V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kebijakan WTO terhadap Perdagangan CPO Indonesia dan Empat Mitra Dagang Utama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kebijakan WTO terhadap Perdagangan CPO Indonesia dan Empat Mitra Dagang Utama"

Transkripsi

1 V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Kebijakan WTO terhadap Perdagangan CPO Indonesia dan Empat Mitra Dagang Utama World Trade Organization merupakan suatu organisasi internasional yang terbentuk untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan internasional serta mengahapuskan segala bentuk hambatan yang mungkin terjadi dalam praktiknya. Berbagai kesepakatan yang ditandatangani oleh negara anggota ikut andil sebagai alat kerja WTO dalam merealisasikan tujuannya. Salah satu kesepakatan WTO hasil Putaran Uruguay adalah persetujuan di bidang pertanian atau Agreement of Agriculture (AoA) dengan peraturan yang paling pokok adalah akses pasar, subsidi domestik dan subsidi ekspor komoditas pertanian termasuk didalamnya mengatur perdagangan CPO. Sebagai negara pengekspor CPO terbesar didunia dan merupakan anggota WTO, Indonesia terlibat langsung dalam praktek kesepakatan-kesepakatan perdagangan yang ditetapkan oleh WTO. Adapun akses pasar merupakan salah satu peraturan yang dinilai sangat penting dalam kesepakatan AoA bagi negara Indonesia karena Indonesia berperan sebagai negara eksportir CPO dalam aliran perdagangan CPO. Akses pasar yang di dalamnya mengatur tentang tarif impor CPO oleh negaranegara importir terhadap CPO dari Indonesia akan memberikan dampak positif dan negatif bagi kedua belah pihak. Secara teoritis, pengurangan tarif impor untuk komoditas pertanian termasuk CPO oleh WTO akan memberikan skema perdagangan CPO yang lebih kompetitif dan menguntungkan berbagai pihak. Tetapi dalam sudut pandang individual effect hal tersebut perlu dikaji lebih mendalam untuk melihat pengaruh dari pengurangan tarif impor untuk masing-masing negara. Adapun perkembangan nilai tarif impor CPO Indonesia oleh empat negara mitra dagang utama dan pengurangannya dapat dilihat pada Tabel

2 Tabel 9. Tarif Impor CPO dan CPO Olahan di Negara-negara Pengimpor Tahun 2010 No. Negara Nilai Tarif Impor Setelah Pengurangan (%) Bentuk Kerja Sama (Program) 1. Belanda CPO = 3.8, RBD Olein = 9 AoA 2. India CPO = 37.5, RBD Palm Olein = 45* AIFTA 3. Malaysia CPO = 0-5 CEPT-AFTA 4. Singapura CPO = 0-5 CEPT-AFTA Keterangan : *) sebelum pengurangan tarif, CPO = 80%, RPO = 90% Sumber : Direktorat Kerjasama Regional (2010), berbagai sumber Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa Malaysia dan Singapura merupakan negara dari empat negara mitra dagang utama dengan tarif impor CPO terendah yaitu 0-5 persen untuk komoditas CPO. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya komitmen regional berupa CEPT-AFTA (Common Effective Prefential Tarif For AFTA) 11 yaitu penurunan tarif dan penghilangan hambatan non-tarif untuk kategori produk IL, GEL, TEL, dan SL 12 dimana CPO masuk kedalam kategori produk IL. Berdasarkan prinsip WTO yaitu perlakuan sama terhadap semua mitra dagang (Most Favored Nation), Indonesia, Malaysia, dan Singapura yang tergabung dalam AFTA mendapat pengecualian dalam penurunan tarif hanya untuk negara-negara anggota AFTA. Uni Eropa menetapkan tarif impor CPO Indonesia setelah pengurangan tarif oleh kebijakan AoA (Agreemen on Agriculture) sebesar 3,8 persen karena Uni Eropa merupakan negara-negara eksportir (Tabel 18) yang cenderung memproteksi produksi domestiknya dengan menetapkan tarif impor CPO termasuk dari negara Indonesia. Adapun negara-negara anggota Uni Eropa yang bernotabene sebagai eksportir CPO dapat dilihat pada Tabel [BSN] Badan Standarisasi Nasional Gerakan nasional Penerapan SNI. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Inclusion List (IL), yaitu daftar yang berisi produk-produk yang memenuhi kriteria masuk dalam jadwal penurunan tarif, General Exception List (GEL), yaitu daftar produk yang dikecualikan dari skema CEPT oleh suatu negara karena dianggap penting untuk alasan perlindungan keamanan nasional, moral masyarakat, kehidupan dan kesehatan dari manusia, binatang atau tumbuhan, nilai barang-barang seni, bersejarah atau arkeologis, Temporary Exclusions List (TEL), yaitu daftar yang berisi produk-produk yang dikecualikan sementara untuk dimasukkan dalam skema CEPT dan Sensitive List (SL), suatu daftar yang berisi produk-produk pertanian bukan olahan (Unprocessed Agricultural Products). 53

