BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri berada di wilayah Desa Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri dari pusat kota ± 12 km. Dilihat dari letak geografisnya sekolah dasar ini terletak jauh dari Kabupaten Blora dan terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan Desa Bangsri, karena letaknya di tepi jalan utama desa yang mudah dijangkau dari beberapa dukuh yang menjadi wilayah desa tersebut serta jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Ruangan Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri terdapat tujuh ruangan. Dengan rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dan satu ruang kantor guru. Terdapat dua wc yang terdiri dari wc guru dan siswa. Selain ruangan dan wc Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara. Fasilitas belajar yang ada di Sekolah Dasar Negeri Negeri 2 Bangsri masih terbatas. Adapun komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data administrasi yang diperlukan, selain itu alat peraga dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi penunjang sarana belajar siswa sudah cukup baik seperti buku-buku yang dapat membantu siswa dalam belajar. Buku-buku tersebut terdiri dari buku-buku pelajaran, buku-buku cerita serta buku-buku lain yang dapat menunjang dan membantu siswa dalam belajar. Untuk setiap ruang kelas juga sudah cukup memadai ketersediaan fasilitasnya. 35

36 Jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari sembilan guru, dengan Kepala Sekolah, 6 guru kelas yang terdiri 5 PNS dan 1 wiyata bhakti, 1 guru agama, 1 guru SBK dan 1 guru olah raga. Adapun 1 karyawan sekolah yang bertugas sebagai penjaga sekolah. 4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 22 siswa putri pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya. 4.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Bangsri semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah siswa 34 yang terdiri dari 22 siswa putri dan 12 siswa putra pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1

37 Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Sebelum Tindakan Keterangan No. Nilai Jumlah Persentase Siswa (%) Ketuntasan Jumlah 1. 52 10 29,4 Belum tuntas 20 2. 53 62 10 29,4 Belum tuntas 3. 62,5 71 9 26,4 Tuntas 4. 72 81 3 8,9 Tuntas 14 5. 82 100 2 5,9 Tuntas Jumlah 36 100 Rata-rata 58,82 Nilai tertinggi 82 Nilai terendah 40 Berdasarkan tabel 4.1 pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya yaitu masih di bawah nilai KKM (62,50) ada 20 siswa sedangkan siswa yang sudah tuntas ada 14 siswa. Diketahui untuk nilai <52 sebanyak 10 siswa dengan persentase 29,4%, 53 s/d 62 sebanyak 10 siswa dengan persentase 29,4%, untuk nilai 62,5 s/d 71 sebanyak 9 siswa dengan persentase 26,4%, nilai 72 s/d 81 sebanyak 3 siswa dengan persentase 8,9%, dan yang memiliki nilai 82 s/d 100 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,9%. Dengan nilai rata-rata 58,82 sedangkan nilai tertinggi adalah 82 dan nilai terendahnya adalah 40. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.1

38 Jumlah Siswa 12 10 8 6 4 2 0 10 10 9 3 2 <52 53-62 62,5-71 72-81 82-100 Nilai Gambar 4.1 Hasil Perolehan Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) data hasil perolehan nilai pada pra siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya No. Ketuntasan Jumlah Siswa Belajar Jumlah Persen (%) 1. Tuntas 14 41,1 2. Belum tuntas 20 58,9 Jumlah 34 100 Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus) dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) sebanyak 20 siswa atau 58,9%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 41,1%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada gambar 4.2.

39 58,90% 41,10% tuntas belum tuntas Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Hasil belajar siswa rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pokok bahasan sifat-sifat cahaya masih rendah. Hal ini dikarenakan guru kurang memiliki ketrampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau selalu menggunakan pembelajaran yang monoton atau konvensional, yaitu metode ceramah. Kegiatan belajar mengajar (KBM) masih didominasi metode ceramah sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik yang berakibat tingkat pemahaman siswa rendah dan siswa kurang aktif dalam mengikuti KBM. Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri 2 Bangsri Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012, penulis melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai rancangan penelitian yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya yang akan dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.

