BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai ekspor barang non migas ke Negara tersebut sekitar 16% pertahun dari total ekspor nonmigas Indonesia ke semua negara yang menjadi negara tujuan ekspor Indonesia. Diposisi kedua adalah negara Amerika dengan rata-rata 9% pertahun dari total ekspor Indonesia. Rata-rata pertumbuhan ekspor nonmigas indonesia dengan negara tujuan Amerika berada pada nilai 12,5% pertahunnya, kenaikan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1985 yakni mencapai 108,29% dari tahun sebelumnya. Sedangkan rata-rata pertumbuhan nilai ekspor nonmigas Indonesia dengan tujuan Jepang adalah 11,18% pertahunnya, dan pertumbuhan paling tinggi juga terjadi pada tahun 1985 yakni 92,06% dari tahun sebelumnya. Selain Amerika dan Jepang, negara tetangga Indonesia yakni Malaysia juga termasuk dalam sepuluh negara tujuan utama ekspor Indonesia. Sejak tahun 1980 hingga tahun 2010 total nilai ekspor nonmigas Indonesia dengan negara tujuan Malaysia adalah juta dollar/$ dengan rata-rata pertumbuhan 19,61% pertahunnya. 43

2 digilib.uns.ac.id 44 Pertumbuhan ekspor nonmigas tujuan Malaysia tertinggi terjadi pada tahun 1988 dengan nilai 96,16%. Negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia dengan nilai terbesar ketiga adalah Singapura. Pada tahun 2010 nilai ekspor dengan tujuan Singapura sekitar 8,70% dari total ekspor Indonesia. Pertumbuhan ekspor ke negara Singapura sekitar 10,60% pertahunnya, dengan nilai pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1987 yakni 45,64% dari tahun sebelumnya. Negara yang terakhir adalah negara Thailand. Meskipun nilai ekspor nonmigas Indonesia dengan negara tujuan Thailand termasuk yang paling rendah dibandingkan dengan Amerika, Jepang, Malaysia, dan Singapura, namun persentase pertumbuhan nilai ekspor nonmigas negara tersebut menujukan angka yang paling tinggi. Sejak tahun 1980 sampai tahun 2010 rata-rata pertumbuhannya berada pada nilai 24,05% pertahunnya. Nilai pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1985 yakni 150,66% dari tahun sebelumnya. Hal tersebut perlu lebih diperhatikan pemerintah agar kedepan pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia dengan tujuan Thailand terus meningkat. tahun Tabel 4.1 Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia ke Negara Tujuan Utama Ekspor (Amerika, Jepang, Malaysia) Tahun (dalam juta dollar/$) Amerika Jepang Malaysia pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan nilai (%) nilai (%) nilai (%) , ,70 59, ,3-22, ,90-37,18 74,9 25,04 Bersambung ke halaman berikutnya

3 digilib.uns.ac.id 45 Lanjutan tabel 4.1 tahun nilai Amerika Jepang Malaysia pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan (%) nilai (%) nilai (%) ,9 3,47 905,7-18,03 59,1-21, ,9 49, ,50 14, , ,8-34,99 551,6-46,88 49,7-14, ,60 108, ,40 92,06 76,6 54, ,90 9, ,40 18,31 82,3 7, ,80 28, ,30 50,18 93,8 13, ,10 10, ,40 40, , ,10 10, ,30 42,71 225,8 22, ,20 17, ,00-18,92 253,2 12, ,60 14, ,20 18,04 341,8 34, ,70 41, ,80 8,43 487,5 42, ,20 19, ,60 31, , ,20 12, ,90 6,79 738,5 26, ,70 10, ,50 22,07 986,6 33, ,70 9, ,90 4, ,70 12, ,50 6, ,80-1, ,20 22, ,20 0, ,40-23, ,50 0, ,70-4, ,60 6, ,90-1, ,30 25, ,90 29, ,80 47, ,60-8, ,50-9, ,60-9, ,10-2, ,70-4, ,90 14, ,10-2, ,40 6, ,80 16, ,30 18, ,50 22, ,00 27, ,90 14, ,70 14, ,30 13, ,60 12, ,50 27, ,60 10, ,30 5, ,80 7, ,20 21, ,20 10, ,40 5, ,60 30, ,00-16, ,00-13, ,30-5, ,40 27, ,50 37, ,50 37,56 Sumber : BPS Statistik Indonesia berbagai edisi, data diolah.

4 digilib.uns.ac.id 46 Tabel 4.2 Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia ke Negara Tujuan Utama Ekspor (Singapura, Thailand) Tahun (dalam juta dollar/$) Singapura Thailand tahun nilai pertumbuhan (%) nilai pertumbuhan (%) ,00 23, ,80-13,33 33,50 41, ,10-15,22 25,60-23, ,70 33,97 45,60 78, ,90-44,83 30,20-33, ,70 35,07 75,70 150, ,90-5,12 81,40 7, ,10 45,64 85,30 4, ,70 38,38 147,60 73, ,80 5,33 248,00 68, ,40-0,69 184,00-25, ,30 39,04 265,10 44, ,50 39,33 352,80 33, ,30 1,16 467,70 32, ,60 10,96 401,50-14, ,70-11,44 702,90 75, ,50 21,99 822,60 17, ,70 25,86 848,40 3, ,30 10,19 942,50 11, ,80-16,34 812,70-13, ,30 27, ,50 26, ,90-19, ,60 3, ,50 2, ,40 15, ,00 1, ,60 13, ,00 12, ,20 41, ,80 31, ,50 13, ,60 10, ,00-8, ,30 14, ,90 28, ,50 12, ,50 21, ,00-9, ,40-19, ,50 33, ,40 56,03 Sumber : BPS Statistik Indonesia berbagai edisi, data diolah.

5 digilib.uns.ac.id Perkembangan Gross Domestik Product (GDP) a. Amerika Nilai Gross domestik product (GDP) Amerika pada tahun 1980 berada pada nilai milyar dollar, nilai tersebut terus bertambah dari tahun ketahun. Hingga tahun 2008 rata rata pertumbuhan sebesar 6.0% pertahunnya, kemudian pada tahun 2009 sempat terjadi penurunan nilai GDP sebesar -2.5% namun ditahun berikutnya nilai pertumbuhan GDP Amerika Serikat kembali naik sebesar 4.2% menjadi milyar dollar. Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan GDP Amerika Sumber: International Financial Statistics (IFS) b. Jepang Nilai Gross Domestik Product (GDP) Jepang pada tahun 1980 berada pada nilai milyar dollar, selama tahun 1980 sampai tahun 1997 pertumbuhannya terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 1998 pertumbuhannya menurun sebesar 2,1% dari nilai pada tahun sebelumnya yakni Rata-rata pertahun Jepang mengalami pertumbuhan GDP sebesar 2,4%.

6 digilib.uns.ac.id 48 Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan GDP Jepang Sumber: International Financial Statistics (IFS) c. Malaysia Rata-rata petumbuhan Gross Domestik Product (GDP) malaysia cukup besar yakni sekitar 9,5% pertahunnya. Pada tahun 1980 nilai GDP Malaysia berada pada nilai milyar dollar, GDP Malaysia terus meningkat dari tahun ketahun hingga pada tahun 2010 nilai tersebut bertambah menjadi milyar dollar. Nilai tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai GDP Amerika dan Jepang. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi negara Malaysia sangat pesat. Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan GDP Malaysia Sumber: International Financial Statistics (IFS)

7 digilib.uns.ac.id 49 d. Singapura Singapura mengalami pertumbuhan Gross Domestik Product (GDP) rata-rata 8,9% pertahunnya. Pada tahun 1980 nilai GDP Singapura berada pada nilai milyar dollar, nilai tersebut terus mengalami fluktuasi hingga tahun 2010 nilai GDP Singapura sebesar milyar dollar. Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan GDP Singapura Sumber: International Financial Statistics (IFS) e. Thailand Thailand mengalami pertumbuhan GDP rata-rata pertahun sebesar 9,6% pertahunnya, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan GDP Malaysia. Meskipun demikian nilai GDP Thailand masih lebih kecil dibandingkan dengan keempat negara lain (Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura) yakni sebesar milyar dollar pada tahun Dengan pertumbuhan GDP sebesar 9,6% Thailand merupakan negara dengan pertumbuhan GDP terbesar dibandingkan empat negara lain (Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura).

