EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 1 SUTERA ARTIKEL ILMIAH SEPTA MUSTIKA DEWI NPM 10080138 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 1 SUTERA Oleh Septa Mustika Dewi, Trisna Helda, Titiek Fujita Yusandra 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan berikut ini (1) motivasi dalam diri siswa kurang, (2) siswa kurang berminat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, (3) guru masih kurang paham dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif terhadap pembelajaran membaca naskah drama siwa kelas VIII SMP N 1 Sutera Pesisir selatan. Jenis penelitian yang gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 287 siswa, yang terdiri dari sembilan kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 32 orang siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kelas VIII.1 adalah kelas yang dipilih untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII. 2 adalah kelas yang dipilih untuk dijadikan kelas kontrol yang jumlah siswanya 32 orang. Data penelitian berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, Tingkat keterampilan membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 dengan memperoleh rata-rata kelas 67 (kelas control) dengan klasifikasi lebih dari cukup (LDC). Kedua, ratarata kelas 80 (kels eksperimen) dengan klasifikasi baik (B). Ketiga, terdapat efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap pembelajaran membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera, dengan uji. Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Tipe Jigsaw
The Effectiveness Of The Use Of A Model Of Learning Cooperative Type Jigsaw Against Learning Reads Manuscripts Drama A Student Of Class VIII SMP Country 1 Sutera By Septa Mustika Dewi 1, Trisna Helda 2, Titiek Fujita Yusandra 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Research was triggered by the problem here's (1) a motivation in self students less, (2) students less interested in learning the indonesian language, (3) the teacher is still less aprovident in applying a model of learning cooperative type jigsaw. This research aimed at described the effectiveness of the use of a model of learning cooperative against learning reads manuscripts drama of siva class VIII SMP country 1 Sutera of coastal southern. The kind of research use is research quantitative with the experimental methods are. The population of research is a student of class VIII SMP country 1 Sutera listed in the academic year 2013/2014 total 287 siswa, which consist of nine class. Each class consisting of 32 people have students. Samples taken with uses the technique purposive of sampling. The class VIII.1 was a class chosen to be used as a class of experimentation and class VIII.2 is a class of being selected to serve as a class of control the number of students 32 people. Of lab study result of the students in learning reads manuscripts drama a student of class VIII SMP country 1 Sutera with use the model of learning cooperative type jigsaw. Based on analysis of data and discussions can be summed up as follows. First, the degree of skill reads manuscripts drama a student of class VIII SMP country average grade 1 by acquiring 67 (class control ) with the classification more than enough (LDC).Second, the average class 80 (class experiment) with classifications either (B). Third, there are the effectiveness of the use of a model of learning cooperative type jigsaw against learning reads manuscripts drama a student of class VIII SMP country 1 Sutera, with test t Keyword: Cooperative Model, Learning Type Jigsaw
PENDAHULUAN Menurut Asma (2012:2) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Menurut Suprijono (2009:54) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. (Trianto, 2009:57) tujuan utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Jadi dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus siswa agar terlihat lebih aktif dalam poses pembelajaran berlangsung. Asma (2012:89) menyatakan bahwa kunci keberhasilan model jigsaw adalah kesaling ketergantungan setiap siswa tergantung pada teman-teman dalam tim untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan penilaian yang baik atas pekerjaan mereka. Asma menyatakan (2012:88) Model jigsaw ini dapat digunakan bilamana materi yang harus dikaji berbentuk narasi tertulis. Model ini paling cocok digunakan dalam pelajaran-pelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra, beberapa bagian ilmu pengetahuan (sains), dan berbagai bidang terkait yang tujuan pembelajarannya adalah pemerolehan konsep bukan keterampilan. Bahan mentah pengajaran untuk jigsaw biasanya berupa materi yang berisi cerita, biografi, atau narasi yang serupa atau meteri deskriptif. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa dibagi atas dua kelompok kecil yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Tarigan (1979:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media tulis. Dalam membaca sastra, pembaca dituntut untuk mengembangkan daya imajinasinya dan kreativitasnya agar dapat memahami dan menghayati isi bacaan. Setelah membaca sebuah karya sastra pembaca akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui karya sastra yang dibacanya salah satu wacana sastra yang dapat dibaca atau dipahami yaitu membaca naskah drama. Menurut Endraswara (2011:13) drama adalah karya memiliki daya rangsang cipta, rasa, dan karsa yang sangat tinggi. Sesungguhnya, dalam drama juga terkandung aspek negatif, diantaranya drama yang memuat kekerasan dan adegan seksual, kadang memicu penonton untuk meniru. Naskah drama adalah kesatuan teks yang membuat kisah (Endraswara, 2011:37). Jadi dapat disimpulkan naskah drama adalah bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP berpedoman pada panduan kompetensi umum yang terangkul dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Berdasarkan kurikulum tersebut ada empat Standar Kompetensi (SK) yang harus dikuasai oleh siswa kelas VIII semester 1. Empat Standar Kompetensi (SK) ini dikelompokkan lagi menjadi delapan belas Kompetensi Dasar (KD) kemampuan kebahasaan yang akan dipelajari selama satu semester pendididikan berlangsung. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum tahun 2006 pada siswa kelas VIII SMP. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah 2006 (Depdiknas, 2006: 51) terdapat Standar Kompetensi (SK) membaca: 7. Memahami teks drama dan novel remaja dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 mengidentifikasi unsur instrinsik teks drama. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen.populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutera yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 287 orang siswa, yang terdiri dari sembilan kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII.1 (Kelas eksperimen) dan
VIII.2 (kelas kontrol) yang terdiri dari 32 orang siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah Pertama, kemampuan membaca naskah drama dalam menentukan tema, latar, alur, dan penokohan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera. Kedua, kemampuan membaca naskah drama dalam menenentukan tema, latar, alur, dan penokohan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutera. Data penelitian ini adalah hasil tes siswa dalam menentukan tema, latar, alur dan penokohan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera dan hasil tes siswa dalam menentukan tema, latar, alur, dan penokohan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap pembelajaran membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut. Data penelitian ini dikumpulkan melalui langkah berikut ini. Pertama, guru menjelaskan pembelajaran mengenai naskah drama yang akan dipelajari oleh siswa, setelah itu siswa diberikan naskah drama. Kedua, siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Adapun tahap pelaksanaan dari perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yakni (1) menyampaikan materi yang akan dipelajari secara umum dan menjelaskan seperti apa model pembelajaran tersebut, serta apa tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran membaca naskah drama, (2) guru membagikan naskah drama kepada masing-masing siswa, (3) guru membagi siswa menjadi kelompok 8 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang (4) guru membaginya kembali menjadi dengan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki yaitu setiap individu mempelajari materi yang diberikan dan dibina sehingga siswa tersebut menjadi ahli (5) kemudian siswa yang dibagi dalam kelompok kecil ini dikembalikan kekelompok asalnya untuk menjelaskan meteri yang telah dikuasainya. (6) setelah itu siswa diberi tugas akhir, yaitu berupa tes unjuk kerja, di sini siswa tidak diperbolehkan bekerja sama lagi biarpun barasal dari kelompok yang sama. Penganalisisan data dilakukan dengan langkah berikut ini: 1) memeriksa hasil kerja siswa dari tes yang dilakukan. 2) Memberikan skor pada hasil tes yang dilakukan. 3) mengolah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. 4) Mengklasifikasikan hasil membaca naskah drama siswa berdasarkan skala 10. 5) Menentukan nilai rata-rata hitung membaca naskah drama siswa. 6) Membuat histogram kemampuan membaca naskah drama. 7) Melakukan uji normalitas dan homogenitas data. 8) Melakukan pengujian hipotesis. 9) Menganalisis dan membahas data penulisan. 10) Menyimpulkan hasil pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa. Pertama, menganalisis kemampuan membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kedua, menganalisis kemampuan siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Ketiga, melihat ada atau tidaknya efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 1. Kemampuan Membaca Naskah Drama dalam menentukan Tema, Latar, Alur, dan Penokohan tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas VIII 2 SMP N 1 Sutera. Data tes kemampuan membaca naskah drama dalam menentukan tema, latar, alur, dan penokohan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian dinilai dengan empat indikator, (1) tema, (2) latar, (3) alur, dan (4) penokohan. Masing-masing aspek penilaian diberi skor 25-10. Setelah data dianalisis nilai tertinggi yaitu 90 dan terendah 40. Pemerolehan nilai siswa secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, nilai 90 diperoleh 1 orang siswa (3%). Kedua, nilai 85 diperoleh 3 orang siswa (9%). Ketiga, nilai 80 diperoleh 4 orang siswa (13%). Keempat, nilai75 diperoleh 6 orang siswa (19%). Kelima, nilai 70 diperoleh 2
orang siswa (6%). Keenam, nilai 65 diperoleh 3 orang siswa (9%). Ketujuh, nilai 60 diperoleh oleh 4 orang siswa (13%). Kedelapan nilai 55 diperoleh 3 orang siswa (9%). Kesembilan, nilai 50 diperoleh 4 orang siswa (13%). Kesepuluh, nilai 45 diperoleh 2 orang siswa (6%). Sesuai dengan teknik analisis data. Langkah berikutnya adalah menentukan kemampuan siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera terhadap pembelajaran membaca naskah drama dalam menentukan tema, latar, alur, dan penokohan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdasarkan rata-rata hitung. Rata-rata hitung yang diperoleh yaitu 67,03. dari rata-rata tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII 2 SMP N 1 Sutera terhadap pembelajaran membaca naskah drama dalam menentukan tema, latar, alur, dan penokohan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berada pada rentangan 66-75% kualifikasi lebih dari cukup (LDC). 