Dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu bertemu yang namanya bilangan karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi,

dokumen-dokumen yang mirip
134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat

BAB III SISTEM NUMERASI

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

1. Nilai Tempat Bilangan s.d Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

Gara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA CIREBON

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

BASIS 60 PADA JAM. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Bilangan. Oleh : Ade Dani Kurnia Suhada

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

C D Tanda yang tepat untuk kalimat : 3,2 x ( 4,3 + 0,7 )... ( 4,3-0,3 ) x 0,4 adalah... A. B. <

pangkatnya dari bilangan 10 yang dipangkatkan ( 1

Ukuran Statistik Bagi Data

Bab. Bilangan Riil. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D.

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-27

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I SISTEM BILANGAN

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT

BILANGAN. Bilangan Satu Bilangan Prima Bilangan Komposit. Bilangan Asli

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berhitung selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dasar

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KUMPULAN SOAL-SOAL OMITS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eksistensi manusia di dunia ditandai dengan upaya tidak henti-hentinya

SOAL MATEMATIKA - SMP

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

KATA KUNCI. Sumber:

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) a b c d e. 4030

Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Pecahan. mendapatkan setengah sehingga = 1. 2

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

Sejarah Perkembangan Pertanian

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

4. Kompetensi Dasar Matematika KELAS: I

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

Piramida Besar Khufu

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Operasi Hitung Bilangan 1

A. Jangkauan Terbesar

Sifat 1 Untuksebarang bilangan rasional a tak nol dan sebarang bilangan bulat m dan n, berlaku a m. a m = a m + n

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal

SISTEM BILANGAN BULAT

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Bab. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D. Konversi Bilangan

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

Sebuah Sejarah Illustrated Komputer Bagian 1

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

DDS (Dadu Duabelas Sisi)

FILSAFAT SAINS Golden Rasio

Kekeliruan Dalam Komputasi Saintifik

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMA/Sederajat tahun 2012

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN

BAB IV ALOGARITMA DALAM OPERASI ARITMATIKA PENDAHULUAN

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

BAB PECAHAN. Tujuan Pembelajaran

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

Kegiatan Belajar 1 Awal Manusia Berkomunikasi

ALGORITMA PENENTUAN HARI BERBASIS KPK

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 4. PECAHANLatihan Soal 4.2

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

Arsitektur dan Organisasi Komputer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Dewi Nurhajariah, 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 2

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 )

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNAGRAHITA

BAB VI BILANGAN REAL

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Menghitung. 1. Pengertian Kemampuan Menghitung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk

Kuadrat Umum. Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka. 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Luna. Pengikut Setia Bumi

: Purnomo Satria NIM : PENDISKRIPSIAN DATA

Bab 2. Relasi dan Fungsi. Standar Kompetensi

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

Minggu 11. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Sahabat Ciptaan: Aca

BAB II LANDASAN TEORI

Xpedia Matematika. DP SNMPTN Mat 05

Sumber: Kamus Visual, 2004

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV

Kompetensi dasar Materi Pokok Integrasi Nilai Indikator Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Waktu

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN 2012

Transkripsi:

Sejarah Bilangan Sejak zaman purbakala, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan matematika sangat diperlukan dan telah menyatu dalam kehidupan manusia dan merupakan kebutuhan dasar dari setiap lapisan masyarakat, dalam pergaulan hidup seharihari. Mereka membutuhkan matematika untuk perhitungan sederhana. Untuk keperluan tersebut diperlukan bilanganbilangan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu bertemu yang namanya bilangan karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains,ekonomi,ataupun dalam dunia musik, filosofi, dan hiburan serta aspek kehidupan lainnya. Adanya bilangan membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan, mulai dari perhitungan sederhana tentang keperluan belanja di dapur, untuk keperluan mengendalikan banjir,

Dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu bertemu yang namanya bilangan karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi, penghitungan hasil pertanian dan peternakan sampai perhitungan yang rumit tentang cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak dan keperluan peluncuran pesawat ruang angkasa dll yang mana masingmasing bangsa memiliki cara tersendiri untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol.

Konsep bilangan dan pengembangannya menjadi sistem angka muncul jauh sebelum adanya pencatatan sejarah, sehingga evolusi dari sistem itu hanyalah merupakan dugaan semata. Petunjuk mengenai awal manusia mengenal hitungan ditemukan oleh arkeolog Karl Absolom pada tahun 1930 dalam sebuah potongan tulang serigala yang diperkirakan berumur 30.000 tahun.

Contoh : Pada potongan tulang itu ditemukan goresangoresan kecil yang tersusun dalam kelompokkelompok yang terdiri atas lima, seperti lllll lllll lllll. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa orang-orang primitif sudah memiliki pengertian tentang bilangan dan mengerjakannya dengan metode ijir (tallies), menurut suatu cara korespondensi satu-satu. Ijir adalah sistem angka yang berlambangkan tongkat tegak.

Ribuan tahun yang lalu, sebelum masa manusia gua menggunakan metode ijir, tidak ada angka untuk mewakili dua atau tiga. Sebaliknya jari, batu, tongkat atau mata digunakan untuk mewakili angka. Belum terdapat jam maupun kalender untuk membantu melacak waktu, sehingga matahari dan bulan digunakan untuk membedakan siang dan malam hari.

contoh : Peradaban purba paling tidak memiliki kata-kata untuk bilangan, seperti satu dan banyak, atau satu, dua dan banyak. Mereka menggunakan terminologi yang akrab dengan mereka seperti kawanan domba, tumpukan biji-bijian, atau banyak orang. Hal ini disebabkan masih sedikitnya kebutuhan untuk sistem numerik sampai terbentuknya kelompok-kelompok seperti klan, desa-desa dan permukiman dan dimulailah diterapkannya sistem barter pada perdagangan yang pada gilirannya melahirkan kebutuhan akan mata uang.

