BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. peserta didik dengan Eksperimentasi Model Kooperatif Kancing Gemerincing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai dasar dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa dengan eksperimentasi pembelajaran aktif tipe the powe of two disertai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kelas sampel. Pada kelas eksperimen diterapkan model kooperatif tipe think

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 3 Camba Kabupaten Maros. Data-data yang dianalisis adalah data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dan model pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research). Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian eksperimen-semu. Penelitian eksperimen-semu bertujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi True or False terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli sampai dengan 07 Agustus tahun ajaran 2017/2018 di ketiga kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian eksperimen-semu. Penelitian eksperimen-semu bertujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan satuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Hasil penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penerapan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing disertai mind mapping dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

III. METODE PENELITIAN. Negeri 1 Gadingrejo tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 248 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang pemahaman konsep matematis siswa dalam belajar matematika dan tes hasil belajar matematika siswa. Data tentang pemahaman konsep matematis siswa dalam belajar matematika diperoleh dari nilai hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa), hal ini berguna untuk mengetahui pemahaman konsep matematis siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar matematika siswa diperoleh dari hasil belajar selama penelitian, ini bertujuan untuk mengetahui skor hasil belajar matematika yang diperoleh. Jumlah siswa pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII.3 berjumlah 32 siswa, sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VIII.2 berjumlah 32 siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dari tanggal 04 April sampai dengan 14 Mei 2017 dikelas VIII SMPN 17 Padang, pada kedua kelas sampel yaitu VIII.3 sebagai kelas Eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas Kontrol yang dituju dari segi ranah kognitif dan efektif diperoleh data. Rincian masing-masing deskripsi dan analisis data dari instrumen yang digunakan pada penelitian diuraikan dibawah ini: Pertemuan Pertama: Pada pertemuan pertama peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan sedikit pokok pembahasan yang akan 71

70 dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Akan tetapi pada pertemuan pertama tidak berjalan dengan lancar karena ada kemalangan sehingga siswa lebih cepat pulang. Pertemuan Kedua: Pada pertemuan kedua peneliti menyuruh siswa untuk membaca materi bangun ruang sisi datar tentang kubus. Setelah siswa selesai membaca materi kubus peneliti membagikan LKS kepada setiap siswa yang duduk perkelompok. Kemudian peneliti menyuruh siswa menyelesaikan soal yang dipahami ± 15 menit. Selanjutnya peneliti menjelaskan defenisi kubus, unsur-unsur kubus, dan jaring-jaring kubus beseta contohnya. Dan sebelum bel berbunyi peneliti mengumpulkan kembali LKS yang telah dibagikan kepada siswa. (2 JP) Pertemuan Ketiga: Pada pertemuan ketiga peneliti melanjutkan kembali materi kubus yang belum selesai sebelumnya. Dan membagikan kembali LKS tentang materi Kubus. Peneliti menerangkan volume dan luas permukaan kubus serta contoh-contoh soal. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS sampai selesai. (3 JP) Pertemuan Keempat: Pada pertemuan keempat peneliti menyuruh siswa untuk membaca materi bangun ruang sisi datar tentang balok. Setelah siswa selesai membaca materi kubus peneliti membagikan LKS kepada setiap siswa yang duduk perkelompok. Kemudian peneliti menyuruh siswa menyelesaikan soal yang dipahami pada LKS sekitar ± 15 menit. Selanjutnya peneliti menjelaskan defenisi balok, unsur-unsur balok, jaringjaring balok beserta contohnya,luas permukaan balok beserta volume balok.

71 Dan sebelum bel berbunyi peneliti mengumpulkan kembali LKS yang telah dibagikan kepada siswa. (3 JP) Pertemuan Kelima: Pada pertemuan kelima peneliti melanjutkan materi selanjutnya yaitu prisma dan membagikan LKS tentang materi prisma. Peneliti menerangkan defenisi, unsur-unsur dan jaring-jaring prisma beserta contohnya. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS sekitar ± 15 menit untuk sampai materi yang dipelajari saja. Sebelum bel berbunyi peneliti menyuruh siswa untuk mempelajari materi selanjutnya dirumah. (2 JP). Pertemuan Keenam: Pada pertemuan keenam peneliti melanjutkan kembali materi prisma yang belum selesai sebelumnya dan membagikan kembali LKS tentang materi prisma. Peneliti menerangkan volume dan luas permukaan prisma serta contoh-contoh soal. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS sampai selesai. Selanjtnya peneliti melanjutkan materi limas tentang pengertian limas dan jenis-jenis limas.(2 JP). Pertemuan Ketujuh: Pada pertemuan ketujuh peneliti melanjutkan materi limas. Peneliti membagikan LKS materi limas kepada siswa. Peneliti menerangkan volume dan luas permukaan limas serta contoh-contoh soal. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS sampai selesai. (2 JP) Pertemuan Kedelapan: Pada pertemuan kedelapan peneliti menyuruh siswa mengerjakan soal-soal latihan yang berhubungan dengan bangun ruang sisi datar. Dan jika ada soal-soal yang tidak dipahami, siswa diperbolehkan bertanya kepada peneliti. Dan pada pertemuan ini peneliti memperlihatkan nilai LKS siswa selama materi bangun ruang sisi datar.

72 Data hasil pemahaman konsep matematis siswa pada kelas sampel diperolah setelah diberikan tes pada pokok bahasan. Data nilai tes pada kelas sampel dapat dilihat pada lampiran XVII. Kesimpulan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Pemahaman Konsep No Interval Nilai Frekuensi Eksperimen Kontrol 1 45-52 2 4 2 53-60 3 5 3 61-68 3 5 4 69-76 5 6 5 77-84 8 4 6 85-92 5 8 7 92-100 6 - N 32 32 Nilai Max 99 95 Nilai Min 48 45 Persentase Ketuntasan Tuntas (59%) Tuntas (37%) Tidak Tuntas (41%) Tidak Tuntas (63%) x 76,90 70,53 S 14,07 14,26 Sumber : Ronald E. Walpole (Pengantar Statistika Edisi Ketiga). 1995 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes pemahaman konsep matematis siswa kelas ekserimen yang terdiri dari 32 siswa yaitu 76.90 lebih tinggi dibanding nilai rata-rata tes pemahaman konsep matematis kelas kontrol yang juga terdiri dari 32 siswa yaitu 70.53. Standar deviasi kelas eksperimen yaitu 14.07 lebih kecil dibandingkan dengan kelas kontrol yang standar deviasinya yaitu 14.26 Hal ini berarti bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen memiliki keragaman yang lebih kecil dari pemahaman konsep siswa kelas kontrol. Nilai maksimum hasil tes pemahaman konsep yang

73 diperoleh kelas eksperimen adalah 99 dan kelas kontrol 95, sedangkan nilai minimum kelas eksperimen 48 dan kelas kontrol yaitu 45. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMPN 17 Padang yaitu 78 untuk kelas VIII tahun ajaran 2016/2017, dari hasil tes pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen diketahui bahwa 18 siswa mendapat nilai diatas KKM, sedangkan pada kelas kontrol 12 orang, sehingga persentase masing-masing kelas ekspermen dan kontrol berturut-turut adalah 59% dan 37%. Hal ini berarti terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dan kontrol yaitu tes pemahaman konsep kelas eksperimen meningkat dibandingkan pemahaman konsep matematis kelas kontrol. Data pemahaman konsep matematis siswa melalui rubrik analitik, indikator pemahaman konsep matematis siswa yang disajikan dalam bentuk rata-rata tes pemahaman konsep tiap indikator. Hasil tes pemahaman konsep matematis siswa yang terdapat pada lampiran XVII. Pada tabel 4.2 berikut dapat dilihat rata-rata pemahaman konsep matematis siswa dari hasil tes. Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Siswa Setiap Indikator Pemahaman Konsep pada Kelas Sampel Indikator Pemahaman Konsep Nilai Rata-Rata Eksperimen Kontrol 1. Menyajikan konsep ke dalam bentuk repsentasi 89,06 82,81 matematis. 2. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat 88,08 72,29 tertentu sesuai dengan konsep. 3. Menyajikan ulang sebuh konsep. 66,27 60,80 4. Mengklasifikiasikan konsep atau algoritma 71,48 60,93 pemecahan masalah. 5. Mengembangkan syarat cukup dari suatu konsep. 79,21 75,15

74 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata nilai tes akhir pada setiap indikator menyatakan ulang sebuah konsep kelas eksperimen 14,5 dan kelas kontrolnya 13,25 dari skor maksimum 16 dan memiliki persentase di kelas eksperimen 89,06% dan kelas kontrol 82,81%. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya pada kelas eksperimen 14,59 dan kelas kontrol 12,68 dari skor maksimum 16 dan memiliki persentase di kelas eksperimen 88,08% dan kelas kontrol 79,29%. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika kelas eksperimen 15,90 dan kelas kontrol 14,59 dari skor maksimum 24 dan memiliki persentase di kelas eksperimeen 66,27% dan kelas kontrol 60,80% pada kelas eksperimen dibanding kontrol yaitu kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sedangkan indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalahan pada kelas eksperimen 17,15 dan kelas kontrol 14,59 dari skor maksimum 24 dan memiliki persentase di kelas eksperimen 71,48% dan kelas kontrol 60,93% kedua kelas mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran XVIII. Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya nilai rata-rata siswa setiap indikator pemahaman konsep di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional.

75 B. Analisis Data Untuk memperoleh kesimpulan tentang data hasil pemahaman konsep matematis siswa yang dilakukan analisis secara statistik. Sebelum uji statistik untuk hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap hasil belajar matematika kelas sampel. 1. Uji Normalitas Tes Uji normalitas hasil belajar matematika kelas sampel dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (Sudjana, 2001: 466), bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan perhitungan pada kedua kelas sampel diperoleh hasil yang terlihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.3 Perbandingan dan L 0 L tabel No Kelas L 0 L tabel Kesimpulan Keterangan 1 Eksperimen 0.0734 0.1566 L 0 < L tabel Data Norrmal 2 Kontrol 0.0852 0.1566 L 0 < L tabel Data Norrmal Kriteria penarikan kesimpulan untuk uji normalitas adalah sampel berdistribusi normal jika. Data di atas menunjukkan bahwa L 0 < L tabel L 0 < L tabel baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Ini berarti kelas sampel berasal populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran IXX. Setelah dilakukan uji normalitas tes akhir dan dinyatakan data berdistribusi normal, maka selanjutnya akan dilakukan uji homogenitas tes akhir.

76 Selain itu untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak, penulis juga melakukan uji normalitas dengan softwere SPSS. Untuk lebih jelasnya uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: KELAS Nilai Tabel 4.4 Test Of Normality Sampel Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. KONTROL.101 32.200 *.948 32.125 EKSPERIMEN.125 32.200 *.958 32.238 Sumber: Output SPSS for windows versi. 20 Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahawa signifikan kelas eksperimen dan kontrol lebih besar dari 0.05. Pada uji Kolmogorov- Smirnov nilai signifikan masing-masing kelas adalah 0.200 dan 0.200 pada uji coba Shapiro- Wilk adalah 0.125 dan 0.238 yang keduanya lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan uji F. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah: H 0 : σ 2 1 = σ2 1 H 1 : σ 2 1 σ2 1 Hipotesis yang diajukan: H 0 : kedua kelas sampel mempunyai variansi yang homogen. H 1 : kedua kelas sampel tidak mempunyai variansi yang homogen. Dasar pengambilan keputusan: Jika maka diterima. F hitung > F tabel H 0 Jika maka ditolak. F hitung < F tabel H 1

77 Berdasarkan data hasil perhitungan maka harga F hitung adalah: F = S 2 1 S 2 2 F = 198.2168 203.6100 = 0.97351 α = 0.05 Maka, F( 12 α ; v 1 ; v 2 ) = F (0.025 ;32 ;32) = 1.84 Nilai pada tarif dengan derajat kebebasan F tabel α = 0.05 (df) = (32 ;32) adalah 1.84 maka F hitung (0.973) < F tabel (1.84). Jika F hitung < F tabel maka H 0 diterima. Dengan demikian kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada lampiran XXI. Selain menggunakan perhitungan dengan statistik juga bisa menggunakan bantuan softwere SPSS hasil uji normalitas pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Output Uji Homogenitas Variansi Sampel Levene Statistic df1 df2 Sig..002 1 62.969 Sumber: Output SPSS for windows versi. 20 Keputusan pada kolom Test Of Homogeneity Of Variances dapat dilihat nilai probabilitasnya 0.969 lebih besar daro 0.05, maka H 0 diterima sehingga dapat disimpulkan sampel mempunyai variansi yang sama. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih meningkat daripada kelas kontrol dengan menggunakan uji-t. Dengan α = 0.05 dan dk = 62 maka diperoleh t hitung

78 = 1.799 sedangkan dengan taraf kepercayaan 95%. Karena t tabel = 1.645 t hitung maka hipotesis diterima dan ditolak. Sehingga dapat disimpulkan > t tabel H 0 H 1 bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol. C. Pembahasan Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen sesuai dengan tahap-tahap penerapan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan strategi pembelajaran konvensional. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, soal tes akhir. Berdasarkan hasil pengamatan penulis ketika pertama kali penelitian untuk menerapkan straategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) penulis merasa kesulitan untuk memulainya karena siswa kurang paham dan tidak mengerti cara belajar dengan pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep). Pada pertemuan pertama penulis mencoba menjelaskan kegunaan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) serta tata cara pelaksanaanya dan membagikan LKS kepada semua siswa dan menyusruh siswa duduk secara berkelompok. Setiap kelompok memperhatikan permasalahan yang terdapat pada LKS. Selanjutnya penulis mengajukan

79 beberapa pertanyaan agar siswa memperhatikan dan menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada LKS. Pada pertemuan kedua dan pertemuan selanjutnya siswa kelihatannya merasa senang dengan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) karena pada sudah ada siswa yang bisa membuat jawaban LKS tentang soal membuat peta konsep. Berikut salah satu peta konsep yang dibuat oleh siswa: Dalam strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) siswa diberikan satu masalah atau topik atau bab sebagai bahan evaluasi dan memilih konsep-konsep utamanya. Sehingga semua siswa akan menuliskan konsepkonsep dan menghubungkannya dengan garis vertikal maupun horizontal. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam memberdayakan dan membimbing siswa untuk menemukan jawaban yang benar. Berdasarkan pengamatan penulis selama penelitian, terlihat kelas eksperimen lebih bersemangat dibandingkan dengan kelas kontrol. Sebagian besar siswa memberikan perhatian penuh ketika guru menjelaskan materi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

80 Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas eksperimen terlihat bahwa secara keseluruhan sebagian besar siswa sudah mampu memenuhi indikator pemahaman konsep yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Tetapi pada kelas kontrol secara umum siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja dan mencatat. Akan tetapi ketika mengerjakan contoh-contoh soal banyak siswa yang tidak bisa. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, maka hasil yang diperoleh adalah rata-rata tes pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen adalah 76.90 dan rata-rata tes pemahaman konsep matematis siswa untuk kelas kontrol adalah 70.53. sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dalam pembelajaran matematika yang diberikan dengan menggunakan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) lebih tinggi dari pada pembelajaran konvensional. Jadi, tes pemahaman konsep yang dilakukan di kelas eksperimen memperoleh hasil yang baik dari sebelumnya dengan ketuntasan 59% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 13 orang. Sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh hasil yang kurang baik dari dari pada kelas eksperimen dengan ketuntasan 37% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 20 orang. Hal ini terjadi karena pada kelas kontrol pembelajaran berlangsung dengan strategi konvensional yaitu proses yang klasik yang biasa dilakukan di dalam kelas. Dan siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika dengan alasan kurang paham, tidak mengerti serta ada yang

81 mencontek latihan temannya ketika guru menyuruh mengerjakan latihan soalsoal. Strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengetahui konsep-konsep utam dalam materi pembelajaran. Suasana seperti itu dapat meningkatkan penguasaan pemahaman konsep matematis siswa terhadap materi pelajaran. Pemahaman konsep yang baik akan menunjang kesuksesan siswa dalam menghadapi ujian. Berdasarkan hasil penelitian pada aspek kognitif dan aspek afektif yang dilakukan pada kedua kelas sampel, dapat dilihat bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) lebih tinggi daripada kelas kontrol. D. Keterbatan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian banyak terdapat kekurangan dan kelemahan penulis, antara lain: 1. Dari segi waktu pembentukan kelompok. Hal ini terjadi karena pada saat siswa disuruh pembentukan kelompok sebagain besar masih bermain-main, banyak senda gurau, pindah-pindah tempat duduk dan ada beberapa kelompok yang tidak suka dengan kelompoknya dan akhirnya dilakukan penukaran anggota kelompok seta mempersiapkan peralatan untuk keperluan dalam proses pembelajaran. 2. Ada beberapa siswa yang tidak serius dan tidak suka mengerjakan LKS yang diberikan.

82 3. Dalam presentase di depan kelas, siswa yang tampil ke depan kurang percaya diri dan kurang berani menjelaskannya. 4. Pada penelitian ini strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) digunakan untuk membimbing siswa agar lebih muudah memahami konsepkonsep materi pelajaran dengan mudah namun pada penelitian ini penulis belum mencapai hal tersebut secara optimal sehingga perlu adanya peningkatan dalam pelaksanaanya.