BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

Jumlah 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil dokumentasi dan ulangan harian siswa memperoleh keaktifan dan hasil belajar IPA masih banyak siswa yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 80. Untuk prasiklus peneliti mengambil nilai ulangan harian yang dilaksanakan sebelum melakukan tindakan siklus 1 dan siklus seterusnya. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil ulangan siswa yaitu 42,9% siswa belum tuntas belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (80) yang ditetapkan dan yang tuntas sesuai dengan KKM hanya 57,2% dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 77,54. Berdasarkan keaktifan dan hasil belajar yang rendah dari siswa kelas IV SDN 01 Dukuh Kota Salatiga, peneliti melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, yang akan diterapkan melalui dua siklus yaitu pada mata pelajaran IPA materi Perubahan kenampakan bumi dan benda-benda langit, untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Sebelum membuat distribusi skor dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2, maka peneliti harus menentukan menentukan rentang skor dengan tepat.dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono (2011: 34-35) yang menggunakan rumus K= 1+3,3 (log n). Adapun rentang skor dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini: Skor Tertinggi Skor Terendah Rentang Skor = 1 + 3,3 (log n) Kemudian peneliti dapat memperoleh rentang skor secara tepat. Distribusi perolehan skor hasil belajar siswa pada prasiklus sebelum diadakan tindakan 64

65 penelitian dan menyesuaikan KKM yang ditentukan peneliti yaitu 80, pada siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi Skor IPA Kondisi Prasiklus No Rentang skor Frekuensi Persentase (%) 1 86 2 5,8 2 80-85 18 52 3 74-79 4 11,5 4 68-73 8 22 5 62-67 1 2,9 56-61 2 5,8 jumlah 35 100 Rata-rata 76 Nilai tertinggi 88 Nilai terendah 56 Berdasarkan dari data diatas hasil nilai ulangan harian siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA sebagai nilai prasiklus yang di ambil peneliti sebelum melakukan tindakan siklus 1, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Dukuh 01 tersebut rendah dapat diketahui melalui tabel 4.1 nilai prasiklus diatas bahwa perbandingan siswa yang belum mencapai KKM adalah 15 siswa dengan persentase sebesar 42,2%, sedangkan siswa yang tuntas dari KKM adalah 20 siswa atau 57,8%. Dari tabel diatas bahwa dapat di ketahui jumlah siswa yang mencapai skor nilai 86 keatas sebanyak 2 siswa atau 2,9%, yang mendapat nilai 80 sampai 85 sebanyak 18 siswa atau 52%, yang mendapat nilai 74 sampai 79 sebanyak 4 siswa atau 11,5%, yang mendapat nilai 68 sampai 73 sebanyak 8 siswa atau 22%, yang mendapat nilai 62 sampai 67 sebanyak 1 siswa atau 2,9%, yang mendapat nilai 56 sampai 61

66 sebanyak 2 siswa atau 5,8%. Sedangkan nilai rata-rata siswa yaitu 76, nilai tertinggi 88, dan nilai terendah 56. Pada pembelajaran IPA ini, guru menggunakan metode yang monoton, tidak menggunakan media sehinga masih ada 15 siswa yang belum mencapai nilai KKM. Dengan ini peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division ) pada pembelajaran IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan pada patokan penilaian peneliti ini bahwa siswa yang dikatakan tuntas apabila nilai siswa mencapai KKM = 80, maka persentase keseluruhan siswa yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM, disajikan pada tabel 4.2 berikut ini: Table 4.2 Destribusi Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Prasiklus Jumlah Siswa No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%) 1 Tuntas 20 57,8 2 Belum Tuntas 15 42,2 Jumlah 35 100 Seperti pada tabel diatas, bahwa Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga. Sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM adalah 80 sebanyak 15 siswa dengan persentase 42,2% dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 57,8% dari total seluruh siswa dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Nilai terendah hasil belajar siswa adalah 56 sedangkan nilai tertinggi hasil belaajar siswa adalah 88. Sedangkan dalam penelitian ini pembelajaran dianggap berhasil apabila 70% siswa

67 memenuhi KKM 80. Karena dalam mengajar IPA ini guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana proses ceramah masih mendominasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung, penyampaian materi yang cenderung membuat anak untuk menghafal. Sehingga anak menjadi malas untuk mengikuti pelajaran dan anak sibuk sendiri tidak memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran. Dari table diatas dapat disajikan grafik lingkaran presentase hasil belajar siswa pada prasiklus yang belum mencapai KKM dan yang sudah mencapai KKM 80 sebagi berikut: Grafik Ketuntasan belajar Siswa Pada Pra Siklus 70% Prosentase Ketuntasan 60% 57,8% 50% 42,2% 40% Tuntas 30% Tidak Tuntas 20% 10% 0% Nilai Siswa Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Prasiklus Gambar 4.1 di atas mendeskripsikan persentase ketuntasan belajar dari 35 siswa pada prasiklus prosentase ketuntasan tersebut adalah sebagai berikut. Siswa yang tuntas adalah 57,8% sedangkan yang tidak tuntas adalah 42,2%.

