Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya Nazar J Kristiawan Dr. Lilia Pasca Riani, M.Sc. Diah Ayu Septi F, M.M. septifauji@unpkediri.ac.id Abstract Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas, dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan waktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir biaya produksi. Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas, dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan waktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir biaya produksi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan hasil perhitungan MRP memberikan hasil biaya persediaan yang meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel sebagai biaya variabel, besarnya biaya penyimpanan tergantung pada jumlah atau volume item yang disimpan perusahaan sehingga besarnya biaya persediaan lebih kecil pada kondisi baru (dengan penerapan MRP). Maka, metode yang tepat untuk perencanaan pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada yaitu menggunakan metode MRP (Material Requirements Planning). Kata kunci: Persediaan, MRP (Material Requirements Planning), Efisiensi Biaya. PENDAHULUAN Manajemen proyek merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat lepas dari industri konstruksi, pengertian manajemen proyek itu sendiri menurut Ervianto (2005:21) yaitu Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Perencanaan dimaksudkan untuk menetapkan aktivitas dalam proyek beserta siapa yang bertanggung jawab atas aktivitas tersebut dan berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan. Ketika menyusun rencana proyek maka sebaiknya mempertimbangkan keinginan pelanggan, desain atas produk dan pelayanan yang akan diberikan. Jadi, rencana proyek akan memberikan informasi mengenai tujuan proyek. Salah satu aktivitas yang mempengaruhi dan memberikan dampak signifikan dalam suatu proyek adalah perencanaan pengadaan material bahan baku. Perencanaan pengadaan material bahan baku yang baik yaitu suatu perencanaan yang dapat melaksanakan aktivitas produksi dan dapat memenuhi permintaan produksi dengan tepat dan efesien dari segi waktu maupun biaya. Maka diperlukan suatu metode pengendalian dan perencanaan yang matang agar terlaksananya kegiatan produksi. Perencanaan dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani dan memenuhi kebutuhan bahan baku dengan tepat dan efisien. Selama ini biasanya perusahaan melakukan perencanaan pengadaan material bahan baku serta pengendaliaanya tidak berdasarkan teori-teori metode pengendalian atau teori baku, melainkan berdasarkan pada pengalamanpengalaman sebelumnya. Karena permasalahan-permasalahan tersebut, dibutuhkan metode manajemen pengadaan yang akan membantu pelaksana proyek untuk memutuskan kapan akan melakukan pemesanan persediaan bahan baku dan pada jumlah berapa pemesanan harus 445
dilakukan. Dalam manajemen operasi sendiri terdapat beberapa metode yang digunakan dalam rangka perencanaan pengadaan bahan baku, diantaranya metode MRP (Material Requirements Planning). Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu metode yang dimulai dengan kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi yang independen, menentukan kebutuhan permintaan terikat untuk: 1. Kebutuhan terhadap tiap jenis komponen (material, parts, atau ingredients) 2. Jumlah pasti yang benar-benar diperlukan, dan 3. Waktu membuat peramalan secara bertahap yang diperlukan untuk memenuhi pesanan guna mencukupi suatu rencana produksi (Haming dan Nurnajamuddin, 2011:119). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis memutuskan untuk meneliti masalah perencanaan pengadaan material pada PT Dhaha Jaya Persada dengan judul penelitian Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sujarweni (2015:39), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang hasil penemuannya dapat dicapai dengan menggunakan (pengukuran). Data yang diambil menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data hingga hasil analisis yang didapatkan dari pegukuran terhadap empat komponen MRP. Teknik penelitian yang digunakan dalah penelitian deskriptif. Kemudian subjek yang digunakan PT Dhaha Jaya Persada dan objek metode pengadaan material bahan bangunan dan efisiensi biaya pada PT. Dhaha Jaya Persada. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi literatur. Sedangkan teknis analisis data dilakukan dengan menjabarkan metode yang dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada, dan menggunakan MRP lalu memberikan masukan metode yang lebih efisien dari kedua perhitungan tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perhitungan Total Cost Pada Perencanaan Pengadaan Material Bahan Banguna PT Dhaha Jaya Persada Berdasarkan pada jadwal pelaksanaan proyek, perencaan pengadaan material bahan bangunan dan estimasi biaya-biaya sediaan dapat kita dapatkan hitungan total cost penyediaan material bahan bangunan semen dan plyass a. Total Pengadaan Tabel 1 Biaya Pengadaan Sumber: Data primer diolah (2017) b. Total Pengadaan Plyass Tabel 2 Biaya Pengadaan Plyass Sumber: Data primer diolah (2017) Dari tabel diatas dapat kita ambil biaya total perencanaan pengadaan semen Rp. 32.242.000,-, sedangkan biaya total perencanaan plyass Rp.16.530.000,-, kedua biaya tersebut belum termasuk biaya bongkar barang. Dari hasil total biaya bongkar material bahan bangunan semen Rp. 343.000,-, sedangkan biaya bongkar material bahan banguna plyass Rp. 275.500,-. Untuk biaya angkut PT Dhaha Jaya Persada menggunakan kendaraan operasional yang biayanya sudah ditafsir pada 446
pemaparan biaya sediaan diatas senilai Rp. 200.000/periode, atau dalam 1 priode ada 6 hari, maka biaya kendaraan operasional selama 10 priode pelaksanaan Proyek dan 2 priode retensi (apabila dibutuhkan) senilai Rp. 200.000,- x 12 = Rp. 2.400.000,-. 2. Perhitungan Menggunakan Metode MRP (Matetial Requirements Planning) Berdasarkan pemaparan dan data yang terkumpul, maka dapat disusun penerapan MRP (Material requirement Planning) pada PT Dhaha Jaya Persada: a. Input MRP (Material requirement Planning) Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP yaitu : 1. Jadwal Induk Produksi (MPS) Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya. Berikut tabel jadwal Induk produksi proyek pembangunan perumahan Garden City: Tabel 3 Jadwal Induk Produksi Produk 1 2 3 4 Rumah Tipe 36 1 Rumah Tipe 45 1 Rumah Tipe 60 1 Rumah Tipe 65 1 Rumah Tipe 72 1 Dalam MPS ini produk pesanan berupa 5 unit rumah yang pengerjaannya bersamaan dalam waktu pengerjaan yang sama pula. Sehingga dapat diperoleh MPS (Master Production Schedule) seperti tabel diatas. 2. BOM (Bill Of Material) Merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan MPS. Secara spesfifik struktur BOM tidak saja berisi komponen tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk. Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi : Jenis komponen, jumlah yang dibutuhkan, dan tingkat penyusunannya. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disusun BOM pada perencanaan pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Gambar 1 Bill Of Material (BOM) 3. Status Persediaan Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan: jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory), jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order Inventory ), waktu ancang ancang ( lead time ) dari setiap bahan. Karena dalam penelitian ini waktu ancang (lead time) ditiadakan (= 0), maka dapat diperoleh status persedian PT Dhaha Jaya Persada dalam perencanaan pengadaan material bahan bangunan menggunakan MRP Tabel 4 Status Persediaan b. Proses Perhitungan MRP 1. Netting (Kebutuhan Bersih) Dari data yang diperoleh dalam input MRP maka dapat diperoleh Netting pada perencanaan pengadaan material bahan bangunan PT Dhaha Jaya Persada 447
Plyass Plyass Plyass Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI Tabel 5 Kebutuhan Bersih dan Plyass Kebutuhan kotor Jadwal Penerimaan - - - - - - - - - - Kebutuhan Bersih Kebutuhan kotor Jadwal Penerimaan - - - - - - - - - - Kebutuhan Bersih 2. Lotting (Kuantitas Pesanan) Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Berdasar hasil kebutuhan bersih perencanaan pengadaan semen dan plyass maka dapat diperoleh hasil Lotting dengan metode LFL (Lot for lot) Tabel 6 Kuantitas Pesanan dan Plyass Kebutuhan Bersih Pemesanan Berdasar Lotting Berdasarkan proses Lotting, maka dapat diperoleh olahan data Offsetting pada perencanaan persediaan dan Plyass sebagai tabel diatas. 4. Exploding Setelah semua tahap Netting, lotting, offsetting selesai dapat dilakukan, berikut perhitungan komponen dalam perencanaan (exploding) pengadaan material bahan bangunan PT Dhaha Jaya Persada menggunakan metode MRP: Tabel 8 Perhitungan Komponen dalam Perencanaan 5. Kebutuhan Bersih Pemesanan Berdasar Lotting 3. Analisis Metode yang Tepat untuk Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan PT Dhaha Jaya Persada Leadtime : 0 Persediaan di Tangan : 0 3. Offsetting (Rencana Pemesanan) Penerimaan Terjadwal On Hand Inventory Kebutuhan Bersih Penerimaan Pesanaan Terencana Pengiriman Pesanan Terencana Tabel 7 Rencana Pemesanan Priode (Minggu) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 LFL Analisis dilakukan dalam rangka memberikan perbandingan antara kondisi sistem persediaan yang lama di dalam perusahaan dan kondisi sistem persediaan yang baru setelah diterapkannya metode MRP. Berikut perbandingan perusahaan menggunakan metode lama dengan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP): a. Total Biaya pada Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan PT Dhaha Jaya Persada Kebutuhan kotor Penerimaan Terjadwal On Hand Inventory Kebutuhan Bersih Penerimaan Pesanaan Terencana Pengiriman Pesanan Terencana 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 LFL Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan yang dihasilakan proses lotting. 448
b. Total Biaya Perencanaan Menggunakan Metode MRP (Material Requrement Planning) pada PT Dhaha Jaya Persada c. Metode yang Efisien dari Segi Biaya dalam Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Berdasarkan data perhitungan dalam proses perencanaan pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada dan perhitungan dengan metode MRP (Material Requirements Planning) dapat diperoleh total biaya Rp. 52.840.500,- pada perencanaan pengadaan material bahan bangunan menggunakan metode lama (metode yang dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada), sedangkan pada hasil perhitungan menggunakan MRP (Material Requirements Planning) didapatkan total biaya Rp. 52.099.750,-. Selisih antara metode yang dipakai PT Dhaha Jaya Persada dengan perhitungan metode MRP (Material Requirements Planning) sebesar Rp. 740.750,- selisih tersebut diperoleh dari biaya penyimpanan bahan baku. pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada dan perhitungan dengan metode MRP (Material Requirements Planning) dapat diperoleh total biaya Rp. 52.840.500,-. 2. Sedangkan pada hasil perhitungan menggunakan MRP (Material Requirements Planning) biaya variabel perusahaan mengalami penyusutan, didapatkan total biaya Rp. 52.099.750,-, selisih tersebut diperoleh dari biaya penyimpanan bahan baku. 3. Secara keseluruhan hasil perhitungan MRP memberikan hasil bahwa biaya persediaan yang meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel sebagai biaya variabel, besarnya biaya penyimpanan tergantung pada jumlah atau volume item yang disimpan perusahaan sehingga besarnya biaya persediaan jauh lebih kecil pada kondisi baru (dengan penerapan MRP). Selisih antara metode yang dipakai PT Dhaha Jaya Persada dengan perhitungan metode MRP (Material Requirements Planning) sebesar Rp. 740.750,- DAFTAR PUSTAKA Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2016. Metode Penellitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta. Sujarweni, V.W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka baru press. KESIMPULAN Dari penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan antara lain: 1. PT Dhaha Jaya Persada belum menggunakan metode-metode khusus yang efisien dalam pengadaan bahan material bangunan yang dibutuhkan, karena dalam menentukan material yang dibutuhkan hanya berpedoman pada perencanaan yang telah disusun berdasarkan urutan kegiatan-kegiatan yang dibuat berdasarkan kebutuhan tidak dihitung dengan estimasi yang tepat. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses pengadaan material bahan bangunan masih belum efisien. Data perhitungan dalam proses perencanaan 449