RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.044.1

dokumen-dokumen yang mirip
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2011

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

yang diperingkat 500 orang

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

Komisi IV : Usaha Mikro Kecil Menengah

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

EXECUTIVE SUMMARY Jakarta, Maret 2012

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI SERTA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2014 Menteri, DR. Syarief Hasan. Page i

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

FORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB XI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI SERTA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2014

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA TAHUN 2017

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Strategi Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi KADIN INDONESIA Oktober 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

: KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Halaman. 135.

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

WALIKOTA TASIKMALAYA,

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN


Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

RENCANA KERJA ( RENJA )

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 RENCANA TAHUN PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Matrik Program Pengembangan Sentra UMKM

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI SERTA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

ADMINISTRASI DAN KEPENDUDUKAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

TEROBOSAN KEBIJAKAN KEWIRAUSAHAAN INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

BAB X PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SDM KUMKM

Ukuran Keberhasilan B03, B06, B09 dan B12. Target Kinerja B03, B06, B09 dan B12

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM YANG MENDUKUNG PROGRAM KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

NOTA DINAS. Indikator Kinerja. Indikator Kinerja RPJMD Persentase Koperasi Aktif terhadap Jumlah Koperasi

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DINAS KOPERASI & UKM SUMUT. PAPARAN KEPALA DINAS KOPERASI & UKM PROVINSI SUMATERA UTARA Drs. AMRAN UTHEH, MAP PADA RAKORNAS BIDANG KUMKM TAHUN 2018

PROGRAM TA Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha. Drs. Braman Setyo, MM Deputi

Transkripsi:

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH - PER KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KUKM 3. Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM a. Produktivitas UMKM; Peningkatan 5 % Peningkatan 5 % b. SumbanganUMKM dalam pembentukan Peningkatan 6 % Peningkatan 6 % PDB; c. Nilai ekspor produk UMKM; Peningkatan 15 % Peningkatan 15 % 1.619,9 48,0 2.480,2 d. Nilai investasi UMKM; Peningkatan 25% Peningkatan 25% e. Jumlah koperasi aktif; Proporsi 70 % dari total jumlah koperasi Proporsi 80 % dari total jumlah koperasi f. Jumlah koperasi aktif yang melaksanakan RAT; Proporsi 45 % dari koperasi aktif Proporsi 55 % dari koperasi aktif g. Volume usaha koperasi. Peningkatan 20 % Peningkatan 20 % II.L.044.1

a. Penataan peraturan perundang-undangan terkait Peraturan perundang-undangan dan perkoperasian, lembaga keuangan mikro (LKM), ketentuan pelaksanaan terkait koperasi, pendaftaran dan perijinan usaha, lokasi usaha, penggunaan produksi dalam negeri, dan UMKM dan sistem pendukungnya yang diterbitkan/disempurnakan. penyebarluasan teknologi tepat guna, beserta ketentuan pelaksanaannya. Jenis peraturan perundang-undangan yang terkait koperasi, UMKM dan sistem pendukungnya yang disepakati untuk disusun, diperbaiki, ditetapkan dan dijabarkan dalam ketentuan pelaksanaannya. RUU Koperasi; UU Koperasi; Materi RUU LKM; RPP-UU No. 20/2008; PP-Pengganti PP 9/ 95; UU LKM; PP untuk UU No. 20/2008; PP-Pengganti PP 9/ 95; Perpres Lembaga Pengembangan dan Pengawasan KSP/ KJKS; 39,5 Perpres Lembaga Perpres Lembaga APEX; Pengembangan dan Pengawasan RPP-UU Koperasi; RPP- KSP/ KJKS; UU LKM; Perpres Lembaga APEX; Peraturan Teknis Peraturan Teknis b. Peninjauan dan penghapusan berbagai pungutan dan regulasi yang merugikan koperasi dan UMKM, baik yang sektoral maupun spesifik daerah. Terselenggaranya peninjauan pungutan yang merugikan koperasi dan UMKM, baik sektoral maupun spesifik daerah. Laporan yang berisikan sejumlah rekomendasi penghapusan pungutan yang merugikan koperasi dan UMKM, baik sektoral maupun spesifik daerah. 40 Regulasi 200 Regulasi 7,5 II.L.044.2

