BAB III TINJAUAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

NURSING CARE PLAN (NCP)


BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Koping individu tidak efektif

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

BAB III RESUME KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB III RESUME KEPERAWATAN

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Sdr. A : 25 Tahun : Laki-laki : Islam : Jawa : MTS : Buruh : Belum menikah : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak Bangsal : Graha Hudowo (Ruang V11) Tanggal Masuk : 10 Januari 2009 No RM : 038197 Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid Penanggung Jawab Nama Alamat Jenis Kelamin : Tn. S : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak : Laki-laki

Pekerjaan : Buruh Hubungan dengan Pasien : Ayah Pasien B. Alasan Masuk Sdr. A dibawa ke RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang karena dirumah sering mengamuk, mengancam dan memukul orang jika merasa sebel yaitu memukul tetangganya. Selain itu Sdr. A juga sering menyendiri dan jarang mengikuti kegiatan dalam masyarakat. Saat pasien mengamuk, keluarga sudah mencoba memperingatkan dan memisah karena keluarga sudah terbiasa dengan perilaku Sdr. A jika kambuh. Karena alasan itulah keluarga memutuskan memasukkan Sdr. A ke RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang berdasarkan musyawarah keluarga. C. Faktor Predisposisi 1. Riwayat Penyakit Dahulu Sdr. A pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan dirawat di rumah sakit jiwa yang sama yaitu RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang yang keempat kalinya. Pertama kali dirawat pada tahun 1994, kemudian masuk lagi tahun 1997, 1998 dan 2009. Sdr. A pernah mengalami aniaya fisik di masa lalu karena pernah mengambil barang dijalan sehingga dimassa oleh orang banyak. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena Sdr. A tidak pernah kontrol saat obat habis dengan alasan tidak punya dana.

2. Riwayat Penyakit Sekarang Dalam keluarga Sdr. A tidak ada yang mengalami sakit seperti ini. Hubungan Sdr. A dengan keluarga dan tetangga mulai merenggang karena ± dalam satu minggu yang lalu Sdr. A sering mengamuk hingga memukul orang, bicara sendiri, sering keluyuran dan sering tidur malam. Riwayat asma, hipertensi, diabetus mellitus dan penyakit keturunan lain disangkal oleh pasien dan keluarga. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah saat ibunya meninggal dunia. Sdr. A merasa terpukul atas kepergian ibunya. Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan D. Faktor Presipitasi Tanda tanda vital pada tanggal 13 Januari 2009 1. Keadaan umum pasien : TD : 130/100 mmhg N S : 80x/ menit : 36,5 0 C RR : 20x/ menit BB : 50 kg TB : 174 cm 2. Pemeriksaan fisik pada tanggal 13 Januari 2009 Rambut Mata Hidung : warna hitam, kotor, berminyak : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik : bersih, tidak ada kelainan

Telinga Mulut : bersih, tidak ada discharge : mukosa mulut lembab, tidak ada sariawan, tidak bau mulut Leher Dada : tidak ada pembesaran kelenjar limfe : simetris, pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan nyeri dada Abdomen Ekstrimitas : bentuk datar, tidak ada ascites : tidak ada kelemahan atau kekakuan anggota gerak atas maupun bawah, kuku panjang dan hitam Kulit : kering, berdaki 3. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Januari 2009 Hb : 12 gr% Kolesterol : 140 GDS : 90 mg/dl Trigliserid : 69 Ureum : 23,2 mg/dl Protein total : 5,9 Creatinin : 0,98 mg/dl Asam urat : 4,88 SGOT : 15 U/L SGPT : 15 U/L Albumin : 4,40 Masalah keperawatan :Defisit perawatan diri

E. Psikososial 1.. Genogram: Keterangan : : Laki laki : Perempuan : Meninggal : Anggota Keluarga : Pasien Sdr. A tinggal serumah dengan ayah, satu adik perempuan dan dua adik laki-lakinya. Ibu dan adik laki-lakinya yang terkecil telah meninggal dunia sejak lama. Sdr. A merupakan tulang punggung keluarga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Dalam keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

