BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia di Pasar Rumput Laut Dunia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia di Pasar Rumput Laut Dunia"

Transkripsi

1 62 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia di Pasar Rumput Laut Dunia Berdasarkan Tabel 4.2, pada tahun 2008, volume ekspor rumput laut Indonesia telah mencapai ton. Apabila dibandingkan dengan volume ekspor tahun 2004 sebesar ton, maka ekspor rumput laut selama dekade mengalami peningkatan sebesar 19,61 persen pertahunnya. Pada tahun 2009 kebutuhan rumput laut dunia adalah sebanyak ton/tahun Cotonii, ton Spinossum serta ton Chondrus, Gigartina dan lainnya. Berdasarkan analisis perdagangan dunia untuk komoditas rumput laut, secara global Jepang, Amerika Serikat, dan China membeli lebih dari 50 persen dari perdagangan dunia rumput laut dan algae lain. Indonesia merupakan pemasok utama rumput laut kering jenis Eucheuma cotonii karena sekitar 80 persen produksi rumput laut kering jenis Eucheuma cotonii Indonesia merupakan komoditi ekspor. Tabel 4.2. Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan, Tahun No Negara Pertumbuhan TOTAL(Kg ,61 1 China ,18 2 Philipina ,13 3 Vietnam ,37 4 Hongkong ,26 5 Korsel ,44 6 France ,56 7 Chili ,22 8 Denmark ,98 9 USA ,32 10 U.Kingdom ,52 11 Spanyol ,09 12 Brazilia ,99 13 Malaysia ,37 Sumber : Statistik Ekspor Hasil Perikanan, Ditjenkan Budidaya (2008)

2 63 Pada Tabel 4.2, diantara 13 negara yang menjadi negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia, terlihat bahwa volume ekspor ke negara Vietnam, Malaysia, Korea Selatan, dan France mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Volume ekspor rumput laut ke Vietnam mengalami pertumbuhan sebesar 376,37 persen pertahunnya, yaitu dari 81 ton tahun 2004 meningkat menjadi ton pada tahun Hal serupa juga terjadi pada negara Malaysia, dimana terjadi peningkatan volume ekspor dari 320 ton di tahun 2004 menjadi 1.16 ton di tahun 2008 atau mengalami peningkatan sebesar 176,37 persen pertahun. Sebaliknya terjadi penurunan volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara Denmark dan Spanyol masing masing sebesar 23,98 persen dan 19,9 persen pertahunnya. Hal yang menarik adalah dilakukannya terobosan ekspor ke negara Vietnam sebesar 82 ton pada tahun 2004 dengan harga rata-rata yang relatif tinggi sebesar USD 5,94 per kg sehingga diperoleh devisa sebesar USD 0,486 juta. Besarnya perolehan devisa dari hasil ekspor rumput laut kering selama tahun 2008 telah mencapai USD 110,15 juta. Jika dibandingkan dengan perolehan devisa negara tahun 2004 sebesar USD 25,29 juta maka terjadi peningkatan sebesar 46,88 persen pertahunnya Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China Pada Gambar 4.1 dan 4.2, perkembangan ekspor rumput laut Indonesia ke China dalam sepuluh tahun terakhir memang cukup fluktuatif, namun dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2001, China mengimpor sekitar ton rumput laut Indonesia dengan nilai ekspornya mencapai US$. Jumlah tersebut meningkat di tahun 2002 hingga mencapai ton dengan nilai US$. Di tahun 2003 ekspor ke China sebesar ton dengan nilai

3 64 ekspor sebesar US$ $. Ekspor rumput laut Indonesia ke China tidak selalu meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2007 ekspor rumput laut Indonesia ke China mengalami penurunan menjadi ton dari tahun sebelumnya yang mencapai ton. Kenaikann rata-rata ekspor rumput laut Indonesia ke China dari tahun sebesar 27,65 persen Volume Ekspor(ton) Gambar 4.1. Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China, Nilai Ekspor(US$ 1.000) Gambar 4.2. Perkembangan Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China, Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Hongkong Dari Gambar 4.3 dan 4..4, perkembangan ekspor rumput laut yang terjadi dari Indonesia ke negara Hongkong adalah salah satu yang sangat fluktuatif, dimana kenaikan rata-rata dari tahun sekitar 13,71 persen. Pada tahun 2001 ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong cukup besar yakni sekitar 7.809