c. Pembentukan Forum Koordinasi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Berfungsinya Forum Koordinasi Pemberdayaan koperasi dan UMKM. Terbitnya landasan hukum. Konsep struktur dan fungsi Forum Koordinasi Pemberdayaan Koperasi dan UKM Forum Koordinasi Pemberdayaan Koperasi dan UKM 2,3 d. Perluasan pelayanan kredit/ pembiayaan bank bagi koperasi dan UMKM, yang didukung pengembangan sinergi dan kerja sama dengan lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya. Meningkatnya jangkauan pelayanan kredit/ pembiayaan bank bagi koperasi dan UMKM. a. Kerja sama pembiayaan yang melibatkan bank dan lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya. b. Terfasilitasinya Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) yang melakukan coguarantee dengan lembaga penjaminan nasional. 5 Memorandum of Understanding (MOU) 25 MOU 8,2 8 Proprinsi 33 Propinsi 15,7 c. Jumlah Koperasi yang dapat mengakses kredit/ pembiayaan bank melalui linkage. 100 500 1,8 d. Jumlah LKM (koperasi dan BPR) yang 100 500 melakukan kerjasama pembiayaan dengan bank. e. Jumlah LKPD 2 12 10,0 II.L.044.3

e. Peningkatan peran lembaga keuangan bukan bank, seperti Koperasi Simpan Pinjam Meningkatnya kapasitas dan jangkauan lembaga keuangan bukan bank untuk (KSP)/Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), menyediakan pembiayaan usaha bagi perusahaan modal ventura, anjak piutang, sewa koperasi dan UMKM. guna usaha, dan pegadaian, dalam mendukung pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, disertai dengan pengembangan jaringan informasinya. Jumlah lembaga pembiayaan bukan bank yang dibentuk. 100 KSP/KJKS 500 KSP/KJKS 1 Lembaga Modal Ventura Daerah (LMVD) 5 LMVD 13,1 f. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan mikro (LKM), termasuk untuk akreditasi dan sertifikasi pelayanan LKM, termasuk LKM yang berbadan hukum koperasi. a. Meningkatnya kapasitas kelembagaan LKM. b. Meningkatnya kapasitas dan kualitas layanan LKM. Jumlah LKM yang terdaftar dan terakreditasi sesuai ketentuan hukum tentang LKM. Jumlah pengelola LKM yang mengikuti pelatihan. Jumlah sumber daya manusia (SDM) pengelola KSP/KJKS yang bersertifikat. 100 LKM 500 LKM 2,5-4.000 pengelola LKM 4,0 1.200 orang 6.000 Org Jumlah lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) profesi (LDP) KJK dan tempat uji kompetensi (TU yang diperkuat. - 8 Unit 6,0 Jumlah manajer/kepala cabang KJK yang 900 orang 4.500 orang diikutkan diklat dan sertifikasi kompetensi LKM. II.L.044.4

g. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang berbasis inovasi dan berorientasi ekspor. a. Tersedianya sistem insentif bagi UMKM yang berbasis inovasi dan berorientasi ekspor. Jenis dan jangkauan sistem insentif bagi UMKM yang berbasis inovasi dan berorientasi ekspor. Insentif dukungan pemasaran, subsidi bunga dan peningkatan kapasitas SDM di 5 provinsi. Insentif dukungan pemasaran, subsidi bunga dan peningkatan kapasitas SDM di 25 provinsi - Pelatihan 800 orang terkait manajemen ekspor, ISO, mutu 4,0 b. Terfasilitasinya KUKM potensial mengikuti pameran di luar negeri. Pengembangan/perluasan pasar ekspor produk KUKM melalui pameran di luar negeri. 140 KUKM 700 KUKM 42,5 c. Terfasilitasinya KUKM dalam Pengembangan desain produk. d. Terwujudnya peningkatan kemampuan berinovasi UMKM dalam pengembangan desain produk UMKM serta memasarkannya. Pengembangan daya saing pemasaran Industri Kreatif KUKM potensial/ ekspor. Peningkatan daya saing dan pemasaran produk kriya KUMKM. 160 KUKM 800 KUKM 7,0 100 KUKM 500 KUKM e. Meningkatnya akses pasar produk KUMKM. f. Berkembangnya komoditas unggulan daerah melalui pendekatan One Village One Product (OVOP) di beberapa propinsi. Meningkatnya daya saing dan identitas produk UMKM dibidang makanan dan minuman. Meningkatnya budidaya, pengolahan/ industri, pemasaran dan sarana penunjang (modal, pendampingan, teknologi dll.). 200 KUKM 1.000 KUKM 7,0 4 Lokasi 20 Lokasi 10,0 II.L.044.5