40 4.3 Hasil Analisis Penelitian 4.3.1 Siklus I Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2012, pertemuan II pada tanggal 17 Maret 2012 dan pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2012. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti meminta bantuan observer (guru kelas VI) untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi (terlampir) yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati guru dan siswa saat melakukan proses belajar mengajar. A. Hasil Penelitian Siklus I Analisis penelitian setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Siklus I No. Nilai Jumlah siswa Persen (%) Keterangan 1. 52 8 23,5 Belum Tuntas 2. 53 62 1 2,9 Belum Tuntas 3. 62,5 71 11 32,4 Tuntas 4. 72 81 9 26,5 Tuntas 5. 82 100 5 14,7 Tuntas Jumlah 34 Rata-rata 68,52 Nilai tertinggi 97 Nilai terendah 42 Berdasarkan tabel 4.3 siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=62,50) adalah sebanyak 25 atau 73,6% dari keseluruhan siswa sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 9 siswa atau 26,4%, yang dapat diuraikan dengan nilai 52 sebanyak 8 siswa atau 23,5%, 53 s/d 62 sebanyak 1 siswa atau 2,9%, nilai 62,5 s/d 71 sebanyak 11

41 siswa atau 32,4%, nilai 72 s/d 81 sebanyak 9 siswa atau 26,5% dan yang mendapat nilai 82 s/d 100 sebanyak 5 siswa atau 14,7%. Dengan nilai rata-rata 68,52 dan nilai tertinggi adalah 97 sedangkan nilai terendahnya adalah 42. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.3 Jumlah Siswa 12 10 8 6 4 2 0 8 11 9 5 1 <52 53-62 62,5-71 72-81 82-100 Nilai Gambar 4.3 Hasil Perolehan Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus I berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.4 Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya No. Ketuntasan Jumlah Siswa Belajar Jumlah Persen (%) 1. Tuntas 25 73,6 2. Belum tuntas 9 26,4 Jumlah 34 100 Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan minimal (KKM=62,50) sebanyak 21 siswa dengan persentase 100% dan siswa yang mendapat nilai

42 kurang dari KKM sebanyak 9 siswa dengan persentase 0%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada gambar 4.4. 26,40% 73,60% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.4 Persentase Ketuntasan Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Berdasarkan pada gambar 4.2 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siswa yang belum tuntas (KKM=62,50) adalah sebanyak 9 siswa atau 26,4%. Sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 25 siswa atau 73,6%. Berarti indikator kinerja dalam penelitian siklus I ini belum tercapai karena dari jumlah siswa yang mendapat nilai 62,50 hanya 73,6% sedangkan indikator keberhasilan yang digunakan penulis adalah 80% dan dapat diartikan hanya 73,6% dari jumlah siswa memahami materi yang telah disajikan guru. Untuk memantapkan dari hasil siklus I ini akan dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan. B. Analisis Data Dari Hasil Observasi Siklus I Hasil observasi selama proses pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan I, II dan III. 1) Pertemuan I a. Analisis data hasil observasi guru Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yaitu menitikberatkan pada gambar dan kerja kelompok. Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan pembelajaran yaitu kesiapan ruang dan media pembelajaran serta

43 memeriksa kesiapan siswa, namun dalam memeriksa kesiapan siswa masih ada siswa yang belum siap mengikuti KBM. Sudah ada apersepsi dan apersepsinyapun sudah menarik namun dalam menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran tidak disampaikan secara rinci yaitu hanya menyampaikan bahwa pembelajaran pada pertemuan I membahas sifat-sifat cahaya. Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan. Guru menguasai seluruh materi pelajaran, tetapi pada strategi pembelajaran terdapat beberapa item yang dalam pelaksanaannya masih kurang dan ada beberapa item yang belum dilaksanakan yaitu dalam menunjukkan gambar kurang maksimal, saat membentuk kelompok pembagian anggota kelompoknya tidak merata, membimbing peserta didik saat kerja kelompok kurang merata, tidak menanyakan alasan dasar dari gambar yang disediakan guru, pembelajaran yang dilaksanakan melebihi batas waktu yang ditentukan. Dalam pemanfaatan media guru sudah memanfaatkan media pembelajaran yaitu berupa gambar secara efektif dan efisien, namun dalam melibatkan siswa dalam pemanfaatan media kurang merata. Penggunaan bahasa dalam kegiatan belajar mengajar sudah menggunakan bahasa dengan lancar dan benar baik dari bahasa lisan ataupun bahasa tulis. Kegiatan penutup untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hanya beberapa siswa yang terlibat aktif menyimpulkan hasil pembelajaran. Pada pertemuan I ini tidak diadakan tes untuk evaluasi karena tes formatif untuk evaluasi akan diberikan setiap akhir siklus yaitu pada siklus III. Sedangkan pada tahap tindak lanjut guru tidak melaksanakan. b. Analisis data hasil observasi siswa Pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus I pertemuan I berdasarkan lembar observasi siswa (terlampir) pada umumnya sudah dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini terlihat pada skor penilaian yang diisi berdasarkan pengamatan observer (guru kelas VI) terdapat satu item yang mendapat skor 1 yaitu pada siswa mampu menjawab

