BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan subjek penelitian kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang. SD Negeri Sidorejo Lor 04 terleletak di Jalan Soka Sari V Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Letak SD Negeri Sidorejo Lor 04 berada di perkampungan dan jauh dari pusat kota namun dapat dengan mudah dijangkau sarana transportasi. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada siswa yang orang tuanya mampu, ada yang cukup, dan ada yang kurang. Pekerjaan orang tua wali siswa juga beragam, ada yang bekerja sebagai pegawai, wirausaha, pedagang, buruh pabrik. Karakteristik siswa kelas V juga beragam, ada yang suka berbicara sendiri saat guru mengajar, sibuk bermain, ada yang siap menerima pelajaran, ada yang antusias, dan ada yang kurang bersemangat menerima pelajaran. Fasilitas pembelajaran di SD Negeri Sidorejo Lor 04 sudah cukup memadai, sudah adanya Lab Komputer dan ruang kelas yang luas untuk menampung siswa yang banyak. Sarana pembelajaran seperti buku-buku dan kebutuhan penunjang lain seperti alat perga sudah terpenuhi dengan baik. Namun, kurang dimanfaatkan dengan baik. Adapun tenaga mengajar di SD Negeri Sidorejo Lor 04 berjumlah 16 orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, guru kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1 guru, 1 guru Olahraga, 1 guru Agama Islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru Agama Katolik, 1 guru Bahasa Inggris, 2 TU, 1 Penjaga Sekolah dan 3 guru Wiyata Bakti. 4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan / PraSiklus Kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan di SD Negeri Sidorejo Lor 04 berdasarkan nilai data hasil ulangan Matematika siswa kelas V menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 68 39

40 terdapat 15 orang siswa yang belum tuntas dan 12 siswa tuntas KKM. Dari hasil observasi beberapa siswa yang tidak tuntas dalam mata pelajaran Matematika dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang masih menggunakan model pembelajaran yang cenderung masih berpusat pada guru sehingga keterlibatan aktif dari siswa kurang, hal inilah yang membuat peneliti merasa perlu melakukan tindakan guna meningkatkan hasil belajar Matematika siswa di kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Kategori Keterangan Frekuensi Persen (%) Tuntas 68 12 44 Belum tuntas <68 15 56 Jumlah 27 100 Rata-rata 65 Minimal 50 Maksimal 80 Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari nilai Pra Siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 68) sebanyak 12 orang siswa dengan presentase 56 %, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 orang siswa dengan presentase 44 %. Dengan nilai rata-rata nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.1 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

41 Tuntas Tidak Tuntas 44% 56% Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus Rendahnya hasil belajar Matematika siswa dipengaruhi oleh tingkat kemampuan siswa memahami materi yang disajikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Selain itu proses pembelajaran Matematika kurang menekankan siswa untuk aktif dalam menemukan konsep Matematika. Faktor dari guru dikarenakan, guru kurang memiliki keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif saat pembelajaran atau selalu menggunakan pembelajaran yang monoton serta media yang kurang dimanfaatkan dengan baik, sedangkan faktor dari siswa dikarenakan kemampuan siswa dalam memahami materi dan memecahkan suatu persoalan matematika kurang mendapat tindak lanjut dari guru. Kedua faktor tersebut menjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif. Faktor tersebut menyebabkan siswa dalam memahami materi menjadi kurang maksimal dan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan data hasil belajar pada mata pelajaran Matematika yang rendah dari peserta didik kelas V di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di atas, peneliti melakukan Penelitian Tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran Matematika yang akan dilakukan dalam 2 siklus. 4.2.2 Pelaksanaan Siklus 1 4.2.2.1 Perencanaan Tindakan

42 Setelah diperoleh data pada Pra Siklus, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1, peneliti merancang persiapan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) sebelum melaksanakan tindakan. Pada Siklus 1 dilakukan dua tahap pengajaran yang akan dilaksanakan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Februari 2014 dengan materi pembelajaran menghitung perkalian berbagai bentuk pecahan, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Februari 2014 dengan materi pembelajaran menghitung pembagian berbagai bentuk pecahan. Sebelum dilakukan tindakan peneliti melakukan persiapan dengan penjabaran sebagai berikut : 1) Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas V semester II yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan. 3) Menyusun skenario pembelajaran NHT. 4) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. 5) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian. 6) Menyiapkan alat evaluasi serta lembar kerja kelompok. 4.2.2.2 Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 mata pelajaran Matematika dengan materi pokok perkalian dan pembagian bilangan pecahan. Prosedur pelaksanaannya melalui tahap-tahap sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan yaitu sebagai berikut : 1. Pertemuan 1 A. Kegiatan Awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan siswa untuk menyiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan awal guru membuka dengan mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa

43 bersama dan mengabsen siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang perkalian pecahan. Guru menginformasikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dapat meghitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran, siswa dapat menghitung perkalian pecahan biaasa dengan pecahan desimal, dan siswa dapat menghitung pecahan campuran dengan pecahan persen dan sebaliknya dengan benar. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran NHT. B. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru menjelaskan mengenai cara mengerjakan perkalian berbagai bentuk pecahan dengan menggunakan kartu bilangan yang berisi soal perkalian pecahan sebagai alat peraga. Guru menunjuk 1 orang siswa untuk maju ke depan kelas mengerjakan 1 contoh latihan soal tentang perkalian berbagai bentuk pecahan. Kemudian membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen. Siswa berkumpul bersama kelompoknya, dan diberikan number head oleh guru dengan warna yang berbeda setiap kelompok. Siswa diminta mengerjakan Lembar Kerja Kelompok yang telah disiapkan oleh guru sebelumya. Siswa diminta berdiskusi menyatukan pendapatnya dan memastikan tiap anggota dari kelompok mengetahui jawaban atas persoalan yang diberikan oleh guru. Guru mengambil nomor siswa secara acak, kemudian siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu yang sudah diambil untuk maju ke depan kelas menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Guru bersama dengan siswa mengecek hasil jawaban siswa. Siswa dari kelompok lain yang mempunyai pendapat atau jawaban berbeda diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang menjawab dengan benar dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum menjawab dengan benar. C. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup pada pertemuan 1 siklus 1 meliputi pembahasan kegiatan pembelajaran dan melaksanakan evaluasi. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dan diakhiri dengan guru memberikan penguatan, kemudian siswa mengerjakan lembar evaluasi.

44 2. Pertemuan 2 A. Kegiatan Awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan siswa untuk menyiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan awal guru membuka dengan mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama dan mengabsen siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang perkalian pecahan. Guru menginformasikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dapat menghitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran, siswa dapat menghitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal, dan dapat menghitung pembagian pecahan campuran dengan pecahan persen dan sebaliknya dengan benar. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran model NHT. B. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru menjelaskan mengenai cara mengerjakan pembagian berbagai bentuk pecahan dengan menggunakan kartu bilangan yang berisi soal pembagian berbagai bentuk pecahan sebagai alat peraga. Guru menunjuk 1 orang siswa untuk maju ke depan kelas dan mengerjakan 1 contoh latihan soal tentang pembagian pecahan. Kemudian membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen. Siswa berkumpul bersama kelompoknya, dan diberikan number head oleh guru dengan warna yang berbeda setiap kelompok. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Kelompok yang berisi tentang pembagian berbagai bentuk pecahan yang harus dikerjakan. Siswa diminta berdiskusi menyatukan pendapatnya dan memastikan tiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban atas persoalan yang diberikan oleh guru. Kelompok memastikan bahwa jawaban hasil diskusi diketahui dan disepakati semua anggota kelompok. Guru mengambil nomor secara acak, siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu yang sudah diambil oleh guru untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Guru bersama dengan siswa mengecek hasil jawaban siswa. Siswa kelompok lain yang mempunyai pendapat

45 atau jawaban berbeda diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang menjawab dengan benar dan memberii motivasi kepada kelompok yang belum menjawab dengan benar. C. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup pada pertemuan 2 siklus 1 meliputi pembahasan kegiatan pembelajaran dan melaksanakan evaluasi. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dan diakhiri dengan guru memberikan penguatan, kemudian siswa mengerjakan lembar evaluasi. 4.2.2.3 Hasil Tindakan Siklus 1 a. Hasil Belajar Peserta Didik Setelah pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus 1 selesai dilaksanakan, diakhir tiap pertemuan 1 dan 2 pada pembelajaran dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran Matematika. Dari hasil tes evaluasi yang telah dilakukan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai siswa. Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 27 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM 68) terdapat 12 orang siswa, sedangkan 15 orang siswa masih dibawah ketuntasan. Hasil nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan tindakan mengalami peningkatan pada siklus 1 pertemuan 1, dari jumlah 27 atau 100% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM 68) terdapat 16 siswa atau 59% siswa, sedangkan 11 siswa atau 41% siswa masih dibawah ketuntasan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan hingga siklus 1 dilakukan. Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 pertemuan 1 Kategori Keterangan Frekuensi Persen (%) Tuntas 68 16 59 Belum tuntas < 68 11 11