2. Konsep Diri a. Gambaran Diri Sdr. A mengatakan bahwa dirinya menyukai seluruh bagian tubuhnya tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Masalah Keperawatan : - b. Identitas Diri Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki dewasa dan seorang kakak yang harus menuntun adik-adiknya agar jadi orang yang berguna. Masalah Keperawatan : - c. Peran Didalam keluarganya Sdr. A berperan sebagai seorang kakak bagi adikadiknya dan sebagai tulang punggung keluarga dalam membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja untuk mengumpulkan uang. Masalah Keperawatan : - d. Ideal Diri Sdr. A adalah seorang lelaki yang mempunyai kemampuan untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Selain itu Sdr. A mengatakan ingin membahagiakan keluarganya. Masalah Keperawatan : -

e. Harga Diri Sdr. A mengatakan pernah dihina oleh tetangganya sehingga Sdr. A merasa malu. Meskipun begitu Sdr. A mengatakan bahwa dalam hidup memang seperti itu, ada rasa iri dan saling menghina. Dan saat ditanya tentang bagian tubuhnya yang paling disukai adalah semua anggota tubuhnya tanpa terkecuali. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah 3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti Sdr. A mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya adalah semua anggota keluarganya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat Sdr. A jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat seperti kerja bakti ataupun kegiatan lainnya. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Sdr. A tidak mudah bergaul dengan orang lain dan lebih sering menyendiri daripada berinteraksi dengan orang lain. 4. Spritual a. Nilai dan Keyakinan Didalam keluarganya Sdr. A mempunyai nilai-nilai dan keyakinan yang harus ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Sdr. A dan keluarga menganut agama islam dan taat dalam beribadah.

b. Kegiatan Beribadah Sebelum dirawat di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang Sdr. A taat dalam beribadah seperti sholat lima waktu dan sering mengaji dirumah. Setelah dirawat di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, Sdr. A jarang melakukan kegiatan ibadah seperti sholat. Masalah Keperawatan : Disstres Spiritual F. Status Mental 1. Penampilan Pasien berpakaian kurang rapi dan agak kotor, tapi setelah mandi pasien terlihat lebih rapi dan bersih. Masalah Keperawatan : Sindroma Defisit keperawatan diri 2. Pembicaraan Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara cepat dan jelas. Selain itu pasien mampu memulai pembicaraan dan menjawab pertanyaan dari perawat. Masalah keperawatan : - 3. Aktivitas Motorik Pasien terlihat gelisah tetapi masih dalam tahap normal Masalah keperawatan : - 4. Alam Perasaan Saat dilakukan pengkajian dan ditanya, Sdr. A lebih sering tertawa dan saat perawat bertanya, bagaimana perasaan Sdr. A hari ini? pasien menjawab

saya ceria dan gembira. Masalah keperawatan : - 5. Afek Sdr. A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan pengkajian pasien mampu mengendalikan emosinya. Masalah keperawatan : - 6. Interaksi selama Wawancara Saat dilakukan pengkajian dengan interview langsung pada Sdr. A pasien menunjukkan sikap kooperatif pada perawat dan kontak mata terjaga. Masalah keperawatan : - 7. Persepsi Halusinasi : Sdr. A tidak mengalami halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, maupun penglihatan. Masalah keperawatan : - 8. Proses Pikir Sdr. A tidak mengalami gangguan pada proses pikirnya saat dilakukan pengkajian. Dalam pembicaraan tidak ada pengulangan pengulangan ataupun pembicaraan yang berputar putar dan gangguan proses pikir yang lainnya. Masalah keperawatan : - 9. Isi Pikir Sdr. A tidak mengalami gangguan pada isi pikir seperti obsesi,

