BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga
|
|
- Bambang Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kini menghadapi percepatan pembangunan dalam bidang ekonomi, teknologi, dan infrastruktur. Industrialisasi bangkit dalam skala global dengan melibatkan segala aspek dalam hal pengembangan industrialisasi, salah satunya adalah sumber daya manusia. Perubahan radikal dalam teknologi dan persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut seluruh sumber daya manusia dalam perusahaan untuk bekerja lebih lama dengan tekanan kerja yang lebih tinggi untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga terjadi dalam pasar tenaga kerja karena angkatan kerja kini juga mulai didominasi oleh kaum wanita. Semakin luasnya aspek demografis dan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan kerja seperti peningkatan jumlah tenaga kerja wanita serta perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mutakhir meningkatkan persaingan dalam pasar tenaga kerja (Beauregard dan Henry, 2009). Peran wanita dalam dunia kerja kini semakin penting dan hampir disetarakan dengan peran pria dalam hal kompetensi dan kapabilitas. Di Pakistan, nilai partisipasi tenaga kerja wanita berumur tahun kini semakin meningkat dalam 15 tahun terakhir (Nadeem dan Abbas, 2009). Sedangkan di Amerika, pada 40 tahun terakhir terjadi pergeseran tenaga kerja dari tenaga kerja tradisional (didominasi tenaga kerja pria) menjadi tenaga kerja nontradisional yang mana wanita sudah mulai mendominasi tenaga kerja Amerika (Hudson Institute, 1990, dalam Saltzstein, et al., 2001).
2 Di Indonesia, semenjak krisis moneter yang menerpa perekonomian Indonesia 15 tahun yang lalu, jumlah tenaga kerja wanita meningkat secara progresif untuk menyeimbangkan standar hidup keluarga. Menurut data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2008, jumlah angkatan kerja wanita semakin meningkat tiap tahunnya walaupun tidak sebanyak peningkatan angkatan kerja pria. Peningkatan angkatan kerja wanita ini didasari oleh tujuan untuk membantu suami dalam menyumbang penghasilan bagi keluarga. Menurut sebuah laporan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada tahun 2012, presentase tenaga kerja wanita profesional yang bekerja di lembaga swasta, eksekutif dan yudikatif sebanyak 45,75 persen dari seluruh jumlah tenaga profesional. Walaupun besaran presentase ini tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah presentase tenaga kerja professional pria, jumlah tenaga kerja wanita cenderung menunjukkan peningkatan. Peningkatan partisipasi tenaga kerja wanita meningkatkan jumlah pasangan dual-earner yang mana suami dan istri sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Adanya tren gaya hidup dual-earner yang mana suami dan istri berbagi tanggung jawab atas perhatian kepada keluarga (family care-giving) (Greenhaus et al., 2000 dalam Eby et al., 2003) meningkatkan perhatian atas kualitas kehidupan karyawan dan pengembangan penelitian mengenai hubungan antara peran pekerjaan dengan keluarga (Zedeck dan Mosier, 1990 dalam Eby et al., 2003). Tantangan yang akan dihadapi oleh karyawan dan keluarganya serta perusahaan yang mempekerjakan mereka adalah masalah keseimbangan kerja
3 kehidupan (work-life balance). Hal ini terjadi karena pasangan dual-earner yang mana suami dan istri bekerja secara full-time akan menghadapi tekanan dalam pekerjaan dan keluarga (Marshall dan Barnett, 1993). Karyawan yang sudah berkeluarga menghadapi permasalahan dalam mengurus keluarga jika beban pekerjaan mereka terlalu membebani atau menghabiskan banyak waktu yang seharusnya diluangkan untuk mengurus keluarga. Sedangkan pada karyawan yang belum menikah, ketidakseimbangan ini muncul ketika mereka tidak memiliki waktu luang untuk melakukan hobi atau berkumpul dengan temanteman karena terbebani oleh beban kerja yang terlalu banyak (Makela et al., 2011). Seorang karyawan diharapkan untuk berkinerja secara maksimal karena tuntutan perusahaan untuk mencapai tingkat produktifitas yang tinggi yang mana tuntutan pekerjaan tersebut secara otomatis akan mengurangi waktu yang dihabiskan seseorang dalam lingkungan keluarganya. Adanya ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan tuntutan keluarga dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja karyawan (Balmforth dan Gardner, 2006). Beberapa hal yang dapat mengganggu keseimbangan kerja-kehidupan antara lain beban pekerjaan yang terlalu banyak, jam kerja yang terlalu lama, dan stres kerja (Guest, 2002; Yeandle et al, 2002; Burke, 2002). Gangguan seperti stres dapat dimunculkan dari jam kerja yang lama atau beban pekerjaan yang banyak. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 77 dijelaskan bahwa ketentuan waktu kerja adalah 40 jam dalam satu minggu. Menurut data dari BPS Provinsi DKI Jakarta, sebanyak 89,54 persen dari total tenaga kerja di DKI Jakarta pada Agustus 2013 bekerja di atas 35 jam
