BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Subyek Penelitian Berdasarkan kegiatan observasi hasil belajar mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri Blotongan 03 Salatiga sebelum dilaksanakan penelitian pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan nilai hasil belajar siswa rendah, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga maupun metode menarik saat guru menjelaskan materi. Pada Tes Tengah Semester 1 terdapat beberapa siswa mendapat nilai rendah di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Matematika kelas V adalah 61. Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang nilainya tuntas tetapi terlalu dekat dengan nilai KKM sehingga rata-rata kelas menjadi rendah. Adapun hasil ulangan harian sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus No Nilai Frekuensi Prosentase 1 81 3 11% 2 71-80 1 4% 3 61-70 7 26% 4 <61 16 59% Jumlah 27 100% Rata-rata 55 Standar Deviasi 17,7 Maksimal 87 Minimal 30 Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar pra siklus di SD Negeri Blotongan 03 sebanyak 3 Siswa mendapat nilai lebih dari sama dengan 81 dengan prosentase 11 %, diikuti oleh 1 siswa yang mendapat nilai antara 71 sampai 80 dengan prosentase 4%, kemudian siswa yang mendapat nilai 61-70 sejumlah 7 siswa dengan prosentase 26 %, dan nilai kurang dari 61 52

53 sejumlah 16 siswa dengan prosentase 59%. Selain itu pada tabel 4.1 distribusi hasil belajar pra siklus bahwa rata-rata nilai pra siklus adalah sebesar 55 dengan standar deviasi 17,7. Nilai maksimalnya sebesar 87 dan nilai minimalnya sebesar 30. Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar terutama siswa yang berada pada nilai <61 atau siswa dengan nilai di bawah KKM atau belum tuntas. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram seperti tampak pada pada gambar 4.1 berikut ini: 59% 11% 4% 26% 81 71-80 61-70 <61 Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Pra Siklus Berdasarkan gambar 4.1 di atas tentang diagram hasil belajar pra siklus menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 81 ke atas sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%. Siswa dengan nilai 71 dampai 80 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 4%. Siswa dengan nilai 61 sampai 70 sebanyak 7 siswa dengan prosentase 26%. Siswa dengan nilai kurang dari 61 sebanyak 16 siswa dengan prosentase 59%. Dari data hasil belajar pra siklus di atas menunjukkan terdapat beberapa nilai siswa yang belum tuntas atau masih di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Matematika adalah 61. Selain itu juga terdapat beberapa siswa dengan nilain tuntas tetapi terlalu dekat dengan KKM yang ditentukan sehingga rata-rata kelas masih rendah. Untuk data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

54 Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus N0 Ketuntasan (KKM 61 ) Frekuensi Prosentase 1 Tuntas ( 61) 11 41% 2 Tidak Tuntas < 61 16 59% Total 27 100% Berdasarkan tabel 4.2 ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di atas KKM 61 sebanyak 11 siswa dari 27 jumlah siswa kelas V dengan prosentase 41%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 61 sebanyak 16 siswa dari 27 jumlah siswa kelas V dengan prosentase 59%. Untuk perbandingan antara nilai yang tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 59% 41% Tuntas ( 61) Tidak Tuntas (< 61) Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Dengan melihat gambar 4.2 tentang diagram ketuntasan di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 59% siswa belum tuntas dan 41 % siswa telah tuntas nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam mengajar masih menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak menggunakan media peraga mengakibatkan siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa rendah khususnya mata pelajaran matematika.