depersonalisasi, fobia, ide yang terkait, hipokondria, ataupun magis dan juga waham. Masalah keperawatan : - 10. Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran Tn. A bingung dan mengalami disorientasi tempat saat pertama kali datang di RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo Semarang. Masalah Keperawatan : - 11. Memori Sdr. A tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, pendek, daya ingat saat ini. Masalah keperawatan : - 12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung Sdr. A mampu berkonsentrasi dengan baik dan mampu berhitung sederhana. Saat ditanya pengurangan pasien mampu menjawab benar. Masalah keperawatan : - G. Kebutuhan Persiapan Pulang 1. Makan Sdr. A makan atas inisiatif sendiri tanpa bantuan dari perawat bahkan pasien mampu mencuci alat makannya sendiri. 2. BAB / BAK Sdr A BAB dan BAK di kamar mandi (WC), tanpa bantuan dari perawat.

3. Mandi Sdr. A mandi atas inisiatif sendiri. Mandi dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari tanpa bantuan perawat. 4. Berpakain / berhias Dalam berpakaian atau berhias, Sdr. A tidak membutuhkan bantuan dari perawat. Pasien ganti baju sekali dalam sehari. 5. Kebersihan diri Sdr. A mampu merawat kebersihan dirinya sendiri tanpa bantuan perawat seperti mandi, gosok gigi dan ganti pakaian meskipun kadang harus disuruh terlebih dahulu. 6. Istirahat dan Tidur Sebagian besar waktu pasien setiap harinya digunakan untuk istirahat dan tidur. Sdr. A tidur siang mulai pukul 13.00 sampai jam 15.00 Sore dan tidur malam mulai pukul 21.00 sampai 05.00 pagi. Kegiatan sebelum dan sesudah tidur hanya digunakan Sdr. A untuk nonton TV dan santai. 7. Penggunaan Obat Dalam penggunaan obat diberikan oleh perawat dan pasien mampu meminum obatnya sendiri. H. Aspek Medik 1. Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid 2. Terapi Medik pada tanggal 15 Januari 2009

Clorpromazine Halopenidol 2 x 100 mg per hari 2 x 5 mg per hari Trihexiphenidyl 2 x 5 mg per hari ECT 5 x ( setiap hari selasa dan kamis ) 3. Rehabilisasi : Melatih ketrampilan dalam bidang pertukangan I. Analisa Data No Hari/ Tanggal Data Masalah TT 1. Senin, 12 Januari Data Subyektif : Perilaku kekerasan 2009 - Sdr. A mengatakan pernah memukul tetangganya kerena orangnya pelit dan sering menghina hingga membuat sebel Sdr. A sebel - Sdr. A mengatakan pernah memukul adik laki-lakinya karena emosi dengan tetangganya Data Obyektif : - Nada suara tinggi - Otot tegang - Muka merah - Mata melotot - Tangan mengepal 2. Selasa, 13 Januari Data Subyektif : Resiko tinggi 2009 - Sdr. A mengatakan kalau sebel menciderai diri sendiri, sering mengumpat orang lain dan - Sdr. A akan memukul adiknya lingkungan saat Sdr. A sebel Data Obyektif : - Pandangan mata tajam - Tampak mudah tersinggung - Otot tegang 3. Rabu, 14 Januari Data Subtektif : Harga Diri Rendah