8 digilib.uns.ac.id 50 Gambar 4.5 Grafik Pertumbuhan GDP Thailand Sumber: International Financial Statistics (IFS) 3. Inflasi a. Amerika Serikat Kondisi inflasi negara Amerika pada tahun 1980 merupakan kondisi inflasi tertinggi yang dialami Amerika sejak tahun 1980 sampai Pada tahun 1980 inflasi Amerika berada pada posisi 13,5% mulai menurun ditahun berikutnya pada nilai 10,3 %. Kemudian pada tahun tahun berikutnya nilai inflasi Amerika mulai menunjukan nilai yang stabil dengan nilai 3,1% pertahunnya. Amerika sempat mengalami deflasi sebesar -0,4% pada tahun Inflasi Amerika sejak tahun menunjukan rata-rata pertumbuhan sebesar 21,25% nilai tersebut termasuk dalam golongan inflasi sedang.

9 digilib.uns.ac.id 51 Gambar 4.6 Grafik Pertumbuhan Inflasi Amerika Sumber : b. Jepang Nilai inflasi Jepang pada tahun 1980 berada pada posisi 7,8%, nilai tersebut juga merupakan nilai inflasi terbesar yang dialami oleh Jepang sejak tahun 1980 hingga tahun Pada tahun berikutnya nilai inflasi Jepang turun -37,10% pada nilai 4,9% dan menunjukan fluktuasi yang stabil hingga tahun Mulai tahun 1995 sampai 2010 nilai inflasi Jepang menunjukan kecenderungan deflasi rata-rata 0,1% pertahunnya dan deflasi tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 1,3 Gambar 4.7 Grafik Pertumbuhan Inflasi Jepang Sumber :

10 digilib.uns.ac.id 52 c. Malaysia Malaysia merupakan negara yang tidak pernah mengalami deflasi mulai tahun 1980 sampai Nilai inflasi tertinggi yang pernah dialami malaysia berada pada tahun 1981 yaitu sebesar 9,7%. Rata-rata nilai inflasi pertahunnya pada posisi 3,1% dengan pertumbuhan sekitar 37,47% pertahunnya yang tergolong inflasi berat. Gambar 4.8 Grafik Pertumbuhan Inflasi Malaysia Sumber : d. Singapura Kondisi inflasi tertinggi dialami oleh singapura pada tahun 1980 yakni berada pada posisi 8,5% dan dari tahun 1982 nilai inflasi Singapura menunjukan nilai yang stabil dengan nilai rata-rata 1,7% pertahunnya hingga tahun Singapura merupakan negara yang jarang mengalami deflasi, tercatat hanya tiga kali Singapura mengalami deflasi yaitu pada tahun 1986, 1998, 2002 dan deflasi terbesar pada tahun 1986 sebesar -1,4%.

11 digilib.uns.ac.id 53 Gambar 4.9 Grafik Pertumbuhan Inflasi Singapura Sumber : e. Thailand Selain Singapura dan Amerika negara tujuan ekspor Indonesia yang jarang mengalami deflasi dari tahun 1980 hingga tahun 2010 adalah Thailand. Thailand hanya sekali mengalami deflasi yakni pada tahun 2009 dengan nilai 0,9%. Nilai inflasi tertinggi Thailand juga berada pada tahun 1980 yakni sebesar 19,7%. Inflasi Thailand termasuk pada golongan inflasi ringan karena ratarata pertumbuhan pertahunnya sebesar 7,34%. Gambar 4.10 Grafik Pertumbuhan Inflasi Thailand Sumber :

12 digilib.uns.ac.id Kurs Kebijakan yang diambil oleh pemerintah sangat mempengaruhi perkembangan kurs suatu negara selain itu kondisi ekonomi dalam dan luar negeri juga berperan dalam perkembangan kurs. Nilai tukar mata uang suatu negara mengalami apresiasi ketika nilai uangnya meningkat relatif terhadap nilai mata uang negara lain. Perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap kelima mata uang negara tujuan ekspor Indonesia terus mengalami fluktuasi pada tiap tahunnya. Fluktuasi tersebut menujukan bahwa ada hubungan antara kelima negara tersebut dengan negara Indonesia. a. Amerika Serikat Posisi Rupiah terhadap USD pada tahun 1980 berada pada nilai 626 Rp/USD. Nilai tersebut terus mengalami perubahan hingga pada tahun 1998 nilai rupiah jatuh hingga % dari tahun sebelumnya yakni Rp/USD. Hal tersebut dialami ketika indonesia sedang berada pada krisis tahun Ditahun berikutnya nilai rupiah mulai terapresiasi 21% dan mulai stabil di posisi 9335Rp/USD.