46 Jumlah 27 100 Rata-rata 68,8 Nilai Maksimal 80 Nilai Minimal 53 Pada pertemuan 2 mengalami peningkatan hasil belajar dari pertemuan 1, siswa yang tuntas KKM 68 terdapat 19 orang siswa, sedangkan yang belum mengalami ketuntasan 8 orang siswa orang. Akan tetapi ketuntasan tersebut belum sesuai dengan indikator kinerja hasil belajar Matematika yang ditentukan oleh peneliti. Belum tercapainya indikator kinerja yang telah ditentukan pada hasil belajar Matematika menyebabkan perlunya diadakan tindak lanjut pada siklus berikutnya yaitu siklus 2 dengan memperhatikan hasil dari siklus 1 dan evaluasi bersama antara peneliti dengan observer. Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Pertemuan 2 Kategori Keterangan Frekuensi Persen (%) Tuntas 68 19 70 Belum tuntas < 68 8 30 Jumlah 27 100 Rata-rata 75 Nilai Maksimal 80 Nilai Minimal 53 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika belum maksimal, namun sudah mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari banyak siswa yang belum mencapai KKM terdapat 70% atau 19 orang siswa yang tuntas dan 8 orang siswa atau 30% yang belum tuntas dalam pembelajaran Matematika.

47 tuntas tidak tuntas 30% 70% Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 b.hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Rekapitulasi Pengamatan Kinerja Guru Siklus 1 No Pertemuan Hasil Penilaian Observer Kategori 1 1 107 Baik 2 2 113 Baik Jumlah 218 Rata-rata 109 Baik Tabel 4.4 mendeskripsikan bahwa hasil analisis observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan 1 yang dinilai oleh observer berjumlah 107 masuk dalam kategori baik, hal ini di karenakan guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dirancang, guru menjelaskan langkah-langkah NHT terlebih dahulu, meneumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, dan membimbing kelompok dalam berdiskusi kelompok. Namun, belum mengoptimalkan model NHT dalam pembelajaran dalam hal pembagian kelompok dan pembagian Lembar Kerja Kelompok belum memenejemen waktu. Hasil analisis observasi kinerja guru

48 siklus 1 pertemuan 2 berjumlah 113 masuk dalam kategori baik. Hal dikarenakan guru sudah mempersiapkan pembelajaran dengan lebih baik, dan mempelajari RPP sebelum mengajar, guru menjelaskan materi dengan bantuan alat peraga pada kertas bilangan dengan baik, dan memenejemen waktu. Sehingga guru bisa membuat model NHT lebih tercermin dalam pembelajaran. Dari penilaian pada pertemuan 1 dan 2 oleh observer diperoleh rata-rata hasil kinerja guru sebesar 109 masuk dalam kategori baik, yang berarti masih ada beberapa aspek observasi kinerja guru yang belum terlaksana secara optimal meskipun terdapat peningkatan hasil kinerja guru disetiap pertemuan. Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi aktifitas siswa dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus 1 No Pertemuan Hasil Penilaian Observer Kategori 1 1 83 Baik 2 2 87 Sangat Baik Jumlah 170 Rata-rata 85 SangatBaik Tabel 4.5 mendeskripsikan bahwa hasil analisis observasi aktifitas siswa siklus 1 pertemuan 1 yang dinilai oleh observer berjumlah 83 masuk dalam kategori baik hal ini terjadi karena siswa merasa antusias dengan model NHT yang baru bagi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah cukup aktif, walaupun ada yang beberapa belum mengikuti pembelajaran dengan baik. Hasil analisis observasi aktifitas siswa siklus 1 pertemuan 2 berjum lah 87 masuk dalam kategori sangat baik. Dari penilaian pada pertemuan 1 dan 2 oleh observer diperoleh rata-rata hasil aktifitas siswa sebesar 85 masuk dalam kategori sangat baik, hal ini dikarenakan hampir seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa merasa senang dan tertantang dengan model NHT yang dilaksanakan.