68 4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Siklus 1 4.2.1.1 Perencanaan Tindakan Setelah melihat kondisi pembelajaran dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Dukuh 01 pada kondisi prasiklus, selanjutnya peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk melakukan kegiatan siklus 1. Dimana peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlebih dahulu dikonsultasi dengan guru kelas IV, sedangkan pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas. Selain membuat RPP peneliti juga membuat lembar observasi keaktifan siswa yang digunakan untuk melihat efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta untuk melihat keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi akan digunakan sebagai acuan dalam pertemuan berikutnya. Dalam siklus 1 ini peneliti melakukan 2 kali pertemuan, dimana masingmasing pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2 35 menit). 4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 05 maret 2014. Pada pelaksanaan ini guru berperan sebagai pelaksana pembelajaran. Standar kompetensi yang diambil adalah memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. Untuk indikator pada pertemuan pertama 1) Menyebutkan unsur-unsur muka bumi; 2) Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi; 3) Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi. Pertemuan pertama ini dimulai dengan salam dan doa pembuka selanjutnya guru melakukan pengkondisian kelas ke arah pembelajaran dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan ]mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru melakukan apersepsi dengan

69 mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, antara lain : Siapa diantara kalian yang pernah ke pantai? Yang kalian lihat di pantai itu apa saja? dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya dalam kegiatan inti siswa terlebih dahulu diberi soal pretest dengan tujuan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Setelah mengerjakan soal pretest guru membahas sambil menjelaskan materi tentang perubahan kenampakan bumi. Setelah guru menjelaskan materi selanjutnya guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Selain itu guru juga mengarahkan kepada siswa yang pandai untuk menjelaskan kepada masing-masing anggotanya sehingga seluruh anggota kelompok mengerti tentang materi yang dipelajari. Setelah semua kelompok mengerti selanjutnya guru memperlihatkan video tentang bencana alam, berdasarkan video tersebut setiap kelompok diminta untuk berdiskusi untuk menanggapi isi video yang dikerjakan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Setelah mengerjakan LKS selanjutnya masingmasing kelompok menyampaikan hasil kerja dan mempresentasikan di depan kelas. Pada saat presentasi guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi. Setelah semua kelompok presentasi siswa kembali ketempat duduk masing-masing, sedangkan guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok. Selanjutnya siswa diberikan kuis/pertanyaan secara lisan dan siswa lain tidak boleh memberitahukan kepada siswa lainnya. Lalu guru menjumlahkan skor masing-masing kelompok yang diperoleh setiap siswa dari kuis yang telah diberikan. Untuk kelompok yang memperoleh skor tertinggi diberi penghargaan berupa hadiah. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pembelajaran yang belum dipahami serta membimbing siswa untuk meluruskan kesalahan atau menambah kekurangan dalam materi pembelajaran yang telah disampaikan.

70 Pada akhir pembelajaran ini siswa menerima umpan balik serta penguatan dalam bentuk materi pelajaran dari guru. Selanjutnya siswa mengerjakan latihan soal dari guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Setelah mengerjakan latihan soal siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah itu siswa menerima refleksi pembelajaran dari guru dan diberi Pekerjaan Rumah (PR) dan menutup pembelajaran. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 07 maret 2014. Sama halnya pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini, pelaksana dalam pembelajaran adalah guru kelas IV. Standar kompetensi yang diambil adalah memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. Untuk indikator pada pertemuan kedua 1) Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan kenampakan bumi dan; 2) Mengusulkan cara mengatasi akibat dari perubahan kenampakan bumi. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan doa pembuka. Selanjutnya guru melakukan pengkondisian kelas kearah pembelajaran dan mempersiapkan media pembelajaran. Selain itu guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa tentang materi sebelumnya dan memberi motivasi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, anak-anak pernahkah kalian mengamati pemandangan langit saat malam cerah? Apa yang kalian lihat?. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan inti siswa terlebih dahulu mengerjakan soal pretest yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru bertanya jawab kepada siswa tentang perubahan kenampakan permukaan bumi. Setelah itu guru kembali membentuk siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen dimana masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 siswa. Di dalam

71 kelompok guru mengarahkan kepada siswa yang pandai untuk menjelaskan kepada semua anggota kelompoknya agar semua anggota kelompok mengerti. Selanjutnya setiap kelompok diberi tugas yang berbeda tentang perubahan kenampakan permukaan bumi kemudian mendiskusikannya bersama-sama dan dikerjakan dalam LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja dan mempresentasikan didepan kelas. Pada saat presentasi kelompok lain diberikan kesempatan memberi pertanyaan atau pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi. Setelah semua kelompok presentasi siswa kembali ketempat duduk masing-masing, sedangkan guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok. Selanjutnya siswa diberikan kuis/pertanyaan secara lisan dan siswa lain tidak boleh memberitahukan kepada siswa lainnya. Lalu guru menjumlahkan skor masing-masing kelompok yang diperoleh setiap siswa dari kuis yang telah diberikandan kelompok yang memperoleh skor teringgi diberi penghargaan. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada materi yang belum dimengerti. Selanjutnya siswa dibimbing oleh guru meluruskan kesalahan atau menambah kekurangan dalam materi pembelajaran yang telah disampaikan. Setelah itu siswa diberi tes evaluasi. 4.2.1.3 Tahap Observasi Pada tahap pelaksanaan observasi, peneliti sebagai observer aktivitas kegiatan siswa untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta untuk mengetahui keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran pada pemeblajaran IPA sub pokok bahasan perubahan kenampakan bumi. Pada tahap menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, siswa tampak antusias untuk mengikuti pembelajaran meskipun masih terlihat ada beberapa siswa yang masih rebut sendiri. Ketika guru menyampaikan tujuan serta langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD masih terlihat bingung, namum secara keseluruhan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