13 digilib.uns.ac.id 55 Gambar 4.11 Grafik Pertumbuhan Kurs Rp/USD Sumber: International Financial Statistics (IFS), data diolah. b. Jepang Nilai rupiah terhadap yen pada tahun 1980 berada pada nilai 2.77Rp/Yen, pertumbuhan nilai rupiah terhadap yen mulai tahun 1980 cukup besar yakni sekitar 15,02% pertahunnya, dan terjadi depresiasi yang besar pada tahun 1998 sebesar 218,10% dari tahun sebelumnya. Ditahun berikutnya rupiah terhadap yen mulai terapresiasi dan nilai apresiasi terbesar terjadi pada tahun 2002 sebesar 12,05% dari tahun sebelumnya. Gambar 4.12 Grafik Pertumbuhan Kurs Rp/Yen Sumber: International Financial Statistics (IFS), data diolah.

14 digilib.uns.ac.id 56 c. Malaysia Mata uang rupiah terhadap ringgit pada tahun 1980 senilai 287Rp/Ringgit, ditahun berikutnya nilai rupiah terapresiasi 4,50% menjadi 274Rp/Ringgit. Angka pertumbuhan nilai rupiah/ringgit sampai tahun 1997 sekitar 9,2% pertahunnya dan jatuh pada tahun 1998 sebesar 146,7% dari tahun sebelumnya. Kemudian ditahun beikutnya sampai tahun 2010 nilai rupiah stabil dengan rata-rata 2536Rp/Ringgit. Gambar 4.13 Grafik Pertumbuhan Kurs Rp/Ringgit Sumber: International Financial Statistics (IFS), data diolah. d. Singapura Nilai rupiah terhadap dollar singapura (SGD) berada pada posisi Rp/SGD. Pertumbuhan nilai tukar Rp/SGD terus mengalami fluktuasi, hingga pada tahun 1998 mengalami depresiasi sebesar %. kemudian ditahun berikutnya menguat sebesar 22.48% menjadi 4648Rp/SGD dari sebelumnya 5996Rp/SGD. Nilai

15 digilib.uns.ac.id 57 tersebut terus mengalami fluktuasi hingga pada tahun 2010 berada pada posisi 6684Rp/SGD. Gambar 4.14 Grafik Pertumbuhan Kurs Rp/SGD e. Thailand Sumber: International Financial Statistics (IFS), data diolah. pertumbuhan nilai rupiah terhadap baht dari tahun 1980 sampai 1998 sekitar 7,28% pertahun, nilai pada tahun 1980 adalah 30Rp/Baht hingga pada tahun 1998 jatuh hingga mencapai 242Rp/Baht atau % dari tahun sebelumnya. Ditahun berikutnya mulai terjadi apresiasi rupiah sebesar -14,19% menjadi 207. Nilai tersebut terus berfluktuasi hingga pada tahun 2010 nilai rupiah terhadap baht sebesar 286,85rupiah/baht. Gambar 4.15 Grafik Pertumbuhan Kurs Rp/Baht Sumber: International Financial Statistics (IFS), data diolah.

16 digilib.uns.ac.id 58 Dapat disimpulkan bahwa krisis ekonomi Indonesia tahun 1998 sangat mempengaruhi posisi rupiah terhadap mata uang negara lain. Dari kelima negara (Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand) tersebut nilai rupiah mengalami depresiasi lebih dari 100% dari tahun sebelumnya. B. Analisis Data dan Pembahasan 1. Pemilihan Model Pendekatan a. Uji Chow Pengujian ini bertujuan untuk menentukan apakah Common effect atau Fixed effect yang akan digunakan dalam mengestimasi data. Hasil uji Chow dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: POOL01 Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F , Cross-section Chi-square Sumber : Hasil Olahan E-views 6.0, 2013 Pada tabel diatas terlihat nilai Chi statistik adalah , sedangkan untuk chi-square diperoleh hasil sebesar 7,77. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang cocok digunakan adalah model Fixed effect karena chi-statistik > chi-square.

17 digilib.uns.ac.id 59 b. Hausman Test Pengujian ini bertujuan untuk menentukan apakah fixed effect atau random effect yang digunakan untk mengestimasi data. Hasil Hausman Test dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hausman Test Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOL01 Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Sumber : Hasil Olahan E-views 6.0, 2013 Pada tabel diatas terlihat nilai Chi statistik adalah , sedangkan untuk chi-square diperoleh hasil sebesar 6,25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang cocok digunakan adalah model Random effect karena chi-statistik < chi-square. c. Hasil Estimasi Tabel 4.5 Estimasi Random Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C GDP? INFLASI? KURS? Random Effects (Cross) AMERIKA-C JEPANG-C Bersambung ke halaman berikutnya.

18 digilib.uns.ac.id 60 Lanjutan Tabel 4.5 MALAYSIA-C SINGAPURA-C THAILAND-C Sumber : Hasil Olahan E-views 6.0, 2013 Interpretasi dari persamaan diatas adalah sebagai berikut : a. Koefisien regresi variabel nilai GDP bertanda positif sebesar yang berarti jika nilai GDP naik 1 dollar maka Nilai ekspor nonmigas Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar dollar dengan asumsi variabel inflasi dan kurs dianggap konstan. b. Koefisien regresi variabel inflasi bertanda negatif sebesar yang berarti jika inflasi naik 1% maka Nilai ekspor nonmigas Indonesia akan mengalami penurunan sebesar dollar dengan asumsi variabel GDP dan Kurs dianggap konstan. c. Koefisien regresi variabel kurs bertanda positif sebesar yang berarti jika kurs naik sebesar 1 Rupiah maka Nilai ekspor nonmigas Indonesia akan mengalami penurunan sebesar dollar dengan asumsi variabel GDP dan Inflasi dianggap konstan. 2. Uji Statistik a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Uji parsial (uji t) adalah uji secara indifidual dari semua koefisien regresi untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat sebagai berikut :

19 digilib.uns.ac.id 61 Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Parsial Variabel t-statistik Probabilitas Keterangan GDP <0,10 Signifikan pada = 10% Inflasi <0,10 Signifikan pada = 10% Kurs <0,10 Signifikan pada = 10% Sumber : Hasil Olahan E-views 6.0, 2013 T statistik dari variabel GDP sebesar dengan probabilitas signifikan dan positif pada tingkat signifikansi 10%, artinya variabel GDP secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen Nilai ekspor Indonesia pada tingkat signifikansi 10%. T statistik dari variabel Inflasi sebesar dengan probabilitas tidak signifikan dan negatif pada tingkat signifikansi 10%, artinya variabel Inflasi secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Nilai ekspor Indonesia pada tingkat signifikansi 10%. T statistik dari variabel Kurs sebesar dengan probabilitas signifikan dan positif pada tingkat signifikansi 10%, artinya variabel Kurs secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen Nilai ekspor Indonesia pada tingkat signifikansi 10%. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji simultan F adalah uji secara bersama-sama dari semua koefisien regresi untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel independen terhadap variabel dependen.

20 digilib.uns.ac.id 62 Berdasarkan hasil mengolahan data, diperoleh nilai probabilitas GDP, Inflasi dan Kurs secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Nilai ekspor nonmigas Indonesia. c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji determinasi (R 2 ) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan variabel-veriabel independen dapat dijelaskan oleh variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil estimasi awal, menunjukan bahwa nilai adjusted R 2 sebesar yang berarti 57,86% variabel Nilai ekspor dapat dijelaskan oleh variabel GDP, Inflasi dan Kurs. Sedangkan sisanya sebesar 42.14% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

21 digilib.uns.ac.id 63 Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel r 2 R 2 Keterangan GDP < Bebas Multikolinearitas Inflasi < Bebas Multikolinearitas Kurs < Bebas Multikolinearitas Sumber : Hasil Olahan E-views 5.0, 2013 Berdasarkan hasil olah data menunjukan bahwa dalam persamaan regresi yang digunakan tidak terjadi masalah multikolinearitas. Hal ini ditunjukan dengan nilai r 2 semua variabel independen lebih kecil dari nilai R 2. b. Uji Heterokedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi perbedaan varian dari residual pengamatan yang satu ke residual pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan membandingkan hitung dibandingkan dengan tabel. Dalam model ini dieroleh hitung sebesar 66,54 yang didapat dari rumus: hitung = n x Kemudian dengan n = 115 dan k = 36, maka diperoleh df = 79 tabel sebesar 96,58. Apabila dibandingkan dengan hitung, maka nilai hitung 66,54 < tabel 96,58, sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan tersebut bebas dari gejala heterokedastisitas.

22 digilib.uns.ac.id Interpretasi Ekonomi Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear berganda, dapat dijelaskan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut. a. Hasil Hausman test menggunakan pendekatan Random Effect. Hasil pengujian panel data menggunakan pendekatan random effect diperoleh nilai konstanta (C) secara umum dan secara khusus per-negara, nilai konstanta umum sebesar yang berarti apabila variabel GDP, Inflasi, Kurs bernilai 0 maka nilai konstan dari variabel Nilai Ekspor adalah , sedangkan konstanta secara khusus per-negara secara berurutan adalah: 1. Amerika , yang berarti apabila variabel GDP, Inflasi, Kurs bernilai 0 maka nilai konstan dari variabel Nilai Ekspor adalah Jepang , yang berarti apabila variabel GDP, Inflasi, Kurs bernilai 0 maka nilai konstan dari variabel Nilai Ekspor adalah Thailand , yang berarti apabila variabel GDP, Inflasi, Kurs bernilai 0 maka nilai konstan dari variabel Nilai Ekspor adalah Singapura , yang berarti apabila variabel GDP, Inflasi, Kurs bernilai 0 maka nilai konstan dari variabel Nilai

23 digilib.uns.ac.id 65 Ekspor adalah Dengan kata lain Indonesia justru akan melakukan impor sebesar Malaysia , yang berarti apabila variabel GDP, Inflasi, Kurs bernilai 0 maka nilai konstan dari variabel Nilai Ekspor adalah Dengan kata lain Indonesia justru akan melakukan impor sebesar b. Pengaruh GDP negara tujuan ekspor terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia. variabel nilai GDP bertanda positif sebesar dengan probabilitas yang signifikan terha variabel inflasi dan kurs dianggap konstan. Nilai tersebut berarti jika nilai GDP naik 1 dollar maka Nilai ekspor nonmigas Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar dollar. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis awal bahwa terbukti ada pengaruh yang signifikan dari GDP negara tujuan ekspor terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia ke lima negara tujuan utama ekpor. Nilai GDP negara mitra yang mempengaruhi nilai ekspor nonmigas Indonesia juga sesuai teori, bahwa terdapat hubungan yang positif antara peningkatan GDP negara lain dengan ekspor dalam negeri. pertumbuhan ekonomi negara lain yang semaikin tinggi akan menyebabkan permintaan barang dan jasa meningkat. Hal tersebut

24 digilib.uns.ac.id 66 juga sesuai dengan hasil penelitian Savitri (2007) yang menunjukan adanya pengaruh PDB terhadap nilai ekspor Indonesia. c. Pengaruh inflasi negara tujuan ekspor terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia Variabel inflasi bertanda negatif sebesar dengan menunjukan bahwa variabel inflasi negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia. Dengan demikian hipotesis awal sesuai dengan hasil estimasi yang menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara variabel Inflasi terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia ke lima negara tujuan utama ekpor. Hasil estimasi menunjukan bahwa nilai inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor non migas Indonesia, hal tersebut sesuai dengan teori bahwa tingginya nilai inflasi yang terjadi negara tujuan ekspor suatu negara akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dinegara tersebut. Jika inflasi naik maka daya beli masyarakat akan menurun, yang berarti permintaan akan barang ekspor dari yang menjadi negara mitra dagangnya juga akan menurun. d. Pengaruh kurs terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia. Variabel kurs bertanda positif sebesar dengan probabilitas yang signifi nilai rupiah terhadap mata uang lain turun sebesar 1 Rupiah maka Nilai

25 digilib.uns.ac.id 67 ekspor nonmigas Indonesia akan mengalami kenaikan sebesar dollar, sebaliknya apabila rupiah ter-apresiasi 1 rupiah maka akan menurunkan nilai ekspor sebesar dollar dengan asumsi variabel GDP dan Inflasi dianggap konstan. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang terbukti bahwa ada pengaruh negatif nilai tukar (kurs) terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia ke lima negara tujuan utama ekspor. Hasil yang berbeda ditemukan oleh marbun (2006) dalam penelitiannya menunjukan bahwa nilai tukar (Kurs) berpengaruh positif terhadap nilai ekspor. Menurut marbun (2006) depresiasi akan meningkatkan resiko kerugian bagi eksportir dan meningkatkan biaya produksi, terutama sektor non migas dan manufaktur.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random 67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2015. Jakarta Islamic Index melakukan penyaringan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji serempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi 63 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi dan pengangguran. Alat

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada 70 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kaulitas Data 1. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi.