49 Meskipun sudah ada dalam kategori sangat baik masih ada beberapa aspek observasi aktivitas siswa yang perlu ditingkatkan lagi. c.refleksi Berdasarkan analisis hasil tes pada akhir siklus 1 terdapat 19 orang siswa yang tuntas dan 8 orang siswa belum tuntas belajar. Hal ini dikarenakan pada pertemuan 1 siklus 1, siswa merasa antusias dengan kegiatan pembelajaran yang baru untuk siswa. Hanya dalam pembagian kelompok, siswa ramai karena harus mencari kelompoknya. Siswa masih belum terbiasa membagi kelompok dengan berhitung. Karena mengerjakan secara cepat kadang siswa kurang teliti dalam menjawab. Meski siswa antusias mengikuti pembelajaran, namun ada salah satu siswa yang tidak mau bekerjasama dalam timnya. Siswa tersebut hanya duduk sendiri dan tidak mau bekerjasama dengan kelompoknya. Agar siswa tersebut ikut aktif dalam pembelajaran. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 antara lain dengan cara: 1. Dalam pembagian kelompok, sebaiknya ada batasan waktu. 2. Perlu adanya variasi dalam pembagian kelompok. 3. Memberikan motivasi kepada siswa yang belum mau bekerja sama dalam kelompoknya. 4. Dalam kegiatan belajar menggunakan model NHT dibuat lebih menekankan kompetisi antar kelompok. 2. Perencanaan Siklus 2 a. Perencanaan Tindakan Pada siklus 2, sebelum melakukan pembelajaran maka perlu dipersiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sama halnya dengan siklus 1, siklus 2 dilakukan melalui 2 pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 3 Maret 2014 dengan materi pembelajaran memecahkan masalah seharihari yang berhubungan dengan perbandingan. Dimana dalam setiap pertemuan dilakukan persiapan yakni meninjau ulang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya. Dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus 1, maka perencanaan perbaikan yang telah dibuat dikaji ulang dan

50 didiskusikan sehingga pembelajaran pada siklus 2 dapat terlaksana dengan lebih baik. Adapun persiapan pada siklus 2 ini meliputi kegiatan mempersiapkan RPP, lembar observasi, dan alat peraga yang akan digunakan serta sarana dan prasarana lainnya yang menunjang pembelajaran. Selain itu dalam setiap pertemuan perlu diadakan refleksi akhir pertemuan yang dilakukan oleh guru serta peneliti. Hal ini dimaksudkan agar segala kendala dalam setiap pertemuan dapat didiskusikan guna mendapatkan solusi terkait permasalahan tersebut. b. Pelaksanaan Siklus 2 Setelah perencanaan tersusun dengan baik, maka tindakan selanjutnya adalah melaksanakan prosedur sebagai berikut. 1. Pertemuan 1 A. Kegiatan Awal Pada pertemuan 1 siklus 2, dilakukan setelah perencanaan selesai dilakukan. Setelah semua persiasapan telah selesai dilakukan maka pada sebelum pertemuan 1 dilaksanakan, mengkondisikan seluruh siswa untuk dapat mengikuti pelajaran. Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam, melakukan absensi, dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru menginformasikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran siswa mapu memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan perbandingan. Kemudian Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT. B. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi mengenai cara memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan perbandingan. Guru menggunakan bendera kertas, pensil, kelereng, dan gambar sebagai alat peraga perbandingan jumlah dan selisih. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan kelas dan mengerjakan 1 contoh soal. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen. Guru memberikan Number Head kepada masing-masing anggota kelompok dengan warna yang berbeda-beda tiap kelompok. Siswa dalam kelompok diberikan lembar kerja kelompok mengenai perbandingan dalam mencari jumlah dan perbandingan dalam mencari beda atau selisih. Siswa dalam

