BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah % Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ZULFA SAFITRI A54F100040

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TITIK ARIYANI HALIMAH A

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Juli Mania Sembiring 1, Edy Surya 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

YUNICA ANGGRAENI A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Desyandri, S.Pd., M.Pd NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus Penelitian yang berjudul Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 di SDN Tegalrejo 03 salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh daftar nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA pra siklus (lampiran 4) menunjukkan sebagian besar siswa memperoleh nilai kurang dari KKM (70). Dari 24 siswa, terdapat 15 siswa yang memperoleh nilai < 70, dan 9 siswa memperoleh nilai 70. Hasil belajar IPA siswa pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Siswa Pra siklus Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan 70 15 62,5 % Tidak Tuntas < 70 9 37,5% Tuntas Jumlah 24 100 % Nilai Rata-rata 72,9 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 58 Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus pada mata pelajaran IPA, terdapat 9 atau 37,5% siswa tuntas dengan nilai 70 yang, sedangkan 15 siswa atau 62,5 % yang tidak tuntas dengan nilai < 70. Berdasarkan tabel 4.1 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA siswa pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar 4.1. 45

46 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 37,50% Tuntas Hasil Belajar IPA Pra siklus 62,50% Tidak tuntas Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA Pra siklus Dari uraian hasil belajar prasiklus dapat diketahui sebagian nilai siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA belum mencapai KKM 70. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu diadakan suatu pembaharuan dengan sebuah model dalam pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif dan lebih realistik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Rusman (2012 : 187) pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Model Contextual Teaching and Learning (CTL) juga memiliki tujuh prinsip yaitu kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belejar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Ketujuh prinsip tersebut saling berkaitan satu samalain, salah satunya prinsip Inquiry(menemukan) yang menekankan siswa mempelajari dan menemukan sendiri pengetahuan mereka. Sehingga dari pengetahuan yang mereka pelajari dengan menemukan sendiri diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

47 4.2 Deskripsi Hasil Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui dua kali pertemuan, dengan perencanaan tindakan yakni peneliti berkolaborasi dengan guru kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga, untuk menentukan materi pelajaran IPA yang akan disampaikan. Didalam Siklus I ini dilakukan kegiatan tatap muka sebanyak 2 kali pertemuan, waktu masing-masing dari pertemuan adalah 2 x 35 menit. Dalam pelaksanaannya, peneliti juga mempersiapkan segala perlengkapan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar seperti RPP yang sesuai sintak model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lengkap dengan LKS, soal evaluasi dan juga segala perlengkapan seperti media, sumber buku. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti menjelaskan kepada guru tentang isi dari RPP yang akan di pakai agar terjadi kolaborasi sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi KBM guru, siswa dan lembar keaktifan siswa yang sesuai sintak karakteristik dalam pembelajaran siswa aktif, guna untuk mengamati bagaimana kegiatan guru dan siswa juga keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I Penelitian siklus I meliputi pelaksanaan tindakan dan observasi yang berlangsung pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 April 2015 dan pertemuan 2 pada hari Kamis 30 April 2015 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan 1 dan 2 adalah : 1. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membimbing siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. Setelah itu guru memeriksa kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai pengaturan tempat duduk, pemeriksaan

48 perlengkapan belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang berisi 4-5 orang siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang Daur Air. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan apresepsi yakni menanyakan tentang Kegiatan apa saja yang tidak pernah luput dalam menggunakan air?. Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang kegunaan air dan daur air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA. Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan sehari-hari berkaitan materi pada LKS tentang daur air dan kegunaan air. Pada Langkah Bertanya (Questioning) guru merespon siswa dengan melakukan tanya jawab seputar materi daur air dan kegunaan air dan siswa menyampaikan jawaban-jawaban mereka/hipotesis tentang daur air dan kegunaan air yang disajikan oleh guru dan menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai hal hal apa saja yang belum diketahui siswa. Pada langkah Menemukan (Inquiry) setiap kelompok di beri kesempatan untuk mengerjakan LKS tentang daur air dan kegunaan air yang di berikan oleh guru. Didalam LKS tersebut terdapat langkah langkah siklus inquiry yang tersusun meliputi Observasi (Observation), Bertanya (Questioning), Mengajukan dugaan (Hipotesis), Pengumpulan data (Data gathering),