44 apersepsi, rata-rata skor penilaian pada lembar observasi siswa siklus I pertemuan I ini mendapat skor 2 yaitu 10 item, skor 3 terdapat 8 item sedangkan skor 4 tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum maksimal karena skor penilaian 4 belum ada yang terlaksana dan sebagian besar skor penilaian masih banyak pada skor 2. Jika penilaian sebagaian masih pada skor 2, dapat dikatakan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar baru sekitar 11%-40% dari seluruh jumlah siswa yang ada. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah cukup baik namun dalam menjawab apersepsi dari guru hanya sebagian kecil siswa. Siswa memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa siswa yang aktif bertanya saat proses KBM, interaksi antar siswa, siswa-guru, siswa-materi hanya sebagian kecil siswa. Siswa belum memahami benar ketika guru menerapkan pembelajaran dengan picture and picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif walaupun masih ada beberapa yang kurang aktif. Saat kerja kelompok berlangsung masih sebagian besar kelompok kurang terlibat sepenuhnya dalam menyelesaikan lembar kerja kolmpok dan guru dalam membimbing diskusi kelompok kurang merata. Hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh tiap kelompoknya masih banyak yang mendapat persentase 56,25% yaitu kelompok 2, 4, 6 dan 8. Yang mendapat persentase 62,50% yaitu kelompok 3, 5 dan 7 sedangkan yang mendapat nilai persentase tertinggi hanya 68,75 dan itupun hanya didapat kelompok 1. Ratarata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 60,15%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus I pertemuan I ini belum memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan 70% untuk kategori baik. 2) Pertemuan II a. Analisis data hasil observasi guru Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah ada peningkatan dibandingkan pertemuan I. Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan pembelajaran dengan baik yaitu kesiapan ruang dan

45 media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa. Sudah ada apersepsi, namun dalam penyampaian kompetensi/tujuan masih kurang rinci. Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan dengan baik. Guru menguasai seluruh materi pelajaran, hanya terdapat beberapa item yang belum dilaksanakan secara menyeluruh yaitu pembagian kelompok tidak merata, dalam membimbing peserta didik kerja kelompok kurang merata, masih ada kelompok yang belum menyajikan hasil kerja kelompok, dalam menanyakan alasan dasar gambar tidak semua kelompok diminta menjelaskan alasannya, waktu yang digunakan dalam KBM masih tersisa. Guru dalam memanfaatkan media pembelajaran yaitu berupa gambar dengan baik serta dalam menyampaikan sudah menggunakan bahasa dengan lancar dan benar baik dari bahasa lisan ataupun bahasa tulis. Untuk kegiatan penutup sudah dilaksanakan sesuai RPP, namun dalam menyimpulkan hasil pembelajaran tidak semua siswa terlibat aktif. Pada pertemuan II ini tidak diadakan tes untuk evaluasi karena tes formatif untuk evaluasi akan diberikan setiap akhir siklus yaitu pada siklus III. b. Analisis data hasil observasi siswa Pada siklus I pertemuan II berdasarkan pengamatan dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) sudah tidak ada yang mendapat skor penilaian 1, pada skor 2 terdapat 10 item yang dilaksanakan, skor 3 terdapat 10 item sedangkan skor 4 terdapat 1 item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah ada peningkatan dibandingkan pertemuan I, yaitu pada skor 2 berkurang 2 item, skor 3 bertambah 2 item dan skor 4 sudah ada 1 item yang terlaksana yaitu pada saat membuat rangkuman siswa terlihat aktif. Penilaian antara skor 2 dan 3 seimbang, dapat dikatakan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar sudah sekitar 11% sampai 70% siswa. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik namun dalam menjawab apersepsi dari guru hanya sebagian kecil siswa. Siswa memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa siswa yang aktif bertanya saat proses KBM, interaksi antar siswa hanya sebagian kecil dari siswa. Siswa belum memahami benar ketika guru menerapkan pembelajaran dengan