4 65 ton dengan nilai ekspor mencapai US$. Di tahun 2002, ekspornya sedikit menurun dari tahun sebelumnya, yakni sekitar ton dengan nilai ekspor US$. Perubahan yang paling menarik adalah di tahun 2008, yakni terjadi penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2007 yang sebelumnya sebesar ton atau mencapai US$ menjadi ton atau sekitar US$ Volume Ekspor(ton) Gambar 4.3. Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Hongkong, Nilai Ekspor( (US$ 1.000) Gambar 4.4. Perkembangann Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Hongkong, Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Jepang Ekspor rumput laut Indonesia ke Jepang jumlahnya memang tidak begitu besar, namun mampu menghasilkan nilai ekspor yang tinggi sehingga menjadikan Jepang sebagai salah satu tujuan ekspor rumput laut Indonesia yang

5 66 potensial. Berdasarkan Gambar 4.5 dan 4.6, pada tahun 2001, Indonesia mengekspor sekitar 188 ton rumput laut atau mencapai nilaii ekspor sebesar US. Di tahun 2002 jumlahnya sedikit menurun menjadi hanya sekitar 179 ton dengan nilai ekspor US$. Di tahun 2003 terjadi peningkatan ekspor rumput laut Indonesia ke Jepang dengan volume ekspor 392 ton atau US$. Penurunan volume ekspor yang cukup besar terjadi di tahun 2008, dimana hanya sekitar volume ekspornya 94 ton namun dengan nilai ekspor yang tetap tinggi yaitu US$. Volume ekspor tersebut menurun drastis dari tahun 2007 sebesar 604 ton atau dihargai sekitar US$. Kenaikan rata-rata ekspor rumput laut Indonesia ke Jepang padaa tahun mencapai 21,01 persen dan pada tahun sebesar 15,98 persen Volume Ekspor(ton) Gambar 4.5. Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Jepang, Nilai Ekspor(US$ 1.000) Gambar 4.6. Perkembangann Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Jepang,

6 Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Amerika Serikat Secara global Amerika kurang lebih 50 persen dari Serikat adalah salah perdagangan rumput satu negaraa yang membeli laut dunia dan Indonesia menjadi negara yang menjadi pemasok utama karena 80 persen produksinya merupakan produk ekspor Volume Ekspor(ton) Gambar 4.7. Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Amerika Serikat, Nilai Ekspor(US$ 1.000) Gambar 4.8. Perkembangann Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Amerika Serikat, Dari Gambar 4.7 dan 4.8, padaa tahun 2001 Amerika serikat mengekspor sekitar ton rumput laut Indonesia dengan nilai ekspor US$ $. Di tahun 2002 Amerika Serikat meningkatkann volume ekspornya menjadi ton dan nilai ekspornya sekitar US$. Kenaikan volume ekspor terbesar terjadi pada

7 68 tahun 2006 yaitu meningkat ton dari ton ( US$) di tahun 2005 menjadi ton dengan nilai ekspor US$. Sama seperti negara tujuan ekspor lainnya, ekspor ke negara Amerika Serikat menurun di tahun 2008 yaitu dari ton ( US$) menjadi hanya 414 ton dengan nilai ekspornya US$ 5.2. Hasil Estimasi Faktor-faktor Yang Memengaruhi Ekspor Rumput Laut Indonesia Pengujian Kesesuaian Model Pengujian kesesuaian model ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chow, dimana hipotesa yang digunakan adalah: H 0 H 1 : model Pooled Least Square : model Fixed Effect Jika hasil dari Uji Chow signifikan, yaitu probabilitas < taraf nyata 5 persen maka tolak H 0, artinya model yang digunakan adalah Fixed Effect Model. Tabel 5.1. Tabel Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-Section F 9, (3,31) Hasil dari Uji Chow pada tabel 5.1 di atas menunjukkan nilai probabilitas (0.0000) < taraf nyata (5 persen) yang berarti tolah H 0, artinya model yang digunakan adalah Fixed Effect Model Pengujian Kriteria Ekonometrika Menurut Gujarati (2004), untuk memperoleh model yang baik harus memenuhi asumsi regresi klasik yakni model harus terbebas dari masalahmasalah dalam regresi yaitu heteroskedastisitas, multikolinearitas,autokorelasi,

