ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Angan mengahalangi kebaikan, kebenaran membawa kepada kesuksesan yang disertai keberuntungan, dan nafsu salah mendorong kepada kejahatan (Yahya bin Muadz ra.) Karya kecil ini ku persembahkan untuk keluarga tercinta, Bapak, Ibu, Erna & Suami dan Zidan
RINGKASAN EKO SUPRIYANA. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Minyak Goreng Bermerek dan Tidak Bermerek (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor). Di bawah bimbingan HARMINI Minyak goreng adalah salah satu komoditas dari sembilan bahan pokok yang cukup penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu minyak goreng dikategorikan sebagai komoditas yang cukup strategis. Pada saat ini, pengembangan agribisnis minyak goreng di Indonesia memiliki peranan yang cukup besar dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa. Pangsa pasar minyak goreng indonesia saat ini sebagian besar dikuasai oleh minyak goreng tanpa merek sebesar 70 persen dari total pangsa pasar nasional, sedangkan sisanya 30 persen oleh minyak goreng bermerek. Agar dapat bersaing dan memperoleh pangsa pasar yang diinginkan, produsen seyogyanya dapat mengetahui perilaku konsumen terhadap produk minyak goreng. Melalui penelitian terhadap proses keputusan pembelian konsumen terhadap produk, produsen dapat mengetahui keinginan dan prioritas konsumen. Adapun salah satu yang menjadi konsumen minyak goreng ini adalah rumah makan yang berada di wilayah Kota Bogor. Pemilihan rumah makan sebagai responden karena proses keputusan pembelian minyak goreng yang dilakukan oleh konsumen rumah makan berbeda dengan konsumen individu. Berdasarkan rumusan tersebut maka permasalahan yang dapat diteliti adalah : bagaimana karakteristik konsumen dan tahapan proses keputusan pembelian minyak goreng, bagaimana deskripsi tingkat kepentingan atribut produk minyak goreng, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian minyak goreng dan bagaimana implikasi perilaku konsumen terhadap strategi pemasaran minyak goreng. Berdasarkan rumusan permasalahan maka tujuan dari penelitian ini adalah: mengkaji karakteristik konsumen dan menganalisis proses keputusan pembelian minyak goreng bermerek dan tidak bermerek, mendeskripsikan tingkat kepentingan atribut produk minyak goreng, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian minyak goreng dan menganalisis implikasi perilaku konsumen terhadap strategi pemasaran minyak goreng. Karakteristik responden dan tahapan proses keputusan pembelian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Adapun karakteristik responden yang dianalisis adalah jenis rumah makan, kapasitas kursi, omzet perbulan, jumlah pengunjung, jumlah karyawan, kepemilikan tempat parkir dan akses ke jalan raya. Tahapan proses keputusan pembelian yang dianalisis adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Sementara untuk mengetahui tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk minyak goreng menggunakan analisis ukuran pemusatan dengan menggunakan nilai tengah. Analisis Diskriminan digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian minyak goreng. Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian dirumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan perilaku konsumen minyak goreng bermerek dan tidak bermerek. Jumlah responden digunakan sebanyak 36 responden rumah makan, dengan 18 rumah makan minyak goreng bermerek dan 18 rumah makan minyak goreng tanpa merek.
Karakteristik responden minyak goreng bermerek antara lain : sebagian besar jenis rumah makan tradisional, kapasitas kursi berkisar antara 20 sampai 40 buah, omzet rata-rata perbulan antara Rp 10.000.000 sampai dengan Rp 100.000.000, dengan jumlah rata-rata pengunjung per bulan 3000 4000 orang. Jumlah karyawan umumnya antara 10 sampai 50 orang, dengan fasilitas tempat parkir yang cukup luas dan akses ke jalan raya yang mudah pada sebagian besar rumah makan. Bangunan yang digunakan umumnya berukuran besar dengan tipe bangunan permanen. Sementara karakteristik responden minyak goreng tanpa merek adalah sebagian besar jenis rumah makan tradisional, dengan kapasitas kursi kurang dari 20 buah, omzet rata-rata per bulan berkisar antara Rp 10.000.000 Rp 50.000.000, jumlah pengunjung per bulan antara 1000 3000 orang. Jumlah karyawan umumnya kurang dari 10 orang, dengan fasilitas tempat parkir dan dekat dengan akses jalan raya. Untuk bangunannya berukuran kecil sampai sedang dan umumnya tipe bangunannya adalah semi permanen. Pada tahapan pengenalan kebutuhan, responden minyak goreng bermerek memiliki motivasi karena pembelian dilakukan merupakan keputusan perusahaan (33,33 persen) dan mencari manfaat untuk memuaskan konsumen (83,33 persen). Sementara sebagian besar (66,67 dan 94,44 persen) responden minyak goreng tidak bermerek memiliki motivasi dan pencarian manfaat pembelian karena harganya yang terjangkau dan untuk meningkatkan laba rumah makan. Pada proses pencarian informasi responden setuju bahwa informasi diperoleh sebagian besar berasal dari penjual yakni sebesar 61,11 persen responden minyak goreng bermerek, dan 94,44 persen untuk responden minyak goreng tidak bermerek, sehingga informasi dari penjual merupakan informasi yang paling berpengaruh. Atribut yang diperhatikan dalam tahapan evaluasi alternatif pada dua kelompok responden berbeda. Pada responden responden minyak goreng bermerek atribut yang dianggap paling penting adalah warna (33,33 persen), sementara pada responden minyak goreng tidak bermerek atribut yang dianggap paling penting adalah harga (61,11 persen). Pada tahapan pembelian dua kelompok responden sebagian besar memutuskan pembelian secara terencana masing-masing 83,33 dan 55,56 persen untuk minyak goreng bermerek dan minyak goreng tidak bermerek. Tetapi dalam frekuensi pembelian minyak goreng yang dilakukan, sebagian besar responden minyak goreng bermerek melakukan pembelian seminggu sekali (61,11 persen). Sementara sebagian besar reponden minyak goreng tidak bermerek melakukan pembelian setiap hari (50 persen). Tempat pembelian sebagian besar dikirim oleh penjual untuk minyak goreng bermerek (61,11 persen) dan di grosir untuk minyak goreng tidak bermerek (72,22 persen). Pada tahapan terakhir sebagian besar responden merasa puas atas minyak goreng yang digunakannya. sehingga responden tidak akan beralih pada minyak goreng lain dengan persentase sebesar 100 persen untuk minyak goreng bermerek dan 83,33 persen untuk minyak goreng tidak bermerek. Berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut produk, diperoleh atribut yang dianggap sangat penting oleh responden minyak goreng bermerek adalah atribut informasi produk, aroma, warna, kemudahan memperoleh, merek, dan harga, sementara atribut kemasan dan promosi merupakan atribut yang dianggap penting. Pada responden responden minyak goreng tidak bermerek atribut yang dianggap sangat penting adalah harga, kemudahan memperoleh, warna dan aroma. Atribut informasi produk dan kemasan dianggap penting. Faktor yang paling dominan berpengaruh dalam keputusan pembelian minyak goreng adalah omzet per bulan, kapasitas kursi, jumlah tamu untuk minyak goreng bermerek dan frekuensi pembelian untuk minyak goreng tidak
bermerek. Faktor yang dianggap tidak berpengaruh adalah faktor jumlah tamu, tempat pembelian, jumlah pembelian, jarak tempat pembelian dan jenis rumah makan. Strategi pemasaran yang bisa dilakukan pada minyak goreng bermerek adalah mencantumkan informasi produk dengan jelas dan lengkap, mempertahankan warna dan aroma, menjaga ketersediaan produk, mempertahankan reputasi merek, menjaga kestabilan harga dan lebih gencar melakukan promosi. Sementara strategi pemasaran untuk minyak goreng tidak bermerek adalah mempertahankan harga, menjamin kemudahan memperoleh produk, mempertahankan warna dan aroma minyak goreng, serta meningkatkan hubungan dengan distributor atau pengecer.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) Oleh : EKO SUPRIYANA A.14101630 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Minyak Goreng Bermerek dan Tidak Bermerek (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) Nama Mahasiswa : Eko Supriyana NRP : A. 14101630 Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Harmini, MS NIP. 131 688 732 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698 Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR- BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Desember 2006 Eko Supriyana A.14101630
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 26 April 1978, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Sugeng Santoso dan Ibu Maryanah. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SD Negeri Sirnagalih 1 Kabupaten Bogor pada tahun 1984 lulus tahun 1990. Setelah menamatkan pendidikan Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 9 Kota Bogor, lulus pada tahun 1993. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 8 Kota Bogor lulus tahun1996. Tahun 1997, Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada program Diploma III Teknisi Peternakan, Fakultas Peternakan, lulus pada tahun 2000. Selanjutnya pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata-1 pada program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, kata-kata yang sudah seharusnya saya ungkapkan setelah dapat menyelesaikan skripsi ini, karena atas izin dan karunia dari ALLAH SWT. semuanya dapat terjadi. Pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas peran dan bantuannya. 1. Kedua orang tua (Ibu dan Bapak), atas doa dan segala bantuan yang tak terkira, mudah-mudahan semua itu mendapat balasan dari ALLAH SWT. 2. Adikku Erna dan Suami untuk doa dan bantuannya, serta si kecil Zidan semoga menjadi anak yang saleh. 3. Ibu Ir. Harmini, MSi atas segala kebaikan, kesabaran dan bimbingannya hingga sksipsi ini dapat terwujud. 4. Ibu Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama atas semua masukkan yang berharga kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Yusalina, MSi selaku dosen penguji dari komisi pendidikan, atas koreksi dan masukan untuk skripsi ini. 6. Bapak Muhammad Firdaus, SP, MM selaku evaluator kolokium yang telah memberikan saran dan kritik untuk penulisan skripsi ini. 7. Staff sekretariat ekstensi yang telah banyak membantu kelancaran penulis dalam menyusun skripsi ini. 8. Para pemilik dan pimpinan rumah makan di wilayah Kota Bogor yang bersedia dikunjungi oleh penulis. 9. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Bogor atas data yang diberikan pada penulis. 10. Alfia nugrah dan keluarga, untuk semua bantuan, doa dan dorongannya semoga semua itu menjadikan kebaikan.