3 Tabel 10. Negara-negara Top Exporter CPO Tahun 2008 Ranking Negara Volume (Ton) Nilai (1000 US$) US$/Ton 1. Malaysia 14,142,400 12,768, Indonesia 14,290,700 12,375, Netherlands* 1,500,510 1,616,130 1, Papua New Guinea 410, , Thailand 360, , Colombia 292, ,344 1, Singapore 205, ,145 1, Germany* 203, ,098 1, Honduras 204, ,418 1, Benin 210, ,000 1, Ukraine 173, ,883 1, Ecuador 171, ,963 1, Guatemala 161, ,185 1, Costa Rica 123, ,075 1, Oman 108, ,283 1, Côte d'ivoire 96, ,606 1, Italy* 63,973 88,839 1, Ghana 100,000 75, Spain* 46,652 57,669 1, Kenya 35,877 52,400 1,461 Keterangan : *) negara anggota Uni Eropa Sumber : FAOSTAT, 2011 (diolah) Tabel 18 memberikan informasi bahwa negara Belanda, Jerman, Italia dan Spanyol merupakan negara-negara anggota Uni Eropa yang melakukan spesialisasi ekpor untuk komoditas CPO dengan peringkat tertinggi oleh negara Belanda dengan volume ekspor sebesar 1,500,510 ton pada tahun Sehingga dalam pembahasan ini, negara Uni Eropa akan diwakilkan oleh Belanda dalam melihat pengaruh adanya pengurangan tarif impor CPO oleh WTO. Pengaruh kebijakan pengurangan tarif impor CPO oleh WTO terhadap empat negara mitra dagang utama untuk Indonesia sebagai negara eksportir CPO dan empat negara mitra dagang utama sebagai negara importir CPO akan dijelaskan secara grafis pada Gambar 10 dan

4 P Aut B P T B P XS A P FT T P T A Keterangan : P Aut A Q T Q FT MD B Q A = negara Indonesia B = negara importer (India, Belanda, Malaysia dan Singapura) Gambar 10. Kurva Benefit Analysis Ekspor Kelapa Sawit Indonesia-Empat Negara Mitra Dagang Utama Sumber : Arifin et al (diolah) Berdasarkan Gambar 10, dapat diidentifikasi bahwa pengenaan bea masuk impor atau tarif impor CPO dari Indonesia oleh pemerintah dari empat negara mitra dagang utama akan meningkatkan harga CPO di keempat negara mitra dagang utama dari tingkat harga perdagangan bebas (P FT ) menjadi tingkat harga dibawah tarif (PT B ). Akibat kenaikan harga tersebut, permintaan CPO impor di empat negara mitra dagang utama turun dari tingkat volume perdagangan bebas (Q FT ) menjadi tingkat volume dibawah tarif (Q T ). Karena pasokan CPO Indonesia yang tidak terjual di pasar keempat negara mitra dagang utama dikembalikan ke pasar domestik Indonesia, harga CPO di Indonesia menjadi turun dari tingkat harga perdagangan bebas (P FT ) ke tingkat harga (PT A ). Perbedaan tingkat harga antara PT B dan PT A merupakan besarnya tarif tang ditetapkan oleh pemerintah dari keempat negara mitra dagang utama, atau T = PT B PT A. Adapun dampak yang diterima oleh Indonesia sebagai eksportir CPO dan empat negara mitra dagang utama sebagai impotir CPO dapat dilihat pada Gambar

5 P D S P P T IM P FT P T EX A E F B C G D H P T IM P FT P T EX a e b f c g h d S T IM D T IM Q S S T EX D D T EX Q Keterangan : A A = negara importir (India, Belanda, Malaysia dan Singapura) B = negara eksportir (Indonesia) Gambar 11. Kurva Dampak dari Adanya Perdagangan Internasional CPO Sumber : Arifin et al. (2007) B Berdasarkan informasi pada Gambar 11, konsumen dari keempat negara mitra dagang utama mengalami kemunduran kesejahteraan akibat penerapan tarif impor CPO. Kenaikan harga CPO ekspor maupun produksi domestik mengurangi consumer surplus sebesar (A+B+C+D). Sebaliknya kesejahteraan produsen CPO dari keempat negara mitra dagang utama meningkat seiring dengan kenaikan harga CPO. Selain itu, kenaikan harga CPO juga mendorong peningkatan produksi CPO dan perbaikan kesempatan kerja. Producer Surplus di empat negara mitra dagang utama meningkat sebesar + A. Penerimaan pemerintah dari keempat negara mitra dagang utama dari penetapan tarif meningkat sebesar + (C+G). Akibat penerapan tarif impor CPO, keempat negara mitra dagang utama sebagai negara importir dalam perdagangan CPO dunia dapat menikmati net kenaikan ataupun penurunan kesejahteraan sebesar + G (B+D). Bila kenaikan kesejahteraan yang berasal dari keuntungan terms of trade (+G) lebih besar daripada distorsi negatif baik dari produksi ( B) maupun dari konsumsi ( D), maka keempat negara mitra dagang tersebut akan mengalami kenaikan kesejahteraan maupun sebaliknya. Secara umum keempat negara mitra dagang 56

