BAB IV SIMULASI MODEL Dalam Bab III telah dielaskan sifat-sifat sistem dinamik dari model, khususnya untuk m 1 = m 2. Sekarang akan dibuat simulasi model untuk menggambarkan sifat-sifat sistem dinamik, baik untuk m 1 = m 2 ataupun m 1 m 2. Untuk mensimulasikan model ini, terlebih dahulu ditentukan besaran parameter model sebagaimana disaikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Besaran parameter model m A k z N 1 0.6 0.55 0.4 0.06 0.2 2 0.6 0.35 0.2 0.06 0.2 0.3 0.06 0.07 0 Parameter-parameter pada Tabel 1 di atas menunukkan bahwa daerah ke-1 identik dengan daerah ke-2 kecuali dalam hal kecenderungan mengkonsumsi komoditas ( ) dan tingkat kenyamanan (A ). Daerah ke-1 lebih tinggi kecenderungan mengkonsumsi komoditasnya dibanding daerah ke-2, begitu pula daerah ke-1 lebih nyaman lingkungan daerahnya dibanding daerah ke-2. Dengan spesifikasi di atas, dapat ditentukan 1 = -0.342857 dan 2 = -0.342857, ini menunukkan kelemahan return terhadap pengaruh skala dari knowledge di daerah ke-1 dan daerah ke-2. Menurut Akibat 1 pada Bab III, sistem dinamik memiliki satu titik ekuilibrium, sebagaimana ditunukkan pada Gambar 4. 0 Z 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 000 0 000 0 000 800 000 Z Gambar 4 Keberadaan titik ekuilibrium yang tunggal dari sistem dinamik.
Kemudian dengan Akibat 1 pada Bab III, dengan bantuan Software Mathematica 6.0 (Lampiran 4 dan Lampiran 5), dapat ditentukan nilai ekuilibrium variabel-variabel sistem dinamik yang disaikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik Variabel = 1 = 2 N 35.06 64.94 w 7.96 4 7.96 4 K 5.62 6 1.04 7 k = s 7.45 4 2.07 5 c 9. 4 1.11 5 F 3.99 6 7.39 6 y 9.55 4 1.24 5 U 3.33 4 3.33 4 r 0.21 0.21 Z 6.67 5 K 1. 7 Dari Tabel 2 dapat dapat disimpulkan bahwa pada saat ekuilibrium, 35.06% penduduk memilih tinggal di daerah ke-1, 64.94% tinggal di daerah ke-2, tingkat upah di daerah ke-1 sama dengan tingkat upah di daerah ke-2, total cadangan modal, tingkat produksi, pendapatan per kapita dan tingkat konsumsi daerah ke-1 lebih kecil dari pada daerah ke-2, hal ini menunukkan bahwa walaupun daerah ke-1 lebih nyaman, namun karena tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditasnya lebih tinggi (tingkat kecenderungan meraih kekayaannya rendah), maka tingkat ekonominya dan umlah penduduknya menadi lebih rendah dibandingkan dengan daerah ke-2 yang tingkat kenyamanannya lebih rendah. 4.1 Efek Perubahan Tingkat Kecenderungan Mengkonsumsi Komoditas Untuk melihat dampak yang teradi apabila daerah ke- mengurangi tingkat kecenderungannya untuk mengkonsumsi komoditas, 2 dan 1 masing-masing dikurangi 3.33%, sedangkan parameter yang lain tetap seperti pada Tabel 1.
berikut Persentase peningkatan/penurunan nilai variabel dihitung dengan prosedur ( A ) ( A ) 1 ( A ) 0% (4.1) dengan ( A1) adalah nilai ekuilibrium variabel dengan paremeter A1 dan ( A) adalah nilai ekuilibrium variabel dengan paremeter A. Persamaan (4.1) akan digunakan untuk mengevaluasi persentase dampak perubahan parameter yang lain. Simbol digunakan untuk menyatakan bahwa parameter ditingkatkan, sedangkan tanda digunakan untuk menyatakan bahwa parameter diturunkan. Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabelvariabel sistem dinamik akibat menurunnya tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas disaikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik akibat perubahan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas Perubahan variabel 1 2 = 1 = 2 = 1 = 2 N 61.17-33.03-80.29 43.35 w -15.54-15.54 32.08 32.08 K 21.64-49.46-68.66 127.92 k = s -5.62-9.59 27.77 29.09 c -12.34-9.58 27.77 22.59 F 36.13-43.43-73.97 89.33 y -12.02-9.59 27.77 23.24 U -9.59-9.59 27.77 27.77 r 11.91-16.93 Z -13.13 26. K -24.53 59.00
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa penurunan tingkat kecenderungan untuk mengkonsumsi komoditas di daerah ke-1 sebesar 3.33% menyebabkan naiknya tingkat suku bunga sebesar 11.91%, berpindahnya 33.03% penduduk daerah ke-2 menuu daerah ke-1, meningkatnya tingkat produksi daerah ke-1, berkurangnya tingkat upah, pendapatan per kapita dan konsumsi kedua daerah pada saat ekuilibrium dicapai. Sebaliknya penurunan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas di daerah ke-2 sebesar 3.33% menyebabkan berkurangnya tingkat suku bunga sebesar 16.93%, peningkatan tingkat upah, pendapatan per kapita dan konsumsi kedua daerah, berpindahnya 80.28% penduduk daerah ke-1 menuu daerah ke-2, meningkatnya tingkat produksi dan cadangan modal daerah ke-2 pada saat ekuilibrium. Grafik hubungan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas daerah ke- ( ) dengan umlah penduduk daerah ke- (N ), dan tingkat suku bunga (r), disaikan masing-masing dalam Gambar 5 dan Gambar 6. N 1 0 80 N 2 80 0.50 0.52 0.54 0.56 1 0.35 0.36 0.37 0.38 0.39 2 Gambar 5 Hubungan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas daerah ke- ( ) dengan umlah penduduk daerah ke- (N ).
r r 0.35 0.4 0.3 0.2 0.1 0.30 0.25 0. 0.15 0. 0.05 1 0.45 0.50 0.55 0. 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 2 Gambar 6 Hubungan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas daerah ke- ( ) dengan suku bunga (r). Dari Gambar 5 terlihat bahwa umlah penduduk di setiap daerah berbanding terbalik dengan tingkat kecenderungan daerah tersebut dalam mengkonsumsi komoditas. Gambar 6 menyatakan bahwa pengurangan kecenderungan mengkonsumsi komoditas di daerah ke-1 akan menaikkan tingkat suku bunga, sebaliknya pengurangan kecenderungan mengkonsumsi komoditas di daerah ke-2 ustru akan menurunkan tingkat suku bunga. 4.2 Efek Perubahan Tingkat Kenyamanan Daerah Untuk melihat dampak yang teradi apabila daerah ke- meningkatkan tingkat kenyamanannya, A1 dan A 2 dinaikkan masing-masing sebesar 3.33%, sedangkan parameter yang lain tetap seperti pada Tabel 1. Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabel-variabel sistem dinamik akibat perubahan tingkat kenyamanan daerah ke- disaikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik akibat kenaikan tingkat kenyamanan daerah Perubahan variabel A1 A2 = 1 = 2 = 1 = 2 N 41.63-22.47-56.34 30.42 w -12.09-12.09 16.38 16.38 K 14.27-37.45-43.78 67.93 k = s -.49-7.50 14.19.51 c -.49-7.50 14.19.51 F 24.51-31.84-49.19 51.78 y -.49-7.50 14.19.51 U -7.50-7.50 14.19 14.19 r 8.97-9.62 Z -.18 13.47 K -19.32 28.76 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perbaikan tingkat kenyamanan daerah yang lebih nyaman (daerah ke-1) menyebabkan penurunan semua nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik selain umlah penduduk, tingkat produksi dan cadangan modal daerah ke-1 serta tingkat suku bunga pada saat ekuilibrium. Sedangkan perbaikan tingkat kenyamanan daerah yang kurang nyaman (daerah ke-2) menyebabkan peningkatan semua nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik selain umlah penduduk, tingkat produksi dan cadangan modal daerah ke-1 serta tingkat suku bunga pada saat ekuilibrium. Grafik efek perubahan tingkat kenyamanan daerah ke- (A) terhadap umlah penduduk daerah ke- (N ) dan tingkat suku bunga (r) disaikan masing-masing dalam Gambar 7 dan Gambar 8.
N 1 N 2 80 80 0.45 0.46 0.47 0.48 0.49 0.50 A 1 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 A 2 Gambar 7 Hubungan tingkat kenyamanan daerah ke- (A ) dengan umlah penduduk daerah ke- (N ). r 0.30 0.25 0. 0.15 0. 0.05 r 0. 0.15 0. 0.05 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 A 1 0.21 0.22 0.23 0.24 0.25 A 2 Gambar 8 Hubungan tingkat kenyamanan daerah ke- (A ) dengan suku bunga (r). Dari Gambar 7 dapat disimpulkan bahwa nilai ekuilibrium umlah penduduk daerah ke- akan semakin besar ika tingkat kenyamanan daerah tersebut uga semakin besar, sedangkan Gambar 8 menunukkan bahwa nilai ekuilibrium tingkat suku bunga akan turun ika daerah ke-2 (yang tingkat kenyamanannya kurang) meningkatkan kenyamanan daerahnya. 4.3 Efek Perubahan Tingkat Efisiensi Pemanfaatan Knowledge Untuk melihat dampak kenaikan tingkat efisiensi pemanfaatan knowledge, parameter m 1 dan m dinaikkan sebesar 3.33%, m 2 naik sebesar 0.38275%, sedangkan parameter yang lain tetap seperti pada Tabel 1. Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabel-variabel sistem dinamik akibat perubahan tingkat efisiensi pemanfaatan knowledge disaikan dalam Tabel 5.
Tabel 5 Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik akibat perubahan tingkat efisiensi pemanfaatan knowledge Perubahan m m1 m 2 variabel = 1 = 2 = 1 = 2 = 1 = 2 N 0.00 0.00 182.42-98.49-81.72 44.12 w 331.87 331.87 66.51 12.15 37.82 44.16 K 331.87 331.87 164.12-99.05-70.91 139.83 k = s 331.87 331.87 97.16 97.16 34.24 34.24 c 331.87 331.87 97.16 97.16 34.24 34.24 F 331.87 331.87 370.27-98.30-74.80 7.76 y 331.87 331.87 97.16 97.16 34.24 34.24 U 331.87 331.87 97.16 97.16 34.24 34.24 r 0.00 78.05-13.37 Z 238.43 52.54 35.31 K 331.87-6.78 65.94 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa kenaikan tingkat efisiensi pemanfaatan knowledge di kedua daerah menyebabkan meningkatnya tingkat produksi, upah, pendapatan per kapita, tingkat saving di kedua daerah tanpa memberikan pengaruh terhadap suku bunga dan perpindahan penduduk. Kenaikan tingkat efisiensi pemanfaatan knowledge di daerah ke-1 menyebabkan meningkatnya nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik daerah tersebut, kecuali total cadangan modal. Kenaikan tingkat efisiensi pemanfaatan knowledge di daerah ke-2 menyebabkan meningkatnya nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik daerah tersebut, selain tingkat suku bunga. Efek perubahan parameter terhadap tingkat produksi daerah ke- (F), umlah penduduk daerah ke- (N ), cadangan modal daerah ke- (K ), dan tingkat pendapatan per kapita daerah ke- (y ) masing-masing disaikan dalam Gambar 9,, 11 dan 12.
35 6 Produksi 30 25 15 5 0 1 2 3 A4 A 5 6 7 m8 asal 1 2 1 2 Perubahan parameter m 1 m 2 Daerah-1 Daerah-2 Gambar 9 Efek perubahan parameter terhadap produksi daerah ke- (F ). Jumlah penduduk 1 0 80 0 asal 1 2 3 A 4 A 1 2 1 52 m6 1 7m 2 m8 Perubahan parameter Daerah-1 Daerah-2 Gambar Efek perubahan parameter terhadap umlah penduduk daerah ke- (N ). Cadangan modal 50 45 35 30 25 15 5 0 6 asal 1 2 3 A 4 A 5 6 7 m 8 1 2 1 2 m 1 Perubahan parameter m 2 Daerah-1 Daerah-2 Gambar 11 Efek perubahan parameter terhadap cadangan modal daerah ke- (K ).
Pendapatan per kapita 50 30 0 4 asal 1 2 23 A4 A 5 m 2 1 6 m m 1 1 2 7 8 Perubahan parameter Daerah-1 Daerah-2 Gambar 12 Efek perubahan parameter terhadap pendapatan per kapita daerah ke- (y ). Dari Gambar 9,, 11, dan 12 bisa disimpulkan bahwa peningkatan efisiensi pemanfaatan knowledge lebih efektif untuk meningkatkan nilai ekuilibrium variabel produksi, pendapatan per kapita, dan cadangan modal daerah tersebut dibandingkan pengurangan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas dan perbaikan tingkat kenyamanan daerah.