BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta"

Transkripsi

1 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta Sumber : id.wikipedia.org Gambar 4.1Peta Kota Surakarta Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara 110º º45 35 BT dan 7º º56 00 LS dengan luas wilayah 44,04 Km² dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Secara umum kota Surakarta merupakan dataran rendah dan berada antara pertemuan kali/sungai-sungai Pepe, Jenes dengan Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian ±92 dari permukaan air laut. 4 5

2 digilib.uns.ac.id 46 Kota Surakarta mempunyai suhu udara maksimum 32,5 C, sedang suhu udara minimum adalah 21,9 C. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 mb (milibar) dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240. Kota Surakarta beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian enam bulan sekali setiap tahunnya. Surakarta adalah kota yang berpenduduk kurang lebih jiwa (2013) dengan rasio jenis kelamin sebesar 94,69 yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 95 peduduk lakilaki (2013). Tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta pada tahun 2013 mencapai jiwa/km2. Tahun 2013 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Serengan yang mencapai angka Dengan tingkat kepadatan yang tinggi akan berdampak pada masalahmasalah sosial seperti perumahan, kesehatan dan juga tingkat kriminalitas. Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Surakarta Menurut Jenis Kelamin di Kota Surakarta Tahun Jenis Kelamin Rasio Tahun Jumlah Jenis Laki-Laki Perempuan Kelamin , , , , , , , ,69 Sumber: Surakarta Dalam Angka 2014, BPS Kota Surakarta

3 digilib.uns.ac.id 47 Penduduk Kota Surakarta pada tahun 2013 adalah jiwa, dengan dan perempuan, dengan presentase perbandingan kelaminnya 94.69% yang berarti bahwa setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Kota Surakarta mereupakan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah dengan tingkat kepadatan penduduknya jiwa/km2, rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Jawa Tengah hanya 992/km2. Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan seluas keseluruhan 44,04 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sejumlah jiwa. Kecamatan yang mempunyai luas wilayah paling besar yaitu Kecamatan Banjarsari (14,81 km2) sedangkan kecamatan yang mempunyai luas paling kecil yaitu Kecamatan Serengan. Wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pasar Kliwon (18775 jiwa/km2) dan terendah terdapat pada Kecamatan Laweyan (19109 jiwa/km2). Tabel 4.2.Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta 2013 Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Rasio Kepadatan Total Jenis Wilayah Laki-Laki Perempuan Penduduk Kelamin Laweyan 8, , Serengan 3, , Pasar Kliwon 4, , Jeres 12, , Banjarsari 14, , Total 44, , Sumber: Surakarta Dalam Angka 2014, BPS Kota Surakarta

4 digilib.uns.ac.id 48 Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki potensi cukup besar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Letak geografis yang strategis memungkinkan kota Surakarta sebagai transiment point bagi kegiatan ekonomi dan pariwisata Provinsi Jawa Tengah maupun transportasi regional yang datang dari Jawa Timur, Daerah Istimiwa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Barat, Utara, Timur dan Selatan. Pertumbuhan ekonomi kota Surakarta juga tak lepas dari peran kota-kota disekitarnya seperti Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Klaten. Sehingga kota Surakarta sangat syarat dengan pusat-pusat kegiatan dalam konteks regional sehingga dapat meningkatkan interaksi daerah dalam lingkup pelayanannya guna menghasilkan suatu dinamika kegiatan ekonomi yang bersinergi. Mata pencaharian utama penduduk kota Surakarta sebagian besar adalah disektor industri, jasa dan perdagangan. Di bawah ini adalah tabel penduduk kota Surakarta berdasar mata pencahariannya. B. Gambaran Umum Variabel 1. Ekspor Kota Surakarta Komoditas ekspor Surakarta semakin variatif, komoditas andalan Surakarta tidak hanya batik, tekstil dan produk tekstil (TPT), tetapi sudah merambah pada mesin perkakas dan bantal kursi meski nilai dan volumenya tidak begitu besar.

