BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. serta karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja

MESIN PENGERING PADA PENGOLAHAN TEH HITAM ORTHODOX DI PT

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU

KATA PENGANTAR Karakteristik Mesin Open Top Roller Pada Produksi Teh Hijau Di PT. Mitra Kerinci Kebun Liki Kabupaten Solok Selatan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR MESIN PABRIK TEH HITAM TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN I.1

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM MENGGUNAKAN METODE CTC (Crushing, Tearing, Cutting) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Tabel I.1 Volume Ekspor Teh Indonesia (Ditjenbun, 2014)

I. PENDAHULUAN. Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PROSES PENGOLAHAN BIJI TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) afd. WONOSARI MALANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG

Pendahuluan. Bab I. I.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

DATA MESIN PABRIK TEH HIJAU TAHUN : Kg Pucuk Segar / unit Tahun Pembuatan : Tahun 1998 Spesifikasi Teknis A. BADAN WT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan ini kreatif dan mandiri harus ditumbuhkan. merupakan minuman penyegar yang disenangi hampir seluruh penduduk di dunia,

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

MODEL SIMULASI KINERJA PRODUKSI TEH UNTUK MINIMISASI WORK-IN-PROCESS

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

I. PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia merupakan suatu sumber daya alam yang harus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN I.1

Gambar I. 1 Biaya penggunaan otomasi global (Credit Suisse,2012)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang rendah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Tanaman teh di kebun Cisaruni

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

1. Teh Hijau (Green Tea)

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, salah satunya adalah PT Rumpun Sari Kemuning (PT RSK). Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Teh yang diproduksi PT RSK

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I.1 Latar Belakang. (Sumber: Badan Pusat Statistik) Sumber : Annual Report PTPN VIII Tahun Tabel I. 1 Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

bakey, burnt, dan overfried yaitu suatu keadaan dimana air seduhan teh

Leaf Coffee (Kopi Daun) for Students in Jambi - Indonesia. Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP

TEH BAHAN PENYEGAR. Jenis Teh. Jenis teh. Pucuk daun teh dan perkebunan teh 10/20/2011

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB III PROSES PRODUKSI kg kering per hari adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode

STUDI KASUS : MANAJEMEN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KAKAO DARI HULU SAMPAI HILIR DI PTP NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KALIKEMPIT

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan

Dairi merupakan salah satu daerah

BAB III METODE PENELITIAN. survei analitik dengan rancangan cross sectional, yaitu pengukuran variabel bebas

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan didirikan dengan nama PT. Perkebunan Mitra Kerinci pada tanggal 17 Juli 1990 berdasarkan SK Mentan dan Menkeu tentang persetujuan usaha patungan antara PTP. VIII (sekarang PTP. Nusantara IV) dengan PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia yaitu BUMN dibawah departemen keuangan. Sejak tanggal 24 Juli 1996 disepakati pengalihan permodalan PT. Mitra Kerinci menjadi 100% milik PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia dan disahkan dalam RUPSLB tanggal 1 desember 1998. PT Mitra Kerinci ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan teh berikut pengolahan teh pada pabriknya, dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 ton pucuk teh basah atau 4.000 ton produk teh jadi per tahun. PT Mitra Kerinci memproduksi teh hitam dengan kapasitas pabrik 25.000 kg pucuk basah per hari dan teh hijau dengan kapasitas pabrik 35.000 kg pucuk basah per harinya. PT. Mitra Kerinci memproduksi 2 jenis teh yaitu: 1. Black Tea (Teh Hitam) 2. Green Tea (Teh Hijau) 2.2. Lokasi Perusahaan Kegiatan operasional perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan administrasi yang terletak di kantor pusat Jalan Patimura No. 8 Padang, Sumatra