72 Pada tahap menyajikan informasi, beberapa siswa mampu menjelaskan materi sebelumnya meskipun belum terlihat begitu menguasai. Siswa juga mulai tertarik untuk mendengarkan penjelasan dari guru meskipun masih ditemukan siswa yang sibuk bermain sendiri. Pada tahap pengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar, siswa tampak antusias bergabung dengan kelompoknya meskipun dalam pembelajaran ini guru yang menentukan dalam pembagian kelompok. Pada tahap membimbimg kelompok belajar, siswa mulai tampak ada interaksi yang baik. Masing-masing telah melakukan pembagian tugas dalam menyelesaikan lembar kerja dari guru meskipun tidak terlaksa dengan sempurna karena beberapa siswa masih bergantung kepada teman yang pandai. Pada tahap pemberian kuis/tes individual, hampir semua siswa menjawab pertanyaan kuis dari guru meskipun jawaban yang mereka lontarkan salah. Pada tahap memberikan penghargaan, siswa yang mendapat penghargaan merasa termotivasi, namun siswa yang belum mendapat penghargaan merasa berkecil hati. Gurupun memberikan motivasi kepada siswa yang belum mendapat penghargaan untuk belajar lebih giat lagi. Pada tahap evaluasi, beberapa siswa aktif untuk menanyakan materi yang belum diketahui serta aktif membuat rangkuman meskipun masih didominasi oleh peran guru. 1) Hasil Keaktifan Siswa Table 4.3 Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus 1 No HAL YANG DIAMATI 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa INDIKATOR KEAKTIFAN Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran PERTEMUAN I JUMLAH SISWA PERSEN TASE % PERTEMUAN II JUMLAH SISWA PERSEN TASE % 30 85,71% 31 88,57%

73 2 Menyajikan informasi 3 Mengorganisasi kan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar 4 Membimbimg kelompok belajar Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai Siwa mampu menjelaskan kembali materi terdahulu Siswa memperhatikan secara seksama penjelaskan dari guru Siswa merasa antusias bergabung dengan kelompok belajar Adanya interaksi positif diantara siswa Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi untuk 31 88,57% 31 88,57% 22 62,85% 24 68,57% 28 80% 30 85,71% 30 85,71% 32 91,42% 26 74,28% 27 77,14% 18 51,42% 19 54,28%

74 melakukan pembagian tugas Siswa aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar Siswa aktif mengikuti diskusi untuk saling membantu agar semua anggota mengertidalam mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan guru Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran Siswa dengan bebas memberikan jawaban ketika kelompok lain bertanya proses pembelajaran 20 57,14% 20 57,14% 23 65,71% 25 71,42% 23 65,71% 26 74,28% 30 85,71% 33 94,28%

75 5 Kuis/tes individual 6 Memberikan penghargaan Siswa melakukan pembagian 26 74,28% 27 77,14% tugas untuk melaporkan hasil diskusi Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain yang melaporkan hasil diskusi 12 34,28% 15 42,85% Siswa aktif menjawab kuis 33 94,28% 34 97,14% pertanyaan dari guru. Siswa bersikap sportif 25 71,42% 27 77,14% 7 Evaluasi Siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman ketika dijelaskan materi pelajaran Siswa aktif bertanya tentang materi 27 77,14% 30 85,71% 17 48,57% 21 60%

76 yang belum diketahui Siswa secara aktif membuat rangkuman Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik 18 51,42% 20 57,14% 28 80% 29 82,85% Rata-rata 70,22% Rata-rata 75,33% Pada tabel 4.3 diatas, dengan mengukur keaktifan siswa peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam penerapan model Kooperatif Tipe STAD. Pada pertemuan pertama penilaian ke 19 indikator (kriteria) tersebut, untuk persentase jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal adalah 70,22%. Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal adalah 75,33%. Berdasarkan analisis hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus 1 dapat dibuat grafik di bawah ini.

77 76,00% 75,00% 74,00% 73,00% 72,00% 71,00% 70,00% 69,00% 68,00% 67,00% Keaktifan Siswa Siklus 1 75,33% 70,22% Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Gambar 4.2 Grafik Keaktifan Siswa Siklus 1 Pertemuan pertama dan Kedua 2) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil belajar siklus 1 untuk distribusi rentang skor yang diperoleh menggunakan rentang skor yang tepat sama dengan pada prasiklus kemudian peneliti dapat memperoleh rentang skor secara tepat. Distribusi perolehan skor hasil belajar siswa pada siklus 1 yang sudah melakukan penelitian dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menyesuaikan KKM yang ditentukan peneliti yaitu 80, pada siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Distribusi Skor IPA Kondisi Siklus 1 No Rentang skor Frekuensi Persentase (%) 1 92 2 5,6 86-91 1 2,9 2 80-85 24 69 3 74-79 3 8,6

78 4 68-73 4 11 5 62-67 1 2,9 jumlah 35 100 Rata-rata 80 Nilai tertinggi 92 Nilai terendah 62 Seperti pada table 4.4 bahwa dapat di ketahui jumlah siswa yang mencapai skor nilai 92 keatas sebanyak 2 siswa atau 5,6%, yang mendapat nilai 86 sampai 91 sebanyak 1 siswa atau 2,9%, yang mendapat nilai 80 sampai 85 sebanyak 24 siswa atau 69%, yang mendapat nilai 74 sampai 79 sebanyak 3 siswa atau 8,6%, yang mendapat nilai 68 sampai 73 sebanyak 4 siswa atau 11%, yang mendapat nilai 62 sampai 67 sebanyak 1 siswa atau 2,9%. Sedangkan nilai rata-rata siswa yaitu 80, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 62. Berdasarkan pada patokan penilaian peneliti bahwa siswa yang dikatakan tuntas apabila nilai siswa mencapai KKM = 80, maka persentase keseluruhan siswa yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM, disajikan pada tabel 4.5 berikut ini: Table 4.5 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Siklus 1 Jumlah Siswa No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%) 1 Tuntas 27 77,5 2 Belum Tuntas 8 22,5 Jumlah 35 100 Seperti pada tabel diatas, bahwa Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga. Sesudah dilakukan penelitian pada siklus 1,