51 kelompok berpikir bersama dan bekerjasama untuk mendapatkan jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Kemudian siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu secara acak, kemudian siswa dalam kelompok sesuai warna berdiri dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Bersama-sama dengan guru mengecek hasil jawaban siswa. Siswa kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda diberikan kesempatan untuk mengungkapkan hasil diskusinya. C. Kegiatan Penutup Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan dan melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab dengan benar. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 2 pertemuan 1. 2.Pertemuan 2 A. Kegiatan Awal Pada pertemuan 2 siklus 2, dilakukan setelah perencanaan selesai dilakukan. Setelah semua persiapan telah selesai dilakukan, sebelum pertemuan 2 dilaksanakan guru sebagai pengajar mengkondisikan seluruh siswa untuk dapat mengikuti pelajaran. Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam, melakukan absensi, dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru menginformasikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran siswa dapat memecahkan masalah seharihari yang berhubungan dengan perbandingan pengukuran skala dengan benar, kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran NHT. B. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai cara memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan perbandingan pengukuran skala. Guru menggunakan gambar peta, dan gambar sebagai alat peraga. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan kelas dan mengerjakan 1 contoh litihan soal. Setelah itu, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen. Guru memberikan Number Head kepada masing-

52 masing anggota kelompok dengan warna yang berbeda-beda tiap kelompok.siswa dalam kelompok diberikan lembar kerja kelompok mengenai menggunakan pecahan dalam masalah skala. Siswa dalam kelompok berpikir bersama dan bekerjasama untuk mendapatkan jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Kemudian siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu secara acak, kemudian siswa dalam kelompok sesuai warna berdiri dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Bersama-sama dengan guru mengecek hasil jawaban siswa. Siswa kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda diberikan kesempatan untuk mengungkapkan hasil diskusinya. C. Kegiatan Penutup Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah menjawab dengan benar. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 2 pertemuan 2. c. Hasil Tindakan Siklus 2 a. Hasil Belajar Peserta Didik Hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04 diperoleh melalui tes evaluasi yang diberikan tiap akhir pertemuan.pada siklus 2 pembelajaran telah dapat berjalan dengan baik yang telah digambarkan pada lembar observasi. Hasil tes evaluasi dari siklus 2 pertemuan 1 dan 2 menunjukan adanya kenaikan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar (KD) menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. Melalui tes evaluasi dapat dinilai tingkat keberhasilan siswa melalui nilai yang diperoleh. Hasil nilai yang diperoleh siswa pada siklus 2 pertemuan 1 terdapat 23 orang siswa tuntas (KKM 68) dan 4 orang siswa masih belum tuntas. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan hingga siklus 1 dilakukan.

53 Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 pertemuan 1 Kategori Keterangan Frekuensi Persen (%) Tuntas 68 23 85 Belum tuntas < 68 4 15 Jumlah 27 100 Sedangkan pada pertemuan 2 terdapat 25 orang siswa tuntas dan 2 orang siswa tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat menunjukan bahwa model NHT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh peneliti Tabel 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Pertemuan 2 Kategori Keterangan Frekuensi Persen (%) Tuntas 68 25 92 Belum tuntas < 68 2 8 Jumlah 27 100 Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus sebelumnya. Ketuntasan belajar siswa perolehan nilai pada Siklus 2 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=68) sebanyak 25 siswa dengan presentase 92%, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak siswa dengan presentase 8%. Berdasarkan Ketuntasan belajar siswa pada pada tabel 4.7 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut.

54 Tidak Tuntas 8% Gambar 4.3 Presentase Ketuntasan Belajar Matematika Siklus 2 b. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat sebagai berikut Tuntas 92% Tabel 4.8 Rekapitulasi Pengamatan Kinerja Guru Siklus 2 No Pertemuan Hasil Penilaian Observer Kategori 1 1 109 Baik 2 2 115 Sangat Baik Jumlah 234 Rata-rata 117 Sangat Baik Tabel 4.8 mendeskripsikan bahwa hasil analisis observasi kinerja guru siklus 2 pertemuan 1 yang dinilai oleh observer berjumlah 109 masuk dalam kategori baik, hal ini dikarenakan guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaan kooperatif tipe NHT dengan optimal. Guru mampu membuat kelas menjadi kondusif dan siswa bersemangat mengikuti pembelajaran. Hasil analisis observasi kinerja guru siklus 2 pertemuan 2 berjumlah 115 masuk dalam kategori sangat baik, hal ini dikarenakan guru mampu memcerminkan model NHT dalam pembelajaran dengan maksimal dan sesuai dengan RPP. Dari penilaian pada pertemuan 1 dan 2 oleh observer diperoleh rata-rata hasil kinerja guru sebesar 117 masuk dalam kategori sangat

