PROFIL KESEHATAN KABUPATEN NIAS SELATAN TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

PROFIL DINAS KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

Juknis Operasional SPM

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Transkripsi:

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN NIAS SELATAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih anugerah-nya, sehingga buku Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan 2015 dapat terbit. Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dipergunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil-hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan pencapaian target indikator Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan, serta berbagai upaya yang terkait dengan pembangunan kesehatan lainnya. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan ini menyajikan data dan informasi kesehatan yang relatif lengkap, meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan masyarakat. Sumber data berasal dari lintas program yang merupakan hasil rekapitulasi laporan tahunan Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis. Data yang ada diproses pada Sub Bagian Penyusunan Program Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan sebagai awareness dan kebutuhan, Improve Dissemination and Use of Information for Decision Making menuju Kabupaten Nias Selatan Sehat, Mandiri dan Berkeadilan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Profil Kesehatan ini, diucapkan terimakasih. Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua, Amin. Telukdalam, Oktober 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan MURNIATI DAKHI, SKM., MM., M.Kes NIP. 19731027 199303 2 006 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR SINGKATAN LAMPIRAN-DAFTAR TABEL I ii vi vii xi xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Sistematika Penyajian 1 1 2 3 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Luas Wilayah dan Pembagian Wilayah Administrasi 2.2. Populasi Penduduk 2.3. Tingkat Pendidikan 2.4. Angkatan Kerja 4 4 6 7 8 BAB III DERAJAT KESEHATAN 3.1. Angka Kelahiran 3.1.1. Jumlah Kelahiran Bayi 3.1.2. Jumlah Kelahiran Bayi Hidup 3.1.3. Jumlah Kelahiran Bayi per Jenis Kelamin 3.2. Angka Kematian (Mortalitas) 3.2.1. Angka Kematian Neonatal 3.2.2. Angka Kematian Bayi (AKB) 3.2.3. Angka Kematian Balita (AKABA) 3.2.4. Angka Kematian Ibu (AKI) 3.3. Angka Kesakitan (Morbiditas) 3.3.1. Prevalensi Tuberkulosis (MDGs) 9 9 9 10 11 12 12 12 13 14 16 16 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 ii

3.3.2. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA Positif 3.3.3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif 3.3.4. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani 3.3.5. Jumlah Kasus HIV dan AIDS 3.3.6. Kasus Diare Ditangani 3.3.7. Prevalensi Kusta 3.3.8. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat 3.3.9. Angka Kesakitan Malaria 3.3.10. Persentase Hipertensi 3.3.11. Persentase Obesitas 3.3.12. Cakupan Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 Jam 3.4. Status Gizi 3.4.1. Persentase Berat Badan Bayi lahir Rendah (BBLR) 3.4.2 Angka Balita Dengan Gizi Buruk 17 18 19 20 21 23 24 24 25 26 26 27 27 28 BAB IV UPAYA KESEHATAN 4.1. Pelayanan Kesehatan 4.1.1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 4.1.2. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Nifas 4.1.3. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil 4.1.4. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe 4.1.5. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani 4.1.6. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi 4.1.7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita 4.1.8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas 4.1.9. Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi 4.1.10. Persentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi 4.1.11. Persentase KB Aktif 30 30 30 32 33 33 34 35 36 37 38 39 40 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 iii

4.1.12. Cakupan Kunjungan Neonatus 4.1.13. Cakupan Kunjungan Bayi 4.1.14. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 4.1.15. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi 4.1.16. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif 4.1.17. Jumlah Balita Ditimbang 4.1.18. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 4.1.19. Cakupan Pelayanan Anak Balita 4.1.20. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 4.1.21. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat 4.1.22. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila 4.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 4.2.1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar 4.2.2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan 4.2.3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit 4.2.4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit 4.3. Perilaku Masyarakat 4.3.1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS 4.4. Keadaan Lingkungan 4.4.1. Persentase Rumah Sehat 4.4.2. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat 4.4.3. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat, Dibina dan Uji Petik 41 42 44 45 46 47 48 49 49 50 51 51 51 52 53 54 54 54 55 55 56 57 BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN 5.1. Sarana Kesehatan 5.1.1. Jumlah Sarana Kesehatan dan Kepemilikan 58 58 58 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 iv

5.1.2. Jumlah Posyandu Menurut Strata 5.1.3. Data Dasar Puskesmas 5.2. Tenaga Kesehatan 5.2.1. Jumlah Tenaga Dokter Umur, Dokter Gigi, Bidan, Perawat dan Kesmas di Sarana Kesehatan 5.3. Pembiayaan Kesehatan 5.3.1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten Nias Selatan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran 59 60 60 60 61 61 63 63 63 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 v

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan vi

DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1. Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 Grafik 2.2. Piramida Penduduk Kabupaten Nias SelatanTahun 2015 Grafik 2.3. Grafik 2.4 Penduduk Nias Selatan Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Penduduk Nias Selatan Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Grafik 3.1. Perbandingan Jumlah Kelahiran Bayi dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.2. Perbandingan Jumlah Bayi Lahir Hidup Dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.3. Perbandingan Jumlah Kelahiran Bayi per Jenis Kelamin Dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.4. Perbandingan Angka Kematian Bayi Dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.5. Perbandingan Angka Kematian Balita Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 3.6. Perbandingan Angka Kematian Ibu Dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.7. Perbandingan Kasus TB Dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.8. Perbandingan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA Positif Dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.9. Perbandingan Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 3.10. Perbandingan Jumlah Balita Dengan Pneumonia Ditangani Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 3.11. Perbandingan Jumlah HIV/ AIDS dan Jumlah Kematian Akibat AIDS dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 Grafik 3.12. Perbandingan Kasus Diarea Ditangani Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 vii

Grafik 3.13. Perbandingan Kasus Prevalensi Kusta Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 3.14. Perbandingan Penderita Kusta Selesai Berobat Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 3.15. Angka Kesakitan Malaria per-1000 Penduduk Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 3.16. Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 3.17. Perbandingan Angka Balita Dengan Gizi Buruk Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.1. Persentase Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 Dari tahun 2011 Sampai Dengan 2015 Grafik 4.2. Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Nifas Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.3. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.4. Grafik 4.5. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.6. Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Umur 6-11 Bulan Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.9. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2015 Grafik 4.10. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2015 Grafik 4.11 Persentase Peserta KB Aktif Di Kabupaten Nias Selatan Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 viii

Grafik 4.12. Cakupan Kunjungan Neonatus Di Kabupaten Nias Selatan Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.13. Cakupan Kunjungan Bayi Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.14. Persentase Cakupan Desa UCI Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.15. Jumlah Cakupan Imunisasi Bayi Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.16. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 Grafik 4.17 Jumlah Balita Ditimbang Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.18. Jumlah Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.19. Jumlah Cakupan Pelayanan Anak Balita Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4. 20. Jumlah Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4. 21. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.22. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.23. Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.24 Jumlah Tempat Tidur Di Rumah Sakit Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.25 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 4.26. Jumlah Rumah Sehat Di Kabupaten Nias Selatan Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 5.1. Grafik 5.2. Jumlah Sarana Kesehatan dan Kepemilikan di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 Posyandu Menurut Strata Di Kabupaten Nias Selatan Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 ix