8 69 dan normalitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, diberikan perlakuan Generalized Least Square (GLS) dan membandingkan Sum Squared Resid pada Weighted Statistic dengan Sum Squared Resid Unweighted Statistic. Oleh karena model fixed effect yang digunakan telah diberi perlakuan GLS dengan cross-section weights maka asumsi adanya heteroskedastisitas dapat dihilangkan Kemudian untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi dalam model yang diuji dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) statistik, yaitu dengan membandingkan nilai DW sebelum diberi bobot dan nilai DW setelah diberi bobot. Apabila nilai DW sebelum diberi bobot lebih kecil daripada nilai DW setelah diberi bobot maka asumsi adanya masalah autokorelasi dapat diabaikan. Dari hasil regresi diperoleh nilai DW sebelum diberi bobot adalah 1,98 dan nilai DW setelah diberi bobot sebesar 2,33 yang berarti nilai DW sebelum diberi bobot lebih kecil daripada nilai DW setelah diberi bobot. Oleh karena itu maka asumsi adanya masalah autokorelasi pada model yang diuji dapat diabaikan atau yang berarti model terbebas dari masalah autokorelasi. Selanjutnya untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai probabilitas t-statistik dan nilai probabilitas F-statistik. Dari hasil regresi yang dilakukan semua variabel bebas yang diuji signifikan pada taraf nyata lima persen, sedangkan nilai probabilitas F-statistik signifikan pada taraf nyata sepuluh persen. Dari hasil regresi yang didapat maka model terbebas dari asumsi adanya masalah multikolinearitas. Uji normalitas dilakukan untuk mendeteksi apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dari nilai probabilitas Jarque Bera

9 70 yang lebih besar dari taraf nyata sepuluh persen. Dari hasil estimasi diketahui nilai probabilitas Jarque Bera sebesar 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa error dalam model telah terdistribusi secara normal. Tabel 5.2. Hasil Analisis Regresi Model Ekspor Rumput Laut Indonesia dengan menggunakan Fixed Effect Model Variabel Coefficient Std, Error t-statistic Prob, XRL 0, , , ,0000 PX -0, , , ,0000 POP 0, , , ,9513 NT 3, , , ,0003 GDP 2, , , ,0001 C -31, , , ,7237 Weighted Statistics R-squared 0, Mean dependent var 24,24103 Adjusted R-squared 0, S,D, dependent var 10,59408 S,E, of regression 1, Sum squared resid 39,26241 F-statistic 206,4447 Durbin-Watson stat 2, Prob(F-statistic) 0, Unweighted Statistics R-squared 0, Mean dependent var 8, Sum squared resid 7, Durbin-Watson stat 1, Pengujian Kriteria Statistik a. Uji F Uji F statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independennya secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependennya pada tingkat kepercayaan 95 persen atau pada taraf nyata ( ) lima persen. Nilai probabilitas F statistic harus lebih kecil dari taraf nyatanya sehingga dapat diindikasikan bahwa setidaknya ada satu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variable dependennya. Berdasarkan Tabel 5.1 nilai probabilitas F statistic memiliki nilai 0,0000 yang lebih kecil dari taraf nyatanya (5 persen) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.