6 utama sebagai negara importir CPO kemungkinan besar akan mengalami kenaikan kesejahteraan dari penetapan tarif impor CPO. Indonesia sebagai negara eksportir CPO secara umum dirugikan dengan penatapan tarif impor CPO oleh pemerintah dari keempat negara mitra dagang utama. Produsen CPO Indonesia paling menderita. Penurunan harga CPO di pasar domestik keempat negara mitra dagang utama mengakibatkan penurunan producer surplus. Harga yang turun juga mendorong kelesuan produksi dan menambah pengangguran. Secara keseluruhan producer surplus menurun sebesar (e+f+g+h). Hanya konsumen CPO di Indonesia yang menikmati keuntungan dari pengenaan tarif impor CPO di empat negara mitra dagang utama. Consumer surplus meningkat sebesar (+e) sebagai akibat penurunan harga CPO. Secara agregat kesejahteraan nasional Indonesia menurun sebesar (f+g+h). Penurunan tersebut berasal dari kerugian terms of trade ( g) serta distorsi negatif dari konsumsi ( f) dan produksi ( h). Ringkasan dari dampak penetapan tarif impor CPO dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan Dampak Tarif Impor CPO Empat Negara Miitra Dagang Utama Indonesia Dampak Kesejahteraan Negara Importir (empat negara mitra dagang utama) Negara Eksportir (Indonesia) Consumer Surplus (CS) (A + B + C + D) + e Producer Surplus (PS) + (A) (e + f + g + h) Penerimaan Pemerintah + (C + G) 0 Kesejahteraan Nasional + G (B + D) (f + g + h) Sumber : Arifin et al (diolah) Berdasarkan Tabel 11, dapat diidentifikasi secara umum pengenaan tarif impor CPO oleh keempat negara mitra dagang utama memberikan pengaruh negatif bagi Indonesia sebagai negara eksportir CPO karena mengurangi kesejahteraan nasional. Adanya penurunan tarif impor CPO sebagai salah satu kebijakan WTO dalam mengurangi hambatan perdagangan CPO akan memperkecil pengurangan kesejahteraan nasional Indonesia atau dengan kata lain akan meningkatkan kesejahteraan nasional dibandingkan sebelum dilakukannya penurunan tarif impor CPO. Berkaitan dengan nilai penurunan tarif, negara 57

7 Malysia dan Singapura negara-negara dari keempat negara mitra dagang yang menurunkan tarif impor CPO hingga 0% atau tanpa ada penetapan tarif. Hal tersebut akan memberikan pengaruh positif bagi negara Indonesia sebagai negara eksportir CPO karena perdagangan CPO kembali mengikuti mekanisme pasar dengan tingkat harga dan barang yang diperjual belikan sebesar P FT dan Q FT. Sedangkan negara India merupakan negara dari keempat negara mitra dagang dengan tarif paling tinggi setelah penurunan tarif. Tarif impor CPO yang ditetapkan negara India setelah kebijakan pengurangan tarif oleh AIFTA adalah sebesar 37,5 persen sehingga dapat dipastikan mengakibatkan pengurangan kesejahteraan nasional negara Indonesia yang lebih besar Analisis Aliran Perdagangan CPO (Crude Palm Oil) Indonesia ke Empat Negara Mitra Dagang Utama Pengujian Kesesuaian Model Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor yang akan mempengaruhi aliran perdagangan CPO Indonesia ke empat negara tujuan ekspor CPO berdasarkan Gravity Model. Metode pengolahan data yang digunakan adalah metode panel data dengan pilihan model Pooled Least Square (PLS) dan Fixed Effect Model (FE). Sedangkan model Random Effect tidak dipilih atas dasar ketersediaan data penelitian yang menunjukkan jumlah data cross section lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah variabel independen pada model dugaan. Pengujian chow atau chow test (uji F) dilakukan untuk memilih antara model PLS dan FE dalam estimasi aliran perdagangan CPO ini. Nilai F-stat pada hasil uji chow adalah sebesar 0.75 sedangkan F-tabel dengan d.k. F( 4-1,44-4-5)5% = 2,87. Dengan demikian, berdasarkan kriteria uji sebelumnya maka dapat disimpulkan tolak H 0, yang berarti bahwa model PLS merupakan model yang sesuai dalam gravity model aliran perdagangan CPO ke empat negara mitra dagang utama. Hal tersebut sesuai dengan hasil perhitungan menggunakan program eviews 6.0 yang dapat dilihat pada Lampiran 5. 58

