II. TINJAUAN PUSTAKA ( ) ( ) ( ) Asalkan limit ini ada dan bukan atau. Jika limit ini memang ada, dikatakan ( ) ( ) ( ) ( )

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

TINJAUAN PUSTAKA. Jika y = f(x) dengan f(x) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan terhadap

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

Pengertian limit secara intuisi

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx,

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Untuk sebuah fungsi y = f(x), bagaimana perilaku dari f(x) jika x mendekati c, akan tetapi x tidak sama dengan c (x c).

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA

BAB III LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

BAB II LANDASAN TEORI

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM KOMPETENSI GANDA DEPAG S1 KEDUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

Bab 2 Fungsi Analitik

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =

Persamaan Diferensial Biasa

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.

ANALISIS VARIABEL REAL 2

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

BAB I PENGERTIAN DASAR

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f).

, maka., maka 1 = 1 +1 <3 1 < = 10 3 =1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media/ Alat

II. LANDASAN TEORI ( ) =

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks

Nilai Ekstrim. (Extreme Values)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA MAHASISWA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA PERKULIAHAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I

yaitu massa, pusat massa, momen Inersia dari radius kitaran. Menurut definisi kamus, mengintegrasi berarti memadukan bersama, sebagian kedalam suatu

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

II. TINJAUAN PUSTAKA. iterasi Picard di dalam persamaan diferensial orde pertama, perlu diketahui

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al.,

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

SILABUS MATA KULIAH. Tujuan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas

Matematika

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Turunan Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain (dibaca f aksen ) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah Asalkan limit ini ada dan bukan. Jika limit ini memang ada, dikatakan bahwa f terdiferensiasikan (terturunkan) di c. Contoh : Andaikan, carilah Penyelesaian: [ ] [ ] (Purcell,1987).

6 2.2 Definisi Integral Integral adalah sebuah konsep penjumlahan. Kata integral juga dapat digunakan untuk merujuk pada antiturunan. F suatu antiturunan f pada selang I jika pada yakni, jika untuk semua x dalam I. (Jika x suatu titik ujung I, hanya perlu turunan sepihak). Contoh: Carilah antiturunan umum dari pada. Penyelesaian : Fungsi tidak akan berhasil karena turunannya adalah. Tetapi itu menyarankan yang memenuhi. Akan tetapi, antiturunan umumnya adalah. (Purcell,1987) 2.3 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu ( beberapa) fungsi yang tak diketahui (Finizio dan Ladas, 1988). Suatu persamaan yang melibatkan suatu fungsi yang dicari turunannya. Jika fungsi yang tidak diketahui hanya terdiri dari satu peubah independen disebut persamaan diferensial biasa. Jika fungsi yang dicari dari dua lebih peubah independen disebut persamaan diferensial parsial (Bronson dan Costa, 2007).

7 2.4 Orde dan Derajat Pada Persamaan Diferensial Suatu persamaan diferensial orde n adalah persamaan bentuk ( ) yang menyatakan hubungan antara perubah bebas x, perubah tak bebas y(x) dan turunannya yaitu. Jadi, suatu persamaan diferensial disebut mempunyai orde (tingkat) n jika turunan yang tertinggi dalam persamaan diferensial itu adalah turunan ke n. Dan suatu persamaan diferensial disebut mempunyai degree (derajad) k jika turunan yang tertinggi dalam persamaan diferensial itu berderajad k. Contoh: 1. ; orde satu, derajat satu. 2. ( ) ; orde tiga, derajat satu. 3. ( ) ; orde tiga, derajat dua Karena turunan tertingginya berderajat dua (Kartono, 1994). 2.5 Persamaan Diferensial Orde Pertama Bentuk standar dari persamaan diferensial orde pertama dalam fungsi yang dicari adalah (2.1) Dimana turunan muncul hanya di sisi kiri dari (2.1). Walaupun tidak semua persamaan diferensial orde pertama dapat dituliskan dalam bentuk standar melalui penyelesaian secara aljabar dan menetapkan sama dengan sisi kanan dari persamaan yang dihasilkan.

8 Sisi kanan dari (2.1) dapat selalu dituliskan sebagai pembagian dua fungsi lainnya dan. Dengan demikian (2.1) menjadi yang ekuivalen dengan bentuk diferensial (Bronson dan Costa, 2007). 2.6 Persamaan Diferensial Eksak Orde Satu dengan Dua Peubah Suatu persamaan diferensial (2.2) Adalah eksak jika ada suatu fungsi ( ) sehingga Jika dan merupakan fungsi kontinu dan memiliki turunan parsial pertama yang kontinu pada sebuah segiempat bidang maka (2.2) adalah eksak hanya jika (Bronson dan Costa, 2007). 2.7 Faktor Integrasi PD Tidak Eksak Dua Peubah Jika persamaan diferensial bukan eksak pada domain D, tetapi persamaan diferensial (2.3) Adalah eksak domain D, maka ( ) merupakan faktor integrasi dari persamaan diferensial (2.2) (Ross, 1984).

9 2.8 Persamaan Diferensial Eksak Orde Satu dengan Tiga Peubah Persamaan diferensial orde satu dengan tiga peubah yang berbentuk : (2.4) Disebut eksak apabila terdapat fungsi ( ), sehingga (2.5) Dengan berlaku hubungan : (Sugiarto dan Mario, 2002). Teorema Persamaan diferensial Merupakan persamaan diferensial eksak tiga peubah. Misalkan terdapat fungsi-fungsi : sebagai berikut : dengan dengan dan Maka penyelesaian umum persamaan diferensial adalah dengan (2.6)

10 Bukti : Untuk menunjukkan dengan merupakan solusi PD di atas, cukup ditunjukkan Akan ditunjukkan Karena dan, maka Akan ditunjukkan Akan ditunjukkan

11 Jadi, merupakan solusi umum dari persamaan diferensial eksak Catatan : 1. Dalam pemilihan dan harus diperhatikan kondisi : dan Untuk mempermudah perhitungan, pilih dan sehingga dapat diambil dan 2. PD eksak yang diberikan dapat dipisahkan menjadi dua lebih PD eksak, dan dikerjakan masing-masing. Penjumlahan dari solusi ini adalah solusi umum dari PD eksak awal. (Sugiarto dan Mario, 2002). 2.9 Faktor Integrasi PD Tidak Eksak Tiga Peubah Definisi : Misal PD tak eksak. Fungsi ( ) disebut faktor integrasi jika [ ] menjadi eksak. (Sugiarto dan Mario, 2002).

12 2.10 Metode Untuk Mencari Fungsi Missal dengan a berupa fungsi konstan fungsi a(x) b berupa fungsi konstan fungsi b(y), dan c berupa fungsi konstan fungsi c(z) karena persamaan diferensial : [ ] adalah eksak, maka:

13 Bagi menjadi tiga kasus, yaitu : Kasus 1 Untuk a=0 dan b=0 Jadi, faktor integrasi dari (fungsi dari z) Kasus 2 Untuk b=0 dan c=0 Jadi, faktor integrasi dari (fungsi dari x) Kasus 3 Untuk a=0 dan c=0 Jadi, faktor integrasi dari (fungsi dari y) (Sugiarto dan Mario, 2002).

14 2.11 Persamaan Diferensial Eksak Orde Satu dengan Empat Peubah Persamaan diferensial orde satu dengan empat peubah yang berbentuk : (2.7) Disebut eksak apabila terdapat fungsi ( ), sehingga (2.8) Dengan berlaku hubungan : (Herlani, 2010). Teorema Persamaan diferensial Merupakan persamaan diferensial eksak empat peubah. Misalkan terdapat fungsi-fungsi : sebagai berikut : dengan dengan dan dengan, dan

15 Maka penyelesaian umum persamaan diferensial adalah dengan (2.9) Bukti : untuk menunjukkan dengan Merupakan penyelesaian PD di atas, cukup ditunjukkan Bukti : Akan ditunjukkan Karena, dan, maka Akan ditunjukkan

16 Akan ditunjukkan Akan ditunjukkan Jadi, merupakan penyelesaian umum dari persamaan diferensial eksak (Herlani, 2010).

17 2.12 Faktor Integrasi PD Tidak Eksak Empat Peubah Misal PD tak eksak. Fungsi ( ) disebut faktor integrasi PD Sehingga, [ ] menjadi eksak. Misal dengan a berupa fungsi konstan fungsi a(x), b berupa fungsi konstan fungsi b(y), c berupa fungsi konstan fungsi c(z), dan d berupa fungsi konstan fungsi d(t). karena persamaan diferensial : [ ] adalah eksak, maka:

18 Bagi menjadi empat kasus, yaitu : Kasus 1 Untuk a=0, b=0 dan c=0,, Jadi, faktor integrasi dari (fungsi dari t).

19 Kasus 2 Untuk a=0, b=0 dan d=0,, Jadi, faktor integrasi dari (fungsi dari z) Kasus 3 Untuk a=0, c=0 dan d=0,, Jadi, faktor integrasi dari (fungsi dari y) Kasus 4 Untuk b=0, c=0 dan d=0,, Jadi, faktor integrasi dari (fungsi dari x) (Herlani, 2010).

20 2.13 Definisi Persamaan Diferensial Total Suatu persamaan : (2.10) dengan C adalah konstan sebarang, maka persamaan diferensial : (2.11) dengan persamaan diferensial total dari (2.10) dan (2.11) merupakan persamaan diferensial eksak. Jadi, persamaan diferensial eksak merupakan persamaan diferensial total dari suatu fungsi primitifnya (Ayres dan Ault, 1999).