SIFAT P-KONVEKS PADA RUANG FUNGSI MUSIELAK-ORLICZ TYPE BOCHNER. Yulia Romadiastri

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

EKSISTENSI SELEKTOR TERUKUR PADA FUNGSI BERNILAI HIMPUNAN DI DALAM RUANG BANACH TAK SEPARABEL

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

BARISAN SIMBOL DAN UKURAN INVARIAN FUNGSI MONOTON SEPOTONG-SEPOTONG KONTINU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DEFINISI TIPE RIEMANN UNTUK INTEGRAL LEBESGUE 1. Drajad Maknawi 2 dan Muslich 3 Jurusan Matematika FMIPA UNS. Abstrak

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

KONSTRUKSI INTEGRAL MENGGUNAKAN FUNGSI SEDERHANA δ PADA [, ] Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang, 50275

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Analisis Real. Johan Matheus Tuwankotta 1. December 3,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TOPOLOGI RUANG LINEAR

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

II. TINJAUAN PUSATAKA

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

Sifat-sifat Ruang Banach

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

Lemma Henstock untuk Suatu Fungsi Bernilai Vektor di dalam Ruang Metrik Kompak Lokal

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

II. LANDASAN TEORI ( ) =

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut

EKUIVALENSI INTEGRAL BOCHNER DENGAN INTEGRAL MCSHANE KUAT UNTUK FUNGSI DENGAN NILAI DI DALAM RUANG BANACH. Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

ISSN: X 35 SEMI HASIL KALI DALAM ATAS DAN BAWAH

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V DUALITAS RUANG ORLICZ

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

BEBERAPA KONSEP ORTOGONALITAS DI RUANG NORM

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

FUNGSIONAL LINEAR-2 DALAM RUANG NORM-2 2-LINEAR FUNCTIONALS IN 2-NORMED SPACE

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

9. Teori Aproksimasi

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

SIFAT KELENGKAPAN RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

16. Analisis Multi Resolusi

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

BAB 3 PRODUK SILANG DAN PENDAHULUAN ALJABAR TOEPLITZ

ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KETAKSAMAAN OLSEN UNTUK OPERATOR RIESZ YANG DIPERUMUM. Oleh. Hendra Gunawan* dan Yudi Soeharyadi. Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

HOMOMORFISMA DARI LEVEL SUBNEAR-RING FUZZY

KETAKSAMAAN TIPE LEMAH UNTUK OPERATOR INTEGRAL FRAKSIONAL DI RUANG MORREY ATAS RUANG METRIK TAK HOMOGEN

Analisis Real A: Teori Ukuran dan Integral

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

SIFAT-SIFAT TOPOLOGI RUANG LINEAR. Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Jalan KHA Dahlan 3 Purworejo. Abstrak

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada Bab III dan Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

Jurnal Matematika Murni dan Terapan εpsilon Vol. 07, No.01, 013, Hal. 1 1 SIFAT P-KONVEKS PADA RUANG FUNGSI MUSIELAK-ORLICZ TYPE BOCHNER Yulia Romadiastri Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Email: astri hlm@yahoo.co.id Abstract. In this paper, we described about Musielak-Orlicz function spaces of Bochner type. It has been obtained that Musielak-Orlicz function space L φ µ, of Bochner type becomes a Banach space. It is described also about P-convexity of Musielak-Orlicz function space L φ µ, of Bochner type. It is proved that the Musielak-Orlicz function space L φ µ, of Bochner type is P-convex if and only if both spaces L φ and are P-convex. Keywords : Musielak-Orlicz function, Musielak-Orlicz function space of Bochner type, and p-convex 1. Pendahuluan Ruang Orlicz diperkenalkan pertama kali pada tahun 1931 oleh W. Orlicz. Teori ruang Orlicz mempunyai peranan yang sangat penting dan telah banyak diterapkan ke dalam berbagai cabang matematika, salah satunya pada masalah Optimal Control. Pengembangan dan penyempurnaan dari ruang Orlicz sendiri juga mngalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya adalah Musielak dan Orlicz yang mengembangkan suatu ruang fungsi yang dibangkitkan oleh modular yang mempunyai sifat konveks. Dalam hal ini, Ĩφf = φ t, ft T dµ yang merupakan modular konveks membangkitkan ruang fungsi Musielak-Orlicz type Bochner L φ µ, = { f L 0 T, : f L φ }, yang juga merupakan ruang Banach. Sifat kekonvekan pada ruang Banach dan sifat refleksif juga telah banyak dikembangkan oleh banyak matematikawan. Ye Yining, He Miaohong dan R. 1

Jurnal Matematika Murni dan Terapan, Vol. VII, No.01 013 Hal. 1 1 Pluciennik 1991 di dalam tulisannya yang berjudul P-convexity and reflexivity of Orlicz spaces menyatakan bahwa sifat refleksif dan sifat P-konveks pada ruang Orlicz adalah ekuivalen. Hal yang sama juga terjadi pada ruang fungsi Musielak-Orlicz maupun ruang barisan Musielak-Orlicz..1. Pengertian Dasar. Tinjauan Pustaka Definisi.1. Suatu himpunan tak kosong disebut ruang linier ruang vektor atas lapangan R jika memenuhi L1., + merupakan grup abelian L. Untuk x, y dan α, β R berlaku αx dan αx + y = αx + αy α + βx = αx + βy αβx = αβx 1x = x dengan 1 merupakan elemen satuan pada R Definisi.. Diberikan ruang linier. Fungsi : R disebut norma jika B1. x 0 untk setiap x x = 0 jika dan hanya jika x = 0 B. αx = α x untuk setiap x dan α R B3. x + y x + y untuk setiap x, y Ruang linier yang dilengkapi dengan suatu norma disebut ruang bernorma dan dilambangkan dengan,. Selanjutnya, jika normanya sudah tertentu, maka ruang bernorma cukup ditulis saja. Setiap ruang bernorma, merupakan ruang metrik terhadap dx, y = x y, x, y. Pada pembahasan selanjutnya, ukuran dan integral yang digunakan adalah ukuran dan integral Lebesgue, kecuali disebutkan lain. Definisi.3. Diberikan ruang bernorma,. i. Barisan {x n } dikatakan konvergen ke x jika untuk setiap ε > 0 terdapat bilangan asli sehingga untuk bilangan asli n berlaku x n x < ε. Barisan {x n } konvergen ke x dinotasikankan dengan x n x 0, untuk n atau lim n x n = x. ii. Barisan {x n } dikatakan terbatas jika terdapat bilangan M 0 sehingga x n M untuk setiap bilangan asli n.

Yulia Romadiastri Sifat P-Konveks Pada Ruang Fungsi 3 iii. Barisan {x n } disebut barisan Cauchy jika untuk setiap ε > 0 terdapat bilangan asli dengan sifat untuk setiap dua bilangan asli m.n berlaku x n x m < ε. Teorema.4. Diberikan ruang bernorma,. Jika barisan {x n } konvergen maka {x n } merupakan barisan cauchy. Teorema.5. Diberikan ruang bernorma,. Jika barisan {x n } barisan cauchy maka {x n } terbatas. Akibat.6. Diberikan ruang bernorma,. Jika barisan {x n } konvergen maka {x n } terbatas. Definisi.7. Ruang bernorma, dikatakan lengkap jika setiap barisan cauchy di dalam konvergen. Sedangkan ruang bernorma, disebut ruang Banach jika, lengkap... Ruang Lebesgue Definisi.8. Diberikan himpunan T dan himpunan kuasa T, ditulis T, didefinisikan T = {A : A T }. Keluarga himpunan Σ T disebut aljabar himpunan jika 1. A Σ A c Σ. A, B Σ A B Σ Selanjutnya, Σ T disebut aljabar-σ jika 1. Σ aljabar, dan. A 1, A... Σ A i Σ i Definisi.9. Diberikan f : T R fungsi terukur-µ. Fungsi f dikatakan terintegral Lebesgue terhadap ukuran-µ atau dikatakan terintegral-µ, jika terdapat barisan fungsi sederhana {f n } sehingga f n x fx, h.d. pada x T dan untuk setiap ε > 0 terdapat bilangan n sehingga f i x f j x µdx < ε untuk setiap i, j n. T Selanjutnya, nilai hingga dari lim f n xµdx disebut integral Lebesgue dari fungsi f dan dinotasikan dengan T n T fxµdx atau T fdµ. Diberikan himpunan terukur. Koleksi semua fungsi terukur-µ dari ke R dinotasikan dengan M. Dengan menggunakan sifat-sifat terukur, dapat ditunjukkan bahwa M merupakan ruang linear. Untuk 1 p <, didefinisikan L p = {f M f p dµ < }. Dengan kata lain, L p merupakan koleksi semua fungsi terukur f M, sehingga f p terintegral-µ pada.

4 Jurnal Matematika Murni dan Terapan, Vol. VII, No.01 013 Hal. 1 1 Diberikan fungsi f bernilai riil diperluas pada himpunan terukur. Bilangan real M dikatakan batas essensial untuk fungsi f jika fx M h.d pada. Fungsi f dikatakan terbatas essensial jika f mempunyai batas essensial. Dengan kata lain, fungsi f terbatas essensial pada jika f terbatas, kecuali pada himpunan dengan ukuran nol. Selanjutnya, supremum essensial f pada E didefinisikan sebagai esssup { fx : x } = M A, µa = 0 sup{ fx : x A} = M. Himpunan semua fungsi terukur yang terbatas essensial pada didefinisikan sebagai L, dengan L = {f : esssup { fx : x } < } Dapat ditunjukkan bahwa L p dengan 1 p <, merupakan ruang linear. Ruang L p, dengan 1 p < disebut ruang Lebesgue Umum..3. Ruang Bermodular Definisi.10. Diberikan sebarang ruang linier T atas lapangan R. Fungsi non negatif ρ : T [0, disebut modular pada T jika untuk setiap x, y T berlaku: M1 ρx = 0 x = θ M ρ x = ρx M3 ραx + βy ρx + ρy jika α, β [0, 1] dengan α + β = 1 Ruang linier T yang dilengkapi dengan suatu modular disebut ruang modular dan dilambangkan dengan T, ρ Suatu B Y, dengan Y ruang linier, disebut himpunan konveks jika untuk setiap x, y B dan α, β [0, 1] dengan α + β = 1, berlaku αx + βy B. Fungsi f : B R dikatakan konveks, jika B konveks dan untuk setiap x, y B dan α, β [0, 1] dengan α + β = 1, berlaku fαx + βy αfx + βfy. Selanjutnya, modular ρ dikatakan memenuhi sifat konveks jika ρ merupakan fungsi konveks. Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksud modular adalah modular yang memenuhi sifat konveks, kecuali bila dinyatakan lain. Teorema.11. i Jika α 1, α R denga < α 1 α maka ρα 1 x ρα x untuk setiap x. ii Jika ρx < ε untuk setiap ε > 0, maka x = θ 3. Ruang Fungsi Musielak-Orlicz type Bochner 3.1. Ruang Fungsi Musielak-Orlicz type Bochner Definisi 3.1. Diberikan sebarang ruang linier T. Fungsi φ : T R [0, disebut fungsi Musielak - Orlicz jika:

Yulia Romadiastri Sifat P-Konveks Pada Ruang Fungsi 5 1. φt, u = 0 u = 0 untuk setiap t T. φt, u = φt, u 3. φt, fungsi kontinu 4. φt, tak naik pada 0, 5. φ, u terukur untuk setiap u R 6. φt, konveks 7. φt,u u 0 jika u 0 pada T Untuk fungsi Musielak-Orlicz φ, didefinisikan fungsi I φ : L 0 [0, dengan I φ f = φ t, ft dµ untuk setiap f L 0. Dapat ditunjukkan bahwa fungsi I φ T merupakan modular konveks. Kemudian, didefinisikan ruang fungsi Musielak-Orlicz L φ, dengan L φ = { f L 0 : I φ cf < untuk suatu c > 0 } Dapat ditunjukkan bahwa ruang fungsi Musielak-Orlicz L φ merupakan ruang linear. Fungsi Musielak-Orlicz φ dan ψ dikatakan saling berkomplemen jika xy φx + ψy untuk setiap x, y R. Selanjutnya, untuk setiap fungsi Musielak-Orlicz φ, didefinisikan fungsi φ : T R [0,, dengan φ t, v = sup {u v φt, u}, untuk setiap v R dan t T. u>0 Dapat ditunjukkan bahwa fungsi φ juga merupakan fungsi Musielak-Orlicz. Definisi 3.. Fungsi Musielak - Orlicz φ dikatakan memenuhi kondisi-, ditulis φ, jika terdapat konstanta k > 0 dan u 0 0 sehingga φt, u kφt, u, untuk setiap t T dan u u 0. Selanjutnya, didefinisikan suatu fungsi Ĩφ : L 0 T, 0,, dengan Ĩ φ f = φt, ft dµ untuk setiap f L 0 T, T Dapat ditunjukkan bahwa fungsi Ĩφ merupakan modular. Untuk fungsi Musielak-Orlicz φ, didefinisikan L φ µ, = {f L 0 T, : f L φ }. Dapat ditunjukkan bahwa L φ µ, merupakan ruang linear. Didefinisikan : L φ µ, R, dengan f = f φ, untuk setiap f L φ µ,. Dapat ditunjukkan bahwa L φ µ,, merupakan ruang bernorma. Teorema 3.3. Ruang bernorma L φ µ,, merupakan ruang Banach. Selanjutnya, ruang fungsi L φ µ,, disebut ruang fungsi Musielak - Orlicz type Bochner.

6 Jurnal Matematika Murni dan Terapan, Vol. VII, No.01 013 Hal. 1 1 3.. Sifat P-konveks pada Ruang Fungsi Musielak-Orlicz Type Bochner Definisi 3.4. Diberikan ruang bernorma,. Himpunan S = {x : x = 1} disebut luasan dengan pusat O dan himpunan S = {x : x 1} disebut bola satuan tertutup. Definisi 3.5. Ruang Banach disebut refleksif jika untuk suatu ε > 0 terdapat δ sehingga x y < ε, untuk x, y U dengan 1 x + y > 1 δ. Definisi 3.6. Ruang linear bernorma dikatakan P-konveks, jika terdapat ε > 0 dan n N sehingga untuk setiap x 1, x,..., x n S, berlaku min x i x j 1 ε. i j,i,jn Lemma 3.7. Ruang Banach P-konveks jika dan hanya jika terdapat N dan δ > 0 sehingga untuk setiap x 1, x,..., x n {0} terdapat bilangan bulat i 0, j 0 sehingga berlaku x i0 x j0 x i 0 + x j0 1 δ 0 min{ x i0, x j0 } x i0 + x j0 0 Teorema 3.8. Untuk setiap fungsi Musielak-Orlicz φ berlaku, jika φ δ maka untuk sebarang a > 1 terdapat ξ > 1 sehingga φ t, ξ u ξ 1 φt, u untuk setiap u R, t T. a a Lemma 3.9. Diketahui φ dan φ memenuhi kondisi. Untuk setiap ε 0, 1 terdapat fungsi terukur h ε : T R + dengan I φ h ε < ε, bilangan aε 0, 1 dan γ = γaε 0, 1 sedemikian sehingga µ untuk h.d. t T berlaku φ t, v 1 γ φt, u + φt, v untuk setiap u h εt dan v u < a. Lemma 3.10. Jika φ, maka untuk setiap ε 0, 1 terdapat barisan tak naik dari himpunan-himpunan terukur yang berukuran hingga {Bm}, α sehingga µ T = 0 dan untuk setiap m N terdapat km α > sehingga Bm α m=1 φt, u k α mφt, u untuk µ h.d., t B α m dan untuk setiap u αft, dimana f dari kondisi. Lemma 3.11. Jika φ, maka untuk setiap ε 0, 1 terdapat fungsi terukur g ε : T R + dan k ε > sehingga I ε g ε < ε dan φt, u k ε φt, u untuk µ h.d., t T, dan u g ε t. Teorema 3.1. Jika ruang Banach P-konveks, maka refleksif. Teorema 3.13. Diketahui φ fungsi Musielak-Orlicz dan ruang Banach. pernyataan-pernyataan berikut ekuivalen: Maka a. L φ µ, P-konveks b. L φ dan P-Konveks c. L φ refleksif dan P-Konveks

Yulia Romadiastri Sifat P-Konveks Pada Ruang Fungsi 7 d. P-konveks, φ dan φ Bukti. a b Diketahui L φ µ, P-konveks. Karena ruang L φ dan embedded isometrically terhadap L φ µ, dan sifat P-konveks juga berlaku pada subruang, maka diperoleh L φ dan P-konveks. b c Diketahui L φ dan P-konveks. Menurut teorema 3.1, diperoleh L φ refleksif. c d Sifat refleksif pada ruang fungsi Musielak-Orlicz L φ ekuivalen dengan φ dan φ. d a Diketahui P-konveks, φ dan φ. Dapat dipilih N. Kemudian, untuk setiap t T didefinisikan ft = max { h 1 4 t, g 1 4 t }, dimana fungsi h 1 dan g 1 adalah fungsi terukur dengan ε = 1 4 4 4. Akibatnya, I φ f < 1. Dipilih α = a. Karena φ maka diperoleh I 1 φ f <. Dipilih himpunan α B a m 0 sehingga memenuhi T \B a m 0 φ t, ft a dµ < 1. Dipilih l N sehingga 1 a l. Terdapat bilangan k a m 0 > sehingga φ t, 1 a v k a m 0 l φt, v untuk µ h.d t B a m0, ketika v aft. Kemudian, dipilih v a = u dan 1 k a m 0 l = βa, m 0 = β m0. Diperoleh φt, au β m0 φt, u, untuk µ-h.d t B a m 0, dan untuk setiap u ft. Selanjutnya, didapat φ t, 1 a v k ε l φt, v untuk µ-h.d t T, dan v ft, dimana k ε = k 1 4. Dengan cara yang sama, diperoleh φt, au βφt, u, untuk µ-h.d t T,dan untuk setiap u ft a. Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa terdapat bilangan r 1 0, 1 sehingga untuk setiap x 1, x,..., x n0 anggota ruang Banach dan untuk µh.d.t T diperoleh φ t, x i x j 1 φt, x i, r 1 dengan T M = { t T : max { x i } ft 11n a 0 }. Diambil x 1, x,..., x n0. Misal k adalah indeks sehingga x k = max 1in0 { x i }. I. Dimisalkan terdapat i i {1,, 3..., }\{k} sehingga x i 1 ft a > ft untuk µ, h.d.t T M, maka diperoleh φ t, x i1 x k φ t, x i 1 + x k x k < a. Karena x k 1 1 γ φ t, x i 1 + φ t, x k. Berdasarkan sifat kekonveksan dari φt, untuk µ h.d.t T, diperoleh

8 Jurnal Matematika Murni dan Terapan, Vol. VII, No.01 013 Hal. 1 1 φt, x i x j 1 φt, x i γ φ t, x i 1 +φ t, x k 1 φt, x i γ φ φ t, x k 1 φt, x i γ φt, x i n 0 = n 0 1 γ n0 1 φt, x i 1 untuk µ h.d.t T M II. Diasumsikan bahwa untuk semua i k berlaku x i 1 x k a. Maka x i > 0, untuk setiap i k. Dapat diambil i 0, j 0. Dan diasumsikan bahwa a < x i 1 x j0 1. a Di lain pihak, dipunyai a > x i 1 x j0 min{ x i 0, x j0 } max{ x i0, x j0 } min{ x i 0, x j0 } x k Sehingga kontradiksi. Selanjutnya, diperoleh x i0 x j0 1 δa 1 + a x i0 + x j0. Berdasarkan sifat kekonveksan dari φt, untuk µ h.d.t T, diperoleh φ t, x i0 x j0 1 1 α φt, x i 0 + φt, x j0

Yulia Romadiastri Sifat P-Konveks Pada Ruang Fungsi 9 dengan α = δa 1+a φ t, 0, 1. Akibatnya, diperoleh x i x j { = max 1 1 α φ t, x j 0 1 1 1 = 1 Didefinisikan r 1, 1 1 bilangan r 0, 1 sehingga berlaku γ φt, x i α φ t, x i 0 φt, x i αφ t, a x k φt, x i αβ φ x k φt, x i αβ φt, x i αβ n0 1 1 untuk µ.h.d.t T M } αβ 1 φ t, x i x j φt, x i. Maka dapat ditentukan 1 r φt, x i untuk setiap x 1, x,..., x n0 anggota ruang Banach dan untuk µ h.d.t B a m 0 memenuhi max 1i { x i } ft. Maka terbukti benar dengan { γ r = max 1 1, 1 αβ } m 0. 1 Diambil f 1, f,..., f n0 SL φ µ, dan didefinisikan E = {t T : φt, f i t } φt, ft Jelas bahwa max { f i t } ft untuk setiap t E. Selanjutnya himpunan E 1i dibagi menjadi dua himpunan bagian berikut: E 1 = {t T : max { f i t } ft } 1in a 0, dan E = {t T : max { f i t } < ft }. Didefinisikan himpunan E 1in a 1 dan E 0 sebagai berikut E 1 = E Bm a 0, dan E = E \Bm a 0. Diperoleh, φ t, f it f j t 1 n0 n0 n 0 φt, f i t, untuk µ-h.d. t E 1 E, dengan r = max{r 1, r }. Jelas bahwa r 0, 1. Selanjutnya, dari definisi himpunan

10 Jurnal Matematika Murni dan Terapan, Vol. VII, No.01 013 Hal. 1 1 E dan fungsi f, diperoleh Diperoleh Ĩ φ f i χ E = Ĩ φ f i χ T \E < 1. Diambil t E, maka diperoleh < Ĩ φ f i χ = T \E1 E 1 E \B a m 0 φt, f i t dµ φt, max f i t E \Bm a 1i 0 φ t, ft dµ E \B a m a 0 φ t, ft dµ < 1 T \B a m a 0 Ĩ φ f i χ T \E + Ĩ φ f i χ E < 1. Karena f i = 1 untuk i = 1,,..., n dan φ, maka Ĩφf i = 1 untuk i = 1,,...,. Akibatnya, Ĩ φ f i χ E1 E 1 1. Diperoleh j=1 1 Ĩ φ f i f j = = 1 Ĩ φ f i f j χ T \E1 E 1 j=1 1 + Ĩ φ f i f j χ E1 E 1 1 n0 j=1 n0 Ĩ φ f i χ T \E1 E 1 n0 + r n0 Ĩ φ fi χ E1 E 1 1 [ n0 ] Ĩ φ f i Ĩ φ fi χ E1 E 1 n0 + r n0 Ĩ φ fi χ E1 E 1 [ n0 1 1 r ] Ĩ φ fi χ n E1 E 1 0 n0 1 1 rn 0 1 n0 dengan p = 1 r. 1 p Jadi, terdapat i 1, j 1 {1,,..., } sehingga Ĩφ 1 f i 1 f j1 1 p. Akibatnya,

Yulia Romadiastri Sifat P-Konveks Pada Ruang Fungsi 11 karena φ, diperoleh 1 f i 1 f j1 1 qp, denga < qp < 1. Diperoleh bahwa ruang L φ µ, P-konveks. 4. Penutup Di dalam pembahasan telah dibuktikan bahwa I φ = φt, ftdµ merupakan T modular konveks. Modular ini membangkitkan ruang fungsi Musielak-Orlicz L φ = {f L 0 : I φ cf < untuk c > 0}. Selanjutnya, untuk setiap fungsi Musielak - Orlicz φ, didefinisikan fungsi φ t, v = sup{u v φt, u}, yang juga merupakan fungsi Musielaku>0 Orlicz dan fungsi φ disebut fungsi komplemen dari φ. Selanjutnya telah ditunjukkan pula bahwa Ĩφ = φt, ft dµ merupakan modular. Modular ini membangkitkan T ruang fungsi Musielak-Orlicz type Bochner L φ µ, = {f L 0 T, : f L φ }. Lebih lanjut, L φ µ, merupakan ruang Banach terhadap f = f φ untuk setiap f L φ µ,. Dalam kaitannya dengan sifat P-konveks, ditemukan bahwa ruang fungsi Musielak-Orlicz L φ µ, type Bochner P-konveks jika dan hanya jika ruang L φ dan keduanya P-konveks. Selanjutnya, juga diperoleh bahwa sifat refleksifitas pada ruang L φ µ, ekuivalen dengan sifat P-konveks. Daftar Pustaka [1] Giesy, Daniel P., 1966, On a Convexity Condition in Normed Linear Spaces. Transactions of the American Mathematical Society Vol. 15 No. 1, 114-146, AMS. [] Hudzik, H.,Kaminska, A, Kurc, W., 1987, Uniformly non-ln Musielak-Orlicz Spaces, Bull. Acad. Polon. Sci. Math., 35, 7-8, 441-448 [3] Hudzik, H. and Chen, S., 1988, On Some Convexities of Orlicz and Orlicz-Bochner Spaces, Comment. Math., Univ. Carolinae 09 No. 1, 13-9. [4] Kolwicz, P. and Pluciennik, R., 1998, P-convexity of Musielak-Orlicz Function Spaces of Bochner Type, Revista Matematica Complutense Vol. 11 No. 1. [5] Kolwicz, P. and Pluciennik, R., 1995, On P-convex Musielak-Orlicz Spaces, Comment. Math., Univ. Carolinae 36, 655-67. [6] Kolwicz, P. and Pluciennik, R., P-convexity of Bochner-Orlicz Spaces, Proc. Amer. Math. Soc., [7] Kolwicz, P. and Pluciennik, R., 1997, P-convexity of Musielak-Orlicz Sequence Spaces of Bochner Type, Collect. Math., [8] Orlicz, W, 199, Linear Functional Analysis, World Scientific, London. [9] Royden, H.L., 1989, Real Analysis, MacMillan Publishing Company, New York.

1 Jurnal Matematika Murni dan Terapan, Vol. VII, No.01 013 Hal. 1 1 [10] Suparno, 008, Ruang Bermodular Orlicz, Tesis, Yogyakarta.