49 Penyimpulan (Conclussion) langkah langkah tersebut di upayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan tentang materi daur air dan kegunaan air apa yang tidak diketahui. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS tentang materi daur air dan kegunaan air yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS. Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan yang ada, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap tentang materi daur air dan kegunaan air. Pada langkah Pemodelan (Modeling) guru menerangkan dari penjabaran secara abstrak tentang materi ke tahap konkrit dengan menggunakan alat peraga gambar daur air sebagai media pembelajaran serta dengan memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang materi daur air dan kegunaan air pada LKS ke depan kelas sementara kelompok lain memberikan tanggapan. Pada tahap Refleksi (Reflection) Guru bersama siswa secara klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan guru memberikan respon kepada siswa untuk mengingat kembali tentang materi daur air dan kegunaan air yang telah di pelajari selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS tentang materi daur air dan kegunaan air serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Dan terakhir guru bersama sama menutup kegiatan pembelajaran.

50 2. Pertemuan 2 Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membimbing siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. Setelah itu guru memeriksa kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai pengaturan tempat duduk, pemeriksaan perlengkapan belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang berisi 4-5 orang siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan apresepsi yakni menanyakan tentang coba ingat kembali apa kegunaan air dalam kehidupan sehari hari di lingkunganmu? Dalam kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA. Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air melalui kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan sehari-hari berdasar materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Pada Langkah Bertanya (Questioning) guru merespon siswa dengan melakukan tanya jawab seputar tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air dan siswa menyampaikan jawaban-jawaban mereka/hipotesis tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara

51 menghemat air yang disajikan oleh guru dan menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai hal hal apa saja yang belum diketahui berkaitan materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Pada langkah Menemukan (Inquiry) setiap kelompok di beri kesempatan untuk mengerjakan LKS materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air yang di berikan oleh guru. Didalam LKS terdapat langkah langkah siklus inquiry yang tersusun meliputi Observasi (Observation), Bertanya (Questioning), Mengajukan dugaan (Hipotesis), Pengumpulan data (Data gathering), Penyimpulan (Conclussion) langkah langkah tersebut di upayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan siswa tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS. Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Pada langkah Pemodelan (Modeling) guru menerangkan dari penjabaran secara abstrak tentang materi ke tahap konkrit dengan menggunakan alat peraga gambar tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air sebagai media pembelajaran serta dengan memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air pada LKS ke depan kelas sementara kelompok lain memberikan tanggapan.

52 Pada tahap Refleksi (Reflection) Guru bersama siswa secara klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan guru memberikan respon kepada siswa untuk mengingat kembali materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air yang telah di pelajari selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya tentang peristiwa alam.kemudian guru memberikan soal evaluasi siklus 1 materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air Dan terakhir guru bersama sama menutup kegiatan pembelajaran. 4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I Hasil tindakan dan observasi pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat berdasarkan hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa selama KBM IPA dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut : a. Hasil Tindakan Hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti dengan kolabolator guru kelas 5 pada siklus I dengan cara, memberikan soal evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir pertemuan 2. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA siklus I (lampiran 5) menunjukkan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai dibawah < 70. Dari 24 siswa, terdapat 4 siswa yang memperoleh nilai < 70, dan 20 siswa memperoleh nilai 70. Hasil belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2.

53 Tabel 4.2 Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan < 70 4 16,7 % Tidak Tuntas 70 20 83,3 % Tuntas Jumlah 24 100 % Nilai Rata-rata 77,9 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 60 Dilihat dari tabel 4.2 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus 1, terdapat 4 siswa dengan persentase 16,7% yang tidak tuntas dengan nilai < 70, sedangkan ada 20 siswa dengan persentase 83,3% yang tuntas dengan nilai 70. Berdasarkan tabel 4.2 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA pada siklus I, yang dapat dilihat pada gambar4.2. Hasil Belajar IPA Siklus I 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 83,30% Tuntas 16,70% Tidak Tuntas Gambar 4.2 Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA Siklus I

54 b. Hasil Observasi KBM Guru Siklus I Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil observasi KBM guru siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 12 dan lampiran 13). 1. Pertemuan 1 Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan 1 adalah sebagai berikut : 1) Pada kegiatan awal guru belum mengkondisikan siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. 2) Guru juga telah membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4-5 siswa. 3) Guru memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi. 4) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep daur air dan kegunaan air. 5) Guru bertanya jawab tentang kegiatan kegiatan dalam penggunaan air. Guru juga telah memberi respon tentang jawaban siswa tentang kegiatan kegiatan dalam penggunaan air. 6) Didalam kegiatan inti guru telah melaksanakan langkah langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 7) Ada beberapa langkah yang belum terealisasi dengan baik, seperti pada langkah Menemukan (inquiry), Guru belum membimbing siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri.

55 8) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan tanya jawab, terlihat pada saat guru memberikan arahan untuk mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan 9) Pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa. 10) Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan. 11) Siswa dan guru telah mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada siklus I pertemuan 1 terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah pada kegiatan awal guru belum mengkondisikan siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran, guru belum membimbing siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri, pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa, guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2. Pertemuan 2 Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan 2 adalah sebagai berikut: 1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. 2) Guru juga telah membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4-5 siswa.

56 3) Guru memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi. 4) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep siklus daur air dan kegunaan air.. 5) Guru bertanya jawab tentang kegiatan kegiatan dalam penggunaan air. Guru juga telah memberi respon tentang jawaban siswa tentang kegiatan kegiatan dalam penggunaan air. 6) Didalam kegiatan inti guru telah melaksanakan langkah langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 7) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan tanya jawab, terlihat pada saat guru memberikan arahan untuk mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan. 8) Pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa. 9) Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan. 10) Siswa dan guru telah mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada siklus I pertemuan 2 masih ada tindakan yang belum dilakukan oleh guru yakni pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa, guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

57 c. Hasil observasi KBM/keterlibatan siswa Siklus I Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi KBM/keterlibatan siswa yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 14 dan lampiran 15). 1. Pertemuan 1 Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan 1 adalah sebagai berikut : 1) Pada kegiatan awal siswa belum merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. 2) Siswa telah membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4-5 siswa. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh. 4) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep siklus daur air dan kegunaan air. 5) Siswa mendengarkan penjelasan guru menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan kegiatan dalam penggunaan air 6) Didalam kegiatan inti siswa telah mengikuti langkah langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 7) Ada beberapa langkah yang belum terealisasi dengan baik oleh siswa, seperti pada langkah Menemukan (inquiry), siswa belum belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri.

58 8) Siswa bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan. 9) Pada kegiatan akhir siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru. 10) Siswa belum diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pada siklus I pertemuan 1 terlihat ada beberapa tindakan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat ada empat aspek yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 2. siswa belum belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri, siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru, siswa belum diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama pertemuan 1. Pada aspek yang lain juga masih terdapat kekurangan sehingga mendapatkan skor 3 sedangkan untuk aspek yang lain siswa telah memperoleh skor 4. Total dari 20 aspek, skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 62 dengan persentase 77,5% dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada (lampiran 14). 2. Pertemuan 2 Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan 2 adalah sebagai berikut : 1) Pada kegiatan awal siswa telah merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. 2) Siswa telah membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4-5 siswa.

59 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi. 4) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep siklus daur air dan kegunaan air. 5) Siswa mendengarkan penjelasan guru menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan kegiatan dalam penggunaan air 6) Didalam kegiatan inti siswa telah mengikuti langkah langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 7) Siswa bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan. 8) Pada kegiatan akhir siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru. 9) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 1. 10) Siswa belum diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pada siklus I pertemuan 2 terlihat ada beberapa tindakan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat ada dua aspek yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 2 yakni, siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru, siswa belum diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama pertemuan 2. Pada aspek yang lain juga masih terdapat kekurangan sehingga mendapatkan skor 3 sedangkan untuk aspek yang lain siswa telah memperoleh skor 4. Total dari 20 aspek, skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan 2 adalah 67

