BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kurang lebih 3 km. SD Negeri Jebengsari terletak diujung utara Desa Salaman. SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 < 60 Tidak Tuntas 9 56,25 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Trimulyo yang terletak di Dusun Kalisat Rt 06 Rw 06 Desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. SD Negeri 3 Trimulyo memiliki enam kelas dari kelas I sampai kelas VI dengan jumlah siswa 131 siswa yang terdiri dari 69 siswa laki-laki dan 62 siswa perempuan. Memiliki 6 guru kelas yang PNS, 1 guru PAI yang sudah PNS, 3 guru wiyata bakti, 1 kepala sekolah yang mengampu dan 1 penjaga sekolah yang masih wiyata bakti. Siswa kelas I berjumlah 24 siswa, siswa kelas II berjumlah 21 siswa, siswa kelas III berjumlah 24 siswa, siswa kelas IV berjumlah 23 siswa, siswa kelas V berjumlah 16 siswa dan siswa kelas VI berjumlah 22 siswa. Jumlah siswa kelas IV ada 23 siswa dengan rincian siswa laki-laki 13 siswa dan siswa perempuan 10 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada mata pelajaran matematika materi pecahan masih kurang dari KKM=70. Siswa hanya mampu mencapai rata-rata 57. Hal ini ditunjukkan dari Persentase hasil evaluasi siswa yaitu dari 23 siswa hanya 7 siswa (30,44%) dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 16 siswa (69,56%) dari jumlah siswa belum mencapai nilai dari KKM=70. Maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus. Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun 2011/2012 yang berjumlah 23 siswa pada pembelajaran Matematika, terlihat 46

47 bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada mata pelajaran Matematika yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 70. Dengan demikian diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian, dapat di lihat dari tabel 4 berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Pada Pra Siklus No Kategori ketuntasan skor Jumlah siswa Persentase belajar siswa 1 Tuntas 70 7 30,44% 2 Tidak tuntas < 70 16 69,56% Jumlah 23 100% Dari tabel 4.1 diatas ketuntasan belajar matematika tentang pecahan yang dicapai siswa hanya sebesar 30,44% (7 siswa) dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 69,56 % (16 siswa) dari seluruh siswa (23 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM (70). nilai ketuntasan belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini : Gambar 4.1 Diagram distribusi ketuntasan belajar matematika tentang pecahan Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Pra Siklus. tidak tuntas, 69.5 6% tuntas tuntas, 30.4 4% tidak tuntas Hasil Ketuntasan belajar siswa SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilainya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) sebanyak 16 siswa atau 69,56%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,44%.

48 Berdasarkan penelitian sebelumnya, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh metode yang sering diterima siswa dalam pembelajaran sering menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah mengakibatkan peserta didik tidak antusias dalam menjawab pertanyaan guru, dan rasa takut untuk bertanya tentang materi pelajaran. Diperoleh data hasil belajar siswa yang masih rendah dari siswa kelas IV di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Untuk itu, dalam penelitian di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, menggunakan Pendekatan Matematika Realistik guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, yang akan dilakukan dalam dua siklus. 4.1.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus guru membuat perencanaan untuk memperbaiki pembelajaran di siklus 1 materi pecahan dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik. siklus 1 dilaksanankan selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan, membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. RPP dapat dilihat pada lampiran 2. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi a. Implementasi Tindakan Siklus 1 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal. Kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

49 Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan motivasi dengan menanyakan pada siswa tentang pengalamannya makan apel. Pada kegiatan inti siswa diberi permasalahan bagaimana cara membagi 1 apel untuk 2 orang kemudian siswa menjelaskan cara membaginya dan menyebutkan berapa bagian yang didapat masing-masing orang dan menuliskan dalam bentuk bilangan pecahan di papan tilis, siswa di bagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok 3-4 siswa,guru membagikan lembar kerja kelompok, siswa melekukan percobaan membagi benda-benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal pekerjaan rumah. Pertemuan 2 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya dan membahas pekerjaan rumah. Kegiatan inti guru memberikan permasalahan tentang 2 buah potongan roti dari 2 buah roti yang (satu roti di bagi menjadi 3 bagian dan yang satu di bagi menjadi 4 bagian), siswa menuliskan nilai masing-masing potongan roti dalam bentuk pecahan, dan membandingkan pecahan tersebut, guru memberikan penjelasan tentang tanda lebih besar, lebih kecil dan sama dengan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa, siswa mengerjakan lember kerja kelompok, siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa.

