BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti (sejauh mana

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kedisiplinan dan Kepercayaan Diri terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Analisis dan Pembahasan

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN WANITA DI PASAR KOTA TANJUNG MORAWA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap variable-variabel dalam penelitian ini. Data-data yang dihasilkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis regresi berganda dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Kesempatan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh di lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

- Lama bekerja sebagai pekerja Amalgamasi dalam sehari : jam. - Lama bekerja sebagai pekerja amalgamasi dalam (tahun ): Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

PENGANTAR. : Bapak/Ibu di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Angkatan/Stambuk : 2007 : Departemen Manajemen, Fakultas ekonomi, Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA

BAB IV HASIL PENELITIAN

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dari 62 kuesioner yang telah diambil dan diolah, maka terdapat data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kepung Kabupaten Kediri adalah sebagai berikut : No. Nama Sekolah Alamat

LAMPIRAN. 1. Data Bank Umum Syariah. Sukuk Ritel (dalam jutaan) Ukuran Perusahaan DPK. Bagi Hasil (dalam jutaan) Suku Bunga.

BAB IV HASIL PENELITIAN. meminta ijin ke MTs Darul Falah Bendiljati Kulon dengan memberikan surat

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. elektrik, appliance dan industri umum. PT Yamatogomu Indonesia berdiri

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KULINER SETIA BUDI MEDAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Data Responden Nama : Usia : Jenis kelamin : Lama menjadi konsumen Konveksi Mutiara Medan :

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti (sejauh mana pengaruh intensitas mengikuti pengajian selapanan terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal), dibawah ini akan disajikan data tentang Intensitas mengikuti pengajian selapanan dan data tentang Peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Penyusunan alat ukur penelitian ini melalui beberapa proses. Untuk memenuhi persyaratan alat ukur yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, skala yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu didiskusikan dengan pembimbing skripsi. Melalui beberapa kali diskusi, penulis mendapat beberapa masukan yang sangat berarti untuk menyempurnakan skala yang siap digunakan untuk penggalian data di lapangan. Orientasi lokasi penelitian dan identifikasi calon subjek penelitian dilakukan melalui observasi dan pencarian informasi data. Setelah persiapan penelitian dianggap cukup, kemudian dilakukan penggalian data di lokasi penelitian. Penggalian data di lapangan dilakukan selama 30 hari. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan alat ukur (skala) kepada subjek 79

penelitian. Alat ukur dibagikan kepada subjek secara langsung yang sengaja ditemui dan diidentifikasi telah memenuhi karakteristik populasi. 80 Alat ukur yang disebarkan kepada subjek penelitian sebanyak 60. Setelah semuanya diisi oleh subjek penelitian kemudian dikumpulkan dan diteliti kembali untuk memastikan tidak ada kesalahan secara teknis. 5.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 5.2.1. Intensitas Mengikuti Pengajian Selapanan Hasil deskripsi data tentang Intensitas mengikuti pengajian selapanan adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Descriptive Statistics Intensitas Mengikuti Pengajian Selapanan Intensitas mengikuti pengajian selapanan Valid N (listwise) N Range Min Max Mean Std. Deviation 60 35,00 63,00 98,00 86,73 8,1342 60 Dari data tentang intensitas mengikuti pengajian selapanan di atas diketahui nilai tertinggi 98, nilai terendah 63 dengan rata-rata 86,73 dan standar deviasi 8,1342. Perhitungan hasil intensitas mengikuti pengajian selapanan dibagi menjadi beberapa kategori, perhitungan

81 kategorisasi berdasarkan pada skor hipotetik, karena alat ukur intensitas mengikuti pengajian selapanan ini belum mempunyai norma yang jelas. Dari hasil tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: kategori tinggi, sedang dan rendah. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai rata-rata (mean), nilai rata- rata intensitas mengikuti pengajian selapanan 86,73 adalah 2. Menentukan standar deviasi (SD), nilai SD Intensitas mengikuti pengajian selapanan adalah 8,1342 3. Kategorisasi Penelitian memiliki tingkat Intensitas mengikuti pengajian selapanan dengan kriteria rendah, sedang dan tinggi seperti tabel 5.2: Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Skor Skala Intensitas Mengikuti Pengajian Selapanan Rumusan Kategori Skor Skala X > (Mean + 1 SD) Tinggi X > 95 (Mean 1 SD) < X < (Mean + Sedang 79 95 1 SD) X < (Mean 1 SD) Rendah X < 79 Keterangan: X = Skor Skala Mean = Nilai Rata Rata SD = Standar Deviasi

