LAMPIRAN a. Pra Pristiwa 1. Bahwa berdasarkan penuturan adik korban, korban memiliki hubungan pertemanan bersama salah satu pelaku, Abiatar. Mereka seringkali minum sagero 1 bersama. Abiatar kerap meminta sagero kepada korban. Bahwa berdasarkan penuturan dari rekan korban, sudah selama satu minggu tiga anggota Yalet mendatangi rumah Isak dan mencari Isak. Pencarian ini diduga disebabkan karena pada hari sebelumnya (17/11), Isak ketahuan minum sagero. Pencarian terhadap Isak adalah inisiatif anggota Yalet. Di sisi lain, salah satu anggota Yalet dan Isak, diketahui sering minum sagero bersama. Sekitar satu bulan sebelum kematiannya, Isak pernah membuat surat pernyataan dengan anggota Yalet untuk tidak mabuk tetapi surat pernyataan tersebut tidak dipegang oleh korban. 2. Bahwa terdapat informasi yang berkembang terkait dengan dengan tindak pidana yang melibatkan Isak. Mulai dari informasi bahwa Isak melakukan KDRT terhadap istrinya hingga Isak yang pernah melakukan protes kepada kepala kampung sekitar 3 bulan sebelum kejadian karena gajinya tak kunjung dibayarkan. Namun persoalan tersebut sudah selesai dan bukan menjadi penyebab kematian Isak. b. Peristiwa Sabtu, 18 November 2017 1. Berdasarkan informasi dari kakak korban, Pukul 14.00, tiga anggota TNI AD Yonif 755/Yalet bernama Serda La Dili Wance, Prada Fredrik Pattiasina, dan Prada Abiatar Harri mendatangi rumah Isak. Namun, Isak langsung lari ke kebun hingga akhirnya dikejar oleh tiga anggota Yalet. 2. Sore hari, sekitar pukul 17.00, Isak kembali ke rumah kakak korban karena hujan. Kakak korban menanyakan kepada Isak mengapa Anggota Yalet mencarinya, namun Isak hanya menggeleng. 3. Sekitar pukul 18.00, kakak korban meminta Isak untuk tidak tidur di rumahnya karena takut akan didatangi lagi oleh Anggota Yalet. 4. Pukul 19.00, korban dan teman korban mengobrol di depan rumah kakak korban. Sementara kakak korban sedang menyiapkan makanan untuk mereka. Kemudian, ada kesepakatan bahwa teman korban akan tidur di rumah korban dan korban akan tidur di kakak korban. 1 jenis minuman yang terbuat dari pohon Konao (buton), pohon kanau (bugis) dan pohon Aren (Indonesia). Biasanya Sagero diminum ketika sedang ada prosesi sebuah acara, seperti perkawinan, kematian, atau sesuatu yang perlu dirayakan. Tapi, bagi masyarakat Papua, minum Sagero adalah hal yang biasa tanpa harus ada acara-acara tertentu.
5. Pukul 21.00, tiga orang anggota Yalet, Serda La Dili Wance, Prada Fredrik Pattiasina, dan Prada Abiatar Harri kembali datang ke rumah korban dengan menendang pintu rumah Isak. Mereka membangunkan teman korban yang sedang tidur, memukul badan dan kepala teman korban, dan menanyakan keberadaan Isak. Setiap ia tidak menjawab pertanyaannya, tiga anggota Yalet 755 memukulnya. Setelah itu, mereka merokok kemudian pergi ke arah kampung sebelah. 6. Pukul 21.45, teman korban menemui Isak yang sedang tidur di kamar kakak korban. Ia membangunkan Isak, memberitahu bahwa dirinya baru saja dipukuli oleh anggota Yalet. Isak hanya menggeleng dan kembali tidur. Sementara, teman korban kembali ke rumahnya. 7. Pukul 23.00, kakak korban yang tidur di samping kamar tempat Isak tidur tiba-tiba mendengar bunyi pukulan. Mendengar hal tersebut, kakak korban bangun, dan menyetop tindakan tiga anggota Yonif 755/Yalet yang memukul Isak. Di saat yang bersamaan, Isak kemudian lari. 8. Ketika lari, Isak terjatuh di lubang (lihat gambar 6). Tiga Anggota Yalet/755 yang mengejar pun segera menangkap dan memukul Isak. Kemudian, tiga Anggota Yalet itu menyeburkan Isak ke kolam (lihat gambar 7) di samping tempat ia terjatuh sambil memukulinya. Berdasarkan pengakuan kakak korban, ia melihat Isak dipukuli selama kurang lebih satu jam menggunakan balok kayu dan tangan. Setelah itu, badan Isak diberdirikan dengan tangan kiri dan kanannya di pundak dua orang anggota dan kerah bajunya didorong sambil berjalan oleh satu anggota lainnya. mereka berjalan ke arah Pos Yalet. Sambil berjalan, Isak terus dipukuli hingga terdengar teriakannya oleh beberapa warga. 