIL PERTANIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS, MUTU HASIL PERTANIAN KOMODITI ANDALAN EKSPOR, POTENSIAL UNTUK EKSPOR DAN SUBTITUSI IMPOR. Pemanfaatan lan bekas pertambangan 2. Pemulin kualitas kesuburan lan yang airnya tercemar desa pertanian organik 4. Pencipataan sistem inovasi nasional 5. Perluasan lan kering juta 6. Pendirian unit perbankan untuk pertanian, UMKM, koperasi 7. Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani, dan pola hubungan pemerintah 8. Pelibatan perempuan petani/pekerja 9. Pencipataan daya tarik pertanian bagi TK muda 0.Pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta, pemerintah, dan PT.Techno-science park 9

10 .2 KEBIJAKAN NASIONAL KEDAULATAN PANGAN INDIKATOR Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan 204 (baseline) 209 Rata-rata Pertumbun (%) - Padi (Juta Ton) 70,6 82,0 3,03 - Jagung (Juta Ton) 9, 24, 4,7 - Kedelai (Juta Ton) 0,9 2,6 22,7 - Gula (Juta Ton) 2,6 3,8 8,3 - Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755, 0,8 - Ikan -diluar rumput lain (Juta ton) 2,4 8,8 8,7 -Garam (Juta Ton) 2,5 4,5 2,9 Konsumsi -Konsumsi kalori (Kkal) Konsumsi ikan (kg/kap/tahun) 38,0 54,5 7,5 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 8,8 92,5 - Dalam 5 tahun ke depan, produksi padi akan diarahkan untuk meningkatkan surplus beras; jagung difokuskan untuk keragaman pangan dan pakan lokal; kedele difokuskan untuk mengamankan kebutun pengrajin dan kebutun konsumsi tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenun konsumsi rumah tangga. Slide - 0

11 STRATEGI PENGUATAN (Nawacita Presiden terkait) PERBAIKAN KUALITAS KONSUMSI PANGAN DAN GIZI MASYARAKAT MITIGASI GANGGUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN KEDAULATAN PANGAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA PANGAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN POKOK STABILISASI HARGA BAHAN PANGAN. Pengendalian konversi lan dan perluasan sawah baru juta 2. Pemanfaatan lan bekas pertambangan Desa Mandiri Benih 4. Pemulin kualitas kesuburan lan yang airnya tercemar desa pertanian organik 6. Pencipataan sistem inovasi nasional 7. Perluasan lan kering juta 8. Pendirian unit perbankan untuk pertanian, UMKM, koperasi 9. Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani, dan pola hubungan pemerintah 0.Pelibatan perempuan petani/pekerja.pencipataan daya tarik pertanian bagi TK muda 2.Pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta, pemerintah, dan PT 3.Techno-science park 4.Rebilitasi 3 juta jaringan irigasi rusak dan bendungan 5.Pembangunan 00 sentra perikanan/nelayan terpadu, termasuk pengembangan sistem logistik ikan (coldstorage) dan pengembangan sistem informasi bagi nelayan. Penyediaan kapal pengangkut ternak 2. Pemberantasan mafia impor. Peningkatan akses dan aset petani melalui distribusi k atas tanah petani dan land reform dan program penguasaan lan terutama bagi petani gurem dan buruh tani 2. Sertipikasi k atas tanah nelayan dalam upaya peningkatan akses permodalan untuk pengembangan usa

12 Keterkaitan Stakeholder dalam Upaya Pencapaian Kedaulatan Pangan Kemen Pertanian; Kemen Kehutanan & LH; Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Pemda Kemendag; Kemen Pertanian; KKP Pengendalian impor pangan Pembukaan juta lan sawah baru Reforma agraria 9 juta Ha Perbaikan dan pemb. Jaringan irigasi, bendungan, pasar, dan sarpras transportasi Kemen PU; Kementan; KKP Kemendag; Pemda Kemen Pertanian; KKP Kemen Perindustrian; Pemda Peningkatan kemampuan petani /nelayan/pemb udidaya ikan Pemb. Agribisnis kerakyatan BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN KEDAULATAN PANGAN Stop konversi lan produktif Pemda; Kemen Agraria & TTR Bank Indonesia; Kemen Koperasi; Kemen Keuangan Pendirian bank pertanian & UMKM Gudang dgn fasilitas pengolan pasca panen di sentra produksi; SLIN Pemulin kualitas kesuburan lan; 000 Desa Mandiri Benih Kemen Pertanian; KKP Kemen BUMN; Pemda Kemen Pertanian; KLH/BPLH Pemda (BUMDes- Dana Desa) Slide - 6