5 digilib.uns.ac.id 49 Gambar 4.2 Grafik Nilai Ekspor Surakarta ketiga Negara Tujuan Ekspor Tahun Grafik diatas menunjukan aliran ekspor kota Surakarta ke enam negara tujuan. Enam negara tujuan ekspor tersebut adalah USA, UK, Jerman, Australia, Belanda, dan Italia. Total nilai ekspor Surakarta ke USA pada tahun 2010 sebesar ,69, pada tahun 2011 naik menjadi ,96. Sementara pada tahun 2012 total nilai ekspor Surakarta ke USA mengalami penurunan nilai ekspornya menjadi ,42 merupakan penurunan yang cukup drastis. Pada tahun selanjudnya nilai ekspor Surakarta naik menjadi ,64, namun di tahun 2014 mengalami penurunan lagi menjadi hanya ,32. Selanjutnya UK yang merupakan tujuan ke 2 ekspor utama Kota Surakarta. Tahun 2010 nilai ekspor Surakarta ke UK sebesar ,42, di tahun 2011 total nilai ekspor Surakarta bertambah drastis nilainya sebesar ,63. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan lagi menjadi

6 digilib.uns.ac.id ,03, di tahun 2013 total nilai ekspor Kota Surakarta mengalami penurunan menjadi ,92. Pada tahun selanjutnya 2014 total nilai ekspor Kota Surakarta mengalami kenaikan yang sangat drastis menjadi sebesar ,92. Total nilai ekspor Kota Surakarta ke Jerman di tahun 2010 sebesar ,55, tahun berikutnya mengalami kenaikan ,38. Pada tahun selanjutnya 2012 total nilai ekspor Kota Surakarta mengalami penurunan yang cukup besar nilainya menjadi ,50. Tahun 2013 total nilai ekspor Kota Surakarta mengalami penurunan lagi yang sangat besar ,59, namun mengalami kenaikan lagi di tahun 2014 meskipun tidak begitu besar nilainya sebesar ,72. Australia tahun 2010 memiliki total nilai impor dari Kota Surakarta sebesar ,87, selanjutnya pada tahun 2011 mengalami kenaikan, nilainya sebesar ,27. Total nilai ekspor Kota Surakarta ke Australia pada tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun sebelunya total nilainya menjadi ,20, total nilai ekspor Surakarta ke Australia terun mengalami penurunan tahun 2013 hanya sebesar ,16, tahun 2014 sebesar ,01 saja. Total nilai ekspor Kota Surakarta ke Belanda dari tahun 2010 sampai 2014 mengalami naik turun meskipun selisihnya tidak begitu besar. Tahun 2010 sebesar ,01 selanjutnya pada tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup tingi dari tahun sebelunya menjadi sebesar ,05. Tahun 2012 nilai impor Belanda dari Kota Surakarta mengalami penurunan nilainya

7 digilib.uns.ac.id 51 menjadi ,15, namun kembali mengalami kenaikan di tahun 2013 menjadi ,20. Pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup besar dari tahun sebelumnya, total nilainya hanya sebesar ,63. Italia memiliki total nilai impor dari Kota Surakarta pada tahun 2010 sebesar ,99. Pada tahun selanjutnya mengalami kenaikan nilainya ,76, pada tahun 2012 nilai total ekspor Surakarta ke Italia mengalami penurunan nilainya sebesar ,18. Tahun 2013 nilai nilainya sebesar ,96 lebih besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 ekspor Kota Surakarta ke Italia kembali mengalami penurunan yang cukup drastis, total nilainya ,78. GDP Perkapita Surakarta tahun ($) GDP perkapita merupakan ukuran pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa. Merupakan indikator penting dalam perkembangan pembangunan suatu daerah. Semakin besar kapasitas produksi suatu daerah maka akan menentuakan perkembangan ekonomi daerah tersebut. Jika prosentase pertumbuhan GDP perkapita tersebut positif menunjukan bahwa kapasitas memproduksi komoditi ekspor sedang mengalami peningkatan. Nilai GDP perkapita Kota Surakarta dapat dilihat pada grafik :

8 digilib.uns.ac.id 52 Gambar 4.3. Grafik GDP Surakarta Tahun Grafik diatas menunjukan GDP per kapita Kota Surakarta dalam US$. Mulai dari tahun 2010 yakni sebesar 4723,798 pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun 2010 menjadi 5315,818. Pada tahun 2012 GDP per kapita Kota surakarta juga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 5571,608. Pada tahun 2013 GDP per kapita Surakarta naik lagi menjadi 5476,812. Ini merupakan titik tertingi GDP per kapita Kota Surakarta dari periode 2010 sampai dengan 2014, karena pada tahun 2014 GDP perkapita Surakarta justru mengalami penurunan menjadi 5288, GDP Perkapita Negara Tujuan Ekspor ($) GDP per kapita negara tujuan ekspor sangat fluktuatif.gdp per kapita merupakan gambaran dari tingkat ekonomi dan pendapatan setiap penduduk di suatu negara. Semakin tinggi tingkat PDB per kapita suatu