Bagaimana Anda membedakan antara lima dan lima puluh jika Anda hanya bisa menggunakan terminologi di atas?

Seiring perkembangan peradaban, pengetahuan matematika diperlukan dalam ilmu teknik oleh bangsa-bangsa yang bermukim di sepanjang sungai untuk keperluan mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi, penghitungan hasil pertanian dan peternakan. Mereka memerlukan matematika untuk perhitungan sederhana. Untuk keperluan tersebut diperlukanlah bilangan-bilangan. Kebutuhan terhadap bilangan mula-mula sederhana tetapi makin lama makin meningkat.

Untuk kebutuhan membilang dengan sistem tidak tertulis, angka jari digunakan oleh orang Yunani kuno, Romawi, Eropa, dan kemudian Asiatik. Menurut sejarah ketika manusia mulai mengenal tulisan (zaman sejarah) dan melakukan kegiatan membilang atau mencacah, mereka bingung bagaimana memberikan lambang bilangannya. Sehingga kemudian dibuatlah suatu sistem numerasi yaitu sistem yang terdiri dari numerial (lambang bilangan/angka) dan number bilangan.

Sistem numerasi adalah aturan untuk menyatakan/menuliskan bilangan dengan menggunakan sejumlah lambang bilangan. Bilangan sendiri itu adalah ide abstrak yang tidak didefinisikan. Setiap Bilangan mempunyai banyak lambang bilangan. Satu lambang bilangan menggambarkan satu bilangan. Setiap bilangan mempunyai banyak nama. Misalnya bilangan 125 mempunyai nama bilangan seratus dua puluh lima. terdiri dari lambang bilangan 1, 2, dan 5.

Beberapa konsep yang digunakan dalam sistem numerasi adalah: 1.Aturan Aditif Tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang didapat dari menjumlah nilai lambang-lambang pokok. Simbolnya sama nilainya sama dimanapun letaknya

2. Aturan pengelompokan sederhana Jika lambang yang digunakan mempunyai nilai-nilai n0, n1, n2, dan mempunyai aturan aditif

3. Aturan tempat Jika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda mempunyai nilai yang berbeda

4. Aturan Multiplikatif Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai lambang-lambang bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b 2, b 3, b 4,.. dan seterusnya.

BILANGAN MAYA Peradaban Maya telah menetap di wilayah Amerika Tengah dari sekitar 2000 SM, meskipun yang disebut sebagai Periode Klasik membentang dari sekitar 250 SM sampai 900 SM. Pentingnya astronomi dan perhitungan kalender Maya dalam matematika masyarakat diperlukan, dan Maya yang dibangun cukup awal sistem nomor yang sangat canggih, mungkin lebih maju dari yang lain di dunia pada saat itu (meskipun perkembangan cukup sulit).

Tulisan atau angka yang dikembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh,berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis.hal ini tentu dipengaruhi oleh alat tulis yang dipakai,yaitu tongkat yang penampangnya lindris (bulat),sehingga dengan cara manusukkan tongkat ke tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tingkat mereka sehingga berbekas aris.

Sistem numerasi Maya berbasi 20 (vigesimal) yang hanya menggunakan tiga simbol yaitu sistemcengkerang, batang dan titik. Suatu titik mewakili nilai satu, palang mewakili lima dan cengkerang mewakili nol. Bagaimanapun, sistem ini mempunyai dua perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sistem yang kita gunakan sekarang, yaitu 1) nilai tempat disusun secara menegak, dan 2) menggunakan basis 20 (vigesimal).

Untuk mendapatkan semua angka yang lain, Suku Maya hanya menggunakan 20 simbol dari angka 0 hingga 19. Sistem basis 10 mempunyai nilai tempat berikut: 1, 101, 102, 103, dll. Maka sistem basis 20 mempunyai nilai tempat seperti berikut: 1, 201, 202, 203, dll. Meskipun demikian, suku Maya mempunyai satu penyimpangan dari basis 20. Nilai tempatnya adalah 1, 20, 20.18, 202.18, 203.18, dll.

Oleh karena itu, suku Maya lebih berminat menghitung hari dan kalender tahunan mempunyai 360 hari, karena lebih sesuai dengan nilai digit ketiga terkecil yaitu 20.18 = 360 dan bukan 20.20 = 400. Suku Maya menyusun angka mereka untuk menandakan nilai tempat berbeda.

Bagaimana bangsa Maya menyimbolkan bilangan? Bangsa Maya(sama halnya dengan Aztecs) menggunakan penomoran vigesimal (20). (saat ini penomoran yang paling jamak digunakan adalah desimal). Mereka mengembangkan 3 set notasi grafik yang berbeda untuk merepresentasikan bilangan. Yaitu :

a. dengan garis dan titik

b. gambar anthropomorphic

Nomor selepas 19 ditulis secara menegak dalam gandaan dua puluh. Sebagai contoh, tiga puluh dua akan ditulis sebagai satu titik di atas dua titik, yang diletakkan di atas dua baris. Titik pertama merupakan "satu dua puluh" atau 1 20ⁿ, yang akan ditambah dengan dua titik dan dua baris, atau dua belas.

Oleh itu, (1 20 1 ) + 12 = 32. Setelah mencapai 20 2 atau 400, baris lain akan ditambah. Jadi, nombor 429 akan ditulis sebagai satu titik di atas satu titik di atas empat titik dan satu baris, atau (1 20 2 ) + (1 20 1 ) + 9 = 429.

Sekian dan Terima kasih