JURNAL PENGUKURAN WAKTU KERJA : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

BAB 2 LANDASAN TEORI

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengukuran Waktu (Time Study) Jam Henti

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III LANDASAN TEORI

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lamp n (menit) x/n

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

PROSES PRODUKSI KEPALA KEMUDI DAN KINERJA OPERATOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR RANGKA SEPEDA MOTOR

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST

practicum apk industrial engineering 2012

BAB II LANDASAN TEORI

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu

practicum apk industrial engineering 2012

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

EPSIKER LABORATORY 2016

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

Bab 2 Tinjauan Pustaka

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

RIWAYAT HIDUP UNIVERSITAS MEDAN AREA

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Analisis Efisiensi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas pada Divisi Pengemasan Line Box di PT. MAK

DAFTAR ISI. Halaman. viii

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

MODUL II WORK MEASUREMENT

ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE TIME STUDY PADA PERUSAHAAN PERAKITAN SPEAKER ABSTRAK

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa

Distribusi Chemical di Finishing Line PT. XYZ

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI. ETIKA MUSLIMAH, ST, MT

ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

Penentuan Beban Kerja Transporter pada Departemen Assembly & Decoration di PT. X

Transkripsi:

JURNAL PENGUKURAN WAKTU KERJA : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS Rian Kamal Fikri, Kemala Dwi Putri, Hanna Fitria, Bayu Dwi Putra Hamzah Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang Email: hanana.fitria@yahoo.com Abstract Manufacturing system is a complex system as it relates to production scheduling, planning, financing, evaluation of productivity, and more. Calculation of working time is the key factor that the manufacturing system is running correctly. Measurement time work can be done in 2 ways, the direct measurement of working time and measurement time work indirectly. The measurement of working time in direct is using time measurements and work sampling. While the measurement of working time is indirectly using data such as data movement time and standard time data that already exist. Standard time is the time required by an operator trained to complete the work in normal situation and normal working attitude. Standard time obtained from the calculation of cycle time added to the adjustment factor and factor leeway. Keywords: Manufacturing system, standard time, direct measurement of working time, indirectly measurement of working time. 1. PENDAHULUAN Sistem manufaktur adalah sistem yang kompleks karena berkaitan dengan penjadwalan produksi, perencanaan, pembiayaan, evaluasi produktivitas, dan lainnya. Karena kompleksivitas dari sistem ini, maka tidak mungkin tidak ada unsur waktu dalam sistem ini. Perhitungan waktu menjadi kunci utama agar sistem ini berjalan dengan lancar. Beberapa perhitungan waktu yang menjadi acuan standar adalah waktu baku. Tujuan dari praktikum ini adalah mampu menghitung waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran. Selain itu mampu membuat kurva belajar dari data-data yang didapatkan saat praktikum. Batasan masalah dari praktikum ini adalah lego yang digunakan dalam perakitan berjumlah 2 buah. Percobaan dilakukan sebanyak 30 kali. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran waktu kerja dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran waktu kerja dengan cara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Pengukuran waktu kerja dengan cara langsung ini menggunakan pengukuran waktu jam berhenti dan sampling pekerjaan. Sedangkan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung menggunakan data-data seperti data waktu gerakan dan data waktu baku. Pengukuran waktu dengan jam berhenti merupakan cara yang paling banyak digunakan dalam pengaturan waktu standar dalam area manufaktur. Cara ini ditemukan oleh Frederick Winslow Taylor pada tahun 1880. Alat yang digunakan adalah stopwatch. Cara ini dapat dilakukan dengan cara kontinu atau terputusputus. Cara menghitungnya adalah dengan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemenelemen kegiatan. Sedangkan pengukuran dengan sampling pekerjaan adalah pengukuran secara acak objek pekerjaan yang akan diamati dengan mengambil sampel waktu dari pekerjaan tersebut. Sampling pekerjaan ini terbagi lagi menjadi tiga teknik, yaitu Elemental Ratio Studies, Performances Sampling Studies, dan Time Standard Development Studies. Dalam perhitungan waktu baku ini, kita harus mendapatkan waktu siklus terlebih dahulu. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Setelah didapatkan waktu siklus, maka selanjutnya kita perlu menghitung waktu normal. Waktu normal adalah jumlah waktu seorang operator normal yang bekerja dalam kecepatan yang nyaman saat memproduksi sebuah bagian (part). Waktu normal ini didapatkan dengan mengalikan waktu siklus dengan faktor penyesuaian. Faktor penyesuaian ini digunakan karena perbedaan kemampuan dari setiap operator. Faktor penyesuaian dapat dilakukan dengan 5 cara, yaitu cara persentase, Shumard, Westinghuose, Objektif, dan Sintesa. Setelah didapatkan waktu normal, maka selanjutnya kita perlu menghitung waktu baku. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaaannya secara wajar dalam sistem kerja terbaik (dan baku) pada saat Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 16) 1

itu. Waktu baku didapatkan dari waktu normal dan penambahan dari faktor kelonggaran. Faktor kelonggaran ini dikarenakan terjadinya keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan dari seorang operator. 3. METODOLOGI PENELITIAN Praktik yang dilakukan pada praktikum ini adalah merakit lego. Metode yang dilakukan adalah : 1. Penentuan jumlah penelitian, dimana jumlah perakitan lego adalah 30 kali dalam satu siklus. 2. Perhitungan waktu siklus, dengan cara Lego dirakit satu per satu hingga sebanyak 30 kali perakitan. Perhitungan dilakukan dengan menghitung waktu penyelesaian setiap 1 lego selama 30 kali perakitan. 3. Setelah didapatkan waktu siklus, maka selanjutnya pemberian faktor penyesuaian dari pengamat untuk mendapatkan waktu normal 4. Perhitungan waktu normal menggunakan rumus 5. Setelah didapatkan waktu normal, selanjutnya pemberian faktor kelonggaran dari pengamat untuk mendapatkan waktu baku 6. Perhitungan waktu baku menggunakan rumus Mulai Penentuan Jumlah Perakitan (jumlah perakitan = 30) Perhitungan Waktu Siklus (Ws) (dalam 30 kali perakitan) Penentuan faktor Penyesuaian (dari pengamat) Perhitungan Waktu Normal (Wn) Penentuan Faktor Kelonggaran (dari pengamat) Perhitungan Waktu Baku (Wb) Penampilan Waktu Baku Selesai 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Kecukupan Data Berikut adalah cara perhitungan kecukupan data menggunakan data maytag : H = Nilai Maksimum = 24.12 L = Nilai Minimum = 14.02 R = (H L) =24.12 14.02 = 10.1 X = 18.454 detik N = R/X = 10.1/18.454 detik = 0.54731 Tabel 4.1 Tabel Uji Kecukupan Data Lego Xi 1 22.33 2 18.29 3 19.01 4 24.12 5 24.01 6 20.38 7 21.44 8 18.59 9 21.53 10 18.1 11 17.72 12 17.46 13 20.74 14 15.23 15 17.71 16 15.45 17 18.52 18 15.55 19 17.51 20 16.55 21 20.35 22 19.02 23 17.9 24 18.59 25 16.49 26 17.87 27 16.64 28 15.26 29 17.24 30 14.02 Xi 553.62 Waktu Siklus 18.454 H 24.12 L 14.02 R 10.1 X 18.454 N' 0.54731 Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 16) 2

Hasil perhitungan kecukupan data diatas menunjukkan bahwa nilai N < N sehingga dapat disimpulkan nilai yang didapatkan mencukupi terhadap data yang diperlukan dalam pengolahan data selanjutnya. 4.2 Uji Keseragaman Data Berikut ini adalah grafik hasil pengujian keseragaman data menggunakan software minitab13 : Gambar 4.1 Uji Keseragaman Data Grafik pengujian keseragaman data diatas, diketahui bahwa data waktu siklus yang didapatkan adalah seragam. Hal ini dikarenakan tidak adanya titik yang melewati batas atas ekstrim dan batas bawah ekstrim. 4.3 Waktu Silklus Waktu siklus merupakan waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan sebuah produk, dengan kata lain waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Waktu Siklus dapat ditentukan dengan persamaan: xi Wsiklus N Dimana : Xi = Waktu Operasi N = Jumlah komponen Tabel 4.2 Tabel Waktu Siklus Lego Xi 1 22.33 2 18.29 3 19.01 4 24.12 5 24.01 6 20.38 7 21.44 8 18.59 9 21.53 10 18.1 11 17.72 12 17.46 13 20.74 14 15.23 15 17.71 16 15.45 17 18.52 18 15.55 19 17.51 20 16.55 21 20.35 22 19.02 23 17.9 24 18.59 25 16.49 26 17.87 27 16.64 28 15.26 29 17.24 30 14.02 Xi 553.62 Waktu Siklus 18.454 Tabel diatas menunjukan waktu siklus rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 30 buah lego yaitu selama 18.454 detik. 4.4 Waktu Normal Tabel 4.3 Penyesuaian menurut cara Shumard KELAS PENYESUAIAN Superfast 100 Fast + 95 Fast 90 Fast - 85 Excellent 80 Good + 75 Good + 70 Good - 65 Normal 60 Fair + 55 Fair 50 Fair - 45 Poor 40 Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 16) 3