46 picture and picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif walaupun masih ada beberapa yang kurang aktif. Saat kerja kelompok sudah terdapat peningkatan dibandingkan saat pertemuan I. Hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh kelompok. Persentase terendah yang diperoleh yaitu masih 56,25% namun hanya pada kelompok 2, persentase 62,50% pada kelompok 8. Sedangkan yang mendapat nilai persentase tertinggi hanya 75% yaitu kelompok 1, rata-rata kelompok mendapat jumlah persentase 68,75% yaitu pada kelompok 3, 4, 5, 6 dan 7. Rata-rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 67,19%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus I pertemuan II ini belum memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan 70% untuk kategori baik. 3) Pertemuan III a. Analisis data hasil observasi guru Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan III berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik, kekurangan pada aktifitas guru sudah semakin berkurang dibanding saat pertemuan I dan II. Pada tahap persiapan, membuka pelajaran, maupun penguasaan materi sudah dilaksanakan dengan bagus. Namun dalam strategi pembelajaran masih terdapat dua item yang belum dilaksanakan dengan baik yaitu dalam menanyakan alasan gambar kurang merata dan waktu yang digunakan dalam KBM melebihi batas waktu. Untuk pemanfaatan media dan penggunaan bahasa sudah baik. Pada kegiatan penutup/kegiatan akhir siswa diberikan tes formatif sebagai evaluasi pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. b. Analisis data hasil observasi siswa Pada siklus I pertemuan III berdasarkan pengamatan dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 sudah tidak ada, skor 2 hanya terdapat 1 item, skor 3 terdapat 16 item sedangkan skor 4 terdapat 3 item. Hal ini menunjukkan pembelajaran sudah ada peningkatan dibandingkan sebelumnya, rata-rata observer menilai berdasarkan

47 pengamatan terdapat pada skor 3 dan skor 4 sudah bertambah yaitu menjadi 3 item yang terlaksana. Penilaian sebagian besar pada skor 3, dapat dikatakan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar sudah sampai 70% dan juga sudah mulai terlihat penilaian pada skor 4. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik, dalam menjawab apersepsi dari guru sudah ada peningkatan yaitu siswa yang menjawab sudah bertambah. Siswa memperhatikan penjelasan guru, sudah terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa, siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa sudah banyak yang memahami pembelajaran ketika guru menerapkan pembelajaran dengan picture and picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif dan semua siswa mengerjakan evaluasi dengan baik. Pada saat kerja kelompok terdapat peningkatan yang lebih pesat lagi dibandingkan saat pertemuan I dan II. Hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh kelompok. Persentase terendah yang diperoleh yaitu 75% yaitu pada kelompok 2 dan 3. Sedangkan yang mendapat nilai persentase tertinggi 87,50% yaitu pada kelompok 1, 4, 6 dan 8. Dua kelompok lainnya mendapat jumlah persentase 81,25% yaitu kelompok 2 dan 7. Rata-rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 81,25%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus I pertemuan III ini sudah memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan 70% untuk kategori baik. Kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe picture and picture ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan siklus I. C. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I.

48 1. Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. 2. Sebagian siswa sudah terlibat aktif di dalam proses pembelajaran. 3. Kegiatan saat kerja kelompok dari setiap pertemuan sudah terlihat ada peningkatan. 4. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata 58,62% saat pra siklus menjadi 68,52% setelah siklus I. 5. Pada pembelajaran siklus I dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran terdapat 9 siswa yang belum tuntas/belum memenuhi KKM. Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk diperbaiki pembelajaran pada siklus II. 1. Selalu memberikan pengarahan terlebih dahulu setiap kali memberikan tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2. Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan. 3. Memberikan bimbingan secara optimal ketika proses belajar mengajar (PBM) berlangsung. Untuk meningkatkan rata-rata hasil perolehan nilai siswa dan untuk memantapkan tingkat pemahaman siswa serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus II. 4.3.2 Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan pemantapan pada siklus I. Pada siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Pertemuan I, II dan III dilaksanakan pada tanggal 29, 30 dan 31 Maret 2012. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti meminta bantuan observer (guru kelas VI) untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi (terlampir) yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati guru dan siswa saat melakukan proses belajar mengajar.

49 A. Hasil Penelitian Siklus II Analisis penelitian setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Siklus II No. Nilai Jumlah siswa Persen (%) Keterangan 1. 52 0 0 Belum Tuntas 2. 53 62 0 0 Belum Tuntas 3. 62,5 71 11 32,4 Tuntas 4. 72 81 8 23,5 Tuntas 5. 82 100 15 44,1 Tuntas Jumlah 34 Rata-rata 80,44 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 63 Berdasarkan tabel 4.5 siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=62,50) adalah sebanyak 34 atau 100% dari keseluruhan siswa sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 0 siswa atau 0% dan dapat diuraikan dengan nilai 52, 53 s/d 62 sebanyak 0 siswa atau 0%, sedangkan nilai 62,5 s/d 71 sebanyak 11 siswa atau 32,4%, nilai 72 s/d 81 sebanyak 8 siswa atau 23,5% dan yang mendapat nilai 82 s/d 100 sebanyak 15 siswa atau 14,1%. Dengan nilai rata-rata 80,44 dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 63. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.5 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.5

50 Jumlah Siswa 16 14 12 10 8 6 4 2 0 15 8 11 0 0 <52 53-62 62,5-71 72-81 82-100 Nilai Gambar 4.5 Hasil Perolehan Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus I berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6. Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya No. Ketuntasan Jumlah Siswa Belajar Jumlah Persen (%) 1. Tuntas 34 100 2. Belum tuntas 0 0 Jumlah 34 100 Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) sebanyak 0 siswa atau tidak ada yang mendapatkan nilai <62,50 dengan persentase 0%. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 34 siswa dengan persentase 100%. Berarti pemahaman belajar siswa meningkat pada materi yang telah disajikan guru sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada gambar 4.6.

51 0% 100% Tuntas Belum tuntas Gambar 4.6 Persentase Ketuntasan Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Berdasarkan gambar 4.6 tentang ketuntasan belajar siswa dapat diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 34 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 34 siswa atau 100% dan yang belum tuntas 0 siswa atau tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (KKM=62,50). Berarti indikator kinerja pada penelitian siklus II sudah berhasil tercapai karena 100% dari jumlah siswa mendapat nilai 62,50 dan dapat diartikan 100% dari jumlah siswa memahami materi yang telah disajikan guru sehingga berdampak pada hasil belajar siswa meningkat. B. Analisis Data Dari Hasil Observasi Siklus II Hasil observasi selama proses pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan I, II dan III. 1) Pertemuan I a. Analisi data hasil observasi guru Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan pembelajaran yaitu kesiapan ruang dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa. Guru sudah melaksanakan apersepsi dan kompetensi/tujuan pembelajaran namun tujuan pembelajaran tidak disampaikan secara rinci.

52 Kegiatan inti pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Guru menguasai seluruh materi pelajaran, tetapi pada strategi pembelajaran terdapat beberapa item yang dalam pelaksanaannya masih kurang dan ada beberapa item yang belum dilaksanakan yaitu tujuan pembelajaran tidak disampikan dengan rinci dan waktu yang digunakan dalam KBM masih tersisa. Sedangkan dalam pemanfaatan media dan penggunaan bahasa sudah baik dan benar. Kegiatan penutup untuk kesimpulan sudah dilaksanakan sesuai harapan. Pada siklus II pertemuan I ini tidak diadakan tes untuk evaluasi karena tes formatif untuk evaluasi akan diberikan setiap akhir siklus II yaitu pada siklus III. Sedangkan pada tahap tindak lanjut guru tidak menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. b. Analisis data hasil observasi siswa Hasil observasi pada siklus II pertemuan I berdasarkan pengamatan dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 sudah tidak ada, skor 2 hanya terdapat 1 item, skor 3 terdapat 14 item sedangkan skor 4 terdapat 4 item. Pembelajaran sudah ada sedikit peningkatan dibandingkan pada siklus I, rata-rata observer menilai berdasarkan pengamatan terdapat pada skor 3. Penilaian sebagian besar masih pada skor 3 dan dapat dikatakan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar sampai 70% dan penilaian pada skor 4 bertambah satu item. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah ada peningkatan yang lebih baik, dalam menjawab apersepsi dari guru sudah ada peningkatan yaitu siswa yang menjawab sudah bertambah. Siswa memperhatikan penjelasan guru, sudah terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa, siswaguru, siswa-materi pelajaran. Siswa sudah lebih banyak yang memahami pembelajaran ketika guru menerapkan pembelajaran dengan picture and picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif. Kerja kelompok berlangsung sudah sebagian besar siswa dalam kelompok terlibat aktif dalam menyelesaikan lembar kerja kolmpok, terlihat dari persentase yang diperoleh tiap kelompoknya. Hanya satu kelompok yang