h. Pengembangan dan penguatan sentra-sentra produksi/ klaster usaha skala mikro dan kecil, terutama di daerah tertinggal dan terisolir. a. Meningkatnya peran koperasi dalam pengembangan dan pengelolaan pasar. Pengembangan sarana pemasaran di daerah tertinggal/perbatasan. 100 UMi 500 UMi 11,3 b. Terfasilitasinya sarana usaha pedagang kaki lima (PKL) yang memiliki koperasi/ kelompok. c. Meningkatnya kapasitas produksi sentra UMKM. d. Tersedianya dukungan penguatan sentrasentra produksi/ klaster usaha mikro dan kecil terutama di daerah tertinggal dan terisolir. Tertatanya sarana usaha PKL dan terbangunnya sarana pemasaran produk KUKM. Bantuan sarana usaha produksi melalui koperasi. Jumlah usaha skala mikro dan kecil yang difasilitasi bantuan usahanya, pengenalan teknologi tepat guna, dan replikasi model teknologi tepat guna. 150 UMi 2.150 UMi, 5 koperasi 34,2 5 koperasi 60 koperasi 300 koperasi 17 25 koperasi 125 koperasi 300 UMi 1.500 UMi 180 UKM 900 UKM i. Dukungan pengembangan kemitraan yang melibatkan koperasi dan UMKM dalam a. Terfasilitasinya pembentukan jaringan usaha melalui koperasi. Pengembangan jaringan usaha melalui koperasi. 300 KUMKM 1.500 KUMKM pengembangan produk-produk unggulan yang berbasis rantai nilai, subkontrak, alih teknologi, b. Terfasilitasinya kemitraan pemasaran eko-produk KUMKM. Pengembangan kemitraan eko-produk KUMKM. 100 KUMKM 500 KUMKM pemasaran/ ekspor, atau investasi. c. Meningkatnya jumlah KUMKM yang bermitra di sektor pariwisata. Kemitraan KUMKM di sektor pariwisata. 300 KUMKM 1.500 KUMKM 6,4 d. Terfasilitasinya kemitraan pola waralaba Kemitraan waralaba. 100 KUMKM 500 KUMKM 3,0 di kalangan KUMKM. e. Terfasilitasinya kemitraan pemasaran produk energi biomassa KUMKM. Kemitraan pemasaran produk energi biomassa. 110 KUMKM 550 KUMKM 1,5 19,5 f. Terfasilitasinya kemitraan KUMKM dengan BUMN. Kemitraan KUMKM dengan BUMN. 200 KUMKM 1.000 KUMKM 3,0 II.L.044.6