2. Kemampuan Membaca Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sutera dalam Menentukan Tema, Latar, Alur, dan Penokohan Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperratif Tipe Jigsaw Per Indikator. Rata-rata hitung kemampuan menentukan tema naskah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 1 adalah 67,5. Berdasarkan konvensi skala 10, ratarata tersebut berada pada rentangan 66-75% kualifikasi lebih dari cukup (LDC). Rata-rata hitung kemampuan menentukan latar naskah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 2 adalah 70. Berdasarkan konvensi skala 10, rata-rata tersebut berada pada rentangan 66-75% kualifikasi lebih dari cukup (LDC). Rata-rata hitung kemampuan menentukan alur naskah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 3 adalah 52. Berdasarkan konvensi skala 10, ratarata tersebut berada pada rentangan 45-55% berada pada rentangan hampir cukup (HC). Rata-rata hitung kemampuan menentukan penokohan naskah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 4 adalah 76,87. Berdasarkan konvensi skala 10, rata-rata tersebut berada pada rentangan 75-85% dengan kualifikasi baik (B). 3. Kemampuan Membaca Naskah Drama dalam Menentukan Tema, Latar, Alur, dan Penokohan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas VIII 1 SMP N 1 Sutera. Data keterampilan membaca naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif diperoleh melalui tes unjuk kerja. Dalam tes tersebut siswa diminta untuk membaca naskah yang berjudul Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya. Pada model pembelajaran kooperatif jigsaw ini siswa dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli kemudian dilanjutkan dengan tes akhir. Setelah data terkumpul, data tersebut dinilai berdasarkan empat indikator. Keempat indikator tersebut adalah (1) tema, (2) latar, (3) alur, (4) penokohan. Masing-masing aspek penilaian diberi skor 10 sampai 25. Setelah data dianalisis diperoleh nilai tertinggi yaitu, 100 dan nilai terendah yaitu 50. Pemerolehan nilai siswa secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, nilai 100, diperoleh 1 orang siswa (3%). Kedua, nilai 95 diperoleh 5 orang siswa (17%). Ketiga, nilai 90 diperoleh 4 orang siswa (13%). Keempat, nilai 85 diperoleh 7 orang siswa (22%). Kelima, nilai 80 diperoleh 3 orang siswa (9%). Keeman, nilai 75 diperoleh 3 orang siswa (9%). Ketujuh, nilai70 diperoleh 3 orang siswa(9%). Kedelapan, nilai 65 diperoleh 2 orang siswa (6%). Kesembilan, nilai 60 diperoleh 2 orang siswa (6%). Kesepuluh, nilai 55 diperoleh 1 orang (3%). Kesebelas, nilai 50 diperoleh 1 orang siswa (3%). Keterampilan membaca naskah drama dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sesuai dengan teknik analisis data. Langkah berikutnya adalah menentukan kemampuan siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera terhadap pembelajaran membaca naskah drama dalam menentukan tema, latar, alur, dan penokohan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berdasarkan rata-rata hitung. Rata-rata hitung yang diperoleh yaitu 80. dari rata-rata tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera terhadap pembelajaran membaca naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berada pada rentangan 76-85% kualifikasi baik (B). 4. Kemampuan Membaca Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sutera dalam Menentukan Tema, Latar, Alur, dan Penokohan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Per Indikator. Rata-rata hitung kemampuan menentukan tema naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 1 adalah 84,37. Berdasarkan konvensi skala 10, rata-rata tersebut berada pada rentangan 75-85% kualifikasi baik (B). Rata-rata hitung kemampuan menentukan latar naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 2 adalah 76,25. Berdasarkan konvensi skala 10, rata-rata tersebut berada pada rentangan 75-85% kualifikasi baik (B). Rata-rata hitung kemampuan menentukan alur naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 3 adalah 61,87 Berdasarkan konvensi skala 10, rata-rata tersebut berada pada rentangan 55-65% kualifikasi cukup (C). Rata-rata hitung kemampuan menentukan penokohan naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada indikator 4 adalah 92,25. Berdasarkan konvensi skala 10, rata-rata tersebut berada pada rentangan 85-95% kualifikasi baik sekali (BS). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkna hal-hal sebagai berikut. Pertama, Tingkat kemampuan membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigasw. Tingkat kemampuan membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 dengan memperoleh rata-rata kelas 67,03 (kelas control) dengan klasifikasi lebih dari cukup (LDC). Kedua Tingkat kemampuan membaca naskah drama siswa kelas VIII SMP N 1 Sutera dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memperoleh rata-rata kelas 80 (kelas eksperimen) dengan klasifikasi baik (B) Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw disarankan kepada guru untuk meningkatkan pembelajaran sastra terutama dalam keterampilan membaca naskah drama. Sedangkan untuk siswa, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menstimulus siswa dalam belajar kelompok terutama dalam pembelajaran membaca naskah drama. Selanjutnya, bagi peneliti lain disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam penelitian tindakan kelas. KEPUSTAKAAN Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press. Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama (Apresiasi, Ekspresi, dan Pengkajian). Jakarta: CAPS Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Padang: Badan Standar Nasional Pendidikan Depdiknas. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.