79 diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM adalah 80 sebanyak 8 siswa dengan persentase 22,5% dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 27 siswa dengan persentase 77,5% dari total seluruh siswa dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Nilai terendah hasil belajar siswa adalah 62 sedangkan nilai tertinggi hasil belajar siswa adalah 92. Dari table diatas dapat disajikan grafik lingkaran presentase hasil belajar siswa pada siklus yang belum mencapai KKM dan yang sudah mencapai KKM 80 sebagi berikut: Prosentase Ketuntasan Grafik ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 1 90% 80% 77,5% 70% 60% Tuntas 50% 40% Tidak Tuntas 30% 22,5% 20% 10% 0% Nilai Siswa Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 1 Gambar 4.3 di atas mendeskripsikan persentase ketuntasan belajar dari 35 siswa pada prasiklus prosentase ketuntasan tersebut adalah sebagai berikut. Siswa yang tuntas adalah 77,5% sedangkan yang tidak tuntas adalah 22,5%. Dalam perbandingan jumlah presentase ketuntasan prasiklus dan siklus 1 dapat dilihat pada table berikut ini, dari perbedaan prasiklus ketuntasan dan siklus 1 ada peningkatan dalam hasil belajar siswa, sebelum dan sesudah melakuakn penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga.

80 4.2.1.4 Refleksi Berdasarkan observasi pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1, meskipun siswa belum begitu paham tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD keaktifan dan hasil belajar sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi prasiklus. Tetapi siswa yang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran belum menyeluruh. Hal tersebut dapat dilihat masih ditemukannya beberapa siswa ketika diskusi mengerjakan tugas kelompok bergantung kepada siswa lebih pandai. Dilihat dari pencapaian hasil belajar, jumlah masih banyak ditemukan siswa yang nilainya masih di bawah KKM ( 80) maka perlu dilakukan pemantapan pada siklus 2. Kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1 akan digunakan peneliti untuk melakukan perencanaan ulang untuk pembelajaran pada siklus 2 dengan memberikan motivasi kepada siswa terutama pada siswa yang kurang dalam kemampuan akademik dan siswa yang sering membuat gaduh. Pada siklus 2 ini nanti pemebelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan lebih ditekankan lagi, sehingga keaktifan dan hasil belajar dapat lebih meningkat lagi 4.2.2 Siklus 2 4.2.2.1 Perencanaan Tindakan Setelah melaksanakan kegiatan siklus 1, selanjutnya peneliti melakukan perencanaan ulang untuk melakukan pelaksanaan pada siklus 2. Kekurangankekurangan pada siklus 1 digunakan peneliti untuk memperbaiki pada pembelajaran siklus 2. Pada siklus 2 peneliti juga menyiapkan rencana pembelajaran dimana peneliti membuat RPP selanjutnya dikonsultasikan kepada guru kelas 5. Sedangkan pelaksana pembelajaran adalah guru kelas. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa.

81 Sama halnya dengan siklus 1, pada siklus 2 ini peneliti melakukan 2 kali pertemuan, dimana masing-masing pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2 35 menit). 4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan siklus 2 pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2014. Seperti pada siklus 1 pada pelaksanaan siklus 2 ini guru berperan sebagai pelaksana pembelajaran. Standar kompetensi yang diambil adalah memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Untuk indikator pada pertemuan pertama adalah 1) menjelaskan kedudukan posisi matahari terbit dan tenggelam dan; 2) menjelaskan kedudukan penampakan bulan dari hari ke hari. Pembelajaran pada pertemuan pertama siklus 2 ini dimulai dengan salam dan doa pembuka selanjutnya guru melakukan pengkondisian kelas ke arah pembelajaran dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan ]mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, antara lain : Anak-anak apakah kalian pernah melihat benda langit di malam hari pada waktu cuaca cerah, coba kalian sebutkan satu persatu? selain itu guru juga memberikan motivasi dengan memberikan penguatan kepada siswa yang sudah mengerti, Iya, bagus. Jawaban teman kalian tadi sudah benar. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan inti terlebih dahulu guru menyampaikan topik pembelajaran tentang kedudukan matahari dan kedudukan bulan, sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru. Setelah guru menyampaikan topik pembelajaran, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen kembali, dimana setiap kelompok terdiri

82 dari 5-6 siswa. Setelah memperoleh kelompok siswa bergabung ke dalam kelompok yang telah dibentuk oleh guru. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk dipecahkan bersama kelompoknya tentang kedudukan bulan dan bintang yang dikerjakan dalam Lembar Kerja Kelompok yang telah dibagikan oleh guru. Sedangkan tugas guru adalah mengarahkan kepada siswa yang pandai untuk menjelaskan kepada anggota yang lainnya sehingga seluruh anggota kelompok mengerti. Setelah melakukan diskusi selanjutnya masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas. Pada saat presentasi kelompok lain diberikan kesempatan memberi pertanyaan atau pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi. Setelah semua kelompok melakukan presentasi, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing. Selanjutnya guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok dan memberikan kuis/pertanyaan individu secara lisan dan siswa lain tidak boleh memberitahukan kepada siswa lainnya. Lalu guru menjumlahkan skor masing-masing kelompok yang diperoleh dari skor kelompok dan skor individu dari kuis yang telah diberikan. Setelah guru menjumlahkan skor, guru memberikan penghargaan tiga kelompok yang di ambil menjadi juaranya, dari juara 1, 2 dan, 3. Untuk setiap perwakilan kelompok pemenang maju kedepan untuk mengambil penghargaan dari guru. Pada akhir pembelajaran ini siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Selanjutnya siswa berdasarkan bimbingan dari guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan siswa diberi latihan soal untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Setelah mengerjakan latihan soal siswa menerima refleksi dan umpan balik serta penguatan dalam bentuk materi pelajaran dari guru. Selanjutnya siswa diberi PR dan guru menutup pembelajaran.

