DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 1
1. MATERI: STOIKIOMETRI Persen massa adalah persentase massa zat terlarut dalam 100 gram massa larutan (massa pelarut + massa larutan). Artinya, persen massa 92% metanol berarti 92 gram massa metanol dalam 100 gram campuran. Nah, jika suatu zat dibakar sempurna pasti menghasilkan gas CO 2 dan sejumlah air. Maka, reaksi pembakaran sempurna metanol adalah: CH 3 OH + 3/2 O 2 CO 2 + 2H 2 O Berdasarkan reaksi di atas, massa H 2 O didapatkan dari perbandingan koefisien antara air dan 92 gram metanol sebagai berikut. n CH 3 OH 92% = 92 gram/32 = 2,875 mol n H 2 O = koefisien H 2 O x mol CH 3 OH koefisien CH 3 OH = 2 x 2,875 mol 1 = 5,75 mol Dalam 5,75 mol H 2 O (M r = 18) terdapat 103,5 gram senyawanya. Gak ada jawabannya, ya, mungkin pembuat soal salah ketik di persentase metanol 92% seharusnya 96% agar tepat jawabannya 108 gram. Bisa jadi pembuat soal salah ketik pada obsein jawaban. JAWABAN: - PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 2
2. MATERI: TERMOKIMIA DAN KIMIA ORGANIK Mencari nilai entalpi berdasarkan energi ikatan didasarkan pada selisih energi reaktan dan produk. Data di soal memperlihatkan besar energi ikatan terhadap letak atom C, yaitu C primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Masih ingat, kan? Atom C primer = atom C yang hanya mengikat 1 atom C lainnya dan biasanya terletak di ujung-ujung rantai hidrokarbon Atom C sekunder = atom C yang mengikat 2 atom C lainnya (tidak termasuk dirinya sendiri) atau terapit oleh 2 atom C lainnya Atom C tersier = atom C yang mengikat 3 atom C lainnya Atom C kuartener = atom C yang mengikat 4 atom C lainnya Gambar struktur reaksi bagian reaktan di soal di bawah ini memperlihatkan mana yang atom C primer dan tersier: Cari nilai energinya, dengan catatan bahwa energi ikatan C dan H pada produk di reaksi soal masing-masing bernilai 0 kj karena hanya berupa unsur! Jumlah Cpri H = 9 buah Jumlah Cter H = 1 buah PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 3
3. Jumlah Cpri Cter = 3 buah Energi = Σ(energi reaktan) Σ(energi produk) = [9(Cpri H) + (Cter H) + 3(Cpri Cter)] 0 = 9(400) + 450 + 3(300) = 4950 kj JAWABAN: B MATERI: STOIKIOMETRI Reaksi kondensasi berkaitan dengan reaksi pembentukan polimer, di samping ada juga yang mengalami reaksi adisi. Polimer yang dimaksud dalam reaksi kondensasi di soal adalah biopolimer karbohidrat dengan hasil samping 100 molekul air. Dari sini dapat disimpulkan bahwa reaksi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari sebuah monomernya yang kehilangan sebuah gugus H 2 O berdasarkan reaksi di bawah ini (n = jumlah molekul): n (monomer) polimer + (n-1) H 2 O Nah, karena ada 100 molekul glukosa bergabung dan mengalami reaksi kondensasi menghasilkan sebuah biopolimer karbohidrat dan sejumlah molekul air dapat dipastikan ada 99 molekul air yang dilepaskan berdasarkan reaksi berikut. n (glukosa) biopolimer + (n-1) H 2 O 100 (glukosa) biopolimer + 99H 2 O [100 x M r glukosa] = [1 x M r biopolimer] + [99 x M r H 2 O] [100 x 180] = M r biopolimer + [99 x 18] M r biopolimer = 16.218 JAWABAN: D PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 4