10 71 b. Uji-t Uji-t statistik digunakan untuk mengetahui apakah koefisien masing masing variabel independen secara individu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Pada persamaan model yang digunakan ditunjukkan bahwa variabel independen yakni harga ekspor rumput laut Indonesia, nilai tukar di negara importir, GDP per kapita negara importir, dan ekspor rumput laut Indonesia pada tahun sebelumnya memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata lima persen, Hal ini berarti bahwa variabel independen tersebut secara individu berpengaruh signifikan terhadap ekspor rumput laut Indonesia. Sedangkan variabel populasi penduduk negara importir memiliki probabilitas yang lebih besar dari taraf nyata lima persen sehingga variabel tersebut tidak memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia secara signifikan. c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Pada persamaan regresi untuk ekspor rumput laut Indonesia ke China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat didapatkan nilai R-squared sebesar 0,9815. Nilai ini menunjukkan bahwa 98,15 persen perubahan ekspor rumput laut Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel bebas (volume ekpor rumput laut Indonesia pada tahun sebelumnya, harga ekspor rumput laut Indonesia, nilai tukar di negara importir, GDP per kapita negara importir, dan populasi penduduk negara importir), sedangkan sisanya 1,85 persen dijelaskan oleh faktor-faktor diluar model.

11 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat Berdasarkan estimasi dan pengujian asumsi regresi klasik terhadap model fixed effect, maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil estimasi model data panel dengan menggunakan fixed effect dan setelah melalui serangkaian uji, model terbaik yang diperoleh dengan hasil estimasi adah sebagai berikut : LnXRLit = 0,32LNXRLit -1-0,56LNPXit + 3,8LNNTit + 2,16LNGDPit + 0,31LNPOP it 31,41+ μit Hasi l estimasi menunjukkan bahwa variabel yang signifikan memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia ke negara China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat pada periode adalah harga ekspor rumput laut Indonesia (LNPX), nilai tukar (LNNT), GDP per kapita negara importir (LNGDP), dan volume ekspor rumput laut Indonesia pada tahun sebelumnya (XRL), sedangkan variabel populasi penduduk negara importir (LNPOP) tidak memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia Pada Tahun Sebelumnya Dalam hipotesis penelitian yang telah dikemukakan, volume ekspor rumput laut Indonesia pada tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor artinya peningkatan volume ekspor rumput laut Indonesia pada tahun sebelumnya akan meningkatkan permintaan ekspor rumput laut Indonesia. Hal tersebut sesuai dari hasil regresi, yaitu sebesar 0,32 yang artinya setiap kenaikan satu persen dari volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat pada tahun sebelumnya

12 73 akan meningkatkan ekspor di tahun bersangkutan sebesar 0,32 persen. Nilai probabilitasnya pun menunjukkan hasil yang signifikan pada taraf nyata lima persen sehingga volume ekspor rumput laut Indonesia pada tahun sebelumnya memengaruhi ekspor secara signifikan. Hal ini terjadi karena kemungkinan ketika negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia memutuskan untuk melakukan impor akan melihat data jumlah impor rumput laut Indonesia di tahun sebelumnya Harga Ekspor Rumput Laut Indonesia Dalam teori permintaan ekspor dinyatakan bahwa jika harga suatu barang meningkat maka hal tersebut akan menyebabkan jumlah barang yang diminta akan turun. Dari hasil regresi diketahui bahwa variabel harga ekspor bersifat inelastis dikarenakan koefisiennya bernilai negatif sebesar 0,56. Hasil tersebut berarti jika harga ekspor rumput laut Indonesia meningkat sebesar satu persen maka akan menurunkan volume ekspor rumput laut Indonesia sebesar 0,56 persen dengan asumsi cateris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan bahwa harga ekspor rumput laut Indonesia memiliki hubungan negatif terhadap volume ekspor. Dari hasil regresi juga diketahui bahwa variabel harga ekspor memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia secara signifikan pada taraf nyata lima persen karena nilai probabilitasnya (0,0000) lebih kecil dari p- value (0,005). Nilai koefisien yang negatif ini menunjukkan bahwa harga ekspor rumput laut Indonesia merupakan salah satu hambatan atau faktor yang memengaruhi besar atau kecilnya ekspor rumput laut Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, terutama China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat.