2009 - Sdr. A mengatakan pernah dihina oleh tetangganya sehingga Sdr. A kadang merasa malu - Sdr. A mengatakan lebih senang menyendiri daripada ngobrol dengan orang lain Data Obyektif : - Kontak mata kurang - Sering menyendiri J. Daftar Masalah Keperawatan 1. Perilaku Kekerasan 2. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan 3. Harga Diri Rendah K. Pohon Masalah Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Perilaku Kekerasan Harga Diri Rendah L. Daftar Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku kekerasan 2. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan 3. Harga diri rendah M. Intervensi Hari/ Tanggal No. Diagnosa Perencanaan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Senin, 12 1 TUM : Pasien dapat Januari 2009 mengontrol perilaku kekerasan TUK : 1. Pasien 1. Setelah satu 1. Bina dapat membina 2. kali pertemuan pasien hubungan saling percaya hubungan saling menunjukkan tandatanda dengan : percaya percaya kepada 1.1 Memberi perawat : salam setiap berinteraksi 1.1 Wajah cerah, 1.2 Perkenalkan nama, tersenyum nama panggilan perawat 1.2 Mau berkenalan dan tujuan perawat 1.3 Ada kontak mata berinteraksi 1.4 Bersedia 1.3 Tanyakan dan panggil menceritakan nama kesukaan pasien perasaannya 1.4 Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi 1.5 Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien 1.6 Buat kontrak interaksi yang jelas 1.7 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan TT

pasien Selasa, 13 Januari 2009 1 2. Pasien 2. Setelah dua kali 2. Bantu pasien dapat mengidentifikasi pertemuan pasien mengungkapkan perasaan penyebab perilaku menceritakan penyebab marahnya : kekerasan yang perilaku kekerasan yang 2.1 Motivasi pasien untuk dilakukannya dilakukannya : menceritakan penyebab 2.1 Menceritakan rasa kesal atau penyebab perasaan jengkel/ kesal baik jengkelnya 2.2 Dengarkan tanpa dari diri sendiri menyela atau memberi maupun penilaian setiap lingkungannya ungkapan perasaan pasien Selasa, 13 Januari 2009 1 3. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan Rabu, 14 3. Setelah dua 3. Bantu pasien kali pertemuan pasien mengungkapkan tandatanda menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku perilaku kekerasan yang dialaminya : kekerasan 3.1 Motivasi pasien 3.1 Tanda fisik : mata menceritakan kondisi merah, tangan fisik (tanda-tanda fisik) mengepal, ekspresi tegang dll saat perilaku kekerasan terjadi 3.2 Tanda emosional : 3.2 Motivasi pasien perasaan marah, menceritakan kondisi jengkel, bicara kasar emosinya (tanda-tanda 3.3 Tanda sosial : emosional) saat terjadi bermusuhan yang perilaku kekerasan dialami saat terjadi 3.3 Motivasi pasien perilaku kekerasan menceritakan kondisi hubungan dengan oranglain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan Januari 2009 1 4. Pasien 4. Setelah tiga kali 4. Diskusikan dengan pasien dapat mengidentifikasi pertemuan pasien perilaku kekerasan yang

jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya menjelaskan : 4.1 Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya 4.2 Perasaannya saat melakukan kekerasan 4.3 Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah dilakukannya selama ini : 4.1 Motivasi pasien menceritakan jenisjenis tindak kekerasan 4.2 Motivasi pasien menceritakan perasaan pasien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi 4.3 Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi Rabu, 14 januari 2009 1 5. Pasien 5. Setelah tiga 5. Diskusikan dapat mengidentifikasi kali pertemuan pasien dengan pasien akibat negatif akibat perilaku menjelaskan akibat (kerugian) cara yang kekerasan tindak kekerasan yang dilakukannya : 5.1 Diri sendiri : luka, dijauhi teman 5.2 Orang lain/ keluarga : dilakukannya pada : 5.1 Diri sendiri 5.2 Orang lain/ keluarga 5.3 Lingkungan luka, tersinggung, ketakutan dll 5.3 Lingkungan : barang atau benda rusak dll Kamis, 15 Januari 2009 1 6. Pasien 6. Setelah empat 6. Diskusi dengan dapat mengidentifikasi kali pertemuan pasien : pasien : cara konstruktif dalam 6.1 Menjelaskan caracara 6.1 Apakah pasien mau mengungkapkan sehat mempelajari cara baru kemarahan mengungkapkan mengungkapkan marah marah yang sehat 6.2 Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk

mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui pasien 6.3 Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah 6.3.1 Cara fisik : tarik nafas, pukul bantal atau kasur, olahraga 6.3.2 Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain 6.3.3 Sosial : latihan asertif dengan orang lain Spiritual : sembahyang/ doa, dzikir, mediasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing Kamis, 15 Januari 2009 1 7. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan 7. Setelah empat 7.1 Diskusikan cara kali pertemuan pasien yang mungkin dipilih dan memperagakan cara anjurkan pasien memilih mengontrol perilaku cara yang mungkin untuk kekerasan : mengungkapkan 7.1 Fisik : tarik nafas perasaannya. dalam, memukul 7.2 Latih pasien bantal atau kasur 7.2 Verbal : memperagakan cara yang dipilih :

mengungkapkan perasaan kesal atau jengkel pada orang 7.2.1 Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih lain tanpa menyakiti 7.3 Spiritual : dzikir atau doa, mediasi sesuai 7.2.2 Jelaskan manfaat cara tersebut agamanya. 7.2.3 Anjurkan pasien menirukan peragaan yang sudah dilakukan 7.2.4 Beri penguatan pada pasien, perbaiki cara yang masih belum sempurna Jum at, 16 Januari 2008 1 8. Pasien 8. Setelah satu kali 8.1 Diskusikan mendapat dukungan pertemuan keluarga : pentingnya peran serta keluarga untuk 8.1 Menjelaskan cara keluarga sebagai mengontrol perilaku merawat pasien pendukung pasien untuk kekerasan dengan perilaku mengatasi perilaku kekerasan kekerasan 8.2 Mengungkapkan 8.2 Diskusikan rasa puas dalam potensi keluarga untuk merawat pasien membantu pasien mengatasi perilaku kekerasan 8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara cara merawat pasien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga. 8.4 Peragakan cara Merawat pasien (menangani

perilaku kekerasan) 8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang 8.6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan 8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan Sabtu, 17 Januari 2009 1 9. Pasien 9.1 Setelah lima 9.1 Jelaskan menggunakan obat kali pertemuan pasien manfaat menggunakan sesuai program yang menjelaskan : obat secara teratur dan telah ditetapkan 9.1.1 Manfaat kerugian jika tidak minum obat menggunakan obat 9.1.2 Kerugian 9.2 Jelaskan tidak minum kepada pasien : obat 9.2.1 Jenis obat ( nama, 9.1.3 Nama obat warna dan bentuk 9.1.4 Bentuk dan warna obat obat) 9.2.2 Dosis yang tepat 9.1.5 Dosis yang untuk pasien diberikan 9.2.3 Waktu kepadanya pemakaian 9.1.6 Waktu 9.2.4 Cara pemakaiannya 9.1.7 Cara pemakaian pemakaian 9.2.5 Efek yang akan 9.1.8 Efek yang dirasakan dirasakan pasien 9.3 Anjurkan pasien 9.2 Setelah lima kali pertemuan pasien 9.3.1 Minta dan menggunakan obat menggunakan obat tepat waktu sesuai program. 9.3.2 Lapor ke perawat atau dokter jika

mengalami efek yang tidak biasa

Senin, 19 Januari 2009 Selasa, 20 Januari 2009 2 TUM : pasien memiliki 1. Setelah enam kali 1. Bina hubungan saling konsep diri yang positif. interaksi, pasien percaya dengan TUK : menunjukkan ekspresi menggunakan prinsip 1. Pasien dapat wajah yang bersahabat, komunikasi terapeutik: membina hubungan menunjukkan rasa 1.1. Sapa pasien dengan saling percaya dengan perawat senang, ada kontak mata, mau berjabat ramah baik verbal maupun non verbal tangan, mau 1.2. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama, sopan mau menjawab salam, pasien mau duduk berdampingan dengan 1.3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai pasien perawat, mau 1.4. Jelaskan tujuan mengutarakan masalah yang dihadapi. pertemuan 1.5 Jujur dan menepati janji 1.6. Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya 1.7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien 2 2. Pasien dapat 2. Setelah tujuh kali interaksi 2.1. Diskusikan dengan pasien mengidentifikasi pasien menyebutkan: tentang: aspek positif dan 2.1. Aspek positif dan 2.1.1. Aspek positif yang kemampuan yang kemampuan yang dimiliki pasien, dimiliki. dimiliki pasien keluarga, 2.2. Aspek positif keluarga lingkungan 2.3. Aspek positif 2.1.2. Kemampuan yang lingkungan pasien dimiliki pasien 2.2. Bersama pasien buat daftar tentang: 2.2.1. Aspek positif yang dimiliki pasien, keluarga, lingkungan 2.2.2. Kemampuan yang dimiliki pasien

Rabu, 21 Januari 2009 2 3. Pasien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan. 2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif 3. Setelah delapan kali 3.1. Diskusikan dengan pasien interaksi pasien kemampuan yang dapat menyebutkan dilaksanakan kemampuan yang dapat 3.2. Diskusikan kemampuan dilaksanakan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya Kamis, 22 Januari 2009 Jum at, 23 Januari 2009 Sabtu, 24 Januari 2009 2 4. Pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 2 5. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat. 2 6. Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. 4. Setelah sembilan kali 4.1. Rencanakan bersama pasien interaksi pasien membuat aktivitas yang dapat rencana kegiatan harian dilakukan setiap hari sesuai kemampuan pasien: 4.1.1. Kegiatan mandiri 4.1.2. kegiatan dengan bantuan 4.2. Tingakatan kegiatan sesuai kondisi pasien 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat pasien lakukan 5. Setelah sembilan kali 5.1. Anjurkan pasien untuk interaksi pasien melaksanakan kegiatan melakukan kegiatan yang tekah direncanakan sesuai jadwal yang dibuat 5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan pasien 5.3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan pasien 5.4. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang 6. Setelah sembilan kali 6.1. Beri pendidikan kesehatan interaksi pasien pada keluarga tentang cara memanfaatkan sistem merawat pasien dengan pendukung yang ada di harga diri rendah keluarga 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan

selama pasien dirawat 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah N. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Nama pasien : Sdr. A Usia : 25 tahun No. CM : 038197 Ruang : Graha Hudowo (Ruang VII) Hari / tanggal No. Diagnosa Implementasi Evaluasi TT

Selasa, 13 Januari 2009 1 SP1P S : Pasien 1. Mengidentifikasi penyebab PK mengatakan, Kalau sebel saya marah 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK marah dan bicara saya keras sampai semua 3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan orang takut dengan saya karena saya 4. Mengidentifikasi akibat PK memukul tetangga saya 5. Mengajarkan cara sampai terluka mengontrol PK O : 6. melatih pasien cara kontrol 1. Pasien dapat mengenal PK fisik I (nafas dalam) penyebab marahnya 7. Membimbing pasien dan sudah mau memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian mencoba cara mengontrol marahnya dengan nafas dalam. 2. Pasien mau mengisi jadwal kegiatan harian. A : Pasien dapat memahami penyebab, tanda dan gejala, respon, akibat dan cara mengontrol PK dengan nafas dalam juga mengisi jadwal kegiatan harian. P : Perawat melanjutkan SP2P ( cara kontrol yang kadua yaitu memukul bantal atau kasur) Pasien : menganjurkan pasien mengingat penyebab marah yang lain dan berlatih kembali untuk cara kontrol PK yang

pertama (nafas dalam) dengan memberikan PR. Kamis, 15 Januari 2009 1 S : pasien mengatakan Saya masih ingat pertemuan SP2P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya kemarin yaitu kalau marah saya harus tarik nafas dalam 2. Melatih pasien cara kontrol O : PK fisik II (memukul bantal atau kasur) 1. Pasien mempraktekkan 3. Membimbing pasien tarik nafas dalam memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 2. saat mau marah Pasien mau belajar cara mengontrol marah yang kedua yaitu memukul bantal atau kasur. A : Pasien masih ingat pertemuan kemarin dan sudah bisa cara yang kedua yaitu memukul bantal atau kasur dan belajar memasukkan ke jadwal harian. P : Perawat : melanjutkan SP3P cara kontrol yang ketiga yaitu cara verbal dengan mengungkapkan bahwa dirinya sedang marah Pasien : Menganjurkan pasien

mengingat cara kontrol ketiga yaitu cara verbal dengan mengungkapkan bahwa dirinya sedang marah. Kamis, 15 Januari 2009 1 S : Pasien mengatakan Saya masih ingat pertemuan tadi pagi yaitu kalau SP3P marah saya tidak boleh 1. Memvalidasi masalah dan memukul orang atau latihan sebelumnya benda tapi harus 2. Melatih pasien dengan cara verbal (meminta, menolak dan mengungkapkan marah O : memukul bantal dan kasur secara baik) 1. Pasien mengambil 3. Membimbing pasien bantal dan memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. 2. memukulnya Pasien mau belajar cara kontrol marah yang ketiga yaitu mengungkapkan marah secara baik A : Pasien masih ingat pertemuan tadi pagi dan sudah melakukan cara kontrol yang ketiga yaitu mengungkapkan marah secara baik. P : Perawat : Melanjutkan ke SP4P untuk cara kontrol PK yang keempat secara spritiual yaitu dengan

berdoa, berwudlu dan sholat. Pasien : Menganjurkan pasien untuk berlatih kembali cara kontrol PK yang sudah diajarkan dan memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian Selasa, 20 Januari 2009 1 S : Sdr. A masih mengingat pertemuan yang kemarin dan mengatakan Kalau marah saya harus SP4P : mengungkapkan 1. Memvalidasi masalah dan marah secara baik latihan sebelumnya O : Sdr. A masih 2. Melatih pasien cara kontrol PK secara spiritual (berdoa, berwudlu dan sholat) mengingat pertemuan kemarin dan cara kontrol PK yang ketiga 3. Membimbing pasien dan sudah memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. mempraktekkannya juga di masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. A : Sdr masih ingat pertemuan kemarin dan saat ini belajar untuk cara kontrol dengan spiritual yaitu dengan berwudlu dan sholat dan juga memasukkan ke jadwal harian. P : Perawat :

Melanjutkan ke SP5P yaitu cara kontrol PK dengan prinsip 5 benar minum obat. Pasien : Menganjurkan pada Sdr. A untuk mengingat dan mempraktekkan cara kontrol PK yang sudah diajarkan dan memasukkannya ke dalam jadwal harian Rabu, 21 Januari 2009 1 S : Pasien mengatakan masih mengingat latihan yang kemarin dan sudah melakukan cara kontrol PK yang keempat yaitu dengan berwudhu dan sholat. O : Sdr. A sudah SP5P : mempraktekkan cara 1. Memvalidasi masalah dan kontrol PK dengan latihan sebelumnya spiritual dan 2. Menjelaskan cara kontrol PK dengan minum obat memasukkan ke jadwal kegiatan harian. (prinsip 5 benar minum A : Sdr. A masih obat) ingat pertemuan 3. Membimbing pasien kemarin dan saat ini memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian belajar kontrol PK dengan minun obat (prinsip lima benar) dan sudah memasukkan ke jadwal kegiatan harian P : Perawat :

Melanjutkan ke SP1K (Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga, menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala PK, serta proses terjadinya PK ) Pasien : Menganjurkan pasien untuk mengingat cara kontrol PK dari yang pertama sampai terakhir dan terus mempraktekkannya jika mau marah kemudian memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.