Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 < 60 Tidak Tuntas 9 56,25 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kategori Frekuensi Prosentase Tuntas 10 37,04% Tidak Tuntas 17 62,96% Total %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa guru menggunakan metode ceramah, sehingga guru aktif menjelaskan materi yang disampaikan dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Guru mengajukan pertanyaan, hanya 5 siswa yang berani menjawab atau mengemukakan pendapatnya. Diharapkan dengan tanya jawab tersebut siswa semakin memahami isi pelajaran. Namun setelah dilaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran hasil evaluasi tersebut masih jauh dari harapan. Maka perlu diadakan perbaikan melalui penggunaan model pembelajaran TAI. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yang dimiliki siswa skornya sama atau di atas 90. Jika siswa belum mencapai skor 90 dinyatakan belum tuntas dalam belajar. Proses pelaksanaan tindakan per siklus terbagi menjadi tiga kali pertemuan, masingmasing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa dari 25 siswa terdapat 3 siswa yang mengalami ketuntasan dan 22 siswa yang belum mengalami ketuntasan dengan kriteria ketuntasan minimum 90. Hal ini dapat terlihat dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah 25 100% Dilihat dari tabel 4.1 hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90). Dari tabel diatas diketahui terdapat 22 siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran 39

40 sesuai dengan KKM yang diterapkan (88%) dan terdapat 3 siswa yang tuntas (12%) dalam pembelajaran IPA dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55 dan standar deviasi 10,01. Rata-rata yang diperoleh mencapai 69,12. Skor rata-rata 69,12 jika mengacu pada sekolah sudah baik, akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan skor rata-rata mencapai 90. Sehingga wajar perlu diadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bantir Candiroto Temanggung pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus 12% tuntas tidak tunta 88% Berdasarkan pengamatan peneliti sebelum diadakannya penelitian, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran terhadap materi yang disajikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Faktor dari guru dikarenakan, guru kurang memiliki keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari siswa dikarenakan keterampilan bertanya siswa masih kurang, siswa kurang dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran sehingga materi yang belum dipahami kurang mendapatkan tindak lanjut dari guru. Kedua faktor tersebut menimbulkan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak sehingga terjadi hambatan dalam

41 transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif. Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri Bantir Candiroto Temanggung Semester 2 Tahun 2011/2012 di atas, peneliti akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran TAI dalam setiap pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus. 4.2 Deskripsi Pelaksanaan siklus I Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Sifatsifat bangun datar. Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut : 4.2.1 Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifatsifat bangun datar, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, LKS, berbagai bentuk gambar bangun datar, penggaris, busur derajad, dan alat tulis serta gambar bentuk bangun datar, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk tiga kali pertemuan. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a. Pertemuan 1 Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga, penggaris, busur derajad, dan alat-alat tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama

42 proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan d2si oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Awal pembelajaran sebagian siswa kurang memperhatikan selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kurang kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun datar proses pembelajaran belum dapat berjalan sesuai yang d2nginkan siswa masih bergurau sendiri. Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang sifat-sifat bangun datar yang pertama yaitu bangun datar persegi. Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 ini siswa masih mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara bersama-sama, padahal yang d2nginkan dengan model pembelajaran TAI seharusnya siswa bekerja secara individu terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan klarifikasi kedalam kelompok. Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-masing kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas. b. Pertemuan 2 Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun datar trapesium, jajar genjang dan belah ketupat, penggaris, dan alat-alat tulis,

43 menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan didisi oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan ssiwa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, dan belah ketupat. Kemudian dilanjutkan dengan kerja siswa melalui LKS yang telah disiapkan. Awal pembelajaran sebagian siswa antusias dalam memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi lebih kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun datar proses pembelajaran sudah berjalan sesuai yang d2nginkan dan siswa lebih tertarik dalam melaksanakan pembelajaran. Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang sifat-sifat bangun datar yang pertama yaitu bangun datar trapesium. Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 ini siswa mengerjakan LKS secara individu dengan pengetahuan dan kecepatan masing-masing dan siswa yang telah selesai telah mampu mengklarifikasi hasil jawabannya pada temannya yang belum selesai sehingga siswa lain yang mengalami kesulitan dapat terbantu oleh temannya. Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok yaitu siswa saling mengklarifikasi hasil jawaban yang telah mereka kerjakan kemudian siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masingmasing kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas.

44 c. Pertemuan 3 Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun datar layang-layang dan lingkaran, penggaris, dan alat-alat tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan didisi oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun datar layang-layang dan lingkaran. Kemudian dilanjutkan dengan kerja siswa melalui LKS yang telah disiapkan. Awal pembelajaran sebagian siswa sangat antusias dalam memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi lebih kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun datar proses pembelajaran sudah berjalan sesuai yang d2nginkan dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang sifat-sifat bangun datar yang pertama yaitu bangun datar layang-layang dan dilanjutkan dengan bangun datar yang kedua yaitu lingkaran. Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 3 ini siswa mengerjakan LKS secara individu dengan pengetahuan dan kecepatan masing-masing dan siswa yang telah selesai telah mampu mengklarifikasi hasil jawabannya pada temannya yang belum selesai sehingga siswa lain yang mengalami kesulitan dapat terbantu oleh temannya. Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok yaitu siswa saling mengklarifikasi hasil jawaban yang telah mereka kerjakan kemudian siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-masing

45 kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kemudian melaporkan kesimpulan yang telah dibuat dan dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi s2klus I. Pada pertemuan 3 ini proses belajar mengajar berjalan dengan sangat efektif. Hasil Observasi Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan aktifitas siswa (lampiran 6) pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 22 item terdiri dari perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian.item pertanyaan pada lembar pengamatan aktifitas siswa sejumlah 22 item terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut: Pertemuan pertama Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi yaitu C3 dan C4, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran belum menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius

46 memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya guru belum menyampaian tujuan pembelajaran, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, penyampaian materi jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan. Pertemuan kedua Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima

47 pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan bersama guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa melakukan refleksi. Pertemuan Ketiga Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau

48 dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan bersama guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum dilakukan bersama oleh semua siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa melakukan refleksi. 4.2.3 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran TAI bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TAI kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan

49 pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu nilai tertinggi yang dicapai sebelum tindakan sebesar 90 dan nilai terendah 55. Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 3 siswa (12%), sedangkan yang belum mencapai KKM 90 sebanyak 22 siswa (88%). Pada Siklus I siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 15 siswa (60%) sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (40%), skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 96,1, sedangkan skor terendah 68,6 dengan skor rata- rata 87,8 dan standar deviasi 6,46. Berikut ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar Matematika pada siklus I Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus I Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 10 40% 90 Tuntas 15 60% Jumlah 25 100% Adapun hasil belajar Matematika dengan model pembelajaran TAI telah mencapai 60% siswa tuntas atau sebanyak 15 siswa dan 40% siswa belum tuntas atau sebanyak 10 siswa karena nilai hasil belajar masih dibawah KKM yaitu 90 dengan skor tertinggi 96,1, skor terendah 68,6, skor rata-rata 87,8 dan standar deviasi 6,46. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 4.2

50 Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus I Kelas V SDN Bantir 60% 40% belum tuntas tuntas Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa penulis memberikan patokan 90% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai 90 berdasarkan hasil evaluasi siswa. Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus 1, indikator kinerja yang ditetapkan belum tercapai maka peneliti perlu mengadakan revisi-revisi mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan model yang dipakai, sehingga ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti menemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan yaitu keja sama siswa dalam klarifikasi perlu ditingkatkan. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus 2 dengan penerapan model pembelajaran TAI pada setiap kegiatan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: A. Kelebihan 1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram 2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI

51 3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih meningkat, karena mereka belajar tanpa tekanan. 4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran. 6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau dalam menjawab pertanyaan. 7. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh teman dalam kelompoknya. B. Kekurangan a. Hambatan 1. Penerapan model pembelajaran TAI belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan kerjasama siswa masih sedikit peningkatan. 2. Guru terkadang masih kurang memberikan bimbingan pada siswa dan kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 3. Penyampaian materi pembelajaran terlalu cepat. 4. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar mengajar 5. Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal b. Penyelesaian 1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. 2. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya berkeliling membimbing siswa dalam kelompok pada saat diskusi berlangsung 3. Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.

52 4. Perlu dilakukan peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 dengan pokok bahasan Sifat-sifat bangun ruang. Dalam siklus 2 ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut : 4.3.1 Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifatsifat bangun ruang, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, LKS, berbagai bentuk bangun ruang, penggaris, dan alat tulis serta berbagai bentuk bangun ruang, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk tiga kali pertemuan. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a. Pertemuan Pertama Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun ruang kubus, balok, dan prisma segitiga, penggaris, busur derajad, dan alat-alat tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan d2si oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam dan menyiapkan ssiwa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun ruang yaitu balok, kubus, dan prisma segitiga. Awal pembelajaran sebagian siswa kurang

53 memperhatikan selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kurang kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun ruang proses pembelajaran belum dapat berjalan sesuai yang d2nginkan siswa masih bergurau sendiri. Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang sifat-sifat bangun ruang yang pertama yaitu kubus, balok, dan pisma segitiga. Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 ini siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara individu terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan klarifikasi kedalam kelompok. Setiap siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu mengklarifikasi atau membantu pada temannya yang belum selesai, sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam penyelesaian LKS dapat terbantu oleh temannya. Setelah semua anggota kelompok selesai mengejakan LKS dilanjutkan dengan klarifikasi tehadap sesama teman sekelompoknya. Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-masing kelompok dan memaparkan hasil laporannya dalam pembahasan dikelas. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.tiaptiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas. b. Pertemuan 2 Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun ruang limas dan kerucut, penggaris, busur derajad, dan alat-alat tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan disi oleh observer. Pada saat

54 awal pembelajaran guru memberikan salam dan menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun ruang yaitu limas dan kerucut. Awal pembelajaran sebagian siswa sangat antusias memperhatikan selama proses pembelajaran, sehingga situasi sangat kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun ruang proses pembelajaran dapat berjalan sesuai yang d2nginkan. Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang sifat-sifat bangun ruang yang kedua yaitu limas dan kerucut. Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 ini siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara individu terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan klarifikasi kedalam kelompok. Setiap siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu mengklaifikasi atau membantu pada temannya yang belum selesai, sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam penyelesaian LKS dapat terbantu oleh temannya. Setelah semua anggota kelompok selesai mengerjakan LKS dilanjutkan dengan klarifikasi tehadap sesama teman sekelompoknya. Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-masing kelompok dan memaparkan hasil laporannya dalam pembahasan dikelas. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas.

55 c. Pertemuan 3 Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun ruang tabung dan bola, penggaris, dan alat-alat tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan d2si oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam dan menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun ruang yaitu tabung dan balok. Awal pembelajaran semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun ruang proses pembelajaran berjalan sesuai yang d2nginkan. Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang sifat-sifat bangun ruang yang ketiga yaitu tabung dan bola. Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 3 ini siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara individu terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan klarifikasi kedalam kelompok. Setiap siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu mengklarifikasi atau membantu pada temannya yang belum selesai, sehingga swiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam penyelesaian LKS dapat terbantu oleh temannya. Setelah semua anggota kelompok selesai mengejakan LKS dilanjutkan dengan klarifikasi tehadap sesama teman sekelompoknya. Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-masing kelompok dan memaparkan hasil laporannya dalam pembahasan dikelas. Guru mengamati proses diskusi dan

56 mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas. Kemudian membagikan soal tes evaluasi pada siklus 2. Pada pertemuan 3 ini proses belajar mengajar berjalan dengan sangat efektif. Hasil Observasi Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan aktifitas siswa (lampiran 6) pada siklus 2 ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 22 item terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian.item pertanyaan pada lembar pengamatan aktifitas siswa sejumlah 22 item terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut: Pertemuan Pertama Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran tersedia RPP, Indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi yaitu C3 dan C4, kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran aktif,, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan mobilitas, interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah kegiatan dikelola dengan baik. Pada penilaian perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya belum menyampaikan tujuan pembelajaran, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan

57 tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran harus dilakukan, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan. Pertemuan kedua Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan sendiri.

58 Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa melakukan refleksi. Pertemuan Ketiga Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius

59 memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan sendiri. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, penghargaan terhadap siswa masih kurang, pengelolaan waktu yang belum sempurna. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan ketiga, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan, keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran. 4.3.2 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran TAI bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TAI kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika

60 memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus 2 kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor tertinggi yang dicapai pada siklus 2 sebesar 96,1 dan nilai terendah 70,3 dengan skor rata-rata 90,3 dan standar deviasi 5,96. Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 23 siswa (92%), sedangkan yang belum mencapai KKM 90 sebanyak 2 siswa (8%). Berikut ini tabel distribusi hasil belajar Matematika pada siklus 2. Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Nilai Matematika pada Siklus 2 Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 3 8% 90 Tuntas 22 92% Jumlah 25 100% Dari tabel diatas hasil belajar Matematika dengan model pembelajaran TAI telah mencapai 92% siswa tuntas atau sebanyak 23 siswa dan 8% siswa belum tuntas atau sebanyak 2 siswa karena nilai hasil belajar masih dibawah KKM yaitu 90 dengan skor maksimal 96,1, skor minimal 70,3, skor rata-rata 90,3 dan standar deviasi 5,96. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus 2 8% tuntas tidak tuntas 92%

61 Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa penulis memberikan patokan 90% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai 90. Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus 2, indikator kinerja yang ditetapkan sudah tercapai. Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus 2 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut: A. Kelebihan 1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram 2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI 3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 4. Siswa telah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati tempat duduknya. 5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran. 6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat 7. Siswa melakukan refleksi bersama guru B. Kekurangan 1. Hambatan - Pengelolaan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh guru. 2. Penyelesaian - Guru harus membatas waktu untuk diskusi kelompok, agar waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit, supaya ssiwa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan dengan benar.

62 4.4 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan dalam menggunakan model pembelajaran TAI pada mata pelajaran matematika khususnya materi Sifat-sifat bangun datar dan sifat-sifat bangun ruang di kelas V SD Negeri Bantir Candiroto Temanggung Tahun 2011/2012. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini Tabel 4.4 Distribusi Perbandingan Skor Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2 Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus 2 Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tidak Tuntas 22 88% 10 40% 2 8% Tuntas 3 12% 15 60% 23 92% Jumlah 25 100% 25 100% 25 100% Dari tabel nilai hasil belajar pada tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Matematika terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada pra siklus ada 3 siswa yang tuntas dan 22 siswa yang tuntas, dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55, skor rata-rata 69,12 dan standar deviasi 10,01. Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas, dan 10 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 96,1, skor terendah 68,6, skor rata-rata 87,8 dan standar deviasi 6,46. Pada siklus 2 terdapat 23 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 96,1, skor terendah 70,3, skor rata-rata 90,3 dan standar deviasi 5,96. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.4

63 Gambar 4.4 Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2 Untuk perbandingan nilai skor maksimal dari prasiklus, siklus I dan siklus 2, mengalami peningkatan yang signifikan dari pada prasiklus 90, naik menjadi 96,1 pada siklus I dan siklus 2. Gambar 4.5 menyajikan perbandingan skor maksimal dari prasiklus, siklus I dan siklus 2. Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2 98 96 94 92 96.1 96.1 90 88 86 90 Pra Siklus Siklus I Siklus II Pada penelitian ini setiap kenaikan skor maksimal juga d2kuti oleh kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2. Berarti dalam penelitian ini

64 penggunaan model pembelajaran TAI sangat berpengaruh terhadap kenaikan nilai siswa. Gambar 4.6 menyajikan tentang kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 2. Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Skor Minimal pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2 Setiap kenaikan skor maksimal dan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2 pada penelitian ini maka juga meningkatkan perolehan skor rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 2. Gambar 4.7 menyajikan tentang perbandingan nilai rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2. Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Skor Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 2 100 80 60 69.12 87.8 90.3 40 20 0 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Pada standar deviasi di setiap siklus yang terus mengalami penurunan dari pra siklus sebesar 10,01 menurun menjadi 6,46 pada siklus I dan pada siklus 2 turun menjadi 5,96. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan skor pada setiap siklus semakin menurun. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini.

65 Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Standar Deviasi pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 2 12 10 8 6 4 2 0 10.01 6.46 5.96 Pra Siklus Siklus I Siklus II 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pembahasan Siklus I Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas V Sekolah Dasar Negeri Bantir Candiroto Temanggung terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan pembelajaran TAI, dengan skor rata-rata 69,12 sebelum diadakan penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 87,8 dengan skor tertinggi 96,1 dan skor terendah 68,6. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator keberhasilannya 90 dengan tingkat keberhasilan 60% dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa, dan pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah meningkat, tetapi masih ada yang belum tuntas dengan persentase 40%. Walaupun persentase ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus 2. Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu pemberian kesimpulan pada ahir pembelajaran perlu dilakukan bersama-sama siswa, perlu dilakukan penataan tempat duduk agar ketika pembelajaran siswa dapat terlayani

66 semua, dalam manajemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran belangsung efektif dan efisien. Semua siswa harus beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat pembelajaran melalui model pembelajaran TAI. 4.5.2 Pembahasan Siklus 2 Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran guru, persentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, selain itu pemberian kesimpulan pada ahir pembelajaran belum dilakukan bersama-sama dengan siswa. penataan tempat duduk yang kurang optimal, kemudian kurang tepatnya manajemen waktu pembelajaran. Belum semua siswa beraktifitas positif dalam pembelajaran. Selanjutnya pada siklus 2 penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih beraktifitas positif. Pada penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 60% dan skor rata-rata 87,8 dengan skor tertinggi 96,1 dan skor terendah 68,6. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 92% dan skor rata-rata meningkat menjadi 90,3 dengan skor tertinggi 96,1 dan skor terendah 70,3. Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar 90%. dengan demikian model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Slavin (2010) Dengan membuat siswa bekerja dalam tim-tim dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapai masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri mereka dari pengajaran langsung kepada sekolompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari tim-tim siswa yang heterogen sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

67 Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran partisipasi siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru dan lebih berani mengemukakan pendapat. Dengan penggunaan model pembelajaran TAI ternyata sudah memberikan antusias besar kepada siswa di dalam menyampaikan materi pada pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dalam nilai siswa yang meningkat. Setelah dilakukan siklus I dan siklus 2 dengan siklus I sebanyak 3 kali pertemuan dan siklus 2 sebanyak 3 kali pertemuan, dapat membuat siswa lebih paham dalam pembelajaran Matematika dengan materi pokok Sifat-sifat bangun datar dan Sifat-sifat bangun ruang. 4.5.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2 Pada kondisi awal atau pra siklus hanya sebanyak 12% siswa telah mengalami ketuntasan dengan skor rata-rata 69,12 dan skor terendah 55, skor tertinggi 90. Pada kondisi pra siklus ini standar deviasi sebesar 10.01. Setelah diadakan tindakan penelitian melalui model pembelajaran TAI terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 60% siswa mengalami ketuntasan dengan skor rata-rata 87,8 dan skor terendah 68,6, skor tertinggi 96,1. Untuk Standar deviasi pada siklus I telah mengalami penurunan yaitu sebesar 6,46. Walaupun sudah terjadi peningkatan namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai yaitu sebesar 90% dari keseluruhan siswa tuntas hasil belajarnya, sehingga dilakukan tindakan siklus 2. Pada tindakan siklus 2 telah terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 92% siswa mengalami ketuntasan belajar sedangkan yang belum tuntas sebesar 8%, dengan skor rata-rata 90,3, skor tertinggi sebesar 96,1 dan skor terendah 70,3 sehingga standar deviasinya menurun menjadi 5,96. Dengan demikian perbandingan ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan. Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa apabila pembelajaran menerapkan model pembelajaran TAI maka hasil belajar matematika siswa kelas V SD N Bantir Candiroto Temanggung Semester 2 Tahun 2011/2012 akan meningkat.