13 II. RANCANGAN AKHIR RKP 206 BAB 4. TEMA DAN AGENDA PEMBANGUNAN BAB 5. PEMBANGUNAN BIDANG 3

14 MUSRENBANGNAS TRILATERAL MEETING PEMBAHASAN RANCANGAN RKP 206 Telah dilakukan Musrenbangnas yang merupakan upaya mensinkronkan rencana target dan lokasi yang dirancang Pemerintah pusat dengan kesiapan Pemerintah daerah dilanjutkan dengan Trilateral meeting KemenPPN/Bappenas Kemenkeu - Kementan Beberapa l yang perlu dipertikan di dalam pembasan rencana kerja pembangunan pertanian: a. Mengamankan target RPJMN (memuat Nawacita Presiden) b. Program dan kegiatan mengikuti struktur organisasi Kementan yang ada saat ini (2 Es.) peruban program menunggu Perpres terkait struktur organisasi yang baru. c. Sinkronisasi kegiatan di daerah dengan K/L (lokasi, target) kemenppn/bappenas mendorong Kementan dapat mengakomodasi usulan daerah namun rus disesuaikan dengan kesiapan teknis di daerah. d. Payung hukum: insentif petani; bank pertanian e. Kewenangan pusat-daerah. Misal. penetapan lan pangan berkelanjutan; jaringan irigasi. f. Penyesuaian unit cost, misal untuk perluasan sawah dan irigasi, terutama di wilayah timur Indonesia. 4

15 SASARAN 206 INDIKATOR PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN - Produksi ban pokok SASARAN 206. Padi (Juta Ton) 76,23 2. Jagung (Juta Ton) 2,35 3. Kedelai (Juta Ton),82 4. Gula (Juta Ton) 3,27 5. Daging Sapi-kerbau (Jt Ton) 0,59 - Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) 43,9 - Konsumsi Kalori (Kkal) Pola Pangan Harapan (PPH skor) 86,2 SASARAN INDIKATOR PEMBANGUNAN 206 MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITAS BERBASIS SDA-LH Perkebunan - Kelapa Sawit (ribu ton) Karet (ribu ton) Kakao (ribu ton) 83 - Teh (ribu ton) 60 - Kopi (ribu ton) Kelapa (ribu ton) Hortikultura - Mangga (ribu ton) Nenas (ribu ton) Manggis (ribu ton) 47 - Salak (ribu ton) Kentang (Rb Ton).322 5

16 ARAH KEBIJAKAN 206 DIMENSI PEMBANGUNAN (BAB 4) PEMBANGUNAN BIDANG SDA DAN LH (BAB 5) KEDAULATAN PANGAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI UNTUK MENCAPAI SWASEMBADA DAN PENINGKATAN PRODUKSI PROTEIN HEWANI DAGING DAN GULA PENGUATAN STABILISASI HARGA DAN PASOKAN PANGAN PERBAIKAN KUALITAS KONSUMSI PANGAN DAN GIZI MASYARAKAT PENANGANAN GANGGUAN KETAHANAN PANGAN I. MELANJUTKAN PERKUATAN KETAHANAN PANGAN DAN KETAHANAN AIR UNTUK KEDAULATAN PANGAN NASIONAL PENGAMANAN PRODUKSI PANGAN POKOK UNTUK KEMANDIRIAN PANGAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN II. MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN, MINERAL DAN PERTAMBANGAN, SERTA MENDUKUNG PENINGKATAN NILAI TAMBAH NASIONAL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS, PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI PENINGKATAN PRODUKSI DAN NILAI TAMBAH SERTA 6 KESEJAHTERAAN PETANI