9 digilib.uns.ac.id 53 negara maka tingkat daya beli masyarakatnya juga tinggi. Ini juga dapat menjadi gambaran bagai mana negara tersebut melalukan hubungan Internasional dengan adanya pembelian barang dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan didalam negaranya atau dengan kata lain negara tersebut melalukan ekspor. Dapat dilihat dari grafik berikut: Gambar 4.4. Grafik GDP Per Kapita Negara Tujuan Ekspor Tahun Grafik diatas menunjukan perkembangan GDP per kapita di tiap negara tujuan ekspor. Setiap negara menunjukan peningkatan setiap tahunya kecuali Belanda pada tahun 2013 yang mengalami penurun. Hal tersebut menunjukan bahwa kesejahteraan dan daya beli masyarakat di negara tujuan ekspor terjaga dengan baik. Pertumbuhan GDP yang stabil menjadi faktor dalam kegiatan konsumsi tiap penduduk di Negara tujuan ekspor. Dari grafik tersebut pada tahun 2010 sampai dengan 2014 USA memiliki GDP

10 digilib.uns.ac.id 54 per kapita yang paling tinggi sedangkan Belanda memiliki GDP per kapita yang terendah. GDP per kapita USA pada tahun 2010 sebesar ,1 mengalami peningkatan di tahun 2011 menjadi ,4, tahun ,7, selanjutnya pada tahun 2013 sebesar , dan pada tahun 2014 adalah sebesar ,5. GDP per kapita UK tahun 2010 sebesar ,2, tahun berikutnya GDP per kapita UK sebesar ,7. Pada tahun 2012 GPD per kapitanya naik lagi menjadi ,8 dan pada tahun 2013 sebesar ,8. Tahun 2014 GDP perkapita UK naik cukup tinggi sebesar ,3. Jerman memiliki GDP per kapita pada tahun 2010 sebesar ,9, selanjudnya pada tahun 2011 sebesar ,8. Tahun 2012 GDP perkapita Jerman mengalami penurunan dari tahun sebelumnya nilainya sebesar ,7, namun pada tahun 2013 kembali naik menjadi pada tahun 2014 GDP Jerman mengalami peningkatan lagi menjadi sebesar ,4. Tahun 2010 GDP per kapita Australia sebesar ,7 tahun selanjudnya mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar ,5. Tahun 2012 GDP per kapita Australia sebesar ,1 ini merupan nilai GDP Australia yang tertinggi dalam periode tahun , karena pada tahun 2013 mengalami penurunan meskipun nilainya cukup kecil yaitu sebesar ,8. Tahun 2014 turun lagi menjadi ,5. GDP per kapita Belanda tahun 2010

11 digilib.uns.ac.id 55 sebesar ,3 tahun berikutnya sebesar ,3. Pada tahun 2012 GDP per kapita Belanda mengalami penurunan menjadi ,7, namun naik lagi menjadi ,1 di tahun Tahun 2014 GDP per kapita Belanda sebesar ,2. GDP per kapita Italia tahun 2010 sebesar ,9, tahun berikutnya naik menjadi ,9 di Pada tahun 2012 GDP per kapita Italia turun menjadi ,5, namun tahun selanjudnya naik lagi menjadi ,9, dan pada tahun 2014 sebesar ,5. 4. Populasi Negara Tujuan Populasi penduduk negara tujuan menggambarkan besarnya permintaan terhadap suatu kebutuhan barang. Pertambahan populasi penduduk menggambarkan permintaan ekspor negara importir akan semakin besar. Populasi penduduk enam negara tujuan ekspor Kota Surakarta dapat dilihat dari grafik berikut: Gambar 4.5 Grafik Populasi Negara Tujuan Ekspor

12 digilib.uns.ac.id 56 Grafik tersebut menunjukan tingkat populasi penduduk di enam negara tujuan ekspor selama kurun waktu 5 tahun terahir. Populasi penduduk di tiap-tiap negara tujuan ekspor cendrung mangalami peningkatan setiap tahunya. Populasi USA pada tahun 2010 sebesar mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi jiwa. Pada tahun 2012 populasi USA sebesar jiwa bertambah lagi menjadi jiwa, ditahun 2014 menjadi Hampir setiap tahunya populasi penduduk USA mengalami peningkatan jiwa.ini di sebabkan karena USA memiliki luas wilayah yang sangat besar. Populasi penduduk US pada tahun 2010 adalah yang merupakan populasi penduduk terendah dalam periode Pada tahun 2011 populasi penduduk US menjadi selanjutnya hingga tahun 2014 populasi penduduk US meningkat di setiap tahunya dan pada tahun 2014 jumlah populasi penduduk US sebesar jiwa. Populasi penduduk Jerman pada tahun 2010 sebesar jiwa. Mengalami peningkatan yang tidak begitu banyak di tahun 2011 menjadi sebesar jiwa, namun mengalami penurunan yang begitu besar di tahun 2012 menjadi , selanjutnya hingga tahun 2014 mengalami peningkatan. Jumlah penduduk Australia pada tahun 2010 sebesar jiwa dan selalu mengalami commit peningkatan to user hingga tahun Di tahun 2011

13 digilib.uns.ac.id 57 jumlahnya sebesar jiwa, tahun 2012 sebesar jiwa. Hingga pada tahun 2014 mendai jiwa. Tahun 2010 jumlah penduduk Belanda hanya sebesar jiwa mengalami peningkata yang tidak begitu besar hingga tahun 2014 jiwa. Pada tahun 2014 populasi Belanda menjadi sebesar jiwa. Populasi Italia pada tahun 2010 sebesar jiwa. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan jiwa. Sampai dengan tahun 2014 jumla populasi Italia meningkat di tahun 2014 populasinya mencapai jiwa 5. Jarak Relatif Indonesia dengan Negara Tujuan Ekspor Jarak relatif merupakan perbandingan jarak geografis antara Indonesia ke keenam negara tujuan ekspor. Jarak merupakan variabel yang akan dapat meningkatkan biaya ekspor. Apabila jarak semakin jauh, ada kemungkinan biaya yang diperlukan untuk transportasi akan meningkat. Jarak geografis antara Indonesia dengan negara tujuan utama ekspor di kota Surakarta dapat dilihat pada grafik:

14 digilib.uns.ac.id 58 Gambar 4.6 Grafik Jarak Relatif Negara Tujuan Ekspor Tahun Grafik diatas menunjukan jarak relatif antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor. Jarak relatif negara Indonesia yang paling dekat adalah dengan negara Australia dan jarak relatif negara Indonesia yang paling jauh adalah dengan negara USA. Namun meskipun jarak relatif antara Indonesia dengan USA yang paling jauh tetapi tidak mempengaruhi aliran ekspor ke negara tersebut. 6. Nilai Tukar Riil (Real Effectife Exchange Rate/REER) Nilai tukar riil suatu negara berbanding terbalik dengan jumlah ekspor dan berbanding lurus dengan jumlah impor negara tersebut. Nilai tukar riil suatu negara tinggi (apresiasi) maka harga barang-barang domestik negara tersebut menjadi relatif lebih mahal dibandingkan dengan barang-barang luar negeri, sehingga negara tersebut akan meningkatkan jumlah ekspornya dan

15 digilib.uns.ac.id 59 sebaliknya jika nilai tukar riil suatu negara rendah (depresiasi) maka harga barang-barang luar negeri relatif lebih mahal. Gambar 4.7 Grafik Nilai Tukar Riil Tahun Grafik diatas menunjukan nilai fluktuasi nilai tukar riil negara tujuan ekspor Kota Surakarta dari tahun 2010 sampai dengan tahun Nilai tukar riil tertinggi adalah nilai tukar riil UK sebesar 113,80 pada tahun Sedangkan nilai tukar riil terendah yaitu 95,10 pada tahun C. Analisis Data dan Pembahasan Data panel yang digunakandalam penelitian ini diolah menggunakan progam E-views 8 melalui tiga model pendekatan, yaitu pendekatan Common Effect Model/Pooled Least Squared (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Hasil analisis diperoleh berdasarkan pengolahan beberapa variabel commit data to dari user enam negara tujuan ekspor Kota

16 digilib.uns.ac.id 60 Surakarta yaitu Inggris (UK), Amerika (USA), Jerman, Australia, Belanda dan Italia dalam kurun waktu tahun Variabel tersebut antara lain, nilai ekspor Kota Surakarta ke setiap negara tujuan ekspor, GDP per kapita Kota Surakarta dalam satuan US$, GDP per kapita setiap negara tujuan ekspor dalam satuan US$, populasi penduduk setiap negara tujuan ekspor, jarak relatif antara Kota Surakarta dengan setiap negara tujuan ekspor dan nilai tukar riil. 1. Penentuan Model Regresi Data Panel Pooled Least Square, Fixed Effect Model dan Random Effect Model merupakan 3 model regresi data panel yang akan dipilih untuk dijadikan model analisis aliran perdagangan Kota Surakarta terhadap negara lain. Proses penentuan model regresi data panel dapat dilakukan dengan beberapa pengujian, antara lain: a. Uji Chow Pengujian untuk menentukan teknik regresi Pooled Least Square dengan Fixed Effect Model menggunakan uji Chow atau redundant fixed test. Hasil dari uji Chow dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: EKSP_POOLED Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F (5,19) Cross-section Chi-square Sumber :Redundant Fixed Test Eviews 8

17 digilib.uns.ac.id 61 Berdasarkan hasil uji Chow diperoleh probabilitas dibawah α = 5% yaitu 0,0053, nilai F-statistik sebesar 4,798865, dengan d.f (5,19) maka F-tabel diketahui sebesar 2,60. F-statistik lebih besar dari F-tabel, yang berarti menolak H 0 sehingga model yang digunakan adalah Fixed Effect Model. b. Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: EKSP_POOLED Test cross-section random effects Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Sumber: Hausman Test Eviews 8 Hasil estimasi Uji Hausman didapatkan Chi-Square statistik sebesar 16,210104, sedangkan nilai Chi-Square tabel dengan Chi-Square d.f (5) pada tingkat signifikansi α = 5% diperoleh nilai sebesar 11,07. Chi-Square tabel lebih kecil dari Chi-Square statistik yang berarti menolak H 0, sehingga model yang dipilih adalah Fixed Effect Model. Dengan demikian pengujian pemilihan model regresi data panel melalui uji Chow dan uji Hausman menunjukan bahwa model yang terbaik untuk digunakan dalam penelitian ini adalah FEM (Fixed Effect Model).

18 digilib.uns.ac.id 62 Tabel 4.5 Hasil Fixed Effect Model Dependent Variable: LNEXP? Method: Pooled Least Squares Date: 12/26/15 Time: 10:14 Sample: Included observations: 5 Cross-sections included: 6 Total pool (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C LNGDPI? LNGDPJ? LNP? LNJ? LNREER? Fixed Effects (Cross) _USA--C _UK--C _JERMAN--C _AUSTRALIA--C _BELANDA--C _ITALIA--C Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber: Hasil Estimasi Fixed Effect Model Eviews 8, diolah 2. Pengujian Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R-squared Nilai adjustedr-squared pada fixed effect modelcrosssection weights sebesar 0, yang berarti variabel LNEXP

19 digilib.uns.ac.id 63 (nilai ekspor Kota Surakarta) dapat dijelaskan oleh variabel LNGDPI (GDP per kapita Surakarta) dalam satuan US$ negara eksportir, LNGDPJ (GDP per kapita negara tujuan ekspor) mata uang domestik negara tujuan ekspor terhadap US$, LNP (populasi penduduk) negara tujuan ekspor, LNJ (jarak relatif) negara indonesia dengan negara tujuan ekspor dan LNREER (nilai tukar riil) sebesar 89,09% dan sisanya sebesar 10,91% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. b. Uji F Uji F digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu LNGDPI, LNGDPJ, LNP, LNJ dan LNREER secara bersama terhadap variabel dependen yaitu nilai ekspor Kota Surakarta (LNEXP). Berikut merupakan hasil uji F. F hitung = 24,69722 F tabel = F (α, k 1, n k) = (0,05, 6-1, 60-6)= 2,64 Hasil uji F menunjukkan bahwa F hitung > F tabel (24,69722> 2,64). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis H 0 ditolak atau dengan kata lain variabel independen (LNGDPI, LNGDPJ, LNP, LNJ dan LNREER) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu nilai ekspor Kota Surakarta (LNEXP) secara bersama-sama pada tingkat signifikansi 5%.

20 digilib.uns.ac.id 64 c. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui signfikan atau tidaknya pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut. H 0 = β=0, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ha = β 0, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen Tabel 4.6. Hasil Uji Koefisien Regresi Parsial Fixed Effect Model Cross-section Weights Variabel Koefisien t-statistic Prob Keterangan LNGDPI Signifikan pada level = 5% LNGDPJ Signifikan pada level = 5% LNP Tidak signifikan pada level = 5% LNJ Signifikan pada level = 5% LNREER Signifikan pada level = 5% Sumber: Hasil fixed effect modelcross-section weights Eviews 8, diolah Berdasarkan tabel tersebut koefisien regresi variabel LNGDPI, LNGDPJ dan LNP memiliki probabilitas yang tidak signifikan pada level α = 5%, sedangkan variabel LNJ dan LNREER signifikan pada level α = 5%.