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Lebih terperinci

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE HASIL ANALISA DATA STATISTIK DESKRIPTIF Date: 06/15/16 Time: 11:07 Sample: 2005 2754 ROE LDA DA SDA SG SIZE Mean 17.63677 0.106643 0.265135 0.357526 0.257541 21.15267 Median 11.00000 0.059216 0.251129

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis pengaruh PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, dan pengeluaran pemerintah sektor pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Heterokedastisitas Pada uji Heterokedastisitas atau Uji Park, nilai probabilitas semua variable independend tidak signifikan pada tingkat 5%,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji srempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Pendapatan Asli Daerah) pada kabupaten/ kota di Provinsi DIY tahun

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Pendapatan Asli Daerah) pada kabupaten/ kota di Provinsi DIY tahun BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh JKW (Jumlah Kunjungan Wisatawan), JOW (Jumlah Obyek Wisata) dan PP (Pendapatan Perkapita) terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah)

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Aceh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Aceh 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Aceh Sejak tahun 2009 hingga saat ini, Provinsi Aceh terdiri dari 23 kabupaten dan kota, banyaknya jumlah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu peneliti dapat memperoleh data secara tidak langsung dari perusahaan. Data dalam penelitian ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta Sumber : id.wikipedia.org Gambar 4.1Peta Kota Surakarta Secara

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan, Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan, Indeks Pemberdayaan Gender, dan Infrastruktur Jalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan

BAB IV PEMBAHASAN. tumbuh dan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Perkembangan Variabel Penelitian 1. Perkembangan Variabel PDB Produk domestik bruto atau PDB merupakan alat ukur untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Peningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan

Lebih terperinci

Analisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Bali Tahun

Analisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Bali Tahun Analisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Bali Tahun 2011-2014 Analisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Bali Tahun 2011-2014 JAM 14, 3 Diterima, Agustus 2016 Direvisi, September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. 2. Variable Penelitian a. Variabel X (variabel Independent/bebas)

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) dan AMH (Angka Melek Huruf) pada kabupaten/ kota di Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber data penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series tahunan dari tahun 1993-2013. Jenis data yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam kategori bank, diantaranya adalah Bank

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh derajat desentralisasi fiskal penerimaan, variabel desentralisasi pengeluaran yaitu belanja tak langsung dan belanja langsung, Inflasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Uji Park, nilai probabilitas dari semua variable independen tidak signifikan pada tingkat 5 %. Keadaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. UJI Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi imi terjadi heterokedastisitas atau tidak, untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas merupakan prinsip sebab akibat. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

Analisis impor Indonesia dari Cina

Analisis impor Indonesia dari Cina Analisis impor Indonesia dari Cina Febrian Deni Saputra Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan dan Manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA Mita Pangestika 1 *Jurusan Statistika FIMIPA Universitas Islam Indonesia *mitapanges@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Dan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Uji Park, nilai probabilitas dari semua variable independen tidak signifikan pada tingkat 5 %. Keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 80 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sampel Data Penelitian ini menggunakan data panel seimbang dengan jumlah sampel perusahaan sebanyak 60 perusahaan yang secara konsisren terhadap di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi terhadap Jumlah Penduduk Miskin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan Syariah Perbankan syariah sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki andil yang cukup besar untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan BMI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan BMI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pembiayaan Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia 12000000 10000000 80000000 60000000 40000000 20000000 0 Pembiayaan BMI BMI 2011 BMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan uji Park, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 5%. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota Provinsi Aceh. Sedangkan subjeknya adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Dari data yang diperoleh melalui berbagai sumber kemudian diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 21 untuk mendapatkan hasil

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pergerakan harga saham dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja perusahaan, tingkat bunga, faktor politik, keamanan, dan lain sebagainya. Bagi para investor yang ingin menginvestasikan

Lebih terperinci

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD 2009-2013 By ANNISA NOERLITA INDRA DEWI The purpose of this research is to analyzing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian hipotesisinya yang meliputi uji serempak (ujif), uji signifikansi paramerer individual (uji T), dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Statistik 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel a. Uji Chow Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Common Effect (OLS) atau Fixed Effect yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Deskripsi data bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk menampilkan data agar data tersebut bisa dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan dengan mudah. 159

Lebih terperinci