50 Pertemuan 3 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru menggali pengetahuan siswa tentang nilai pecahan dan perbandingan pecahan, siswa diminta mengerjakan soal-soal letihan tentang nilai pecahan dan perbandingan pecahan secara individu, guru dan siswa membahas hasil kerja siswa Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilain kepada siswa. b. Observasi Pada saat Pembelajaran siklus 1 berlangsung, peneliti meminta Observer (guru kelas IV) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru (terlampir) yang telah disediakan. Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada Siklus 1,tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Meskipun perbedaan yang terjadi belum begitu besar, namun setidaknya ada perubahan reaksi siswa terhadap materi pembelajaran menggunakan matematika realistik. Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap alat peraga yang digunakan sehingga mereka lebih termotivasi. Antusiasme siswa memacu mereka untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan lembar observasi, saran dan kritik yang diberikan observer pada Siklus 1, maka peneliti melakukan refleksi terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian. 3. Refleksi Siklus 1 Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, upaya peningkatan guru dalam meningkatkan pembelajaran baik proses maupun hasilnya dapat meningkatkan daya serap siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati difokuskan pada kegiatan guru dan siswa.

51 a. Keberhasilannya 1. Rancangan pembelajaran lebih terprogram. 2. Aktivitas siswa lebih menonjol. 3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. b. Kekurangannya 1. Penjelasan guru terlalu cepat. 2. Kurangnya bimbingan dari guru pada saat siswa melaksanakan kerja kelompok. 3. Siswa masih ragu-ragu dalam bertanya tentang kesulitannya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Peneliti bersama observer merefleksi hasil pembelajaran pada siklus 1. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian yang menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dan di peroleh tingkat ketuntasan belajar siklus 1 pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 1 No Kategori ketuntasan skor Jumlah siswa Persentase belajar siswa 1 Tuntas 70 18 70,26% 2 Tidak tuntas < 70 5 21,74% Jumlah 23 100% Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 78,26 % dari jumlah seluruh siswa (23 siswa ) dan 21,74 % dari seluruh siswa (23 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini ; Gambar 4.2 Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 1 tidak tuntas, 21. 74% tuntas, 78. 26% tuntas tidak tuntas

52 Berdasarkan distribusi nilai tes dan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus dan siklus 1, ada peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran matematika realistik terbukti pada siklus 1 hasil belajar siswa yang tuntas sebesar 78,26 % hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 157% dari ketuntasan belajar pada pra siklus yang hanya 21,74%, rata-rata nilai siswa pada siklus 1 juga meningkat dari 57 pada pra siklus menjadi 76. Walaupun sudah terjadi peningkatan prestasi belajar pada siklus 1 akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan yang harus di perbaiki berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru adapun hal yang perlu diperbaiki adalah sebagai berikut : 1. Usaha guru untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran 2. Usaha guru untuk membimbing pelaksanaan diskusi maupun pada saat presentasi kelompok. 3. Usaha guru untuk membimbing dalam menyimpulkan hasil diskusi kelompok siswa. 4. Memotivasi siswa untuk yakin dalam bertanya,berpendapat atau jika mendapatkan kesulitan. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1 maka perlu adanya perbaikan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada siklus 2 agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal. Dengan cara lebih mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dari pada hanya menjawab pertanyaan dari guru. Refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran matematika melalui PMR. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menerapkan PMR mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya menjalankan perannya sebagai fasilitator, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami karena dalam pembelajaran siswa menemukan sendiri tentang materi yang di pelajari.

53 Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari PMR. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa tuntas dengan KKM 70 dapat dicapai oleh 78% dari seluruh siswa. Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut: A. Kelebihan 1. Dalam pelaksanaan pembelajaran terarah dengan baik karena memang sudah diprogramkan dengan baik. 2. Dalam kegiatan pembelajaran terasa lebih hidup karena siswa belajar lebih leluasa. 3. Siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran yang dilaksanakan karena mereka merasa proses belajar dilakukan sambil bermain. 4. Bermanfaat karena dapat menumbuhkan dan memupuk keberanian siswa saat berada dalam proses belajar dikelas, yang dulunya tidak mau menjawab menjadi mau menjawab, mereka juga merasa percaya diri menyampaikan pendapatnya didepan kelas melalui presentasi, dan mengurangi rasa rendah diri. 5. Melatih tanggung jawab siswa dalam keikutsertaanya dalam pelajaran. B. Kekurangan a. Hambatan 1. Mobilitas guru masih kurang dalam memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan. 2. Adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar. b. Penyelesaian 1. Dalam proses pembelajaran perlu adanya persiapan yang benarbenar matang agar pembelajaran terlaksana dengan baik dan optimal. 2. Perlu adanya pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

54 3. Membuat siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar sehingga keterampilan kerjasama kelompok siswa lebih meningkat. 4. Pemberian peringatan kepada siswa yang tanggung jawabnya kurang saat melaksanakan kegiatan belajar. 4.1.3 Diskripsi Pelaksanaan Siklus 2 1. Perencanaan Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus 1 guru membuat perencanaan untuk meperbaiki pembelajaran di siklus 2 pada materi penjumlahan pecahan menggunakan pembelajaran matematika realistik. siklus 2 dilaksanankan selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan, membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. RPP dapat dilihat pada lampiran 3. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a. Pelaksanaan Siklus 2 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari kegiatan awal. kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi dengan Dengan menggunakan 2 buah roti yang masing-masing dibagi menjadi 4 bagian, (satu siswa disuruh mengambil 1 bagian dari roti pertama dan satu siswa lagi mengambil 2 bagian dari roti yang kedua). Pada kegiatan inti guru mengajak siswa menuliskan nilai bilangan pecahan sesuai dengan bagian roti yang diambil, menjelaskan tentang operasi penjumlahan berpenyebut sama, siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-

55 masing kelompok 3-4 siswa, masing-masing kelompok mengerjakan soal-soal yang telah disediakan guru, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. Pertemuan 2 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru menyuruh siswa membagi 2 buah roti masing-masing dibagi menjadi 5 dan 4 bagian, Guru menggali pengetahuan siswa bagaimana cara menjumlahkan 1 dari lima bagian dan 2 dari 4 bagian ( 1 + 2 ), siswa 5 4 dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa, tiap-tiap kelompok mengerjakan soal yang telah disediakan oleh guru, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa. Pertemuan 3 Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya. Kegiatan inti guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, siswa mengerjakan soal-soal latihan, siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa dan guru membahas hasil kerja siswa. Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa.

56 b. Observasi Observasi dilakukan oleh guru kelas IV pada setiap pertemuan dengan hasil : Pada pertemuan 1 Siswa masih banyak kesulitan dalam menyimpulkan hasil kerja kelompok dan masih malu dalam mempresentasikan hasil kerjanya sehingga guru harus lebih membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan memberi motifasi kepada siswa untuk berani berbicara di depan umum.pada pertemuan 2 Sebagian besar siswa sudah berani bertanya tentang materi yang belum paham dan berani menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan. Pada pertemuan 3 Siswa lebih antusias mempresentasikan hasil kerjanya jika dibandingkan dengan pada saat mempresentasikan pertemuan-pertemuan sebelumnya. 3. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, upaya peningkatan guru dalam meningkatkan pembelajaran baik proses maupun hasilnya dapat meningkatkan daya serap siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati difokuskan pada kegiatan guru dan siswa. a. Rancangan pembelajaran lebih terprogram. b. Aktivitas siswa lebih menonjol. c. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. d. Siswa sudah berani bertanya tentang kesulitannya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 guru melakukan penilaian yang menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dengan menggunakan Pendekatan Matenmatika Realistik dan di peroleh tingkat ketuntasan belajar siklus 2 pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini:

57 Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 2 No Kategori ketuntasan skor Jumlah siswa Persentase belajar siswa 1 Tuntas 70 20 86,96% 2 Tidak tuntas < 70 3 13,04% Jumlah 23 100% Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 86,96% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa ) dan 13,04 % dari seluruh siswa (23 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini : Gambar 4.3 Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 2 Berdasarkan data distribusi nilai tes dan ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 mencapai ketuntasan 78,26% dan siklus 2 ketuntasan menjadi 86,96%. Hal ini membuktikan bahwa ada peningkatan ketuntasan siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 219%. tuntas, 86. 96% tidak tuntas, 13. 04% tuntas tidak tuntas Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada siklus 2 ini, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan untuk menemukan sendiri hal-hal yang dipelajari, mengelola waktu pembelajaran dengan lebih baik dan efisien, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Berdasarka hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa terlihat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran, siswa

58 merasa senang dan hampir keseluruhan siswa memiliki keaktifan, konsentrasi dan mampu bekerja sama dengan baik. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Sebelum Tindakan Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, terlihat bahwa sebagian besar siswa yang berjumlah 16 siswa atau dengan presentase 69,56% belum mencapai KKM 70. Sedangkan siswa yang mampu mencapai nilai KKM berjumlah 7 siswa dengan presentase 30,44%. Nilai maksimum yang di peroleh siswa adalah 90 dan nilai minimumnya 30. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan sebesar 57. 2. Siklus 1 Berdasarkan dari hasil analisa data, kegiatan pembelajaran di kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah adanya pendekatan matematika realistik dengan nilai rata-rata 57 sebelum diadakan tindakan dan setelah diadakan tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata menjadi 76. Berarti pembelajaran telah berhasil dan sesuai rencana dengan indikator keberhasilanya > 75%, yaitu jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM=70 ada 18 siswa atau 78,26% dan siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM ada 5 siswa atau 21,74% dengan nilai minimum 40 dan nilai maksimum 100 dengan jumlah siswa kelas IV sebanyak 23 siswa. Masih ada kekurangan-kekurangan sehingga perlu perbaikan dalam sistem pembelajaran pada siklus 2. Meskipun sebagian besar hasil belajar siswa sudah tuntas tetapi dalam kegiatan siklus 1 Penggunaan pendekatan matematika realistik ini masih memiliki kekurangan antara lain : penjelasan guru terlalu cepat, siswa masih ragu-ragu dalam bertanya tentang kesulitannya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Untuk kelebihan pada siklus 1 ini terbukti hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan di atas (KKM = 70). Selain itu siswa menjadi lebih antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,

59 siswa menjadi aktif, terjalinnya kerja sama antar siswa atau kelompok dan kegiatan pembelajaranya lebih hidup dengan adanya pendekatan matematika realistik pembelajaran lebih bermakna. 3. Siklus 2 Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 dapat diperbaiki pada siklus 2. Hasil dari siklus 2, siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata pelajaran Matematika tentang pecahan, dengan nilai rata-rata 82, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100. Siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan KKM=70 ada 20 siswa atau 86,96% dari jumlah siswa sedangkan siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM ada 3 siswa atau 13,04% dari jumlah siswa. Kekurangan pada siklus 1 sudah dapat diperbaiki pada siklus 2, terbukti siswa sudah berani bertanya tentang kesulitan dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dengan demikian dapat dikatakan metode pendekatan metematika realistik yang dilakukan pada materi pecahan untuk siswa kelas IV di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo berhasil dan sesuai tujuan yang diharapkan. Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukan pada tebel Tabel 4.4 Distribusi Perbandingan Hasil Belajar Matematika tantang Pecahan Pada Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Ketuntasan Frek. siswa Persentase (%) Frek. Siswa Persentase (%) Frek. siswa Tuntas ( 70) 7 30,44 18 78,26 20 86,96 Tidak Tuntas (< 70) 16 69,56 5 21,74 3 13,04 Jumlah 23 100 23 100 23 100 Persentase (%) Dari tabel 4.4 diatas terlihat bahwa ketuntasan belajar dari pra sikus ke siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya dicapai oleh 7 anak dari seluruh siswa (23 siswa) yaitu sebesar 30,44 %. Sedangkan pada siklus 1 ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 18 siswa dari seluruh siswa (23 siswa) yaitu sebesar 78,26 %. Hal ini menunjukkan

60 peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siswa yaitu sebesar 157,09 %. Sama halnya pada siklus 2, pada siklus 2 dapat meningkat menjadi 86,96% jadi mengalami kenaikan ketuntasan sebesar 218,52%. Tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat diperjelas dengan diagram batang dibawah ini : Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Pada Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2 Siklus II 13.04% 86.96% Siklus I Pra Siklus 21.74% 78.26% 69.56% 30.44% Tidak Tuntas Tuntas 0.00% 100.00% Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor minimal hasil belajar Matematika tentang Pecahan juga mengalami peningkatan dari hasil pra siklus 30, ke siklus 1 menjadi 40 dan pada siklus 2 menjadi 50. Hasil tersebut dapat dilihat dari grafik perbandingan skor rata-rata hasil belajar Matematika tentang Pecahan berikut ini : Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Minimal Tes Matematika tentang Pecahan Pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 60 50 40 30 20 10 0 50 40 30 Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor Minimal

61 Adapun perolehan skor maksimal juga mengalami peningkatan dari hasil prasiklus sebesar 90 meningkat menjadi 100 pada siklus 1 dan mengalami peningkatan kembali pada siklus 2 sebesar 100. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik perbandingan skor maksimal berikut ini : Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Maksimal Tes Matematika tentang Pecahan Pada Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 102 100 98 96 94 92 90 88 86 84 90 100 100 Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor Maksimal Pada perolehan skor rata-rata juga mengalami peningkatan dari hasil pra siklus 57 pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 76 dan mengalami peningkatan kembali pada siklus 2 menjadi 82. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini : Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Skor Rata-Rata Tes Matematika tentang Pecahan Pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 76 82 57 Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor rata-rata