82 Data di atas berarti bahwa nilai yang rendah < 79, nilai sedang antara 79 95 dan nilai yang tinggi > 95. 4. Analisis Presentase Penelitian memiliki tingkat intensitas mengikuti pengajian selapanan dengan kriteria rendah, sedang dan tinggi seperti tabel 5.3: Tabel 5.3 Hasil Persentase Variabel Intensitas Mengikuti Pengajian Selapanan Variabel Kategori Kriteria Frekuensi Presentase Intensitas Tinggi X > 95 8 13% mengikuti Sedang 79 95 44 73% pengajian selapanan Rendah X < 79 8 13% Data di atas menunjukkan bahwa Intensitas mengikuti pengajian selapanan berada dengan ratarata 86,73 termasuk dalam kriteria sedang yaitu berada pada interval 79 95, kategori tinggi berjumlah 8 responden (13%), kategori sedang berjumlah 44 responden (73%), kategori rendah berjumlah 8 responden (13%). 5.2.2. Peningkatan Akhlak Remaja Pada Jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal. Hasil deskripsi data peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4 Descriptive Statistics Peningkatan Akhlak Remaja pada Jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal 83 Peningkatan akhlak remaja pada jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal Valid N (listwise) N Range Min Max Mean Std. Deviation 60 55,00 88,00 143,00 124,00 10,8908 60 Data tentang peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal di atas diketahui nilai tertinggi 143, nilai terendah 88 dengan rata- rata 124 dan standar deviasi 10,8908 Perhitungan hasil peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal dibagi menjadi beberapa kategori, perhitungan kategorisasi berdasarkan pada skor hipotetik, karena alat ukur peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kenda ini belum mempunyai norma yang jelas. Dari hasil tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

84 1. Menentukan nilai rata-rata (mean), nilai rata-rata peningkatan akhlak remaja pada jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal adalah 124 2. Menentukan standar deviasi (SD), nilai SD peningkatan akhlak remaja pada jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal adalah 10.8908 3. Kategorisasi Penelitian memiliki tingkat peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal dengan kriteria rendah, sedang dan tinggi seperti tabel 5.5: Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Skor Skala Peningkatan Akhlak Remaja pada Jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal Rumusan Kategori Skor Skala X > (Mean + 1 SD) Tinggi X > 135 (Mean 1 SD) < X < (Mean Sedang 113 135 + 1 SD) X < (Mean 1 SD) Rendah X < 113 Keterangan: X = Skor Skala Mean = Nilai Rata Rata SD = Standar Deviasi Data di atas berarti bahwa nilai yang rendah < 113, nilai sedang antara 113 135, dan nilai yang tinggi > 135.

4. Analisis Presentase 85 Penelitian memiliki tingkat peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal dengan kriteria rendah, sedang dan tinggi seperti tabel 5.6 Tabel 5.6 Hasil Persentase Variabel Peningkatan Akhlak Remaja pada Jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal Variabel Kategori Kriteria Frekuensi Presentase Peningkatan Tinggi X > 135 6 10% akhlak remaja Sedang 113 135 45 75% pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal Rendah X < 113 9 15% 5.3. Uji Asumsi Data di atas menunjukkan bahwa peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal berada dengan rata-rata 124 termasuk dalam kriteria sedang yaitu berada pada interval 113 135, kategori tinggi berjumlah 6 responden (10%), kategori sedang berjumlah 45 responden (75%), kategori rendah berjumlah 9 responden (15%). Sebelum di uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi agar diketahui apakah memenuhi syarat untuk menguji hipotesis yang diajukan. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

5.3.1. Uji Normalitas 86 Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Dikatakan normal apabila grafik menunjukkan penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Analisis normalitas berfungsi untuk menguji penyebaran data hasil penelitian. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji penyebaran data penelitian (Priyatno, 2010: 54). Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov melalui bantuan program Komputer SPSS 16.0. Berdasarkan perhitungan SPSS terlihat bahwa uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Intensitas Akhlak N 60 60 Normal Mean Parameters(a,b) 86.73 124.00 Std. Deviation 8.134 10.891 Most Extreme Absolute Differences.117.117 Positive.087.085 Negative -.117 -.117

Expected Cum Prob 87 Kolmogorov-Smirnov Z.904.904 Asymp. Sig. (2-tailed).387.388 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Variabel intensitas mengikuti pengajian selapanan menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,387, dan variabel peningkatan akhlak remaja pada jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,388 Berdasarkan nilai signifikansi tersebut terlihat bahwa angka signifikansi yang diperoleh dari uji normalitas semuanya lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian dari kedua variabel tersebut adalah normal. Hasil uji normalitas data penelitian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Untuk melanjutkan gambaran uji normalitas dapat dilihat dalam gambar 1 Gambar 1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Akhlak 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob

88 Dari gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data penelitian sebagai syarat analisis regresi. 5.3.2. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Uji Homogenitas dinyatakan homogen apabila memenuhi persyaratan: 1. Jika signifikansi yang diperoleh > 0,05, maka variansi setiap sampel sama (homogen). 2. Jika signifikansi yang diperoleh < 0,05, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Dari hasil pengujian muncul hasilnya secara otomatis sebagaimana dalam tabel dibawah ini: Tabel 5.8 Hasil Analisis Homogenitas Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,987 23 59 0,208

89 Tabel 5.9 Rangkuman Analisis Homogenitas Variabel Intensitas mengikuti pengajian selapanan Nilai Levene Statistik Signifikan Keterangan 2,978 0,208 0,208 > 0,05 Homogen Homogenitas hasil penelitian menunjukkan nilai Levene Statistik 2,987 dengan taraf signifikan 0,208. Ini menunjukkan bahwa sebaran angket homogen. Dari hasil di atas dapat diketahui signifikansi sebesar 0,208. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data intensitas mengikuti pengajian selapanan mempunyai varian sama (homogen). 5.4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis untuk mengetahui intensitas mengikuti pengajian selapanan berpengaruh terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal, dapat dilihat dari nilai F dan R Square yang diperoleh dengan bantuan SPSS 16.00. Hasil perhitungan F reg menunjukkan nilai 43,160 dengan tingkat signifikan 0,00, sebagaimana tabel 5.10 sebagai berikut:

90 Tabel 5.10 ANOVA(b) Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2985,705 1 2985,705 43,160,000(a) Residual 4012,295 58 69,178 Total 6998,000 59 a Predictors: (Constant), Intensitas b Dependent Variable: Akhlak Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat intensitas mengikuti pengajian selapanan berpengaruh terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Hasil tersebut diperoleh dari F reg sebesar 43,160 kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel pada taraf signifikan 5% yaitu dan pada taraf 1%, karena F reg = 43,160 > F t0,05 = 4,00 dan F reg = 43,160 > F t0,01 = 7,08. Hasil ini menunjukkan bahwa F reg lebih besar dari F tabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. Langkah berikutnya adalah melihat seberapa besar pengaruh intensitas pengajian selapanan terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal melalui koefisien determinasi (R Square). Hasil statistik dengan bantuan program SPSS 16.00 for windows menunjukkan bahwa R Square sebesar 0,653, seperti tabel 5.11:

91 Tabel 5.11 Model Summary(b) Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate 1,653(a),427,417 8,317 a Predictors: (Constant), Intensitas b Dependent Variable: Akhlak Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 42,7%, sedang yang 57,3% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini (tidak diteliti). Hal ini artinya intensitas pengajian selapanan berpengaruh terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal sebesar 42,7%, sedang 57,3% dipengaruhi faktor lainnya diluar variabel yang diteliti. 5.5. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan ada pengaruh intensitas mengikuti pengajian selapanan terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal, yang ditunjukkan dengan F reg yang menunjukkan nilai 43,160 dengan tingkat signifikan 0,00 yang di bawah alpha 0,05. Hal itu berarti bahwa intensitas mengikuti pengajian selapanan berpengaruh terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

92 semakin tinggi intensitas mengikuti pengajian selapanan, semakin tinggi peningkatan akhlak remaja pada jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal. Sebaliknya semakin rendah intensitas mengikuti pengajian selapanan, semakin rendah pula peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Intensitas mengikuti pengajian selapanan berpengaruh terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal karena pengajian sebagai suatu proses untuk menciptakan masyarakat yang religius. Pelaksanaannya dapat dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai agama. Fungsi pengajian sebagai lembaga dakwah maupun lembaga-lembaga lainnya adalah menggerakkan masyarakat untuk melakukan tindakan perubahan dari kondisi yang ada menjadi kondisi yang lebih baik menurut tuntunan agama Islam (Kanwil Depag, 1992:17). Fungsi ini merupakan serangkaian hasil akhir yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan pengajian. Fungsi pengajian dengan tujuan utama dakwah mempunyai kesimpulan yang sama yaitu dengan melakukan perubahan dalam diri mereka dengan menjauhi larangannya dan menjalankan perintah-nya, maka kondisi dari mad u akan lebih baik, yaitu mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, sedangkan tujuan utama dakwah itu sendiri adalah mendapatkan hasil akhir yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan dakwah yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat (Shaleh,

93 t.th: 21). Semakin remaja yang intensif mengikuti pengajian selapanan akan menjadikan dirinya berakhlakul karimah. Intensitas mengikuti pengajian selapanan mempengaruhi peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal, sebesar 42,7%, sedang yang 57,3% sisanya dijelaskan variabel lain seperti faktor intern meliputi citra diri, jenis kelamin dan faktor eksteren meliputi peran perilaku orang tua, serta peran faktor sosial. Hal tersebut didukung pula dengan pendapat menurut Kholiq (1992: 44-53), tujuan pengajian adalah: 1. Mencetak Muslim hakiki. 2. Menciptakan masyarakat muslim yang berdiri di atas kalimatullah. 3. Menyampaikan hujjah. 4. Melepas tanggung jawab dan amanah dihadapan Allah. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pengajian bertujuan untuk membentuk masyarakat yang konstruktif menurut ajaran Islam, sehingga menjadi orang yang berkepribadian Muslim, berakhlakul karimah, dimana dalam setiap perilakunya berpedoman pada ketentuan-ketentuan hukum dari Allah yang menunjukkan perilaku orang yang beriman dan bertakwa. Peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal sebagai sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, tentunya tidak diperoleh dengan begitu mudah,

94 tetapi juga tidak dimiliki semata-mata karena pemberian dari orang lain. Peningkatan akhlak remaja pada jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: Pertama, faktor pembawaan atau bakat. Sejak lahir manusia sudah memiliki bakat atau potensi-potensi yang akan mempengaruhi perkembangan hidupnya. Bakat atau potensi inilah yang menentukan seseorang menjadi dokter atau seniman, dalam Islam, potensi atau bawaan yang dibawa oleh manusia sejak lahir disebut fitrah. Fitrah manusia adalah segala apa yang diciptakan Allah pada manusia yang berkaitan dengan jasmani dan rohani (Shihab, 2004: 284-285). Kedua, faktor lingkungan. Lingkungan seseorang sangat mempengaruhi perkembangan peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendalnya. John Locke berpendapat bahwa seorang anak yang baru lahir bagaikan selembar kertas putih yang belum ternoda oleh apapun. Kemudian orang tuanya (lingkungan) yang akan memberikan noda tinta kepada kertas putih itu. Teori itu kemudian disebut teori Tabularasa. Jadi perkembangan kecerdasan seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman-pengalaman orang tersebut (Yusuf, 2000: 35). Sartain sebagaimana yang dikutip oleh (Yusuf, 2000: 37-43), lingkungan adalah semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku seseorang, pertumbuhan, perkembangan atau life process seseorang kecuali

95 gen-gen. Adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal, terdiri atas: Pertama, lingkungan keluarga. Arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan marga. Keluarga sangat berperan dalam mengembangkan pribadi dan peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Kasih sayang dan pendidikan agama maupun umum dari orang tua merupakan faktor esensial dalam mempersiapkan anak menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan cerdas. Keluarga merupakan faktor penentu (determinant factor) yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Keluarga yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur dan akhlak mulia akan menghasilkan generasi yang cerdas, baik intelektual, emosional maupun spiritual. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan tauladan (contoh) bagi anak dan merupakan pola bagi way of life anak (Yusuf, 2000: 44-47). Kedua, lingkungan sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang membantu remaja mengembangkan potensinya dengan baik menyangkut aspek moral, emosional, spiritual, intelektual, maupun sosial. Kemampuan seorang guru menangani peserta didiknya dengan baik adalah contoh peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Keberhasilan seorang guru mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengendalikan emosinya akan

96 menghasilkan perilaku dan akhlak peserta didik yang baik. Ada dua kemungkinan apabila sekolah (bimbingan) berhasil mengembangkan. Ketiga, teman sebaya. Teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian dan peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Dari kelompok ini remaja belajar tentang: 1) bagaimana berinteraksi dengan orang lain, 2) bagaimana mengontrol emosi dan tingkah laku sosial, 3) mengembangkan ketrampilan dan minat mereka, 4) saling bertukar perasaan dan masalah (Yusuf, 2000: 59-60). Proses interaksi terdapat tindakan saling pengaruh mempengaruhi antara satu individu dengan individu yang lainnya, sehingga timbullah kemungkinan-kemungkinan untuk saling merubah atau memperbaiki perilaku masing-masing secara timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok (Walgito, 1990: 65). Pemberian pengajian yang dilakukan terus menerus merupakan salah satu cara yang mempunyai peran penting dalam peningkatan akhlak. Frekuensi kehadiran mengikuti pengajian, pemahaman materi pengajian, dan motivasi mengikuti pengajian untuk berubah lebih baik dari sebelumnya dan adanya aspek tersebut bisa membantu jamaah remaja meningkatkan akhlak

97 mereka, untuk itu intensitas jamaah dalam mengikuti pengajian adalah faktor penting menuju peningkatan akhlak remaja. Berbagai uraian pendapat di atas dapat memperkuat hipotesis penelitian ini, yaitu terdapat pengaruh intensitas mengikuti pengajian selapanan terhadap peningkatan akhlak remaja pada jamaah al-muqorrobin Kabupaten Kendal. Dengan demikian, intensitas mengikuti pengajian selapanan menjadi salah satu faktor yang menentukan peningkatan akhlak remaja seseorang, termasuk dalam konteks ini bagi remaja jamaah al- Muqorrobin Kabupaten Kendal.

98