9. Sekitar pukul 00.00, salah satu saksi mengatakan bahwa ia melihat Isak ada di depan pertigaan jalan menuju pos Yalet. Ia melihat mulut Isak dimasukkan botol minum Vit ukuran 600ml untuk meredam suara teriakannya ketika dipukul. saksi melihat Isak disiksa dengan menggunakan selang, tangan, dan kepalanya sempat ditutupi ember kemudian dipukul tanpa henti selama kurang lebih 30-45 menit. Minggu, 19 November 2017 10. Sekitar pukul 01.00, saksi melihat Isak mencoba berdiri namun tidak berdaya. Tubuhnya tersungkur setiap ia mencoba berdiri. Tiga Anggota Yalet mencoba membopong tubuhnya ke atas motor untuk dibawa ke Polsek Kimaam, namun badan Isak tumbang ketika ia didudukkan. 11. Sekitar pukul 02.00, salah satu anggota Yalet menelpon Meldi, salah satu petugas kepolisian sektor Kimaam untuk meminjam mobil. Sebuah mobil pick-up datang dan tubuh Isak dinaikkan ke atas mobil kemudian dibawa ke Polsek. 12. Setibanya di Polsek, Meldi ditugaskan untuk membuka pintu kantor dan pintu sel. Isak langsung dimasukkan ke dalam sel (lihat gambar 2) digotong oleh tiga anggota Yalet tersebut. Pada pukul 03.00, Meldi mendengar hembusan besar dari mulut Isak, tapi ia
mengabaikannya. Namun, disayangkan tidak adanya pelimpahan kasus ke pihak kepolisian atas apa yang menimpa Isak. 13. Pukul 10.30, adik perempuan korban, mengantar makanan untuk Isak, namun salah seorang petugas polisi, Nawir, mengatakan bahwa kakaknya sedang tidur dan tubuhnya tidak berpakaian. Kemudian, Nawir menyuruh adik korban pulang. Informasi tersebut didapat adik korban dari tetangga dan juga warga yang sedari pagi sudah ramai di depan Polsek Kimaam 14. Pukul 14.30, Di kios samping Polsek Kimaam, adik korban ditemui oleh Abiatar, salah satu terduga pelaku penyiksaan Isak. Abiatar menawarkan diri untuk mengantarkan makanan tersebut kepada Isak. Namun, adik korban menolak. Abiatar juga mengajak adik korban untuk berselingkuh. Berdasarkan pengakuan adik korban, Abiatar meminta adiknya adik korban untuk pergi dengan memberi uang RP50.000. tapi, uang tersebut ditolak oleh adik korban. Di saat bersamaan, tangan Abiatar kemudian memaksa masuk ke celana adik korban dan mengarahkannya ke selangkangan. Adik korban langsung memukul tangannya. Dalam pengakuan adik korban berikutnya, Abiatar mengatakan bahwa ia ingin bersetubuh dengan adik korban yang pertama dan adik korban yang kedua. 15. Sekitar pukul 15.00, adik korban memaksa masuk dan menemukan Isak tertidur di dalam sel. Adik korban memanggil Isak, namun Isak diam saja dengan dada yang membengkak, muka lebam, perut terdapat bercak biru, dan ada bercak darah hampir disekujur tubuhnya (lihat gambar 16). di saat bersamaan, Meldi menghubungi Koramil, Yalet, dan petugas polisi yang lain untuk kumpul di Polsek Kimaam. Berdasarkan informasi yang didapat dari Kapolsek sendiri, penyelesaian kasus ini adalah bentuk kerja sama antara polisi dan koramil, maka perlu adanya koordinasi di antara keduanya. 16. Pukul 16.00, Danrem, Nelson Amirullah dan salah satu anggota polisi, Nawir mendatangi kediaman Ayah korban, dan langsung menanyakan, Isak mau dikuburkan di mana? Ayahnya tidak tahu menahu asal pertanyaan tersebut. Ayah korban bertanya kembali maksud dari pertanyaan tadi namun tidak mendapat jawaban pasti. 17. Pukul 19.20, pihak kepolisian bersama satuan militer membawa Isak ke Puskesmas (lihat gambar 3). Keluarga yang mengikutinya dilarang masuk ke ruangan. Berdasarkan keterangan adik korban, proses visum berlangsung dengan dijaga oleh anggota Yalet sehingga tidak ada orang yang diperbolehkan masuk selain petugas medis dan aparat; 18. Pasca visum (lihat gambar 15-21), keluarga baru bisa mengunjungi Isak. Berdasarkan keterangan ayah korban, darah keluar dari kepala, hidung, mulut, juga kelopak mata serta perut memar biru di bagian kanan.
Gambar 1 peta lokasi distrik Kimaam, P. Yos Sudarso. Garis putih menandakan tentang rute disiksanya Isak sampai tewas Gambar 2 sel yang terdapat di Polsek Kimaam tempat Isak ditemukan tidak sadarkan diri
Gambar 3 ruangan dan tempat tidur di mana korban terakhir diperiksa/divisum. kaos merah yang di lantai adalah milik korban Gambar 4 proses reka ulang kejadian (2)
Gambar 5 proses reka ulang kejadian (1) Gambar 6 tanda kayu ialah lokasi korban terjatuh dan selanjutnya ditangkap oleh Anggota Yalet 755
Gambar 7 Tiga Anggota Yalet 755 menangkap dan memasukkan tubuh korban ke dalam kubangan sambil dipukuli berkali-kali
Gambar 8 surat pernyataan yang dibuat oleh Danpos Yalet/755
Gambar 9 korban
Gambar 10 Korban dengan kepala yang terus mengeluarkan darah