8 Pengujian Asumsi Model Dalam permasalahan analisis regresi linear termasuk didalammnya regresi panel data, pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk menguji masalah normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. 1. Normalitas Pengujian J-B untuk mengetahui distribusi dari residual yang ditampilkan pada Lampiran 6 dihitung berdasarkan statistik JB. Pada perhitungan tersebut diperoleh nilai JB sebesar 3,129 sedangkan nilai χ 2 sebesar 5,99 yang berarti dapat disimpulkan bahwa residual pada model dugaan aliran perdagangan CPO berdistribusi normal. 2. Multikolinearitas Pendeteksian adanya dilakukan dengan meregresikan variabel independen dengan variabel independen lainnya dengan uji F (uji signifikansi) atau dengan membandingkan nilai R 2 masing-masing variabel independen yang diregresikan. Jika nilai R 2 pada variabel yang diregresikan lebih tinggi daripada nilai R 2 pada model awal regresi dugaan, maka variabel tersebut menyebabkan terjadinya multikolineritas pada model regresi dugaan (Gujarati 2006). Pada penelitian ini, pendeteksian multikolinearitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai R 2 setelah dilakukan regresi terhadap masing-masing variabel independen. Berdasarkan hasil regresi pada Lampiran 6 dapat diketahui bahwa model dugaan terdeteksi adanya multikolinearitas pada variabel GDP empat negara mitra dagang utama (GDPj) dengan nilai R 2 yaitu 94,65 persen, lebih tinggi dibandingkan nilai R 2 pada model dugaan yaitu 93,85 persen dan nilai Tolerance (TOL) sebesar 0,05. Sehingga dilakukan perbaikan model dengan menggunakan uji wald yang menunjukkan bahwa nilai F-Prob yaitu lebih kecil daripada 0,05 yang berarti variabel GDPj tidak dapat dihilangkan dari model dugaan sebagai perbaikan model karena akan mengubah interpretasi dari persamaan regresinya. 59

9 3. Autokorelasi Pengujian autokorelasi pada hasil estimasi analisis aliran perdagangan CPO ini dilakukan dengan menggunakan statistik Durbin-Watson. Hasil statistik Durbin-Watson pada hasil estimasi Lampiran 3 menunjukkan nilai d = 1,4079. Sedangkan nilai d U dan d L dengan n (jumlah observasi) = 44, t (jumlah cross section) = 4 dan k (jumlah variabel independen) = 5, menghasilkan nilai d U = 1,3615, d L = 0,9825 dan nilai 4-d U = 2,6385. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria daerah keputusan yang tepat untuk perhitungan diatas adalah d U (1,3615) < d (1,4079) < 4-d U (2,6385) yang berarti terima H 0 atau tidak terdapat autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif pada taraf nyata lima persen. 4. Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini dilakukan pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park. Berdasarkan hasil uji park pada Lampiran 7 tidak ditemukan adanya heteroskedastisitas pada model dugaan karena semua variabel independen bernilai tidak signifikan (TS) Model Dugaan Aliran Perdagangan CPO Analisis aliran perdagangan CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama berdasarkan Gravity Model menggunakan variabel volume ekspor CPO Indonesia ke masing-masing negara tujuan (Yij) sebagai variabel dependen, Gross Domestik Product negara Indonesia (GDPi), Gross Domestik Product empat negara mitra dagang (GDPj), jarak antara negara Indonesia dengan empat negara mitra dagang (Dij), nilai tukar mata uang Indonesia terhadap mata uang empat negara mitra dagang (ER), dan harga CPO dunia (P) sebagai variabel independen. Estimasi terhadap aliran perdagangan CPO ke empat negara tujuan utama ekspor tersebut pada Gravity Model ini dilakukan dengan mengolah data panel menggunakan software Eviews 6 sebagaimana telah dijelaskan pada bab metode penelitian. Proses estimasi data panel pada penelitian ini dimulai dengan melakukan pemilihan model Pooled Least Square dan Fixed Effect Model berdasarkan uji chow (uji F) yang menyimpulkan bahwa model PLS adalah model 60