21 digilib.uns.ac.id Interpretasi Data a. Koefisien Regresi Estimasi regresi data panel model fixed effect cross-section weights berhasil menunjukan pengaruh variabel independen yaitu GDP Kota Surakarta dalam satuan US$ (LNGDPI), GDP negara tujuan ekspor dalam satuan US$ (LNGDPJ), populasi penduduk setiap negara tujuan ekspor (LNP), jarak relatif antara Kota Surakarta dengan negara tujuan ekspor (LNJ) dan nilai tukar riil (LNREER) terhadap variabel dependen yaitu nilai ekspor Kota Surakartaterhadap lima negara tujuan ekspor (LNEXP). Dari hasil tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut: LNEXP = LNGDPI LNGDPJ LNP LNJ LNREER dimana, LNEXP LNGDPI LNGDPJ LNP LNJ LNREER : Ln nilai ekspor Kota Surakarta : Ln GDP Kota Surakarta (negara eksportir) : Ln GDP negara tujuan ekspor : Ln populasi penduduk : Ln Jarak relatif : Ln nilai ekspor sat tahun sebelumnya 1) Pengaruh GDP per Kapita Kota Surakarta Terhadap Ekspor Kota Surakarta Hasil estimasi menunjukan bahwa GDP per kapita Kota Surakarta berpengaruh commit to positif user dan signifikan pada taraf nyata

22 digilib.uns.ac.id 66 5% terhadap nilai ekspor Kota Surakarta. Koefisien GDP per kapita sebesar 3, memiliki arti jika, GDP per kapita Kota Surakarta naik sebesar 1% maka nilai ekspor ke enam negara tersebut akan meningkat sebesar 0,95%. PDB per kapita memberikan pengaruh positif terhadap aliran ekspor Kota Surakarta. Jumlah ekspor dipengaruhi oleh tingkat produktifitas masyarakat untuk meningkatkan kualitas hasil produksi sehingga mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Semakin berkualitas hasil produksi Kota Surakarta, semakin tinggi aliran ekspornya tinggi. 2) Pengaruh GDP negara tujuan ekspor terhadap ekspor Kota Surakarta Hasil estimasi menunjukan bahwa GDP per kapita enam negara tujuan ekspor kota Surakarta berpengaruh negatif dansignifikan pada taraf nyata 5% terhadap nilai ekspor Kota Surakarta. Koefisien GDP per kapita negara tujuan ekspor seperti UK, USA, Jerman, Australia, Belanda dan Italia sebesar -3,591320, artinya apabila GDP per kapita di enam negara tujuan ekspor naik sebesar 1% maka nilai ekspor Kota Surakarta ke enam negara tersebut akan menurun sebesar 3,59%. Pengaruh negatif GDP negara tujuan terjadi karena semakin tinggi jumlah GDP yang dihasilkan negara tersebut, maka semakin rendah jumlah barang yang dibutuhkan dari

23 digilib.uns.ac.id 67 negara lain. Hal ini berarti negara tersebut mampu memproduksi kebutuhan barang di dalam negerinya dan mengurangi jumlah kiriman barang dari negara lain. 3) Pengaruh Populasi Penduduk Terhadap Aliran Ekspor Kota Surakarta Hasil estimasi menunjukan bahwa populasi enam negara tujuan ekspor kota Surakarta berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada taraf nyata 5% terhadap nilai ekspor Kota Surakarta. Koefisien populasi negara tujuan ekspor seperti UK, USA, Jerman, Australia, Belanda dan Italia sebesar -0,233791, artinya apabila populasi di enam negara tujuan ekspor naik sebesar 1% maka nilai ekspor Kota Surakarta ke enam negara tersebut akan menurun sebesar 0,23%. Jumlah penduduk yang semakin banyak tidak selalu menyebabkan meningkatnya konsumsi atau permintaan ekspor, meskipun pertumbuhan penduduk yang semakin banyak di negara tujuan ekspor juga memungkinkan bertambahnya kebutuhan negara tersebut. Perbedaan latar belakang budaya dan selera setiap penduduk mempengaruhi daya beli barang yang akan dikonsumsinya. Semakin banyak populasi penduduk semakin banyak selera yang dimiliki oleh penduduknya, sehingga peningkatan nilai ekspor tidak mempengaruhi tingkat konsumsi barang di suatu negara.

24 digilib.uns.ac.id 68 4) Pengaruh Jarak Relatif Terhadap Nilai Ekspor Kota Surakarta Hasil estimasi menunjukan bahwa jarak relatif antara Kota Surakarta dengan setiap negara tujuan ekspor Kota Surakarta berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5%. Koefisien jarak relatif sebesar 2, artinya jika jarak relatif antara Kota Surakarta ke setiap negara tujuan ekspor bertambah jauh sebesar 1 Km/US$ maka aliran ekspor Kota Surakarta ke enam negara tersebut akan berkurang sebesar 0,002%. Pengujian tersebut tidak sesuai dengan hipotesis bahwa jarak relatif antar negara eksportir dan importir berpengaruh negatif terhadap aliran ekspor Kota Surakarta. Namun dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa jarak relatif yang semakin jauh tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor. Hasil penelitian ternyata sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Insel dan Tekce (2009) yang menunjukkan bahwa variabel jarak signifikan dan berhubungan positif dengan variabel ekspor. Bertolak belakang dengan kepercayaan umum yang menyatakan bahwa variabel jarak memiliki hubungan negatif dengan tingkat ekspor suatu negara, efek positif dari jarak tersebut tidaklah dapat ditafsirkan hanya dari segi biaya saja, tetapi juga akibat dari kuatnya hubungan bilateral antar negara, terutama dalam kegiatan ekonominya, jenis dan karakteristik

25 digilib.uns.ac.id 69 barang/komoditas yang diperdagangkan, dan kondisi geografis negara importir. Ekspor komoditas tersebut ke negara-negara dengan pendapatan tinggi seringkali menganggap bahwa jarak dan biaya transportasi tidaklah terlalu penting. 5) Pengaruh Nilai Tukar Riil (REER) terhadap Aliran Ekspor Kota Surakarta Pengaruh nilai tukar riil terhadap aliran ekspor Kota Surakarta memberikan pengaruh yang positif dan signifikan pada taraf nyata 5%, dimana nilai probabilitas sebesar 0,0021 atau 0,5% terhadap aliran ekspor. Koefisien ekspor sebesar 10,16736 artinyaapabila nilai riil bertambah sebesar 1% maka aliran ekspor Kota Surakarta keenam negara tersebut akan meningkat sebesar 10,167 %. Sesuai dengan penelitian Soraya (2015), apabila nilai tukar riil mengalami peningkatan akan mendorong tingginya ekspor Kota Surakarta ke enam negara tujuan. Sebaliknya nilai tukar yang rendah akan menyebabkan penurunan ekspor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 49 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan data gabungan antara cross section dan data time series. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( 2010-2015 ) JURNAL Oleh : Nama : Faza Ibnu Redha No. Mahasiswa : 13313262 Program Studi : Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%) Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder 4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Penelitian

Lampiran 1. Sampel Penelitian Lampiran 1. Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Total industri food and beverage yang 16 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012 2 Tidak mempublikasikan data mengenai 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BEI dan perusahaan Manufaktur Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di mulai sejak tahun 1912 namun kemudian

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara statistik variabel dana pihak ketiga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi LAMPIRAN 148 Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi Model: ln Y it = αln K it + β 1 ln BH it + β 2 ln DAU it + β 3 ln DAK it + γ 1 ln PD it + γ 2 ln RD it + γ

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang

Lebih terperinci

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. . LAMPIRAN 80 Lampiran 1 Hasil Estimasi Untuk Model usia SD Pooled least Square Dependent Variable: LOG(SKUL_SD01) Method: Panel Least Squares LOG(BOS_SD) 0.829950 0.065559 12.65954 0.0000 LOG(J_RIIL_DIKDAS)

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bagian dari penelitian ini akan menguji permodelan dengan panel data, pengujian asumsinya, serta pembahasan analisis atas hasil dari regresi panel data tersebut. 4.1

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) Dependent Variable: BD? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/01/11 Time: 05:56 Sample: 2010 2013 Included observations:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Timur tahun 2002-2013, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Mentairi A Iyonu 1, La Ode Rasuli, Spd, SE, MSA 2, Hj. Valentina Monoarfa, SE, MM 3 Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BEBAN OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP KINERJA PERBANKAN (STUDI PADA BANK YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa) 81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Oleh : Vebryna Permatasari Rantung Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia vebrynarantung@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus)

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus) Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus) ANALISIS PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TIMUR 2011-2014 Yhoga Bagus Adhikrisna

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci disertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB XI UJI HIPOTESIS

BAB XI UJI HIPOTESIS BAB XI UJI HIPOTESIS Pendahuluan Uji hipotesis merupakan suatu prosedur untuk pembuktian kebenaran sifat populasi berdasarkan data sampel. Dalam melakukan penelitian berdasarkan sampel, seorang peneliti

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Papua Barat adalah variabel angka melek huruf (AMH), rata-rata