4. MATERI: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA Di soal diketahui dan ditanya: m (NH 2 ) 2 CO = 12.000 ton/tahun (pabrik) m N 2 = ton/tahun? Untuk menjawab soal ini, kita memerlukan dasar-dasar stoikiometri, yaitu hukumhukum dasar kimia. Hukum yang paling mendasari soal ini adalah hukum Proust, yang mengatakan bahwa perbandingan tiap-tiap unsur adalah bernilai tetap. Gas N 2 sebenarnya terdapat pada penguraian urea menjadi unsur-unsurnya. Dan, unsur N ini pasti terdapat di molekul urea sebab rumus molekul urea mengandung unsur N, yaitu (NH 2 ) 2 CO. Berdasarkan hukum Proust, massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa dapat diketahui melalui persamaan (misalkan senyawa ZCl): m unsur Z = A r Z x jumlah atom Z di ZCl x massa ZCl M r ZCl Nah, dengan kesimpulan massa nitrogen dalam urea adalah: m unsur N = A r N x jumlah atom N di (NH 2 ) 2 CO x massa (NH 2 ) 2 CO M r (NH 2 ) 2 CO = 14 x 2 x 3 juta 60 = 1,4 juta JAWABAN: A PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 5
5. MATERI: STOIKIOMETRI DAN LARUTAN PENYANGGA Nilai ph larutan antara pencampuran HCl dan NH 3 dapat dicari menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa) dengan memasukkan mol masing-masing senyawa ke dalam reaksi. Nah, untuk mendapatkan jumlah molnya, perhatikan yang diketahui di soal: V HCl = 12 ml = 0,012 L V NH 3 = 18 ml = 0,018 L V H 2 O = 250 ml = 0,25 L P 0 = 76 cmhg = 1 atm T = 27 C R = 0,08 L.atm/mol.K K b NH 4 OH = 1 x 10-5 Ada volume masing-masing gas, tekanan awal gas, suhu, dan tetapan gas ideal. Dari sini dapat disimpulkan HCl dan NH 3 yang direaksikan adalah sebuah gas ideal, artinya molnya didapatkan dari persamaan gas ideal: PV = nrt Mol HCl PV = nrt 1 atm x 0,012 L = n x 0,08 L.atm/mol.K x 300 K n HCl = 0,0005 mol Mol NH 3 PV = nrt 1 atm x 0,018 L = n x 0,08 L.atm/mol.K x 300 K n HCl = 0,00075 mol PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 6
6. Reaksikan kedua senyawa! HCl (g) + NH 3 (g) NH 4 Cl (aq) M 0,0005 mol 0,00075 mol - B -0,0005 mol -0,0005 mol +0,0005 mol S - 0,00025 mol 0,0005 mol Terlihat yang bersisa hanya gas NH 3 dan larutan NH 4 Cl sehingga terdapat sistem larutan penyangga atau buffer yang bersifat basa. Artinya, nanti ph buffer ini pasti lebih besar dari 7 (ph > 7). Otomatis obsein A, B, dan C bisa dieliminasi. Cari ph buffer basanya! [OH - ] = K b x [basa]. [basa konjugasi] = K b x [NH 3 ] [NH 4 + ] = 1 x 10-5 x [0,00025 mol/(0,012 L + 0,018 L + 0,25 L)] [0,0005 mol/(0,012 L + 0,018 L + 0,25 L)] = 0,5 x 10-5 poh = log[oh - ] = log[0,5 x 10-5 ] = log[0,5 x 10-5 ] = log[5 x 10-1 ] + ( log[10-5 ]) = (log 5 + log 10-1 ) + 5. log 10 = log 5 log 10-1 + 5 = -0,70 + 1 + 5 = 5,30 ph = 14 5,30 = 8,7 JAWABAN: E MATERI: TERMOKIMIA PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 7
7. Soal ini membicarakan besarnya entalpi pembakaran isopropil alkohol berdasarkan entalpi pembentukan masing-masing zat dalam reaksi. Ingat, perhitungan entalpi sistem berdasarkan ΔH f adalah selisih ΔH f produk dan reaktan. ΔH c isopropil alkohol = ΔH f produk - ΔH f reaktan -4000 kj = [6(ΔH f CO 2 ) + 8(H 2 O)] [2(ΔH f (CH 3 ) 2 CHO) + 9(ΔH f O 2 )] -4000 = [6(-400) + 8(-300)] [2(ΔH f (CH 3 ) 2 CHO) + 9(0)] -4000 = -4800 2(ΔH f (CH 3 ) 2 CHO) ΔH f (CH 3 ) 2 CHO) = -400 kj/mol JAWABAN: B MATERI: STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR Di soal diketahui bahwa ion X 2+ mempunyai 20 neutron dan 18 elektron. Ingat, bahwa jumlah neutron suatu unsur dan ionnya bernilai sama, yang membedakannya hanyalah nomor atom (Z) atau jumlah proton atau jumlah elektron. Ion X 2+ punya 18 elektron dalam bentuk anion (ion negatif), artinya dalam bentuk unsur