Judul : Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta Nama : Alland Christ Wida Wijaya NIM : 1006205168 ABSTRAK Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja merupakan salah satu faktor yang mendukung karyawan untuk memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan khususnya untuk karyawan yang berusia diatas 35 tahun, dimana itu adalah umur ideal untuk memiliki tanggung jawab lebih yaitu keluarga dan kehidupan sosial selain bekerja. Selain itu faktor lain seperti kebijakan hari libur yang membedakan antar departemen bisa menjadi penyebab kesenjangan yang mengakibatkan turunnya komitmen organisasi seperti pada karyawan Hotel Mercure Kuta yang cenderung pulang sebelum waktunya sebagai unjuk protes terhadap kurangnya waktu untuk keluarga dan kurangnya pengakuan atas prestasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja terhadap Komitmen Organisasi dan menganalisa pengaruh Kepuasan kerja terhadap Komitmen Organisasi pada karyawan di Hotel Mercure Kuta. Responden penelitian ini adalah karyawan bagian frontliner yang berjumlah 74 orang. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner menggunakan skala Likert 5 poin untuk mengukur 12 indikator. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian membuktikan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara keseimbangan kehidupan-kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi artinya apabila keseimbangan kehidupan-kerja meningkat maka dapat meningkatkan komitmen organisasi karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan kepada pihak perusahaan agar lebih memperhatikan keseimbangan kehidupan-kerja karyawan karena berdasarkan penilaian responden masih kurangnya dalam mengatasi keseimbangan kehidupan-kerja karena kebijakan hari libur yang tidak setara dengan karyawan bagian back office. Selain itu, kepuasan kerja karyawan masih rendah dikarenakan kurangnya pengakuan dalam prestasi kerja karyawan oleh perusahaan. Sebaiknya perusahaan memperhatikan tugas dan kemampuan karyawan serta tidak segan memberi pengakuan berupa pujian sehingga karyawan merasa puas dan nyaman dengan pekerjaannya. Kata kunci: Keseimbangan Kehidupan-Kerja, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi i
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Kegunaan Penelitian... 8 1.5 Sistematika Penulisan... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 10 2.1.1 Komitmen Organisasi... 10 2.1.1 Definisi Komitmen Organisasi... 10 2.1.1.2 Indikator Komitmen Organisasi... 11 2.1.2 Keseimbangan Kehidupan-Kerja... 12 2.1.2.1 Definisi Keseimbangan Kehidupan-Kerja... 12 2.1.2.2 Indikator Keseimbangan Kehidupan-Kerja... 13 2.1.3 Kepuasan Kerja... 14 2.1.3.1 Definisi Kepuasan Kerja...... 14 2.1.3.2 Indikator Kepuasan Kerja...... 16 2.1.4 SET (Social Exchange Theory)... 17 2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian... 18 2.2.1 Hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi... 18 2.2.2 Hubungan antara kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi... 18 2.2.3 Model Konseptual... 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 20 3.2 Lokasi Penelitian... 20 3.3 Objek Penelitian... 20 3.4 Identifikasi Variabel... 20 ii
3.5 Definisi Operasional Variabel... 21 3.5.1 Keseimbangan Kehidupan-Kerja... 21 3.5.2 Kepuasan Kerja... 22 3.5.3 Komitmen Organisasi... 23 3.6 Jenis dan Sumber Data... 24 3.6.1 Jenis Data... 24 3.6.2 Sumber Data... 24 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 25 3.8 Metode Pengumpulan Data... 25 3.9 Pengujian Instrumen... 30 3.9.1 Uji Validitas... 26 3.9.2 Uji Reliabilitas... 26 3.9.3 Uji Asumsi Klasik... 27 3.9.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Linier Sederhana...... 27 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Hotel Mercure Kuta... 30 4.1.1 Sejarah Hotel Mercure Kuta...... 30 4.1.2 Visi dan Misi Hotel Mercure Kuta.. 30 4.1.3 Struktur Organisasi... 32 4.2 Karakteristik Demografi Responden... 34 4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian... 35 4.3.1 Uji validitas... 35 4.3.2 Uji reliabilitas... 36 4.4 Deskripsi Variabel Penelitian...... 36 4.4.1 Keseimbangan Kehidupan-Kerja... 37 4.4.2 Kepuasan Kerja... 38 4.4.3 Komitmen Organisasi... 40 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 41 4.6 Hasil Asumsi Klasik... 43 4.6.1 Uji Normalitas... 43 4.6.2 Uji Multikoleniaritas.... 44 4.6.3 Uji Heteroskedastisitas... 44 4.7 Hasil Uji Kelayakan Model...... 45 4.8 Hasil Uji Parsial...... 46 4.9 Pembahasan Penelitian...... 47 4.9.1 Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja Terhadap Komitmen Organisasi...... 47 4.9.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi...... 48 iii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 49 5.2 Saran... 49 DAFTAR RUJUKAN... 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 56 iv
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Jumlah Karyawan Hotel Mercure Kuta... 2 4.1 Karakteristik Demografi Responden... 34 4.2 Hasil Uji Validitas......... 35 4.3 Hasil Uji Reliabilitas... 36 4.4 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Keseimbangan Kehidupan- Kerja... 37 4.5 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Kepuasan Kerja... 38 4.6 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Komitmen Organisasi... 40 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 42 4.8 Hasil Uji Normalitas... 43 4.9 Hasil Uji Multikoleniaritas... 44 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 45 4.11 Uji Anova... 46 4.12 Hasil Uji t... 47 v
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Kerangka Konseptual... 20 4.1 Struktur Organisasi Hotel Mercure Kuta... 31 4.2 Model Analisis Linier Berganda... 42 vi
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Surat Permohonan Menjadi Responden... 67 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 72 3 Deskripsi Variabel Penelitian... 86 4 Hasil Uji Asumsi Klasik... 100 5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 102 vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali sebagai daerah wisata yang sangat terkenal di dunia secara otomatis menjadi tempat tujuan berlibur bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pertumbuhan hotel di Bali seperti saat ini menimbulkan persaingan yang ketat dalam memberikan pelayanan terbaik, berbagai cara dilakukan mulai dengan mengembangkan fasilitas hotel maupun dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, disamping faktor yang lain seperti modal, maka dari itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan (Hariandja, 2002). Sumber daya manusia merupakan bagian vital bagi kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi layaknya bahan bakar yang menjadi sumber energi bagi berjalannya suatu organisasi guna mencapai tujuannya (Hanggraeni, 2012). Seperti itulah karyawan sebagai bagian yang dapat menggerakan organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan dan hasil kerja yang optimal. Hal tersebut dibenarkan oleh Sunyoto (2012) yaitu dalam suatu organisasi di samping adanya aktiva dan modal diperlukan juga sumber daya manusia yang kompeten, oleh karena itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja. 1
Bali khususnya Kuta sangat tinggi tingkat pertumbuhan dan persaingan serta budaya di sektor ini, perubahan gaya kerja, budaya kerja, kebutuhan keluarga, tuntutan pekerjaan, dengan cepat mengambil tempat yang akhirnya meningkatkan populasi pencari nafkah pasangan ganda, keluarga orang tua tunggal dan tanggung jawab, sehingga antara kehidupan kerja dan kehidupan dalam keluarga terkadang timbul gesekan dan atau tekanan. Hal itu mengakibatkan kurangnya rasa memiliki, loyalitas ataupun kemauan lebih untuk memaksimalkan kinerja yang berasal dari diri karyawan terhadap perusahaan seperti yang terjadi pada karyawan Hotel Mercure bagian front liner yang diduga mengalami ketidakseimbangan antara waktu kerja dan waktu untuk keluarga serta kepuasan kerja yang berdampak pada komitmen organisasinya. Hotel Mercure Kuta merupakan salah satu hotel bintang empat di Bali yang berlokasi di kawasan pariwisata Kuta dan memiliki karyawan yang berjumlah 94 orang. Adapun jumlah karyawan dan jabatannya pada Hotel Mercure Kuta tahun 2015. Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Hotel Mercure Kuta, Tahun 2015 No Jabatan Jumlah Karyawan (Orang) 1 Front Office (FO) 22 2 Admin & General (A&G) 2 3 House Keeping(HK) 18 4 Sales 5 9
Lanjutan Tabel 1.1 No Jabatan Jumlah Karyawan (Orang) 5 Human Resource Department(HRD) 2 6 Security 7 7 Accounting 11 8 Food and Beverages Service (FBS) 9 9 Food and Beverages Kitchen(FBK) 9 10 Enginering 9 Total 94 Sumber : Hotel Mercure Kuta, Tahun 2015 Tabel 1.1 menjelaskan jumlah keseluruhan karyawan di Hotel Mercure Kuta dan yang tergolong dalam bagian front liner antara lain FO, HK FBS, FBK, enginering, dan security. Mereka cenderung pulang sebelum waktunya dan menuntut hari libur atau off day ditambah sebab kebijakan hari libur selama ini dirasakan kurang. Awalnya karyawan pada bagian frontliner mendapatkan kebijakan 5-1 yaitu 5 hari kerja 1 hari libur sedangkan untuk bagian back office mendapatkan 5-2 yaitu 5 hari kerja 2 hari libur sehingga karyawan pada bagian front liner menuntut adanya penyetaraan hari libur menjadi 5-1. Tidak sedikit dari karyawan bagian frontliner yang memiliki masa kerja diatas 10 tahun, selain itu lebih dari 70 persen berusia diatas 35 tahun yang berarti usia normal seseorang berkeluarga sehingga tanggung jawab akan bertambah yang berpengaruh pada konsentrasi dalam bekerja. Kurangnya pengakuan atau apresiasi atas hasil kerja karyawan juga cukup menjadi masalah dalam organisasi ini sehingga karyawan cenderung bekerja sesuai keperluan saja tanpa ada inisiatif 10
lebih untuk lebih giat ataupun mengembangkan kemampuan untuk jenjang karirnya. Ketika seorang karyawan merasakan tidak mampu menjaga harmonisasi antara tuntutan terhadap perusahaan yaitu bekerja dengan baik dengan masalah kehidupan pribadi, maka seorang karyawan tersebut memilih untuk mencari alternatif pekerjaan lain atau berhenti dari perusahaan dan memilih perusahaan lain yang menganggap akan pentingnya work life balance. Sementara ketika seseorang mampu menjaga keharmonisan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, maka akan berdampak pada kepuasan kerja karyawan (Nafiudin, 2015). Ketidakpuasan ini bisa sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, hal ini dibenarkan oleh Organ (1997) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan sangat tergantung pada kepuasan karyawan dan dianggap menjadi faktor kunci keberhasilan bagi organisasi, dengan kata lain karyawan Hotel Mercure menunjukan permasalahan dalam komitmennya terhadap organisasi. Konsep tentang komitmen karyawan terhadap organisasi ini (disebut pula dengan komitmen kerja), yang mendapat perhatian dari manajer maupun ahli perilaku organisasi berkembang dari studi awal mengenai loyalitas karyawan yang diharapkan ada pada setiap karyawan (Djati, dkk. 2004). Komitmen organisasi didefinisikan sebagai kondisi psikologis yang dirasakan oleh anggota organisasi yang dapat dilihat berdasarkan loyalitas, dan fokus terhadap tujuan yang ditetapkan oleh organisasi (Crow et al. 2012). 11
Terdapat tiga dimensi terpisah dari komitmen organisasional menurut Robbins (2008: 100) yaitu : 1) Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya. 2) Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) adalah nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. Seorang karyawan mungkin berkomitmen pada pemberi kerja karena ia dibayar tinggi, sehingga jika ia mengundurkan diri akan menghancurkan keluarganya. 3) Komitmen normative (normative commitment) adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi untuk alasan moral atau etis. Sebagai contoh seorang karyawan yang memelopori suatu inisiatif baru mungkin bertahan dengan pemberi kerja karena ia merasa akan meninggalkan seseorang dalam keadaan sulit jika ia pergi. Komitmen organisasi karyawan juga terkait dengan kehidupan karyawan dalam keluarga karena sikap karyawan terhadap organisasi dan kehidupan mereka dipengaruhi oleh keseimbangan kehidupan kerja. Keseimbangan kehidupan kerja adalah pemisahan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi dan batas yang dibuat antara profesi, karir, atau bisnis dan setiap segmen lainnya yang membentuk kehidupan,selain itu terdapat segmen keluarga, pertumbuhan pribadi, spiritualitas, kebugaran dan kesehatan, dan masyarakat dan persahabatan (Deepika et al., 2014). Persepsi individu mengenai tercapainya work life balance menurut 12
Guest (dalam Amarakoon dan Wickramasinghe, 2009) dipengaruhi oleh dua hal, yaitu karakteristik individu dan dukungan organisasi. Dukungan organisasi dapat ditunjukkan melalui peraturan organisasi, dukungan atasan/ supervisor, maupun dukungan rekan kerja Keseimbangan kehidupan kerja sangat penting saat organisasi harus mengelola profesional yang sangat teknis karena komitmen yang tinggi dan loyalitas yang diperlukan untuk keberhasilan organisasi (Scholarios dan Marks, 2006). Menurut Shanafelt et al. (2012), kepuasan dengan keseimbangan kehidupan kerja dinilai dengan item yang menunjukkan bagaimana jadwal kerja dan kehidupan keluarga bisa seimbang (pilihan respon yang sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju). Individu yang menunjukkan sangat setuju atau setuju dianggap puas dengan keseimbangan kehidupan kerja mereka, sedangkan mereka yang menunjukkan tidak setuju atau sangat tidak setuju dianggap tidak puas dengan keseimbangan kehidupan kerja mereka. Permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian Azeem dan Akhtar (2014) terhadap karyawan rumah sakit yang berlokasi di India, melaporkan bahwa orang yang terlalu fokus dalam pekerjaannya, semakin tinggi konflik keluargapekerjaan yang akhirnya mengarah pada meningkatnya kelelahan kerja, terutama pada tingkat kepuasan yang rendah dan mengurangi komitmen. Dalam kasus karyawan rumah sakit, keseimbangan kehidupan kerja dan komitmen mereka mempengaruhi kinerja dan produktivitas rumah sakit (Sakthivel dan Kamalanabhan, 2011; Sakthivel dan Jayakrishnan, 2012). 13
Konsep lain yang berkaitan dengan komitmen adalah kepuasan kerja yang merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal (Johan, 2002). Locke dalam Maharani et al., (2013) berpendapat bahwa kepuasan adalah perasaan positif dan negatif meningkat tentang pekerjaannya. Dalam skenario bisnis saat ini, pekerjaan berubah dengan laju perubahan kemajuan teknologi yang berkembang tren baru dalam syarat dan kondisi kerja. Perubahan ini sangat mempengaruhi tingkat kepuasan serta kesehatan fisik dan mental pekerja (Kenny et al., 2000). Hotel Mercure Kuta dipilih sebagai lokasi penelitian karena Hotel Mercure Kuta merupakan hotel bintang empat yang sering menjadi tempat pilihan untuk menginap oleh wisatawan macanegara maupun dosmestik karena lokasinya yang berada di pusat wisata dan terdapat permasalahan yang menyangkut komitmen organisasi yang diduga berasal dari adanya ketidakseimbangan kehidupan-kerja serta kepuasan kerja. Hotel Mercure Kuta tetap harus meningkatkan kualitas pelayanan agar mendapat feedback yang baik bagi tamu-tamu yang menginap, meskipun masih ada beberapa karyawan yang kurang bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dibebankan disamping itu karena kondisi kehidupan dalam keluarga juga. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut pengaruh antara variabel keseimbangan kehidupan kerja dan keluarga, kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah sesuai dengan belakang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: 14
1) Bagaimana pengaruh keseimbangan kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi? 2) Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis pengaruh keseimbangan hubungan kerja terhadap komitmen organisasi 2) Menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka yang menjadi kegunaan penelitian ini adalah: 1) Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bukti empiric dalam bidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya di bidang keseimbangan kehidupan kerja, kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi 2) Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai salah satu referensi untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan hari libur karyawan 15
1.5 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika yang digunakan dalam penelitian ini. BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Dalam bab ini, teori-teori yang berkaitan dengan Keseimbangan Kehidupan-Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi diangkat sebagai acuan dan dasar argumentasi terhadap pokok permasalahan serta hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III : Metode Penelitian Bab ini menggambarkan desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menyajikan tentang hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh kemudian dibahas dengan mengkomparasikan hasil penelitian tersebut dengan hasil penelitian sebelumnya. 16
BAB V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran sesuai dengan topik penulisan. 17