83 2) Pertemuan Kedua Pelaksanaan siklus 2 pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 28 maret 2014. Sama halnya seperti pada pertemuan sebelumnya pada pertemuan kedua ini, pelaksana dalam pembelajaran adalah guru kelas IV. Standar kompetensi yang diambil adalah memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Untuk indikator pada pertemuan kedua ini adalah 1) menjelaskan kedudukan penampakan cahaya bintang di malam hari dan posisinya pada siang hari dan; 2) mencari informasi tentang kedudukan benda langit. Pembelajaran pada pertemuan kedua 2 ini dimulai dengan salam dan doa pembuka selanjutnya guru melakukan pengkondisian kelas ke arah pembelajaran dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa tentang materi sebelumnya, selain itu guru juga memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan anak-anak pernahkah kalan melihat bulan purnama di malam hari?. Jawaban teman kalian tadi sudah benar. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan inti guru bertanya jawab kepada siswa tentang penampakan cahaya bintang pada waktu malam hari. Selanjutnya siswa bergabung dengan kelompoknya yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Setelah semua siswa memperoleh kelompok selanjutnya guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk dipecahkan bersama kelompoknya tentang kedudukan benda langit yang dikerjakan dalam Lembar Kerja Kelompok yang telah dibagikan oleh guru. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi dan tanya jawab bersama teman kelompoknya. Sedangkan guru mengarahkan siswa yang pandai untuk menjelaskan kepada anggota yang lainnya sehingga seluruh anggota kelompok mengerti. Setelah menyelesaikan tugas kelompoknya masing-masing kelompok menyampaikan dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

84 Ketika presentasi kelompok lain diberikan kesempatan memberi pertanyaan atau pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi. Setelah semua kelompok maju ke depan kelas siswa diminta kembali ketempat duduk masing-masing. Selanjutnya guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok dan siswa diberikan kuis/pertanyaan secara lisan dan siswa lain tidak boleh memberitahukan kepada siswa lainnya. Setelah itu guru menjumlahkan skor masing-masing kelompok yang diperoleh dari skor kelompok dan skor individu dari kuis yang telah diberikan. Setelah menjumlahkan skor, guru memberikan penghargaan kepada tiga kelompok yang di ambil menjadi juaranya, dari juara 1, 2, dan 3. Untuk perwakilan kelompok pemenang maju kedepan untuk mengambil penghargaan dari guru. Pada kegiatan akhir sebelum menutup pelajaran, siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Selanjutnya berdasarkan bimbingan dari guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan siswa diberi soal evaluasi. Selanjutnya siswa menerima refleksi pembelajaran dan umpan balik serta penguatan dalam bentuk materi pelajaran dari guru. 4.2.2.3 Tahap Pelaksanaan Observasi Seperti pada siklus 1 pada tahap pelaksanaan observasi siklus 2 ini peneliti sebagai observer aktivitas kegiatan siswa untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta untuk mengetahui keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran pada pemeblajaran IPA sub pokok bahasan perubahan kenampakan bumi. Pada tahap menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, siswa tampak lebih terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran. Guru kembali menyampaikan tujuan serta langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih diperjelas sehingga siswa mengerti tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada tahap menyajikan informasi, siswa mulai terlihat aktif untuk berebut menjelaskan materi pada pertemuan sebelumnya. Siswa juga merasa lebih tertarik untuk mendengarkan penjelasan dari guru meskipun masih saja ditemukan siswa

85 yang sibuk bermain sendiri sehingga guru harus memberikan teguran kepada beberapa siswa. Pada tahap pengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar, siswa langsung bergabung dengan kelompoknya meskipun keadaan kelas semakin gaduh. Guru langsung menertibkan siswa sehingga keadaan kelas dapat terkendali. Pada tahap membimbimg kelompok belajar, interaksi antar siswa sudah mulai baik apabila dibandingkan dengan kondisi pada siklus 1. Siswa yang unggul secara akademik sudah mulai mau menjelaskan kepada teman yang lain dalam kelompoknya. Pada tahap pemberian kuis/tes individual, semua siswa sudah menjawab pertanyaan kuis dari guru meskipun masih ditemukan jawaban yang salah. Pada tahap memberikan penghargaan, kelompok yang kalah memberikan ucapan selamat kepada kelompok yang menang dengan memberikan tepuk tangan ketika penyerahan hadiah oleh guru kelas. Pada tahap evaluasi, beberapa siswa aktif untuk menanyakan materi yang belum diketahui. Siswa juga aktif membuat rangkuman meskipun masih saja didominasi oleh beberapa siswa yang terlihat unggul di dalam kelas. 1) Hasil Keaktifan Siswa Tabel 4.6 Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus 2 No HAL YANG DIAMATI 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa INDIKATOR KEAKTIFAN Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Siswa PERTEMUAN I JUMLAH SISWA PERSEN TASE % PERTEMUAN II JUMLAH SISWA PERSEN TASE % 32 91,42% 33 94,28% memperhatikan 32 91,42% 34 97,14%

86 2 Menyajikan informasi 3 Mengorganisasi kan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar 4 Membimbimg kelompok belajar penjelasan guru ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai Siwa mampu menjelaskan kembali materi terdahulu Siswa memperhatikan secara seksama penjelaskan dari guru Siswa merasa antusias bergabung dengan kelompok belajar Adanya interaksi positif diantara siswa Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi untuk melakukan pembagian 25 71,42% 28 80% 30 85,71% 32 91,42% 33 94,28% 34 97,14% 30 85,71% 31 88,57% 20 57,14% 25 71,42%

