BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus akan membahas mengenai kondisi awal siswa sebelum dilaksanakannya siklus. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Deskripsi siklus II sama halnya akan menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1 Deskripisi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan studi awal dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 3 di SDN Ngening 01, diperkuat dengan studi dokumentasi dari daftar nilai siswa kelas 3, untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran dan hasil belajar kelas 3. Tempat penelitian berada di SDN Ngening 01 pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 3B SDN Ngening 01 dengan jumlah 15 siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Karakteristik daya serap pembelajaran siswa kelas 3B heterogen. Daya serap yang heterogen ini memerlukan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai dengan baik. Studi awal penelitian dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Pada studi awal ini dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan pembelajaran di kelas hanya bersifat konvensional dengan menyampaikan materi 45

46 pelajaran yang banyak tanpa kurang memperhatikannya kemampuan dan pemahaman siswa. Media pembelajaran juga kurang begitu digunakan untuk menunjang pembelajaran di kelas. Kurangnya motivasi belajar siswa untuk berani menyampaikan pendapat serta belum adanya penerapan model pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan proses dan kompetensi hasil belajar siswa Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Selasa 19 Juli 2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 3B di SDN Ngening 01. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih bersifat teacher center yaitu memposisikan guru sebagai subjek yang utama, sedangkan siswa siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan. Selanjutnya pemanfaatan media pembelajaran juga jarang digunakan oleh guru, sekolah memang sudah menyediakan beberapa media mengajar namun guru merasa penggunaan media dirasa terlalu rumit karena banyak membutuhkan persiapan. Hal tersebut diketahui karena guru sering mengajar dengan ceramah. Padahal sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan dari guru tetapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran dengan adanya media pembelajaran. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 3B SDN Ngening 01, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi ajar. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70). Batas nilai KKM 70 merupakan penentuan KKM dari SDN Ngening 01 untuk mengukur aspek pengetahuan dari IPA.

47 Hasil belajar IPA siswa kelas 3B SDN Ngening 01 diperoleh sebelum pelaksanaan tindakan yaitu dari data evaluasi pelajaran IPA oleh guru kelas sebelum menjadi wali kelas siswa kelas 3B SDN Ngening 01 semester I tahun 2016/2017. Data hasil evaluasi pelajaran IPA adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pelajaran IPA Kondisi Awal No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1. 40 52 2 13 % 2. 53 65 6 40 % 3. 66 78 5 33 % 4. 79 91 1 6.7 % 5. 92-100 1 6.7 % Jumlah Siswa 20 100 % Nilai Rata-rata 66 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 40 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai evaluasi IPA menunjukkan hasil belajar IPA masih rendah. Siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal IPA (KKM 70) ada 11 siswa dan yang tuntas KKM ada 9 siswa. (Daftar nilai evaluasi IPA semester I dapat dilihat pada lampiran nilai kondisi awal). Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut. 7 40 % 6 33 % 5 4 3 13 % 2 6.7 % 6.7 % 1 0 Diagram 4.1Distribusi Frekuensi Nilai Pelajaran IPA

48 4.1 Kondisi Awal Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas 70 7 47 2. Belum Tuntas < 70 8 53 Jumlah 15 100 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai KKM yang sudah ditetapkan. Belum Tuntas 53 % Tuntas 47 % Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai evaluasi siswa kelas 3B SDN Ngening 01 maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan perbaikan pembelajaran agar proses pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat. Yaitu dengan cara menerapkan model cooperatif learning tipe

49 jigsaw berbantuan media power point melalui pembelajaran kooperatif sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA melalui penelitian tindakan kelas pada tema selanjutnya) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. 4.1.2 Deskripsi Siklus I Pada deskripsi siklus I ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan pembelajaran. 4.1.2.1Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point melalui pembelajaran kooperatif atau cooperative learning yang meliputi kegiatan penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Tindakan pada tiap pertemuan akan dijelaskan dengan rincian sebagai berikut. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada bulan Juli. Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik pada sesuai kurikulum KTSP dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media pembelajaran berupa slide power point. Pada siklus I Tematiknya yang dipelajari oleh kelas 3 adalah tematik berjudul Tempat Umum. Standar Kompetensi untuk mata pelajaran IPA yaitu 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Kompetensi Dasar yang dipelajari yaitu 1.1. Mengidentifikasi ciri ciri dan kebutuhan

50 makhluk hidup. Penyusunan RPP telah didiskusikan dengan Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media power point yang digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1.1.1) Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. (1.1.2) Menunjukkan sikap kerjasama, toleransi, teliti dalam menyebutkan beberapa perbedaan contoh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup di lingkungan sekitar. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media pembelajaran berupa power point adalah diharapkan setelah pembelajaran :(1) siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. (2) Siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama, toleransi, teliti dalam menyebutkan beberapa perbedaan contoh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup di lingkungan sekitar Kemudian peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat tentang ciri-ciri makhluk hidup. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah berupa media power point.selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian, kertas gambar tentang ciri-ciri makhluk hidup. Peneliti dan teman sejawat kemudian mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus I pada lampiran) 2) Pertemuan kedua Perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KTSP menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan power point dengan Kompetensi Dasar 1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Penyusunan RPP didiskusikan dengan

51 Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1.1.3) Menyebutkan cara perkembangbiakan makhluk hidup beserta contohnya, (1.1.4) Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan power point ialah diharapkan setelah pembelajaran : (1) siswa dapat menyebutkan cara perkembangbiakan makhluk hidup beserta contohnya, (2) Siswa dapat menyelesaikan tugas untuk mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat. Selanjutnya peneliti menyiapkan media powerpoint yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar diskusi dan penilaian. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3) Pertemuan ketiga Perencanaan pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan kedua. Pada pembelajaran pertemuan ketiga ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KTSP menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point dengan Kompetensi Dasar 1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran

52 siklus I pertemuan ketiga ini digunakan untuk mempelajari tentang Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi ciri ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Indikator yang dipelajari pada pertemuan ketiga adalah (1.1.5) Menunjukkan ketrampilan dalam menceritakan kembali hasil pengamatan diskusi tentang macam-macam kebutuhan makhluk hidup. Adapun tujuan pembelajaran adalah (1) Agar setelah mempelajari materi pelajaran IPA tersebut, siswa dapat menunjukkan hasil pengamatan dengan cara bercerita tentang macam-macam kebutuhan makhluk hidup. Selain mempelajari materi terakhir pada pertemuan ketiga peneliti juga melaksanakan pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point pada siswa kelas 3B SDN Ngening 01. Soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Ibu Hj. Srini S.Pd selaku guru teman sejawat. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 15 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 3B SDN Ngening 01. 4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada tahap pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut. (1). Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan.pada hari Jumat tanggal 22 Juli 2016 mulai pukul 07.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A SDN Ngening 01. Guru yang diminta sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Elis

53 Sasongko, S.Pd.SD. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan media rangka manusia dari ruang laboratorium IPA. Kemudian guru memberikan pertanyaan apa kalian termasuk makhluk hidup? Coba sebutkan ciri-cirinya?. Dari berbagai jawaban siswa guru meminta siswa menulis apa yang siswa pikirkan sebagai langkah mengidentifikasi masalah. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menuliskan Kompetensi Dasar (KD) 1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi melalui media power point. Guru meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting dari materi yang disampaikan guru. Guru menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri makhluk hidup dan kebutuhan makhluk hidup. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok asal yang tiap kelompok terdiri dari lima siswa. Kemudian dibentuk juga kelompok ahli menjadi 5 kelompok ahli sesuai materi untuk berdiskusi. Setiap kelompok berdiskusi tentang materi yang berbeda. Guru memberikan waktu 10 menit untuk diskusi. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa Perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju mempresentasikan hasil diskusi mereka Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang materi rangka manusia dengan bertanya jawab bersama siswa. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil membuat media kreatif dan mampu menyampaikan presentasi dengan baik. Dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh

54 guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang jenis penyakit pada rangka manusia. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. (2). Pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan.pada hari Senin tanggal 25 Juli mulai pukul 07.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A SDN Ngening 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Elis Sasongko, S.Pd.SD. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru menyampaikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan Siapa yang punya ayam atau kambing sebagai hewan peliharaan? Bagaimana hewan tersebut mempunyai anak?. Dari berbagai jawaban siswa kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu menyebutkan cara perkembangbiakan makhluk hidup beserta contohnya dan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya. Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang cara perkembangbiakan makhluk hidup dan kelompok makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok asal empat sampai lima siswa, dan kemudian dibagi kelompak ahli lagi yang tiap kelompok terdiri dari tiga siswa. Kemudian tiap kelompok berdiskusi tentang materi yang sudah dibagiakan oleg guru ke tiap kelompok masing-masing. dan yang lain yang belum dijelaskan oleh guru. Guru memberikan waktu 15 menit untuk diskusi. Perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju ke

55 depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain menyimak dan mencatat halhal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang cara perkembangbiakan makhluk hidup dan kelompok makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. (3) Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Juli 2016 oleh peneliti dan guru kolaborator yaitu Ibu Hj. Srini S.Pd selaku guru kelas 3A SDN Ngening 01. Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan terakhir yaitu mempelajari materi sesuai indikator terakhir yaitu (1.1.5) Menunjukkan ketrampilan dalam menceritakan kembali hasil pengamatan / diskusi tentang macam-macam kebutuhan makhluk hidup. Setelah belajar materi terakhir guru dan melaksanakan tes evaluasi siklus I. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. 4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut.

56 1) Pertemuan Pertama Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33 indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik. Hasil observasi aktiivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Jumlah Skor No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi 1 2 3 4 1 Membentuk kelompok ahli 2, 3, 4, 1 22 5, 6, 7 Pemberian 2 materi 11, 16, 39 17, 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 22, 23, 26, 27, 28, 29 8, 9, 10 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21 24, 25 18 30, 31 4

57 5 Evaluasi 32, 33 6 TOTAL 11 21 1 89 Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 89 atau dalam persentase 68,9%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini. S k o r P e r o l a h a n 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 39 22 18 6 4 1 2 3 4 5 Aspek yang diamati Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut.

58 No Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I Sintak Jigsaw 1 Membentuk kelompok ahli Pemberian 2 materi 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 2,3,4 1 13 5,6,7,8, 10, 14 9,11,12, 13, 15, 16, 17 19, 20 18 7 33 21,22 4 kelompok awal 5 Evaluasi 23 3 TOTAL 10 12 1 60 Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model cooperatif learning tipe jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 60 atau dalam persentase 65%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini. S k o r P e r o 35 30 25 20 15 10 5 0 33 13 7 4 3 1 2 3 4 5 Diagram 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa

59 Siklus I Pertemuan I 2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 1 Membentuk kelompok ahli 2, 3, 4, 5, 6, 7 1 24 Pemberian 2 materi 11, 15, 8, 9, 10 40 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 22, 23, 28 23,24, 25, 26, 27, 29 24 30 31 5 5 Evaluasi 32, 33 6 TOTAL 6 26 1 94 Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 94 atau dalam persentase 71,21%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan dua dapat dilihat pada diagram berikut ini.

60 S k o r P e r o l a h a 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 40 24 24 5 6 1 2Aspek yang 3 diamati 4 5 Diagram 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II No Sintak Jigsaw 1 Membentuk kelompok ahli Pemberian 2 materi 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 4 1, 2, 3 11 6, 8, 9, 10, 16,17 5, 7,11, 12, 13, 14, 15 18 19, 20 8 33 21 22 5 5 Evaluasi 23 3

61 TOTAL 9 14 60 Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model cooperatif learning tipe jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 60 atau dalam persentase 65%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada diagram berikut ini. 35 30 S k o r P e r o l a h a n 30 25 20 15 10 5 0 11 8 5 3 1 2 3 4 5 Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II 3) Pertemuan Ketiga Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan ketiga dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

62 Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 1 Membentuk kelompok ahli 5 2, 3, 4,6 7 1 21 Pemberian 2 materi 17 8, 9, 10, 11,12, 41 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 22 23,24, 25, 26, 27, 28, 29 24 30 31 5 5 Evaluasi 32, 33 6 TOTAL 5 26 1 97 Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan guru yang ketiga terdapat lima aspek yang diamati, masing-masing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 97 atau dalam persentase 73%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga dapat dilihat pada diagram berikut ini.

63 S k o r P e r o l a h a n 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 41 24 16 5 6 1 2 3 4 5 Aspek yang diamati Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan III No Sintak Jigsaw 1 Membentuk kelompok ahli Pemberian 2 materi 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 2,3,4, 1 11 9, 16,17 5, 6, 7, 8,10, 11, 12, 13, 14, 15 18 19, 20 8 30 21 22 5 5 Evaluasi 23 3

64 TOTAL 7 15 1 63 Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model cooperatif learning tipe jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 63 atau dalam persentase 68,47 %. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan ketiga dapat dilihat pada diagram berikut ini. S k o r P e r o l a h a n 35 30 25 20 15 10 5 0 30 11 8 5 3 1 2 3 4 5 Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan III 4.1.2.4 Pelaksanaan Evaluasi Siklus I Pada sub bab hasil tindakan ini, akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran, berupa nilai IPA siswa kelas 3B di SDN Ngening 01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I penerapan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media powerpoint sebagai berikut.

65 Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 3B di SDN Ngening 01 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus I yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 3 B SDN Ngening 01 Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA Siklus I No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1. 50-60 4 27 % 2. 61-71 2 13 % 3. 72-82 6 40 % 4. 83-93 2 13 % 5. 94-100 1 7 % Jumlah Siswa 15 100 % Nilai Rata-rata 72 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 50 Berdasarkan tabel di atas distribusi frekuensi nilai IPA siswa kelas 3B mengalami peningkatan dari kondisi awal, dapat diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata siswa yang pada kondisi awal 66 menjadi 72 pada siklus I. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dinyatakan dalam diagram 4.9 yaitu sebagai berikut. 7 6 5 Frekuensi 4 3 2 1 0 50-60 61-71 72-82 83-93 94-100 Rentang Nilai Diagram 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA Siklus I

66 Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas 70 9 60 2. Belum Tuntas < 70 6 40 Jumlah 15 100 Dari tabel 4.10 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) sebanyak 9 siswa atau 60% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) sebanyak 6 siswa dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 100%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada diagram 4.10 berikut. 40% Belum Tuntas 60% Tuntas Diagram 4.10 Ketuntasan Belajar Siklus I

67 4.1.2.5 Refleksi Siklus I Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 3.Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point, evaluasi tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan pembelajaran dengan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point, siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan media pembelajaran berupa powerpoint dan diskusi Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama sampai ketiga. Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 65 %, selanjutnya pada pertemuan kedua mengalami peningkatan hingga persentase 71%. Dan Hasil untuk pertemuan ketiga mengalami peningkatan menjadi 73 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.11 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama sampai ketiga sebagai berikut.

68 74% 73% 72% 71% Persentase 70% 69% 68% 67% 66% 65% 64% Pertemuan1 Pertemuan2 Pertemuan3 Siklus 67% 71% 73% Diagram 4.11 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Guru Siklus I Pertama, Kedua, dan Ketiga Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama sampai ketiga. Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 23 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 65 %, selanjutnya pada pertemuan kedua mengalami peningkatan hingga persentase 65%. Dan Hasil untuk pertemuan ketiga mengalami peningkatan menjadi 68 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.11 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama sampai ketiga sebagai berikut.

69 69% 68% 68% 67% Persentase 67% 66% 66% 65% 65% 64% 64% Pertemuan1 Pertemuan2 Pertemuan3 Siklus 65% 65% 68% Diagram 4.12 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertama, Kedua, dan Ketiga Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 65% siswa tuntas.kkm ini merupakan kriteria minimal yang harus diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil belajar dari aspek pengetahuan dengan kategori yang harus dicapai minimal B skor 3,00. Hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 100%, karena masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya berada di bawah KKM 70. Namun demikian, setelah pelaksanan siklus I, nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 3B SDN Ngening 01 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 66 menjadi 72, dengan persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 47% menjadi 60 %. Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media powerpoint Kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran

70 menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya: 1) Kelebihan a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik. Siswa mampu memahami aspek-aspek walaupun belum mencapai hasil belajar yang maksimal. b. Kegiatan pembelajaran menjadi tidak membosankan, antusiasme siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan belajar dari berbagai sumber. c. Siswa sudah terarah dalam kegiatan kerjasama kelompok dengan pengakuan perbedaan individu dalam kelompok. d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. Guru mengarahkan dan mengorganisasikan pembelajaran kepada aktivitas siswa yang terampil dan kreatif dalam situasi yang antusias. 2) Kekurangan a. Siswa masih belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran jigsaw sehingga pada pertemuan pertama siswa susah diarahkan. (Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli masih bingung) b. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam kegiatan diskusi kelompok. c. Beberapa siswa masih gugup dalam menyampaikan gagasan atau pendapatnya di depan kelas. d. Alokasi waktu terkadang melebihi batas yang direncanakan. Dari berbagai kekurangan yang ditemui, maka peneliti melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 3 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah berlangsung, untuk menyusun rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang selanjutnya akan diterapkan pada siklus II, sebagai berikut.

71 1) Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti sebaiknya melakukan pengarahan dan diskusi bersama guru teman sejawat mengenai langkahlangkah dari model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras. 2) Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di dalam kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. 3) Guru harus melihat alokasi waktu, agar semua kegiatan terlaksana. 4) Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik. 5) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 4.1.3 Deskripsi Siklus II Pada deskripsi siklus II ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dibagi menjadi tiga kali pertemuan, Kompetensi Dasar : 1.3 Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga) 4.1.3.1Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point yang meliputi kegiatan penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan

72 terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga dengan evaluasi. Tindakan pada tiap pertemuan akan dijelaskan dengan rincian sebagai berikut. 2) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu pertama pada bulan Agustus. Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum KTSP dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1.3.4) Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada manusia karena mengalami pertumbuhan (1.3.5) Menunjukkan beberapa manfaat pentingnya makana, rekreasi, istirahat, dan olahraga untuk kesehatan tubuh. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point ialah: (1) siswa dapat mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada manusia karena mengalami pertumbuhan (2) diharapkan setelah mengikuti diskusi dan pembelajaran IPA, siswa dapat menunjukkan beberapa manfaatn pentingnya makanan, rekreasi, istirahat, dan olahraga untuk kesehatan tubuh. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus II pada lampiran) (2). Pertemuan kedua

73 Perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point dengan Kompetensi Dasar 1.3 mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat, dan olahraga. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1.3.5) menunjukkan beberapa manfaat pentingnya makanan, rekreasi, istirahat, dan olahraga untuk kesehatan tubuh (1.3.6) menunjukkan ketrampilan dalam menceritakan kembali materi mengenai ciri-ciri makhluk hidup yang mengalami perubahan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point ialah: (1) dengan belajar melalui media power point, siswa dapat menunjukkan beberapa manfaat pentingnya makanan, rekreasi, istirahat dan olahraga untuk kesehatan tubuh (2) dengan belajar melalui media power point,, siswa dapat menunjukkan ketrampilan dalam menceritakan kembali materi mengenai ciri-ciri makhluk hidup yang mengalami perubahan Karena mengalami pertumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat tentang rangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3B agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

74 (3) Pertemuan ketiga Perencanaan pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua. Pada pembelajaran pertemuan ketiga ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point dengan Kompetensi Dasar 1.3 mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat, dan olahraga. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1.3.6) menjelaskan pengaruh bahan makanan tambahan buatan (pengawet, penyedap rasa dan pewarna) terhadap kesehatan. Setelah pembelajaran, kemudian peneliti mengadakan evaluasi siklus II. Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti untuk evaluasi siklus II. Penyusunan soal dilakukan sebelum evaluasi siklus II. Penyusunan soal yang akan dipakai untuk tes evaluasi siklus II juga didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Sebelum kegiatan tes evaluasi berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 15 siswa di kelas 3B SDN Ngening 01. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir. Setelah itu guru dan siswa siap mengadakan evaluasi. 4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada tahap pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut. (1). Pertemuan Pertama

75 Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan. pada hari Senin tanggal 1 Agustus 2016 mulai pukul 07.35 WIB setelah jam upacara peneliti sebagai guru kelas 3B. Kolaborator pada penelitian ini adalah Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A SDN Ngening 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Elis Sasongko, S.Pd.SD. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan gambar pertumbuhan manusia dalam sebuah slide power point. Kemudian guru memberikan pertanyaan apa yang kalian pikirkan tentang gambar tersebut?. Dari berbagai jawaban siswa misalnya tambah tinggi, tambah tua dan sebagainya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu dengan mengamati media organ pencernaan manusia, siswa dapat mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada manusia karena mengalami pertumbuhan, dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mendekripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga) Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan (buku siswa) tentang materi perubahan makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok sesuai sintak pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Adapun kelompok pertama yang dibentuk adalah kelompok asal. Kemudia tiap kelompok tadi dibagi lagi ke dalam kelompok ahli. Kemudian tiap kelompok berdiskusi tentang materi yang diberikan oleh guru. Guru memberikan waktu 10 menit untuk diskusi. Setelah selesai dalam kelompok ahli, siswa-siswa kembali ke kelompok

76 asalnya masing-masing dan berdiskusi kembali ke dalam kelompok asal mereka. Siswa tersebut akan bertukar informasi atau materi yang berbeda sesuai yang didapatnya pada kelompok ahli. Tiap kelompok kemudian mengerjakan soal. Setelah waktu diskusi selasai, perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain dapat menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang materi yangbtelah dipelajari. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil menyampaikan presentasi dengan baik. Dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang (1.3.5) menunjukkan beberapa manfaat pentingnya makanan, rekreasi, istirahat dan olahraga untuk kesehatan tubuh. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. (3). Pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan. pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2016 mulai pukul 07.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A SDN Ngening 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Elis Sasongko, S.Pd.SD. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru menyampaikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang sebuah gambar pantai atau wahana bermain Siapa yang tahu ini gambar apa?.banyak siswa yang tunjuk jari.

77 Kemudian para siswa menjawab dengan berbagai pendapat yang mereka ketahui. Guru setelah itu bertanya kembali Apa manfaat dari gambar tadi? Dari berbagai jawaban siswa misalnya rekrasi, berlibur, biar tidak stress, dan sebagainya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu (1.3.5) menunjukkan beberapa manfaat pentingnya makanan, rekreasi, istirahat dan olahraga untuk kesehatan tubuh. (1.3.6) menunjukkan ketrampilan dalam menceritakan kembali materi mengenai ciri-ciri makhluk hidup yang mengalami perubahan karena pertumbuhan. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok sesuai sintak pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Adapun kelompok pertama yang dibentuk adalah kelompok asal. Kemudia tiap kelompok tadi dibagi lagi ke dalam kelompok ahli. Kemudian tiap kelompok berdiskusi tentang materi yang diberikan oleh guru. Guru memberikan waktu 10 menit untuk diskusi. Setelah selesai dalam kelompok ahli, siswa-siswa kembali ke kelompok asalnya masing-masing dan berdiskusi kembali ke dalam kelompok asal mereka. Siswa tersebut akan bertukar informasi atau materi yang berbeda sesuai yang didapatnya pada kelompok ahli. Tiap kelompok kemudian mengerjakan soal. Setelah waktu diskusi selasai, perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain dapat menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang materi yangbtelah dipelajari. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil menyampaikan presentasi dengan baik. Dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang (1.3.7) menjelaskan pengaruh bahan makanan tambahan dan menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya guru akan mengadakan evaluasi. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

78 (3) Pertemuan ketiga Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 8 Juli 2016 oleh peneliti dan guru kolaborator yaitu Ibu Hj. Srini, S.Pd selaku guru kelas 3A SDN Ngening 01. Pada pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran mengenai pengaruh bahan makanan tambahan terhadap kesehatan, kemudian guru mengulang materi pertemuan pertama dan kedua, setelah itu guru dan siswa mengadakan evaluasi siklus II. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, karena tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, guru segera memulai tes evaluasi. Setelah selesai mengerjakan siswa bergiliran mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Kemudian guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. 4.1.3.3 Pelaksanaan Observasi Siklus II Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut. 1) Pertemuan Pertama Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33 item aktivitas guru dan 23 item aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat

79 baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 1 Membentuk kelompok ahli 4, 7 2, 3, 5, 6 1 20 Pemberian 2 materi 16,17 8, 9, 10, 40 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 22, 26, 27, 28 23,24, 25, 29 30 30 31 5 5 Evaluasi 32, 33 6 TOTAL 9 23 1 101 Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 101 atau dalam persentase 76,51%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa

80 aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini. S k o r P e r o l a h a n 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 40 30 20 5 6 1 2 3 4 5 Aspek yang diamati Diagram 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.12 berikut. No Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I Sintak Jigsaw 1 Membentuk kelompok ahli 2 Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 4 2, 3 1 12 Pemberian materi 10 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15,16,17 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 18 19, 20 8 38

81 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 5 Evaluasi 23 3 TOTAL 3 19 1 67 21, 22 6 Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model cooperatif learning tipe jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 67 atau dalam persentase 72,82%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini. S k o r P e r o 40 35 30 25 20 15 10 5 0 38 12 8 6 3 1 2 3 4 5 Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I (2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 1 Membentuk kelompok ahli 2, 3, 4, 1 19

82 5, 6, 7 Pemberian 19, 21 2 materi 17 8, 9, 10 43 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 3 Membentuk 29 22, 23, 23 kelompok ahli 24, 25, dan berdiskusi 26, 27, 28 4 Presentasi hasil 30, 31 6 diskusi di kelompok awal 5 Evaluasi 32, 33 6 TOTAL 2 28 3 97 Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 97 atau dalam persentase 73,48%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada diagram berikut ini.

83 S k o r P e r o l a h a n 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 43 23 19 6 6 1 2 3 4 5 Aspek yang diamati Diagram 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.14 berikut. No Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II Sintak Jigsaw 1 Membentuk kelompok ahli 2 Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 2, 3,4 1 13 Pemberian materi 5, 6, 7, 8, 9,10, 11, 12, 13, 14, 15,16,17 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 18,19, 20 21, 22 39 9 6

84 5 Evaluasi 23 3 TOTAL 22 1 67 Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model cooperatif learning tipe jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 70 atau dalam persentase 76%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada diagram berikut ini. S k o r P e r o l a h a n 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 39 13 9 6 3 1 2 3 4 5 Diagram 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II 3) Pertemuan ketiga Hasil observasi aktiivitas guru pada siklus II pertemuan ketiga dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.

85 Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan III Jumlah Skor No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi 1 2 3 4 1 Membentuk kelompok ahli 2, 3, 4, 1, 7 23 5, 6 Pemberian 8, 11, 2 materi 9, 10 20 45 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 29 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 23 30, 31 6 5 Evaluasi 32, 33 6 TOTAL 1 27 5 103 Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 103 atau dalam persentase 78%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan ketiga dapat dilihat pada diagram berikut ini.

86 S k o r P e r o l a h a n 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 45 23 23 6 6 1 2 3 4 5 Aspek yang diamati Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan III Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut. No Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan III Sintak Jigsaw 1 Membentuk kelompok ahli 2 Tindakan Observasi Jumlah 1 2 3 4 Skor 2, 3,4 1 13 Pemberian materi 5, 6, 7, 8,10, 11, 12, 13, 14, 15,16,17 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 9 40 18, 20 19 10

87 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal 5 Evaluasi 23 3 TOTAL 20 3 72 21, 22 6 Hasil observasi aktivitas siswa terdapat lima aspek yang diamati, masingmasing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model cooperatif learning tipe jigsaw. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 72 atau dalam persentase 78 %. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan ketiga dapat dilihat pada diagram berikut ini. S k o r P e r o l a h a n 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 40 13 10 6 3 1 2 3 4 5 Diagram 4.18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan III 4.1.3.4 Pelaksanaan Evaluasi Siklus II Hasil belajar IPA siswa kelas 3B SDN Ngening 01 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA siklus II sebagai berikut.

88 Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA Siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1. 68 74 3 20 2. 75 81 6 40% 3. 82 88 3 20% 4. 89 93 1 7% 5. 94 100 2 13% Jumlah Siswa 15 100 % Nilai Rata-rata 81 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70 Berdasarkan tabel 4.17 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 3 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai ratarata siswa dari 72 pada siklus I menjadi 81 pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.17 dapat dinyatakan dalam diagram 4.19 yaitu sebagai berikut. 10 8 Frekuensi 6 4 2 0 68-74 75-81 82-88 89-93 94-100 Rentang Nilai Diagram 4.19 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA Siklus II Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.18 berikut.

89 Tabel 4.18 Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas 70 15 100 2. Belum Tuntas < 70 0 0 Jumlah 15 100 Dari tabel 4.18 ketuntasan belajar siswa pada siklus II naik menjadi 100% tuntas.ketuntasan belajar siswa pada tabel 4. 18 dapat dilihat pada diagram 4.20 berikut. 100% Tuntas Diagram 4.20 Ketuntasan Belajar Siklus II 4.1.3.5 Refleksi Siklus II Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru teman sejawat, guru observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 3. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru teman sejawat telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru teman sejawat yaitu guru kelas 3 sudah dapat menerapkan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan power point dalam kegiatan pembelajarannya. Bagi siswa, penerapan

90 model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point menjadikan siswa aktif, kreatif dan terampil. Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 33 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 68,93%, pertemuan kedua meningkat menjadi 73,48% dan pertemuan ketiga memperoleh persentase sebesar 78%. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 6,8 % dan peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua dan ketiga meningkat 4,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama, kedua dan ketiga sebagai berikut. Persentase 80% 78% 76% 74% 72% 70% 68% 66% 64% Pertemuan1 Pertemuan2 Pertemuan3 Siklus 69% 73% 78% Diagram 4.21 Peningkatan Persentase Observasi Guru Siklus II Pertemuan Pertama, Kedua dan Ketiga Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar persentase yang diperoleh 72,82%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 76% dan pada pertemuan

91 ketiga besar persentase yang diperoleh sebesar 78%. Besarnya peningkatan hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama dan kedua sebanyak 3% dan peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua dan ketiga meningkat 2%.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama kedua dan ketiga sebagai berikut. 79% 78% 77% 76% Persentase 75% 74% 73% 72% 71% 70% Pertemuan1 Pertemuan2 Pertemuan3 Siklus 73% 76% 78% Diagram 4.22 Peningkatan Persentase Observasi Siswa Siklus II Pertemuan Pertama, Kedua dan Ketiga Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), maka pada siklus II semua siswa tuntas.dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 100%.Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut.

92 1) Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru berhasil melakukan perbaikan tindakan pembelajaran pada pelaksanaan siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I, yang dapat diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru. 2) Siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan power point terlihat dari antusias siswa dalam menanggapi pertanyaan dari guru, maupun pada waktu kegiatan berdiskusi. 3) Siswa dapat bekerjasama dan menyampaikan pendapat dengan baik dan berdiskusi secara kondusif di dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik yang direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya: 1) Peneliti dan guru kolaborator telah melakukan diskusi bersama untuk membahas mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan bersama. 2) Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga penyampaian materi sudah terstruktur dengan baik, Tidak lupa, guru dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan realitas kehidupan yang dialami oleh siswa. 3) Guru membagi siswa sesuai model pembelajaran jigsaw kedalam kelompok asal dan kedalam kelompok ahli agar melatih siswa dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri (paham materi pelajaran) dan juga bertanggungjawab dalam kelompoknya (menyampaikan yang siswa tahu dari materi diskusi itu) 4) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa.

93 4.2 Analisis Komparatif Pelaksanaan dan Hasil Tindakan Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 3B SDN Ngening 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.19 berikut. Tabel 4.19 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Ketuntasan Kondisi awal Siklus I Siklus II Nilai Belajar Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. Tuntas 70 7 47 9 60 15 100 2. Belum Tuntas < 70 8 53 6 40 0 0 Jumlah 15 100 15 100 15 100 Nilai Rata-rata 66 72 81 Berdasarkan tabel 4.19 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa sudah tercapai namun ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 100% atau keseluruhan siswa mencapai ketuntasan. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus IIdapat dilihat pada diagram 4.23 berikut.

94 Jumlaah Siswa 16 14 12 10 Diagram 4.23 Perbandingan Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.24berikut ini. 8 6 4 2 0 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tuntas 7 9 15 Belum Tntas 8 6 0 100 80 60 40 20 0 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Rata-rata 66 72 81 Diagram 4.24 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 3B SDN Ngening 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah dan kurang memanfaatkan media yang dapat memunculkan minat belajar siswa.