X telah melepaskan 2 buah elektron untuk membentuk ion X 2+. Berarti unsur X yang dimaksud mempunyai 20 buah elektron, sehingga notasinya adalah 20 X 40. Unsur X dapat kita tentukan letaknya di sistem periodik unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya: 20X = 2 8 8 2 = 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 Berdasarkan konfigurasi elektron di atas, unsur X terletak pada periode keempat dan golongan IIA (alkali tanah). JAWABAN: A PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 8
8. MATERI: ELEKTROLISIS Di soal diketahui dan ditanya: Volume KCl = 2 L [KCl] = 0,1 M ph = 12 Volume Cl 2 (STP) = L? Ingat, dalam elektrolisis jumlah kuantitas yang sama adalah mol elektron di katode dan anode karena arus listrik yang digunakan selama proses dirangkai secara seri sehingga muatan yang dibawa (e) sama besar di kedua kutub. Pertama tulis reaksi-reaksi apa saja yang terjadi di katode dan anode: Reaksi ionisasi: KCl (aq) K + (aq) + Cl - (aq) Reaksi katode = 2H 2 O + 2e H 2 + 2OH - Reaksi anode = 2Cl - Cl 2 + e Reaksi elektrolisis = 2H 2 O + 4Cl - 2Cl 2 + H 2 + 2OH - Nah, untuk mendapatkan volume Cl 2, kita bisa mencari terlebih dahulu nilai mol elektron dengan membandingkan koefisiennya dengan data ph. Cari jumlah mol ion protonnya: ph = 12 [OH - ] = 1 x 10-2 [OH - ] = n OH - V 1 x 10-2 = n OH - 2 L n OH - = 2 x 10-2 mol Berdasarkan keempat reaksi di atas, reaksi yang mengandung anion OH - adalah reaksi katode. Nah, karena perbandingan koefisien OH - banding elektron (e) adalah 2 : 2 atau 1 : 1, maka jumlah mol elektron (e) juga 0,02 mol: 2H 2 O + 2e H 2 + 2OH - 0,02 0,02 PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 9
9. 0,02 mol elektron pada katode bernilai sama pada anode, sehingga didapatkan jumlah mol Cl 2 sebesar 0,01 mol karena perbandingan Cl 2 dan elektron (e) pada reaksi anode sebesar 1 : 2 sebagai berikut. 2Cl - Cl 2 + 2e 0,01 0,02 Terbentuk gas Cl 2 sebesar 0,01 mol sehingga pada keadaan STP (22,4), volume yang dihasilkan adalah 0,224 L. JAWABAN: B MATERI: TERMOKIMIA Diketahui dan ditanya: ΔH f CO 2 = a kj/mol ΔH f H 2 O = b kj/mol ΔH c C 2 H 5 OH = c kj/mol ΔH f C 2 H 5 OH = kj? Ingat, bahwa ΔH f dan ΔH c adalah energi yang dibutuhkan utnuk membentuk dan/atau membakar 1 mol zat yang direaksikan. Misal, pembentukan C 6 H 6 artinya banyaknya energi yang dibutuhkan untuk membentuk 1 mol benzena. Dengan pengertian tersebut, dapat kita selesaikan nilai ΔH f etanol untuk 1 mol pada reaksi (d) dengan memainkan reaksi (a), (b), dan (c): a) C + O 2 CO 2 ΔH f = a b) H 2 + ½ O 2 H 2 O ΔH f = b c) C 2 H 5 OH + 3O 2 2CO 2 + 3H 2 O ΔH c = c d) 2C + 3H 2 + ½ O 2 C 2 H 5 OH ΔH f = kj ΔH f reaksi (d) didapatkan dengan mengkalikan reaksi (a) dengan faktor 2, mengkalikan reaksi (b) dengan faktor 3, dan reaksi (c) dibalik sehingga ada zat yang dihilangkan (ditandai dengan warna merah) sebagai berikut. a) 2C + 2O 2 2CO 2 ΔH f = 2a b) 3H 2 + 3/2 O 2 3H 2 O ΔH f = 3b c) 2CO 2 + 3H 2 O C2H5OH + 3O 2 ΔH c = -c d) 2C + 3H 2 + ½ O 2 C 2 H 5 OH ΔH f = 2a + 3b c JAWABAN: B PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 10
10. MATERI: KESETIMBANGAN KIMIA Pada soal diketahui dan ditanya: n SO 3 = 3 mol (awal) α = 2/3 P tot = 1 atm P parisal O 2 (setimbang) = atm? Derajat disosiasi melambangkan banyaknya zat terurai dibanding zat yang mulamula, bisa dalam bentuk persentase maupun bukan. Jadi, derajat disosiasi ini bisa sebagai penentu berapa banyak sih gas SO 3 yang terurai, sebagai berikut. α = mol terurai mol awal 2/3 = mol terurai 3 mol mol terurai = 2 mol SO 3 Ada 2 mol gas belerang trioksida yang bereaksi, sehingga kita bisa mendapatkan jumlah mol oksigen yang terbentuk sesuai konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa) pada reaksi di bawah ini: SO 3 (g) SO 2 (g) + ½ O 2 M 3 mol - - B -2 mol +2 mol +1 mol S 1 mol 2 mol 1 mol Besarnya tekanan parsial oksigen dapat dicari dengan membandingkan mol oksigen saat setimbang banding mol total gas dalam reaksi dikalikan tekanan total gas sebagai berikut. P parsial O 2 = n O 2 x P total gas. (n SO 3 + n SO 2 + n O 2 ) = 1 mol x 1 atm = 0,25 atm (1 + 2 + 1) mol JAWABAN: B PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 11
11. MATERI: LAJU DAN ORDE REAKSI Persamaan laju reaksi biasanya dinyatakan dengan: r = k [A] x [B] y. (persamaan 1) atau 1/t = k [A] x [B] y. (persamaan 2); dengan r adalah laju reaksi, k adalah konstanta laju reaksi, A dan B adalah zat pada reaktan, t adalah waktu, dan x dan y adalah orde reaksi. Untuk mendapatkan nilai x dan y pada soal, bisa didapatkan dengan perbandingan laju reaksi dari data-data di tabel percobaan atau yang diketahui di soal, dengan pemisalan x adalah orde N 2 O 5 sehingga nanti rumus laju reaksinya: r = k [N 2 O 5 ] x. Nah, dari sini kita bisa eliminasi jawaban C, D, dan E. Untuk mendapatkan orde N 2 O 5, terserah bandingkan percobaan yang mana. Di sini saya ambil perbandingan antara percobaan 1 dan 3: x r 3 = k [N 2 O 5 ] 3 x r 1 k [N 2 O 5 ] 1 1,8 x 10-5 = [1,8] x 9 x 10-6 [0,9] x 2 = [2] x x = 1 Jadi, hukum laju reaksinya adalah r = k [N 2 O 5 ] JAWABAN: A PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 12
12. MATERI: RADIOAKTIF Di soal diketahui dan ditanya (misalkan zat radioaktifnya X): n X (awal) 1 = 6 mol n X (akhir) 1 = 1,5 mol t (percobaan 1) = 6 tahun n X (akhir) 2 = 0,75 mol t (percobaan 2) = tahun? Baca baik-baik soalnya, ya. Pada percobaan pertama ada 6 mol X dan tinggal 1,5 mol setelah meluruh selama 6 tahun. Nah, pada percobaan kedua 6 mol X tadi menjadi 0,75 mol selama berapa tahun sih. Begitu maksud konteks soal. Untuk mendapatkan waktu percobaan kedua, kita harus membutuhkan waktu paruh percobaan pertama (t 1/2 ) karena waktu paruh ini sama dengan waktu paruh percobaan kedua sebab menggunakan zat X dengan komposisi yang sama besar, yaitu 6 mol zat X. Jadi, cari waktu paruh percobaan 1! (N t /N o ) 1 = (1/2) t/t1/2 (1,5 mol/6 mol) = (1/2) 6/t1/2 (1/4) = (1/2) 6/t1/2 t 1/2 = 3 tahun Kemudian, cari waktu paruh percobaan 2! (N t /N o ) 2 = (1/2) t/t1/2 (0,75 mol/6 mol) = (1/2) t/3 (1/8) = (1/2) t/3 t 1/2 = 9 tahun Jadi, butuh 9 tahun agar 6 mol X tersebut menjadi ¾ -nya. JAWABAN: C PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 13
13. MATERI: STOIKIOMETRI Di soal diketahui dan ditanya: Volume air = 500 ml ph = 13 Volume H 2 (STP) = L? Pada soal diketahui sejumlah logam Na direaksikan dengan air menghasilkan produk berupa NaOH (basa kuat) dan gas H 2. ph yang didapatkan adalah 13. Nah, nilai ph ini didapatkan dari basa kuat NaOH dalam 500 ml air. Cari besarnya mol OH - dan NaOH dalam 500 ml air! ph = 13 [OH - ] = 1 x 10-1 [OH - ] = n OH - V 1 x 10-1 = n OH - 0,5 L n OH - = 5 x 10-2 mol Besarnya mol NaOH bisa didapatkan dari perbandingan koefisien NaOH dan OH - berdasarkan reaksi ionisasi NaOH: NaOH Na + + OH - 5 x 10-2 5 x 10-2 Banyaknya NaOH yang terbentuk adalah 0,05 mol. Dari sini kita bisa mendapatkan jumlah mol gas H 2 dari reaksi Na dengan H 2 O sebagai berikut. Na + H 2 O NaOH + H 2 0,05 mol 0,05 mol Terbentuk 0,05 mol gas hidrogen sehingga pada keadaan STP terdapat 1,12 L senyawanya. JAWABAN: B PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 14
14. MATERI: STOIKIOMETRI Persentase (%) ionisasi CH 3 COOH yang dimaksud soal adalah nilai persentase derajat ionisasinya, yaitu perbandingan antara jumlah mol CH 3 COOH yang terurai banding jumlah mol CH 3 COOH yang digunakan. Nah, di soal diketahui ada 0,5 M CH 3 COOH yang digunakan. Ada nilai ph 3 log 3, dan ingat bahwa nilai ph berhubungan dengan [H + ] dan [OH - ]. Pada CH 3 COOH ada [H + ] jika ditinjau dari reaksi ionisasinya: ph = 3 log 3 [H + ] = 3 x 10-3 Reaksi ionisiasi CH 3 COOH CH 3 COOH CH 3 COO - + H + Untuk menentukan persentasenya, kita gunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Pada reaksi ionisasi CH 3 COOH di bawah ini pada label B, ada 3 x 10-3 molar ion H + yang terbentuk, sehingga banyaknya CH 3 COOH yang bereaksi juga 3 x 10-3 molar karena perbandingan koefisien CH 3 COOH dengan H + adalah 1 : 1 sebagai berikut. CH 3 COOH CH 3 COO - + H + M 0,5 - - B -0,003 +0,003 +0,003 S 0,497 0,003 0,003 Dari reaksi di atas, dapat dihitung nilai persentase derajat ionisasinya: α = molar CH 3 COOH bereaksi x 100% molar CH 3 COOH awal = 0,003 molar x 100% 0,5 molar = 0,6% JAWABAN: E PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 15
15. MATERI: TERMOKIMIA Sebenarnya saya bingung mau masukkan ke materi apa soal ini karena secara keseluruhan konteksnya mendekati mata pelajaran fisika bab kalor dan termodinamika. Namun, karena sediki membicarakan kalor atau panas, lebih tepatnya materi ini masuk pada bagian termokimia. Hehehe. Efisiensi frezer akan bagus jika usaha (W) yang dilakukan seminimal mungkin. Usaha ini dilakukan terhadap isi keseluruhan frezer, maka dari itu agar efisiensinya tinggi suhu frezer tidak terlalu tinggi agar usaha yang dilakukan frezer tepat. Artinya, massa total atau massa makanan di dalam frezer haruslah besar. (BENAR) Rumus kalor (Q) dalam fisika dinyatakan sebagai: Q = m. c. ΔT (1) Q = C. ΔT (2) C = m. c (3) Dengan m adalah massa frezer, c adalah kalor jenis, C adalah kapasitas kalor, dan ΔT adalah perubahan suhu frezer. Alasan di soal menyatakan bahwa frezer yang lebih banyak makanan mempunyai massa yang lebih besar dan kapasitas panas yang kecil. Pernyataan ini adalah salah karena rumus kapasitas kalor ada pada persamaan (3), di mana C berbanding lurus terhadap m sehingga jika kapasitas kalor besar maka massa total frezer haruslah besar juga. (SALAH) JAWABAN: C 16. MATERI: KIMIA UNSUR Pernyataan di soal membicarakan kelarutan perak halida (AgX; X = halida). Ingat, kelarutan perak halida dari atas ke bawah semakin kecil sehingga AgF merupakan perak halida mudah larut sementara AgI adalah perak halida sukar larut, artinya nilai K sp AgF > K sp AgI. Agar reaksi terjadi, maka perak halida yang digunakan sebagai reaktan harus memiliki kelarutan yang lebih besar agar mudah larut yang PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 16
nantinya membentuk sebuah produk perak halida lainnya dengan kelarutan yang lebih kecil. Jadi, AgI pada reaksi nilai K sp harus lebih kecil dibandingkan K sp AgCl, nyatanya di soal nilai K sp AgI > K sp AgCl karena Cl terletak lebih atas dibanding I. (SALAH) Sudah jelas bahwa K sp AgCl > K sp AgI. (SALAH) JAWABAN: E 17. MATERI: KIMIA ORGANIK Molekul 2,2-dimetilpropana; 2-metilbutana; dan pentana adalah jenis hidrokarbon alkana. Untuk menjawab soal ini, kita memerlukan struktur ketiga senyawa alkana tersebut seperti gambar di bawah ini: Ketiga senyawa pada gambar di atas memang memiliki rumus yang sama, yaitu C 5 H 12. Nah, titik didih ketiga senyawa tersebut ditentukan dari banyaknya cabang yang ada dalam strukturnya. Semakin banyak cabang, semakin rendah titik didihnya sehingga jika dipanaskan mudah memutuskan ikatan-ikatan karbonnya. Jadi, urutan titik didih tertinggi adalah pentana > 2-metilbutana > 2,2-dimetilbutana. (BENAR) PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 17
Luas singgung yang dimaksud adalah luas struktur molekulnya. Semakin kecil strukturnya, maka semakin banyak cabang yang dikandung. Jadi, pentana memiliki luas singgung terbesar, diikuti 2-metilbutana, dan 2,2-dimetilpropana. (BENAR) JAWABAN: B 18. MATERI: KIMIA UNSUR Udara terdiri atas 78% nitrogen; 20% oksigen; 0,93% argon; dan sisanya gas-gas lain. Magnesium hanya bereaksi di udara membentuk senyawa MgO dan Mg 3 N 2 karena masing-masing Mg hanya bereaksi terhadap komponen utama dalam % udara yang telah disebutkan tadi. JAWABAN: C 19. MATERI: KIMIA ORGANIK Garis-garis yang saling menyambung pada struktur di soal sebenarnya adalah atom karbon (C) dan hidrogen (H). Agar memudahkan untuk menjawabnya gambar di samping menunjukkan struktur molekul organik yang dimaksud di soal: PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 18
Lambang 1, 2, 3, dan tanda bintang (*) berturut-turut menunjukkan atom karbon C primer, sekunder, tersier, dan kiral (asimetris). Atom C kiral adalah atom C asimetris yang keempat lengannya terikat oleh gugus yang berbeda. Pada atom C bertanda bintang pada gambar di atas, terikat oleh gugus CH, H, Cl, dan CH 2. Nah, identikasi masing-masing jumlahnya: Atom C primer = 3 Atom C sekunder = 4 Aotm C tersier = 1 Atom C asimetris = 4 JAWABAN: E 20. MATERI: ELEKTROKIMIA Di soal diketahui notasi sel volta dan ingat bahwa notasi sel volta dituliskan sebagai berikut. Oksidasi Reduksi Anoda Katoda Nah, agar E sel bernilai positif dan reaksi spontan, maka pada bagian anode atau oksidasi, nilai E bernilai lebih negatif dibandingkan E pada reduksi atau katoda. Sebaliknya jika reaksi tidak spontan (E sel negatif) maka E oksidasi bernilai lebih positif dibandingkan E reduksi. Dari data soal bisa dipastikan urutan E dari yang terkecil adalah E Zn, E Cr, dan E Cd. Analisis jawaban! 1) Berdasarkan urutan E tadi, logam Zn terletak lebih kiri dan logam Cd terletak lebih kanan. Artinya, dalam deret volta Zn mudah mengalami oksidasi (reduktor) sementara Cd mudah mengalami reduksi (oksidator). (BENAR) 2) Jika logam Cd dan Cr dihubungkan dalam sel volta (galvani), maka yang bertindak sebagai katode (reduksi) adalah E yang lebih besar, yaitu logam Cd. (BENAR) PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 19
3) Jika logam Zn dan Cr dihubungkan dalam sel volta (galvani), maka yang akan teroksidasi adalah pada bagian anode (oksidasi), yaitu logam Zn menjadi ion Zn 2+. (BENAR) 4) Cd bukanlah logam yang paling mudah teroksidasi karena berdasarkan urutan E tadi, Cd terletak paling kanan sehingga paling mudah tereduksi. (BENAR) JAWABAN: E #UTULUGM2015 PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 20