87 tugas Siswa aktif mencari informasi dan menunjukkan 18 51,42% 21 60% rasa ingin tahu yang besar Siswa aktif mengikuti diskusi untuk saling membantu agar semua anggota 25 71,42% 26 74,28% mengertidalam mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan guru Siswa terlibat aktif dalam 30 85,71% 31 88,57% kegiatan pembelajaran Siswa dengan bebas memberikan jawaban ketika 30 85,71% 30 85,71% kelompok lain bertanya proses pembelajaran Siswa melakukan 28 80% 29 82,85%

88 5 Kuis/tes individual 6 Memberikan penghargaan pembagian tugas untuk melaporkan hasil diskusi Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain yang melaporkan hasil diskusi 14 40% 17 48,57% Siswa aktif menjawab kuis 35 100% 35 100% pertanyaan dari guru. Siswa bersikap sportif 26 74,28% 27 77,14% 7 Evaluasi Siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman ketika dijelaskan materi pelajaran Siswa aktif bertanya tentang materi yang belum diketahui 31 88,57% 32 91,42% 31 88,57% 33 94,28%

89 Siswa secara aktif membuat rangkuman Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik 18 51,42% 19 54,28% 21 60% 23 65,71% Rata-rata 76,54% Rata-rata 81,20% Pada tabel 4.11 diatas, dengan mengukur keaktifan siswa peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam penerapan model Kooperatif Tipe STAD. Pada pertemuan pertama penilaian ke 19 indikator (kriteria) tersebut, untuk persentase jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal adalah 76,54%. Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal adalah 81,20%. 82,00% 81,00% Keaktifan Siswa Siklus 2 81,20% 80,00% 79,00% 78,00% 77,00% 76,00% 75,00% 76,54% Series1 74,00% Pertemuan I Pertemuan II Gambar 4.4 Grafik Keaktifan Siswa Siklus 2

90 2) Hasil Belajar Siswa Pada hasil belajar siklus 2 untuk distribusi rentang skor yang diperoleh menggunakan rentang skor yang tepat sama dengan pada siklus 1 kemudian peneliti dapat memperoleh rentang skor secara tepat. Distribusi perolehan skor hasil belajar siswa pada siklus 2 yang sudah melakukan penelitian dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menyesuaikan KKM yang ditentukan peneliti yaitu 80, pada siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.7 Distribusi Skor IPA Kondisi Siklus 2 No Rentang skor Frekuensi Persentase (%) 1 92 2 5,5 86-91 3 8,5 2 80-85 26 75 3 74-79 2 5,5 4 68-73 2 5,5 Jumlah 35 100 Rata-rata 81 Nilai tertinggi 92 Nilai terendah 68 Seperti pada table 4.8 bahwa dapat di ketahui jumlah siswa yang mencapai skor nilai 92 keatas sebanyak 2 siswa atau 5,5%, yang mendapat nilai 86 sampai 91 sebanyak 3 siswa atau 8,5%, yang mendapat nilai 80 sampai 85 sebanyak 26 siswa atau 75%, yang mendapat nilai 74 sampai 79 sebanyak 2 siswa atau 5,5%, yang mendapat nilai 68 sampai 73 sebanyak 2 siswa atau 5,5%. Sedangkan nilai rata-rata siswa yaitu 81, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 68.

91 Pada patokan penilaian peneliti bahwa siswa yang dikatakan tuntas apabila nilai siswa mencapai KKM = 80, maka persentase keseluruhan siswa yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM, disajikan pada tabel 4.9 berikut ini: Table 4.8 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Siklus 2 Jumlah Siswa No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%) 1 Tuntas 31 89 2 Belum Tuntas 4 11 Jumlah 35 100 Seperti pada tabel destribusi diatas, bahwa Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga. Sesudah dilakukan penelitian pada siklus 2, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM adalah 80 sebanyak 4 siswa dengan persentase 11% dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 31 siswa dengan persentase 89% dari total seluruh siswa dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Nilai terendah hasil belajar siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi hasil belajar siswa adalah 92. Dari table diatas dapat disajikan grafik lingkaran presentase hasil belajar siswa pada siklus yang belum mencapai KKM dan yang sudah mencapai KKM 80 sebagi berikut:

92 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2 100% 90% 89% porsentase Ketuntasan 80% 70% 60% 50% 40% 30% Tuntas Tidak Tuntas 20% 10% 0% Nilai Siswa 11% Gambar 4.5 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2 Gambar 4.6 di atas mendeskripsikan persentase ketuntasan belajar dari 35 siswa pada prasiklus prosentase ketuntasan tersebut adalah sebagai berikut. Siswa yang tuntas adalah 89% sedangkan yang tidak tuntas adalah 11%. Dalam perbandingan jumlah presentase ketuntasan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada table berikut ini, dari perbedaan prasiklus ketuntasan, siklus 1, dan siklus 2 semakin baik peningkatan dalam hasil belajar siswa, sebelum dan sesudah melakuakn penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga.

