BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran yang berpusat pada guru. Guru banyak menggunakan metode ceramah. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung hampir 70% guru mendominasi pembicaraan. Guru tidak pernah melibatkan siswa dalam pemberian contoh pada saat kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini membuat siswa pasif selama proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa, dari 22 siswa yang hadir hanya ada 4 orang siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Metode tanya jawab tersebut siswa diharapkan semakin memahami isi pelajaran. Alat peraga dapat membantu menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar. Namun pada kenyataannya, selama proses belajar mengajar guru tidak menggunakan alat peraga. Setelah dilaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran hasil evaluasi masih jauh dari harapan. Siswa dinyatakan tuntas jika hasil belajar skornya sama atau di atas 70. Jika siswa belum mencapai skor 70 dinyatakan belum tuntas dalam belajar. Hasil belajar siswa pada pra siklus yaitu skor tertinggi 80, skor terendah 50. Rata-rata yang diperoleh mencapai 65,68. Skor rata-rata 65,68 jika mengacu pada sekolah dengan KKM 62 sudah tuntas, akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan KKM 70. Ketuntasan hasil belajar IPS pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1 Kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPS semester 2 tahun 2013/2014. Data hasil ulangan IPS dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: 38

39 Tabel 4.1 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Pra Siklus N0 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1 50-59 4 18,18% Tidak Tuntas 2 60-69 10 45,45% Tidak Tuntas 3 70-79 6 27,27% Tuntas 4 80-89 2 9,10% Tuntas 5 90-100 - 0% JUMLAH 22 100% Nilai Rata-rata 65,68 Nilai maks. 80 Nilai min. 50 Tuntas 8 Tidak Tuntas 14 Prosentase Ketuntasan 36% Prosentase Ketidaktuntasan 64% Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPS dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 50-59 frekuensinya ada 4 dengan Persentase 18,18% dari jumlah keseluruhan siswa, 60-69 frekuensinya ada 10 dengan Persentase 45,45% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 6 dengan Persentase 27,27% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 90-100 frekuensinya 0 dengan persentase 0%. Berdasarkan tabel 4.2 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

40 12 10 8 6 4 JUMLAH SISWA 2 0 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Pra Siklus Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai Pra Siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase 1 < 70 Tidak Tuntas 14 64% 2 70 Tuntas 8 36% Jumlah 22 100% Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Terdapat 14 (64%) siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran sesuai dengan KKM dan terdapat 8 (36%) siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPS. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dilihat pada distribusi frekuensi diagram lingkaran pada gambar 4.4.

41 < 70 Tidak Tuntas 36% 64% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM dengan presentase 64%. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal dengan presentase 36%. Minat Belajar siswa pada Pra Siklus. Rentang skor minat dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Rentang Skor Minat Belajar Siswa Pra Siklus No Rentang Skor Keterangan Frekuensi Presentase 1 64-75 Sangat Minat 0 0% 2 52-63 Minat 11 50% 3 40-51 Cukup Minat 10 45,45% 4 28-39 Kurang Minat 1 4,55% 5 di bawah 27 Sangat Kurang Minat 0 0% JUMLAH 22 100%

42 Dari tabel 4.5 dapat diketahui frekuensi yang pada kategori sangat kurang minat sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0%, kategori kurang minat sebanyak 1 siswa dengan Persentase 4,55% dan kategori cukup minat frekuensinya 10 siswa dengan Persentase 45,45%. Kategori minat sebanyak 11 siswa dengan Persentase 50%. Kategori sangat minat yaitu 0 siswa dengan Persentase 0%. Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram 4.6 sebagai berikut: 12 10 8 6 4 2 0 Sangat Minat Minat Cukup Minat Kurang Minat Sangat Kurang Minat Gambar 4.6 Diagram Distribusi Frekuensi Minat Belajar Pra Siklus 4.2 Deskripsi Pelaksanaan siklus I Pertemuan pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan KD 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumberdaya alam dan potensi lain di daerahnya. Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut : 4.2.1 Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat dan macam-macam potensi daerah dengan menggunakan pendekatan Inkuiri adalah mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis

43 mengklasifikasikan masalah, membuat kesimpulan dan presentasi. Dipersiapkan juga media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain LKS, gambar-gambar potensi alam, gambar bentuk kegiatan ekonomi, dan alat tulis, perangkat evaluasi yang meliputi butir-butir soal, lembar angket minat belajar siswa, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a. Pertemuan 1 Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2014 berlangsung pada pukul 07.00-08.10 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bentuk kegiatan ekonomi. Menyiapkan LKS dan menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses pembelajaran, RPP, dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru yang akan diisi oleh observer dan angket minat belajar siswa yang akan diisi oleh siswa sendiri. Pada saat awal pembelajaran guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan menyanyikan lagu kring-kring ada sepeda.kegiatan selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa tentang pemanfaatan sepeda termasuk dalam jenis kegiatan ekonomi. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru juga menjelaskan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan yaitu pendekatan inkuiri. Kegiatan inti guru memberikan teks materi jenis kegiatan ekonomi. Siswa menyimak materi melalui teks yang diterima. Setelah siswa selesai menyimak teks materi jenis kegiatan ekonomi. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan memberikan LKS pada setiap kelompok. Setiap kelompok mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan ekonomi yang ada di masyarakat. Siswa membuat catatan kegiatan ekonomi tersebut terjadi di mana. Siswa secara berkelompok merumuskan masalah sertaa hipotesis kegiatan ekonomi. Guru membantu kegiatan merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis dengan memberikan pernyataan dengan jawaban ya atau tidak. Hasil kerja kelompok dibacakan perwakilan anggota kelompok.

44 Kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru menjelaskan runtutan pembelajaran dalam pendekatan Inkuiri. Namun, Siswa terkadang kurang mau mengeluarkan pendapatnya. Dari kelemahan pertemuan pertama maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah memberikan batasan waktu pada tiap kegiatan dan lebih merata dalam melempar pertanyaan. Minat siswa dalam bertanya,mengemukakan pendapat,mengulang kembali hasil diskusi perlu ditingkatkan. b. Pertemuan 2 Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 April 2014 pada pukul 07.00 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar macam-macam potensi daerah, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, RPP, dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru yang diisi oleh observer dan lembar angket minat belajar siswa yang akan diisi oleh siswa sendiri. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, menyampaikan apersepsi dan tujuaan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru mendemonstrasikan gambar macam potensi alam. Kemudian dilanjutkan dengan guru membagi LKS dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok tentang macam-macam potensi daerah. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini masih sama dengan pertemuan pertama. Setelah selesai mengerjakan, setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kelompok yang lain diperbolehkan memberikan tambahan maupun sanggahan. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi dan dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi siklus I.

45 Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum dilakukan bersama oleh semua siswa, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Pada saat diskusi guru hanya cenderung di kelompok tertentu saja belum menyeluruh. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah berikan kesimpulan bersama-sama siswa, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa melakukan refleksi. 1.2.3 Hasil Observasi Hasil observasi/ pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan minat belajar siswa pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 18 item terdiri dari pendahuluan, tahap Inkuiri dan penutup, pada lembar pengamatan minat belajar siswa (lampiran 6) sejumlah 15 item. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan minat belajar siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut: a. Pertemuan pertama Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran tersedia RPP, menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran aktif, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah kegiatan dikelola dengan baik. Pada penilaian perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian oleh guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum dilakukan bersama siswa dan pengelolaan waktu belum sempurna. Guru belum sepenuhnya membimbing siswa dalam setiap kelompok.

46 Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah untuk memberikan kesimpulan bersama-sama siswa, pengelolaan waktu perlu direncanakan dengan baik dan guru lebih menyeluruh dalam membibing siswa. Keaktifan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran. b. Pertemuan Kedua Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan minat belajar siswa pada pelajaran IPS meningkat. Kemudian pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan minat belajar siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan minat belajar siswa (lampiran 6), minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah meningkat, pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok. Pada akhir kegiatan siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran. 1.2.4 Hasil Analisis Data Siklus I Hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD N Ringin Harjo 01 diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPS. Hasil belajar disajikan pada tabel daftar nilai IPS, dan berikut disajikan pada tabel 4.7.

47 Tabel 4.7 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS pada Siklus 1 N0 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1 50-59 2 9,10% Tidak Tuntas 2 60-69 2 9,10% Tidak Tuntas 3 70-79 2 9,10% Tuntas 4 80-89 9 40,90% Tuntas 5 90-100 7 31,80% Tuntas JUMLAH 22 100% Nilai Rata-rata 80,90 Nilai maks. 95 Nilai min. 55 Tuntas 18 Tidak Tuntas 4 Prosentase Ketuntasan 82% Prosentase Ketidaktuntasan 18% Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPS pada siklus 1 telah meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran yaitu mencapai KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 50-59 frekuensinya ada 2 dengan Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, 60-69 frekuensinya ada 2 dengan Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 2 dengan Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 9 dengan persentase 40,90% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 90-100 frekuensinya 7 dengan persentase 31,80%. Berdasarkan tabel 4.7 dapat digambarkan dalam diagram4.8 sebagai berikut:

48 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 JUMLAH SISWA Gambar 4.8 Diagram Perolehan Hasil Belajar IPS pada Siklus I Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I Skor Kriteria Frekuensi Persentase < 70 Tidak Tuntas 4 18% 70 Tuntas 18 82 % Jumlah 22 100 % Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai <70 terdapat 4 siswa dengan persentase 18% dan skor nilai 70 terdapat 18 siswa dengan persentase 82%. Jadi dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.9 dapat dilihat pada distribusi frekuensi diagram lingkaran pada gambar 4.10

49 < 70 Tidak Tuntas 18% Tidak Tuntas Tuntas 82% Gambar 4.10 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus 1 Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM dengan presentase 18%. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal dengan presentase 82%. tabel 4.11 Minat Belajar siswa juga mengalami peningkatan. Rentang skor minat dapat dilihat pada Tabel 4.11 Rentang Skor Minat Belajar Siswa Siklus 1 No Rentang Skor Keterangan Frekuensi Presentase 1 64-75 Sangat Minat 7 31,82% 2 52-63 Minat 12 54,55% 3 40-51 Cukup Minat 3 13,63% 4 28-39 Kurang Minat 0 0% 5 di bawah 27 Sangat Kurang Minat 0 0% JUMLAH 22 100%

50 Dari tabel 4.11 dapat diketahui frekuensi yang pada kategori sangat kurang minat sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0%, kategori kurang minat sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0% dan kategori cukup minat frekuensinya 3 siswa dengan Persentase 13,63%. Kategori minat sebanyak 12 siswa dengan Persentase 54,55%. Kategori sangat minat yaitu 7 siswa dengan Persentase 31,82%. Berdasarkan tabel 4.11 dapat digambarkan dalam diagram 4.12 sebagai berikut: 14 12 10 8 6 4 2 0 Sangat Minat Minat Cukup Minat Kurang Minat Sangat Kurang Minat Gambar 4.12 Diagram Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siklus 1 4.2.5 Refleksi Siklus I Kegiatan yang dilakukan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua adalah mengadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui pendekatan inkuiri. Dari diskusi ini terbukti dengan pendekatan inkuiri siswa lebih aktif selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa juga meningkat. Penggunaan pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Terbukti dengan semua siswa tergolong dalam klasifikasi minat belajar dan hasil belajar meningkat. Namun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya :

51 Hasil dari observasi yang diperoleh pada perencanaan pembelajaran pertemuan pertama yaitu guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada pendekatan pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran membantu siswa membangun pemahaman mereka sendiri. Suasana yang aktif sudah diciptakan guru dengan memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat dalam merumuskan masalah, mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis melalui diskusi kelompok. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, namun waktu belum dikelola dengan baik. Selanjutnya pada kegiatan menyimak, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis juga dipantau dengan baik. Sedangkan hasil dari lembar observasi siswa pada pertemuan pertama yaitu: pada kegiatan awal siswa aktif dalam menanggapi apersepsi, dan siswa serius mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam kegiatan inti siswa menyimak materi yang disajikan guru dengan baik. Selain itu, siswa aktif berdiskusi dalam mengidentifikasi masalah, bersemangat dalam merumuskan masalah serta hipotesis. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru. Kelemahan dalam pembelajaran pada siklus I ini adalah pada saat kegiatan menyimak masih terlihat siswa yang bergurau dengan teman. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut adalah guru meningkatkan minat siswa dalam menyimak materi. Diketahui hasil pengamatan dari guru kelas pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang dilakukan oleh guru kelas dan peneliti sebagai berikut: A. Kelebihan 1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data melalui diskusi, membuat kesimpulan, merekomendasikan, membuat laporan dan mempresentasikan. 2. Pada saat kegiatan awal pembelajaran penyampaian apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan.

52 3. Siswa menemukan masalah serta jawaban dari diskusi kelompok. 4. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibantu oleh teman dalam satu kelompok. B. Kekurangan a. Hambatan 1. Penerapan Pendekatan Inkuiri belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan kerjasama siswa masih kurang. 2. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar mengajar. 3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal terutama dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. 4. Adanya siswa yang belum menghargai pendapat siswa lain. b. Penyelesaian 1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. 2. Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan 3. Perlu dilakukan peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran terutama mendorong siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. 4. Memberikan pengarahan pada siswa 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Dalam siklus 2 terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: 4.3.1 Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang manfaat potensi di daerah dalam kegiatan ekonomi dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain LKS, gambar-gambar pemanfaatan potensi daerah, dan alat tulis, perangkat evaluasi yang meliputi butir-butir soal, lembar angket minat belajar siswa, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan.

53 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a. Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar-gambar pemanfaatan potensi alam seperti pertanian, perkebunan, peternkan, dan perikanan. Menyiapkan LKS, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses pembelajaran, RPP, dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru yang diisi oleh observer dan angket minat belajar siswa yang akan diisi oleh siswa sendiri. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri. Pada kegiatan inti, guru melakukan demonstrasi dengan gambar-gambar pemanfaatan potensi daerah. Setelah pemberian materi selesai, guru membagi LKS tentang pemanfaatan potensi alam. Siswa mencari berbagai contoh pemanfaatan potensi alam dari gambar yang diamati. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, siswa perwakilan dari kelompok maju ke depan mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok yang lain dapat memberikan sanggahan maupun menambahkan hasil presentasi kelompok lain. Sampai semua kelompok mendapat giliran maju ke depan mempresentasikan hasil diskusi. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan di kelas. b. Pertemuan Kedua Tindakan ini dilaksanakan hari Kamis, 24 April 2014 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga seperti gambar pemanfaatan potensi alam, menyiapkan LKS, menyiapkan soal evaluasi, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, RPP, dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru yang akan diisi oleh observer dan angket minat belajar siswa yang akan diisi oleh siswa sendiri. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, menyampaikan apersepsi dan tujuaan pembelajaran. Pada

54 kegiatan inti, guru mendemonstrasikan gambar potensi alam dan pemanfaatannya. Kemudian dilanjutkan dengan guru membagi LKS dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini masih sama dengan pertemuan pertama setiap kelompok mencari kegiatan ekonomi sesuai potensi daerah seperti perdagangan, perindustrian, peternakan dan perikanan. Setelah selesai mengerjakan siswa perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan maupun sanggahan dari hasil diskusi kelompok lain. Sampai semua kelompok mendapat giliran maju ke depan mempresentasikan hasil diskusi. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi siklus II. 4.3.3 Hasil Observasi Hasil observasi/ pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan minat belajar siswa pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 18 item terdiri dari pendahuluan, tahap Inkuiri dan penutup, pada lembar pengamatan minat belajar siswa (lampiran 6) sejumlah 15 item. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan minat belajar siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut: c. Pertemuan pertama Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran tersedia RPP, menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran aktif, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah kegiatan dikelola dengan baik. Pada penilaian perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian oleh

55 guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum dilakukan bersama siswa dan pengelolaan waktu belum sempurna. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah untuk memberikan kesimpulan bersama-sama siswa dan pengelolaan waktu perlu direncanakan dengan baik. Keaktifan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran. d. Pertemuan Kedua Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan minat belajar siswa pada pelajaran IPS meningkat. Kemudian pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan minat belajar siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan minat belajar siswa (lampiran 6), minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah meningkat, pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, setiap kelompok antusias dalam mengikuti permainan, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan sendiri. 4.3.4 Hasil Analisis Data Siklus II Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Pendekatan Inkuiri yang terdiri dari 2 pertemuan pada siklus 2 dan diperoleh hasil belajar pada pertemuan ke-2 seperti pada tabel 4.13

56 Tabel 4.13 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS pada Siklus 2 N0 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1 50-59 0 0% Tidak Tuntas 2 60-69 2 9,10% Tidak Tuntas 3 70-79 1 4,54% Tuntas 4 80-89 5 22,73% Tuntas 5 90-100 14 63,63% Tuntas JUMLAH 22 100% Nilai Rata-rata 88,18 Nilai maks. 100 Nilai min. 65 Tuntas 20 Tidak Tuntas 2 Prosentase Ketuntasan 91% Prosentase Ketidaktuntasan 9% Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPS pada siklus 1 telah meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran yaitu mencapai KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 50-59 frekuensinya ada 0 dengan Persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa, 60-69 frekuensinya ada 2 dengan Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 1 dengan Persentase 4,54% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 5 dengan persentase 22,73% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 90-100 frekuensinya 14 dengan persentase 63,63%. Berdasarkan tabel 4.13 dapat digambarkan dalam diagram 4.14 sebagai berikut:

57 16 14 12 10 8 6 JUMLAH SISWA 4 2 0 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Gambar 4.14 Diagram Perolehan Hasil Belajar IPS Pada Siklus 2 Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus 2 Skor Kriteria Frekuensi Persentase < 70 Tidak Tuntas 2 9 % 70 Tuntas 20 91% Jumlah 22 100 % Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus I, untuk skor nilai < 70 terdapat 2 siswa dengan presentase 9% dan skor nilai 70 terdapat 20 siswa dengan persentase 91%. Jadi dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa dari jumlah keseluruhan 22 siswa dengan rata-rata 88,18 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.15 dapat dilihat pada distribusi frekuensi diagram lingkaran pada gambar 4.16

58 < 70 Tidak Tuntas 9% 91% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.16 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus 2 Berdasarkan pada gambar 4.16 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri siswa yang belum tuntas atau di bawah KKM sebanyak 2 siswa dengan persentase 9% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 20 siswa dengan persentase 91% yang berarti indikator kinerja penelitian pada siklus 2 telah tercapai dengan baik. tabel 4.17 Minat Belajar siswa juga mengalami peningkatan. Rentang skor minat dapat dilihat pada Tabel 4.17 Rentang Skor Minat Siswa Pada Siklus II No Rentang Skor Keterangan Frekuensi Presentase 1 64-75 Sangat Minat 17 77,27% 2 52-63 Minat 5 22,73% 3 40-51 Cukup Minat 0 0% 4 28-39 Kurang Minat 0 0% 5 Skor di bawah 27 Sangat Kurang Minat 0 0% JUMLAH 22 100%

59 Dari tabel 4.17 dapat diketahui frekuensi yang pada kategori sangat kurang minat sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0%, kategori kurang minat sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0% dan kategori cukup minat frekuensinya 0 siswa dengan Persentase 0%. Kategori minat sebanyak 5 siswa dengan Persentase 22,73%. Kategori sangat minat yaitu 17 siswa dengan Persentase 77,27%. Berdasarkan tabel 4.17 dapat digambarkan dalam diagram 4.18 sebagai berikut: 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Sangat Minat Minat Cukup Minat Kurang Minat Sangat Kurang Minat Gambar 4.18 Diagram Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Siklus 2 4.3.5 Refleksi Siklus II Hasil dari observasi yang diperoleh pada perencanaan pembelajaran Siklus II pertemuan pertama dan kedua yaitu guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melalui kegiatan diskusi kelompok. Kemudian pada pendekatan pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran membantu siswa membangun pemahaman mereka sendiri. Suasana yang aktif sudah diciptakan guru dengan memberikan kesempatan siswa berdiskusi kelompok mengungkapkan pendapat dalam merumuskan masalah, mengidentifikasi masalah merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik dan waktu sudah dikelola dengan baik. Selanjutnya dalam kegiatan menyimak, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis juga dipantau dengan baik. Sedangkan hasil dari lembar observasi siswa yaitu: pada kegiatan awal siswa

60 aktif dalam menanggapi apersepsi, dan siswa serius mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam kegiatan inti siswa menyimak materi yang disajikan guru dengan baik. Selain itu siswa aktif dalam mengidentifikasi masalah, bersemangat dalam merumuskan masalah serta hipotesis. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru. Kelemahan dalam pembelajaran pada siklus I ini diantaranya pada saat membimbing siswa berdiskusi dalam merumuskan masalah dan hipotesis, guru kurang memantau secara menyeluruh sehingga siswa kurang teliti dalam merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis, dan masih terdapat beberapa siswa yang bergurau dengan temannya. Diketahui hasil pengamatan tentang bagaimana pembelajaran menggunaan Pendekatan Inkuiri dalam penerapannya masih banyak kekurangan yang terjadi, saat siswa melakukan diskusi guru kurang memantau diskusi siswa, siswa saat melakukan diskusi cenderung berbicara dengan teman dan membicarakan hal yang lain diluar materi pembelajaran. Dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa sangat berminat, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa. Berikut rincian refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut : A. Kelebihan 1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram 2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri 3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 4. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran 5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat 6. Siswa melakukan refleksi bersama guru. B. Kekurangan 1. Hambatan - Pengelolaan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh guru

61 2. Penyelesaian - Guru harus membatasi waktu untuk mengerjakan LKS, dan diskusi kelompok, agar waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit, supaya siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan degan benar. 4.4 Hasil Penelitian 4.4.1 Hasil Belajar Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan dalam menggunakan Pendekatan Inkuiri pada mata pelajaran IPS khususnya materi sifat-sifat bangun ruan di kelas IV SD Negeri Ringin Harjo 01 Tahun 2013/2014. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.19 distribusi perbandingan skor ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Tabel 4.19 Distribusi Perbandingan Skor Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2 No Ketuntas an Belajar Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Frekuen Si Presen tase Freku ensi Presen tase Freku ensi Presen Tase 1 Tidak 14 64% 4 18% 2 9% Tuntas 2 Tuntas 8 36% 18 82% 20 91% Jumlah 22 100% 22 100% 22 100% Dari tabel 4.19 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPS terbukti untuk klarifikasi tuntas, pada pra siklus ada 8 siswa yang tuntas dan 14 siswa yang tidak tuntas, dengan skor tertinggi 80, skor terendah 50, skor rata-rata 65,68. Pada siklus 1 terdapat 18 siswa yang tuntas, dan 4 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 95, skor terendah 55, skor rata-rata 80,90. Pada siklus 2 terdapat 2 siswa yang tidak tuntas, 20 siswa lainnya telah tuntas dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 65, skor rata-rata 88,18. Hal ini

62 membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Pendekatan Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar. Untuk perbandingan nilai skor maksimal pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Gambar 4.20 menyajikan perbandingan skor maksimal dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. 120 100 80 60 40 20 80 95 100 0 PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2 Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Skor Maksimal Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Dari gambar 4.20 dapat dilihat bahwa skor maksimal mengalami peningkatan yang signifikan dari Pra Siklus 80, naik menjadi 95 pada Siklus 1 dan 100 pada Siklus 2. Pada penelitian ini setiap kenaikan skor maksimal juga diikuti oleh kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2. Berarti dalam penelitian ini penggunaan Pendekatan Inkuiri sangat berpengaruh terhadap kenaikan nilai siswa. Gambar 4.21 menyajikan tentang kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2.

63 70 60 50 50 55 65 40 30 20 10 0 PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2 Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Skor Minimal Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Dilihat dari gambar 4.21 ada kenaikan skor minimal dari Pra Siklus 50, 55 pada Siklus 1 dan 65 pada siklus 2. Setiap kenaikan skor maksimal dan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 pada penelitian ini maka juga meningkatkan perolehan skor rata-rata pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2. Gambar 4.22 menyajikan tentang perbandingan nilai rata-rata pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2. 100 80 80.9 88.18 60 65.68 40 20 0 PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2 Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

64 Dari gambar 4.22 dapat dilihat kenaikan skor rata-rata dari Pra Siklus 65,68, Siklus 1naik menjadi 80,90 dan pada Siklus 2 naik menjadi 88,18. 4.4.2 Minat Belajar Siswa Berikut ini dapat dilihat tabel hasil pengisian angket minat siswa sebelum tindakan, siklus I dan siklus 2 serta rekapitulasi pengelompokkan skor motivasi dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.23 Hasil Minat Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Sangat Kurang Minat Kurang Minat Cukup Minat Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 0 0% 0 0% 0 0% 1 50% 0 0% 0 0% 10 45,45% 3 13,63% 0 0% Minat 11 4,55% 12 54,55% 5 22,73% Sangat Minat 0 0% 7 31,82% 17 77,27% Jumlah 22 100% 22 100% 22 100% Dari tabel 4.23 dapat diketahui pada Pra siklus yang mendapat kategori sangat kurang minat 0 dengan presentase 0%, kurang minat 1 siswa dengan presentase 50%, cukup minat sebanyak 10 siswa dengan presentase 45,45%, minat sebanyak 11 dengan presentase 4,55%, sangat minat 0 siswa dengan presentase 0%. pada siklus I frekuensi siswa yang mendapatkan kategori cukup minat sebanyak 3 siswa dengan presentase 13,63%, kategori minat sebanyak 12 siswa dengan presentase 54,55% dan sangat minat sebanyak 7 siswa dengan persentase 31,82%. Sedangkan Pada siklus 2 frekuensi siswa yang mendapatkan kategori minat sebanyak 5 siswa

65 dengan presentase 22,73% dan sangat minat sebanyak 17 siswa dengan persentase 77,27%. Hal ini menunjukkan bahwa minat setelah tindakan siklus I dan Siklus 2 menjadi lebih baik dibandingkan sebelum diberi tindakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Dapat dilihat adanya peningkatan minat siswa dalam setiap siklusnya, pada siklus I dengan persentase 31,82% dari keseluruhan jumlah siswa, dan pada siklus II dengan persentase 77,27% dari keseluruhan jumlah siswa. Grafik 2.24 peningkatan motivasi siswa dapat digambarkan sebagai berikut. 18 16 14 12 10 8 6 Pra Siklus Siklus 1 4 Siklus 2 2 0 Sangat Kurang Minat Kurang Minat Cukup Minat Minat Sangat Minat Gambar 4.24 Diagram Peningkatan Minat Siswa Perolehan skor minat siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang cukup minat Pra Siklus 10 pada siklus 1 sebanyak 3 siswa dan pada siklus II sebanyak 0 siswa. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pembahasan Siklus 1 Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Ringin Harjo 01 terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri, dengan skor rata-rata 65,68 sebelum diadakan penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 80 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 55. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan KKM 70 tuntas 80% dengan tingkat keberhasilan 82% (18) dari jumlah siswa sebanyak 22 siswa, dan pada Siklus 1 ini hasil belajar siswa sudah meningkat, tetapi masih ada yang belum tuntas dengan presentase 18% (4) siswa.

66 Minat belajar siswa pada siklus 1 siswa yang berminat 12 dengan presantese 54,55% dan sangat berminat sebanyak 7 siswa dengan presentase 31,82%. 4.5.2 Pembahasan Siklus 2 Pada siklus 2 penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus 1. Pada penelitian siklus 1 ketuntasan hasil belajar sebesar 82% dan skor rata-rata 80,90 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 55. Pada Siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 91% dan skor rata-rata meningkat menjadi 88,18 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 65. Pada siklus 2 terdapat 2 siswa yang belum tuntas. Hal ini disebabkan kedua siswa ini selalu mengganggu temannya pada saat diskusi kelompok. Pada saat kelompok lain membacakan mereka berdua juga kurang menghargai temannya. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran partisipasi siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru lebih berani mengemukakan pendapat, dapat dilihat Minat belajar siswa pada siklus 2 meningkat siswa yang sangat berminat menjadi 17 siswa dengan presentase 77,27. Setelah dilakukan Siklus 1 dan Siklus 2 dengan Siklus 1sebanyak 2 kali pertemuan dan Siklus 2 sebanyak 2 kali pertemuan, dapat membuat siswa lebih paham dalam pembelajaran IPS dengan materi pokok Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Daerah. 4.5.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Pada kondisi pra siklus hanya sebanyak 36% siswa telah mengalami ketuntasan dengan skor rata-rata 65,68 dan skor terendah 50, skor tertinggi 80. Setelah diadakan tindakan penelitian melalui Pendekatan Inkuiri pada siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 82% siswa mengalami ketuntasan dengan skor rata-rata 80,90 skor terendah 55, skor tertinggi 95. Walaupun sudah terjadi peningkatan namun masih dilakukan tindakan pada sikklus 2. Pada tindakan siklus 2 telah terjadi peningkatan hasil belajar yaitu sebesar 91% siswa mengalami ketuntasan hasil belajar, dengan skor rata-rata 88,18, skor tertinggi 100 dan skor terendah 65.

67 Dengan demikian perbandingan ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan. Minat Belajar siswa setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus 1 melalui Pendekatan Inkuiri terjadi peningkatan minat belajar siswa yaitu sebanyak 54,55% siswa berminat dan 31,82% sangat berminat. Pada tindakan siklus 2 telah terjadi peningkatan sebanyak 22,73% berminat dan 77,27% sangat berminat dalam pembelajaran. Dengan demikian perbandingan tingkat minat belajar siswa dari siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dan minat belajar siswa, hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran Inkuiri siswa langsung diajak untuk mengidentifikasi masalah secara berkelompok, selanjutnya stiap kelompok diminta untuk merumuskan hipotesis, merekomendasikan jawaban. Hal ini akan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Apabila siswa mengikuti langkah-langkah Inkuiri dengan baik maka hasil belajar dan minat belajar siswa akan meningkat. Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti yaitu pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri maka hasil belajar dan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 4 SDN Ringin Harjo 01 Semester II Tahun 2013/2014 meningkat.