13 Nilai Tukar Riil Negara Importir Dalam hipotesis telah dikemukakan bahwa nilai tukar riil negara tujuan ekspor memiliki hubungan positf, artinya jika nilai tukar riil tinggi maka akan menyebabkan volume ekspor rumput laut Indonesia meningkat Nilai tukar riil yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar domestik negara tujuan ekspor terhadap mata uang dollar Amerika Serikat, karena sebagian besar negara di dunia menggunakan dan menerima dollar Amerika Serikat sebagai alat pembayaran pada transaksi perdagangan internasional. Dari hasil regresi diperoleh hasil variabel nilai tukar riil bernilai positif sebesar 3,8 yang artinya jika nilai tukar riil domestik negara importir terhadap US$ meningkat sebesar satu persen maka akan meningkatkan volume ekspor rumput laut Indonesia sebesar 3,8 persen dengan asumsi cateris paribus. Probabilitas variabel nilai tukar riil sebesar 0,000 membuktikan bahwa nilai tukar riil memengaruhi volume ekspor rumput laut Indonesia secara signifikan pada taraf nyata lima persen. Jika nilai tukar riil di negara tujuan ekspor seperti China, Hongkong, dan Jepang) tinggi maka harga barang barang luar negeri akan lebih murah daripada harga barang-barang di negara tersebut, sehingga penduduk negara tersebut akan lebih memilih menggunakan produk dari luar negeri. Hal inilah yang menyebabkan volume ekspor rumput laut Indonesia meningkat di negara-negara tujuan ekspor tersebut meningkat GDP perkapita Negara Importir GDP per kapita menjelaskan tentang ukuran daya beli masyarakat terhadap suatu barang dan jasa. Dari hasil estimasi diperoleh elastisitas GDP per kapita negara importir sebesar 2,16 yang menunjukkan bahwa jika GDP negara

14 75 importir meningkat sebesar satu persen maka ekspor rumput laut Indonesia ke negara tersebut akan meningkat sebesar 2,16 persen, cateris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan bahwa GDP per kapita negara tujuan ekspor berpengaruh positif terhadap ekspor rumput laut Indonesia. Dari hasil estimasi juga diketahui bahwa GDP per kapita berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen, yang berarti GDP per kapita negara-negara tujuan ekspor yaitu China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat memiliki pengaruh yang signifikan dalam memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia Populasi Penduduk Negara Importir Populasi penduduk negara importir akan memberikan pengaruh positif terhadap ekspor suatu barang. Hal ini disebabkan karena dari setiap penambahan penduduk negara tujuan ekspor maka akan diikuti oleh penambahan barang yang dikonsumsi, sehingga apabila negara tersebut tidak dapat memenuhi konsumsi seluruh penduduknya maka negara tersebut akan melakukan impor dari negara lain. Dalam hipotesis dikemukakan bahwa populasi penduduk di negara China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia memiliki keterkaitan positif, artinya semakin besar jumlah penduduk di negara tersebut maka akan meningkatkan ekspor rumput laut Indonesia ke negara-negara tersebut. Berdasarkan hasil regresi data panel menggunakan model yang telah diuji diperoleh nilai koefisien variabel populasi sebesar 0,31. Hal ini berarti apabila penduduk negara importir bertambah satu persen maka akan meningkatkan ekspor rumput laut Indonesia ke negara tersebut sebesar 0,31 persen, cateris paribus. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan, namun