93 4.2.2.4 Refleksi Berdasarkan observasi pada siklus 2, telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh siswa meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti keadaan kelas yang begitu gaduh saat siswa bergabung dengan kelompok dan saat pemberian penghargaan kepada kelompok pemenang. Namun guru dapat mengendalikan dengan memberikan teguran dan motivasi kepada siswa terutama kepada siswa yang sering membuat kegaduhan. Pada siklus 2 ini telah terjadi peningkatan aktivitas siswa yang lebih baik apabila dibandingkan dengan dengan pelaksanaan pada siklus 1. Kelebihan tersebut anatara lain : a) Rasa percaya diri siswa meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan keberanian siswa dalam menyampaikan argumen-argumen baik dengan guru maupun dengan teman sekelompoknya. b) Aktivitas siswa meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari semakin aktifnya siswa dalam menjawab dan bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui, serta aktif dalam mengikuti diskusi dengan kelompoknya, sehingga Hasil belajarpun meningkat juga. 4.3 Analisis Data 4.3.1 Keaktifan Belajar Siswa Berdasarkan perbandingan keaktifan belajar siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada table 4.9 Berikut ini :

94 Tabel 4.9 Perbandingan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Pertama dan No HAL YANG DIAMATI 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa kedua Pada Siklus 1 dan Siklus 2 INDIKATOR Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran PERSENTASE KEAKTIFAN SIKLUS 1 SIKLUS 2 I II I II 85,71% 88,57% 91,42% 94,28% 2 Menyajikan informasi Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai Siwa mampu menjelaskan kembali materi terdahulu Siswa memperhatikan secara seksama penjelaskan dari guru 88,57% 88,57% 91,42% 97,14% 62,85% 68,57% 71,42% 80% 80% 85,71% 85,71% 91,42% 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar Siswa merasa antusias bergabung dengan kelompok belajar Adanya interaksi positif diantara siswa 85,71% 91,42% 94,28% 97,14% 74,28% 77,14% 85,71% 88,57%

95 4 Membimbimg kelompok belajar Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi untuk 51,42% 54,28% 57,14% 71,42% melakukan pembagian tugas Siswa aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar 57,14% 57,14% 51,42% 60% Siswa aktif mengikuti diskusi untuk saling membantu agar semua anggota mengertidalam 65,71% 71,42% 71,42% 74,28% mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan guru Siswa terlibat aktif dalam kegiatan 65,71% 74,28% 85,71% 88,57% pembelajaran Siswa dengan bebas memberikan jawaban ketika kelompok lain bertanya proses pembelajaran 85,71% 94,28% 85,71% 85,71% Siswa 74,28% 77,14% 80% 82,85%

96 melakukan pembagian tugas untuk melaporkan hasil diskusi Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain yang melaporkan hasil diskusi 34,28% 42,85% 40% 48,57% 5 Kuis/tes individual Siswa aktif menjawab kuis pertanyaan dari guru. 94,28% 97,14% 100% 100% 6 Memberikan Siswa bersikap penghargaan sportif 71,42% 77,14% 74,28% 77,14% 7 Evaluasi Siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman 77,14% 85,71% 88,57% 91,42% ketika dijelaskan materi pelajaran Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik 48,57% 60% 88,57% 94,28% 8 Penutup Siswa aktif bertanya tentang materi 51,42% 57,14% 51,42% 54,28% yang belum diketahui Siswa secara aktif membuat rangkuman 80% 82,85% 60% 65,71%

97 Rata-rata 70,22% 75,33% 76,54% 81,20% 72,77% 78,87% Table 4.9 merupakan tabel perbandingan keaktifan belajar siswa SDN Dukuh 01 Kota Salatiga pada siklus 1 dan siklus 2 dimana dalam persentase pada table tersebut menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Keaktifan siswa pada siklus 2 rata-ratanya persentasenya menjadi 78,87% dari siklus 1 yang menunjukkan keaktifan belajar siswa rata-rata peresentase 72,22%. 80,00% 79,00% 78,00% 77,00% 76,00% Perbandingan Keaktifan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2 78,87% 75,00% 74,00% 73,00% 72,00% 71,00% 70,00% 69,00% 72,77% Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Keaktifan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

98 4.3.2 Hasil Belajar Siswa Berdasarkan perbandingan ketuntasan belajar siswa prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada table 4.10 berikut ini : Tabel 4.10 Perbandingan Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan siklus 2 Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 No Nilai Jumlah Jumlah Jumlah Persentase Persentase Persentase Siswa Siswa Siswa 1 Tuntas 20 57,8% 27 77,50% 31 89% 2 Belum Tuntas 15 42,2% 8 22,5% 4 11% Jumlah 35 100% 35 100% 35 100% Seperti pada tabel 4.10 di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa diketahui adanya terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA jumlah nilai yang diperoleh dari nilai prasiklus, siklus 1, sampai siklus 2 begitu juga pun dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan atau prasiklus, jumlah siswa yang tuntas yaitu 20 siswa dengan peresentase 57,8%, meningkat menjadi 27 siswa pada siklus 1 dengan persentase 77,5% kemudian meningkat lagi menjadi 31 siswa pada siklus 2 atau terjadi kenaikan 10%. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada prasiklus yaitu 15 siswa dengan persentase 42,2% sedangkan siklus 1 turun menjadi 8 siswa dengan persentase 22,5%, kemudian pada siklus 2 turun lagi menjadi 4 siswa dengan persentase 11%. Berikut disajikan dalam grafik perbandingan jumlah siswa yang tuntas sebelum tindakan atau prasiklus dan setelah tindakan pada siklus 1, dan siklus 2 bersama presentasenya.