Operator yang melakukan kegiatan merakit lego diberikan nilai terhadap performance kerjanya yaitu Good+ dengan nilai 75. Sehingga nilai penyesuaiannya adalah: p = 75/60 = 1.25 Maka, waktu normal untuk merakit 30 buah lego ini adalah: W n = Waktu Siklus x Faktor Penyesuaian W n = 18.454 x 1.25 = 23.07 detik 4.3 Waktu Baku Waktu baku merupakan waktu yang telah dibakukan yang digunakan sebagai acuan untuk operator dapat bekerja secara wajar (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) dalam sistem kerja terbaik. Penentuan waktu baku ini dilakukan dengan mempertimbangan nilai kelonggaran terhadap hal-hal yang tidak dapat dihindari sewaktu operator melakukan pekerjaannya. Berikut ini adalah tabel nilai kelonggaran operator pada saat merakit lego: Tabel 4.4 Nilai Kelonggaran No Faktor % 1 Tenaga yang dikeluarkan 0.2 2 Sikap Kerja 0.5 3 Gerakan Kerja 0 4 Kelelahan Mata 0.7 5 Keadaan temperatur tempat kerja 0 6 Keadaan atmosfer 0 7 Keadaan lingkungan 0 8 Dan lain-lain 0 Total Kelonggaran 1.4 Waktu Baku = Waktu Normal x (1 + Kelonggaran) Dari rumus waktu baku diatas disertai hasil pengamatan terhadap operator yang merakit lego maka didapatkan nilai waktu baku sebagai berikut: Waktu Baku = 23.07 X (1 + 1.4%) = 23.07 X 1.014 = 23.39 4.4 Kurva Belajar Kurva belajar menunjukkan kemampuan seseorang operator dalam melakukan pekerjaannya. Berikut adalah perhitungan kurva bbelajar operator pada saat merakit lego: Tabel 4.5 Perhitungan Kurva Belajar X Y Log X Log Y (Log X)² (Log Y)² Log X*Log Y A a K 1 22.33 0 1.34889 0 1.8195 0 2 18.29 0.30103 1.26221 0.09062 1.59318 0.37996419 3 19.01 0.47712 1.27898 0.22764 1.6358 0.61022955 4 24.12 0.60206 1.38238 0.36248 1.91097 0.83227407 5 24.01 0.69897 1.38039 0.48856 1.90548 0.96485271 6 20.38 0.77815 1.3092 0.60552 1.71402 1.01875887 7 21.44 0.8451 1.33122 0.71419 1.77216 1.12501545 8 18.59 0.90309 1.26928 0.81557 1.61107 1.14627351 9 21.53 0.95424 1.33304 0.91058 1.77701 1.27204728 10 18.1 1 1.25768 1 1.58176 1.25767857 11 17.72 1.04139 1.24846 1.0845 1.55866 1.30014098 12 17.46 1.07918 1.24204 1.16463 1.54267 1.34039085 13 20.74 1.11394 1.31681 1.24087 1.73399 1.46685036 14 15.23 1.14613 1.1827 1.31361 1.39878 1.35552552 15 17.71 1.17609 1.24822 1.38319 1.55805 1.46801894 16 15.45 1.20412 1.18893 1.4499 1.41355 1.43161255 17 18.52 1.23045 1.26764 1.514 1.60691 1.55976748 1.16795 2.52461 334.665 18 15.55 1.25527 1.19173 1.57571 1.42022 1.4959464 19 17.51 1.27875 1.24329 1.63521 1.54576 1.58985664 20 16.55 1.30103 1.2188 1.69268 1.48547 1.58569275 21 20.35 1.32222 1.30856 1.74826 1.71234 1.73020912 22 19.02 1.34242 1.27921 1.8021 1.63638 1.71724121 23 17.9 1.36173 1.25285 1.8543 1.56964 1.70604485 24 18.59 1.38021 1.26928 1.90498 1.61107 1.75187368 25 16.49 1.39794 1.21722 1.95424 1.48163 1.70160145 26 17.87 1.41497 1.25212 2.00215 1.56782 1.77172287 27 16.64 1.43136 1.22115 2.0488 1.49122 1.74791462 28 15.26 1.44716 1.18355 2.09427 1.4008 1.71279045 29 17.24 1.4624 1.23654 2.13861 1.52902 1.80830962 30 14.02 1.47712 1.14675 2.18189 1.31503 1.69388586 Rata-rata 32.4237 37.8691 38.9991 47.8999 40.5424904 1.08079 1.2623 1.29997 1.59666 1.35141635 Tabel 4.6 Kurva Belajar untuk 100 Siklus Pekerjaan Merakit Lego X Y X Y X Y X Y 1 334.66 26 7.45 51 3.39 76 2.128 2 148.94 27 7.13 52 3.31 77 2.095 3 92.76 28 6.83 53 3.24 78 2.064 4 66.29 29 6.56 54 3.17 79 2.034 5 51.08 30 6.30 55 3.10 80 2.004 6 41.28 31 6.06 56 3.04 81 1.975 7 34.48 32 5.84 57 2.98 82 1.947 8 29.50 33 5.64 58 2.92 83 1.920 9 25.71 34 5.44 59 2.86 84 1.893 10 22.73 35 5.26 60 2.80 85 1.867 11 20.34 36 5.09 61 2.75 86 1.842 12 18.37 37 4.93 62 2.70 87 1.817 13 16.73 38 4.78 63 2.65 88 1.793 14 15.35 39 4.64 64 2.60 89 1.769 15 14.16 40 4.50 65 2.55 90 1.746 16 13.13 41 4.37 66 2.51 91 1.724 17 12.23 42 4.25 67 2.47 92 1.702 18 11.44 43 4.14 68 2.42 93 1.681 19 10.74 44 4.03 69 2.38 94 1.660 20 10.12 45 3.92 70 2.34 95 1.640 21 9.56 46 3.82 71 2.30 96 1.620 22 9.05 47 3.73 72 2.27 97 1.600 23 8.59 48 3.64 73 2.23 98 1.581 24 8.18 49 3.55 74 2.20 99 1.562 25 7.80 50 3.47 75 2.16 100 1.544 Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 16) 4

[4] H. R. Linston, Research Report Unpublished [Laporan Penelitian], Edward Research Institute, Nigeria, 2010 Gambar 4.2 Gambar Kurva Belajar Dari kurva belajar yang didapat dari hasil praktikum, dapat dikatakan bahwa operator melakukan pekerjaan pada kecepatan normal dan memiliki kecepatan kerja yang konstan karena sudah terlatih. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Penulisan jurnal ini dapat disimpulkan waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator terlatih untuk menyelesaikan pekerjaan dalam keadaan normal dan sikap kerja normal. Waktu baku didapatkan dari hasil perhitungan waktu siklus ditambahkan dengan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran. Saran yang diberikan oleh penulis untuk praktikum selanjutnya yaitu agar percobaan merakit lego dilakukan lebih dari 30 kali agar didapatkan data cukup untuk dilakukan pengolahan selanjutnya. UCAPAN TERIMA KASIH Terimaksih kepada Uda Bayu Dwi Putra Hamzah selaku pembimbing dalam penulisan jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA [1] M. Ameli, A. Mirzazadeh, and M. A. Shirazi, Economic order quantity model with imperfect items under fuzzy inflationary conditions, Trends Applied Science Research, vol. 6, no. 3, pp. 294-303, 2011. [2] L. Monplaisir, Collaborative Engineering for Product Design and Development, California, USA: American Scientific Publishers, 2002. [3] J. E. Monzon, The cultural approach to telemedicine in Latin American homes (Published Conference Proceedings style), in Proc. 3rd Conf. Information Technology Applications in Biomedicine, ITAB 00, Arlington, VA, pp. 50 53. Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 16) 5