4 per minggu. Total jam kerja tersebut tidak melebihi batas sebagaimana yang telah diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan namun tenaga kerja juga mengalami penambahan jam dalam perjalanan menuju ke kantor terutama para pekerja komuter. Di Indonesia terdapat sebuah fenomena Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) atau yang biasa disebut komuter yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan seperti Jakarta mengalami penambahan jumlah tenaga kerja komuter sebanyak 1,2 juta setiap harinya (Data Sakernas, 2008). Jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun 2011, menurut data dari Jabodetabek Urban Transporation Policy Integration (JUTPI) dalam Parikesit, 2014 jumlah komuter yang berasal dari Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi sebanyak 3,6 juta setiap harinya. Menurut hasil wawancara dengan seorang pekerja komuter dari wilayah tersebut, ia menghabiskan waktu perjalanan sebanyak empat jam dalam sehari untuk berangkat dan pergi dari kantor yang berada di wilayah Jakarta. Fenomena ini membuat karyawan harus meluangkan waktu yang diambil dari waktu luangnya di rumah agar dapat sampai di kantor dengan tepat waktu dan pulang ke rumah tidak terlalu larut. Panjangnya waktu perjalanan yang dihabiskan para pekerja komuter ini dapat menimbulkan rasa lelah ketika mereka sampai di kantor maupun di rumah sehingga tidak dapat memaksimalkan kinerja di kantor maupun menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah. Hal ini tentu saja mengganggu keseimbangan kerja-kehidupan karyawan yang bersangkutan. Indonesia mengalami pergeseran tren dalam bekerja yang mana pekerja kini lebih memiliki jam kerja di kantor yang lebih panjang sehingga kuantitas
5 waktu untuk berkumpul dengan keluarga semakin minim. Kuantitas waktu yang minimum ini tentunya berimplikasi pada kualitas hubungan keluarga yang buruk. Bagi organisasi, hal ini dapat berimplikasi pada penurunan efisiensi kerja pada jangka waktu yang panjang (Daya Dimensi, 2006). Dalam merespon perubahan serta konflik yang mungkin dialami karyawan, organisasi ditantang untuk memfasilitasi karyawan untuk memenuhi kebutuhan karyawan yang berkaitan dengan tanggung jawab pekerjaan serta keluarga (Rapoport et al., 2002, dalam Beauregard dan Henry, 2009). Fenomena seperti ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam isu manajemen sumber daya manusia. Perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan keseimbangan pekerjaan serta kehidupan pribadi karyawan demi tercapainya kepuasan kerja. Fasilitas yang ditawarkan perusahaan bagi karyawannya dapat berupa kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan karyawan. Beberapa kebijakan yang sudah diterapkan di organisasi-organisasi di Indonesia antara lain cuti hamil (maternity leave) dan ketidakwajiban bekerja saat masa haid yang disusun khusus untuk karyawan wanita. Kebijakan ini sudah tertuang dalam Pasal 81 dan Pasal 82 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pemerintah juga menyusun kebijakan yang mana pekerja atau buruh wanita yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja (Pasal 83). Ketersediaan fasilitas dalam mengakomodasi kebijakan tersebut masih sangat terbatas karena pertimbangan infrastruktur serta aturan dalam perusahaan atau organisasi. Namun kini banyak perusahaan yang memiliki kebijakan tambahan untuk memenuhi aspek non-monetary karyawan seperti memberikan
6 dan menyediakan berbagai peluang dan fasilitas mulai dari pengembangan karir, forum komunikasi, hingga berbagai acara seperti family gathering. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan personal atau keluarga kini sangat dibutuhkan oleh anggota organisasi. Perusahaan atau organisasi yang mampu menawarkan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dengan keluarga atau aspek non-monetary ternyata mampu memikat calon karyawan dan memampukan karyawan (SWA, 2013). Dalam survei tahunan oleh Glassdoor dengan melibatkan sebanyak karyawan di perusahaan di Amerika Serikat terdapat beberapa pandangan mengenai perusahaan yang paling mendukung keseimbangan kerja kehidupan. Karyawan ternyata memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berinisiatif untuk memberikan aturan kerja yang fleksibel. Fleksibilitas ini diberikan khususnya kepada para karyawan yang memiliki alasan keluarga atau dalam masa mengasuh anak kecil (PortalHR, 2011). Karyawan wanita terutama yang sudah berkeluarga cenderung membutuhkan fasilitas khusus untuk mengakomodasi kebutuhannya dan peran gandanya sebagai pengurus rumah tangga dibandingkan dengan karyawan pria. Karyawan wanita akan lebih sensitif terhadap kepuasan yang akan dicapainya dari pekerjaan dan keluarga berbeda dengan karyawan pria yang akan merasa lebih puas atas pencapaian kerjanya meskipun hal tersebut mengorbankan keluarganya (Burke, 2002). Beberapa studi juga membuktikan bahwa karyawan wanita menghadapi lebih banyak tuntutan daripada karyawan pria dalam hal pekerjaan rumah dan mengurus anak (Ansari, 2011). Penelitian ini akan membahas lebih jauh bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan pria maupun
7 karyawan wanita atas persepsi mereka terhadap kebijakan ramah keluarga dengan dimediasi oleh keseimbangan kerja-kehidupan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian Sprunt (2006) dari total responden sebanyak 207 karyawan wanita yang bekerja di industri migas (kecuali perusahaan minyak nasional) sebanyak 38% memiliki niat untuk meninggalkan pekerjaannya sekarang dalam waktu dua tahun ke depan. Dari total responden, responden yang bekerja di perusahaan jasa (service companies) sebanyak 43% menunjukkan keinginan untuk meninggalkan perusahaan dan 14% menunjukkan kemungkinan akan meninggalkan perusahaan. Sebagian besar karyawan wanita yang bekerja di perusahaan jasa tersebut beralasan bahwa tanggung jawab terhadap anak adalah alasan terbesar bagi mereka untuk meninggalkan perusahaan. Sedangkan alasan kedua adalah adanya jam kerja yang panjang atau on-call schedule. Penelitian ini juga dilakukan di perusahaan minyak besar (major oil companies) dan perusahaan minyak independen (independent oil companies) dengan hasil yang cenderung sama. Hasil penelitian itu menunjukkan kecenderungan karyawan wanita untuk berhenti dari pekerjaannya akibat kurangnya keseimbangan kerjakehidupan dengan presentase yang lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Penelitian mengenai keseimbangan kerja-kehidupan di ruang lingkup organisasi yang bergerak di sektor migas terutama dalam institusi yang mengawasi serta mengendalikan kegiatan hulu migas perusahaan minyak dan jasa masih sangat terbatas untuk konteks di Indonesia. Objek penelitian
8 karyawan pria maupun wanita pun masih sangat terbatas dalam konteks ini, sehingga penelitian mengambil setting pada organisasi yang bergerak di sektor pengelolaan hulu migas yang terletak di wilayah DKI Jakarta, yaitu SKK MIGAS dengan objek penelitian karyawan pria dan wanita SKK MIGAS. 1.3 Pertanyaan Penelitian Peneliti menilai persepsi karyawan atas kebijakan ramah keluarga dalam satu institusi dan hubungannya terhadap kepuasan kerja karyawan apabila dimediasi oleh keseimbangan kerja-kehidupan. Permasalahan utama yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah keseimbangan kerja-kehidupan pada karyawan di SKK MIGAS dipengaruhi oleh kebijakan ramah keluarga? 2. Apakah kepuasan kerja pada karyawan di SKK MIGAS dipengaruhi oleh kebijakan ramah keluarga? 3. Apakah kepuasan kerja pada karyawan di SKK MIGAS dipengaruhi oleh keseimbangan kerja-kehidupan? 4. Apakah keseimbangan kerja-kehidupan memediasi hubungan antara kebijakan ramah keluarga dan kepuasan kerja pada karyawan di SKK MIGAS? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
9 1. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan ramah keluarga pada keseimbangan kerja-kehidupan pada karyawan di SKK MIGAS. 2. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan ramah keluarga pada kepuasan kerja pada karyawan di SKK MIGAS. 3. Untuk menganalisis pengaruh keseimbangan kerja-kehidupan pada kepuasan kerja pada karyawan di SKK MIGAS. 4. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan ramah keluarga pada kepuasan kerja pada karyawan di SKK MIGAS dengan keseimbangan kerjakehidupan sebagai variabel mediasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi untuk karyawan tetap yang bekerja di SKK MIGAS wilayah DKI Jakarta dengan minimal pengalaman kerja satu tahun di institusi yang sama. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan tehadap ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya studi mengenai keseimbangan kerja kehidupan dan kepuasan kerja. 2. Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perusahaan dalam menyusun kebijakan SDM yang sesuai dengan kebutuhan keseimbangan kerja dan kehidupan karyawan.
10 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Bab ini meliputi latar belakang masalah secara konseptual dan kontekstual, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teori Bab ini berisi landasan teori yang terdiri dari tinjauan literatur masingmasing variabel (kepuasan kerja, keseimbangan kerja-kehidupan, serta kebijakan ramah keluarga), kerangka teoritis, dan hipotesis penelitian. Bab III. Metode Penelitian Bab ini berisi metode penelitian yang terdiri dari metode pengumpulan data, metode pengambilan sampel, uji validitas, uji reliabilitas, dan analisis data. Bab IV. Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi uraian mengenai temuan penelitian seperti karakteristik responden, hasil uji instrument penelitian, statistik deskriptif, hasil uji hipotesis, hasil uji efek mediasi,dan pembahasan hipotesis yang diajukan. Bab V. Simpulan dan Saran Bab ini berisi penutup yang meliputi simpulan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian dan saran.
BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena yang tidak kalah menarik. Pertama, angkatan kerja saat ini lebih didominasi oleh wanita Dessler (Chiu,
Lebih terperinci: Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta ABSTRAK
Judul : Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta Nama : Alland Christ Wida Wijaya NIM : 1006205168 ABSTRAK Keseimbangan Kehidupan-Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sudah banyak wanita yang bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing dan di berbagai macam perusahaan. Permintaan untuk karyawan wanita dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. langsung akan berdampak pada adanya perubahan-perubahan di berbagai aspek
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi terjadi dengan sangat pesat. Berbagai permasalahan dalam bisnis dan ekonomi secara langsung akan berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan pekerjaan dan keluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Memilih keduanya atau menjalani salah satu saja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama satu dekade terakhir, pembahasan mengenai pengaturan kerja fleksibel telah mengalami peningkatan (Kattenbach, 2010; Origo dan Pagani, 2008; Sanchez
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini karyawan tidak lagi mendefinisikan kesuksesan karir dengan
BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Saat ini karyawan tidak lagi mendefinisikan kesuksesan karir dengan jumlah penghasilan atau tingginya gaji yang diterima. Konsultan dunia Accenture (2013) mengungkapkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat dihindarkan dan sulit untuk diselesaikan. Umat manusia diberikan akal dan pikiran agar dapat memecahkan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jumlah wanita yang bekerja dari tahun ke tahun semakin meningkat. Semakin banyaknya karyawan wanita yang bekerja ditunjukkan oleh adanya kenaikan hampir dua kali lipat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala
Lebih terperinci2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama lain. Lingkungan dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perubahan bertahap di tempat kerja dan pada tingkah laku karyawan membuat penelitian tentang hubungan antara kerja dan keluarga menjadi semakin penting. Jumlah
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
56 6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi mengenai hasil penelitian, dan saran bagi penelitian di masa mendatang. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan tujuan utama seseorang dalam meraih aktualisasi diri terhadap potensi yang dimiliki. Dalam perjalanan kerja, sebagian besar orang mulai merasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pekembangan zaman yang modern di Indonesia, semakin memberikan kesempatan pada setiap perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini banyak wanita yang bekerja baik di perusahaan ataupun usaha lokal. Motivasinya pun beragam ada yang bekerja demi membantu perekonomian keluarga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, sehingga masalah sumber daya manusia menjadi hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi melalui fungsi SDM yaitu perencanaan, rekrutmen dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah maupun swasta saling bersaing, dengan persaingan yang berfokus pada kepuasan konsumen dituntut
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.
1 PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. Meskipun perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, tetapi
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 65/11/12/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,84 PERSEN angkatan kerja di Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya saing dalam dunia usaha. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi abad ke dua puluh satu, ditandai dengan globalisasi ekonomi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia serta menuntut adanya efisiensi dan daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia selalu mengalami serangkaian perubahan yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut dinamakan perkembangan
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor
BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi di kedua domain (pekerjaan personal).
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan dunia yang penuh dinamika dan mengalami perubahan secara terus menerus dari waktu ke waktu, begitu pula dengan kehidupan personal orang-orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suami istri yang bersama-sama mencari nafkah (bekerja) untuk masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era globalisasi ini. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menghabiskan sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga interdependent satu sama lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan era modern ini, pemandangan wanita bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari budaya Timur yang pada umumnya peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa. pernah melihat wanita sebagai penerbang, tetapi kini Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang kita laksanakan selama dua dasawarsa, selain telah menghasilkan banyak perubahan dan kemajuan di berbagai bidang dan sector kehidupan, juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat banyak harga-harga kebutuhan rumah tangga, angkutan umum dan biaya rumah sakit semakin mahal,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United Nation for Development Programme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perasaingan dalam dunia bisnis merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi dituntut untuk mampu menghadapi perubahan paradigma, pergeseran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan budaya menyangkut peran perempuan dalam kehiduan telah terjadi secara dinamis. Semula perempuan hanya dikonotasikan sebagai pekerja domestik (homemaker)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan industri modern mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial di masyarakat. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat tentu saja tidak lepas dari pengaruh
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
62 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian untuk menjawab masalah penelitian dan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian. Disamping itu, akan dibahas pula
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 74/11/35/Th. XIV, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,21 PERSEN Jumlah angkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah hotel di Yogyakarta semakin meningkat. Data Badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan jumlah hotel di Yogyakarta semakin meningkat. Data Badan Pusat Statistik Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2014) menunjukkan bahwa pertumbuhan hotel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami peningkatan maka
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 78//35/Th. XIII, 5 November 05 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 05 AGUSTUS 05: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbelanja melalui internet (online shopping). Maraknya fenomena online
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, seluruh aspek dari kehidupan manusia jika dimanfaatkan dengan sunguh-sunguh akan dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Sejak beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja sebagai sumberdaya manusia (SDM) utama perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kerja sebagai sumberdaya manusia (SDM) utama perusahaan yang dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan memberikan kinerja yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor bisnis adalah sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor bisnis adalah sebuah fenomena yang terjadi di seluruh dunia beberapa dekade terakhir. Banyak alasan yang
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: work-family conflict, kelelahan emosional, intention to leave.
Judul : Pengaruh Work-Family Conflict dan Kelelahan Emosional terhadap Intention to Leave Karyawan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Denpasar Selatan Nama : Putu Aris Praptadi NIM : 1206205036 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswi adalah sebutan bagi wanita yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi sebagai dasar pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan ritel sedang berkembang dengan maraknya belakangan ini. Retailer atau yang disebut dengan pengecer adalah pedagang yang kegiatan pokoknya melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sampel 165 pekerja perempuan di perusahaan berteknologi tinggi Science-Based
24 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Dukungan sosial sebagai variabel dalam mengatasi stress kerja yang disebabkan oleh konflik pekerjaan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karir suami. Peran wanita yang terbatas pada peran reproduksi dan mengurus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Dari hanya memiliki peran tradisional untuk melahirkan anak (reproduksi) dan mengurus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu peran baru yang dimainkan oleh perempuan dewasa kini adalah peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, pekerja/buruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kemiskinan merupakan masalah yang belum sepenuhnya bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemiskinan merupakan masalah yang belum sepenuhnya bisa diatasi oleh pemerintah di setiap negara khususnya di Indonesia. Angka kemiskinan di kota-kota yang
Lebih terperinciBab 2. Literature Review
Bab 2 Literature Review 2.1 Work Life Balance Work-life balance merupakan pemenuhan dan pencapaian alokasi waktu yang seimbang antara tanggungjawab terhadap pekerjaan dan keluarga (Yuile et al., 2012).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia. Sejak terjadi krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor jasa merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia. Sejak terjadi krisis keuangan Asia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan hidup adalah dengan peningkatan ekonomi. Didalam orang yang sudah berkeluarga tentunya mempunyai berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, emansipasi wanita bukanlah hal asing untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak menjadi kendala
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA
BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang
Lebih terperinciHubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X Arlinda Ashar 11511192 3PA09 Pembimbing : Marchantia Andranita, Mpsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dewasa ini dan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap profesi auditor mampu membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dari pekerja perempuan di Indonesia untuk setiap tahun semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Partisipasi dari pekerja perempuan di Indonesia untuk setiap tahun semakin meningkat. Jika dalu dalam dunia pekerjaan hanya didominasi oleh kaum laki-laki.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang bekerja juga. Wanita yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa dekade terakhir peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Hal ini terlihat dari peran sosial yang diikuti sebagian wanita dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di era globalisasi sekarang ini menimbulkan berbagai macam perubahan, salah satu dari perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya peran kaum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang serta bersaing bebas dengan unsur lain dalam dan luar lingkungan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai
BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng nok, wuwung maupun genteng biasa bahkan genteng glasir. Pada tahu 1980an pabrik genteng mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan BPS (2010), jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,5 juta orang. Pada Maret 2009, jumlah penduduk miskin sebesar 32,5 juta orang, sedangkan
Lebih terperinciBab 5. Kesimpulan dan Implikasi
Bab 5 Kesimpulan dan Implikasi 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor hambatan tidak diterapkannya flexible working, untuk mengetahui tanggapan karyawan tentang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, mendorong perempuan berperan aktif dalam sektor publik. Sumbangan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menemukan makna hidupnya. Sedangkan berkeluarga adalah ikatan perkawinan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bekerja dan berkeluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Bekerja adalah salah satu sarana atau jalan yang dapat dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, terjadi pergeseran dari rumah tangga tradisional ke rumah tangga modern. Dalam rumah tangga tradisional terdapat pembagian tugas yang jelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika dahulu dunia pekerjaan hanya didominasi oleh kaum laki-laki, sekarang fenomena tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling penting bagi organisasi baik pemerintah maupun swasta, sehingga tanpa manusia, suatu organisasi tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Pada saat ini tidak hanya suami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan perasaan positif tentang pekerjaan seseorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja merupakan perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang dihasilkan dari evaluasi karakteristik pekerjaan. Kepuasan karyawan memegang peran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Karir Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu rumah tangga sebenarnya adalah seorang wanita karir. Namun wanita karir adalah wanita yang
Lebih terperinciBAB VIII PERAN ORGANISASI DALAM MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. organisasi dengan bukti meningkatnya hubungan konflik kerja-keluarga yang
BAB VIII PERAN ORGANISASI DALAM MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT 8.1 Pendahuluan Mencapai keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan komitmen berkeluarga berkembang menjadi kekhawatiran bagi karyawan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL SURVEY PERLINDUNGAN MATERNITAS DAN HAK-HAK REPRODUKSI BURUH PEREMPUAN PADA 10 AFILIASI INDUSTRIALL DI INDONESIA
LAPORAN HASIL SURVEY PERLINDUNGAN MATERNITAS DAN HAK-HAK REPRODUKSI BURUH PEREMPUAN PADA 10 AFILIASI INDUSTRIALL DI INDONESIA KOMITE PEREMPUAN IndustriALL Indonesia Council 2014 1 LAPORAN HASIL SURVEY
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Intensi keluar adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri (Wickramasinghe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan juga merupakan unsur penting yang harus dimiliki perusahaan. Tanpa adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan perusahaan sangat bergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam menggerakkan perusahaan itu sendiri dan sumber daya lainnya.selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia tua merupakan waktu bagi seseorang untuk bersantai dan menikmati sisa kehidupannya, tetapi tidak di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia. Mereka
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Isu tentang peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional dewasa ini menjadi semakin penting dan menarik. Peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nikah, menikah, dan pernikahan, tiga kata ini akan selalu menjadi bahasan paling menarik sepanjang masa. Apalagi bagi mereka yang berstatus mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi negara merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari masa ke masa, perbedaan waktu dan tempat mengelompokan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker, 1998). Di Eropa, fokus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Komitmen Organisasi II.A.1. Definisi Komitmen Organisasi Streers dan Porter (1991) mengemukakan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan dapat mengembangkan usahanya. Dalam persaingan yang sangat ketat di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba atau keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat
Lebih terperinci