55 4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan sifatsifat bangun ruang tabung dan kerucut. Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rincianya sebagai berikut: 4.2.1 Perencanaan Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada siklus I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah : a) Pembuatan RPP mata pelajaran Matematika dengan standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, kompetensi dasarnya mengidentifikasi sifat sifat bangun ruang, dan materi tentang bangun ruang tabung dan bangun ruang kerucut. b) Membuat dan menyiapakan perlengkapan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan media realia. c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran. d) Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda. e) Peneliti memberikan RPP yang sudah jadi kepada guru yang akan diteliti untuk mempelajari RPP dengan pendekatan scientific dan media realia. f) Setelah RPP jadi, peneliti melakukan implementasi RPP untuk siklus 1. Implementasi dalam hal ini melalui pendekatan scientific dengan media realia. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat pada lampiran. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I ini dilakukan pada hari kamis tanggal 3 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi, mengadakan kontrak kelas pada saat guru mengucapkan

56 super siswa menjawab luar biasa dan jika guru mengucapkan student siswa menjawab yes sir, dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan yaitu siapa yang sering melihat pak tani disawah, biasanya pak tani membawa caping dan embernya bentuknya seperti apa, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru menunjukkan model bangun ruang tabung dan kerucut. Siswa mengamati alat peraga tersebut dengan seksama. Guru memberi pertanyaan tentang bagian apa yang ada di bangun ruang tabung dan kerucut. Siswa menjawab pengetahuan tentang tabung dan kerucut sesuai dengan pemahamnya. Guru meminta siswa untuk membuat jaring-jaring tabung dan kerucut. Siswa membuat jaring jaring sesuia pemahamannya. Siswa juga diberi kesempatan guru untuk maju kedepan untuk menjelaskan langkah-langkahnya. Siswa merangkai hasil haryanya berdasarkan jaring-jaring yang telah dibuat. Siswa membandingkan hasil karyanya dengan teman lain. Siswa berdiskusi antar teman, dan siswa bertanya jawab dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman. Dalam kegiatan penutup guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru mengkhiri pelajaran dengan mengucapkan salam dan meberi semangat belajar tentang materi yang besok akan dipelajari yaitu tentang menggambar bangun ruang tabung dan kerucut dan membawa peralatannya. b. Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II dilakukan pada hari sabtu tanggal 5 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa memimpin doa. Guru mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi menunjukkan bangun ruang tabung dan kerucut, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru meberikan contoh model bangun ruang dan siswa mengamati model bangun ruang tersebut. Guru bertanya siapa yang bisa menggambar tabung dan kerucut. Siswa bertannya jawab dengan guru tentang langkah-langkah membuat bangun tersebut. Guru meminta siwa menggambar bangun ruang

57 tersebut sesuai dengan pemahamannya dan siswa melakukannya. Siswa dengan bimbingan guru membentuk kelompok masing-masing 4 orang. Siswa mengerjakkan LKS sesuai dengan perintahnya. Perwakilan kelompok maju nkedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memberikan reward. Guru memberikan kesempatan berukar pikiran siswa lain menaggapi. Guru bersama siswa meluruskan kesalahan pemahaman, penguatan dan skesimpulan. Dalam kegiatan penutup guru membagi soal tes formatif dikerjakan secara invdividu, siswa mengerjakanya dengan tenang. Guru meberikan pesan pada siwswa agar saat pembelajaran berlangsung bisa menghargai temannya dan tidak mengganggu. Terus belajar dan jadilah yang terbaik. 4.2.3 Pengamatan a. Pertemuan 1 Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti menjadi observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Guru dalam mengajar antara lain saat kegiatan pembelajaran guru kurang jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Pengelolaan waktu masih belum sempurna, dan penghargaan terhadap siswa masih kurang. Guru juga dalam membuat kesimpulan dan penguatan tidak terlalu melibatkan siswa. Tetapi guru telah menegur siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan siswa yaitu ketika guru menjelaskan tentang materi yang dipelajari ada sebagian siswa yang malah asyik bermain sendiri. Saat guru meminta mebuat jaring-jaring sesuai pemahanya siswa malah bertanya kepada temannya dan menggagu. Siswa juga masih kebingungan saat guru memberikan tugas sesuai dengan pemahamannya atau penalaranya. Dari observasi yang dilakukan bahwa guru masih kesulitan dalam penerapan pendekatan scientific dengan media realia kedalam kegiatan pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang.

58 Dari kelemahan dalam pembelajaran dalam pertemuan pertama, maka pada petemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelamahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas. berikan kesimpulan bersama siswa, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan pengahargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. keaktifan siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatan. Guru harus lebih menegur siswa agar tidak bermain diluar kegiatan pembelajaran supaya semua siswa dapat lebih fokus dalam pembelajaran b. Pertemuan 2 Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik dan menyampaikan materi dengan baik. Saat guru meberi tugas sesuai dengan pemahannya, siswa langsung mengerjakannya secara percaya diri. Dalam membimbing siswa sudah lebih baik terlihat semua kelompok sudah dibimbing walaupun belum semuanya, guru menjelaskan tentang materi siswa juga sudah memperhatikan dengan baik, ketika mengejakan LKS guru meminta siswa bergabung dengan kelompoknya sebagian besar anggota kelompok dapat bekerjasama dan saling membantu. siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Dalam kerjasama kelompok siswa cukup baik dalam memberikan pendapat dan menyatukan pendapat. Siswa telibat dalam menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam pembelajaran ini adalah masih ada 4 siswa laki-laki yang melakukan aktifitas diluar pembelajaran dan ramai sendiri serta menggangu teman lainnya. pengelolaan waktu belum sempurna. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut guna memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya berdiskusi dengan guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran berlangsung.

59 Hasil diskusi tersebut diantaranya pengelolaan kelas dan waktu perlu ditingkatkan. keaktifan siswa secara individu didalam kelas perlu ditingkatkan. 4.2.4 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan temuan atau pengamatan. Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan pada pada data yang telah terkumpul pada langkah observasi. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru guru kelas dalam menerapkan pendekatan scientific dengan media realia kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif sesuai dengan langkah langkah ilmiah, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apesepsi dengan media nyata, motivasi sebagai penyemangat pembelajaran, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas namun belum sempurn, mengelola waktu pembelajaran, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang masih perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru dalam memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian siswa. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil secara kuantitatif melaluhi penilaian proses dan hasil belajar. Adapun nilai hasil siklus I dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I No Nilai Frekuensi Prosentase 1 81 3 11% 2 71-80 11 40% 3 61-70 8 30% 4 <61 5 18% Jumlah 27 100% Rata-rata 71 Standar Deviasi 12,2 Maksimal 95 Minimal 50

60 Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siklus I siswa kelas V di SD Negeri Blotongan 03 salatiga, bahwa sebanyak 3 siswa mendapat nilai lebih dari 81 dengan prosentase 11%, diikuti oleh 11 siswa yang mendapat nilai antara 71 sampai 80 dengan prosentase 40%, kemudian nilai 61 sampai 70 sejumlah 8 siswa dengan prosentase 30%, dan 5 siswa mendapat nilai kurang dari 61 dengan prosentase 19%. Selain itu pada tabel 4.3 hasil belajar siklus I bahwa rata-rata nilai siklus I adalah sebesar 71 dengan standar deviasi 12,2. Nilai maksimalnya sebesar 95 dan nilai minimalnya sebesar 50. Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat 5 siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar terutama siswa dengan nilai di bawah KKM <61 atau belum tuntas. Dari analisa hasil belajar siklus I pada tabel 4.3 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.3 11% 30% 19% 40% 81 71-80 61-70 <61 Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siklus I Dengan melihat diagram di atas dapat diketahui hasil analisis siklus I yang terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar di atas menunjukkan siswa yang mendapat nilai 81 ke atas sebanyak 3 siswa dengan presentase 11%., siswa dengan nilai 71 sampai 80 sebanyak 11 siswa dengan prosentase 40 %, dan Siswa yang dengan nilai antara 61 sampai 70 sebanyak 8 siswa dengan presentase 30%. Sedangkan siswa yang belum tuntas dengan nilai dibawah KKM <61 sebanyak 5 siswa dengan prosentase 19%. Berdasar hasil tes siklus I tersebut apabila

61 dianalisa berdasar ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I N0 Ketuntasan (KKM 61 ) Frekuensi Prosentase 1 Tuntas ( 61) 22 81% 2 Tidak Tuntas (< 61) 5 19% total 27 100% Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan hasil belajar siklus I didapatkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 61 untuk mata pelajaran matematika sebanyak 22 siswa dari 27 jumlah siswa kelas V SDN Blotongan 03 Salatiga dengan prosentase sebesar 81%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 5 siswa dengan prosentase 19%. Perbandingan antara tuntas dengan belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 4.4 dibawah ini: 19% 81% Tuntas ( 61) Tidak Tuntas (< 61) Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan gambar 4.4 diagram ketuntasan hasil belajar siklus I dapat diketahui dari 27 siswa jumlah kelas V SDN Blotongan 03 sebanyak 22 siswa tuntas dengan prosentase 81% dan 5 siswa belum tuntas dengan prosentase 19%. Berdasarkan data baik data kualitatif maupun kuantitatif, peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan kelemahan-kelemahan yang masih ada pada tindakan yang telah dilaksanakan

62 untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Adapun hasi refleksinya adalah sebagai berikut: a) Kelebihan 1) Rancangan pembelajaran sudah terprogram 2) Siswa terlihat aktif dengan pendekatan scientific dalam pembelajaran 3) Siswa lebih tertarik dalam pembelajaran karena menggunakan media realia 4) Antara rencana pembelajaran dan proses pembeljaran sudah sesuai. 5) keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat sudah tumbuh atau dalam menjawab pertanyan. 6) siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar terbantu oleh teman sekelompoknya. b) Kekurangan Hambatan: 1) Penerapan pendekatan scientific dengan media realia belum terbiasa dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa masih terlihat kebingungan dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. 2) guru tekadang masih kurang memberikan bimbingan pada siswa dan kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar 3) pengelolaan kelas yang kurang dalam kegiatan belajar mengajar. 4) pengelolaan waktu belum sempurna 5) keaktifan siswa belum maksimal Penyelesaian: 1) Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. 2) Dalam kegiatan pembelajaran guuru hendaknya berkeliling membimbing. 3) Semua siswa lebih dikondisikan untuk fokus dalam pembelajaran. 4) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan 5) Perlu dilaksanakan peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

63 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan sifatsifat bangun ruang prisma dan limas. Dalam siklus II ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rincianya sebagai berikut: 4.3.1 Perencanaan Setelah melihat kekurangan dan kelebihan dalam siklus I perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, merupakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya sama, namun indikator dan materi yang berbeda. Pada dasarnya siklus II memiliki prinsip kerja sama dengan pelaksanaan tindakan siklus pertama. Hanya pada siklus kedua ini pada tahap persiapan dilakukan dengan mendasarkan pada hasil observasi, refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan siklus II adalah : Sebelum mengajar pada siklus I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah : a) Pembuatan RPP mata pelajaran Matematika dengan standar kompetensi memahami sifat-sifat dan hubungan antar bangun, kompetensi dasarnya mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, dan materi tentang bangun ruang prisma dan nbangun ruang limas. b) Membuat dan menyiapakan perlengkapan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan media realia. c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran d) Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda. e) Peneliti memberikan RPP yang sudah jadi kepada guru yang akan diteliti untuk mempelajari RPP dengan pendekatan scientific dan media realia. f) Setelah RPP jadi, peneliti melakukan implementasi RPP untuk siklus II. Implementasi dalam hal ini melalui pendekatan scientific dengan media realia. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat pada lampiran.

64 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I ini dilakukan pada hari senin tanggal 7 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi, mengadakan kontrak kelas pada saat guru mengucapkan super siswa menjawab luar biasa dan jika guru mengucapkan happy siswa menjawab yes, dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa menunjukkan diorma rumh dan memberi pertanyaan yaitu bangun ruang apa yang menyusun diorama rumah tersebut, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru menunjukkan model bangun ruang prisma dan limas. Siswa mengamati alat peraga tersebut dengan seksama. Guru memberi pertanyaan tentang bagian apa yang ada di bangun ruang prisma dan limas. Siswa menjawab pengetahuan tentang prisma dan limas sesuai dengan pemahamnya. Guru meminta siswa untuk membuat jaring-jaring prisma dan limas. Siswa membuat jaring jaring sesuai pemahamannya. Siswa juga diberi kesempatan guru untuk maju kedepan untuk menjelaskan langkah-langkahnya. Siswa merangkai hasil karyanya berdasarkan jaring-jaring yang telah dibuat. Siswa membandingkan hasil karyanya dengan teman lain. Siswa berdiskusi antar teman, dan siswa bertanya jawab dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman. Dalam kegiatan penutup guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru mengkhiri pelajaran dengan mengucapkan salam dan meberi semangat belajar tentang materi yang besok akan dipelajari yaitu tentang menggambar bangun ruang prisma dan limas dan membawa peralatannya. b. Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II dilakukan pada hari kamis tanggal 10 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa memimpin doa. Guru mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi menunjukkan bangun ruang prisma dan limas, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.

65 Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru meberikan contoh model bangun ruang dan siswa mengamati model bangun ruang tersebut. Guru bertanya siapa yang bisa menggambar prisma dan limas. Siswa bertannya jawab dengan guru tentang langkah-langkah membuat bangun tersebut. Guru meminta siwa menggambar bangun ruang tersebut sesuai dengan pemahamannya dan siswa melakukannya. Siswa dengan bimbingan guru membentuk kelompok masing-masing 2 orang. Siswa mengerjakkan LKS sesuai dengan perintahnya. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memberikan reward. Guru memberikan kesempatan berukar pikiran siswa lain menaggapi. Guru bersama siswa meluruskan kesalahan pemahaman, penguatan dan skesimpulan. Dalam kegiatan penutup guru membagi soal tes formatif dikerjakan secara invdividu, siswa mengerjakanya dengan tenang. Guru meberikan pesan agar jangan takut dengan peljaran matemtika dan agar tetap rajin belajar. 4.3.3 Pengamatan a. Pertemuan 1 Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti menjadi observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Guru dalam mengajar antara lain saat kegiatan pembelajaran guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sudah jelas. Pengelolaan waktu tepat waktu dan penghargaan terhadap siswa masih kurang. Guru juga dalam membuat kesimpulan dan penguatan sudah melibatkan siswa. Hasil pengamatan siswa yaitu ketika guru menjelaskan tentang materi yang dipelajari ada 2 siswa yang tidak fokus dan bermain sendiri. Saat guru meminta membuat jaring-jaring sesuai pemahamannya siswa sudah bertanya pada guru kesulitannya. Dari observasi yang dilakukan bahwa guru sudah terbiasa dalam penerapan pendekatan scientific dengan media realia kedalam kegiatan pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang.

66 Dari kelemahan dalam pembelajaran dalam pertemuan pertama, maka pada petemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelamahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah pengahargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. keaktifan siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatan. Guru harus lebih menegur agar tidak bermain diluar kegiatan pembelajaran supaya semua siswa dapat lebih fokus dalam pembelajaran b. Pertemuan 2 Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik dan menyampaikan materi dengan baik. Saat guru meberi tugas sesuai dengan pemahannya, siswa langsung mengerjakannya secara percaya diri. Dalam membimbing siswa sudah lebih baik terlihat semua kelompok sudah dibimbing walaupun belum semuanya, guru menjelaskan tentang materi siswa juga sudah memperhatikan dengan baik, ketika mengejakan LKS guru meminta siswa bergabung dengan kelompoknya sebagian besar anggota kelompok dapat bekerjasama dan saling membantu. siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Dalam kerjasama kelompok siswa cukup baik dalam memberikan pendapat dan menyatukan pendapat. Siswa telibat dalam menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Namun masih ada kelompok yang tidak membawa peralatan dalam menggambar bangun ruang soal dalam LKS. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut guna memperbaiki proses pembelajaran. usaha tersebut diantaranya berdiskusi dengan guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran berlangsung. hasil diskusi tersebut diantaranya keaktifan siswa secara individu didalam kelas perlu ditingkatkan. Guru harus lebih siap menyedikan peralatan dalam diskusi kelompok untuk menjaga jika ada yang tidak membawa.

67 4.3.4 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan temuan atau pengamatan. Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan pada pada data yang telah terkumpul pada langkah observasi. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru guru kelas dalam menerapkan pendekatan scientific dengan media realia kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif sesuai dengan langkah langkah ilmiah, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apesepsi dengan media nyata, motivasi sebagai penyemangat pembelajaran, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas namun belum sempurna, mengelola waktu pembelajaran, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian.. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil secara kuantitatif melaluhi penilaian proses dan hasil belajar. Adapun nilai hasil siklus I dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II No Nilai Frekuensi Prosentase 1 81 12 44% 2 71-80 8 30% 3 61-70 5 19% 4 <61 2 7% Jumlah 27 100% Rata-rata 80 Standar Deviasi 12 Maksimal 100 Minimal 56 Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siklus II siswa kelas V di SDN Blotongan 03 salatiga, bahwa sebanyak 12 siswa mendapat nilai lebih dari 81 dengan prosentase 44%, diikuti oleh 8 siswa yang mendapat nilai antara 71 sampai 80 dengan prosentase 30%, kemudian nilai 61 sampai 70

68 sejumlah 8 siswa dengan prosentase 19 %, dan 5 siswa mendapat nilai kurang dari 61 dengan prosentase 7%. Selain itu pada tabel 4.5 nilai tes siklus II bahwa rata-rata nilai siklus II adalah sebesar 80 dengan standar deviasi 12. Nilai maksimalnya sebesar 100 dan nilai minimalnya sebesar 56. Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat 2 siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar terutama siswa dengan nilai di bawah KKM atau belum tuntas. Dari analisa nilai hasil tes siklus II pada tabel 4.5 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.5 dibawah ini: 7% 19% 30% 44% 81 71-80 61-70 <61 Gambar 4. 5 Diagram Hasil belajar Siklus II Dengan melihat diagram di atas dapat diketahui hasil analisis siklus II yang terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar di atas menunjukkan siswa yang mendapat nilai 81 ke atas sebanyak 12 siswa dengan presentase 44%., siswa dengan nilai 71 sampai 80 sebanyak 8 siswa dengan prosentase 30%, dan Siswa yang dengan nilai antara 61 sampai 70 sebanyak 5 siswa dengan presentase 19%. Sedangkan siswa yang belum tuntas dengan nilai dibawah KKM <61 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 7%. Berdasar hasil tes siklus I tersebut apabila dianalisa berdasar ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II N0 Ketuntasan (KKM 61 ) Frekuensi Prosentase 1 Tuntas ( 61) 25 93% 2 Tidak Tuntas (< 61) 2 7% total 27 100%

69 Berdasarkan tabel 4.6 Ketuntasan hasil belajar siklus II didapatkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 61 untuk mata pelajaran Matematika sebanyak 25 siswa dari 27 jumlah siswa kelas V SDN Blotongan 03 dengan prosentase sebesar 93%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa dengan presentase 7%. Perbandingan antara tuntas dengan belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 4.6 dibawah ini: 7% 93% Tuntas ( 61) Tidak Tuntas (< 61) Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar siklus II dapat diketahui dari 31 siswa jumlah kelas V SD Negeri Blotongan 03 sebanyak 25 siswa tuntas dengan prosentase 93% dan 2 siswa belum tuntas dengan prosentase 7%. Berdasarkan data baik data kualitatif maupun kuantitatif, peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan kelemahan-kelemahan yang masih ada pada tindakan yang telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Adapun hasi refleksinya adalah sebagai berikut: a) Kelebihan 1) Rancangan pembelajaran sudah terprogram 2) Siswa terlihat aktif dengan pendekatan scientific dalam pembelajaran 3) Siswa lebih tertarik dalam pembelajaran karena menggunakan media realia 4) Antara rencana pembelajaran dan proses pembelajaran sudah sesuai.

70 5) keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat sudah tumbuh atau dalam menjawab pertanyaan. 6) Siswa melakukan refleksi bersama guru. b) Kekurangan Hambatan : Pengelolaan kelas belum sempurna karena masih ada siswa yang pasif dan bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran. Penyelesaian: Semua siswa lebih dikondisikan untuk fokus dalam pembelajaran dan dapat bertanya jika ada yang belum dipahami. 4.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Sikus I, dan Siklus II Untuk mengetahui perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Frekuensi No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 81 3 3 12 2 71-80 1 11 8 3 61-70 7 8 5 4 <61 16 5 2 Jumlah 27 27 26 Rata-rata 55 71 80 Standar Deviasi 17,7 12,2 12 Maksimal 87 95 100 Minimal 30 50 56 Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai tes pra siklus pada siswa kelas V di SD Negeri Blotongan 03 Salatiga, menunjukkan bahwa ada sebanyak 3 siswa mendapat nilai lebih dari 81, pada siklus I terdapat 3 siswa yang mendapat nilai lebih dari 81 dan pada siklus II sebanyak 12 siswa yang mendapat nilai lebih dari 81. Nilai tes pra siklus memiliki rata-rata 55, selanjutnya pada siklus I rata-rata nilainya sebesar 71 dan pada siklus II rata-rata nilainya sebesar 80.

71 Selain itu pada tabel 4.7 dapat diketahui standar deviasi hasil belajar pada pra siklus adalah sebesar 17,7 diikuti pada siklus I sebesar 12,2 dan pada siklus II standar deviasinya sebesar 12. Nilai maksimal pada pra siklus adalah 87, pada siklus I adalah 95, dan pada siklus II nilai maksimalnya sebesar 100. Sedangkan nilai minimal pra siklus sebesar 30, kemudian siklus I sebesar 50 dan siklus II nilai minimalnya sebesar 56. Perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini: Tabel 4. 8 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II N0 Ketuntasan (KKM 61 ) Jumlah Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Tuntas ( 61) 11 22 25 2 Tidak Tuntas (< 61) 16 5 2 Total 27 27 27 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Matematika yaitu dari 27 jumlah siswa kelas V sebanyak 11 siswa tuntas dan sisanya 16 siswa belum tuntas. Pada siklus I meningkat menjadi 22 siswa ynag tuntas dan 5 orang belum tuntas. Dan pada siklus II lebih meningkat yaitu 25 orang siswa tuntas dan hanya 2 orang yang belum tuntas. Penjelasan tentang ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II adalah jika dilihat dari jumlah murid yang tuntas dan belum tuntas dapat dipahami bahwa ada 11 siswa yang tuntas dengan karakteristik aktif, ulet, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang tinggi. Dari 16 siswa yang tidak tuntas pada siklus I terdapat 5 anak dengan karakteristik kurang aktif, kurang percaya diri, kurang mandiri, kaku. Sekalipun telah dilakukan pendekatan scientific dengan media realia selama 2 siklus masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas dengan karakteristik siswa pasif, tidak mandiri dan selalu bergantung

72 kepada temannya. Berdasarkan tabel 4.7 diatas tentang siswa tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Frekuensi 30 20 10 0 22 25 16 11 5 2 Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas ( 61) Tidak Tuntas (< 61) Gambar 4.7 Grafik Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pada Tabel 4.7 dan pada gambar 4.8 menunjukkan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dengan media realia dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam belajardan menurunya jumlah siswa yang tidak tuntas. Untuk melihat perbandingan nilai skor maksimal dan pra siklus, siklus I, dan siklus II terlihat pada grafik 4.8 dan 4.9 berikut ini: 110 Skor Nilai Skor Nilai 100 60 50 40 30 20 10 90 80 87 Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Skor Makasimal Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 0 95 Pra Siklus Siklus I Siklus II 30 50 100 Pra Siklus Siklus I Siklus II 56 Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Skor Minimal Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

73 Berdasarkan gambar 4.8 Dan 4.9 diatas menunjukkan bahwa setiap kenaikkan skor maksimal juga diikuti skor minimal pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini berarti penerapan pendekatan scientific dan media realia berpengaruh terhadap kenaikan nilai siswa. Untuk mengetahui standar deviasi penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 4.10 dibawah ini: Skor 20 15 10 5 0 17,7 12,2 12 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Standar Deviasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pada gambar 4.10 standar deviasi setiap siklus terus mengalami penurunan dari pra siklus 17,7 menjadi 12,2 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 12. Hal ini berarti penyimpangan skor pada setiap siklus mengalami penurunan. 4.5 Pembahasan Dengan berdasarkan pada hasil observasi sebelum adanya tindakan di kelas V SD Negeri Blotongan 03 Salatiga menyatakan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika rendah. Hal ini terbukti dari 27 jumlah siswa kelas V terdapat 11 siswa tuntas mendapat nilai di atas KKM dengan prosentase 41% dan 16 siswa belum tuntas dengan prosentase 59%. Meskipun terdapat beberapa siswa yang tuntas tetapi terlalu dekat dengan KKM, dan nilai rata ratanya adalah 55. Hal ini disebabkan cara guru mengajar selalu menggunakan metode konvensional atau ceramah yang mengakibatkan siswa pasif sehingga hasil belajar siswa rendah. Proses pembelajaran matematika juga tidak dilengkapi dengan media peraga, sehingga banyak siswa pasif dan bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga hasil belajar siswa rendah. Ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II adalah jika dilihat dari jumlah murid yang tuntas dan belum tuntas dapat dipahami bahwa ada

74 11 siswa yang tuntas dengan karakteristik aktif, ulet, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang tinggi. Dari 16 siswa yang tidak tuntas pada siklus I terdapat 5 anak dengan karakteristik kurang aktif, kurang percaya diri, kurang mandiri, kaku. Sekalipun telah dilakukan pendekatan scientific dengan media realia selama 2 siklus masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas dengan karakteristik siswa pasif, kurang fokus dalam pembelajaran,tidak mandiri, asyik bermain sendiri, dan selalu bergantung kepada temannya. Beberapa kelebihan yang dimiliki pendekatan scientific diantaranya adalah mendorong siswa untuk berpikir ilmiah melaluhi mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring sehingga siswa lebih kritis, aktif kreatif serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Pembelajaran dengan media realia membuat siswa lebih mudah memahami materi karena dapat melihat secara nyata benda yang akan dipelajari. Dari kelebihan pendekatan scientific dengan media realia tersebut dapat menuntaskan nilai siswa yang sebelumnya belum tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari perolehan hasil dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. 1. Siklus I Pada siklus I dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan scientific dengan media realia pada mata pelajaran Matematika di kelas V terjadi peningkatan yaitu sebesar 81% siswa tuntas dengan jumlah 22 siswa dan sebesar 19% tidak tuntas dengan jumlah 5 siswa. 2. Siklus II Pada siklus II dengan penerapan pembelajaran melalui pendektan scientific dengn media realia pada mata pelajaran Matematika di kelas V terjadi peningkatan yaitu sebesar 93% siswa tuntas dengan jumlah 25 siswa dan 7% siswa tidak tuntas dengan jumlah 2 siswa. Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa penerapan pendekatan scientific dengan media realia dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014.