10 yang paling tepat. Adapun pengujian terhadap kesesuaian model dilakukan dengan beberapa uji statistik yaitu koefisien determinasi atau R 2, Uji F dan Uji-t untuk masing-masing parameter. Tabel 12. Hasil Pengolahan Gravity Model Aliran Perdagangan CPO Metode Panel Data dengan Model Pooled Least Square (FE) Variabel Koefisien Std. Error t-statistic Prob. GDPi ** GDPj ** Dij ER *** P C * Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) *** Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Catatan : *) signifikan pada α = 10% **) signifikan pada α = 5% ***) signifikan pada α = 1% Berdasarkan hasil estimasi aliran perdagangan CPO pada Tabel 12, diperoleh nilai R 2 sebesar 0,9385 atau 93,85 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa keragaman nilai ekspor Indonesia ke empat negara mitra dagang utama CPO dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya, sedangkan sisanya sebesar 6,15 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Nilai Probabilitas F stat diperoleh sebesar 0,00 lebih kecil dari taraf nyata lima persen atau 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel independen dalam model berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, variabel independen dapat menjelaskan keragaman volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama. 61

11 Berdasarkan uji-t, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata satu persen terhadap aliran volume ekspor CPO Indonesia, yaitu nilai tukar (ER). Sedangkan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen adalah GDP negara Indonesia (GDPi) dan GDP empat negara mitra dagang utama (GDPj). Variabel-variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah jarak antara Indonesia dengan empat negara mitra dagang utama (Dij), dan harga CPO dunia (P). Penjelasan masing-masing variabel independen secara terperinci adalah sebagai berikut. 1. Gross Domestik Bruto negara Indonesia (GDPi) Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 12, dapat dilihat GDP negara Indonesia (GDPi) berpengaruh nyata terhadap volume aliran perdagangan CPO ke empat negara mitra dagang utama pada taraf nyata lima persen dengan parameter dugaan bertanda positif bernilai 0,81, artinya bila terjadi peningkatan GDPi sebesar satu persen maka akan meningkatkan ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama sebesar 0,81 persen. Hasil estimasi pada variabel ini sesuai sesuai hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa, variabel GDPi adalah variabel yang berkorelasi positif terhadap nilai ekspor CPO, karena semakin tinggi GDP suatu negara pengekspor akan memperbesar kapasitas produksi bagi negara pengekspor tersebut. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam perbandingan antara rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama dan rata-rata pertumbuhan GDP Indonesia seperti pada Tabel

12 Tabel 13. Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan Volume Ekspor CPO dan GDP Empat Negara Mitra Dagang Utama dalam (%) Tahun Tahun Volume Ekspor (Kg) GDPi (Milyar US $) Pert. Volume Ekspor (%) Pert. GDPi (%) ,546,080, , ,461,543, , ,372,277, , ,364,666, , ,056,733,835 1,028, ,380,698,395 1,143, ,686,545,177 1,457, ,068,483,164 1,728, ,918,739,210 2,044, ,119,823,195 2,153, ,289,541,254 2,826, Rata-rata pertumbuhan (%) 13.27% - Rata-rata pertumbuhan (%) % Sumber : Lampiran 1 (diolah) Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa rata-rata pertumbuhan GDP negara Indonesia (GDPj) sebesar 13,18 persen berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rata-rata ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama dengan nilai sebesar 13,27 persen. Pada Tabel 13 juga diketahui nilai rata- rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan GDP negara Indonesia (GDPj). Hal tersebut menggambarkan bahwa setiap peningkatan GDPj akan mempengaruhi peningkatan ekspor CPO yang lebih tinggi. 2. Gross Domestik Bruto Empat Negara Mitra Dagang Utama (GDPj) Variabel GDP empat negara mitra dagang utama (GDPj) berpengaruh nyata terhadap volume ekspor CPO pada taraf nyata lima persen dan berkorelasi positif berdasarkan hasil estimasi. Adapun nilai koefisiennya adalah 0,42, yang berarti bila terjadi peningkatan GDPj sebesar satu persen maka akan meningkatkan ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama sebesar 0,42 persen. Dalam hipotesis sebelumnya, variabel GDPj adalah variabel yang berkorelasi positif terhadap volume ekspor CPO, karena semakin tinggi GDP 63