g. Meningkatnya mutu dan desain kemasan Pengembangan kemasan produk KUKM. 500 KUKM 2.500 KUKM 11,3 produk KUKM. h. Terfasilitasinya kemitraan pola Pengembangan kemitraan pola subkontrak. - 400 KUMKM 2,1 subkontrak di kalangan KUMKM. i. Terwujudnya kemitraan yang saling Pengembangan jaringan dengan bisnis ritel 200 KUMKM 1.000 KUMKM 10,0 menguntungkan antara koperasi dengan peritel modern. modern (SME sco mart). j. Tercapainya peningkatan produktivitas UMKM. Peningkatan produktivitas usaha mikro melalui klinik bisnis. 150 UMI 750 KUMKM 13,8 j. Dukungan pemasaran produk dan jasa koperasi dan UMKM melalui pengembangan dan penguatan kelembagaan, informasi pasar dan jaringan pemasaran baik domestik maupun ekspor. a. Tersedianya trading house bagi KUMKM. Pengembangan trading house bagi KUMKM dalam rangka mengoptimalisasikan ekspansi pemasaran dan promosi produk KUMKM ke dalam maupun luar negeri, khususnya di Timur Tengah. 10 Unit 50 Unit b. Terpromosinya KUKM yang memiliki produk berkualitas. c. Tersedianya dukungan pemasaran bagi usaha mikro. d. Terwujudnya pengelolaan manajemen pasar tradisional oleh Koperasi. Penyelenggaraan Smesco Festival 500 KUKM 500 KUKM 20,0 Peningkatan akses produk usaha mikro melalui pasar rakyat Pengembangan pengelolaan manajemen pasar tradisional. 1.000 Umi 5.000 UMi 27,5-4 paket 1,2 e. Pengembangan Pusat PromosI KUKM. Pusat Promosi KUKM. 5 lokasi 25 lokasi 2,5 f. Peningkatan fungsi dan kualitas sarana dan prasarana pasar tradisional. g. Tersebar informasi produk-produk KUKM yang berkualitas. h. Meningkatnya akses pasar produk KUKM melalui penyediaan sarana prasarana pemasaran. Pengembangan pasar tradisional melalui koperasi. Terselenggaranya pameran produk-produk KUKM yang berkualitas. Penyediaan fasilitasi sarana prasarana pemasaran produk KUKM. 200 UMi 1.000 UMi 20,0 720 KUKM 3.600 KUKM 59,8 255 KUKM 1.275 KUKM 17,5 II.L.044.7

k. Penyusunan blueprint pengembangan kewirausahaan nasional yang didukung pembenahan pranata kelembagaan l. Peningkatan kompetensi pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi. a. Tersusunnya blueprint pengembangan kewirausahaan nasional. b. Diperbaikinya pranata kelembagaan pengembangan kewirausahaan, terutama dalam aspek regulasi dan kurikulum pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sesuai dengan blueprint pengembangan kewirausahaan. Meningkatnya kompetensi pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi. Dokumen blueprint pengembangan kewirausahaan nasional disusun. a. Regulasi dan pranata kelembagaan pengembangan kewirausahaan nasional yang diselaraskan dengan dokumen blueprint. b. Kurikulum dan modul pendidikan dan pelatihan kewirausahaan khususnya untuk pengusaha skala mikro, kecil dan menengah, serta pengelola koperasi diperbaiki dan diterapkan. a. Sistem standarisasi dan sertifikasi kompetensi SDM Koperasi dan UKM. Kajian blueprint pengembangan kewirausahaan nasional selesai. Dokumen blueprint pengembangan kewirausahaan ditetapkan, dan pemasyarakatannya. - Gerakan Kewirausahaan Nasional dan kelembagaan pendukung - Kurikulum dan modul diklat kewirausahaan bagi pengusaha skala mikro, kecil dan menengah, serta pengelola koperasi diterapkan. - Sistem standarisasi dan sertifikasi SDM koperasi dan UKM dan pemasyarakatannya. 4,0 3,0 4,0 b. Jumlah pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi yang mengikuti diklat keterampilan teknis dan manajerial. c. Jumlah modul diklat dan pendidikan vocational. d. Jumlah peserta yang mengikuti diklat vocational. 450 pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi 2.250 pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi 2,5 5 Modul 25 Modul 2,5 1.000 orang 5.000 orang 2 II.L.044.8