15 76 variabel populasi tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor rumput laut Indonesia karena nilai p-value (0,0005) lebih besar dari taraf nyata lima persen (0,95). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi bukanlah faktor yang memengaruhi naik atau turunnya jumlah ekspor rumput laut Indonesia secara signifikan ke negara China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat Rekomendasi Kebijakan Bagi Pemerintah Untuk Meningkatkan Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Petani Rumput Laut Indonesia Berdasarkan hasil analisis terkait faktor faktor yang memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia ke negara China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat maka dapat dirumuskan sebuah kebijakan yang nantinya diharapkan m ampu menyelesaikan berbagai persoalan terkait ekspor rumput laut Indonesia termasuk peningkatan kesejahteraan petani rumput laut Indonesia. Dari faktorfaktor yang ada, terdapat variabel dimana pemerintah tidak mampu melakukan intervensi atau membuat kebijakan yang dapat merubah volume atau nilai ekspor rumput laut Indonesia, antara lain variabel GDP per kapita negara importir dan populasi penduduk negara importir. Pemerintah dapat merumuskan suatu kebijakan melalui variabel harga ekspor, volume ekspor sebelumnya, dan nilai tukar. Agar dapat terus meningkatkan volume ekspor rumput lautnya, Indonesia perlu menjaga dan meningkatkan kualitas rumput laut yang diproduksi dalam negeri. Peningkatan kualitas tersebut merupakan suatu kewajiban untuk dapat bersaing dengan negara pengekspor lainnya, seperti China dan Filipina. Peningkatan kualitas yang ada dapat dilaksanakan jika Pemerintah secara berkala mampu memberikan pelatihan dan pendidikan terkait proses budidaya rumput laut yang baik agar petani rumput laut yang selama ini ala kadarnya dalam

16 77 membudidaya dapat mengoptimalkan produksinya. Selain itu pemerintah juga perlu memberikan kemudahan akses bagi para petani rumput laut, baik pada saat proses pembibitan, panen, pemasaran, dll agar proses budidaya yang ada lebih efektif dan efisien sehingga meminimalkan biaya produksi. Apabila rumput laut Indonesia memenuhi standar kualitas yang ada dan dihasilkan dengan biaya produksi rendah maka rumput laut Indonesia dapat bersaing dari sisi harga dengan negara pengekspor lainnya dengan kualitas yang tetap terjaga. Selain itu untuk menjaga volume ekspor rumput laut Indonesia tetap pada kisaran yang menguntungkan, pemerintah perlu mengadakan komunikasi politik secara aktif dengan negara-negara tujuan ekspor yang memberlakukan hambatan non tarif terhadap rumput laut Indonesia, contohnya negara Chili. Sejak awal 2012 Chili memberlakukan peraturan yakni hanya akan mengimpor rumput laut Indonesia yang dihasilkan dari proses budidaya saja dan bukan yang berasal dari perikanan tangkap. Hal tersebut dilakukan Chili dengan alasan untuk menjaga ekosistem laut dan mendukung kelestarian lingkungkan. Peraturan tersebut membuat Indonesia perlu mencari strategi yang tepat karena produksi rumput laut Indonesia tidak semua berasal dari budidaya. Hal lain dilakukan oleh negara China yang mengharuskan petani rumput laut Indonesia memiliki surat kelayakan untuk melakukan ekspor rumput laut ke negara nya. Kedua hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah selaku penyelenggara negara agar dampaknya tidak sampai merusak peta ekspor rumput laut Indonesia. Pemerintah melalui instansi terkait juga perlu melakukan intervensi dalam pengelolaan valuta asing untuk tetap menjaga nilai tukar rupiah stabil karena nilai tukar riil negara importir berpengaruh nyata terhadap volume ekspor rumput

17 78 laut Indonesia. Ketika nilai tukar negara importir apresiasi maka untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia perlu menjual cadangan mata uang asing yang bersangkutan di pasar valuta asing.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder yang merupakan panel data dengan periode waktu 9 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2009. Data

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Mesir Afrika Selatan Turki 198 14751.87 6487.26 68232.337

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Stasioneritas Data Pengujian kestasioneran data merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data panel untuk melihat ada tidaknya panel unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam kategori bank, diantaranya adalah Bank