55 baik, yang berarti secara umum aspek observasi kinerja guru yang sudah terlaksana secara optimal didukung dengan peningkatan hasil kinerja guru disetiap pertemuan. Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi aktifitas siswa dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus 2 No Pertemuan Hasil Penilaian Observer Kategori 1 1 88 Sangat Baik 2 2 90 Sangat Baik Jumlah 178 Rata-rata 89 Sangat Baik Tabel 4.9 mendeskripsikan bahwa hasil analisis observasi aktifitas siswa siklus 2 pertemuan 1 yang dinilai oleh observer berjumlah 88 masuk dalam kategori sangat baik, hal ini dikarenakan siswa mulai terbiasa dengan model NHT sehingga membuat siswa belajar tanpa beban. Seluruh siwa aktif dan berkompetisi dengan baik. Hasil analisis observasi aktivitas siswa siklus 2 pertemuan 2 berjumlah 90 masuk dalam kategori sangat baik. Hal ini dikarenakan seluruh siswa terlibat aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa merasa senang dengan model Number Heads Together yang dilaksanakan. Dari penilaian pada pertemuan 1 dan 2 oleh observer diperoleh rata-rata hasil kinerja guru sebesar 89 masuk dalam kategori sangat baik. Secara umum beberapa aspek observasi aktivitas siswa yang sudah terlaksana secara optimal. c. Refleksi Berdasarkan analisis hasil tes pada akhir siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar Matematika hal ini terlihat 25 siswa dari 27 siswa tuntas belajar atau ketuntasan belajar mencapai 93% dan hanya 2 siswa yang tidak tuntas atau 7%.

56 Hasil belajar siswa yang meningkat dikarenakan dalam siklus 2, peneliti melakukan persiapan yang lebih baik. Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti mendiskusikan hasil refleksi dari siklus 1 untuk membuat persiapan kegiatan belajar pada siklus 2. Pada pertemuan 1 pada siklus 2 siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran model NHT. siswa merasa antusias dengan model pembelajaran NHT. Pada pertemuan 2 siklus 2 persiapan lebih matang lagi. Dari refleksi siklus 1 dan pertemuan 1 siklus 2, kegiatan pembelajaran pada pertemuan siklus 2 menjadi lebih baik. karena adanya persaingan dalam memperoleh poin sebanyakbanyaknya untuk masing-masing tim. sehingga siswa terpacu untuk bekerjasama dengan baik demi tercapaianya tujuan kelompok. 4.3 Analasis Data 4.3.1 Pra Siklus Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar Matematika kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga masih rendah dari KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 68. Dari 27 siswa, 15 belum mencapai target ketuntasan dan 12 siswa sudah mencapai target ketuntasan. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru masih konvensional. 4.3.2 Siklus 1 Setelah diperoleh data pada Pra Siklus mendeskripsikan hasil belajar siswa pada siklus 1 dari ke 27 dan dilakukan tindakan, siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 8 orang siswa, sedangkan 19 orang siswa mengalami ketuntasan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan hingga siklus 1 dilakukan, dengan demikian dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas.akan tetapi ketuntasan tersebut belum sesuai dengan indikator kinerja hasil belajarmatematika yang ditentukan oleh peneliti. Belum tercapainya indikator kinerja hasil belajar Matematika menyebabkan perlunya diadakan tindak lanjut pada siklus berikutnya yaitu siklus 2 dengan memperhatikan hasil dari siklus 1 dan evaluasi bersama antara peneliti dan guru. Dapat lebih jelas dilihat pada tabel

57 Tabel 4.10 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Kategori Keterangan Frekuensi Persen (%) Tuntas 68 19 70 Belum Tuntas < 68 8 30 Jumlah 27 100 Rata-rata 75 Nilai Maksimal 80 Nilai Minimal 53 Pada siklus 1 ini mengalami peningkatan dari Pra Siklus yaitu dari 27 orang siswa terdapat 8 orang tidak tuntas belajarnya atau 30%, sedangkan yang telah mencapai KKM 19 orang siswa atau 70%. 4.3.2 Siklus 2 Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Number Heads Together pada siklus 2 didapat hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Kategori Keterangan Frekuensi Persen (%) Tuntas 68 25 92 Belum tuntas < 68 2 8 Jumlah 27 100 Rata-rata 80 Nilai Maksimal 100 Nilai Minimal 60

58 Mengacu dari tabel 4.11 nilai Matematika pada siswa kelas V di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus 2 dapat dilihat dari ke 27 siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 2 siswa, yaitu yang mendapatkan nilai 60. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 dilakukan, dengan demkian dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan tersebut sudah sesuai dengan indikator kinerja hasil belajar Matematika yang ditentukan oleh peneliti. Dari jumlah 27 siswa terdapat 25 orang siswa atau 92% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 2 orang siswa atau 8% belum mencapai ketuntasan. Hasil yang diperoleh pada siklus 2 mengalami peningkatan dibanding siklus 1. Ketuntasan hasil prestasi belajar siswa pada siklus 2 dapat menunjukan bahwa model NHT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh peneliti. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika setelah diterapkan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.12 yaitu nilai pada kondisi prasiklus, nilai pada siklus 1 dan nilai pada siklus 2. Tabel 4.12 Rekapitulasi Kenaikan Nilai Matematika Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Siswa Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04 Tahun Pelajaran 2013/2014 No Kondisi Tidak Tuntas Jumlah Siswa Persentase (%) Jumlah Siswa Tuntas Persentase (%) 1 Pra Siklus 15 56 12 44 2 Siklus 1 8 30 19 70

59 No Kondisi Tidak Tuntas Jumlah Siswa Persentase (%) Jumlah Siswa Tuntas Persentase (%) 3 Siklus 2 2 7 25 93 Peningkatan ketuntasan belajar pada kondisi pra siklus, siklus 1 hingga siklus 2 digambarkan dalam diagram batang berikut 30 25 20 15 10 5 0 Pra Siklus Siklus 1 siklus 2 tuntas tidak tuntas Gambar 4.4 Diagram Batang Tingkat Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04 Tahun Pelajaran 2013/2014 Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum diberikannya tindakan hingga diberikan siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan pada pra siklus hingga ke siklus pertama terjadi hingga 26% dengan jumlah siswa pada pra siklus terdapat 12 orang siswa tuntas dan 15 orang siswa tidak tuntas belajarnya sedangkan pada siklus 1 jumlah siswa yang tidak tuntas menurun menjadi 8 orang siswa atau 30% dari 27 orang siswa 100%. Kemudian dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan hingga 23% dengan siswa yang tidak tuntas menjadi 2orang siswa. Jika dibandingkan dari kondisi pra siklus hingga siklus 2 maka terjadi peningkatan sebesar 51%. Adanya peningkatan nilai menyebabkan siswa kelas V mengalami ketuntasan belajar 92% dengan jumlah siswa 25 dari 27 siswa seluruhnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran NHT membuat seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Pengembangan pembelajaran kooperatif

60 menumbuhkan sinergi yang muncul melalui kerjasama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada melalui lingkungan kompetitif individual. Kelompok-kelompok sosial integrative memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kelompok yang dibentuk secara berpasangan. Siswa merasa senang karena dalam pembelajaran kooperatif ini mereka dituntut untuk bekerja sama dalam mengerjakan soal atau memecahkan suatu permasalahan yang mencerminkan aspek saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama, untuk mencapai tujuan bersama dalam kelompok diperlukan keterampilan sosial melalui komunikasi antar anggota yang dilakukan secara bertatap muka satu dengan yang lainnya dan berinteraksi secara langsung, namun walaupun bekerja secara berkelompok setuap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap hasil anggota kelompok. Selanjutnya proses evaluasi kelompok dilakukan untuk mengevaluasi kerja kelompok dari hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan baik. Adanya permainan dalam bentuk team membuat siswa berkompetisi untuk memenangkan permainan tersebut. Motivasi guru juga mampu menambahkan semangat siswa, yel-yel membuat siswa senang dan tidak ada beban maupun rasa takut dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Matematika. Penghargaan berupa hadiah yang diberikan pada tim yang menjawab dengan benar. Menumbuhkan persaingan antar tim untuk menjadi pemenang. Dengan suasana yang kondusif tentu mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan paparan hasil penelitian, penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT pada mata pelajaran Matematika terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04 Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dalam pembelajaran Matematika bagi siswa kelas V Semester II SD Negeri Sidorejo Lor 04 Tahun Pelajaran 2013/2014 selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muntasip (2012), M.Nafik (2012), dan Ananta (2011) dapat mengatasi permasalahan hasil belajar rendah pada mata pelajaran Matematika dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together.