PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG Widia Rahmawati Anuar 1, Aruna Laila², Rina Sartika 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat widiarahmawatia@gmail.com ABSTRACT This research was conducted because of these following problems, First, the students do not like learning to writing poetry. Second, the students are not yet skilled in writing poetry. Thirth, when writing poetry the students do not pay attention about the elements that must exist in the poem. The purpose of this research is to describes the effect of usung inquiry model with picture media to ability of writing poetry of students Grade VII SMP Negeri 27 Padang. Kind of this research is quantitative with experiment method. The rating of this research is First, the ability in writing poetry of students Grade VII SMP Negeri 27 Padang without using inquiry model with picture media get the point in average 58,89 in the range 56-65% with qualification enough (C). Second, the ability in writing poetry of student of Grade VII SMP Negeri 27 Padang by using inquiry model with picture media get the value in average 74,44 in the range 66-75% more than enough (LdC). Thirth, have the significant effect by using inquiry model with picture media student Grade VII SMP Negeri 27 Padang because t hitung >t tabel (5,46>1,67) thus H1 is accepted, thats mean have the significant effect by using inquiry model with picture media to ability of writing poetry of students Grade VII SMP Negeri 27 Padang. Keywords: Influence, Inquiry Model, Image Media, Poetry. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang penting dan perlu diajarkan pada sekolah tingkat yang rendah sampai pada tingkat yang tertinggi. Bahasa Indonesia dalam pembelajarannya sebagai alat komunikasi direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Namun kualitas dari keempat keterampilan berbahasa tersebut masih sangat minim. Disebabkan bahasa Indonesia termasuk pelajaran yang kurang di sukai oleh siswa bahkan kebanyakan dari siswa menganggap remeh pembelajaran bahasa Indonesia tersebut. Begitu juga dalam pembelajaran menulis.
Pembelajaran menulis puisi berpedoman pada standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP khususnya materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII semester II, siswa dituntut mampu menulis puisi. Hal ini tergambar dalam Standar Kompetensi (SK) 16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif. Kompetensi Dasar (KD) 16.1 Menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam. Berdasarkan isi kurikulum tersebut jelas bahwa menulis puisi merupakan salah satu materi yang wajib diajarkan kepada siswa. Adapun tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah siswa mampu dalam menulis puisi. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Februari 2017 di SMPN 27 Padang permasalahan yang ditemui, dilihat dari model pembejaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran menulis siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang ini masih menggunakan model pembelajaran konvesional. Model pembelajaran konvesional yang dimaksud adalah pembelajaran presentasi atau ceramah dan penugasan melalui pengerjaan soalsoal. Menyebabkan proses belajar tidak menarik dan siswa cepat bosan. Motode ceramah tidak efektif digunakan, karena metode ceramah dalam proses pembelajaran guru cenderung memberikan materi tanpa ada kreatifitas dari siswa, dan sarana dan prasarana kurang memadai, seperti kurang tersedianya media pembelajaran. Salah satunya, persediaan media in-focus yang sangat terbatas, sehingga tidak semua guru bisa menggunakannya setiap diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 27 Padang yakni Indriati Lasmita, S.Pd, pada tanggal 23 Februari 2017 diketahui bahwa adanya permasalahan yang terkait dengan pembelajaran menulis puisi. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, siswa masih sulit dalam menulis, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu siswa tidak mampu untuk merangkai kalimat per kalimat ke dalam bentuk tulisan. Kedua, siswa tidak suka dalam pembelajaran menulis puisi,
siswa lebih suka pembelajaran menulis buku harian atau pengalaman pribadi, karena pembelajaran menulis buku harian atau pengalaman pribadi ini sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pengalaman yang pernah dialami ketika berlibur dengan orang tuanya. Ketiga, siswa belum terampil dalam menulis puisi disebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Keempat, kurangnya kemampuan siswa dalam merangkai kata-kata dalam menulis puisi, karena siswa susah dalam menentukan katakata yang akan ditulis dan siswa lebih suka melihat punya teman. Kelima, ada sebagian anak yang suka belajar tentang sastra dan ada yang tidak suka. Selain pernyataan guru tersebut, siswa juga mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya ketika menulis puisi. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, siswa kurang menyukai pembelajaran bahasa Indonesia karena pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan. Kedua, siswa lebih suka pembelajaran membaca dari pada menulis, karena dalam membaca banyak cerita rakyat yang ditemui dalam pelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, siswa kebanyakan menulis puisi tidak memperhatikan unsur-unsur yang harus ada dalam puisi seperti rima, diksi, majas, dan citraan. Keempat, siswa kurang menyukai pembelajaran menulis puisi. Oleh karena itu, pada saat mendapatkan tugas untuk menulis puisi mereka mengambilnya dari internet. Kelima, kurangnya buku sumber tentang menulis puisi. Dari hasil wawancara dan observasi tersebut peneliti menemukan satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model inkuiri berbantuan media gambar. Rumusan masalah ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang tanpa menggunakan model inkuiri berbantuan media gambar? Kedua, bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang dengan berbantuan media gambar? Ketiga,
bagaimanakah pengaruh penggunaan model inkuiri berbantuan media gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang? Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang tanpa menggunakan model inkuiri berbantuan media gambar. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang dengan berbantuan media gambar. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model inkuiri berbantuan media gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang. Kemampuan menulis merupakan sarana menuangkan ide, gagasan, dan pendapat dengan menggunakan bahasa tulis. Sesuai dengan pendapat Dalman (2014:3) menyebutkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, seperti memberitahu, meyakinkan atau menghibur. Salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai oleh siswa adalah menulis puisi. Waluyo (2005:1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata yang digunakan betul-betul dipilih dengan baik agar memiliki kekuatan pengucapan. Sejalan dengan itu Atmazaki (1991:4) mengemukakan bahwa puisi adalah karangan yang terikat oleh baris, rima, irama, jumlah kata, dan suku kata dalam tiap baris. pembelajaran menulis puisi dengan berbantuan media gambar akan lebih menarik. Menurut Shoimin (2014:85) inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Sedangkan media gambar adalah media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara Sanjaya (2015:211). Dengan media
gambar tersebut akan mempermudahkan siswa dalam menulis puisi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dikatakan kuantitatif karena dalam pengumpulan data sampai pada analisisnya banyak menggunakan angka. Arikunto (2010:27) mengemukakan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Juni 2017. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 27 Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 27 Padang tahun pelajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa. 30 orang VII.5 sebagai kelas kontrol dan 30 orang VII.4 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik simpel random sampling atau sampel acak sederhana. Menurut Sugiyono (2013:82), simple random sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan yang ada dalam populasi itu. Teknik pengumpulan data dilakukan 3 kali pertemuan. Pada kelas kontrol dilakukan pengumpulan data sebagai berikut. Pertama, guru menjelaskan pembelajaran yang berkaitan dengan menulis puisi. Kedua, siswa menulis puisi dengan tema keindahan pantai. Ketiga, setelah siswa selesai menulis puisi dikumpulkan dan diperiksa oleh guru sesuai dengan indikator yang dinilai. Pada kelas eksperimen dilakukan dua kali pertemuan. pada pertemuan pertama dilakukan langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut. Pertama, membahas materi pembelajaran tentang puisi. Kedua, mengemukakan permasalahan untuk ditemukan dengan menanmpilkan gambar. Ketiga, mengajukan pertanyaan kepada siswa yang sifatnya mencari atau mengajukan informasi tentang masalah tersebut. Keempat, siswa menjawab pertanyaan tersebut sebagai hipotesis. Kelima,
mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data untuk membuktikan hipotesis. Keenam, mengambil kesimpulan. Ketujuh, siswa menulis puisi dengan tema keindahan alam. Kedelapan, lembaran hasil kerja siswa dikumpulkan lalu diperiksa dan diberi skor sesuai indikator. Pada pertemuan kedua, dilakukan pengumpulan data dengan langkah sebagai berikut. Pertama, guru membagikan instrumen penelitian kepada masing-masing siswa. Kedua, guru menjelaskan instrumen kemampuan menulis puisi. Ketiga, diberikan posttest berupa tes unjuk kerja untuk menulis puisi dengan tema keindahan pantai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes unjuk kerja menulis siswa. Tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama, membaca dan mengoreksi hasil kerja siswa. Kedua, memberikan dan mencatat skor hasil kerja siswa. Ketiga, mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai. Keempat, memasukkan nilai siswa ke dalam format tabel distribusi frekuensi. Kelima, menentukan ratarata hitung. Keenam, mengklasifikasikan nilai siswa berdasarkan patokan skala 10. Ketujuh, menampilkan data yang diperoleh dari hasil tes siswa dalam bentuk diagram Kedelapan, melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Kesembilan, uji hipotesis. Kesepuluh, membahas hasil analisis data. Kesebelas, menyimpulkan hasil penganalisisan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Juni 2017 namun, proses pengambilan data hanya 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama tanggal 24 Juni 2017 di kelas eksperimen, pertemuan kedua tanggal 26 Juni 2017 di kelas eksperimen (posttest), dan pertemuan ketiga tanggal 27 Juni 2017 di kelas kontrol. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah berupa tes unjuk kerja menulis siswa. Tes yang dilakukan adalah tes unjuk kerja menulis puisi tanpa dan dengan
buruk buruk kurang kurang hampir cukup lebih dari baik baik sekali sempurna Frekuensi berbantuan media gambar dengan menggunakan tema yaitu keindahan pantai. Hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini. 1. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang tanpa Menggunakan Model Inkuiri Berbantuan Media Gambar Diperoleh gambaran untuk kemampuan menulis puisi tanpa berbantuan media gambar siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang berkisar antara 33,33 77,78. Data secara lengkapnya tentang menulis puisi sebelum berbantuan media gambar adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 33,33 berjumlah 2 orang siswa. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 44,44 berjumlah 6 orang siswa. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 55,56 berjumlah 9 orang siswa. Keempat, siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah 7 orang siswa. Kelima, siswa yang memperoleh nilai 77,78 berjumlah 6 orang siswa. Hal tersebut tergambar dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Puisi tanpa Menggunakan Model Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang No. X F FX 1 33,33 2 66,66 2 44,44 6 266,64 3 55,56 9 500,04 4 66,67 7 466,69 5 77,78 6 466,68 Jumlah 30 1766,71 Dari tabel tersebut maka dapat diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 58,89. Berdasarkan rata-rata tersebut, disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis puisi tanpa menggunakan model inkuiri berbantuan media gambar siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang berada pada rentang 56 65% berkualifikasi Cukup (C). 30 25 20 15 10 5 0 Kualifikasi Gambar 1. Diagram Kemampuan Menulis Puisi tanpa Menggunakan Model Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang
buruk buruk kurang kurang hampir cukup lebih dari baik baik sekali sempurna Frekuensi 2. Kemampuan Menulis puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang dengan Menggunakan Model Inkuiri Berbantuan Media Gambar Diperoleh gambaran untuk kemampuan menulis puisi dengan berbantuan media gambar siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang berkisar antara 44,44 100. Data secara lengkapnya tentang menulis puisi sesudah berbantuan media gambar adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 44,44 berjumlah 3 orang siswa. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 55,56 berjumlah 4 orang siswa. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah 7 orang siswa. Keempat, siswa yang memperoleh nilai 77,78 berjumlah 6 orang siswa. Kelima, siswa yang memperoleh nilai 88,89 berjumlah 6 orang siswa. Keenam, siswa yang memperoleh nilai 100 berjumlah 5 orang siswa. Hal tersebut tergambar dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang No X F FX 1 44,44 3 133,32 2 55,56 4 222,24 3 66,67 7 466,69 4 77,78 6 466,68 5 88,89 5 444,45 6 100 5 500 Jumlah 30 2233,38 Dari tabel tersebut maka dapat diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 74,46. Berdasarkan rata-rata tersebut, disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan model inkuiri berbantuan media gambar siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang berada pada rentang 66-75% berkualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). 30 25 20 15 10 5 0 Kualifikasi Gambar 2. Diagram Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang 3. Pengaruh Penggunaan Model Inkuiri Berbantuan Media Gambar Terhadap Kemampuan Menulis puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan menulis puisi tanpa berbantuan media gambar yaitu 58,89 yang berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup. Sedangkan
rata-rata kemampuan menulis puisi dengan berbantuan media gambar yaitu 74,44 yang berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang tanpa berbantuan media gambar lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang dengan berbantuan media gambar. Jadi, penggunaan model inkuiri berbantuan media gambar berhasil diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang. Berdasarkan hasil uji-t, diperoleh sebesar 5,46 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model inkuiri berbantuan media gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa jika dilihat pada dengan derajat kebebasan (dk) = ( + - 2). (dk) = (30+30-2)= 58 dan taraf signifikan 0,05. Dengan kata lain > yaitu 5,46>1,67 maka model inkuiri berbantuan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi siswa. Dengan demikian maka diterima dan ditolak. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang sebelum berbantuan media gambar memperoleh nilai rata-rata 58,89 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C). Kedua, kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang sesudah berbantuan media gambar memperoleh nilai rata-rata 74,44 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LDC). Ketiga, berdasarkanhasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan model inkuiri berbantuan media gambar siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang karena > yaitu 5,46>1,67. Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang sesudah
berbantuan media gambar lebih baik dari sebelum menggunakan model inkuiri berbantuan media gambar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Atmazaki. 1991. Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi. Bandung. Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Press. Waluyo. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gran Media Pustaka Utama. Sanjaya, Wina. 2015. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kecana. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta. Yusuf, A Muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.