53 mendapat jumlah persentase 75% yaitu kelompok 6, sedangkan yang mendapat jumlah persentase 81,25% ada 5 kelompok yaitu kelompok 2, 4, 5, 7 dan 8. Sedangkan kelompok yang mendapat jumlah presentase 87,5% yaitu kelompok 1 dan 3. Rata-rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 82,03%. Disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus II pertemuan I ini sudah memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan 70% untuk kategori baik. 2) Pertemuan II a. Analisis data hasil observasi guru Pada siklus II pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan pembelajaran dan membuka pelajaran dengan baik. Kegiatan inti pembelajaran sudah berjalan dengan baik, dan dilaksanakan dengan maksimal. Untuk kegiatan penutup sudah dilaksanakan sesuai RPP. Pada pertemuan II ini tidak diadakan tes untuk evaluasi karena tes formatif untuk evaluasi akan diberikan setiap akhir siklus yaitu pada siklus III. b. Analisis data hasil observasi siswa Hasil observasi pada siklus II pertemuan II berdasarkan pengamatan dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 dan 2 sudah tidak ada, skor 3 terdapat 10 item sedangkan skor 4 terdapat 9 item. Pembelajaran sudah ada banyak peningkatan dibandingkan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, penilaian dari observer berdasarkan pengamatan pada skor 3 dan 4 hampir seimbang, hanya selisih satu item pada skor penilaian 3. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif sudah 41% sampai 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah ada peningkatan yang lebih baik, dalam menjawab apersepsi dari guru sudah ada peningkatan yaitu siswa yang menjawab sudah bertambah. Siswa memperhatikan dengan serius penjelasan guru, sudah terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa, siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa memahami pembelajaran ketika guru menerapkan pembelajaran dengan picture and picture terlihat pada saat

54 kerja kelompok, mempersentasikan hasil kerja kelompok, menjelaskan gambar. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif. Pada persentase kerja kelompok jumlah skor yang mendapat nilai persentase tertinggi 93,75% yaitu kelompok 1, rata-rata kelompok mendapatkan jumlah persentase 87,5% yaitu pada kelompok 3, 4, 5, 7 dan 8. Sedangkan kelompok 2 dan 6 mendapat skor 81,25. Rata-rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 86,71%. Disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus II pertemuan II ini sudah memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan 70% untuk kategori baik. Dari hasil observasi tersebut sudah banyak terjadi peningkatan baik dari segi guru maupun siswa Adapun kekurangan dalam pertemuan II akan diperbaiki pada pertemuan III. 3) Pertemuan III a. Analisis data hasil observasi guru Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan III berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dan berjalan dengan baik, kekurangan pada aktifitas guru sudah tidak ada. Baik pada tahap persiapan, membuka pelajaran, maupun penguasaan materi sudah dilaksanakan dengan bagus. Dalam kegiatan inti dan penutup pembelajaran sudah dilaksanakan dengan sempurna. Pada kegiatan penutup/kegiatan akhir siswa diberikan tes formatif sebagai evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan. b. Analisis data hasil observasi siswa Hasil observasi pada siklus II pertemuan III berdasarkan pengamatan dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 dan 2 sudah tidak ada, skor 3 hanya terdapat 5 item sedangkan skor 4 terdapat 14 item. Pembelajaran sudah ada banyak peningkatan dibandingkan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, penilaian dari observer rata-rata skor penilaian yaitu skor 4. Hal ini terlihat siswa rata-rata sudah aktif karena berdasarkan pengamatan observer rata-rata skor yang diperoleh sudah 4,

55 sudah terdapat peningkatan yang lebih baik lagi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran terlihat ada peningkatan yang lebih baik, dalam menjawab apersepsi dari guru, siswa yang menjawab sudah bertambah. Siswa memperhatikan dengan serius penjelasan guru, siswa sudah lebih aktif bertanya,, sudah terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa, siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa sudah terlihat lebih memahami pembelajaran ketika guru menerapkan pembelajaran dengan picture and picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif. Saat kerja kelompok terdapat peningkatan yang lebih pesat lagi dibandingkan saat pertemuan I dan II. Hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh kelompok. Persentase tertinggi 100% yaitu pada kelompok 1 dan 8. Sedangkan kelompok lainnya mendapat jumlah skor 93,75%. Rata-rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 95,31%. Disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus II pertemuan III ini sudah memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan 70% untuk kategori baik. C. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus II. Kegiatan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus II ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I, refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus II antara lain : 1. Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah lebih baik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. 2. Guru sudah berhasil menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

56 3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 4. Siswa sudah lebih kompak dengan anggota kelompok masing-masing dalam mengerjakan lembar kerja kelompok. 5. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata 68,52% pada siklus I menjadi 80,44 setelah siklus II. 6. Pada siklus II dalam mengerjakan evaluasi semua siswa tuntas/sudah memenuhi KKM. Kekurangan Siklus II yaitu lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya suatu peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Nilai Mapel IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Pra Siklus Siklus I Siklus II No. Nilai Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) 1. Tuntas 20 41,1 25 73,6 34 100 2. Tidak Tuntas 14 58,9 9 26,4 0 0 Jumlah 34 100 34 100 34 100 Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.7 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya terbukti untuk tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 20 siswa atau 41,1% sedangkan yang tidak tuntas 14 siswa atau 58,9%. Setelah siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 siswa atau 73,6% dan yang tidak tuntas 9 siswa atau 26,4%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 34 siswa atau 100%. Ini membuktikan

57 bahwa pembelajaran menggunakan kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 14 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya, setelah siklus I dan siklus II siswa mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar, karena siswa dapat memahami materi yang disajikan dengan pembelajaran picture and picture yang disajikan dalam bentuk gambar, kerjasama kelompok dan diskusi. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.7. 35 34 Jumlah Siswa 30 25 20 15 10 20 14 25 9 Tuntas Belum Tuntas 5 0 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Pembelajaran Gambar 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus, Sikus I, Siklus II 4.5 Pembahasan Hasil observasi sebelum diadakan tindakan yang dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Bangsri terdapat temuan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan siswa diberikan pemahaman tentang materi sifat-sifat cahaya melalui metode ceramah saja yang dilakukan oleh guru, sehingga anak hanya berangan-angan saja atau hanya berpaku pada buku paket maupun LKS yang dimiliki siswa. Proses pembelajaran sebelum diadakan tindakan menunjukkan bahwa siswa belum aktif, siswa masih bekerja secara individual, siswa terlihat jenuh

58 dan bosan karena pembelajaran selalu monoton sehingga mengakibatkan nilai rata-rata pada mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya masih rendah. Nilai rata-rata siswa sebelum diadakan tindakan adalah 58,82. Siswa yang mencapai KKM (62,50) sebanyak 20 siswa sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa. Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 82 sedangkan nilai terendahnya adalah 40. Terdapat perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas, sehingga diperlukan tindakan yang sesuai yaitu bagaimana agar siswa lebih memahami materi misalnya siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Hamdani (2010), pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Sedangkan picture and picture merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Berdasarkan teori yang dikemukakan Hamdani dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ini merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa maka diperlukan pembelajaran yang membuat siswa lebih tertarik salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Teori yang dilakukan Hamdani tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan penulis. Karena saat penulis menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus I dan II.

59 1. Siklus I Siklus I dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siswa yang mencapai KKM (62,50) sebanyak 25 siswa atau 73,6% dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 9 siswa atau 26,4%. Nilai rata-ratanya adalah 68,52 sedangkan nilai tertinggi adalah 97 dan nilai terendahnya adalah 42. 2. Siklus II Siklus II dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siswa yang mencapai KKM (62,50) sebanyak 34 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rataratanya adalah 80,44 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 63. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Diansari (2011) dengan judul Penerapan Model Picture and Picture Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa IV SDN Gampingan 01 Pagak. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran tersebut berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gampingan 01 Pagak. Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri 2 Bangsri, karena dengan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siswa dapat belajar melalui gambar dan kerja kelompok. Situasi ini mendukung efektivitas proses pembelajaran secara langsung terlibat pada aktivitas siswa akan lebih memahami dan mengerti tentang sesuatu yang siswa amati.