17 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG SDA LH (LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN) I. MELANJUTKAN PERKUATAN KETAHANAN PANGAN DAN KETAHANAN AIR UNTUK KEDAULATAN PANGAN NASIONAL. Pengamanan Produksi untuk Kemandirian dan Diversifikasi Konsumsi Pangan a. Pengamanan produksi pangan pokok untuk kemandirian pangan : Perluasan tanam melalui: (i) Pencetakan sawah baru seluas 200 ribu ; (ii) optimasi lan dan pemulin kualitas kesuburan lan untuk padi, jagung, dan kedelai seluas 670 ribu ; (iii) percepatan optimasi perluasan areal tanam untuk peningkatan indeks pertanaman (PAT-PIP) kedelai seluas 400 ribu untuk mendukung perluasan pertanian lan kering; Peningkatan produktivitas dilakukan dengan: (i) penyaluran bantuan pengembangan budidaya padi seluas 550 ribu dan jagung seluas 350 ribu ; (ii) Pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung peningkatan produksi padi, jagung, kedelai sebanyak unit; (iii) bantuan dan penyaluran subsidi pupuk sebanyak 0 juta ton; (iv) penguatan 000 desa mandiri benih (v) peningkatan layanan produktivitas melalui pembangunan 0 Agro science park dan 23 Agro techno park yang didukung dengan penyulun pertanian; Peningkatan produksi daging sapi, melalui: (i) peningkatan jumlah akseptor dan inseminasi buatan sebanyak 2 juta akseptor; dan (ii) penyediaan bibit sapi Peningkatan produktivitas tebu, melaluipengembangan tanaman tebu seluas 42 ribu yang terdiri dari pengembangan areal produktif tanaman tebu 28,3 ribu dan pengembangan pertanian lan kering berbasis tanaman tebu seluas 3,7 ribu ; Penyediaan fasilitasi asuransi pertanian bagi petani khususnya untuk komoditi tanaman pangan; Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan seluas 500 ribu 7

18 b. Diversifikasi konsumsi pangan : Peningkatan produksi non beras, antara lain pangan berbasis aneka umbi; Peningkatan produksi dan konsumsi protein daging, telur, ikan, sayur, dan buah; Pengembangan model pekarangan pangan desa; Pemberdayaan 267 kawasan mandiri pangan; Penguatan pengawasan keamanan pangan dari ban pangan berbaya maupun zoonosis; 8

19 II. MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN, MINERAL DAN PERTAMBANGAN, SERTA MENDUKUNG PENINGKATAN NILAI TAMBAH NASIONAL. Pengembangan Agribisnis, Pertanian Berkelanjutan dan Kesejahteraan Petani Revitalisasi perkebunan rakyat, melalui pengembangan areal produktif tanaman kelapa sawit seluas 50 Ha, karet seluas 5,75 ribu Ha, kakao seluas 88,5 ribu Ha, teh seluas 3, ribu Ha, kopi seluas 5,5 ribu Ha, dan kelapa seluas 2,3 ribu Ha; Peningkatan usa budidaya dan pascapanen berupa: pengembangan pertanian lan kering berbasis kawasan jeruk seluas dan kawasan buah lainnya seluas Ha, cabai seluas 5.00, serta produksi benih bawang merah sebanyak juta ton dan benih jeruk sebanyak 350 ribu batang; Dukungan layanan pola produksi berkelanjutan: (i) penerapan standardisasi dan keamanan pangan dan pelayanan sertifikasi karantina pertanian; (ii) pengembangan usa dan investasi dalam bentuk Sertifikasi Identifikasi Geografis untuk mewujudkan.000 desa pertanian organik; (iii) mendukung pengembangan 000 desa pertanian organik (yang akan dilakukan pada tahun 206 adalah sebagai berikut: 50 desa berbasis perkebunan, 50 desa berbasis hortikultura, dan 250 desa berbasis tanaman pangan). Peningkatan kapasitas pemasaran produk pertanian di unit-unit Stasiun Terminal Agribisnis, pasar ternak, pasar tani, dan UPPG sebesar 0 persen dalam mendukung pembangunan Agro Science dan Techno Park; Peningkatan produksi sil olan perikanan dan rumput laut, melalui: (i) pengembangan industri pangan olan ikan dalam negeri; (ii) penyediaan ban baku ikan untuk memenuhi industri pangan olan perikanan; dan (iii) pengembangan sentra kebun bibit rumput laut sebanyak 36 unit 9

20 2. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Serta Kesejahteraan Petani: diseminasi informasi teknologi melalui penyulun dan media informasi; penyediaan subsidi bunga kredit untuk memberikan kemudan bagi petani dalam mengakses pembiayaan di lembaga-lembaga perbankan; pengembangan jaringan pasar, dan pelayanan informasi pasar, pasar lelang komoditi, dan market intelligence guna memberikan kemudan akses dan informasi kepada pasar bagi petani; pengembangan mutu dan standardisasi produk pertanian; pengembangan layanan petani melalui Agroscience parkdan Agrotechno park; penguatan kemitraan antara Gapoktan dengan industri pengolan daneksportir, serta membangun dan memperkuat jaringan (networking) dengan asosiasi, industri, dan sektor jasa terkait lainnya. 20

21 KEGIATAN NAWACITA NO KEGIATAN TARGET RPJMN/RKP LOKASI Perluasan juta lan sawah baru prov 2 Perluasan pertanian lan kering juta di luar Jawa Kedelai 400 ribu ; Perkebunan 29 ribu ; horti 6 ribu, peternakan 8 ribu 2 prov 3 Rebilitasi 3 juta jaringan irigasi prov 4 Pengendalian konversi lan 225 paket 33 prov 5 Pemulin kualitas kesuburan lan yang airnya tercemar Optimasi dan pemulin kesuburan lan 670 ribu Desa Mandiri Benih 205: Pembangunan 000 desa mandiri benih 206: Pengawalan dan pendampingan 7 Peningkatan kemampuan petani (di antaranya melalui ATP, ASP) 32 prov 32 prov 0 ASP, 23 ATP 0 prov 8 Pembangunan gudang dengan fasilitas pengolan pasca panen di tiap sentra produksi 693 unit gudang dan fasilitas pengolan 33 prov Desa Pertanian Organik SRI; 50 desa hortikultura 23 prov 2

22 PTT Padi, Jagung, Kedelai () NO. PROVINSI PADI JAGUNG GP-PTT LAHAN SAWAH GP-PTT LAHAN KERING KEDELAI GP-PTT LAHAN PS.SURUT PAT-PIP TOTAL (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) TOTAL ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG DKI JAKARTA JABAR JATENG DI YOGYAKARTA JATIM KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM

23 PTT Padi, Jagung, Kedelai (2) NO. PROVINSI PADI JAGUNG GP-PTT LAHAN SAWAH GP-PTT LAHAN KERING KEDELAI GP-PTT LAHAN PS.SURUT PAT-PIP TOTAL (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 8 SULUT SULTENG SULSEL SULTRA BALI NTB NTT MALUKU PAPUA MALUT BANTEN BABEL GORONTALO KEPRI PAPUA BARAT SULBAR KALTARA

24 PENCETAKAN SAWAH BARU Aceh Sumater a Utara Riau Kepulauan Riau 5, Sumater a Barat Jambi Bangka Sumater Belitung a Bengkul Selatan 0, u Lampun 5,282 g Banten DKI Jawa Jawa Barat Tengah 4, 000 DIY Kalimanta n Barat Kalimanta n Tengah Jawa Timur Kalimanta n Utara Kalimanta n Timur Kalimanta n Selatan Bali NTB Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara NTT.660 Maluku Utara Maluku Papua Barat Papua 8, Kerangka Pendanaan PUSAT Rp. Miliar Pencetakan areal sawah baru 200 ribu 2.800,0 Kementan Kerangka Kelembagaan Koordinasi Kementan, Kemen PU dan Pera, Kemen LH dan Hut, Kemen ATR, Dinas-dinas terkait Penguatan kelembagaan petani untuk mengelola sawah dan irigasi Kerangka Regulasi Harmonisasi peraturan perundang-undangan berikut dengan peraturan perundang-undangan di bidang Tata Ruang. 24

25 Cetak Sawah dan Perluasan Pertanian Lan Kering () NO PROVINSI Perluasan areal sawah baru Pertanian Lan Kering berbasis Hortikultura, perkebunan dan peternakan () Cetak Sawah () BUN HORTI NAK TOTAL INDONESIA SUMATERA Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten - BALI - NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur

26 Cetak Sawah dan Perluasan Pertanian Lan Kering (2) NO PROVINSI Perluasan areal sawah baru Pertanian Lan Kering berbasis Hortikultura, perkebunan dan peternakan () Cetak Sawah () BUN HORTI NAK TOTAL KALIMANTAN Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU - PAPUA Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua

27 PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI Aceh Kalimantan Utara 2.00 Kepulauan Riau Kalimantan Sulawesi Riau Kalimantan Timur Gorontalo Utara Maluku Sumater Sulawesi Barat a Barat Jambi Bangka Kalimantan Sulawesi Tengah Utara Sumater Belitung Tengah Barat a Kalimantan 3.00 Bengkul Selatan Selatan Sulawesi Sulawesi Maluku u Lampun Selatan Tenggara g Banten Jawa Jawa Barat Tengah DIY Jawa Timur Bali NTB NTT Sumater a Utara Papua Barat Papua Kerangka Pendanaan PUSAT Rp. Miliar Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air di tingkat usa tani, termasuk perbaikan irigasi 500 ribu 625,0 Kementan Kerangka Kelembagaan Koordinasi Kementan, Kemen PuPera dan Dinas-dinas terkait di daerah. Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani dan P3A Kerangka Regulasi Peraturan Pemerintah tentang Pengusaan Air PP tentang irigasi sebagai dampak dibatalkannya UU No. 7/204 tentang Sumber Daya Air (PP Nomor 77 Tahun 200 tentang Irigasi dan PP Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi) 27

28 Rebilitasi 3 juta jaringan irigasi NO PROVINSI Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air di tingkat usa tani (termasuk perbaikan irigasi) SUMATERA Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau - JAWA DKI Jakarta - 2 Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Pengembangan jaringan NO irigasi dan optimasi air di PROVINSI tingkat usa tani (termasuk perbaikan irigasi) BALI - NT Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur KALIMANTAN Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara.000 SULAWESI Sulawesi Utara - 26 Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU - PAPUA Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA Mencakup kegiatan pembangunan dan rebilitasi jaringan irigasi di tingkat usatani (tersier) perlu disinkronkan kembali dengan lokasi cetak sawah dan pembangunan/reb jaringan primer dan sekunder 28 yang ada.

29 PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH desa Aceh Sumater a Utara 46 desa Kalimanta n Utara 25 desa Kepulauan Riau Riau Sumater a Barat 25 desa 0 desa 0 desa 28 desa 5 desa 20 desa Sulawesi Gorontalo Utara Maluku Kalimanta 27 desa Sulawesi Utara n Barat Kalimanta Sulawesi Tengah 30 desa n Tengah Barat 30 desa Kalimanta 22 desa n Selatan Sulawesi Sulawesi Maluku 40 desa Selatan Tenggara Kalimanta n Timur 45 desa Jambi Bangka 60 desa Sumater Belitung a 50 desa Bengkul Selatan u 25 desa Lampun 7 desa 55 desa gbanten Jawa 40 desa Jawa BaratTengah 55 desa Jawa DIY Timur 5 desa 25 desa 50 desa 6 desa 8 desa Papua Barat Papua 6 desa 20 desa Bali 55 desa NTB 35 desa NTT 35 desa Kerangka Pendanaan PUSAT Rp. Miliar Pemantapan pembangunan.000 Desa Mandiri Benih di 32 Prop (Pembangunan 000 Desa Mandiri Benih sudah dimulai tahun 205 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 70 miliar) Pengawasan dan sertifikasi benih, perbanyakan benih sumber di 32 Prop DAERAH Pembangunan/Rebilitasi Balai Perbenin, Balai Proteksi dan Balai Mekanisasi Pertanian Kerangka Kelembagaan Penguatan Balai Benih, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Kelompok Penangkar Benih Penguatan kapasitas Litbang Pertanian untuk mengsilkan varitas unggul dan benih sumber bermutu 5,0 Kementan 3,0 Kementan Tba Kementan Kerangka Regulasi Revisi terdap peraturan-peraturan perundang-undangan berikut: a. 02/Permentan/SR.20//204 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; b. 06/Permentan/OT.40//204 tentang Pedoman Desa Mandiri Pangan Tahun 204; c. 27/Permentan/SR.20//204 tentang Pemasukan dan 29 Pengeluaran Benih Tanaman

30 Desa Mandiri Benih Desa Pertanian Organik () NO PROVINSI SUMATERA Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI - NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 000 Desa Mandiri Benih Desa Mandiri Benih (desa) Pengembangan Pertanian Organik System of Rice Hortikultura (Desa) Intensification (SRI) ()

31 Desa Mandiri Benih Desa Pertanian Organik (2) NO PROVINSI KALIMANTAN Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU - PAPUA Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua 000 Desa Mandiri Benih Desa Mandiri Benih (desa) Pengembangan Pertanian Organik System of Rice Hortikultura (Desa) Intensification (SRI) ()

32 PEMBANGUNAN AGRO-SCIENCE PARK DAN AGRO-TECHNO PARK 206 Aceh ASP; ATP ATP ATP Sumatera Utara Kepulauan Riau Riau ATP Sumatera Barat Jambi Sumatera Selatan Bengkulu ASP ASP Kalimantan Utara Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Bangka Belitung ATP ATP Sulawesi Barat Lampung ATP Banten ASP ATP DKI Jawa Jawa Barat Tengah ATP Sulawesi Gorontalo Utara Maluku Sulawesi Tengah ATP Utara Papua Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Papua Maluku ASP; ATP ATP Jawa Timur ATP ATP ATP Kalimantan Selatan ASP; ATP ATP ASP; ATP Kalimantan Timur ASP ATP ATP ATP ATP Bali NTT NTB ASP ATP ASP Kerangka Pendanaan PUSAT Rp. Miliar Pembangunan Agro-Science Park 0 Pembangunan Agro-Techno Park 23 Kerangka Kelembagaan Koordinasi Kementan, Kemenristek-Dikti, Kemen PPN/Bappenas, Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi, Pemda 40,0 72,5 Kementan Kementan Kerangka Regulasi Harmonisasi peraturan perundang-undangan di bidang Tata Ruang 32

33 Audit Lan PROVINSI SUMATERA Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI - NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur AUDIT PROVINSI KALIMANTAN Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU - PAPUA Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA AUDIT Audit lan merupakan salah satu langkah untuk mengendalikan konversi lan, untuk itu dibutuhkan kerjasama antara Pem Pusat dan Pem Prov/Kab serta langkah pengawalan di 33 tingkat lapangan.

34 Gudang dengan Unit Pengolan Hasil NO PROVINSI SUMATERA Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI - NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Gudang dengan Unit Pengolan Hasil (unit) NO PROVINSI Gudang dengan Unit Pengolan Hasil (unit) KALIMANTAN Kalimantan Barat 22 2 Kalimantan Tengah 6 22 Kalimantan Selatan 6 23 Kalimantan Timur Kalimantan Utara 9 SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 3 27 Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo 9 30 Sulawesi Barat 25 MALUKU - PAPUA 72 3 Maluku Maluku Utara 33 Papua Barat 7 34 Papua 24 9 INDONESIA

35 TERIMA KASIH