Grafik 5.3 Jumlah Tenaga Medis Di Kabupaten NIas Selatan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Grafik 5.4. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten Nias Selatan Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 x

DAFTAR SINGKATAN AFP : Acute Flaccid Paralysis AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome APBD : Apnggaran Pendapatan Belanja Daerah ASI : Air Susu Ibu BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah BCG : Bacillus Calmette-Guerin BOR : Bed Occupancy Rate BSP : Badan Statistik Penduduk DBD : Demam Berdarah Dengeu DPT : Difteri Pertusis Tetanus GAKY : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium HB : Hepatitis B HIV : Human Immunodeficiency Virus IUD : Intra Uterine Device Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat K-1 : Kunjungan Pertama K-2 : Kunjungan Kedua K-3 : Kunjungan Ketiga K-4 : Kunjungan Keempat KB : Keluarga Berencana KEP : Kurang Energi Protein KLB : Kejadian Luar Biasa KVA : Kurang Vitamin A LOS : Length of Stay MDG : Millenium Developments Goals MENKES : Menteri Kesehatan MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MP : Makanan Penambah PAH : Penampungan Air hujan PD3I : Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 xi

Posyandu Restrada RS SIDS SI SIKDA SIKNAS SK SKD SKN TB TBC TT TUPM UCI UKBM : Pos Pelayanan Terpadu : Rencana Strategi Daerah : Rumah Sakit : Sudden Infant Death Syndrome : Standar International : Sistim Informasi Kesehatan Daerah : Sistim Informasi Kesehatan Nasional : Surat Keputusan : Sistim Kesehatan Daerah : Sistim Kesehatan Nasional : Tuberkulosis : Tuberculosis : Tetanus Toksoid : Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan : Universal Child Immunization : Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 xii

LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijasah Tertinggi Yang Diperoleh menurut Jenis Kelamin Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas Kasus baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus Pada Tb Pada Anak, dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Pendududuk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Syphilis menurut Jenis Kelamin, Persentase Donor Darah Diskrinining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kasus Diare yang Ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kasus Baru Kusta 0 14 Tahun dan cacat Tingkat 2 menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 xiii

Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release Front Treatment) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus AFP (Non Polio) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Deteksi dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Persenatse Cakupan Imunisasi TT Pada wanita Usia subur Menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 xiv

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas Bayi Berat Badan lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Jumlah Bayi yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Imunisassi BCG dan Polio Pda Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan puskesmas Jumlah anak 0 23 Bulan Ditimbang Menrut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 48 Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 50 Pelayanan Kesehatan gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 xv

Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Cakupan Jaminan Kesehatan Menueut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Saranan Pelayanan Kesehatan Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 70 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Persentase Kualitas air Minum di Penyelengara air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Desa Yang Melaksanakan sanitasi Total Berbasis Masyarakat Persentase Tempat Umum- Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan di Bina dan Di Uji Petik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Persentase Sarana Kesehatan (Rumah sakit ) Dengan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 xvi

Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Jumlah Tenaga Medis Disarana Kesehatan Jumlah Tenaga Keperawatan Disarana Kesehatan Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Disarana Kesehatan Tabel 76 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 Tabel 80 Tabel 81 Tabel 82 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok dan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat adalah terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan disertai upaya mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat luas untuk sehat dalam rangka menjamin tetap tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin. Upaya pemerintah untuk terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, harus disertai upaya mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk sehat. Salah satu tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Nias Selatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu, merata dan terjangkau oleh setiap individu, keluarga serta masyarakat, dan membangun kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan privat sektor. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 1

Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 disusun dalam rangka evaluasi terhadap pencapaian pembangunan kesehatan tahun 2015 dengan mengacu kepada Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta Millenium Development Goal s (MDG s). Adapun data dan informasi yang termuat pada Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 mencakup gambaran situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan), Sumber Daya Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan). Semua informasi yang terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan tersebut dipergunakan dalam rangka proses perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Nias Selatan pada Tahun 2015, serta pembinaan dan pengawasan program di bidang kesehatan. 1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Penyusunan profil kesehatan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi pembangunan Kesehatan di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015. 1.2.2. Tujuan Khusus a) Menggambarkan kondisi derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Nias Selatan dengan Indikator Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi. b) Menggambarkan Pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan sesuai Indikator Indonesia Sehat dan Indikator SPM. c) Menggambarkan Kondisi Sumber Daya Kesehatan dan Manajemen Kesehatan. d) Mengetahui Gambaran Permasalahan dan Hambatan Pencapaian Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Nias Selatan. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 2

1.3. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dan tujuan penyusunan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. BAB II GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum kabupaten dan mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasional. BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. KESIMPULAN Bab ini memuat tentang hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian dan rekomendasi untuk ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2015. LAMPIRAN Pada lampiran ini berisi tabel angka dan cakupan kinerja Per Puskesmas di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 3

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Luas Wilayah dan Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Nias Selatan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 1.825,20 km² dan terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang berjumlah 104 pulau. Adapun batas-batas wilayah administratif pemerintahan Kabupaten Nias Selatan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Barat Sebelah Selatan : Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat Sebelah Timur : Kepulauan Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Mandailing Natal. Sebelah Barat : Samudera Hindia Luas wilayah Kabupaten Nias Selatan dirinci menurut kecamatan sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Nias Selatan Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 4

Kondisi topografi Kabupaten Nias Selatan pada umumnya berbukit dan terjal serta pegunungannya diatas permukaan laut bervariasi antara 0-800 m, terdiri dari dataran rendah sampai bergelombang mencapai 20 %, dari tanah bergelombang sampai berbukit 28,8 % dan dari berbukit sampai pegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan. Kondisi topografi demikian menyulitkan pembuatan jalan-jalan lurus dan lebar. Oleh karena itu, kota-kota utama terletak di tepi pantai. Kabupaten Nias Selatan mempunyai 35 (tiga puluh lima) Kecamatan, 459 Desa dan 2 Kelurahan. Grafik 2.1 Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 5

2.2. Populasi Penduduk Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik tahun 2015 penduduk Nias Selatan berjumlah 308.281 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 153.097 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 155.184 jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Nias Selatan rata-rata mencapai 123,91 jiwa per km², dengan wilayah kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Susua yaitu sebesar 653,81 jiwa per km². Sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Pulau-Pulau Batu Timur yaitu sebesar 4,51 jiwa per km². Piramida Penduduk Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 seperti terlihat pada Grafik 2.2 menjelaskan bahwa struktur penduduk di Kabupaten Nias Selatan termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari usia 0 14 tahun (usia muda) lebih banyak jumlahnya dibandingkan usia diatasnya. Sedangkan untuk rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan mencapai 98,66. Grafik 2.2 Piramida Penduduk Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 Sumber Data : Nias Selatan Dalam Angka 2016 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 6

2.3. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan karakter manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Nias Selatan (yang berumur 10 tahun keatas) bervariasi mulai dari yang tidak atau belum pernah sekolah hingga yang menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Grafik 2.3 menunjukkan bahwa ijazah yang paling banyak adalah pada tingkat pendidikan SD/ MI yaitu sebesar 43.096. Ada pun jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan hingga ke perguruan tinggi adalah sebanyak 4.203 orang, dan yang terbanyak adalah jumlah penduduk yang tidak atau belum pernah sekolah dan tidak tamat SD sebanyak 112.985 orang. Grafik 2.3 Penduduk Nias Selatan Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Sumber Data : BPS Kabupaten Nias Selatan Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 7