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi

Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 4 No. 3, Januari Maret 2017 ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online) Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji serempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 113 Lampir 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 2001 2008 2001 Daerah Pertambg Gas Bgun/Kon struksi & Jumlah Kab.Gorontalo 200,112.10 7,765.10 57,181.65 2,589.39 26,654.01 73,005.43 63,954.37 45,763.04

Lebih terperinci

Kata Kunci : Struktur Aktiva, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Struktur Modal

Kata Kunci : Struktur Aktiva, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Struktur Modal PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015) THE INFLUENCE

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

FAKTOR PENENTU NILAI PERUSAHAAN

FAKTOR PENENTU NILAI PERUSAHAAN FAKTOR PENENTU NILAI PERUSAHAAN Ary Satria Pamungkas Universitas Tarumanagara, Jakarta, aryp@fe.untar.ac.id ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, keputusan

Lebih terperinci

DATA PANEL Pengertian Data Panel

DATA PANEL Pengertian Data Panel Bahan Ajar Data Panel AGUS TRI BASUKI DATA PANEL 11.1 Pengertian Data Panel Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section. Menurut Agus Widarjono (2009)

Lebih terperinci

PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA. Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2

PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA. Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2 PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2 Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Matematika dan IPA, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. D. Nachrowi.(2006). Ekonometrika Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

DAFTAR PUSTAKA. D. Nachrowi.(2006). Ekonometrika Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakakarta: Lembaga Penerbit FE UI. DAFTAR PUSTAKA A.A.Yogi Prasanjaya dan I Wayan Ramantha. (2013). Analisis Pengaruh Rasio Car, Bopo, Ldr Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di Bei. Ahmad Buyung Nusantara.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol Tabel dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 237 251. ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL Doni Silalahi, Rachmad Sitepu, Gim Tarigan Abstrak.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random 67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan Syariah Perbankan syariah sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki andil yang cukup besar untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual

Lebih terperinci

Surat Keterangan Perubahan Judul

Surat Keterangan Perubahan Judul LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Perubahan Judul [Type text] LAMPIRAN 2 Permohonan Izin Penelitian [Type text] LAMPIRAN 3 Pengantar Riset [Type text] LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian [Type text] LAMPIRAN

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI

DAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI DAFTAR PUSTAKA Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Hasibuan, Malayu. (2007). Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Keenam. Jakarta : Bumi Aksara Husnan, Suad & Enny P. (2012).

Lebih terperinci

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah) Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2010 2011 2012 2013 Kab. Asahan 669516 803227 837686 1038246 Kab. Dairi 445652

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. UJI Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi imi terjadi heterokedastisitas atau tidak, untuk

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mattjik AS &M. Sumertajaya, (2000). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Nataludin. (2001). Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan data-data yang digunakan dalam bentuk deskripsi data. Kemudian dari data yang ada, diperoleh hasil analisis dengan menggunakan beberapa alat analisis,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Penghitungan kesenjangan pendapatan regional antar kabupaten/kota di Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Mesir Afrika Selatan Turki 198 14751.87 6487.26 68232.337

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Cash turnover, Receivable turnover, Inventory turnover and Firm size

ABSTRACT. Keywords : Cash turnover, Receivable turnover, Inventory turnover and Firm size PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA SUB SEKTORMAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN

Lebih terperinci

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun 2015-2016 Purwanto Sekolah Tinggi Agama Islam al-husain poerwanto073@gmail.com ABSTRAK Lahirnya undang-undang No.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Industri property & real estate dan konstruksi bangunan pada umumnya merupakan dua hal yang berbeda. Real estate merupakan tanah dan semua peningkatan permanen

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2015. Jakarta Islamic Index melakukan penyaringan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Data Pada bagian ini, peneliti menerapkan prosedur input data sesuai yang dijelaskan pada metodologi penelitian. Pada penerapan proses input data tersebut peneliti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.

BAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2009-2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Produk

Lebih terperinci

Jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak

Jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak 2 PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sri Rahmawati 1, Heldy

Lebih terperinci

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. LAMPIRAN 14 Lampiran 1 Hasil pendugaan model gabungan dengan Y sebagai peubah respon dan X1, X2, dan Method: Panel Least Squares Date: 07/20/11 Time: 07:10 C 5.286955 2.285536 2.313223 0.0231 X1-0.115117

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2012-2015 THE ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL KALIMANTAN PERIOD 2012-2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE HASIL ANALISA DATA STATISTIK DESKRIPTIF Date: 06/15/16 Time: 11:07 Sample: 2005 2754 ROE LDA DA SDA SG SIZE Mean 17.63677 0.106643 0.265135 0.357526 0.257541 21.15267 Median 11.00000 0.059216 0.251129

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci