BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III Metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran daerah penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kronggen 1, yaitu di KecamatanBrati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Kronggen 1 berada kurang lebih 300 kilometer dari kecamatan, sedangkan jarak Dinas Pendidikan Kabupaten dengan SD Negeri Kronggen 1 kurang lebih 1 kilometer. SD Negeri Kronggen berada di pinggir jalan Jl. Raya Purwodadi yang didepannya terdapat pasar dan warung makan. Dengan kata lain letak SD Negeri Kronggen 1 mudah dijangkau baik siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten karena letaknya yang strategis. 4.2 Karakteritik Responden Siswa SD Negeri Kronggen 1 berjumlah 156 anak yang terdiri dari kelas I sampai kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 kelas dan masingmasing kelas diampu oleh 1 guru kelas. Jumlah pendidik di SD Negeri Kronggen 1 adalah sebanyak 10 guru, dengan perincian sebagai berikut: 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olah raga, 1 guru bahasa Inggris, 1 guru agama. Selain itu di SD Negeri Kronggen juga mempunyai 1 petugas perpus dan 1 penjaga sekolah. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Kronggen 1 sebanyak 25 siswa. Karakteristik siswa-siswi SD Negeri Kronggen 1 adalah sebagai berikut : Suka bermain, rasa ingin tahunya tinggi khususnya dalam menerima pelajaran, suka terhadap hal-hal yang baru, ekonomi orang tua standar, pendidikan orang tua rata-rata berijasah SMA, pekerjaan orang tua sebagian besar adalah wiraswasta dan petani. Kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikannya. Kelas yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah kelas 5 yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 14 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mempelajari pokok bahasan batuan, tanah dan daur air pada siswa kelas 5 SD

35 Negeri Kronggen 1 Brati semester II dengan menggunakan model pembelajaran cooperatif learning tipe jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, yang dimulai dari tanggal 2 27 Maret 2013. 4.3 Pelaksanaan Tiap Siklus 4.3.1 Pelaksanaan Pra Siklus Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mendapatkankan data-data awal yang ada di lapangan. Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Pada awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa dari 25 siswa terdapat 20 siswa atau 80% yang belum memenuhi KKM dan 5 siswa atau 20 % yang memenuhi KKM (KKM= 60). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses belajar masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kurang paham dalam materi pembelajaran. Penyebab dari hasil belajar yang rendah yaitu metode pembelajaran yang tidak tepat dengan materi pelajaran. Guru kurang dapat menarik minat atau antusias siswa untuk belajar. Guru belum mampu mengadakan inovasi pembelajaran seperti penggunaan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi. Di SD Negeri Kronggen 1 sebagai hasil observasi awal oleh peneliti, sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang peneliti lakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini: Tabel 6 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus No Ketuntasan Jumlah siswa Persentase 1. Tuntas 5 20 % 2. Tidak tuntas 20 80 % Total 25 100 %

36 Dilihat dari tabel 6 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal. Diketahui hasil belajar siswa pada pra siklus siswa yang sudah tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 20% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 20 siswa dengan persentase 80%. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan model pembelajaran yang digunakan belum tepat. Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas 5 SD Negeri Kronggen 1 Brati, Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan tabel 6 diatas dapat digambarkan dalam diagram pie pada gambar 3. Tidak tuntas 80% Tuntas 20% Gambar 3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus 4.3.2 Pelaksanaan Siklus I 4.3.2.1 Perencanaan Setelah memperoleh data pada Pra Siklus, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, yang kemudian dilanjutkan melaksanakan Siklus I. Pelaksanaan siklus I ini peneliti bertindak sebagai guru atau pengajar sedangkan guru/ wali kelas 5 berperan sebagai observer. Pertemuan pertama pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2013. Siklus 1 ini dibagi menjadi 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 Maret 2013 dengan materi batuan dan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 6 Maret 2013 dengan

37 materi tanah. Sebelum dilakukan pertemuan pertama dan kedua maka peneliti menyiapkan perlengkapan mengajar. Perlengkapan tersebut diantaranya adalah membuat RPP, menyiapkan soal-soal pada siklus I berjumlah 30 butir soal dan siklus II berjumlah 20 butir soal untuk setiap pertemuan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan alat peraga yang akan digunakan sesuai dengan materi. 4.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan 4.3.2.3 Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan I Pada pertemuan pertama peneliti mengajar mata pelajaran IPA dengan materi batuan. Kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut. a. Kegiatan awal Langkah langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan apersepsi. b. Kegiatan inti Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan siswa, guru menjelaskan sedikit materi tentang batuan dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang dinamakan kelompok asal yang beranggotakan 4-6 orang, guru menyuruh siswa berhitung kembali membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli, guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dijelaskan dengan teman kelompok ahli, masing-masing kelompok berbeda materi, didalam kelompok ahli siswa berdiskusi dengan kelompoknya menjelaskan materinya yang diberikan, setelah selesai berdiskusi mereka kembali dengan kelompok asalnya kemudian menjelaskan materi yang yang telah didiskusikan mengenai batuan.

38 c. Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan, guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. 2. Pertemuan II Kegiatan dalam pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Sebelum pelaksanaan pertemuan kedua maka peneliti terlebih dahulu merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan kedua. Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer untuk menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut. a. Kegiatan awal Langkah langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan apersepsi. b. Kegiatan inti Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang tanah dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Siswa diminta untuk mendengarkan penjelasan materi tanah tanya jawab yang berkaitan dengan materi tersebut. Setelah itu, guru menyuruh siswa membuat kelompok secara acak, dalam kelompok tersebut dinamakan kelompok asal, setelah bergabung dalam kelompok asal guru membentuk siswa kedalam kelompok yang dinamakan kelompok ahli, didalam kelompok ahli siswa dijelaskan materi yang akan dibahas, setiap kelompok berbeda materi, setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli mereka kembali kekelompok asal, kemudian mereka menjelskan materi yang mereka dapat masing-masing setiap orang. c. Kegiatan penutup

39 Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan, guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. 4.3.2.4 Hasil Tindakan Siklus I 1. Hasil Belajar Peserta Didik Pada pelaksanaan siklus I telah diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran. Siklus I ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada siklus I ini mengalami peningkatan dari pra siklus. Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dengan persentase 60% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa dengan persentase 40%. 2. Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. 3. Refleksi Setelah guru melakukan proses pembelajaran, ternyata terdapat kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran. Kelebihan yang didapat dalam pembelajaran pada siklus I ini kemudian dipertahankan untuk melanjutkan tindakan ke siklus II sedangkan kekurangan atau kendalanya harus dicarikan penyelesainnya untuk perbaikan dan penyempurnaan pada siklus II. Identifikasi kelebihan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut : a. Guru sudah baik dalam memeriksa kesiapan ruang, alat, dan model pembelajaran. b. Guru sudah melaksanakan apersepsi sesuai dengan materi ajar. c. Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pelajaran. d. Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut. e. Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. f. Guru sudah dapat membuat siswa aktif bertanya dan menjawab atau mengemukakan pendapatnya.

40 g. Guru sudah menunjukkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam mengajar. h. Guru sudah melatih siswa untuk berpikir kritis dalam membuat pertanyaan. i. Guru sudah mampu melatih siswa untuk memahami makna tanggung jawab. Identifikasi kekurangan atau kendala pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut : a. Pertemuan 1 1. Memerlukan waktu yang panjang untuk mengulang penjelasan materi pelajaran. 2. Guru belum memantau kemajuan belajar siswa. 3. Kurangnya pengelolaan kelas sehingga situasi kelas menjadi tidak kondusif. 4. Anggota kelompok yang ditinggalkan cenderung ramai sendiri karena merasa tidak mempunyai tugas. b. Pertemuan 2 1. Pemerataan yang kurang antara siswa berintelektual tinggi dengan siswa berintelektual sedang dan rendah dalam pembagian kelompok. 2. Ketua kelompok yang susah menerima materi berdampak pada anggota kelompoknya, misalnya miskonsepsi. 3. Kurangnya tanya jawab antara guru dengan siswa. 4. Siswa belum mampu membuat rangkuman atau kesimpulan denganbahasa mereka sendiri, masih terpaku pada guru. 5. Guru kurang dapat mengaitkan materi dengan realita kehidupan. Cara mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut : a. Guru memberi pertanyaan kepada siswa seputar kehidupan sehari-hari. b. Guru memantau kemajuan belajar dari setiap kelompok dan merespon positif terhadap pertanyaan yang timbul dalam kelompok. c. Memberikan contoh yang konkret dengan melibatkan siswa sebagai objek pembelajar. d. Pembagian kelompok dipilihkan oleh guru secara acak dengan berhitung satu sampai lima. e. Guru memilih ketua kelompok yang berintelektual tinggi sehingga saat guru menjelaskan materi pelajaran tidak mengalami miskonsepsi.

41 f. Guru lebih sering memberikan pertanyaan kepada siswa agar siswa benarbenar paham dengan materi. g. Anggota kelompok yang ditinggalkan diminta untuk membaca buku berkaitan dengan materi agar tidak ramai sendiri. h. Guru memberikan sedikit ice breaking untuk melepas ketegangan saat pembelajaran kemudian setelah itu meminta siswa untuk tenang. 4.3.3 Pelaksanaan Siklus II 4.3.3.1 Perencanaan Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan kelemahan dan kelebihan pada Siklus I. Siklus II ini merupakan tahap penyempurnaan dari siklus I. Siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan. Pertemuan I pada tanggal 25 Maret 2013 dengan materi peristiwa akibat pelapukan tanah dan pertemuan kedua pada tanggal 27 Maret 2013 dengan materi air. Sebelum mengajar pada pertemuan pertama dan kedua, maka peneliti menyiapkan perlengkapan yang nantinya digunakan pada saat mengajar. Perlengkapan tersebut, diantaranya adalah membuat RPP, menyiapkan soal-soal yang berjumlah 20 butir soal setiap pertemuan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan alat peraga yang berhubungan dengan materi. 4.3.3.2 Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan I Pada pertemuan pertama peneliti mengajar mata pelajaran IPA dengan materi peristiwa akibat pelapukan tanah. Kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut. a. Kegiatan awal Langkah langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan apersepsi.

42 b. Kegiatan inti Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi peristiwa akibat pelapukan tanah tentang dengan menerapkan metode jigsaw. Siswa diminta untuk berhitung 1-5 setelah itu membentuk dalam kelompok yang dinamakan kelompok asli, setelah itu guru meminta siswa untuk berhitung kembali untuk membentuk kelompok dalam kelompok tersebut dinamakan kelompok ahli, di dalam kelompok ahli setiap kelompok antara satu dengan lain mendapat materi pelajaran yang berbeda-beda, setelah itu siswa berdiskusi membahas materi yang diberikan oleh guru, siswa kembali kekelompok asal setelah itu menjelaskan materi yang dibahas saat berdiskusi untuk dijelaskan dengan teman kelompok asal. Kemudian, guru memberikan pendalaman tentang materi. c. Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan, guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. 2. Pertemuan II Kegiatan dalam pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Sebelum pelaksanaan pertemuan kedua maka peneliti terlebih dahulu merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan kedua. Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer untuk menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut. a. Kegiatan awal Langkah langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan apersepsi.

43 b. Kegiatan inti Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi air tentang model dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang disebut kelompok asal, guru membagi lagi dalam kelompok asal tersebut dengan menjadi 5 kelompok, setelah itu dibentuk lagi sebuah kelompok yang disebut dengan kelompok ahli, siswa yang tergabung menjadi satu kelompok ahli mereka berdiskusi satu dengan yang lain membahas materi yang telah diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda-beda, setelah selesai berdiskusi mereka bergabung/ kembali dengan kelompok asal tersebut, di dalam kelompok asal siswa menjelaskan hasil yang didapat saat berdiskusi dengan kelompok ahli. Guru memberikan pendalaman materi yang dibahas tersebut. c. Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan, guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. 4.3.3.3 Hasil Tindakan Siklus II 1. Hasil Belajar Peserta Didik Pada pelaksanaan siklus II masih menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran. Siklus II ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus II terdapat siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase 100% dan tidak ada yang tidak tuntas. 2. Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kinerja guru pada siklus II ini lebih baik dari siklus I.