Barat dan kegiatan produksi teh yang terletak di Kebun Liki yang lokasinya di Desa Sei Lambai, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat. 2.3. Visi dan Misi PT Mitra Kerinci Sebuah perusahaan sudah pasti memiliki arah dan tujuan yang ingin dicapai sejak awal berdirinya. Arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan diterjemahkan ke dalam visi perusahaan, sedangkan cara untuk mencapai tujuan perusahaan rangkum menjadi misi perusahaan. PT Mitra Kerinci merupakan salah satu anak perusahaan dari sebuah BUMN besar PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Perusahaan ini memiliki visi Sebagai perusahaan terbaik dalam industri teh, serta siap menghadapi tantangan dan unggul dalam kompetisi lokal maupun global dengan bertumpu pada kemampuan sendiri dan mau memenuhi harapan Stakeholder. Sedangkan misi PT Mitra Kerinci adalah Menjadi badan usaha yang professional di bidang industri teh yang mandiri, produktif, berdaya saing tinggi dan menguntungkan (provit motive). Perusahaan tersebut memiliki tujuan untuk turut serta melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dan menunjang program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta membangun sektor industri teh pada khususnya.untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menjalankan usaha di bidang industri teh secara profesional agar dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan, peningkatan kesejahteraan karyawan, dan pengembalian kepada pemegang saham.

Pada tahun 2007 level eksekutif menyusun strategi PT Mitra Kerinci berfokus pada usaha penekanan harga pokok produksi, efisiensi bahan bakar minyak dengan penggunaan alternatif bahan bakar dari cangkang kelapa sawit, mekanisasi pemetikan serta investasi pembangkit tenaga listrik tenaga hydro. Sedangkan pada tahun 2008 dengan level eksekutif yang berbeda, strategi PT Mitra Kerinci fokus pada penekanan harga pokok produksi, peningkatan kualitas (grade) teh, penerapan program lay off karyawan yaitu penggantian karyawan tetap menjadi karyawan kontrak serta alternatif bahan bakar hasil forestry utuk strategi jangka menengah 2.4. Daerah Pemasaran PT. Mitra Kerinci memiliki daerah pemasaran yang meliputi wilayah dalam negeri dan sebagian diekspor ke luar negeri seperti Taiwan, Moroko, Malaysia Singapura, dan sebagian ke daerah Eropa. 2.5. Struktur Orgnisasi Perusahaan Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Struktur Organisasi pada PT. Mitra Kerinci adalah struktur organisasi fungsional. Gambar struktur organisasi PT. Mitra Kerinci dapat dilihat pada Gambar 2.1. DIREKTUR SITE MANAGER KEPALA TANAMAN KEPALA TEKNIK KEPALA TATA USAHA Kepala QUALITY CONTROL KEPALA PRODUKSI ASISTEN TANAMAN ASISTEN MANAGER TEKNIK TATA USAHA UMUM ASISTEN QUALITY CONTROL ASISTEN PENGOLAHAN MANDOR MANDOR SENIOR TEKNIK KARYAWAN KANTOR KARYAWAN LAB MANDOR KERANI TANAMAN KERANI PRODUKSI Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mitra Kerinci 2.5.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab masing-masing pimpinan yang tercantum dalam struktur perusahaan adalah sebagai berikut ini:

1. Direktur a. Merencanakan strategi perusahaan dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan perusahaan. b. Menciptakan suasana yang baik dalam perusahaan sehingga para karyawan dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. c. Memimpin, mendidik, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan rencana yang telah ditetapan. d. Memberikan kekuasan kepada para manager dan kepala bagian yang ditunjuk. e. Bertanggung jawab penuh atas kondisi dan kemajuan perusahaan. 2. Manager a. Menandatangani dan mengecek dokumen formulir dan laporan sesuai dengan prosedur yang berlaku. b. Mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standart yang telah ditetapkan (nasional maupun internasional) c. Menyusun program kerja di kebun dan pabrik d. Memberikan bimbingan /pelatihan kepada anak buah guna mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Kepala Tanaman a. Menetapkan jadwal pemberian pupuk

b. Menetapkan jadwal pangkas pada tanaman teh. c. Mempelajari dan berusaha meningkatkan kualitas tanaman teh agar lebih sehat. 4. Kepala Teknik a. Melakukan replacement study terhadap fasilitas dibagian produksi. b. Memberikan laporan tentang batas waktu dan pergantian ataupun perbaikan fasilitas produksi. 5. Kepala TU a. Membuat draft rancangan kerja pabrik b. Melakukan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerjaan dan mitra kerja c. Mengendalikan cash flow unit pabrik d. Menyiapkan pengajuan permintaan barang ke kantor pusat sesuai permintaan unit pabrik e. Melaksanakan pengadaan barang orderan pembelian lokasi unit pabrik f. Menyiapkan laporan manajemen 6. Kepala Quality Control a. Membuat draft rencana kerja bagian quality control b. Melakukan rencana dan pembelajaran dalam peningkatan kualitas teh 7. Kepala pengolahan a. Menandatangani bon permintaan barang setelah dibuat oleh asisten pengoahan b. Memeriksa/menyetujui buku asisten LM-62 dan LM-68C

c. Mengawasi dan koordinasi dengan bagian terkait prihal pekerjaan penerimaan, pengiraban dan penurunan pucuk segar 8. Asisten Tanaman a. Memberikan tugas terhadap Mandor dan divisi kebun b. Mengendalikan kegiatan operasional kebun c. Mengontrol pelaksanaan setiap kegiatan pada tanaman kebun 9. Asisten Manager Teknik a. Melakukan tindakan perbaikan dan pergantian terhadap fasilitas produksi sesuai dengan hasil replacement study. b. Bertanggung jawab kepada kepala produksi atas kelayakan fasilitas produksi 10. TU Umum a. Membantu KTU dalam membuat laporan administrasi dan laporan manajemen b. Membantu KTU membuat laporan bulanan c. Membuat laporan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerja d. Menentukan jadwal pembayaran yang akan dilakukan perusahaan terhadap pekerja 11. Asisten Quality Control a. Memberikan pembagian tugas kepada karyawan lab b. Mengumpulkan semua data pengujian kualitas dari karyawan lab c. Membantu kepala quality control dalam membuat laporan bulanan

12. Asisten pengolahan a. Membuat bon permintaan barang dan menerima barang sesuai dengan permintaan b. Memeriksa dan menyetujui buku absen pekerja dan jurnal mandor c. Memeriksa dan menandatangani buku PB-20, AU 26-C, LM-62 dan membubuhkan paraf LM-RNI d. Membuat buku asisten e. Mengawasi pekerjaan penerimaan, pengiraban dan penurunan pucuk segar 13. Mandor Tanaman a. Melaporkan kondisi tanaman kepada asisten tanaman. b. Mengawasi pekerjaan kerani tanaman dalam hal pemberian pupuk, pangkas dan kesehatan tanaman. 14. Mandor Teknik a. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan. b. Mengontrol dan melaksanakan perawatan mesin sesuai dengan perawatan mesin yang telah ditetapkan. 15. Karyawan Kantor a. Membantu KTU dalam membuat laporan keuangan pabrik mulai dari produksi, laboratorium dan kantor b. Membantu KTU dalam melakukan administrasi 16. Mandor Pengolahan a. Mempersiapkan tenaga kerja dan alat-alat pekerjaan

b. Menerima barang yang sudah diminta dari kerani upah/kerani produksi atau asisten pengolahan c. Membuat absensi pekerja pada buku mandor d. Membuat buku jurnal dan memberikan tanda tangan e. Membuat buku pintar mandor yang berisi 1) Nama anggota dan absensi 2) Jumlah pucuk yang diolah 3) WT yang digunakan, nomo WT, dan jam bongkar WT 17. Kerani Tanaman a. Memangkas tanaman sesuai dengan waktu yang ditentukan b. Melakukan pengendalian gulma secara manual c. Melakukan pengendalian hama d. Memberikan pupuk secara berkala 18. Karyawan Lab a. Melakukan pengujian kualitas teh secara langsung b. Mencatat hasil setiappengujian pada teh 19. Kerani Produksi a. Membantu asisten pengolahan dalam proses pengambilan barang di gudang sentral b. Membuat laporan sesuai dengan laporan jurnal mandor senior c. Mengirim laporan ke kantor sentral d. Mengarsipkan dokumen-dokumen dengan baik dan rapi

2.5.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Tenaga kerja pada PT. Mitra Kerinci dibagi menjadi 2 yaitu tenaga kerja tidak tetapdan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tidak tetapdikhususkan untuk area tanaman dan tenaga kerja tetap untuk kantor dan daerah produksi. Jumlah tenaga kerja pada PT. Mitra Kerinci dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mitra Kerinci Bagian Kerja Tenaga Kerja Tetap Tenaga Kerja Tidak Tetap Kantor 40 - Teknik 18 - Quality Control 41 - Pabrik Pengolahan 287 28 Tanaman 20 1077 Sumber: PT. Mitra Kerinci Pengaturan jam kerja pada PT. Mitra Kerinci adalah: 1. Bagian Kantor Untuk seluruh tenaga kerja bagian kantor, hari kerja adalah senin sampai sabtu dengan jam kerja sebagai berikut: a. 08.00 11.30 WIB Waktu Kerja b. 11.30 13.00 WIB Waktu Istirahat c. 13.00 17.00 WIB Waktu Kerja 2. Bagian Teknik a. Kepala Teknik dan Asisten Teknik Hari kerja untuk kepala teknik dan asisten teknik adalah senin sabtu dengan jam kerja sebagai berikut. 1) 08.00 11.30 WIB Waktu Kerja 2) 11.30 13.00 WIB Waktu Istirahat

3) 13.00 17.00 WIB Waktu Kerja b. Mandor Tenik Hari kerja untuk kepala mandor teknik adalah senin minggu dengan jam kerja sebagai berikut. 1) 08.00 16.00 WIB Shiff I 2) 16.00 24.00 WIB Shiff II 3) 24.00 08.00 WIB Shiff III 3. Quality Control a. Kepala Quality Control dan Asisten Quality Control Hari kerja untuk kepala quality control dan asisten quality control adalah senin sabtu dengan jam kerja sebagai berikut. 1) 08.00 11.30 WIB Waktu Kerja 2) 11.30 13.00 WIB Waktu Istirahat 3) 13.00 17.00 WIB Waktu Kerja b. Karyawan Lab Hari kerja untuk karyawan lab adalah senin minggu dengan jam kerja sebagai berikut. 1) 08.00 16.00 WIB Shiff I 2) 16.00 24.00 WIB Shiff II 3) 24.00 08.00 WIB Shiff III 4. Pabrik Pengolahan a. 08.00 16.00 WIB Shiff I b. 16.00 24.00 WIB Shiff II

c. 24.00 08.00 WIB Shiff III 5. Bagian Tanaman Untuk seluruh tenaga kerja bagian tanaman, hari kerja adalah senin sampai sabtu dengan jam kerja sebagai berikut: a. 08.00 11.30 WIB Waktu Kerja b. 11.30 13.00 WIB Waktu Istirahat c. 13.00 17.00 WIB Waktu Kerja 2.6. Proses Produksi Proses produksi untuk pengolahan yang dilakukan oleh PT. Mitra Kerinci ada 2 yaitu pengolahan black tea dan green tea. Proses pengolahan black tea dimulai dari proses penimbangan, pelayuan, penggulungan, pengeringan, mydelton, vibro, sortir, winover, colour seperator, dan selanjutnya menjadi teh jadi. Proses pengolahan green tea dilakukan dari proses penimbangan, pelayuan cepat, penggulungan, pengeringan I, pengeringan II, chota, mydelton, stalk seperator, winower, dan selanjutnya menjadi teh jadi. Rincian dari kedua proses pengolahan teh adalah: 1. Black Tea (Teh Hitam) Tahapan proses pengolahan teh hitam adalah: a. Penimbangan Pucuk daun teh segar yang di terima di pabrik berasal dari kebun LIKI PT. Mitra Kerinci. Pucuk daun teh segar di angkut dari perkebunan dibawa kepabrik dengan menggunakan truk dan di stasiun ini pucuk daun

teh segar ditimbang bersama dengan pengangkutnya (truk) pada jembatan timbang. b. Penerimaan daun teh segar Pada stasiun penerimaan pucuk daun teh segar dilakukan pembongkoran pucuk dan kemudian pucuk daun teh dibawa ke WT (Whitering Trought) menggunakan monorail. Kapasitas angkut monorail adalah satu fishing net atau setara dengan 25-35 Kg per monorail c. Pelayuan Pucuk daun teh dibawa ke ruang WT (Whitering Trought) menggunakan monorail. Proses pelayuan dilakukan dengan menggunakan udara segar yang bersumber dari blower. Lama proses pelayuan adalah 16-20 jam dengan kriteria pucuk bila digenggam lemas dan tidak patah serta bila dibuat kepalan dan dilempar tidak buyar. Proses pelayuan dilakukan dengan pembalikan pucuk kurang lebih 4 6 jam setelah dialiri udara segar. Pembalikan pucuk dilakuakan mulai dari ujung WT ke arah blower dan serentak di kedua sisi. Proses selanjutnya adalah turun layu dimana pucuk daun teh yang telah layu dengan kadar air 43 % di masukkan ke dalam keranjang dan dibawa ke mesin OTR (Open Top Roller) menggunakan monorail. d. Penggilingan Proses penggilingan pertama dilakukan menggunakan mesin OTR (Open Top roller) selama 90 menit selanjutnya dilakukan sortasi basah (ayak) dengan mesin DIBN selama 12 menit. Hasil ayakan I (bubuk I)

ditampung dalam baki aluminium dan diangkut menggunakan trolley dan dibawa ke ruang fermentasi (oksidasi enzimatis). Sisa ayakan I akan dilakukan penggilingan II pada mesin PCR selama 30 menit dan selanjutnya diayak dengan mesin DIBN untuk menghasilkan bubuk II. Sisa ayakan II akan dilakukan penggilingan III pada mesin rotorvane 15 dan selanjutnya diayak pada mesin DIBN untuk menghasilkan bubuk III. Sisa ayakan III akan dilakukan penggilingan IV pada mesin rotorvane 8 dan selanjutnya diayak pada mesin DIBN untuk mengasilkan bubuk IV. bubuk II, III, dan IV selanjutnya akan dibawa ke ruang fermentasi menggunakan trolley. e. Fermentasi Proses fermentasi dilakukan di atas tambir dengan kelembaban ruangan 92-98 % yang diatur menggunakan humidifier dengan suhu 23-25 0C. Waktu proses fermentasi 100-150 menit. f. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan mesin TSD (Two Stage Drier) dengan sumber energi yang diteruskan dari mesin HE (Heat exchanger). Pengeringan dilakukan dengan suhu 50 55 0C mesin TSD dan 90 115 0C mesin HE. Kadar air dari proses pengeringan adalah 4 %. Bubuk kering yang keluar dari mesin TSD didinginkan dan dihamparkan dilantai dan selanjutnya dimasukkan ke dalam karung dan ditimbang kemudian dibawa ke ruang sortasi. g. Sortasi

Sortasi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama dilakukan pada mesin mydelton. Hasil bubuk dari mesin TSD dituangkan ke bak conveyor untuk di ayak pada mesin mydelton. Hasil dari mesin mydelton di bawa ke mesin vibro menggunakan bak conveyor untuk dilakukan pembersihan serat. Bahan yang telah bersih dari serat dimasukkan ke mesin indian sortir menggunakan bak conveyor dan hasil dari mesin indian sortir akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin indian sortir akan diteruskan malalui bak conveyor ke mesin chota shiefer. Hasil pada mesin chota shiefer akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin chota shiefer akan diteruskan ke mesin winower melalui bak conveyor. Hasil pada mesin winower yang sesuai berat jenisnya akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin winower akan diteruskan kes mesin Colour Separator melalui bak conveyor. Hasil pada mesin Colour Separator akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin Colour Separator akan diteruskan kes mesin Cutter melalui bak conveyor. Hasil pada mesin Cutter akan keluar melalui corong. h. Pengepakan Pengepakan bubuk teh dilakuakan dengan menggunakan karung plastik dan paper sack yang telah diberi marka standar. Pengepakan dilakukan berdasarkan grade bubuk teh. 2. Green Tea (Teh Hijau)

Tahapan pengolahan teh hijau adalah: a. Penimbangan Pucuk daun teh segar yang di terima di pabrik berasal dari kebun LIKI PT. Mitra Kerinci. Pucuk daun teh segar di angkut dari perkebunan dibawa kepabrik dengan menggunakan truk dan di stasiun ini pucuk daun teh segar ditimbang bersama dengan pengangkutnya (truk) pada jembatan timbang. b. Pembongkaran Pucuk Pucuk daun teh yang telah ditimbang diturunkan dari truk pengangkut dan selanjutnya dinaikkan ke monorail dan dibawa ke WT. Dalam WT pucuk daun teh akan dikirim keblower. c. Pelayuan dan Pendinginan Pucuk daun teh yang telah dikirab ke arah blower selanjutnya akan dinaikkan ke conveyor untuk masuk ke mesin Rotary paner (RP). Mesin bekerja dengan bantuan tungku kayu bakar untuk memutar silinder mesin. Kriteria hasil pelayuan yang baik adalah: 1) Pucuk matang (layu) bewarna hijau kekuningan 2) Apabila diremas saling melengket 3) Ujung pucuk muda jika dipatahkan lemas dan lentur 4) Aroma segar dan tidak berbau asap 5) Apabila pucuk layu saling digosokkan tidak mengeluarkan cairan Proses pendinginan dilakukan setelah proses pelayuan dengan menggunakan mesin pendingin (glebeg/colling conveyor).

d. Penggulungan Pucuk Layu Pucuk layu yang telah dingin dimasukkan ke dalam mesin OTR (Open Top Roller) untuk dilakuakn proses penggulungan pucuk. Pengisian gilingan dilakukan dalam kondisi diam dan diisi sepertiga dari volume gilingan, kemudian mesin diputar. e. Pengeringan Pengeringan pertama dilakukan dengan mesin Endless Chain Pressure (ECP) dengan pemanas dari mesin HE (Heat Exchanger). Hasil penggulungan dimasukkan ke mesin ECP secara kontinu dan teratur sampai penuh. Pengeringan dilakuakn hasil kadar air 38 42 %. Hasil ECP akan diangkut ke mesin Boll tea dengan berat 200-600 Kg, selanjutnya mesin boll tea akan berputar untuk melakukan proses pengeringan selama 14 jam sampai kadar air 5 %. f. Sortasi Sortasi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama dilakukan pada mesin chota shifter. Hasil bubuk dari mesin boll tea dituangkan ke karung dan dibawa menggunakan trolley ke conveyor input mesin chota shifter. Hasil dari mesin chota shifter di bawa ke mesin mydelton ekstraktor menggunakan bak conveyor untuk dilakukan pembersihan serat. Bahan yang telah bersih dari serat dimasukkan ke mesin stalk seperator menggunakan bak conveyor dan hasil dari mesin indian sortir akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin stalk seperator akan diteruskan malalui bak conveyor ke mesin

suction winower. Hasil pada mesin suction winower akan keluar melalui corong. g. Pengepakan Pengepakan bubuk teh dilakukan dengan menggunakan karung plastik dan paper sack yang telah diberi maka standar. Pengepakan dilakukan berdasarkan grade bubuk teh. Aliran proses pengolahan green tea dapat dilihat pada Gambar 2.2. Penimbangan Kadar air 74% Pembongkaran Pucuk Pelayuan Kadar air 60% Pendinginan Kadar air 60% Penggulungan Kadar air 50% Pengeringan 1 Kadar air 40% Pengeringan 2 Kadar air 5% Sortasi Pengepakan Gambar 2.2. Aliran Proses Pengolahan Green Tea

Tabel 2.2. Stasiun Kerja Material balance berdasarkan dari proses pengolahan dapat dilihat pada Kadar Air Tabel 2.2.Material Balance Kapasitas Mesin (Kg) Waktu Kerja Mesin (menit) Jumlah Mesin Total Produksi/Ja m Output Mesin (Kg/Jam) Pelayuan 60% 100 30 8 1600 1376 Penggulungan 50% 350 30 3 2100 1890 Pengeringan I 40% 500 60 3 1500 1350 Pengeringan II 5% 600 840 14 600 390 Sumber: Hasil Penelitian Green tea dibagi menjadi 6 kualitas yaitu kualitas strength, fruity, sour, dry, smoky, dan overfire.dasar yang digunakan untuk menentukan kualitas green teaadalahsifat luar dan sifat dalam dari teh hijau. Karakteristik sifat luar yaitu warna tehkering hijau muda dan hijau kehitaman, ukuran homogen dan tidak tercampurremukan, bentuk tergulung dan terpilin, aroma wangi sampai kurang wangi,dan tidak apek. Sedangkan karakteristik sifat dalam yaitu air seduhan jernih,sedikit berwarna hijau atau kekuning kuningan. Warna tersebut tetapwalaupun seduhannya sudah menjadi dingin. Rasa khas green tea sedikit pahitdan lebih sepat dibanding teh hitam. Karakteristik dari masing-masing kualitas dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Karakteristik Kualitas Green Tea Karakteristik Kualitas Strenght Fruity Sour Dry Smoky Overfire Warna Bentuk Hijau Kehitaman Tergulung Sempurna Hitam Kehijauan Tergulung Hijau Kekuningan Kurang Tergulung Bau Normal Normal Normal Tekstur Padat Padat Sepat yang Rasa kuat Sumber: PT. Mitra Kerinci Kurang Padat Kekuningan Terpilin Kurang Normal Tidak Padat Kehitaman Tidak Terpilin Kurang Normal Tidak Padat Kuning Kecoklatan Bubuk, Batang Serat Tidak Normal Sangat Rapuh Sepat Asam Pahit Pahit Sangat pahit