99 35 30 Grafik Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 27 31 Jumlah Siswa 25 20 15 10 20 15 8 4 Tuntas Tidak Tuntas 5 0 Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Prasiklus, siklus 1 dan Siklus 2 Porsentase Ketuntasan Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 100% 90% 89% 80% 77,5% 70% 60% 57,8% 50% Tuntas 47,2% 40% Tidak Tuntas 30% 22,5% 20% 11% 10% 0% Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Prasiklus, Siklus 1, dan siklus 2

100 4.4 Pembahasan Dibawah ini berturut-turut mengenai adanya tidaknan hubungan positif signifikan antara keaktifan dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai sintaks pada siswa kelas IV di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Pada kegiatan ini hasil dari konsultasi saya dengan guru kelas IV peneliti mendapat pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit pada mata pelajaran IPA, pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 05 Maret sampai dengan 26 Maret 2014. Kegiatan pra siklus juga melihat kondisi awal proses pembelajaran IPA dan melihat hasil belajar siswa kelas IV yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (80), dari hasil pengamatan pra siklus juga diketahui selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang termotivasi mengikuti pembelajaran IPA, hal ini disebabkan guru masih menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional sehingga siswa merasa bosan, sibuk sendiri ketika guru menyampaikan materi pembelajaran dan belum menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Kegiatan pembelajaran siklus 1 pada mata pelajaran IPA yang disampaikan oleh guru ketika proses kegiatan pembelajaran dikelas tentang materi Perubahan Kenampakan Langit yang terdiri dari dua pertemuan pada siklus 1 dalam proses pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berarti karena pada saat materi disampaikan, siswa telah diberi pencerahan melalui alat peraga untuk memahami materi yang akan di sampaikan guru pada saat kegiatan proses PBM akan berlangsung. Sehingga sebelum proses penyampaian materi berlangsung siswa sudah mempunyai pemahaman sendiri tentang Perubahan Kenampakan Bumi. Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana perubahan yang terjadi pada bumi sehingga memudahkan siswa dalam mengerti dan menagkap pembelajaran dikelas pada saat kegiatan proses pembelajaran.

101 Berdasarkan hasil tes siklus 1 dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sesuai sintaks diperoleh 8 siswa yang nilainya masih di bawah skor Kriteria Ketuntasan Minimum (80) dan siswa yang sudah mendapatkan skor nilai di atas KKM berjumlah sebanyak 27, ini berarti presentase ketuntasan belajar baru mencapai 77,8%. Untuk hasil keaktifan siswa dengan melalui pengukuran observasi dengan menggunakan criteria sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penilaian secara klasikal, maka hasil rata-rata yang diperoleh 70,22%. Maka siswa sudah mencapai ketuntasan aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA. Setelah melihat hasil belajar pada siklus 1 dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sesuai sintaks peneliti melakukan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus 2, dimana pada hasil belajar siklus 1 terdapat 8 siswa yang masih belum tuntas nilai KKM. Pada kegiatan siklus 1 siswa masih belum bisa memahami materi pembelajaran dengan baik, masih belum berani untuk megeluarkan pendapat, dikarenakan kurang percaya diri dalam diri siswa, sehingga siswa ketika pada saat megikuti kegiatan pembelajaran cenderung menghafal materi dibandingkan pemahaman terhadap materi maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini tidak dititikberatkan pada cara memberikan siswa untuk menghafal materi akan tetapi lebih dititikberatkan pada proses bagaimana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru pada saat kegiatan proses PBM berlangsung dikelas sehingga, siswa dapat betulbetul mengerti dan memahami materi tersebut dengan baik. Dalam kegiatan proses pembelajaran siklus 2 ini khususnya pada mata pelajaran IPA dikelas IV guru dibantu dengan alat peraga untuk mempermudah siswa dalam memahami dan menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai sintaks di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pemahaman siswa terhadap materi perubahan kenampakan benda langit dan bantuan ini agar siswa betul dapat mengerti, menerima dan memahami dengan baik

102 dibantu menggunakan alat peraga gambar-gambar benda-benda langit, dan disertai contoh yang abstrak dalam kehidupan sehari-hari yang secara langsung dilihat dan dirasakan siswa. Hal ini menjadikan siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena langsung menghadapi benda konkrit (alat peraga) yang dapat dimanipulasi sendiri. Oleh sebab itu untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran IPA, guru hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi. Pada kegiatan proses pembelajaran yang berlangsung di siklus 2 ini masih ada empat siswa yang masih kurang memahami materi yang yang disampaikan oleh guru, dikarenakan bahwa dalam diri siswa tersebut lambat merespon materi pembelajaran dengan baik, siswa yang kurang memahami materi tersebut kemudian diberi bimbingan secara khusus berupa pendekatan personal, dengan menanyakan kesulitan tentang materi yang disampaikan, kemudian menjelaskan kembali materi yang belum dipahami, sehingga sedikit demi sedikit siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan lebih baik. Dalam pelaksanaan siklus 2 ini dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sesuai sintaks, nilai skor siswa mendapat nilai dibawah KKM ada 4 siswa dengan persentase 11% dan siswa yang mendapatkan nilai di atas skor Kriteria Ketuntasan Minimum (80) sebanyak 31 siswa dengan persentase 89% dari jumlah keseluruhan 35 siswa. Untuk hasil keaktifan siswa dengan melalui pengukuran observasi dengan menggunakan kriteria sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penilaian secara klasikal, maka hasil rata-rata yang diperoleh 76,54%. Maka dari siklus 2 ini untuk keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat dilihat perbandingan dari siklus 1. Berdasarkan perolehan nilai yang didapat pada siklus 1 dan 2 pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkahlangkah pembelajaran1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; 2) Menyajikan informasi; 3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; 4) membimbimg kelompok belajar; 5) kuis/tes individual; 6) memberikan penghargaan;

103 7) evaluasi dapat meningkatkan aktivitas dan interaksi siswa, sehingga siswa lebih berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran seperti sering bertanya pada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan mampu menjawab pertanyaan. Hal ini berdampak juga pada meningkatnya hasil belajar IPA kelas IV di SDN Dukuh 01 Kota Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 semester 2.