13 suatu negara pengimpor, maka akan memperbesar tingkat absorsi negara importir tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi sesuai dengan hipotesis sebelumnya. Hal tersebut juga dapat ditelusuri dari data pada Tabel 14. Tabel 14. Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan Volume Ekspor CPO dan GDP Empat Negara Mitra Dagang Utama dalam (%) Tahun Tahun Volume Ekspor (Kg) GDPj (Milyar US $) Pert. Volume Ekspor (%) Pert. GDPi (%) ,546,080,901 1,054, ,461,543,685 1,072, ,372,277,635 1,144, ,364,666,688 1,340, ,056,733,835 1,538, ,380,698,395 1,712, ,686,545,177 1,747, ,068,483,164 2,299, ,918,739,210 2,548, ,119,823,195 2,441, ,289,541,254 2,781, Rata-rata pertumbuhan (%) 13.27% - Rata-rata pertumbuhan (%) % Sumber : Lampiran 1 (diolah) Tabel 14 menunjukkan komparasi rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan GDP keempat negara mitra dagang utama pada tahun Berdasarkan Tabel 22, diperoleh informasi bahwa rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO lebih tinggi (13,27%) daripada ratarata pertumbuhan GDP keempat negara mitra dagang utama (8,93%) pada rentang tahun tersebut, yang berarti peningkatan GDP keempat negara tersebut akan diikuti oleh peningkatan yang lebih tinggi impor mereka terhadap ekspor CPO dari Indonesia. 64

14 3. Nilai Tukar Mata Uang Indonesia dengan Mata Uang Empat Negara Mitra dagang Utama (ER) Variabel nilai tukar (ER) menunjukkan pengaruh nyata terhadap perdagangan internasional CPO antara Indonesia dan keempat negara mitra dagang utama pada taraf nyata satu persen pada Tabel 12 dengan koefisien parameter positif bernilai 0,25 yang berarti setiap peningkatan nilai tukar (ER) sebesar satu persen maka akan diikuti oleh peningkatan ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama sebesar 0,25 persen. Pada hipetesis sebelumnya, variabel nilai tukar memiliki hubungan dua arah dengan perdagangan internasional CPO, yang berarti jika terjadi depresiasi terhadap mata uang asing maka ekspor akan meningkat dan jika terjadi apresiasi terhadap mata uang asing maka ekspor menurun karena impor akan meningkat. Hal ini dapat ditelusuri dalam keragaan data ER pada Tabel 15. Tabel 15. Kondisi Apresiasi dan Depresiasi Mata Uang Rupiah terhadap Mata Uang Empat Negara Mitra Dagang Tahun Tahun Kondisi ER (IDR - INR,EUR,SGD, MLR)* Apresiasi/ Depresiasi IDR (%)** Volume Ekspor (Kg) Pert. Volume Ekspor (%) ,546,080, ,461,543, ,372,277, ,364,666, ,056,733, ,380,698, ,686,545, ,068,483, ,918,739, ,119,823, ,289,541, Keterangan : *) : Rupiah terhadap Indian Rupee, Euro, Malaysia Ringgit, Singapore Dollar **) : Apresiasi IDR terhadap INR,EUR,SGD,MYR (+), Depresiasi IDR terhadap INR,EUR,SGD,MYR, Sumber : Lampiran 1 (diolah) 65

15 Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui bahwa kondisi terjadinya apresiasi atau depresiasi mata uang negara Indonesia (IDR) terhadap mata uang keempat negara mitra dagang utama (INR,EUR,SGD,MYR) mempengaruhi volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama tersebut sesuai dengan hipotesis sebelumnya. Kondisi apresiasi dengan penurunan ekspor CPO dapat dilihat pada data tahun 2003 dimana terjadi apresiasi sebesar 3,88 persen diikuti dengan penurunan ekspor sebesar 0,32 persen. Sedangkan kondisi apresiai dengan kenaikan ekspor CPO dapat dilihat pada data tahun dan dengan masing-masing kenaikan ekspor CPO sebesar 22,64, 9,58, 9,39, dan 31,26 persen. 4. Jarak Indonesia dengan Empat Negara Mitra dagang Utama (Dij) Variabel jarak adalah variabel yang tidak signifikan pada hasil estimasi Tabel 12 dengan tanda koefisien positif, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa variabel Dij berpengaruh negatif terhadap volume ekspor CPO ke empat negara mitra dagang utama. Hal tersebut dapat juga dilihat pada perbandingan antara rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama dan rata-rata pertumbuhan jarak setelah dimodifikasi dengan memasukkan pengaruh harga minyak dunia (US $/Barrel) pada Tabel

16 Tabel 16. Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan Volume Ekspor CPO dan Jarak antara Indonesia dengan Empat Negara Mitra Dagang Utama (%) Tahun Tahun Volume Ekspor (Kg) Dij (US $/Barrel) Pert. Volume Ekspor (%) Pert. Dij (%) ,546,080, , ,461,543, , ,372,277, , ,364,666, , ,056,733, , ,380,698,395 1,005, ,686,545,177 1,200, ,068,483,164 1,334, ,918,739,210 1,785, ,119,823,195 1,137, ,289,541,254 1,466, Rata-rata pertumbuhan (%) 13.27% - Rata-rata pertumbuhan (%) % Sumber : Lampiran 1 (diolah) Berdasarkan Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jarak sebesar 6,98 persen setelah dimodifikasi dengan memasukkan pengaruh harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama sebesar 13,27 persen. 5. Harga CPO (Crude Palm Oil) Indonesia ke Empat Negara Mitra dagang Utama (P) Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 12, variabel harga CPO dunia adalah variabel yang tidak signifikan selanjutnya dengan tanda koefisien positif. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa berdasarkan konsep penawaran, jika harga suatu produk tinggi maka akan meningkatkan jumlah produk yang ditawarkan seperti pada Tabel 17 berikut ini. 67

17 Tabel 17. Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan Volume Ekspor CPO dan Harga CPO Indonesia ke Empat negara Mitra Dagang Utama (%) Tahun Tahun Volume Ekspor (Kg) Harga (P) (US $/Kg) Pert. Volume Ekspor (%) Pert. (P) (%) ,546,080, ,461,543, ,372,277, ,364,666, ,056,733, ,380,698, ,686,545, ,068,483, ,918,739, ,119,823, ,289,541, Rata-rata pertumbuhan (%) 13.27% - Rata-rata pertumbuhan (%) % Sumber : Lampiran 1 (diolah) Tabel 17 menunjukkan komparasi antara rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama dan harga CPO dunia tahun Berdasarkan informasi pada Tabel 17, dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan harga CPO dunia (P) sebesar 7,76 persen mempengaruhi peningkatan volume ekspor ekspor Indonesia ke empat negara mitra dagang utama sebesar 13,27 persen Potensi Perdagangan CPO Indonesia ke Empat Negara Mitra Dagang Utama Pembahasan mengenai potensi ekspor CPO ke empat negara tujuan utama ekspor yaitu India, Belanda, Malaysia, dan Singapura yang menjadi topik utama penelitian ini dan sesuai dengan kerangka pemikiran operasional pada bab sebelumnya dimulai dengan mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai impor CPO ke empat negara tersebut dengan Gravity Model (model gravitasi) yang selanjutnya berdasarkan hasil estimasi tersebut akan diukur potensi dari keempat negara tersebut dalam penyerapan CPO dunia termasuk dari Indonesia 68

18 dengan merasiokan nilai prediksi dari Gravity Model tersebut dengan nilai aktual dari Gravity Model tersebut sehingga dapat diketahui negara mana saja dari keempat negara tujuan ekspor tersebut yang masih memiliki potensi yang tinggi terhadap impor CPO dari Indonesia (under estimate) dan negara mana saja yang memiliki potensi yang rendah terhadap impor CPO dari Indonesia (over estimate). Berdasarkan perhitungan rasio perdagangan, jika rasio P/A lebih besar daripada 1 maka perdagangan aktual masih lebih kecil dari potensi yang ada dan implikasinya adalah terdapat potensi yang tinggi untuk ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama, dan jika rasio P/A lebih kecil daripada 1 maka perdagangan aktual sudah lebih besar dari potensi yang ada dan implikasinya yaitu pasar pada keempat negara importir tersebut sudah tidak berpotensi. Adapun hasil pengukuran potensi perdagangan dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil Pengukuran Potensi Perdagangan Keempat Negara Importir CPO No Negara Nilai PP Keterangan 1. India under estimate 2. Belanda over estimate 3. Singapura over estimate 4. Malaysia under estimate Sumber : lampiran 5 Berdasarkan Tabel 18, dapat diidentifikasi dari nilai PP bahwa India, dan Malaysia adalah negara-negara mitra dagang utama yang memiliki nilai aktual volume impor CPO lebih rendah dibandingkan nilai estimasinya dengan rasio masing-masing 1,0005 dan 1,0195. Sedangkan Belanda dan Singapura adalah negara-negara mitra dagang utama yang memiliki nilai aktual lebih tinggi dibandingkan nilai estimasinya yaitu masing-masing sebesar 0,9992 dan 0,9959. Hal tersebut mengindikasikan bahwa potensi ekspor CPO dari Indonesia ke India dan Malaysia akan lebih tinggi dibandingkan potensi ekspor CPO Indonesia ke Belanda dan Singapura. Adapun identifikasi dari hal ikhwal diatas dapat dilihat dari keragaan trend ekspor CPO dari Indonesia ke Belanda dan singapura sebagai negara-negara mitra dagang utama yang memiliki potensi rendah dalam mengimpor CPO dari Indonesia yang disajikan pada Gambar

19 Analisis Trend Volume Ekspor CPO Indonesia ke Negara Singapura Tahun Sumber : Lampiran 1 (diolah) Variable Actual Fits Volume Ekpsor (Kg) Accuracy Measures MAPE E+00 MAD E+07 MSD E Tahun Gambar 12. Hasil Analisis Trend Volume Ekspor CPO dari Negara Indonesia ke Negara Singapura Tahun Sumber : Lampiran 1 (diolah) Gambar 12 menunjukkan analisis trend volume ekspor CPO dari Indonesia ke negara Singapura pada periode tahun Berdasarkan Gambar 12, terlihat adanya peningkatan trend ekspor CPO Indonesia ke negara Singapura. Akan tetapi bila dilihat dari perbandingan nilai prediksi dan aktual, volume ekspor CPO aktual dari Indonesia ke Singapura lebih tinggi dibandingkan volume ekspor CPO prediksinya pada periode tahun , , dan Analisis trend volume ekspor CPO Indonesia ke negara Belanda pada periode tahun dapat dilihat pada Gambar

20 Volume Ekspor (Kg) Analisis Trend Volume Ekspor CPO Indonesia ke Negara Belanda Tahun Variable Actual Fits Accuracy Measures MAPE E+01 MAD E+08 MSD E Tahun Gambar 13. Hasil Analisis Trend Volume Ekspor CPO dari Negara Indonesia ke Negara Singapura Tahun Sumber : Lampiran 1 (diolah) Berdasarkan Gambar 13 dapat diketahui bahwa volume ekspor CPO aktual dari Indonesia ke Singapura lebih tinggi dibandingkan volume ekspor CPO prediksinya pada periode tahun , 2005, dan sehingga dapat disimpulkan bahwa negara Singapura dan India memiliki potensi yang rendah dalam menyerap CPO dari Indonesia. 71

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produksi dan Ekspor CPO (Crude palm Oil) Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produksi dan Ekspor CPO (Crude palm Oil) Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perkembangan Produksi dan Ekspor CPO (Crude palm Oil) Indonesia Indonesia sebagai salah satu negara eksportir CPO terbesar di dunia telah mengekspor CPO sejak pelita I sampai pelita

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam kategori bank, diantaranya adalah Bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA Pada bagian metodologi penelitian telah dijelaskan bahwa adanya ketidaksamaan satuan antara variabel ekspor CPO dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 80 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sampel Data Penelitian ini menggunakan data panel seimbang dengan jumlah sampel perusahaan sebanyak 60 perusahaan yang secara konsisren terhadap di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi 63 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi dan pengangguran. Alat

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pembahasan mengenai kinerja keuangan pemerintah daerah ditinjau dari beberapa hal. Pertama, proporsi belanja

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data panel sebagai acuan sumber data yang digunakan. Dimana penelitian ini berfokus pada bagaimana peforma perusahaan ritel di

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Stasioneritas Data Pengujian kestasioneran data merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data panel untuk melihat ada tidaknya panel unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji serempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada 70 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kaulitas Data 1. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Mesir Afrika Selatan Turki 198 14751.87 6487.26 68232.337

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan, Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan, Indeks Pemberdayaan Gender, dan Infrastruktur Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh berbagai sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat globalisasi dalam beberapa dasawarsa terakhir mendorong terjadinya perdagangan internasional yang semakin aktif dan kompetitif. Perdagangan

Lebih terperinci

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB Sementara itu, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Teluk Wondama tercatat sebagai daerah dengan rata-rata angka kesempatan kerja terendah selama periode 2008-2010. Kabupaten Supiori hanya memiliki rata-rata

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Aliran Perdagangan ASEAN dan Negara Anggota ASEAN Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap hasil estimasi model gravity untuk persamaan perdagangan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu peneliti dapat memperoleh data secara tidak langsung dari perusahaan. Data dalam penelitian ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta Sumber : id.wikipedia.org Gambar 4.1Peta Kota Surakarta Secara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan

BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Perkembangan Variabel Penelitian 1. Perkembangan Variabel PDB Produk domestik bruto atau PDB merupakan alat ukur untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Peningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) dan AMH (Angka Melek Huruf) pada kabupaten/ kota di Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions (WITS), United

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder yang merupakan panel data dengan periode waktu 9 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2009. Data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca 49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Dalam penelitian ini berusaha untuk menganalisis 6 buah model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Angkatan kerja, penduduk

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh derajat desentralisasi fiskal penerimaan, variabel desentralisasi pengeluaran yaitu belanja tak langsung dan belanja langsung, Inflasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan dan Manfaat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random 67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji srempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. UJI Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi imi terjadi heterokedastisitas atau tidak, untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 12 1.3. Tujuan Penelitian... 14 1.4.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Stasioneritas Data Panel Pengujian kestasioneran data merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data panel untuk melihat ada tidaknya panel unit root

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi internasional yang meliputi lima negara yang tergabung dalam Association

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Arti Perdagangan Internasinal Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan, serta permasalahan dan hipotesis yang telah ditetapkan pada bab bab sebelumnya, maka penulis akan membahas variabel variabel

Lebih terperinci