44 3. Refleksi Melihat dari observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa selama proses pembelajaran berlangsung aktivitas siswa dan guru lebih baik dari siklus I. Hasil ketuntasan belajar siswa pada akhir siklus II sudah memenuhi target indikator keberhasilan yaitu 75%, maka tidak perlu melakukan siklus III. Hasil analisis evaluasi pada Siklus II, dari 25 siswa terdapat 25 siswa yang tuntas dalam belajarnya sesuai dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 60 ( KKM= 60). 4.4 Analisis Data 4.4.1 Kondisi Awal ( Pra Siklus ) Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Kronggen 1 masih rendah hasil belajarnya. Dari 25 siswa, 5 siswa sudah tuntas dan 20 siswa belum memenuhi target ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 51,2. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang masih konvensional. 4.4.2 Siklus I Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan kemudian diterapkannya model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Siklus I ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Berdasarkan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw, didapat hasil belajar pada siklus I terdapat dalam tabel 7 dibawah ini. Tabel 7 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No Ketuntasan Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas 15 60 % 2 Tidak tuntas 10 40 % Total 25 100 %

45 Pada siklus I ini mengalami peningkatan dari pra siklus yaitu dari 25 terdapat 10 siswa dengan persentase 40% yang belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan 15 siswa lainnya dengan persentase 60%. Berikut ini disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dalam gambar 4. Tidak tuntas; 40% Tuntas; 60% Gambar 4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 4.4.3 Siklus II Siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Kekurangankekurangan yang terdapat dalam siklus I ini kemudian di sempurnakan di dalam siklus II. Siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pada siklus II ini mengalami peningkatan dari pra siklus dan siklus I. Selanjutnya, untuk melihat secara jelas hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II No Ketuntasan Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas 25 100 % 2 Tidak tuntas 0 0 Total 25 100 % Berdasarkan tabel 8 diatas dari 25 siswa terdapat 25 siswa lainnya dengan persentase 100% telah mencapai ketuntasan belajarnya. Berikut ini disajikan gambar 5 diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II.

46 Tuntas; 100% Tidak tuntas; 0 Gambar 5 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 4.5 Pembahasan Berdasarkan paparan hasil penelitian diatas, maka dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran siswa kelas 5 di SD Negeri Kronggen 1, terlihat adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajran cooperative learning tipe jigsaw. Peningkatan hasil belajar siswa yang tinggi dan maksimalnya aktivitas baik siswa maupun guru dalam pembelajaran dapat terjadi itu tergantung dari bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung di dalam kelas. Observasi awal yang telah dilakukan sebelum peneliti melakukan tindakan, terlihat bahwa pembelajaran yang terjadi belum mengaktifkan siswa, dimana aktivitas siswa masih terbatas siswa hanya duduk, diam, dengar, catat, dan hafal. Sehingga siswa cenderung pasif dan tidak terlibat langsung kedalam proses pembelajaran dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Upaya perbaikan pembelajaran di kelas dilakukan agar siswa dapat beraktivitas dengan aktif dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Upaya tersebut yaitu dengan cara menerapkan model pembelajran cooperative learning tipe jigsaw selama siklus I dan siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II, dimana hasil belajar pada siklus II telah mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 100% sehingga dapat dikatakan tuntas. Peningkatan hasil belajar ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II secara jelas terlihat pada tabel 9 dibawah ini.

47 Tabel 9 Rekapitulasi kenaikan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 No Katagori Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Ketuntasan frekuensi Persen Frekuensi Persen frekuensi Persen 1 Tuntas 5 20 % 15 60 % 25 100 % 2 Tidak tuntas 20 80 % 10 40 % 0 0 Perbandingan ketuntasan belajar siswa secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini. 100% 90% 80% 80% 70% 60% 60% 50% 40% 40% 30% 20% 20% 10% 0% 0% pra siklus siklus 1 siklus 2 Tuntas 20% 60% 100% persentase 100% Tidak tuntas 80% 40% 0% Gambar 6 diagram Rekapitulasi Kenaikan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Berdasarkan pengamatan pada tabel 9, secara keseluruhan rangkaian proses penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pokok bahasan Bumi dan Alam Semesta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan oleh penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Priyanto (20011), Suryani (2009:56) yang menyatakan bahwa dengan memanfaatkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan langkah-langkah pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dilatih untuk membuat keputusan sendiri bersama kelompoknya dan saling

48 berpartisipasi antar siswa sehingga mampu meningkatkan rasa percaya diri dari masing-masing siswa dan menghasilkan suatu keputusan.