2.4. Angkatan Kerja Besar kecilnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya ditentukan oleh penghasilan dari masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi tingkat penghasilan masyarakat maka semakin besar kemungkinan terpenuhinya segala kebutuhannya, sebaliknya apabila rendah tingkat penghasilan maka masyarakat akan terbatas dalam memenuhi kebutuhannya. Kondisi penduduk kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 yang merupakan angkatan kerja sebanyak 148.459 orang sedangkan selebihnya sebanyak 39.784 adalah bukan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja tersebut diatas, kaum laki-laki lebih mendominasi sebanyak 79.239 atau 53,37%. Dan untuk yang bukan angkatan kerja didominasi oleh kaum perempuan sebanyak 27.204 atau 68,44%. Hal ini membuktikan bahwa peran kaum laki-laki sangat menentukan kesejahteraan keluarganya. Grafik 2.4 dibawah ini menunjukkan kondisi penduduk Kabupaten Nias Selatan yang berumur 15 tahun keatas berdasarkan jenis kegiatan dan jenis kelamin. Grafik 2.4 Penduduk Nias Selatan Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Sumber Data : Nias Selatan Dalam Angka 2016 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 8

BAB III DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan menggambarkan tingkat kesehatan dan kemampuan masyarakat mengusahakan dirinya sendiri dan lingkungannya menjadi sehat. Derajat kesehatan masyarakat juga merupakan gambaran kemampuan /kinerja petugas kesehatan untuk mencapai indikator kesehatan, kemampuan SKPD dalam merencanakan, melaksanakan, mengendalikan program /kegiatan sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, perilaku penduduk terhadap kesehatan dan pelayanan kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat akan berpengaruh pada penduduk dan organisasi kemasyarakatan, sehingga dapat lebih sejahtera dan dapat bekerja lebih produktif. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator tersebut tercermin dalam kondisi mortalitas (angka kematian), morbiditas (angka kesakitan) dan status gizi. 3.1. Angka Kelahiran Angka kelahiran merupakan data jumlah penduduk yang lahir dalam kurun waktu tertentu, di wilayah Kabupaten Nias Selatan. Data kelahiran penduduk yang akan disajikan dalam bab ini adalah Jumlah Kelahiran Bayi, Jumlah Kelahiran Bayi Hidup dan Data Jenis Kelamin Bayi. 3.1.1. Jumlah Kelahiran Bayi Jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Nias Selatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan, dimana jumlah kelahiran bayi pada tahun 2011 yaitu sebesar 7.743 kelahiran bayi sedangkan tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 3.604 kelahiran bayi. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 9

Grafik 3.1 Perbandingan Jumlah Kelahiran Bayi dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 3.1.2. Jumlah Kelahiran Bayi Hidup Jumlah kelahiran bayi hidup dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 seperti terlihat pada grafik dibawah ini, dimana jumlah bayi yang hidup tertinggi pada tahun 2011 sebesar 7.717 bayi dan terendah pada tahun 2013 sebesar 3.211 bayi. Grafik 3.2 Perbandingan Jumlah Bayi Lahir Hidup dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 10

3.1.3. Jumlah Kelahiran Bayi per Jenis Kelamin Jumlah kelahiran bayi per jenis kelamin lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dibawah ini, dimana bayi dengan jenis kelamin lakilaki lebih mendominasi dibanding bayi dengan jenis kelamin perempuan. Grafik 3.3 Perbandingan Jumlah kelahiran Bayi per Jenis Kelamin dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 3.2. Angka Kematian (Mortalitas) Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Selain itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Data kematian penduduk yang akan disajikan dalam bab ini adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), serta Angka Kematian Ibu (AKI). Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 11

3.2.1. Angka Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari (0-28 hari) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKN menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care, pertologan persalinan, dan postnatal ibu hamil. Semakin tinggi angka kematian neonatal, semakin rendah tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak. Angka kematian neonatal di wilayah Kabupaten Nias Selatan tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan Angka Kematian Neonatal tahun 2014. Angka kematian neonatal Tahun 2015 adalah sebesar 19,08 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka kematian neonatal pada tahun 2014 adalah sebesar 26,55 per 1.000 kelahiran hidup. 3.2.2. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila Angka Kematian Bayi di suatu wilayah tinggi, status kesehatan di wilayah tersebut rendah. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 sebanyak 78 kasus kematian bayi dari 3.512 kelahiran hidup atau 22,21 per 1000 kelahiran hidup, hal ini mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 33,13 per 1.000 kelahiran hidup. Urutan AKB terbanyak tahun 2015 terdapat pada wilayah kerja puskesmas Hilisataro dan puskesmas Pulau Tello masing-masing sebanyak 8 bayi. Berikut ini grafik perbandingan AKB dari tahun 2011 sampai dengan 2015 di Kabupaten Nias Selatan. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 12

Grafik 3.4 Perbandingan Angka Kematian Bayi dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 3.2.3. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan resiko terjadi kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Angka Kematian Balita di Kabupaten Nias Selatan tahun 2011 adalah 13 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2012 terjadi kenaikan Angka Kematian Balita yaitu 21,66 per 1.000 kelahiran hidup. Akan tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan yaitu sebesar 13,08 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 7 per 1.000 kelahiran hidup kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2015 yaitu sebesar 22,78 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini dapat dijadikan dasar bagi kita untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan meliputi peningkatan Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 13

akses balita terhadap pelayanan kesehatan dan peningkatan cakupan imunisasi dasar, sanitasi air bersih, dan penanganan segera terhadap gejala penyakit. Berikut ini merupakan grafik perkembangan AKABA sejak tahun 2011 sampai tahun 2015. Grafik 3.5 Perbandingan Angka Kematian Balita dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Dari jumlah AKABA sebanyak 22,78 per 1.000 kelahiran hidup, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11,96 per 1.000 kelahiran hidup atau berjumlah 38 orang dan perempuan sebanyak 10,82 per 1.000 kelahiran hidup atau berjumlah 42 orang. Bila dilihat dari wilayah kerja puskesmas, maka wilayah kerja puskesmas Hilisataro dan puskesmas Pulau Tello yang memiliki AKABA terbesar sebanyak 8 orang. 3.2.4. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanangananya(tidak termasuk kecelakaan atau kasus Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 14

insidentil) selama kehamilan, melahirkandan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Grafik 3.6 Perbandingan Angka Kematian Ibu dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Dari grafik 3.6 terlihat bahwa Angka Kematian Ibu di Kabupaten Nias Selatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir disebabkan oleh persalinan yaitu sebanyak 29 kasus. Angka Kematian Ibu bersalin pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 4 kasus bila dibanding tahun 2014 sebesar 10 kasus. Untuk tahun 2015 kematian ibu terbanyak pada saat persalinan terdapat di wilayah kerja Puskesmas Mazo sebanyak 2 kasus. Penyebab kematian ibu berikutnya adalah pada saat nifas sebanyak 16 kasus dalam kurun lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu nifas juga mengalami penurunan sebesar 2 kasus bila dibanding tahun 2014 sebesar 5 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 15

kasus. Tahun 2015 kematian ibu pada kondisi nifas terdapat di wilayah kerja Puskesmas Luahagundre Maniamolo dan Puskesmas Maniamolo masingmasing sebesar 1 orang. Sedangkan untuk kematian ibu dalam kondisi hamil sebanyak 8 kasus dan juga mengalami penurunan pada tahun 2015 sebesar 1 kasus dibandingkan tahun 2014 sebesar 2 kasus. Tahun 2015 kematian ibu pada saat hamil terdapat di wilayah kerja Puskesmas Telukdalam. 3.3. Angka Kesakitan (Morbiditas) Angka kesakitan atau morbiditas dapat timbul dari bermacam-macam kejadian, baik berupa insiden tertentu maupun prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Dari hasil pendataan diseluruh wilayah kerja puskesmas se- Kabupaten Nias Selatan, diperoleh beberapa penyebab kasus morbiditas antara lain : 3.3.1. Prevalensi Tuberkulosis (MDGs/Millenium Development Goals) Salah satu agenda kerja dalam mencapai MDGs adalah pemberantasan Penyakit Tuberkulosis, hal ini menjadi target utama karena hampir diseluruh wilayah di Indonesia masalah ini kerap terjadi. Pada tahun 2015 di Kabupaten Nias Selatan terdapat 120,67 kasus prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk. Hal ini mengalami penurunan bila dibanding dengan tahun 2014 yang mencapai 626,48 per 100.000 penduduk. Tahun 2015 ditemukan kasus prevalensi tuberkulosis pada anakanak mulai dari usia 0 sampai dengan 14 tahun sebanyak 51 orang yang mana kasus terbanyak ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Hilisataro sebanyak 8 orang kemudian diwilayah kerja Puskesmas Bawomataluo sebanyak 7 orang dan diwilayah kerja Puskesmas Luahagundre Maniamolo dan Puskesmas Pulau tello masing-masing sebanyak 6 orang. Secara keseluruhan kasus baru pada tahun 2015 sebanyak 301 orang. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 16

Grafik 3.7 Perbandingan Kasus TB dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas 3.3.2. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA Positif Angka penemuan penderita TB Paru positif adalah persentase penderita tuberculosis yang ditemukan dan diobati melalui directly observed treatment shortcourse (DOTS). Angka penemuan kasus TB Paru BTA positif di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 sebanyak 317 orang atau sebanyak 9,32 % dari total suspek, hal tersebut mengalami penurunan bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya yakni sebanyak 77,37 % pada tahun 2011, sebanyak 86,93 % pada tahun 2012, sebanyak 11,25 % pada tahun 2013, sebanyak 10,48 % pada tahun 2014. Dari data 9,32 % terhadap suspek atau 317 orang, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 183 orang atau 10,61 % dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 134 orang atau 9,78 %. Angka penemuan kasus TB paru BTA positif pada tahun 2015 terbanyak berdasarkan wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Nias Selatan sebanyak 87 orang diwilayah kerja Puskesmas Pulau Tello, kemudian diwilayah kerja Puskesmas Lahusa sebanyak 47 orang, wilayah kerja Puskesmas Hilisataro 36 orang, wilayah Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 17

kerja Puskesmas Lolowau dan Puskesmas Gomo masing-masing sebanyak 35 orang. Grafik 3.8 Perbandingan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA Positif Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas 3.3.3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA positif di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 95,80 %, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 51,31 % dan tahun 2014 sebesar 57,09 %. Data tahun 2015 bahwa penderita tuberculosis yang mendapat pengobatan secara teratur, mengalami kesembuhan hanya sebesar 95,80% atau sebanyak 274 orang dari 286 penderita, dimana sebanyak 151 orang dari penderita yang mengalami kesembuhan berjenis kelamin laki-laki dan 123 orang berjenis kelamin perempuan. Berbeda dengan data tahun 2014 dimana persentase kesembuhan hanya mencapai 57,09 % atau 149 orang dari 261 penderita. Data kesembuhan penderita TB Paru BTA positif terbanyak di tahun 2015 berdasarkan wilayah kerja terdiri dari 80 orang pada wilayah kerja Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 18

Puskesmas Tello, 42 orang pada wilayah kerja Puskesmas Lahusa dan pada wilayah kerja Puskesmas Hilisataro dan Puskesmas Lolowau masing-masing sebanyak 33 orang. Grafik 3.9 Perbandingan Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas 3.3.4. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Pada tahun 2015 kasus balita dengan pneumonia yang ditangani sebanyak 21,56%, angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 16,27% dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 34,47%. Dari data 905 kasus pneumonia ditangani pada tahun 2015, diawali data perkiraan penderita sebanyak 4.198 kasus, dimana berjenis kelamin laki-laki sebanyak 727 kasus atau 34,48% dari perkiraan penderitan sebanyak 2.109 serta berjenis kelamin perempuan sebanyak 178 kasus atau 8,52% dari perkiraan penderita sebanyak 2.089. Dari pendataan tahun 2015 berdasarkan wilayah kerja maka penderita pneumonia ditangani terbanyak terdapat diwilayah kerja Puskesmas Telukdalam sebanyak 186 kasus dari perkiraan penderita sebanyak 261 kasus, kemudian diwilayah kerja Puskesmas Idanotae sebanyak 137 kasus Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 19

dari perkiraan penderita sebanyak 134 kasus, seterusnya diwilayah kerja Puskesmas Lahusa sebanyak 120 kasus dari perkiraan penderita sebanyak 298 kasus, dan diwilayah kerja Puskesmas Hilisimaetano sebanyak 104 kasus dari perkiraan penderita sebanyak 134 kasus. Grafik 3.10 Perbandingan Jumlah Balita dengan Pneumonia Ditangani dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas 3.3.5. Jumlah Kasus HIV dan AIDS HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui beberapa cara penularan, yaitu hubungan seksual baik lawan jenis ataupun sejenis, penggunaan jarum suntik secara bergantian, transfusi darah, dan penularan dari ibu ke anak perinatal). Pada tahun 2015 terdapat kasus HIV di Kabupaten Nias Selatan sebanyak 14 kasus, angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tidak ada kasus pada tahun 2014 dan sebanyak 3 kasus pada tahun 2013. Jumlah kematian akibat AIDS pada tahun 2015 sebanyak 8 kasus, yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan. Sedangkan apabila Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 20

kita golongkan berdasarkan umur maka dalam rentang umur 25-49 tahun yang paling banyak dalam hal jumlah HIV/AIDS dan jumlah kasus kematian. Kelompok umur tersebut masuk ke dalam kelompok usia produktif yang aktif secara seksual. Perkembangan kasus HIV dan AIDS sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 disajikan pada Grafik berikut. Grafik 3.11 Perbandingan Jumlah Kasus HIV/ AIDS dan Jumlah Kematian Akibat AIDS dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas 3.3.6. Kasus Diare Ditangani Jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun 2015 adalah sebanyak 9.068 kasus dari jumlah target penemuan sebanyak 27.251 kasus atau 33,30%. Data ini meningkat dari tahun- tahun sebelumnya dimana kasus diare ditangani pada tahun 2013 adalah sebanyak 4.153 kasus dan pada tahun 2014 sebanyak 4.042 kasus. Untuk tahun 2015 penanganan kasus diare di Kabupaten Nias Selatan sebanyak 9.068 kasus atau 33,30%. Dari data tersebut sebanyak 4.418 kasus atau 32,70% dari jumlah target penemuan berjenis kelamin laki- Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 21

laki dan sebanyak 4.650 kasus atau 33,80% dari jumlah target penemuan berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan wilayah kerja Puskesmas se- Kabupaten Nias Selatan, kasus diare ditangani terbanyak terdapat diwilayah kerja Puskesmas Telukdalam sebanyak 856 kasus dari jumlah target penemuan sebanyak 1.842 kasus, kemudian wilayah kerja Puskesmas Hilisimaetano sebanyak 666 kasus dari jumlah target penemuan sebanyak 1.393 kasus, dan diwilayah kerja Puskesmas Gomo sebanyak 631 kasus dari jumlah target penemuan sebanyak 1.440 kasus. Grafik 3.12 Perbandingan Kasus Diare Ditangani dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 22

3.3.7. Prevalensi Kusta Angka prevalensi penderita kusta pada tahun 2015 adalah sebanyak dua kasus, data ini menunjukkan adanya peningkatan penderita kusta dimana pada tahun 2013 jumlah penderita kusta sebanyak satu kasus dan pada tahun 2014 tidak ditemukan penderita kasus. Dari data penderita kusta di tahun 2015 sebanyak dua kasus berjenis kelamin laki-laki dan ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Bawomataluo. Grafik 3.13 Perbandingan Kasus Prevalensi Kusta dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 23

3.3.8. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Penderita kusta yang telah menjalani terapi dan perawatan secara intensif sembuh hingga 100% mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 sebanyak tiga kasus. Berdasarkan jenis kelamin penderita kusta selesai berobat keseluruhannya adalah berjenis kelamin laki-laki. Grafik 3.14 Perbandingan Penderita Kusta Selesai Berobat Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas 3.3.9. Angka Kesakitan Malaria Angka Angka kesakitan malaria tahun 2015 adalah sebanyak 0,97 per 1.000 penduduk, data ini menunjukkan penurunan dari tahun 2011 sebanyak 1 per 1.000 penduduk, di tahun 2012 sebanyak 5,72 per 1.000 penduduk, di tahun 2013 sebanyak 4,27 per 1.000 penduduk, dan bila dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 0,24 per 1.000 penduduk. Berdasarkan data angka kesakitan malaria pada tahun 2015 sebanyak 0,97 per 1.000 penduduk atau sebanyak 298 kasus, yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 0,96 per 1.000 penduduk atau sebanyak 147 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 24

kasus sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 0,97 per 1.000 penduduk atau sebanyak 151 kasus. Bila dilihat berdasarkan wilayah kerja, maka wilayah kerja yang banyak ditemukan kasus kesakitan malaria adalah Puskesmas Umbunasi sebanyak 126 kasus malaria positif dan wilayah kerja Puskesmas Telukdalam sebanyak 101 kasus malaria positif. Grafik 3.15 Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas 3.3.10. Persentase Hipertensi Pengukuran tekanan darah merupakan salah satu kegiatan deteksi dini terhadap faktor resiko PTM seperti Hipertensi, Stroke, Jantung, Kelainan fungsi ginjal atau yang lainnya. Kegiatan ini bisa dilaksanakan di setiap fasilitas kesehatan termasuk puskesmas maupun posbindu yang ada di masyarakat. Tahun 2015 dari 231.622 penduduk Kabupaten Nias Selatan di atas 18 tahun, dilakukan pemeriksaan tekanan darah terhadap 17.868 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 25

penduduk (7,71 %) dan dari yang diperiksa 10.929 (61,17%) mengalami hipertensi. Tekanan darah tinggi dihitung apabila pengukuran dengan tensimeter menunjukan angka > 139/89 mmhg. 3.3.11. Persentase Obesitas Obesitas merupakan salah satu faktor resiko penyebab penyakit tidak menular. Obesitas bisa terjadi karena perilaku hidup yang tidak sehat yaitu diet yang tidak seimbang, kurang olahraga dan pengelolaan stress yang tidak adekuat. Seseorang dikatakan obesitas apabila hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) >25. Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan perbandingan berat badan dan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Dari 187.752 pengunjung puskesmas atau fasilitas kesehatan yang berumur di atas 15 tahun, ada 33 (0,02%) yang melakukan pemeriksaan obesitas dan keseluruhan 33 pengunjung (100 %) mengalami obesitas. 3.3.12. Cakupan Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 Jam Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan pada jangka waktu tertentu. Tahun 2015 di Kabupaten Nias Selatan terdapat 3 kejadian luar biasa yaitu 1 kasus Rabies, dan 2 kasus Diare. Untuk KLB Rabies terjadi di wilayah kerja Puskesmas Aramo dan KLB Diare terjadi di wilayah kerja Puskesmas O o u. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 26

3.4. Status Gizi Salah satu indikator kesehatan yang dipergunakan dalam menilai keberhasilan pencapaian millenium development goals (MDGs) adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur (U), berat badan (TB), dan tinggi badan (TB). Variable BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat keadaan yang berlangsung lama, misalnya faktor kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh pemberian makan yang kurang baik sejak anak dilahirkan, mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator BB/TB memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang singkat, karena mengidap penyakit tertentu dan kekurangan asupan gizi yang mengakibatkan anak menjadi kurus. Indonesia sebagai negara berkembang, permasalahan gizi yang sering ditemui pada umumnya masih didominasi masalah kurang energi protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA), dan masalah obesitas terutama didaerah perkotaan. 3.4.1. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam waktu satu jam pertama setelah lahir. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gr. BBLR tidak hanya dapat terjadi pada bayi prematur, tetapi dapat terjadi pula pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan pertumbuhan selama kehamilan. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 tidak ditemukan, bila dilihat tren selama lima Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 27

tahun terakhir maka data tertinggi Bayi Berat Badan Lahir Rendah terdapat pada tahun 2013 yakni sebanyak 131 kasus atau 3,40% dari total bayi yang ditimbang sebanyak 3.874 bayi. Data tersebut cukup tinggi bila dibanding dengan data pada tahun-tahun sebelumnya yakni masing-masing untuk tahun 2011 sebesar satu persen, tahun 2012 sebesar 0,48% dan tahun 2014 sebesar 1,8%. Grafik 3.16 Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 3.4.2. Angka Balita dengan Gizi Buruk Hasil laporan puskesmas dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, secara keseluruhan Balita yang mengalami gizi buruk sebesar 223 kasus, dimana urutan kasus terbesar yakni pada tahun 2011 sebanyak 62 kasus kemudian pada tahun 2013 sebanyak 58 kasus berikutnya tahun 2014 sebanyak 40 kasus, tahun 2012 sebanyak 38 kasus. Untuk tahun 2015 jumlah balita dengan gizi buruk mengalami penurunan menjadi 25 kasus, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 kasus dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 kasus. Bila dilihat dari wilayah Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 28

kerja masing-masing puskesmas, maka Puskesmas Telukdalam adalah wilayah kerja terbanyak yang melayani balita gizi buruk yakni sebanyak 9 kasus, wilayah kerja Puskesmas Amandraya sebanyak 3 kasus, Puskesmas Ulunoyo, Puksesmas Lahusa dan Puskesmas Sidua ori, Puskesmas Gomo masing-masing sebanyak 2 kasus. Grafik 3.17 Perbandingan Angka Balita Dengan Gizi Buruk Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 29

BAB IV UPAYA KESEHATAN Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaaan zat adiktif dalam makanan dan minuman, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Sedangkan upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengbatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun terakhir. 4.1 Pelayanan Kesehatan 4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 Cakupan pelayanan antenatal pada ibu hamil dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil (K-1), untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K-4), distribusinya sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 30

Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 pada tahun 2015 sebesar 58,60% dan 23,99%, hal ini menunjukkan adanya penurunan bila dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya dimana tahun 2011 cakupan kunjungan ibu hamil K-1 sebesar 81% dan K-2 sebesar 67%, tahun 2012 cakupan kunjungan ibu hamil K-1 sebesar 49,70% dan K-2 sebesar 42,60%, tahun 2013 cakupan kunjungan ibu hamil K-1 sebesar 66,93% dan K-2 sebesar 58,85%, dan di tahun 2014 cakupan kunjungan ibu hamil K-1 sebesar 79,74% dan K-2 sebesar 37,30% Berdasarkan wilayah kerja puskemas kunjungan terbanyak K-1 dan K-4 dimasing-masing wilayah untuk tahun 2015, diperoleh bahwa wilayah kerja Puskesmas Bawomataluo terdata sebanyak 281 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya untuk pertama kalinya, kemudian wilayah kerja Puskesmas Telukdalam sebanyak 279 ibu hamil. Sedangkan untuk kunjungan ke empat kalinya terdata sebanyak 163 ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Amandraya, kemudian sebanyak 155 ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Bawomataluo. Grafik 4.1 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 Dari tahun 2011 Sampai Dengan tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 31

4.1.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Nifas Upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan ibu, tenaga kesehatan wajib melaksanakan antenatal care dan memberikan pertolongan persalinan yang sehat dan aman kepada ibu yang akan bersalin. Karena itu pengembangan program untuk ketersediaan petugas kesehatan disetiap desa mendapat perhatian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pada tahun 2015 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 87,27% dan pelayanan nifas sebanyak 71,80%, data ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2011 dimana persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 58,0% dan pelayanan nifas sebanyak 58,0%, tahun 2012 persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 31,24% dan pelayanan nifas sebanyak 31,24%, tahun 2013 persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 63,90% tetapi untuk pelayanan nifas sebanyak 100% angka ini menunjukkan penurunan, demikian juga bila dibandingkan tahun 2014 juga mengalami penurunan dimana cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 96% dan pelayanan nifas sebanyak 83,90%. Grafik 4.2 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Nifas Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 32

4.1.3 Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Pelaksanaan TT Ibu Hamil pada tahun 2015 tidak terdata, berbeda dengan tahun sebelumnya yang mana masing-masing wilayah kerja memiliki data mengenai TT ibu hamil. Kinerja terhadap cakupan imunisasi TT ibu hamil masih rendah. Hal ini dapat menyebabkan resiko tinggi yang mengancam ibu dan anak dalam menghadapi masa persalinan. Karena itu pemberian imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dapat menjadi perhatian utama sehingga keselamatan ibu dan anak pada saat persalinan dapat dimaksimalkan. Grafik 4.3 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.4 Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe/tambah darah Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah memberikan tablet tambah darah yaitu tablet Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamil, ibu nifas, remaja putri, dan WUS (Wanita Usia Subur). Penanggulangan anemi pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 33

Untuk tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 2.775 pelayanan dimana sebanyak 0 untuk pelayanan Fe-1 dan sebanyak 2.775 untuk pelayanan Fe- 3. Berdasarkan wilayah kerja puskesmas urutan pertama terbanyak pelayanan adalah wilayah kerja Puskesmas Lahusa sebanyak 206 pelayanan, berikutnya wilayah kerja Puskesmas Bawomataluo sebanyak 199 pelayanan, berikutnya wilayah kerja Puskesmas Telukdalam sebanyak 187 pelayanan. Dari grafik di bawah dapat dilihat bahwa cakupan Fe1 dan cakupan Fe3 tertinggi terdapat pada tahun 2012. Grafik 4.4 Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.5 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Komplikasi Kebidanan yang ditangani meliputi komplikasi pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan mulai dari Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, dan RSU PONEK. Cakupan komplikasi kebidanan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan. Data urutan pelayanan terbanyak adalah Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 34

pada tahun 2012 sebesar 51,84%, berikutnya tahun 2011 sebesar 48%, berikutnya tahun 2014 sebesar 7,39%, berikutnya tahun 2015 sebesar 7,34% dan tahun 2013 adalah pelayanan terendah yaitu sebesar 3,80%. Untuk tahun 2015 terdapat sebanyak 104 pelayanan atau 7,34%, dimana bila dilihat berdasarkan wilayah kerja puskesmas maka diperoleh urutan pelayanan terbanyak ada di wilayah kerja puskesmas Huruna sebanyak 16 pelayanan, Puskesmas Hilisimaetano sebanyak 14 pelayanan dan wilayah kerja puskesmas Gomo sebanyak 13 pelayanan. Grafik 4.5 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.6 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Salah satu upaya meningkatkan kesehatan bayi agar tidak terkena dampak kekurangan Vitamin A adalah pemberian Vitamin A pada anak usia 6 bulan - 11 bulan. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 sebesar 51,68%, mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2012 yakni sebesar 23,93% dan tahun 2013 yakni sebesar Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 35

43,36% dan sedikit mengalami penurunan bila dibanding tahun 2011 yakni 55,02%. Grafik 4.6 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Umur 6-11 Bulan Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita Upaya dalam penanggulangan kekurangan Vitamin A pada anak balita dilaksanakan program pemberian suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi 200.000 IU, sebanyak 2 kali pertahun dengan interval minimal 6 bulan. Kontribusi program mendorong tumbuh kembang anak serta meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit infeksi. Sasaran pemberian vitamin A dosis tinggi adalah anak berusia 12 bulan 59 bulan. Cakupan pemberian Vitamin A pada anak balita di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 sebesar 31,74%, mengalami penurunan bila dibanding tahun-tahun sebelumnya yakni tahun 2011 sebesar 42,18%, tahun 2012 sebesar 46,20% dan tahun 2013 yakni sebesar 48,04%. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 36

Grafik 4.7 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.8 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Pemberian vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program paket pelayanan kesehatan ibu nifas. Program ini untuk mempertahankan bebas buta karena kurang vitamin A dan mencegah berkembangnya kembali Xeroftalmia dengan segala manifestasinya seperti gangguan penglihatan, buta senja, dan bahkan kebutaan sampai kematian. Cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 sebesar 3.056 pelayanan atau 71,80%, data ini mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2011 sebesar 36,12%, tahun 2012 sebesar 61,46% dan tahun 2013 sebesar 64,29% dan sedikit mengalami penurunan bila dibanding tahun 2014 yakni 73,07%. Bila dilihat berdasarkan wilayah kerja puskesmas maka diperoleh urutan pelayanan terbanyak ada di wilayah kerja Puskesmas Telukdalam sebanyak 251 pelayanan, Puskesmas Gomo sebanyak 178 pelayanan, Puskesmas Bawomataluo dan Puskesmas Lahusa masing-masing sebanyak Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 37

165 pelayanan, berikutnya Puskesmas Amandraya sebanyak 145 pelayanan. Grafik 4.8 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.9 Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 38

KB adalah Pasangan Usia Subur(PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Pada tahun 2015 Kabupaten Nias Selatan memiliki persentase KB aktif menurut jenis kontrasepsi yang tertinggi adalah Suntik sebesar 63,70%, kemudian penggunaan kontrasepsi Pil sebanyak 28,03%, kondom sebesar 4,50%, Implan sebesar 1,60%, MOW sebesar 1,56%, IUD sebanyak 0,39%, dan terendah adalah MOP sebesar 0,23%. Dari data peserta KB aktif pada tahun 2015 diketahui bahwa jumlah pengguna alat kontrasepsi MKJP sebanyak 264 orang atau 3,78% dan pengguna alat kontrasepsi NON MKPJ sebanyak 6.719 orang atau 96,22%. Grafik 4.9 Persentase Perserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2015 Sumber Data : Bidang KB 4.1.10 Persentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Persentase peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi pada tahun 2015 adalah pengguna alat kontrasepsi suntik sebanyak 41,17%, pengguna alat kontrasepsi pil sebanyak 26,09%, pengguna alat kontrasepsi Implan sebanyak 15,60%, pengguna alat kontrasepsi IUD sebanyak 7,73%, Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 39

pengguna alat kontrasepsi Kondom sebanyak 7,38%, pengguna alat kontrasepsi MOW sebanyak 2,03%. Dari data peserta KB baru pada tahun 2015 diketahui bahwa jumlah pengguna alat kontrasepsi MKJP sebanyak 725 orang atau 25,36% dan pengguna alat kontrasepsi NON MKPJ sebanyak 2.134 orang atau 74,64%. Grafik 4.10 Persentase Perserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2015 Sumber Data : Bidang KB 4.1.11 Persentase KB Aktif Peserta KB aktif adalah akseptor yang saat ini memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan peserta KB aktif adalah perbandingan jumlah peserta KB aktif dengan PUS di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupanpeserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi diantara PUS. Pada tahun 2015 persentase KB Aktif di Kabupaten Nias Selatan adalah sebesar 12,51%, data ini menunjukkan penurunan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebesar 90,90% dan tahun 2014 sebesar 74,90%. Hal ini disebabkan tidak tersedianya alat kontrasepsi dari BKKBN untuk tahun 2015. Bila dilihat dari data urutan peserta KB Aktif terbanyak di wilayah kerja di puskesmas, maka wilayah kerja puskesmas O o u mencapai 835 peserta, berikutnya wilayah kerja puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 40

Hilisimaetano sebanyak 835 peserta, berikutnya wilayah kerja puskesmas Hilimegai sebanyak 403 peserta, kemudian wilayah kerja puskesmas Lolowau sebanyak 392 peserta dan wilayah kerja puskesmas Bawomataluo sebanyak 379 peserta. Grafik 4.11 Persentase Peserta KB Aktif Di Kabupaten Nias Selatan Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang KB 4.1.12 Cakupan Kunjungan Neonatus Cakupan kunjungan Neonatus untuk tahun 2015 pelayanan kesehatan neonatus KN 1 dan KN Lengkap sebanyak 6.174 pelayanan, terdiri dari KN 1 sebanyak 3.200 pelayanan atau 91,1% dan KN Lengkap sebanyak 2.974 pelayananatau 84,7%. Data ini menunjukkan penurunan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana tahun 2013 untuk KN 1 sebanyak 3.874 pelayanan dan KN Lengkap sebanyak 3.420 pelayanan, dan tahun 2014 untuk KN 1 sebanyak 4.880 pelayanan dan KN Lengkap sebanyak 4.459 pelayanan. Berdasarkan wilayah kerja puskesmas, pelayanan KN 1 terbanyak adalah diwilayah kerja puskesmas Telukdalam sebanyak 312 pelayanan, berikutnya wilayah kerja puskesmas Lahusa sebanyak 171 pelayanan, kemudian wilayah kerja puskesmas Bawomataluo sebanyak 162 pelayanan. Sedangkan untuk pelayanan KN Lengkap terbanyak diwilayah kerja Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 41

puskesmas Telukdalam sebanyak 244 pelayanan, berikutnya wilayah kerja puskesmas Bawomataluo sebanyak 170 pelayanan, kemudian wilayah kerja puskesmas Lahusa sebanyak 169 pelayanan. Grafik 4.12 Cakupan Kunjungan Neonatus Di Kabupaten Nias Selatan Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.13 Cakupan Kunjungan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Jenis pelayanan kesehatan yang diterima bayi adalah imunisasi dasar terdiri dari imunisasi BCG 1x, DPT/HB.1,2,3, Polio 1,2,3,4 dan campak 1x, serta Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit sesuai Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 11 bulan. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 42

Pelayanan kesehatan bayi merupakan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat). Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya kesehatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Jumlah kunjungan bayi di Kabupaten Nias Selatan tahun 2015 berjumlah 3.964 kunjungan atau 61,52%, dimana sebanyak 2.032 berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 1.932 berjenis kelamin perempuan. Data ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2014 jumlah kunjungan bayi sebanyak 3.726 kunjungan, dimana sebanyak 1.791 berjenis kelamin lakilaki dan sebanyak 1.935 berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan wilayah kerja puskesmas, wilayah kerja puskesmas Lahusa mencapai 347 kunjungan, berikutnya wilayah kerja puskesmas Telukdalam sebanyak 332 kunjungan, kemudian wilayah kerja puskesmas Bawomataluo sebanyak 271 kunjungan. Grafik 4.13 Cakupan Kunjungan Bayi Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 43

4.1.14 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Desa UCI (Universal Child Immunization) merupakan salah satu indikator keberhasilan program imunisasi dalam rangka upaya menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Desa atau Kelurahan UCI adalah desa atau kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Adapun yang menjadi target dari program adalah semua desa mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata. Formulasi desa atau kelurahan UCI adalah jumlah persentase desa yang sudah mencapai target imunisasi dasar lengkap (DPT-HB3, Polio4, dan Campak) dibagi jumlah desa yang ada pada kurun waktu satu tahun. Persentase cakupan desa atau kelurahan UCI pada tahun 2015 sebesar 8,68%, data ini menunjukkan penurunan bila dibandingkan tahuntahun sebelumnya dimana pada tahun 2011 cakupan desa atau kelurahan UCI sebesar 60,96%, tahun 2012 sebesar 63,76%, tahunn 2014 sebesar 11,06%. Grafik 4.14 Persentase Cakupan Desa UCI Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 44

4.1.15 Cakupan Imunisasi Bayi Bayi merupakan kelompok sasaran efektif untuk pemberian imunisasi dasar lengkap. Program imunisasi diperuntukan untuk menekan angka kesakitan, kematian dan kecacatan pada bayi yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatiitis B, Poliomilitis dan Campak. Frekwensi pemberian imunisasi pada bayi yakni BCG 1 kali, DPT-HB (combo) 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali. Jumlah cakupan imunisasi bayi adalah bayi yang mendapat imunisasi dasar secara lengkap pada usia 11 bulan. Jumlah cakupan imunisasi bayi di Kabupaten Nias Selatan tahun 2015 untuk Imunisasi Hb < 7 hari sebanyak 2.213 bayi atau 63,01%, imunisasi BCG sebanyak 2.206 bayi atau 62,81%, imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebanyak 2.113 atau 33%, imunisasi Polio sebanyak 2.136 bayi atau 33,15% dan imunisasi Campak sebanyak 1.983 bayi atau 30,77%. Grafik 4.15 Jumlah Cakupan Imunisasi Bayi Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Kesmas Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 45

4.1.16 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral). ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit. Dalam hal pemberian ASI eksklusif diwilayah pemerintahan Kabupaten Nias Selatan selama tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan, dimana jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif tahun 2015 sebesar 209 bayi, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebanyak 2.130 bayi dan tahun 2014 sebanyak 565 bayi. Berdasarkan wilayah kerja puskesmas terbanyak jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif adalah Puskesmas Tello sebanyak 37 bayi, kemudian Puskesmas Lahusa sebanyak 35 bayi, dan Puskesmas Lolomatua sebanyak 28 bayi. Grafik 4.16 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Di Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 46

4.1.17 Jumlah Balita Ditimbang Salah satu cara untuk mendeteksi keadaan gizi anak balita dilakukan penimbangan berat badan anak (BB/U). Sehingga cepat diketahui dan cepat mendapat intervensi bila gizi anak kurang atau buruk. Pada tahun 2015 persentase balita yang ditimbang (D/S) sebanyak 18.070 balita atau 56,80% dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebanyak 24.306 balita atau 75,8% dan tahun 2014 sebanyak 19.311 balita atau 71,7%. Berdasarkan wilayah kerja puskesmas terbanyak memberikan pelayanan, wilayah kerja puskesmas Telukdalam sebanyak 2.572 balita, berikutnya wilayah kerja puskesmas Lahusa sebanyak 1.675 balita, kemudian wilayah kerja puskesmas Bawomataluo sebanyak 1.569 balita. Grafik 4.17 Jumlah Balita Ditimbang Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 47

4.1.18 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Balita dengan status gizi menurut BB/U dengan Z-score <-3 SD, atau dengan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor. Balita gizi buruk yang dirawat/ditangani di sarana kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Balita dengan status gizi menurut BB/U dengan Z-score <-3 SD, atau dengan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor. Balita gizi buruk yang dirawat/ditangani di sarana kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, seluruh balita yang mengalami gizi buruk di wilayah Kabupaten Nias Selatan mendapat perawatan secara intensif. Grafik 4.18 Jumlah Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 48

4.1.19 Cakupan Pelayanan Anak Balita Pelayanan kesehatan bagi anak balita merupakan upaya dalam memantau dan meningkatkan derajat kesehatan anak balita (12 59 bulan). Pada tahun 2015 jumlah cakupan anak balita yang ditimbang (D/S) sebanyak 2.935 anak balita atau 8,10% dan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan dimana tahun 2013 sebanyak 23.616 anak balita atau 67,40% dan tahun 2014 sebanyak 2.935 anak balita. Grafik 4.19 Jumlah Cakupan Pelayanan Anak Balita Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Yankes 4.1.20 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Jumlah cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan. Data cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat untuk tahun 2015 sebanyak 34.129 siswa SD yang terdiri dari 17.364 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 16.765 siswa perempuan. Pada anak usia Sekolah Dasar biasanya masalah kesehatan berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Masalah Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 49

kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan, dan masalah gizi. Grafik 4.20 Jumlah Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Dari Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : PKPM 4.1.21. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah suatu komponen dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistemik yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan sekolah dalam bentuk pelayanan promotif, promotif-preventif hingga pelayanan paripurna. Pada tahun 2015, jumlah SD/MI yang melaksanakan sikat gigi massal dan yang mendapat pelayanan kesehatan gigi mencapai 75 sekolah atau 23,51%. Kegiatan UKGS yang lain adalah pemeriksaan gigi pada seluruh murid untuk mendapatkan murid yang perlu perawatan gigi, kemudian melakukan perawatan pada murid yang memerlukan. Tahun 2015 jumlah Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 50

murid SD/ MI yang diperiksa sebanyak 806 siswa atau 2,29% dan murid yang perlu perawatan gigi sebanyak 220 murid dan seluruh murid mendapat perawatan. 4.1.22. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Pelayanan kesehatan usia lanjut yaitu pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman usia lanjut (60 tahun ke atas) di fasilitas pelayanan kesehatan pada satu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu. Pelayanan kesehatan usila tahun 2015 di Kabupaten Nias Selatan sebesar 689 pelayanan atau 4,81%. Angka ini jauh di bawah pencapaian tahun 2014 yaitu sebesar 13,11%. Dari data pencapaian ini dapat diketahui bahwa pencapaian pelayanan kesehatan lansia masih rendah. Untuk itu perlu peningkatan kegiatan yang terkait kesehatan usia lanjut seperti kegiatan posyandu lansia. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut di Kabupaten Kebumen. 4.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 4.2.1 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin. Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2015 sebanyak 312.833 peserta, data ini menunjukkan peningkatan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yakni tahun 2013 sebanyak 300.785 peserta dan tahun 2012 sebanyak 105.835 peserta. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 51

Grafik 4.21 Cakupan Jaminan Pemiliharaan Kesehatan Pra Bayar Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Sumber Data : Bidang PSDK, UPTD Jamkesda, BPJS 4.2.2 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan, disebut kunjungan rawat jalan. Sedangkan kunjungan rawat inap adalah cakupan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan. Tempat kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap disarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan tahun 2014 seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2015 mencapai 88% dan 0,8%. Jumlah kunjungan rawat jalan tahun 2015 sebanyak 271.393 kunjungan yang terdiri dari 134.325 kunjungan yang berjenis kelamin laki-laki atau 87,7% dan 137.068 kunjungan yang berjenis kelamin perempuan atau 88,3%. Jumlah kunjungan rawat inap tahun 2015 sebanyak 2.445 kunjungan yang terdiri dari 1.229 kunjungan yang berjenis kelamin laki-laki atau 0,8% dan 1.216 kunjungan yang berjenis kelamin perempuan atau 0,8%. Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 52

Grafik 4.22 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 4.2.3 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit pada tahun 2015 di Kabupaten Nias Selatan sebanyak 84 orang, terdiri dari pasien yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50 orang dan pasien yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 34 orang. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit pada tahun 2015 mengalami peningkatan seperti pada gambar berikut ini. Grafik 4.23 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Dari Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2015 53