60 dengan persentase 83,7 % dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada (lampiran 15). d. Hasil observasi Keaktifan siswa Siklus I Dalam proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi yang berisi 13 indikator keaktifan siswa yang telah disesuaikan dengan aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar aktif dengan prinsip model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun hasil observasi keaktifan siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 8 dan lampiran 9). 1. Pertemuan 1 Aspek dan indikator Keaktifan Siswa 1 Pengalaman 1. melakukan pengamatan 2. membaca 3. membuat sesuatu 2 Interaksi 1. berdiskusi 2. mengajukan pertanyaan 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok 3 Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang 2. menceritakan/mempresentasikan 3. mendengarkan atau memberi komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau pendapat 4 Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran sendiri Pada siklus I pertemuan 1 terlihat ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 0 yakni, siswa belum melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali 3 4 5 1

61 hasil kerja atau pikiran. Pada aspek yang lain telah dilakukan sehingga disetiap indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 216 dengan rata - rata perolehan skor 9 atau dengan katagori keaktifan sedang. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil keaktifan siswa siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada (lampiran 8). 2. Pertemuan 2 Aspek dan indikator Keaktifan Siswa 1 Pengalaman 1. melakukan pengamatan 2. membaca 3. membuat sesuatu 2 Interaksi 1. berdiskusi 2. mengajukan pertanyaan 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok 3 Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang 2. menceritakan/mempresentasikan 3. mendengarkan atau memberi komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau pendapat 4 Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran sendiri Pada siklus I pertemuan 1 terlihat ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 0 yakni, siswa belum melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Pada aspek yang lain telah dilakukan sehingga disetiap indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 2 adalah 237 dengan rata - rata perolehan skor 3 4 5 1

62 9,87 dengan katagori keaktifan sedang. Untuk lebih jelasnya tentang hasil keaktifan siswa siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel (lampiran 9). 4.2.4 Refleksi Siklus I Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan 1 dan 2 maka selanjutnya peneliti mengadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil nilai belajar siswa, hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 1 dan 2. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum. Adapun refleksi hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut : 1. Pertemuan 1 Pada lembar hasil obervasi KBM guru siklus I pertemuan 1 dari 20 kriteria lembar observasi guru, 16 kriteria yang telah dilaksanakan oleh guru dan terdapat 4 kriteria yang belum dilaksanakan oleh guru yakni guru belum mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran karena masih ada beberapa siswa yang belum masuk kelas setelah istirahat pertama. Pada proses pembelajaran berlangsung guru belum sepenuhnya membimbing siswa untuk menggunakan kemampuan berfikir kritis dalam kelompok diskusi untuk menemukan pengalaman belajarnya sendiri. Pada akhir pembelajaran guru belum memberikan tindak lanjut atau PR kepada siswa dan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah di lakukan. Pada hasil lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat ada tiga aspek yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 2. siswa belum belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri, siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru, siswa belum diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung

63 selama pertemuan 1. Pada aspek yang lain juga masih terdapat kekurangan sehingga mendapatkan skor 3 sedangkan untuk aspek yang lain siswa telah memperoleh skor 4. Total dari 20 aspek, skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 62 dengan persentase 77,5% dengan kriteria baik. Kemudian dari hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 0 yakni, siswa belum melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Pada aspek yang lain telah dilakukan sehingga disetiap indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 216 dengan rata - rata perolehan skor 9 dengan katagori keaktifan sedang. Kekurangan pada siklus I pertemuan 1 ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya dengan cara memperbaiki RPP yang akan digunakan pada pertemuan berikutnya dan juga berkonsultasi pada guru kelas. 2. Pertemuan 2 Hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yakni siswa harus tuntas 100% artinya seluruh siswa mencapai nilai KKM (70). Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai < 70. Dari 24 siswa, terdapat 4 siswa yang memperoleh nilai < 70, dan 20 siswa memperoleh nilai 70. Pada lembar hasil obervasi KBM guru siklus I pertemuan 2 masih terdapat kekurangan yang belum dilakukan oleh guru yakni, guru masih belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa serta guru belum memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah di lakukan. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat ada dua aspek yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 2 yakni siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru dan siswa belum diberi

64 kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama pertemuan 2. Pada aspek yang lain juga masih terdapat kekurangan sehingga mendapatkan skor 3 sedangkan untuk aspek yang lain siswa telah memperoleh skor 4. Total dari 20 aspek, skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan 2 adalah 67 dengan persentase 83,7 % dengan kriteria sangat baik.. Kekurangan pada siklus I pertemuan 2 ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya dengan cara memperbaiki RPP yang akan digunakan pada pertemuan berikutnya dan juga berkonsultasi pada guru kelas. Kemudian dari hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 0 yakni, siswa belum melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Pada aspek yang lain telah dilakukan sehingga disetiap indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 2 adalah 237 dengan rata - rata perolehan skor 9,87dengan katagori keaktifan sedang. Kekurangan pada siklus I pertemuan 2 ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya dengan cara memperbaiki RPP yang akan digunakan pada pertemuan berikutnya dan juga berkonsultasi pada guru kelas. 4.3 Deskripsi Hasil Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II Setelah peneliti menemukan adanya kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari pertemuan 1 dan pertemuan 2, perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Pada tahap perencanaan siklus 2 ini peneliti masih berkolaborasi dengan guru kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga. Peneliti membuat perbaikan pada RPP yang akan digunakan pada siklus 2 dan masih sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

65 Didalam Siklus 2 ini, dilakukan kegiatan tatap muka sebanyak 2 kali pertemuan, waktu masing-masing dari pertemuan adalah 2 x 35 menit. Dalam pelaksanaannya, peneliti juga mempersiapkan segala perlengkapan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar seperti RPP yang sesuai sintak model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lengkap dengan LKS, soal evaluasi dan juga segala perlengkapan seperti media, sumber buku. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti menjelaskan kepada guru tentang isi dari RPP yang akan di pakai agar terjadi kolaborasi sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi KBM guru, siswa dan lembar keaktifan siswa yang sesuai sintak karakteristik dalam pembelajaran siswa aktif, guna untuk mengamati bagaimana kegiatan guru dan siswa juga keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II Pelaksanaan tindakan dan observasi ini dilakukan selama penelitian siklus II berlangsung yakni pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015 pada jam pelajaran 3-4 dan pertemuan 2 pada Jumat tanggal 15 Mei 2015 pada jam pelajaran 3-4 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan 1 dan 2 adalah : 1. Pertemuan 1 Pertemuan 2 ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada jam pelajaran 3-4 membahas materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membimbing siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. Setelah itu guru memeriksa kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai pengaturan tempat duduk, pemeriksaan

66 perlengkapan belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang berisi 4-5 orang siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan apresepsi yakni dengan memberikan peraga gambar di depan papan tulis peristiwa apa yang ada pada gambar?. Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang kegunaan air dan daur air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA. Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan seharihari berdasar masalah peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Pada Langkah Bertanya (Questioning) guru merespon siswa dengan melakukan tanya jawab seputar materi tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan, siswa menyampaikan jawaban-jawaban mereka/hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai hal hal apa saja yang belum diketahui siswa,

67 berkaitan tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Pada langkah Menemukan (Inquiry) setiap kelompok di beri kesempatan untuk mengerjakan LKS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang di berikan oleh guru. Didalam LKS terdapat langkah langkah siklus inquiry yang tersusun meliputi Observasi (Observation), Bertanya (Questioning), Mengajukan dugaan (Hipotesis), Pengumpulan data (Data gathering), Penyimpulan (Conclussion) langkah langkah tersebut di upayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS. Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan yang ada, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap materi tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Pada langkah Pemodelan (Modeling) guru menerangkan penjabaran secara abstrak tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan ke tahap konkrit dengan menggunakan alat peraga gambar tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan, sebagai media pembelajaran serta dengan memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan pada LKS ke depan kelas sementara kelompok lain memberikan tanggapan.

68 Pada tahap Refleksi (Reflection) Guru bersama siswa secara klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan guru memberikan respon kepada siswa untuk mengingat kembali materi tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang telah di pelajari selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak berkaitan dengan peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Guru menanyakan pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan terakhir guru bersama sama menutup kegiatan pembelajaran 2. Pertemuan 2 Pertemuan 2 ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 15 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada jam pelajaran 3-4 membahas materi yang berkaitan tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membimbing siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran,. Setelah itu guru memeriksa kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai pengaturan tempat duduk, pemeriksaan perlengkapan belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang berisi 4-5 orang siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan apresepsi yakni Dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa dalam pertemuan sebelumnya kita telah belajar mengenai peristiwa alam

69 dampak serta penanggulangannya, coba ingat kembali peristiwa alam apa saja yang terjadi di indonesia? dan apa dampak nya bagi mahkluk hidup? Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang kegunaan air dan daur air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA. Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang berkaitan kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan sehari-hari berdasar masalah tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) di lingkungan mereka. Pada Langkah Bertanya (Questioning) guru merespon siswa dengan melakukan tanya jawab seputar materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) dan siswa menyampaikan jawaban-jawaban mereka/hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai hal hal apa saja yang berkaitan tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Pada langkah Menemukan (Inquiry) setiap kelompok di beri kesempatan untuk mengerjakan LKS tentang materi kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang di berikan

70 oleh guru. Didalam LKS terdapat langkah langkah menggunakan prinsip menemukan (inquiry) yang tersusun meliputi: Observasi (Observation), Bertanya (Questioning), Mengajukan dugaan (Hipotesis), Pengumpulan data (Data gathering), Penyimpulan (Conclussion) langkah langkah tersebut diupayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan seputar materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS tentang materi kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS. Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan yang ada, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Pada langkah Pemodelan (Modeling) guru menerangkan dari penjabaran secara abstrak tentang materi kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) ke tahap konkrit dengan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran serta dengan memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) pada LKS ke depan kelas sementara kelompok lain memberikan tanggapan. Pada tahap Refleksi (Reflection) Guru bersama siswa secara klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan guru memberikan respon kepada siswa untuk mengingat kembali materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang telah di pelajari selama pembelajaran berlangsung.

71 Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak berkaitan dengan peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Guru menanyakan pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah dilakukan, guru membagikan soal evaluasi siklus II dan terakhir guru bersama sama menutup kegiatan pembelajaran. 4.3.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II Hasil tindakan dan observasi pada siklus II pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat berdasarkan hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa selama KBM IPA dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa siklus II pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut : a. Hasil Tindakan Siklus II Hasil evaluasi siswa yang diperoleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru pada siklus II dengan cara memberikan soal evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir pertemuan 2. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA siklus II (lampiran 6) mengalami peningkatan. Terdapat 24 siswa yang memperoleh nilai tuntas 70 dari total seluruh siswa adalah 24 siswa satu sekelas. Hasil belajar IPA siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3:

72 Tabel 4.3 Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan < 70 0 0 % Tidak Tuntas 70 24 100 % Tuntas Jumlah 24 100 % Nilai Rata-rata 79,8 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70 Dilihat dari tabel 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus II, terdapat 24 siswa dengan persentase 100 % yang mendapatkan nilai tuntas 70sesuai KKM matapelajaran IPA. Berdasarkan tabel 4.33 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA siswa siklus II, yang dapat dilihat pada gambar 4.3. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 100% Tuntas Hasil Belajar IPA Siklus II 0% Tidak Tuntas Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA Siklus II

73 b. Hasil observasi KBM guru Siklus II Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).berbantuan media. Adapun hasil observasi KBM guru siklus II pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 16 dan lampiran 17). 1. Pertemuan 1 Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan 1 adalah sebagai berikut: 1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. 2) Guru juga telah membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4-5 siswa. 3) Guru telah memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia. 4) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia. 5) Guru telah bertanya jawab tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia. Guru juga telah memberi respon tentang jawaban siswa tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia. 6) Didalam kegiatan inti guru telah melaksanakan langkah langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 7) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan tanya jawab, terlihat pada saat guru memberikan arahan untuk mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan