BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

DIABETES MELLITUS. DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si

KUESIONER PENELITIAN

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

LAMPIRAN 1 KUESIONER

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

40. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: 41. Santoso S. SPSS Versi 10. Jakarta: PT.

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH)

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

KUESIONER PENELITIAN

FOOD COMBINING. Makanan Tepat Awal Tubuh Sehat: Apa yang perlu diketahui, dipertimbangkan, dan dihindari.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BUKU SEHAT DIABETES MELLITUS

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

Daftar Harga Produk Utama

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL

KUESIONER PENELITIAN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

CREATED BY: WINDA DARPIANUR, SKep

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat

Sistem Pencernaan Manusia

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

DATA RIWAYAT HIDUP. : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990

LAMPIRAN 1 58

Definisi Diabetes Melitus

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

lxxxv Lampiran 2 JUDUL PENELITIAN:

Disusun Oleh : Kelompok III

Puasa Bersama MELILEA Greenfield Organic

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Diet Diabetes Mellitus

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

KUESIONER PENELITIAN

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

Daftar Harga Produk Sayuran

Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 November :38 - Terakhir Diubah Senin, 07 Februari :05

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadarglukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan koleh kelenjar pankreassangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orangnormal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dl dan dua jam sesudah makandibawah 140 mg/dl. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebutakan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala bagi penderitadiabetes Mellitus adalah dengan keluhan banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa 126 mg/dl dan kadar gula darah sewaktu 200 mg/dl (Badawi, 2009). 2.1.2. Penyebab Diabetes Mellitus Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah : 1. Usia diatas 45 tahun Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitifitas sel-sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin. 6

7 2. Obesitas atau kegemukan Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu munculnya Diabetes Mellitus. 3. Pola makan Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim. 4. Riwayat Diabetes Mellitus pada keluarga Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus) mempunyai riwayat keluarga Diabetes Mellitus, sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus) sebanyak 57 % berasal dari keluarga Diabetes Mellitus. 5. Kurangnya berolahraga atau beraktivitas Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (Waspadji, 2002). 2.1.3. Tipe Diabetes Mellitus 1. Diabetes Mellitus Tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormone insulin dalam menurunkan kadar glukosa secara alami dengan cara : a. Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati. b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula. c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula. Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati.

8 Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai stabilizer alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormone insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel darah maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat besar sekali. 2. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Dibawah ini terdapat beberapa fakor-faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal tersebut : a. Obesitas. b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat. c. Kurang gerak badan (olahraga). d. Faktor keturunan. Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejalagejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (Soegondo, 2004)..

9 2.1.4. Patofisiologi Diabetes Mellitus Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta dipankreas. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).

10 2.1.5. Komplikasi dari Diabetes Mellitus 1. Impoten atau disfungsi ereksi dan kesemutan dikaki penderita, mampu merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga dapat menyebabkan impoten dan kesemutan. 2. Kerusakan ginjal. 3. Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk). 4. Kebutaan. 5. Serangan stroke. 6. Serangan jantung koroner. 7. Kematian mendadak. 2.1.6.Pengobatan 1. Obat Hipoglikemik Oral Obat hipoglikemik peroral biasanya diberikan kepada penderita Diabetes Mellitus tipe II jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar glukosa. Obat ini kadang biasa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar glukosa dengan baik maka penderita akan memerlukan suntikan insulin. 2. Terapi Insulin Pada penderita Diabetes Mellitus tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus disuntikkan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan. Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya dilengan atau dipaha. (Ramadhan, 2008).

11 2.2 Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan (Ramadhan, 2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001). Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009). Pengaturan diet pada penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus..

12 2.2.1. Jumlah Makanan Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur. a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lainlain. b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju, dan lain-lain. c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan. Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak : Tabel 2.1 Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat (gr) Protein (g) Lemak (g) I 1100 172 43 30 II 1300 192 45 35 III 1500 235 51,5 36,5 IV 1700 275 55,5 36,5 V 1900 299 60 48 VI 2100 319 62 53 VII 2300 369 73 59 VIII 2500 396 80 62 Sumber : Almatsier, 2006

13 Keterangan : - Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk. - Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi. - Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi. 2.2.2 Jenis Bahan Makanan Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus. Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu : 1. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah : a. Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu. b. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tampa kulitnya, susu skim, tempe, tehu dan kacang-kacangan.

14 c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, dierbus dan dibakar. 2. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita Diabetes Mellitus adalah : a. Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis. b. Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-gorengan. c. Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin, dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2007). 2.2.3 Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi Diabetes Mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur yaitu makan pagi, makan siang, makan malam dan snack diantara makan besar dan dilaksanakan dengan interval 3 jam (Waspadji, 2002).

15 Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus Waktu Jadwal Total kalori Pukul 07.00 Makan pagi 20% Pukul 10.00 Selingan 10% Pukul 13.00 Makan Siang 30% Pukul 16.00 Selingan 10% Pukul 19.00 Makan malam 20% Pukul 21.00 Selingan 10% Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kal Waktu Bahan Makanan URT Menu Pagi (07.00) Nasi Ayam Telur Tempe Sayuran A Minyak 1 gls 1 btr 2 ptg sdg 1 sdm Nasi Telur dadar Oseng-oseng tempe sop oyong +tomat Pukul 10.00 Buah 1 ptg sdg Pepaya Siang (13.00) Nasi Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak 1 ½ gls 1 ptg sdg 2 ptg sdg 1 gls ¼ bh sdg 1 sdm Pukul 16.00 Buah 1 bh Pisang Malam (19.00) Nasi Ayam tanpa kulit Tahu Sayuran B Buah Minyak 1 ½ gls 1 ptg sdg 1 bh bs 1 gls 1 ptg sdg 1 sdm Pepaya Sumber : Almatsier, 2006 Keterangan : - gls : gelas - sdm : sendok makan - btr : butir - ptg : potong - sdg : sedang Nilai Gizi : Nasi Pepes ikan Tempe goring Lalap kacang panjang+kol Nanas Nasi Ayam bakar bb kecap Tahu bacem stup buncis + wortel

16 - Energi : 1912 kkal - Protein : 60 g (12,5,% energi total) - Lemak : 48 g (22,5 % enegi total) - Karbohidrat : 299 g (62,5 % energi total) - Kolesterol : 303 mg - Serat : 37 g 2.3 Daftar Bahan Makanan Penukar Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan, yakni : 1. Golongan I : Sumber Karbohidrat 1 Satuan Penukar = 175 kalori 4 gr protein 40 gr karbohidrat Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat Bihun ½ gls 50 Kentang 2 biji sdg 210 Nasi tim 1 gls 200 Nasi ¾ gls 100 Mie kering 1 gls 50 Mie basah 1 gls 100 Singkong 1 ptg sdg 100 Talas ½ biji sdg 200 Ubi 1 biji sdg 150 2. Golongan II : Sumber Protein Hewani a. Rendah Lemak 1 Satuan Penukar = 50 kalori 7 gr protein

17 2 gr lemak Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Rendah Lemak Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40 Daging kerbau 1 ptg sdg 35 Ikan segar 1 ptg sdg 40 Ikan asin 1 ptg sdg 15 Udang segar 5 ekor sdg 25 b. Lemak sedang 1 Satuan Penukar = 75 kalori 7 gr protein 5 gr lemak Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Lemak Sedang Daging kambing 1 ptg sdg 40 Daging sapi 1 ptg sdg 35 Bakso 10 bj sdg 170 Hati ayam 1 bh sdg 30 Otak 1 ptg bsr 60 Telur ayam 1 btr 55 c. Tinggi Lemak 1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein 13 gr lemak Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Tinggi Lemak Bebek 1 ptg sdg 45 Ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55 Daging sapi 1 ptg sdg 50 Sosis ½ ptg sdg 50 Kuning telur ayam 4 btr 45

18 3. Golongan III : Sumber Protein Nabati 1 Satuan Penukar = 75 kalori 5 gr protein 3 gr lemak 7 gr karbohidrat Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati Kacang hijau 2 sdm 20 Kacang merah segar 2 sdm 20 Kacang tanah 2 sdm 15 Selai kacang tanah 1 sdm 15 Tahu 1 bj bsr 110 4. Golongan IV : Sayuran a. Sayuran A Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat. b. Sayuran B 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 25 kalori 1 gr protein 5 gr karbohidrat Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda.

19 c. Sayuran C 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 50 kalori 3 gr protein 10 gr karbohidrat Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda. 5. Golongan V : Buah dan Gula 1 Satuan Penukar = 50 kalori 12 gr karbohidrat Tabel 2.9. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula Anggur 2 bh sdg 165 Apel 1 bh 85 Belimbing 1 bh bsr 140 Duku 9 bh 80 Durian 2 bj bsr 35 Jeruk manis 2 bh 110 Jambu air 2 bj bsr 110 Jambu biji 1 bh bsr 100 Jambu bol 1 bh bsr 90 Kolang-kaling 5 bh sdg 25 Kedondong 2 bh sdg 120 Pisang 1 bh 50 Papaya 1 ptg bsr 110 Kurma 3 bh 15 Melon 1 ptg bsr 190 Nangka masak 3 bj sdg 45 Gula 1 sdm 13 Madu 1 sdm 15

20 6. Golongan VI : Susu a. Susu Tanpa Lemak 1 Satuan Penukar = 75 kalori 7 gr protein 10 gr karbohidrat Tabel 2.10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak Susu skim cair 1 gls 200 Tepung susu skim 4 sdm 20 Yogurt non fat 2/3 gls 120 b. Susu Rendah Lemak 1 Satuan Penukar = 125 kalori 7 gr protein 6 gr lemak 10 gr karbohidrat Tabel 2.11. Makanan Penukar dari Sumber Susu Rendah Lemak Keju 1 ptg kcl 35 Susu kambing ¾ gls 165 Susu sapi 1 gls 200 Susu kental manis ½ gls 100 c. Susu Tinggi Lemak 1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein 10 gr lemak 10 gr karbohidrat

21 Tabel 2.12. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tinggi Lemak Susu kerbau ½ gls 100 Tepung susu 6 sdm 30 7. Golongan VII : Minyak 1 Satuan Penukar = 50 kalori 5 gr lemak a. Lemak Tidak Jenuh Tabel 2.13. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh Alpukat ½ bh sdr 60 Margarin jagung 1 sdt 5 Minyak bunga matahari 1 sdt 5 Minyak jagung 1 sdt 5 Minyak kedelai 1 sdt 5 Minyak kacang tanah 1 sdt 5 Minyak zaitun 1 sdt 5 b. Lemak Jenuh Tabel 2.14. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh Mentega 1 sdm 5 Santan 1/3 gls 40 Kelapa 1 ptg kcl 15 Minyak kelapa 1 sdt 5 Minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5 8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.

22 Keterangan : bh = buah gr = gram bj = biji kcl = kecil btg = batang ptg = potong btr = butir sdg = sedang bsr = besar sdm = sendok makan gls = gelas (240 ml) sdt = sendok teh 2.4 Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan Standar jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan ada 2 (dua) jenis yaitu : 1. Jenis diet Diabetes Mellitus IV (1700 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus IV adalah 1700 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 275 gram, protein 55,5 gram dan lemak 36,5 gram. 2. Jenis diet Diabetes Mellitus V (1900 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus V adalah 1900 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram, protein 60 gram dan lemak 48 gram. Kedua standar jenis diet ini disesuaikan dengan batas toleransi ± 10 %. Kedua jenis diet Diabetes Mellitus ini ditentukan berdasarkan umur, status gizi dan aktifitas penderita Diabetes Mellitus (Standar jenis diet Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan).

23 2.5 Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain (orangtua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan dicintai (Ali, 2009). Dukungan keluarga memiliki 4 dimensi dukungan yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif (Friedman, 2010). Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepuasaan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari hari dimana peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek perawatan kesehatan keluarga mulai dari strategi strategi hingga fase rehabilitasi. Penelitian yang dilakukan Pompili (2009) di Italia tentang kualitas hidup dan resiko bunuh diri pada pasien DM, diketahui bahwa pasien DM menunjukan keputusan yang lebih besar dan ide bunuh diri, serta kualitas hidup yang buruk terkait dengan self efficacy yang rendah. Brannon dan Feist dalam Sholichah (2009) mengemukakan bahwa penderita sakit kronis cenderung menunjukkan ekspresi emosi yang bersifat negatif dengan kondisi sakitnya. Mereka juga menjelaskan bahwa penderita sakit kronis sangat membutuhkan dukungan keluarga.

24 2.6 Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Diabetes Melitus : - Umur - Jenis kelamin - Suku - Berat badan - Pekerjaan - Pendidikan - Riwayat keluarga - Lama menderita DM Pola Makan : - Jumlah - Jenis - Jadwal Dukungan Keluarga Gambar 2.1 Kerangka Konsep Dalam kerangka konsep diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik penderita Diabetes Mellitus (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga, dan lama menderita Diabetes Mellitus) dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) pada penderita diabetes mellitus.