m. Revitalisasi dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan koperasi dan UMKM. Terlaksananya revitalisasi dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan koperasi dan UMKM. a. Pedoman revitalisasi lembaga diklat KUMKM. b. Jumlah tenaga pengelola dan instruktur pada lembaga diklat yang dilatih. - Pedoman standarisasi diklat KUMKM 2,9 120 orang 600 orang 3,0 n. Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola koperasi, serta calon anggota dan kader koperasi. Sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola koperasi, serta calon anggota dan kader koperasi semakin efektif. a. Jumlah peserta peningkatan pemahaman koperasi di kalangan masyarakat kelompok strategis. b. Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan peningkatan pemahaman koperasi pada SDM koperasi. 1.000 orang 5.000 orang 2,5-7.000 orang 6,0 o. Peningkatan kemampuan pembina koperasi. Meningkatnya kemampuan pembina koperasi. p. Penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat luas yang disertai dengan pemasyarakatan contoh-contoh koperasi sukses yang dikelola sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang baik. Terselenggaranya penyuluhan perkoperasian yang menjangkau masyarakat luas dan disertai dengan contoh-contoh terbaik praktik berkoperasi. a. Materi kurikulum dan diklat pembina koperasi. b. Jumlah pembina koperasi yang mengikuti diklat. a. Landasan hukum bagi penyelenggaraaan penyulihan perkoperasian. Penyempurnaan kurikulum diklat pembina koperasi Konsep landasan hukum tentang jabatan fungsional penyuluh perkoperasian Kurikulum diklat pembina koperasi dan penerapannya. 2,9-2.400 orang 2,0 Landasan hukum tentang jabatan fungsional penyuluh perkoperasian 2,0 b. Materi dan media penyuluhan 1 paket 5 paket c. Jumlah masyarakat yang berpartisipasi 120 orang di 4 propinsi 600 orang di 20 propinsi 2,9 dalam penyuluhan perkoperasian. d. Jumlah jabatan fungsional penyuluh koperasi. - 2.400 orang 4,0 II.L.044.9

e. Jumlah peserta pembinaan dan pengembangan SDM Koperasi. - 2.400 orang 2,0 q. Peningkatan peran Pemda, BUMN dan lembaga swadaya masyarakat dalam penyediaan dukungan pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, yang didukung penyelarasannya dengan program-program pembiayaan nasional bagi koperasi dan UMKM. a. Meningkatnya penyediaan pembiayaan bagi koperasi dan UMKM yang didukung peran Pemda, BUMN dan lembaga swadaya masyarakat. Meningkatnya penyediaan pembiayaan bagi koperasi dan UMKM yang didukung peran Pemda, BUMN dan lembaga swadaya masyarakat. Jumlah UMKM yang diseleksi untuk mendapatkan pembiayaan melalui sertifikasi tanah. Jumlah UMKM yang dibina setelah mendapatkan sertifikasi tanah. 7 propinsi menyediakan dukungan pembiayaan KUMKM melalui dana APBD 33 propinsi menyediakan dukungan pembiayaan KUMKM melalui dana APBD - 80.000 UMKM 14,0 20% 15% 1,5 b. Meningkatnya Jumlah koperasi dan UMKM yang sudah memanfaatkan pembiayaan yang disediakan melalui dukungan/ program Pemda, BUMN (PKBL), Corporate Social Responsibility (CSR), dan lembaga swadaya masyarkat. Jumlah koperasi dan UMKM yang sudah memanfaatkan pembiayaan yang disediakan melalui dukungan/ program Pemda, BUMN (PKBL), CSR, dan lembaga swadaya masyarkat. 50 koperasi 250 koperasi 500 UMKM 2.500 UMKM 7,5 r. Penyediaan skim-skim pembiayaan yang sesusai dengan kebutuhan dan kapasitas usaha mikro, seperti dana bergulir, bantuan sosial, dan tanggung renteng Tersedianya skim-skim pembiayaan khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas usaha mikro. Jenis-jenis skim pembiayaan khusus bagi usaha mikro. 5 jenis skim pembiayaan khusus bagi usaha mikro. Penyediaan bantuan dana bagi 2600 pelaku usaha mikro/koperasi 25 jenis skim pembiayaan khusus bagi usaha mikro. Penyediaan bantuan dana bagi 7.900 pelaku usaha mikro/koperasi 2 39 II.L.044.10

s. Dukungan sistem insentif bagi penyedia jasa Tersedianya jasa pendampingan dan Jumlah Konsultan Keuangan Mitra Bank 200 orang KKMB 1.000 orang KKMB 2,7 pendampingan dan konsultasi keuangan yang konsultasi keuangan bagi koperasi dan (KKMB) yang ditingkatkan kapasitasnya. mendukung peningkatan akses koperasi dan UMKM. Jumlah koperasi dan UMKM yang sudah - 200 koperasi 4,0 UMKM kepada sumber-sumber pembiayaan. memanfaatkan jasa pendampingan dan konsultasi keuangan, baik yang disediakan pemerintah, 2.400 UMKM t. Dukungan pengenalan teknologi bagi usaha a. Tersedianya dukungan pengenalan Jumlah teknologi tepat guna yang dikenalkan - 20 paket kegiatan 10,0 skala mikro dan kecil, tidak terkecuali bagi teknologi bagi usaha skala mikro dan kecil, kepada usaha mikro dan kecil. sektor informal. tidak terkecuali bagi sektor informal. Jumlah usaha mikro dan kecil yang menerima 350 UMKM 1.750 UMKM 11,8 dukungan teknologi tepat guna. b. Terpromosinya KUKM yang memiliki Pengembangan dan pelayanan bisnis KUKM 3.000 KUKM 15.000 KUKM 6,0 produk berkualitas. melalui trading board. u. Pemasyarakatan dan pembinaan kewirausahaan Terselenggaranya pemasyarakatan dan a. Jumlah peserta pemasyarakatan 2.000 orang 10.000 orang 13,6 dan budaya usaha bagi masyarakat, termasuk pembinaan kewirausahaan dan budaya usaha kewirausahaan. usaha skala mikro dan kecil. bagi masyarakat, termasuk usaha skala mikro dan kecil. b. Jumlah pelaku usaha koperasi dan UMK peserta diklat kewirausahaan - 6.000 org 8,2 a. Tersedianya dukungan pengembangan wirausaha baru melalui inkubator teknologi dan bisnis. a. Jumlah wirausaha baru yang dikembangkan/difasilitasi melalui pola pengembangan wirausaha lainnya. - 800 orang 16,0 v. Dukungan pengembangan wirausaha baru melalui inkubator teknologi dan bisnis, serta pola-pola pengembangan lainnya sesuai blueprint pengembangan kewirausahaan. b. Jumlah tempat pendidikan keterampilan usaha (TPKU) yang dibangun. 200 unit 1.000 unit 100,0 b. Terfasilitasi wirausaha baru melalui pendampingan. c. Jumlah calon wirausaha baru. 1.000 orang 5.000 org b. Terfasilitasi wirausaha baru melalui pendampingan. 350 KUMK 1.750 KUMK 21,5 c. Meningkatnya kemampuan usaha KUKM melalui inkubator. Jumlah UKM tenant binaan inkubator yang difasilitasi. 10 Inkubator 50 Inkubator 2,5 II.L.044.11

w. Peningkatan kualitas administrasi dan pengawasan pemberian badan hukum koperasi. x. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan usaha dan jaringan kerja sama usaha antar koperasi, termasuk pengembangan koperasi sekunder. Kualitas administrasi dan pengawasan pemberian badan hukum koperasi semakin meningkat. Tersedianya fasilitasi bagi pengembangan jaringan kerja sama usaha antar koperasi. Efisiensi proses administrasi pemberian badan hukum koperasi. Jumlah dan jangkauan fasilitasi bagi pengembangan kerja sama usaha antar koperasi. 30 % koperasi sudah tertata administrasi badan hukumnya 5 model kerja sama antara koperasi sekunder dengan anggotanya; 5 fasilitasi pengembangan usaha koperasi 70 % koperasi sudah tertata administrasi badan hukumnya 25 model kerja sama antara koperasi sekunder dengan anggotanya; 25 fasilitasi pengembangan usaha koperasi 5,5 3,7 y. Peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi. Meningkatnya kapasitas dan kinerja kelembagaan koperasi a. Jumlah kebijakan dan peserta bimbingan teknis perkoperasian. b. Jumlah pengembangan organisasi kantor cabang KSP/unit simpan pinjam (USP). c. Jumlah koperasi yang menerapkan prinsip akuntabilitas dan pengendalian koperasi. 5 kebijakan dan 200 KUMKM 25 kebijakan dan 1.000 KUMKM 2 15 kantor cabang 75 kantor cabang 1,3 1.500 koperasi 7.500 koperasi 3,5 d. Jumlah koperasi yang diperingkat. 1.000 koperasi, dan 75 koperasi berprestasi 5.000 koperasi, dan 375 koperasi berprestasi 10,4 TOTAL ALOKASI KEMENTERIAN KUKM - 4.148,1 K : Angka kumulatif 5 tahun (-) II.L.044.12