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pembahasan mengenai kinerja keuangan pemerintah daerah ditinjau dari beberapa hal. Pertama, proporsi belanja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 2001-2010. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan

BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Perkembangan Variabel Penelitian 1. Perkembangan Variabel PDB Produk domestik bruto atau PDB merupakan alat ukur untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Peningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca 49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Dalam penelitian ini berusaha untuk menganalisis 6 buah model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dihitung menggunakan data PDRB Provinsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 80 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sampel Data Penelitian ini menggunakan data panel seimbang dengan jumlah sampel perusahaan sebanyak 60 perusahaan yang secara konsisren terhadap di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA Pada bagian metodologi penelitian telah dijelaskan bahwa adanya ketidaksamaan satuan antara variabel ekspor CPO dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2007) perekonomian ekonomi Indonesia pada tahun 2003 hingga 2007 mengalami

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2007) perekonomian ekonomi Indonesia pada tahun 2003 hingga 2007 mengalami 44 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia Menurut Laporan Perekonomian Indonesia dari Bank Indonesia (2003-2007) perekonomian ekonomi Indonesia pada tahun 2003 hingga 2007 mengalami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Setelah dilakukan pengolahan data time series bulanan tahun 2005 sampai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Setelah dilakukan pengolahan data time series bulanan tahun 2005 sampai FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA 6.1 Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengolahan data time series bulanan tahun 2005 sampai 2008, diperoleh hasil regresi sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions (WITS), United

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. GLS menggunakan White Heteroscedaticity.

HASIL DAN PEMBAHASAN. GLS menggunakan White Heteroscedaticity. 5 X2 = Inestasi asing langsung X3 = Tingkat pertumbuhan GDP X4 = REER X5 = Perbedaan suku bunga dalam negeri dan US X6 = Tingkat Inflasi Pendefinisian peubah Y dengan pendekatan Boyce dan Ndikumana (2002)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci disertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Penghitungan kesenjangan pendapatan regional antar kabupaten/kota di Provinsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Hasil Regresi dengan OLS 6.1.1. Uji Ekonometrika Sebuah model regresi dikatakan baik berdasarkan kriteria statistik jika memenuhi kebaikan uji ekonometrika dimana uji ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Stasioneritas Data Panel Pengujian kestasioneran data merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data panel untuk melihat ada tidaknya panel unit root

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA Model fungsi : Y = f (X) LAHIR = F (WUS) LAHIR, yaitu data jumlah kelahiran setahun lalu di sejumlah Kecamatan di Jateng WUS, yaitu data jumlah wanita usia subur di sejumlah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN 6.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PTPN Analisis regresi berganda dengan metode OLS didasarkan pada beberapa asumsi yang harus

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random 67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta Sumber : id.wikipedia.org Gambar 4.1Peta Kota Surakarta Secara

Lebih terperinci

V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kebijakan WTO terhadap Perdagangan CPO Indonesia dan Empat Mitra Dagang Utama

V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kebijakan WTO terhadap Perdagangan CPO Indonesia dan Empat Mitra Dagang Utama V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Kebijakan WTO terhadap Perdagangan CPO Indonesia dan Empat Mitra Dagang Utama World Trade Organization merupakan suatu organisasi internasional yang terbentuk untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

SEMINAR PENULISAN ILMIAH PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE) DAN INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) KE DOLLAR (USD) Nama Npm Kelas Jurusan Pembimbing : Hanif Narli Gyandika : 23210119 : 3eb07 : Akuntansi : Suryandari

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 akan membahas lebih dalam mengenai proses pengolahan data, dimulai dari penjelasan mengenai statistik deskriptif sampai dengan penjelasan mengenai hasil dari analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif tahunan pada rentang waktu antara tahun 1981-2008. Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah 44 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah Kesenjangan ekonomi antar wilayah dapat ditentukan menggunakan indeks Williamson yang kemudian dikenal

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL OLEH WILIA AGUSTIANI Willia.Agustiani@gmail.com FAKULTAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci