PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN DI DKI JAKARTA DENGAN JARINGAN BACKPROPAGATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN DI DKI JAKARTA DENGAN JARINGAN BACKPROPAGATION"

Transkripsi

1 PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN DI DKI JAKARTA DENGAN JARINGAN BACKPROPAGATION (Forecast The Number of Vehicle in Jakarta Using Backpropagation Neural Net ) Zumrotus Sya diyah Universitas Darussalam Ambon, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan zoe_zoe_40@yahoo.com/zuma.yakuza@gmail.com Abstrak Kemacetan di ibukota DKI Jakarta tidak dapat dihindari, terutama pada titik-titik persimpangan baik di alan-alan protokol hingga di alan lingkungan. Semakin hari, kemacetan di Jakarta semakin parah. Menurut sebuah penelitian, kemacetan tersebut membuat masyarakat Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 48 triliun per tahun (Detik News, 26 Nop 2008). Dalam makalah ini akan dibahas mengenai prediksi umlah kendaraan pada tahun Prediksi ini akan dilakukan dengan menggunakan aringan syaraf tiruan, yaitu metode backpropagation. Metode ini digunakan karena keunggulannya dalam learning rate. Learning rate sangat berguna dalam menentukan prediksi dengan eror yang kecil. Prediksi umlah kendaraan ini akan dilakukan pada kendaraan bermotor, mobil pribadi dan kendaraan umum. Sehingga dari hasil prdiksi ini akan dapat ditentukan langkah-langkah yang tepat untuk menekan lau pertumbuhan umlah kendaraan. Dalam pembahasannya nanti akan digunakan Matlab Kata-kata kunci: aringan syaraf tiruan, metode backpropagation.

2 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas latar belakang yang mendasari penulisan makalah yang didalamnya mencakup beberapa informasi mengenai keadaan akarta pada masa ini, dalam kaitannya dengan kemacetan yang sering teradi dan umlah kendaraan yang terus meningkat tiap tahun. Uraian ini hanya bersifat umum dan lebih merupakan gambaran dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembahasan makalah ini. Dari informasiinformasi tersebut kemudian dibuat suatu rumusan masalah dan batasan yang dipakai agar pembahasan tidak meluas. Selain itu, dirumuskan uga tuuan dan manfaat dari makalah ini dan kemudian diakhiri dengan pembahasan mengenai sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Kemacetan di ibukota DKI Jakarta tidak dapat dihindari, terutama pada titik-titik persimpangan baik di alan-alan protokol hingga di alan lingkungan. Semakin hari, kemacetan di Jakarta semakin parah. Menurut sebuah penelitian, kemacetan tersebut membuat masyarakat Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 48 triliun per tahun (Detik News, 26 Nop 2008). Kemacetan ini mengakibatkan stres yang tinggi pada pengguna alan, meningkatnya polusi udara kota, hingga terganggunya kegiatan bisnis. Kemacetan lalulintas Jakarta yang semakin akut ini membuat pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Namun upaya ini seakan sia-sia ika melihat data terbaru umlah kendaraan di Ibukota. Oleh karena itu, dibutuhkan prediksi yang akurat untuk mengetahui umlah kendaraan tiap tahun agar dapat dilakukan tindakan preventif untuk menyesuaikan antara kebutuhan masyarakat atas kendaraan dengan kendaraan umum yang ada. Selain itu, dapat dilakukan uga pembatasan pada kepemilikan kendaraan. Hal ini diharapkan dapat membantu pemerintah dakam melakukan upaya penanganan terhadap kemacetan yang selalu teradi dan bahkan bertambah parah tiap tahunnya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai prediksi umlah kendaraan pada tahun Prediksi ini akan dilakukan dengan menggunakan aringan syaraf tiruan, yaitu metode backpropagation. Metode ini digunakan karena keunggulannya dalam learning rate. Learning rate sangat berguna dalam menentukan prediksi dengan eror yang kecil. Prediksi umlah kendaraan ini akan dilakukan pada kendaraan bermotor, mobil pribadi dan kendaraan umum. Sehingga dari hasil prdiksi ini akan dapat ditentukan langkahlangkah yang tepat untuk menekan lau pertumbuhan umlah kendaraan. Dalam pembahasannya nanti akan digunakan Matlab Rumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana mendapatkan prediksi yang akurat atas umlah kendaraan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan kendaraan bermotor, mobil pribadi dan kendaraan umum. 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan masalah tidak meluas, dalam makalah ini hanya akan digunakan data kendaraan dari Polda Metro Jaya pada tahun Data untuk umlah kendaraan pada tahun 2010 direkapitulasi pada bulan oktober Tuuan dan Manfaat Tuuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah mendapatkan hasil prediksi yang akurat atas umlah kendaraan di kota Jakarta berdasarkan data dari Polda Metro Jaya. Sedangkan manfaat yang dapat diambil adalah dengan data prediksi yang diperoleh

3 dapat dilakukan tindakan perventif untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat atas kendaraan dengan kendaraan umum yang ada atau dapat dilakukan uga pembatasan pada kepemilikan kendaraan. Hal ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam melakukan upaya penanganan terhadap kemacetan yang selalu teradi dan bahkan bertambah parah tiap tahunnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam makalah ini data dari umlah kendaraan akan diprediksi dengan menggunakan metode backpropagation. Tetapi sebelumnya pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan prediksi tersebut. Diantaranya adalah aringan saraf tiruan dan metode backpropagation. 2.1 Jaringan Saraf Tiruan [fauset] Jaringan Syaraf Tiruan (artificial neural network) adalah pemrosesan sistem informasi pada karakteristik tertentu dalam keadan yang berhubungan dengan aringan syaraf biologi. Jaringan syaraf tiruan dibangun berdasarkan generalisasi dari model matematika pada manusia atau syaraf biologi, didasarkan pada asumsi: 1. Pemrosesan informasi teradi pada banyak element yang disebut neuron. 2. Sinyal beralan diantara neuron yang terkoneksi aringan. 3. Masing masing aringan koneksi dihubungkan dengan bobot, yang mana didalam aringan syaraf khusus, melipatgandakan transmisi sinyal. 4. Masing masing neuron mempergunakan fungsi aktifasi (biasanya nonlinier) ke aringan inputnya untuk menentukan sinyal output. Jaringan syaraf dikarakteristikkan oleh : 1. Polanya terkoneksi diantara neuron (disebut arsitektur) 2. Metode untuk menentukan bobot dari koneksi (disebut training atau learning, algoritma) 3. Fungsi aktifasi. Apa yang membedakan (artificial) aringan syaraf dari pendekatan yang lain ke proses menyediakan informasi pendahuluan dari bagaimana dan kapan menggunakan aringan syaraf, mari kita mengingat definisi dari karakteristik aringan syaraf lebih lanut. Jaringan syaraf terdiri dari banyak sekali elemen pemroses yang disebut dengan neuron, unit, cell or node. Masing masing terhubungkan dengan neuron yang lain oleh alat komunikasi aringan secara langsung, masing masing terhubungkan dengan bobot. Bobot mengambarkan informasi yang digunakan oleh aringan untuk memecahkan masalah. Jaringan syaraf dapat diaplikasikan pada bermacam macam permasalahan, seperti penyimpanan dan pemanggilan ulang data atau pola, peng-klasan pola, melakukan pemetaan umum dari pola input ke pola output, peng-grupan pola yang mirip, atau menemukan solusi permasalahan secara maksimal. Masing masing neuron mempunyai bagian internal, dsebut aktifasi atau level aktifasi, dimana fungsinya adalah menerima input. Secara khusus, neuron mengirimkan aktifasi berupa sinyal kepada beberapa neuron yang lain. Itu penting untuk mencatat bahwa neuron dapat mengirim satu sinyal pada satu waktu, walaupun sinyal ini mengirim ke beberpa neuron. 2.2 Backpropagation[fauset] Dalam bab ini, akan dibahas metode training ini, yang dikenal dengan backpropagation (of error) atau generalized delta rule. Metode ini adalah metode gradient descent untuk meminimalkan total kuadrat error dari output yang dihitung oleh aringan.

4 Backpropagation melatih aringan untuk mendapatkan keseimbangan antara kemampuan aringan untuk mengenali pola yang digunakan selama proses training serta kemampuan aringan untuk memberikan respon yang benar terhadap pola inputan yang serupa (tapi tak sama) dengan pola yang dipakai selama training Arsitektur Backpropagation memiliki beberapa unit yang ada di dalam satu atau lebih hidden layer. Gambar 1. Arsitektur backpropagation Gambar 1 merupakan arsitektur backpropagation dengan n buah inputan (ditambah sebuah bias), sebuah hidden layer yang terdiri dari p unit (ditambah sebuah bias), serta m buah unit output. Dimana v i merupakan bobot garis dari unit input xi ke unit hidden layer z (v 0 merupakan bobot garis yang menghubungkan bias di unit inputan ke unit hidden layer z ). w i merupakan bobot dari unit hidden layer z ke unit output y k (w k0 merupakan bobot garis yang menghubungkan bias di unit hidden layer ke unit output z k ) Fungsi Aktivasi Fungsi aktivasi untuk aringan backpropagation memiliki beberapa karakteristik yang penting. Fungsi aktivasi tersebut kontinu, dapat diturunkan dan tidak turun secara monoton. Untuk efesiensi perhitungan, turunan dari fungsi aktivasi tersebut uga mudah dihitung. Fungsi aktivasi yang paling umum digunakan adalah nilai dari turunannya (pada nilai tertentu dari variabel independen) dapat diekspresikan dalam bentuk nilai dari fungsi aktivasi tersebut (pada nilai varibel independen).fungsi aktivasi yang paling sering digunakan adalah fungsi sigmoid biner. Sedangkan fungsi lain yang uga cukup sering dipakai adalah fungsi sigmoid bipolar. Penelasan dari kedua fungsi tersebut diberikn sebagai berikut: 1. Fungsi sigmoid biner untuk interval (0,1) 1 f ( x) x 1 e f ' x f ( x )([1 f 1( x )] 2. Fungsi sigmoid bipolar dengan interval (-1,1) 2 f ( x) 1 x 1 e 1 f ' x [1 f2( x)][1 f2( x)] Algoritma Backpropaation Step 0 : Inisialisasi bobot semua bobot dengan bilangan acak kecil

5 Bobot bias input (v 0 ) = bilangan acak dari - dan, dengan Bobot input (v i ) = bilangan acak dari -0.5 dan 0.5 Bobot bias hidden (w 0k ) dan bobot hidden (w k ) = bilangan acak dari -1 dan 1. Step 1 : Jika kondisi penghentian belum terpenuhi, lakukan Step 2-9 Step 2 : Untuk setiap pasang data pelatihan, lakukan langkah 3-8 Step 3 : Tiap unit input (X i, i=1,..,n) menerima sinyal dan meneruskannya ke unit hidden Step 4 : Hitung semua output di unit hidden (Z,=1,..,p) z _ in v z f z _ in Step 5 : Hitung semua output di unit output (Yk, k=1,..,m) y k Step 6 : Hitung unit output berdasarkan error di setiap unit output Y k Step 7 : Hitung unit hidden berdasarkan error di setiap unit hidden Z Hitung suku perubahan bobot input dan bobot bias input dengan learning rate m _ in k w k Step 8 : Hitung semua perubahan bobot Step 9 : Test kondisi penghentian y _ in 0 k f n i1 w 0k y _ in x v i i k p 1 z w k k ( tk yk ) f '( y _ ink ) Hitung suku perubahan bobot hidden dan bobot bias hidden dengan learning rate w z w v i k k 0k i v 0 k _ in k x k1 w ( baru) w ( lama) w v ( baru) v ( lama) v i i f '( z _ in k ) i k

6 BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dielaskan mengenai prediksi data umlah tiap enis kendaraan. Dimana prediksi ani akan dilakukan dengan menggunakan aringan saraf tiruan, yaitu metode backpropagation. 3.1 Analisa Data [2] Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa data yang akan digunakan dalam proses peramalan atau prediksi ini adalah data umlah kendaraan di Jakarta selama sepuluh tahun terakhir. Data ini akan digunakan untuk mengetahui kisaran yang akurat tentang umlah kendaraan Data yang digunakan dalam proses prediksi adalah sebagai berikut: Tabel 1. Data Jumlah Kendaraan Polda Metro Jaya Jenis Kendaraan Bermotor Tahun Sepeda Motor Mobil Penumpang Mobil Beban Mobil Bis Penumpang Jumlah Tampak pada tabel bahwa kenaikan umlah kendaraan di Jakarta sangat signifikan. Tapi, tiap tahun mempunyai tingkat kenaikan yang berbeda-berbeda. Hal inilah yang membuat prediksi atas data selanutnya yang akurat menadi sulit didapatkan. Oleh karena itu, akan digunakan metode backpropagation untuk meramalkan data berikutnya. Program akan blaar untuk mengetahui model kenaikan umlah kendaraan yang berubah dan berbeda tiap tahunnya. 3.2 Hasil dan Representasi Prediksi Pada metode backpropagation, langkah yang pertama dilakukan adalah menentukan bobot awal. Pemilihan bobot awal akan mempengaruhi apakah aringan mencapai minimum global (atau hanya lokal) dari error, dan ika itu teradi, seberapa cepat akan konvergen. Update bobot antara dua unit bergantung pada turunan fungsi aktivasi dari unit batas atas dan unit batas bawah. Untuk alasan inilah, sangat penting untuk menghindari pemilihan bobot awal yang akan membuat aktivasi atau turunan dari aktivasi tersebut bernilai nol. Nilai dari bobot awal tidak harus terlalu besar, atau sinyal input awal ke tiap unit hidden atau output akan atuh pada daerah dimana turunan dari fungsi sigmoid memiliki nilai yang sangat kecil (disebut area saturation). Selain itu, apabila bobot awal terlalu kecil, input aringan untuk unit hidden atau output akan mendekati nol, yang akan menyebabkan proses learning yang sangat lambat.

7 Prosedur umum adalah untuk memberi bobot awal (dan bias) dengan nilai acak antara -0.5 dan 0.5 (atau antara -1 dan 1 atau interval lain yang sesuai). Nilai tersebut bisa negatif maupun positif karena nilai akhir dari bobot setelah training mungkin sesuai dengan tanda tersebut. Pada metode ini, proses training tidak dilakukan pada seluruh data, melainkan hanya sebagian saa (biasanya setengah dari data keseuruhan). Sedangkan sisa data yang lain digunakan dalam proses testing. Dalam training, bobot akan diperbarui di setiap iterasi sedemikian hingga diperoleh bobot yang sesuai dengan model data. Sedangkan proses testing akan menentukan seberapa akurat prediksi yang telah dilakukan. Hal inilah yang membuat metode ini unggul dari metode yang lain. Bobot input yang dipakai adalah data yang bernilai (-0.5,0.5). Bobot ini akan diinputkan ke program dalam bentuk matriks yang ukurannya sesuai dengan umlah data yang akan diproses dan umlah hidden layer yang diinginkan. Untuk aringan syaraf tiruan dengan lebih dari 1 unit hidden, hanya modifikasi kecil dari algoritma backpropagation pada bab Perhitungan dari diulang untuk setiap hidden layer. Hasil teoritis yang telah banyak ditunukkan pada mennyimpulkan bahwa satu hidden layer cukup bagi sebuah aringan backpropagation untuk menetapkan setiap pemetaan kontinu dari pola input ke pola output pada sebarang deraat ketepatan. Bagaimanapun uga, 2 hiden layer mungkin dapat membuat training lebih mudah untuk beberapa situasi.,, dengan Sedangkan bobot awal untuk bobot input diambil nilai 1/ n 0.7( p) 0. 7n p. Dan bobot awal untuk bobot hidden diambil nilai (- 0.5,0.5). Dari penelasan tersebut, maka dalam makalah ini akan digunakan bobot input data yang bernilai (-0.5,0.5), umlah data adalah 10 dan banyak hiden layer adalah 1. Oleh karena itu, dapat diambil suatu inisialisasi bobot berupa matriks berukuran 5 1 yang dinyatakan dalam tabel berikut: Tabel 2. Bobot Input Bobot input Karena data yang dimiliki bernilai sangat besar, maka perlu dilakukan konversi dengan rumus berikut: x _ lama x _ min x _ baru x _ maks x _ min Sehingga diperoleh: Konversi ini pada akhir peramalan atau prediksi akan dikembalikan lagi dengan invers dari persamaan tersebut sebagai berikut: y _ pred y _ lama *( y _ maks y _ min) y _ min Sehingga, konversi ini tidak akan mengubah data yang dihasilkan. Dari proses konversi pada data input diperoleh:

8 Tabel 3. Hasil Konversi data Inputan Jenis Kendaraan Bermotor Tahun Sepeda Mobil Mobil Jumlah Mobil Bis Motor Penumpang Beban Data pada Tabel 3 adalah data inputan untuk program. Setelah running, yaitu dengan umlah hidden layer adalah 1, learning rate sebesar 0.5, banyak iterasi adalah 3 (telah mencapai kekonvergenan, artinya bobot tidak terbarui lagi), bobot bias input adalah 0.7, bobot bias hidden adalah 0.5, dan bobot hidden layer (berukuran 1x1) sebesar 0.2, diperoleh data hasil running program sebagaimana dielaskan dalam sub bab berikut ini Prediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Setelah dilakukan running program terhadap data umlah kendaraan bermotor selama sepuluh tahun terakhir, diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 4. Bobot Awal dan Akhir layer Bobot Awal Input 5 Bobot akhir Input ( 10 ) a) Bobot Awal dan Akhir layer input Bobot Awal Hidden 7 Bobot Akhir Hidden ( 10 ) b) Bobot Awal dan Akhir hidden layer Sehingga diperoleh data prediksi umlah kendaraan bermotor pada tahun adalah sebesar Hal ini digambarkan dengan garis merah pada grafik berikut: Grafik 1. Hasil Prediksi Jumlah Kendaraan Bermotor

9 3.2.2 Prediksi Jumlah Mobil Penumpang Setelah dilakukan running program terhadap data umlah mobil penumpang selama sepuluh tahun terakhir, diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 5. Bobot Awal dan Akhir layer Bobot Awal Input 4 Bobot akhir Input ( 10 ) c) Bobot Awal dan Akhir layer input Bobot Awal Hidden 7 Bobot Akhir Hidden ( 10 ) d) Bobot Awal dan Akhir hidden layer Sehingga diperoleh data prediksi umlah mobil penumpang pada tahun adalah sebesar Hal ini digambarkan dengan garis merah pada grafik berikut: Grafik 2. Hasil Prediksi Jumlah Mobil Penumpang Prediksi Jumlah Mobil Beban Setelah dilakukan running program terhadap data umlah mobil beban selama sepuluh tahun terakhir, diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 6. Bobot Awal dan Akhir layer Bobot Awal Input 3 Bobot akhir Input ( 10 ) e) Bobot Awal dan Akhir layer input

10 Bobot Awal Hidden 6 Bobot Akhir Hidden ( 10 ) f) Bobot Awal dan Akhir hidden layer Sehingga diperoleh data prediksi umlah mobil beban pada tahun 2011 adalah 5 sebesar Hal ini digambarkan dengan garis merah pada grafik berikut: Grafik 3. Hasil Prediksi Jumlah Mobil Beban Prediksi Jumlah Mobil Bis Setelah dilakukan running program terhadap data umlah mobil bis selama sepuluh tahun terakhir, diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 7. Bobot Awal dan Akhir layer Bobot Awal Input 3 Bobot akhir Input ( 10 ) g) Bobot Awal dan Akhir layer input Bobot Awal Hidden 6 Bobot Akhir Hidden ( 10 ) h) Bobot Awal dan Akhir hidden layer Sehingga diperoleh data prediksi umlah mobil beban pada tahun 2011 adalah 5 sebesar Hal ini digambarkan dengan garis merah pada grafik berikut:

11 Grafik 4. Hasil Prediksi Jumlah Mobil Bis Prediksi Jumlah Total Seluruh Kendaraan Setelah dilakukan running program terhadap data umlah total seluruh kendaraan selama sepuluh tahun terakhir, diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 8. Prediksi umlah Total kendaraan tahun 2011 Prediksi kenaikan umlah tiap enis kendaraan Sepeda Motor Mobil Penumpang Mobil Beban Mobil Bis Jumlah Total Sehingga diperoleh data prediksi umlah total seluruh kendaraan pada tahun 2011 adalah sebesar Hal ini digambarkan dengan garis merah pada grafik berikut: Grafik 5. Hasil Prediksi Jumlah Total Kendaraan

12 BAB IV KESIMPULAN Dari penggunaan program menggunakan metode backpropagation, diperoleh hasil prediksi sebagai berikut: Prediksi kenaikan umlah tiap enis kendaraan Sepeda Motor Mobil Penumpang Mobil Beban Mobil Bis Jumlah Total Tabel menunukkan bahwa umlah sepeda motor naik sebanyak unit dari data september 2010, mobil penumpang naik unit, mobil beban naik sebanyak unit, mobil bis naik unit, sedangkan total umlah kendaraan akan mangalami kenaikan pula sebesar unit. Kenaikan ini harus diatasi dengan pengurangan umlah kendaraan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan ui kelayakan kendaraan dimana kendaraan yang sudah tak layak operasi harus segera diberhentikan iin beroperasinya. Selain itu, pengurangan tingkat kenaikan umlah kendaraan dapat dilakukan uga dengan mengurangi pembelian kendaraan dengan cara kredit. Hal ini dikarenakan oleh pemberian kredit dengan bunga yang terlalu rendah meningkatkan keinginan dan daya beli masyarakat atas kendaraan bermotor. Dan kasus ini menyumbangkan pengaruh besar bagi meroketnya umlah kendaraan. Cara lain yang uga dapat dilakukan adalah membatasi kepemilikan kendaraan bagi tiap keluarga. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia atas barang mewah, terutama mobil.

13 DAFTAR PUSTAKA [1]. Fausset, Lauren Fundamentals of Neural Network. Prentice-Hall,Inc. New Jersey. [2] oktober 2010.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA Julpan 1 *, Erna Budhiarti Nababan 1 & Muhammad Zarlis 1 1 Program S2 Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, LAMPIRAN 15 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Siti Amiroch Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, amirast_117@yahoo.com Abstract. In the stock market, stock price prediction is

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION Yuyun Dwi Lestari Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Harapan E-mail : yuyun.dl@gmail.com

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA Pembimbing: Desi Fitria Utami M0103025 Drs. Y. S. Palgunadi, M. Sc

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Perceptron 2. ADALINE 3. MADALINE 2 Perceptron Perceptron lebih powerful dari Hebb Pembelajaran perceptron mampu menemukan konvergensi terhadap bobot yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling parah dan paling lama tingkat pemulihannya akibat krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. paling parah dan paling lama tingkat pemulihannya akibat krisis keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang terjadi di Asia pada pertengahan tahun 1997 diawali di Thailand dan merembet ke berbagai negara di Asia lainnya seperti di Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A ARTIFICIAL NEURAL NETWORK CAHYA YUNITA 5213100001 ALVISHA FARRASITA 5213100057 NOVIANTIANDINI 5213100075 TEKNIK PERAMALAN - A MATERI Neural Network Neural Network atau dalam bahasa Indonesia disebut Jaringan

Lebih terperinci

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin BACK PROPAGATION Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN STRUKTUR BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI STOK OBAT DI APOTEK (STUDI KASUS : APOTEK ABC)

PENERAPAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN STRUKTUR BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI STOK OBAT DI APOTEK (STUDI KASUS : APOTEK ABC) Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 0 (SNATI 0) ISSN: 907-50 ogyakarta, 7-8 Juni 0 PENERAPAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN STRUKTUR BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI STOK OBAT DI APOTEK (STUDI KASUS

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK. Cynthia G.Y.P

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK. Cynthia G.Y.P PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Cynthia G.Y.P Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia cynthia_gyp@yahoo.com Abstrak Suatu perusahaan

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

ANALISA PREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISA PREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 907-5022 Yogyakarta, 6 Juni 2007 ANALISA PREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Prisa Marga Kusumantara, I Gede

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Perbandingan Arsitektur Multilayer Feedforward Network dengan memakai Topologi Multiprosesor Ring Array Dan Linear Array

Perbandingan Arsitektur Multilayer Feedforward Network dengan memakai Topologi Multiprosesor Ring Array Dan Linear Array Nico Saputro Perbandingan Arsitektur Multilayer Feedforard Netork dengan memakai Topologi Multiprosesor Ring Array Dan Linear Array Abstrak Jaringan Syaraf Tiruan dapat diimplementasikan secara perangkat

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH 7B. Standar Backpropagation (BP) Backpropagation (BP) merupakan JST multi-layer. Penemuannya mengatasi kelemahan JST dengan layer tunggal yang mengakibatkan perkembangan

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah kemampuan pemecahan masalah subjek kedalam elemen-elemen konstituen, mencari hubungan-hubungan internal dan diantara elemen-elemen, serta mengatur

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer

Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer R. Muhammad Subekti 1 1. P2TRR BATAN, Kompleks Puspiptek Gedung 31, Serpong, Tangerang 15310 Abstrak Algoritma umum metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah bagian dari ilmu komputer yang mempelaari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Jaringan Syaraf Tiruan Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Susilo Nugroho Drajad Maknawi M0105047 M0105068 M01040 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, November 2007, 53 64 WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Daryono Budi Utomo Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi ini dilakukan dengan cara mencari dan membaca berbagai literatur serta karya-karya penelitian mengenai topik penelitian yang sudah

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y) yaitu dua dimensi, dimana x dan y merupakan koordinat spasial dan f(x,y) disebut dengan intensitas atau

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka berpikir Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tidak dapat dihindari. Untuk mengatasi perubahan yang tidak pasti ini diperlukan suatu prediksi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat keras komputer berkembang dengan pesat setiap tahunnya selalu sudah ditemukan teknologi yang lebih baru. Meskipun demikian masih banyak hal yang belum dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan adalah menduga atau memperkirakan suatu keadaan di masa yang akan datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk menetapkan kapan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Barcode Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang berfungsi sebagai personal

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta, 19 Juni 004 Klasifikasi Pola Menggunakan Jaringan Probabilistik Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

Identifikasi Unsur-unsur Radioaktif dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Identifikasi Unsur-unsur Radioaktif dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Identifikasi Unsur-unsur Radioaktif dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Rokhmadi 1 dan R. Muhammad Subekti 1 1. Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset (P2TRR) BATAN, Serpong Abstrak Jaringan

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii Muhammad Arif Santoso, 2015. Peramalan Penjualan Produk Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si, M.Si dan Dr. Herry Suprajitno,

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengklasifikasian merupakan salah satu metode statistika untuk mengelompok atau menglasifikasi suatu data yang disusun secara sistematis. Masalah klasifikasi sering

Lebih terperinci

OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK

OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK ABSTRAK Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Algoritma umum metode propagasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA MENGGUNAKAN JARINGAN PROBABILISTIK

KLASIFIKASI POLA MENGGUNAKAN JARINGAN PROBABILISTIK KLASIFIKASI POLA MENGGUNAKAN JARINGAN PROBABILISTIK Sri Kusumadewi Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta cicie@fti.uii.ac.id ABSTRACT More application often used

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN A. OTAK MANUSIA Otak manusia berisi berjuta-juta sel syaraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiaptiap sel bekerja seperti suatu prosesor sederhana. Masing-masing

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 203-209 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN BACKPROPAGATION DAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MENENTUKAN PREDIKSI PENJUALAN DAN STOK YANG HARUS TERSEDIA

ANALISIS PEMANFAATAN BACKPROPAGATION DAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MENENTUKAN PREDIKSI PENJUALAN DAN STOK YANG HARUS TERSEDIA ANALISIS PEMANFAATAN BACKPROPAGATION DAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MENENTUKAN PREDIKSI PENJUALAN DAN STOK YANG HARUS TERSEDIA Angga Cahyo Saputro 1, Suyadi 2 Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua negara mempunyai mata uang sebagai alat tukar. Pertukaran uang dengan barang yang terjadi disetiap negara tidak akan menimbulkan masalah mengingat nilai uang

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* 1)Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Badan Meteorologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik:

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik: LAMPIRAN 4 Lampiran Algoritma aringan syaraf tiruan propagasi balik Langkah 0 Inisialisasi bobot Langkah Selama kondisi berhenti bernilai salah, lakukan langkah -9. Langkah Untuk setiap pasangan, lakukan

Lebih terperinci

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION Amriana 1 Program Studi D1 Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNTAD ABSTRAK Jaringan saraf tiruan untuk aplikasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Peramalan Harga Indeks Saham Hang Seng dengan Menggunakan Jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) Intelligent Systems Pembahasan Jaringan McCulloch-Pitts Jaringan Hebb Perceptron Jaringan McCulloch-Pitts Model JST Pertama Diperkenalkan oleh McCulloch

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Penentuan Lokasi Untuk Penelitian Pendahuluan Usaha Ritel di Surabaya Dengan Jaringan Saraf Tiruan

Rancang Bangun Perangkat Lunak Penentuan Lokasi Untuk Penelitian Pendahuluan Usaha Ritel di Surabaya Dengan Jaringan Saraf Tiruan Rancang Bangun Perangkat Lunak Penentuan Lokasi Untuk Penelitian Pendahuluan Usaha Ritel di Surabaya Dengan Jaringan Saraf Tiruan Damarendra Universitas Ciputra UC Town, CitraLand, Surabaya 60219 dnugroho@student.ciputra.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem dengan Metode Neural Network Back Propagation. Modeling System Using Neural Network Backpropagation

Pemodelan Sistem dengan Metode Neural Network Back Propagation. Modeling System Using Neural Network Backpropagation Pemodelan Sistem dengan Metode Neural Network Back Propagation Modeling System Using Neural Network Backpropagation Dwi Sudarno Putra 1), Toto Sugiarto 1) & Meri Azmi 2) 1) Jurusan Teknik Otomotif Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Algoritma genetik merupakan salah satu algoritma yang biasanya digunakan dalam optimalisasi data. Namun penggunaan algoritma genetik dalam melakukan peramalan

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci