Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Kentang (Solanum tuberosum L.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Lampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

No Nama RT Area k Asym N (USP)

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB III METODE PENELITIAN

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

n = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan

ABSTRAK ABSTRACT

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Lampung Bandar Lampung, Mahasiswa Jurusan Kimia, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 35145

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

SNI Standar Nasional Indonesia

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Transkripsi:

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93

Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94

Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak kg dicuci dengan air hingga bersih ditiriskan selama 15 menit ditimbang ± 1 kg lalu dibagi Bagian I 500 g Bagian II 500 g direbus di dalam air mendidih selama 5 menit ditimbang 50 g disaring dan ditiriskan ditimbang 50 g Kubis rebus Kubis segar 95

a. Pembuatan larutan sampel dari kubis segar Kubis segar diarangkan di atas hotplate selama 8 jam diabukan di tanur (T= 500 0 C) selama 48 jam disimpan dalam desikator Abu putih dilarutkan dengan 10 ml HNO 3 7N diencerkan dalam labu tentukur 100 ml dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda Larutan Sampel disaring dengan kertas saring Whatmann no. 4 dengan membuang ml larutan pertama hasil penyaringan b. Pembuatan larutan sampel dari kubis rebus Kubis rebus diarangkan di atas hotplate selama 8 jam diabukan di tanur (T= 500 0 C) selama 48 jam disimpan dalam desikator Abu putih dilarutkan dengan 10 ml HNO 3 5N diencerkan dalam labu tentukur 100 ml dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda Larutan Sampel disaring dengan kertas saring Whatmann no. 4 dengan membuang ml larutan pertama hasil penyaringan 96

Lampiran 4. Data Kalibrasi Timbal (Pb)dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) Konsentrasi ppb (X) Absrobansi (Y) 0-0,00016 50 0,00007 100 0,0009 150 0,00053 00 0,00081 50 0,00105 X Y XY X Y (10-11 ) 0-0,00016 0,0000 0 56 50 0,00007 0,0035 500 49 100 0,0009 0,090 10000 841 150 0,00053 0,0795 500 809 00 0,00081 0,160 40000 6561 50 0,00105 0,65 6500 1105 X= 750 Y= 0,0059 XY= 0,5365 X = 137500 Y = 1541 X = 15 Y = 0,000431667 a = XY X ( X)( Y) ( X) n n a = 0,5365 - (750)(0,0059)/6 137500 15 /6 a = 0,00000486857 Y = ax + b 0,000431667= (0,000004868571)(15) + b b = -0,0001761905 Persamaan Regresi: Y = 0,00000486857X 0,0001761905 97

r = r = X (137500 15 XY X Y/n ( X) ( Y) Y n 0,5365 (750)(0,0059)/6 /6) (1541x10 n 10 0,0059 /6) r = 0,99995 98

Lampiran 5. Data Kalibrasi Kadmium (Cd) dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) Konsentrasi ppb (X) Absrobansi (Y) 0-0,00004 4 0,00011 8 0,0003 1 0,00036 16 0,00047 0 0,00060 X Y XY X Y 0-0,00004 0 0 0,0000000016 4 0,00011 0,00044 16 0,000000011 8 0,0003 0,00184 64 0,000000059 1 0,00036 0,0043 144 0,000000196 16 0,00047 0,0075 56 0,00000009 0 0,00060 0,0100 400 0,0000003600 X= 60 Y= 0,00173 XY= 0,061 X = 880 Y = 0,0000007771 X = 10 Y = 0,00088333 a = XY X ( X)( Y) ( X) n n a = 0,061 - (60)(0,00173)/6 880 60 /6 a = 0,0000315 Y = ax + b 0,00088333= (0,0000315)(60) + b b = -0,0000666667 Persamaan Regresi: Y = 0,0000315X 0,0000666667 99

r = r = X (880 XY X Y/n ( X) ( Y) Y n 0,061 (60)(0,00173)/6-7 60 /6) (7,71x10 n 0,00173 /6) r = 0,99919 100

Lampiran 6. Data kalibrasi Tembaga (Cu) dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) Konsentrasi ppm (X) Absrobansi (Y) 0,000-0,0000 0,00 0,0030 0,400 0,0044 0,600 0,00691 0,800 0,00943 1,000 0,01174 X Y XY X Y (10-10 ) 0,000-0,0000 0 0 4 0,00 0,0030 0,000460 0,04 5900 0,400 0,0044 0,001768 0,16 195364 0,600 0,00691 0,004146 0,36 477481 0,800 0,00943 0,007544 0,64 88949 1,000 0,01174 0,01174 1 137876 X= 3,000 Y= 0,03478 XY= 0,05658 X =. Y = 99374 X = 0,500 Y = 0,00579667 a = XY X ( X)( Y) ( X) n n a = 0,05658 - (3)(0,03478)/6, 3 /6 a = 0,01181143 Y = ax + b 0,00579667 = (0,01181149)(0,5) + b b = -0,0001090476 Persamaan Regresi: Y = 0,01181143X - 0,0001090476 101

r = r = (, X XY X Y/n ( X) ( Y) Y n 0,05658 (3)(0,03478)/6-10 3 /6)(99374 x 10 n 0,03478 /6) r = 0,9997 10

Lampiran 7. Contoh Perhitungan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau 1. Perhitungan Kadar Timbal pada Kubis hijau Berat sampel segar ditimbang = 50,011 g Absorbansi (Y) = 0,0004 Persamaan regresi: Y = 0,00000486857 X 0,0001761905 X = 0,0004 + 0,0001761905 0,00000486857 X = 95,868 ppb Kadar timbal = Konsentrasi (ng/ml) x Volume (ml) x Faktor pengenceran Berat sampel (g) 95,868 ng/ml x 100 ml x 1 Kadar timbal = 50,011 g Kadar timbal = 45,1 ng/g Kadar timbal = 0,451mg/kg. Perhitungan Kadar Kadmium pada Kubis hijau Berat sampel segar ditimbang = 50,011g Absorbansi (Y) = 0,00043 Persamaan regresi: Y= 0,0000315X 0,0000666667 X = 0,00043 + 0,0000666667 0,0000315 X = 14,4974 ppb Kadar kadmium = Konsentrasi (ng/ml) x Volume (ml) x Faktor pengenceran Berat sampel (g) 103

14,4974 ng/ml x 100 ml x 1 Kadar kadmium = 50,011g Kadar kadmium = 8,9883 ng/g Kadar kadmium = 0,0899 mg/kg 3. Perhitungan Kadar Tembaga pada Kubis Berat sampel segar ditimbang = 50,011g Absorbansi (Y) = 0,00405 Persamaan regresi: Y = 0,01181149X - 0,0001090476 X = 0,00405 + 0,0001090476 0,01181143 X = 0,4563 ppm Kadar tembaga = Kadar tembaga = Konsentras i ( µ g/ml) 0,4563 µg/ml x 100 ml x 1 50,011g x Volume (ml) x Faktor pengenceran Berat sampel (g) Kadar tembaga = 0,913 μg/g Kadar tembaga = 0,913 mg/kg 104

Lampiran 8. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga dari Kubis Hijau Segar dan Rebus a. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Timbal (Pb) dari Kubis Hijau Segar Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Segar Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,011 0,0004 1,601 0,45 50,035 0,00045 18,770 0,574 3 50,085 0,00046 130,86 0,61 4 50,088 0,00047 13,883 0,653 5 50,059 0,00044 16,714 0,531 6 50,009 0,0004 1,601 0,45 b. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Timbal (Pb) dari Kubis Hijau Rebus Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Rebus Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,046 0,0009 95,868 0,1916 50,049 0,00030 97,94 0,1957 3 50,09 0,00030 97,94 0,1957 4 50,097 0,0003 10,037 0,040 5 50,004 0,0008 93,811 0,1876 6 50,01 0,0003 10,037 0,040 c. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Kadmium (Cd) dari Kubis Hijau Segar Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Segar Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,011 0,00043 14,4974 0,0899 50,035 0,0004 14,1799 0,0835 3 50,085 0,00048 16,0847 0,0311 4 50,088 0,00048 16,0847 0,0311 5 50,059 0,00044 14,8148 0,0959 6 50,009 0,0004 14,1799 0,0835 105

d. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Kadmium (Cd) dari Kubis Hijau Rebus Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Rebus Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,046 0,00038 1,9101 0,0580 50,049 0,00038 1,9101 0,0580 3 50,09 0,00036 1,751 0,0451 4 50,097 0,00036 1,751 0,0451 5 50,004 0,00037 1,596 0,0518 6 50,01 0,00034 11,640 0,037 e. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Tembaga (Cu) dari Kubis Hijau Segar Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Segar Konsentrasi (ppm) Kadar (mg/kg) 1 50,011 0,0058 0,4563 0,913 50,035 0,0059 0,4571 0,9136 3 50,085 0,0053 0,4596 0,9177 4 50,088 0,0053 0,4596 0,9177 5 50,059 0,00530 0,4580 0,9148 6 50,009 0,0058 0,4563 0,913 f. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Tembaga (Cu) dari Kubis Hijau Rebus Sampel No Berat Sampel Rebus (g) Kubis Hijau Rebus Absorbansi (A) Konsentrasi (ppm) Kadar (mg/kg) 1 50,046 0,00405 0,351 0,7036 50,049 0,00406 0,3530 0,7053 3 50,09 0,00414 0,3597 0,7181 4 50,097 0,00414 0,3597 0,7181 5 50,004 0,00403 0,3504 0,7007 6 50,01 0,00404 0,3513 0,706 106

Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Timbal dalam Kubis Hijau a. Perhitungan statistik kadar timbal dalam kubis hijau segar No Kadar (mg/kg) Xi Xi - X ( Xi - X ) 1 0,45-0,00945 0,0000893 0,574 0,0085 0,0000081 3 0,61 0,00665 0,000044 4 0,653 0,01075 0,0001156 5 0,531-0,00145 0,000001 6 0,45-0,00945 0,0000893 X = 1,573 ( Xi - X ) = 0,0003467 X = 0,5455 SD = = ( Xi - X) n -1 0,0003467 5 = 0,00837 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = Xi - X SD / n 0,00945 t hitung 1 = =,7798 0,00837 / 6 107

t hitung = 0,0085 0,00837 / 6 = 0,8384 t hitung 3 = 0,00665 0,00837 / 6 = 1,956 0,01075 t hitung 4 = 0,00837 / 6 = 3,16 t hitung 5 = t hitung 6 = 0,00145 0,00837 / 6 0,00945 0,00837 / 6 = 0,465 =,7504 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar timbal dalam kubis hijau segar: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,5455 ± ( 4,031 x 0,00837/ 6) = (0,5455 ± 0,01371) mg/kg 108

b. Perhitungan statistik kadar timbal dalam kubis hijau rebus No Kadar (mg/kg) Xi Xi - X ( Xi - X ) 1 0,1916-0,00475 0,00006 0,1957-0,00065 0,0000004 3 0,1955-0,00085 0,0000007 4 0,037 0,00735 0,0000540 5 0,1876-0,00875 0,0000766 6 0,040 0,00765 0,0000585 X = 1,1781 ( Xi - X ) = 0,00018 X = 0,19635 SD = = ( Xi - X) n -1 0,00018 5 = 0,00654 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = t hitung 1 = t hitung = Xi - X SD / n 0,00475 = 1,7834 0,00654 / 6 0,00065 = 0,440 0,00654 / 6 109

t hitung 3 = 0,00085 = 0,3191 0,00654 / 6 t hitung 4 = 0,00735 0,00654 / =,7596 6 t hitung 5 = 0,00875 = 3,853 0,00654 / 6 t hitung 6 = 0,00765 0,00654 / =,873 6 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar timbal dalam kubis hijau rebus: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,19635 ± ( 4,031 x 0,00654 / 6) = (0,19635 ± 0,010739) mg/kg 110

Lampiran 10. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Timbal pada Kubis Hijau Segar dan Kubis Hijau Rebus No Kubis Segar Kubis Rebus 1 0,451 0,1916 0,574 0,1957 3 0,61 0,1955 4 0,653 0,037 5 0,531 0,1876 6 0,45 0,040 X = 0,5455 X 1 = 0,19635 S = 0,00837 S 1 = 0,00654 Kedua sampel adalah independen, n 1 dan n < 30, σ 1 dan σ tidak diketahui, maka dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99% untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama ( σ 1 = σ ) atau berbeda ( σ 1 σ ). 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,01/ (5,5) adalah 14,94 Daerah kritis penerimaan : -14,94 F o 14,94 Daerah kritis penolakan : F o < -14,94atau F o >14,94 3. F o = F o = S 1 S 0,00654 0,00837 F o = 0,614 111

4. Hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama ( σ 1 = σ ) maka simpangan bakunya adalah S p = ( 6 1)( 0,00837) + ( 6 1)( 0,00654) 6 + 6 S p = 0,00748 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 99 %, t0,01 = ± 4,031 untuk df = 6 + 6 - = 10 3. Daerah kritis penerimaan : -4,031 t o 4,031 Daerah kritis penolakan : t o < -4,031 atau t o > 4,031 4. Pengujian statistik : t o = t o = X X 1 Sp 1 + 1 n 1 n ( 0,19635 0,5455) 0,00748 1 6 1 + 6 = -13,47 5. Karena t o = -13,47 < -4,031, maka hipotesa H o ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar timbal antara kubis hijau segar dengan kubis hijau rebus. 11

Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Kadmium dalam Kubis Hijau a. Perhitungan statistik kadar kadmium dalam kubis hijau segar No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,0899-0,00093 0,000000856 0,0834-0,00158 0,00000481 3 0,0311 0,00195 0,000004818 4 0,0311 0,00195 0,000004818 5 0,0959-0,0003 0,000000106 6 0,0835-0,00157 0,00000449 X = 0,17949 ( Xi - X ) = 0,00001557 X = 0,09915 SD = = ( Xi - X) n -1 0,00001557 5 = 0,00176 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = Xi - X SD / n 0,00093 t hitung 1 = 0,00176 / 6 = 1,857 113

0,00158 t hitung = 0,00176 / 6 =,189 t hitung 3 = 0,00195 0,00176 / 6 = 3,0510 0,00195 t hitung 4 = 0,00176 / 6 = 3,0510 0,0003 t hitung 5 = 0,00176 / 6 0,00157 t hitung 6 = 0,00176 / 6 = 0,4517 =,1753 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar kadmium dalam kubis hijau segar: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,09915 ± ( 4,031 x 0,00176/ 6) = (0,09915 ± 0,00901) mg/kg 114

b. Perhitungan statistik kadar kadmium dalam kubis hijau rebus No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,058 0,000958 0,0000009178 0,0579 0,000948 0,0000008987 3 0,0451-0,00033 0,000000110 4 0,045-0,00034 0,0000001170 5 0,0518 0,000338 0,000000114 6 0,037-0,00157 0,00000471 X = 0,14905 ( Xi - X ) = 0,000004691 X = 0,0484 SD = = ( Xi - X) n -1 0,000004691 5 = 0,00096 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = Xi - X SD / n 0,000958 t hitung 1 = 0,00096 / 0,000948 t hitung = 0,00096 / 6 6 =,4393 =,4138 0,00033 t hitung 3 = 0,00096 / 6 = 0,8454 115

0,00034 t hitung 4 = 0,00096 / 6 = 0,8708 0,000338 t hitung 5 = 0,00096 / 6 = 0,8606 t hitung 6 = 0,00157 0,00096 / 6 = 4,007 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar kadmium dalam kubis hijau rebus: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,0484 ± ( 4,031 x 0,00096/ 6) = (0,0484 ± 0,001584) mg/kg 116

Lampiran 1. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Kadmium Pada Kubis Hijau Segar dan Kubis Hijau Rebus No Kubis Segar Kubis Rebus 1 0,0899 0,058 0,0834 0,0579 3 0,0311 0,0451 4 0,0311 0,045 5 0,0959 0,0518 6 0,0835 0,037 X = 0,09915 X 1 = 0,0484 S = 0,00176 S 1 = 0,00096 Kedua sampel adalah independen, n 1 dan n < 30, σ 1 dan σ tidak diketahui, maka dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99 % untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama ( σ 1 = σ ) atau berbeda ( σ 1 σ ). 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,01/ (5,5) adalah 14,94 a. Daerah kritis penerimaan : -14,94 F o 14,94 b. Daerah kritis penolakan : F o < -14,94 atau F o >14,94 3. F o = F o = S 1 S 0,00096 0,00176 F o = 0,98 117

4. Hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama (σ 1 = σ ) maka simpangan bakunya adalah S p = ( 6 1)( 0,00096) + ( 6 1)( 0,00176) 6 + 6 S p = 0,0014 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 99%, t0,01 = ± 4,031 untuk df = 6 + 6 - = 10 3. Daerah kritis penerimaan : -4,031 t o 4,031 Daerah kritis penolakan : t o < -4,031 atau t o >4,031 4. Pengujian statistik : t o = t o = X X 1 Sp 1 + 1 n 1 n ( 0,0484 0,09915) 0,0014 1 1 + 6 6 = -6,189 5. Karena t o = -6,189 < -4,031, maka hipotesa H o ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar kadmium antara kubis hijau segar dengan kubis hijau rebus. 118

Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Tembaga dalam Kubis Hijau a. Perhitungan statistik kadar tembaga dalam kubis hijau segar No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,913-0,00433 0,0000059195 0,9136-0,001133 0,000001837 3 0,9177 0,00967 0,0000088031 4 0,9177 0,00967 0,0000088031 5 0,9148 0,000067 0,0000000045 6 0,913-0,00433 0,0000059195 X = 5,4884 ( Xi - X ) = 0,0000307333 X = 0,91473333 SD = = ( Xi - X) n -1 0,0000307333 5 = 0,0048 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = t hitung 1 = Xi - X SD / n 0,00433 0,0048 / 6 =,4031 119

t hitung = t hitung 3 = t hitung 4 = t hitung 5 = t hitung 6 = 0,001133 0,0048 / 6 0,00967 0,0048 / 6 0,00967 0,0048 / 6 0,000067 0,0048 / 6 0,00433 0,0048 / 6 = 1,1191 =,9305 =,9305 = 0,066 =,4031 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar tembaga dalam kubis hijau segar: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,91473 ± ( 4,031 x 0,0048 / 6) = (0,91473 ± 0,004081) mg/kg 10

b. Perhitungan statistik kadar tembaga dalam kubis hijau rebus No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,7036-0,004450 0,000019805 0,7053-0,00750 0,000007565 3 0,7181 0,010050 0,000101005 4 0,718 0,009950 0,000099005 5 0,7007-0,007350 0,00005405 6 0,706-0,005450 0,00009705 X = 4,483 ( Xi - X ) = 0,0003110950 X = 0,70805 SD = = ( Xi - X) n -1 0,0003110950 5 = 0,00789 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = t hitung 1 = Xi - X SD / n 0,004450 0,00789 / 6 = 1,3815 t hitung = 0,00750 = 0,8538 0,00789 / 6 11

t hitung 3 = t hitung 4 = t hitung 5 = t hitung 6 = 0,010050 0,00789 / 6 0,009950 0,00789 / 6 0,007350 0,00789 / 6 0,005450 0,00789 / 6 = 3,101 = 3,0890 =,818 = 1,690 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar tembaga dalam kubis hijau rebus: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,70805 ± ( 4,031 x 0,00789/ 6) = (0,70805± 0,0198) mg/kg 1

Lampiran 14. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Tembaga Pada Kubis Segar dan Kubis Rebus No Kubis Segar Kubis Rebus 1 0,913 0,7036 0,9136 0,7053 3 0,9177 0,7181 4 0,9177 0,718 5 0,9148 0,7007 6 0,913 0,706 X 1 = 0,91473333 X = 0,70805 S 1 = 0,0048 S = 0,00789 Kedua sampel adalah independen, n 1 dan n < 30, σ 1 dan σ tidak diketahui, maka dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99 % untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama ( σ 1 = σ ) atau berbeda ( σ 1 σ ). 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,01/ (5,5) adalah 14,94 Daerah kritis penerimaan : -14,94 F o 14,94 Daerah kritis penolakan : F o < -14,94 atau F o > 14,94 3. F o = S 1 S = 0,00789 0,0048 F o = 10,11 13

4. Hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama ( σ 1 = σ ) maka simpangan bakunya adalah S p = ( 6 1)( 0,00789) + ( 6 1)( 0,0048) 6 + 6 S p = 0,00585 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 99%, t0,01 = ± 4,031 untuk df = 6 + 6 - = 10 3. Daerah kritis penerimaan : -4,031 t o 4,031 Daerah kritis penolakan : t o < -4,031 atau t o >4,031 4. Pengujian statistik : t o = t o = X X 1 Sp 1 + 1 n 1 n ( 0,70805 0,91473) 0,00585 1 1 + 6 6 = -61,1 5. Karena t o = -61,1< -4,031, maka hipotesa H o ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar tembaga antara kubis segar dengan kubis rebus. 14

Lampiran 15. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau Rebus terhadap Kubis Hijau Segar a. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Timbal kadar logam sampel segar - kadar logam sampel rebus % Penurunan Kadar= x100% kadar logam sampel segar mg mg 0,5455-0,19635 kg kg % Penurunan Kadar= x 100% =,86 % mg 0,5455 kg b. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Kadmium kadar logam sampel segar - kadar logam sampel rebus % Penurunan Kadar= x100% kadar logam sampel segar % Penurunan Kadar = mg mg 0,09915-0,0484 kg kg mg 0,09915 kg c. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Tembaga x 100 % = 16,96 % kadar logam sampel segar - kadar logam sampel rebus % Penurunan Kadar= x100% kadar logam sampel segar mg mg 0,91473333-0,70805 kg kg % Penurunan Kadar = x 100 % =,60 % mg 0,91473333 kg d. Data Persentase Penurunan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau Rebus terhadap Kubis Hijau Segar No Cemaran Logam Persentase Penurunan Kadar (%) 1 Timbal,86 Kadmium 16,96 3 Tembaga,60 15

Lampiran 16. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Timbal (Pb) Persamaan Garis Regresi: Y = 0,00000486857X 0,0001761905 Slope = 0,00000486857 No Konsentrasi (ppm) X Absorbansi Y Yi x 10-6 Y-Yi x 10-7 (Y-Yi) x 10-13 1 0-0,00016-17,619050 16,1905 6,133 50 0,00007 6,69535 3,0476 9,88 3 100 0,0009 31,00950-0,095 403,8171 4 150 0,00053 55,33805-3,381 540,0070 5 00 0,00081 79,638090 13,6191 185,4799 6 50 0,00105 103,95375 10,4763 109,7518 1510,476 ( Y - Yi) SY = X n - -13 1510,476 x 10 SY = X 4 = 1,943459 x 10-6 3 x SD LOD = Slope LOD = - 6 3 x 1,943459 x 10-7 4,86857 x 10 = 11,99 ppb LOQ = LOQ = 10 x SD Slope - 6 10 x 1,943459 x 10-7 4,86857 x 10 = 39,96 ppb 16

Lampiran 17. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kadmium (Cd) Persamaan Garis Regresi: Y = 0,0000315X 0,0000666667 Slope = 0,0000315 No Konsentrasi (ppm) X Absorbansi Y Yi x 10-6 Y-Yi x 10-7 (Y-Yi) x 10-1 1 0-0,00004 -,666667-13,33333 17,77776889 4 0,00011 9,933333 10,66667 11,37778489 3 8 0,0003,533333 4,66667,17778089 4 1 0,00036 35,133333 8,66667 7,51111689 5 16 0,00047 47,733333-7,33333 5,3777789 6 0 0,00060 60,333333-3,33333 1,11110889 45,33333333 ( Y - Yi) SY = X n - -1 45,33333333 x 10 SY = X 4 = 1,064581 x 10-6 3 x SD LOD = Slope LOD = - 6 3 x 1,064581 x 10-6 3,15 x 10 = 1,01 ppb LOQ = 10 x SD Slope LOQ = - 6 10 x 1,064581 x 10-6 3,15 x 10 = 3,38 ppb 17

Lampiran 18. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Tembaga Persamaan Garis Regresi: Y = 0,01181143X - 0,0001090476 Slope = 1,181143 x 10 - No Konsentrasi (ppm) X Absorbansi Y Yi x 10-4 Y-Yi x 10-5 (Y-Yi) x 10-10 1 0,000-0,0000-1,0905-9,095 8,7 0,00 0,0030,534 4,676 1,87 3 0,400 0,0044 46,155-19,55 38,8 4 0,600 0,00691 69,7781-6,781 45,98 5 0,800 0,00943 93,4009 8,991 80,84 6 1,000 0,01174 117,038 3,76 14,15 67,84 ( Y - Yi) SY = X n - -10 67,84x 10 SY = X 4 = 1,58 x 10-4 3 x SD LOD = Slope LOD = - 4 3 x 1,58 x 10-1,181149 x 10 = 0,03 ppm LOQ = LOQ = 10 x SD Slope - 4 10 x 1,58 x 10-1,181149 x 10 = 0,106 ppm 18

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau 1. Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar timbal Persamaan regresi : Y = 0,00000486857X 0,0001761905 X = 0,00054 + 0,0001761905 = 153,447 ppb 0,00000486857 C F = Konsentrasi x Volume x Faktor pengenceran Berat sampel 153,447 x 100 x 1 C F = = 306,618 ng/g 50,045 Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) = 306,618 ng/g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 54,55 ng/g Volume sampel rata-rata uji recovery =,5 ml Konsentrasi larutan baku = 104,34 ppb Kadar larutan standar yang ditambahkan (C * A) C * A = Konsentrasi larutan baku x volume yang ditambahkan Berat sampel C * A = 104,34 x,5 = 5,07 ng/g 50,045 C C Maka % Perolehan kembali Timbal = F A C A x 100% = 306,618 54,55 x 100% = 99,996 % 5,07. Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar kadmium Persamaan regresi : Y = 0,0000315X 0,0000666667 19

X = 0,00055 + 0,0000666667 = 18,3069 ppb 0,0000315 C F = Konsentrasi x Volume x Faktor pengenceran Berat sampel C F = 18,3069 x 100 x 1 = 34,70 ng/g 5,7558 Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) = 34,70 ng/g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 30,3 ng/g Volume sampel rata-rata uji recovery = 0,3 ml Konsentrasi larutan baku = 809,1665 ppb Kadar larutan standar yang ditambahkan (C * A) C * A = Konsentrasi larutan baku x volume yang ditambahkan Berat sampel C * A = 809,1665 x 0,3 ml = 4,767 ng/g 5,758 Maka % Perolehan Kembali Timbal = C C F A C A x 100% = 34,70 30,3 4,767 3. Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar tembaga Persamaan regresi : Y = 0,01181143X - 0,0001090476 x 100% = 93,84 % X = 0,000997 + 0,0001090476 = 0,8533 ppm 0,01181143 Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku = 0 ppm 130

C F = C F = Konsentrasi x Volume x Faktor pengenceran Berat sampel 0,8533 x 100 x 1 = 1,7057 μg/g 50,09 Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) = 1,7057 μg/g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 0,9147μg/g Volume sampel rata-rata uji recovery = ml Konsentrasi larutan baku = 0 ppm Kadar larutan standar yang ditambahkan (C * A) C * A = Konsentrasi larutan baku x volume yang ditambahkan Berat sampel = 0 ppm 50,09 g x ml = 0,7995 μg/g C C Maka % Perolehan Kembali Timbal = F A x 100% C A 4. Hasil Persen Perolehan Kembali (Recovery) = 1,7057 0,9147 x 100% = 98,93 % 0,7995 Persen Perolehan Kembali (%) No Timbal Kadmium Tembaga 1 99,996 106,9 97,03 99,996 106,9 97,66 3 107,888 93,84 98,93 4 9,104 93,84 10,3 5 107,888 93,84 99,99 6 99,996 106,9 97,4 131

Lampiran 0. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau 1. Perhitungan simpangan baku relatif (rsd) kadar timbal No % Perolehan Kembali Xi - X ( Xi - X ) (Xi) 1 99,996-1,31 1,76617 99,996-1,31 1,76617 3 107,888 6,58 43,6356 4 9,104-9,1 84,7416 5 107,888 6,58 43,6356 6 99,996-1,31 1,76617 X = 607,87 ( Xi - X ) = 176,4486 X = 101,31 SD = SD = ( Xi - X) n -1 176,4486 5 SD = 5,94 RSD = SD x 100% X RSD = 5,94 x 100% = 5,86 % 101, 31 13

. Perhitungan simpangan baku relatif (rsd) kadar kadmium No % Perolehan Kembali Xi - X ( Xi - X ) (Xi) 1 106,9 5,3 7,35 106,9 5,3 7,3 3 93,84-7,85 61,64 4 93,84-7,85 61,6 5 93,84-7,85 61,6 6 106,9 5,3 7,3 X = 60,716 ( Xi - X ) = 66,87 X = 100,38 SD = SD = ( Xi - X) n -1 66,87 5 SD = 7,31 RSD = SD x 100% X RSD = 7,31 x 100% = 7,8 % 100, 38 133

3. Perhitungan simpangan baku relatif (rsd) kadar tembaga No % Perolehan Kembali Xi - X ( Xi - X ) (Xi) 1 97,03-1,83 3,36 97,66-1,0 1,43 3 98,93 0,07 0,01 4 10,3 3,46 11,97 5 99,99 1,13 1,8 6 97,4-1,6,6 X = 593,18 ( Xi - X ) = 0,67 X = 98,86 SD = SD = ( Xi - X) n -1 0,67 5 SD =,03 RSD = SD x 100% X,03 RSD = x 100% =,06 % 98,86 134

Lampiran 1. Gambar Alat Spektrofotometer Serapan Atom Lampiran. Gambar Tanur 135

Lampiran 3. Tabel Distribusi t 136

Lampiran 4. Tabel Distribusi F 137

Lampiran 5. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional 138

139

140

Lampiran 6. Batas Maksimal Tembaga (Cu) dalam Makanan 141

14