BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo. Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. M

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Anamnesa pada tanggal 23 Juni 2016 pukul 18.

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pasien bernama Ny. S P 2 A 0 umur 34 tahun mengatakan bahwa ia

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita. kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Hal ini mencakup infeksi,

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGKAJIAN PNC. kelami

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

M/ WITA/ P4A0

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ.

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB IV PEMBAHASAN. pengkajian tujuh langkah Varney. Pembahasan iniakan diuraikan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal : 26 Februari : RSUD Karanganyar. Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun. Agama : Islam Agama : Islam

TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

PENGKAJIAN AWAL KEBIDANAN

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

STATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I P 1 POST PARTUM HARI KE-14 DENGAN SUB INVOLUSI UTERI. Siti Aisyah* Al-Masruroh** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S KEHAMILAN TRIMESTER II DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL. Eka Sarofah Ningsih* ABSTRAK

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F P POST PARTUM HARI KE-23DENGAN SUB INVOLUSI UTERUS. Sumiyati* Yayuk Dwi Hamidah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

PENDOKUMENTASIAN PELAYANAN KB

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB IV PEMBAHASAN. Keberadaan bidan menjadi tolak ukur kesehatan di masyarakat. Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

KALA I (tanggal, jam)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY R G IV P I A II UMUR 39 DI RSUD KARANGANYAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

BAB III TINJUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny S GI P 0000 TRIMESTER II DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK. Ansik Khoiriyah* dan Putri Noviya Endriani** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RB NUR HIKMAH GUBUG JAWA TENGAH

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Identitas Klien dan Penanggung Jawab

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. S DENGAN HIPERTENSI KRONIK DI PUSKESMAS PAMULANG 2016 FRIDA KASUMAWATI PENDAHULUAN ABSTRAK

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggal dan jam masuk : 27 Februari 2013, Pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan jumlah

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tanggal masuk : 15 April 2013 Pukul : 10.00 WIB Tempat : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta No. Register : 00015748 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 15 April 2013 Pukul : 10.00 WIB a. Data Subyektif 1) Identitas Nama Pasien : Ny. T Nama Suami : Tn. U Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Wiraswasta Alamat rumah : Gambirsari RT 05/13 Kadipiro Banjarsari Surakarta 2) Keluhan utama pada waktu masuk Ibu mengatakan tidak mendapatkan menstruasi sejak 7 bulan yang lalu. 30

31 3) Data Kebidanan a) Riwayat menstruasi Menarche Banyaknya Siklus Lamanya : umur 13 tahun : 2-3 kali ganti pembalut/hari : + 30 hari (7 bulan terakhir tidak menstruasi) : 6-7 hari Jenis dan warna : encer dan merah tua Keluhan : tidak ada b) Status Perkawinan Kawin/tidak kawin Usia kawin pertama Lama perkawinan : kawin : 28 tahun : ± 4 tahun c) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu : Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu Kehamilan Umur Kehamilan Tanggal Partus I 39 minggu 10 Oktober 2009 Sumber : Data Primer, 2013 Jenis Partus Tempat Partus Penolong Penyulit Spontan RB Bidan Tidak ada Tabel 4.2 Riwayat Nifas yang Lalu Jenis kelamin BB Gr Anak PB cm Keadaan anak Nifas Laktasi Perdarahan Nifas (hr) Umur anak skarang Laki-laki 3100 46 Hidup, sehat Sumber : Data Primer, 2013 6 bulan normal 42 3 tahun

32 d) Riwayat KB Ibu mengatakan tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun. 4) Data Kesehatan a) Data kesehatan sekarang Ibu mengatakan tidak mendapatkan menstruasi sejak bulan September 2012 serta tidak sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes melitus. b) Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes mellitus. c) Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit diabetes mellitus, hipertensi, jantung. 5) Data Kebiasaan Sehari-hari a) Nutrisi Makan Minum Jenis makan Jenis minum : 3 kali/ hari : 6-8 gelas/ hari : nasi, lauk, sayur, buah : teh, air putih Makanan pantangan : tidak ada Alergi makan : tidak ada b) Eliminasi BAK : 4-5 kali/ hari, warna : kuning jernih,

33 bau khas urine BAB Keluhan : 1 kali/ hari, konsistensi : semi padat : tidak ada c) Aktifitas : Bekerja 12 jam/hari d) Istirahat Tidur siang : - Tidur malam Keluhan : + 6 jam : tidak ada e) Personal Hygiene Mandi Keramas Gosok gigi : 2 kali/ hari : 2 kali/ minggu : 2 kali/ hari Ganti baju & pakaian dalam : 2 kali/ hari 6) Data Psikososial dan Agama a) Hubungan dengan keluarga Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga baik. b) Hubungan dengan masyarakat Ibu mengatakan hubungan dengan masyarakat baik. c) Kegiatan ibadah Ibu mengatakan bahwa ia rajin sholat 5 waktu. d) Keadaan psikologis Ibu mengatakan bahwa saat ini ia merasa cemas dengan kondisi yang dialaminya.

34 b. Data Obyektif 1) Pemeriksaan Umum Keadaan umum Kesadaran Vital sign : baik : composmentis : TD : 130/80 mmhg R : 20 x/menit N : 84 x/menit S : 36,4 o C Tinggi badan Berat badan : 167 cm : 61 kg 2) Pemeriksaan Fisik a) Kepala Muka Mata : tidak pucat, tidak ada oedem. : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih. b) Leher Tiroid Limfe : tidak terdapat pembengkakan : tidak terdapat pembengkakan c) Abdomen (1) Inspeksi Pembesaran Bekas operasi : tidak ada : tidak ada (2) Palpasi : tidak teraba massa di abdomen, tidak terdapat nyeri tekan. d) Genetalia (1) Inspeksi : tidak dilakukan

35 (2) VT : tidak dilakukan 3) Pemeriksaan Penunjang a) Laboratorium : data hasil laboratorium tanggal 15 April 2013 Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Darah No Pemeriksaan Hasil Rujukan 1. 2. 3. 4. 5. 1. Rutin Hemoglobin Eritrosit Trombosit Leukosit Hematokrit Serologi Kebidanan dan Kandungan Tes Kehamilan 12,7 gr/dl 4,03 juta/mm 3 239 ribu/mm 3 9,5 ribu/mm 3 37 % Negatif (-) 12-14 gr/dl 4-5 juta/mm 3 100-400 ribu/mm 3 4-10 ribu/mm 3 37-43 % Sumber : Data Sekunder, 2013 b) USG : vulva uretra terisi cukup, tampak uterus ukuran 6 cm x 7 2. Interpretasi Data Dasar cm, tidak tampak kelainan ginekologis. Tanggal : 15 April 2013 Pukul : 10.30 WIB a. Diagnosa Kebidanan Ny. T umur 32 tahun dengan amenore sekunder. Dasar subyektif : 1) Ibu mengatakan bernama Ny. T dan berumur 32 tahun. 2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya September 2012. Dasar obyektif : 1) KU : baik, kesadaran : composmentis Vital sign : TD : 130/80 mmhg N : 84 x/menit R : 20 x/menit S : 36,4 o C

36 2) Palpasi abdomen : tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan 3) Pemeriksaan laboratorium: Hemoglobin : 12,7 gr/dl Eritrosit : 4,03 juta/mm 3 Trombosit : 239 ribu/mm 3 Leukosit : 9,5 ribu/mm 3 Hematokrit : 37 % PP Test : negatif ( - ) 4) USG : vulva uretra terisi cukup, tampak uterus ukuran 6 cm x 7 cm, tidak tampak kelainan ginekologis b. Masalah Ibu cemas Dasar: Ibu mengatakan bahwa saat ini ia merasa cemas dengan kondisi yang dialaminya. c. Kebutuhan KIE dan motivasi tentang kondisi yang pasien alami. 3. Diagnosis atau Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya. Diagnosis potensial : Infertilitas. Antisipasi penanganan oleh bidan : Anamnesa, pemeriksaan fisik dan keadaan umum pasien, kolaborasi dengan dokter Sp. OG. 4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu terapi hormonal.

37 5. Rencana Tindakan. Tanggal : 15 April 2013 Pukul : 10.40 WIB a. Periksa keadaan umum dan vital sign.. b. Berikan informasi tentang kondisi pasien kepada pasien dan keluarga. c. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi hormonal berupa progesteron test. d. Berikan motivasi dan dukungan moril kepada pasien untuk tidak cemas dengan kondisi yang sedang dialaminya. e. Anjurkan pasien untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian. 6. Pelaksanaan Tanggal : 15 April 2013 a. Melakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign ( tekanan darah, nadi, respirasi, suhu). Pukul : 10.45 WIB b. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai faktorfaktor yang dapat menyebabkan berhentinya menstruasi pada wanita usia reproduksi. Yaitu : stres, obesitas, malnutrisi, dan aktifitas fisik yang berat. Pukul : 11.00 WIB c. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi hormonal berupa uji progestin, dengan advise : Norelut 5 mg 2 X 1 selama 7 hari. Pukul : 11.10 WIB

38 d. Memberikan motivasi dan dukungan moril pada pasien untuk tidak cemas dengan kondisi yang sedang dialaminya. Pukul : 11.15 WIB e. Menganjurkan pasien melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian untuk evaluasi perdarahan menstruasi pada tanggal 22 April 2013. Pukul : 11.20 WIB 7. Evaluasi Tanggal :15 April 2013 Pukul : 11.00 WIB a. Hasil Pemeriksaan KU dan TTV Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Vital Sign : TD 110/80 mmhg R 22 x/ menit N 82 x/menit S 36,5 o C b. Ibu telah mengetahui mengenai hal-hal yang menyebabkan amenore sekunder pada wanita usia reproduksi. c. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG, dengan advise : Nerolut 5 mg 2 x 1 selama 7 hari. Ibu sudah mengerti dosis obat yang diberikan, serta bersedia untuk mengonsumsi sesuai dosis dan aturan yang ditetapkan. d. Ibu sudah mengerti tentang terapi yang diberikan yaitu uji progestin untuk mengetahui apakah ovarium masih menghasilkan estrogen serta untuk merangsang terjadinya pengelupasan endometrium. Ibu sudah lebih tenang dengan kondisi yang sedang dialaminya. e. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian.

39 CATATAN PERKEMBANGAN I Tanggal : 22 April 2012 Pukul : 10.00 WIB Subjektif : Ibu mengatakan telah mengkonsumsi obat yang diberikan selama 7 hari. Ibu mengatakan telah menstruasi pada tanggal 19 April 2013. Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang. Objektif : 1. KU: baik, kesadaran : composmentis VS : TD : 110/90 mmhg N : 80 x/menit R : 24 x/menit S : 36,5 o C Assesment : Ny. T umur 32 tahun dengan post amenore sekunder hari ke-4. Dasar : HPHT 19 April 2013 (Menstruasi hari ke 4) Plan : 1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan. Hasil: KU: baik, kesadaran : composmentis VS : TD : 110/90 mmhg N : 80 x/menit R : 24 x/menit S : 36,5 oc 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi lanjutan, dengan advise : Pil KB Progesteron (Mini pill) selama 3 kali siklus. Hasil: Ibu sudah mengerti terapi yang diberikan, serta bersedia untuk mengonsumsi sesuai aturan yang ditetapkan yaitu mini

40 pill dapat diminum setelah perdarahan berhenti, diminum setiap hari dalam waktu yang sama selama 21 hari kemudian berhenti meminumnya selama 7 hari sebelum melanjutkan meminum mini pill selanjutnya. 3. Memberi KIE mengenai amenore sekunder yang dialami ibu bisa dikarenakan stres psikis dan pola hidup yang kurang sehat, sehingga mengganggu kerja hormonal tubuh. Hasil : Ibu mengerti mengenai penyebab amenore yang dialaminya. 4. Memberi KIE mengenai pola hidup sehat. Yaitu : a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang b. Pola istirahat cukup c. Olahraga teratur d. Menghindari stres Hasil : Ibu mengerti dan mampu mengulangi KIE yang telah diberikan serta bersedia menerapkan pola hidup sehat. 5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang setelah mini pill habis atau jika ada keluhan. Hasil: Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.

41 CATATAN PERKEMBANGAN II Tanggal : 27 Mei 2013 Pukul : 10.00 WIB Subjektif : Ibu mengatakan telah mengkonsumsi mini pill yang diberikan selama 21 hari. Ibu mengatakan telah menstruasi kembali pada tanggal 26 Mei 2013. Objektif : 1. KU: baik, kesadaran : composmentis VS : TD : 120/80 mmhg N : 80 x/menit R : 20 x/menit S : 36,6 o C Assesment : Ny. T umur 32 tahun dengan post amenore sekunder minggu ke-5. Dasar : HPHT 26 Mei 2013 (Menstruasi hari ke 2) Plan : 1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan Hasil: KU: baik, kesadaran : composmentis VS : TD : 120/80 mmhg N : 80 x/menit R : 20 x/menit S : 36,6 o C 2. Mengobservasi PPV ibu. Hasil: Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari Jenis dan warna : encer dan merah tua Keluhan : tidak ada HPHT : 26 Mei 2013

42 3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi mini pill yang telah diberikan secara teratur sampai habis. Hasil: Ibu bersedia mengonsumsi mini pill yang telah diberikan secara teratur sampai habis. 4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola hidup sehatnya. Hasil : Ibu bersedia untuk tetap menjaga pola hidup sehatnya. 5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan. Hasil: Ibu bersedia untuk kunjungan ulang jika ada keluhan. B. Pembahasan Setelah penulis menyusun studi kasus asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi pada Ny.T umur 32 tahun dengan amenore sekunder dan proses penatalaksanaannya dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta, dalam pembahasan ini penulis akan membandingkan antara teori dengan kenyataan yang ada. Manajemen yang penulis gunakan dalam memberikan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi dengan amenore sekunder adalah menurut Hellen Varney yaitu melalui tujuh langkah varney mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Pada data perkembangan penulis menggunakan SOAP. Proses atau penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi dengan amenore sekunder menggunakan 7 langkah Varney, yaitu:

43 1. Pengumpulan Data Dasar Menurut Varney (2007), pengumpulan data dasar merupakan tahap awal yang akan menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Pengumpulan data terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Pengumpulan data yang dilakukan terhadap Ny. T tidak mengalami kesulitan yang berarti. Pasien mudah diajak berkomunikasi dan data subyektif pasien diperoleh dari pasien sendiri. Data subyektif didapatkan melalui anamnesis terhadap pasien berupa pasien mengatakan berusia 32 tahun, pernah melahirkan satu kali dan belum pernah keguguran. Pasien datang mengeluh tidak mendapatkan menstruasi sejak 7 bulan yang lalu dengan HPHT pada bulan September 2012. Hal ini sesuai dengan teori menurut Benson (2009) bahwa amenore sekunder ialah keadaan tidak adanya menstruasi > 6 bulan pada wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi normal atau selama 3 interval pada wanita dengan oligomenore. Sehingga pada data subyektif ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Data obyektif meliputi dilakukan pemeriksaan umum seperti keadaan umum, kesadaran, vital sign, tinggi dan berat badan. Hal ini sudah sesuai teori. Menurut Wiknjosastro (2008) pada kasus amenore sekunder pemeriksaan umum dapat membantu memberi petunjuk petunjuk yang

44 berharga seperti ciri ciri kelamin sekunder, kesesuaian tinggi dan berat badan, serta hirsutisme. Dalam kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan payudara untuk mengkaji adanya galaktorea pada pasien amenore sekunder. Menurut Morgan (2009) pemeriksaan payudara yang mencakup pertumbuhan dan rabas(warna seperti susu, gelap atau terang, kental atau encer) untuk mengetahui adanya galaktorea. Sehingga pada pemeriksaan fisik dalam kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam kasus amenore sekunder di RSUD Surakarta dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan darah, dan USG. Sebelum dilakukan uji progestin tidak dilakukan pemeriksaan hormonal yaitu uji TRH dan prolaktin. Menurut Morgan (2009) pemeriksaan penunjang amenore sekunder meliputi pemeriksaan hormonal, tes kehamilan, pemeriksaan darah, dan USG. Sebelum dilakukan uji progestin harus dilakukan pemeriksaan hormonal yaitu uji TRH dan prolaktin sebagai langkah awal proses evaluasi dan diagnosa amenore sekunder. Sehingga pada pemeriksaan penunjang dalam kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 2. Interpretasi Data Langkah kedua dalam kasus Ny. T ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang telah dikumpulkan. Data yang

45 dikumpulkan kemudian diinterpretasikan dan diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga menyertai diagnosis (Salmah, 2006). a. Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny. T umur 32 tahun dengan amenore sekunder. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan HPHT pasien yaitu pada bulan September 2012. Dalam penegakkan diagnosa tidak terdapat kesenjangan antara praktek dan teori. b. Masalah Masalah yang ditemukan pada kasus Ny.T dengan amenore sekunder ini adalah pasien merasa cemas. Siklus menstruasi yang tidak teratur membuat pasien cemas akan keadaanya. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan pasien tentang amenore sekunder sehingga muncul ketakutan tentang kondisi yang dialaminya (Varney, 2007). Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara praktek dan teori. c. Kebutuhan Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam kasus Ny.T dengan amenore sekunder maka dibutuhkan pemberian informasi mengenai amenore sekunder dan penyebab potensial. Karena hal ini dapat mengurangi kecemasan yang dialami pasien (Varney, 2007). Dalam hal ini tidak terdapat kesejangan antara praktek dan teori.

46 3. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya. Diagnosis potensial pada kasus Ny. T dengan amenore sekunder harus disesuaikan dengan penyebab terjadinya amenore sekunder tersebut. Pada kasus ini, amenore sekunder disebabkan karena faktor keadaan umum pasien. Yaitu stress dan pola hidup yang kurang sehat. Maka diagnosa potensial dari kasus ini adalah infertilitas (Baziad, 2008). Sedangkan antisipasi yang dilakukan bidan dalam kasus ini adalah anamnesa, pemeriksaan fisik dan keadaan umum pasien. Hal ini sesuai dengan teori menurut Manuaba (2008) dan Winkjosastro (2008) dimana antisipasi yang dilakukan pada kasus amenore sekunder adalah penapisan dan pemeriksaan yang seksama dan menyeluruh untuk dapat menegakkan diagnosa. 4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera. Dalam kasus Ny. T dengan amenore sekunder dibutuhkan tindakan segera untuk melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi hormonal berupa progesteron tes/ uji progestin. Hal ini sesuai dengan teori menurut Manuaba (2008) dimana tindakan yang perlu segera dilakukan oleh bidan dalam penanganan kasus amenore sekunder adalah melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG maupun laboratorium sehingga akan mendapatkan pengobatan yang tepat dan terbaik.

47 5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh Rencana tindakan yang dilakukan di lahan praktek untuk penanganan kasus Ny. T dengan amenore sekunder antara lain: a. Pemeriksaan keadaan umum, vital sign. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien yang dikaitkan dengan penegakan diagnosa amenore sekunder. Winkjosastro (2008) menjelaskan dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada kasus amenore sekunder dilakukannya observasi keadaan umum dan vital sign pasien. b. Berikan informasi tentang kondisi pasien. Beritahu pasien bahwa kondisi berhentinya menstruasi yang dialaminya bisa disebabkan beberapa hal, yaitu stress emosional, pola hidup tidak sehat, dan pola nutrisi yang salah. Manuaba (2008) menjelaskan pemberian informasi mengenai hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bertujuan agar ibu mengerti tentang penyakitnya sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu. c. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu pemberian progesteron tes berupa Norelut 5 mg dengan dosis 2 x 1 selama 7 hari. Winkjosastro (2008) menjelaskan pemberian progesteron dapat menimbulkan perdarahan secara siklis. Akan tetapi, perdarahan ini bersifat withdrawl bleeding. d. Berikan motivasi dan dukungan moril kepada ibu.

48 e. Anjurkan kunjungan ulang satu minggu kemudian untuk evaluasi perdarahan menstruasi. Benson (2009) menjelaskan bahwa pasien harus melakukan kunjungan ulang untuk mengetahui keberhasilan uji progestin. Hal ini sesuai dengan teori menurut Manuaba (2008), Wiknjosastro (2007), dan Baziad (2008) dimana tindakan yang direncanakan antara lain observasi keadaan umum, dan vital sign, kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi berupa progesteron oral untuk merangsang withdrawal bleeding dan ovulasi. Dalam terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang. 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman Pembahasan pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman pada kasus Ny. T umur 32 tahun dengan amenore sekunder adalah sebagai berikut: a. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign. Pada tahap ini bidan mengukur tekanan darah dan suhu pasien, menghitung frekuensi nadi dan respirasi ibu. Tindakan observasi dilakukan pada pasien dengan kondisi berbaring. Dalam melakukan tindakan bidan telah sesuai dengan teori yaitu pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan posisi pasien duduk atau berbaring, sebelum melakukan pengukuran suhu apabila daerah yang akan diukur basah harus dikeringkan, dan untuk penghitungan nadi dan pernafasan dilakukan satu menit penuh.

49 Manuaba (2008). b. Memberikan motivasi dan informasi kepada pasien berupa hasil pemeriksaan dan tindakan penanganannya yang bertujuan umtuk mengurangi kecemasan.hal ini dilakukan oleh bidan sesuai dengan pernyataan Manuaba (2008) yaitu kecemasan pasien muncul karena kurangnya pengetahuan pasien tentang amenore sekunder. c. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi. Dalam kasus ini dokter memberikan terapi yaitu pemberian progesteron tes berupa Norelut 5 mg dengan dosis 2 x 1 selama 7 hari untuk mengecek keadaan ovarium dan uterus. Hal ini sesuai dengan Winkjosastro (2008) yaitu pemberian progesteron dapat menimbulkan perdarahan secara siklis. Akan tetapi, perdarahan ini bersifat withdrawl bleeding. d. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu minggu kemudian pada tanggal 22 April 2013 yang bertujuan untuk mengevaluasi perdarahan menstruasi. Hal ini telah dilakukan oleh bidan sesuai dengan Benson (2009) yang menjelaskan bahwa pasien harus melakukan kunjungan ulang untuk mengetahui keberhasilan uji progestin. Implementasi merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh dan perencanaan sebelumnya bisa dilakukan seluruhnya atau sebagian oleh bidan, pasien atau tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak

50 melakukannya sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (Pusdiknas, 2003). Berdasarkan teori Manuaba (2008) dan Wiknjosastro (2007), rencana tindakan dapat dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan asuhan kebidanan. RSUD Surakarta telah melakukan asuhan dengan efisien dan aman pada kasus Ny. T dengan amenore sekunder. Semua tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa rencana tindakan telah dilaksanakan sesuai dengan teori sehingga tidak terdapat kesenjangan dengan praktek. 7. Evaluasi Langkah ketujuh dalam asuhan kebidanan terhadap kasus Ny. T adalah melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan yang telah diberikan apakah telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasi dalam diagnosis dan masalah. Setelah satu minggu mengonsumsi Norelut 5 mg 2 x 1 pasien mengalami perdarahan menstruasi. Hal ini menandakan bahwa poros hipotalamus-hipofisis-ovarium masih berfungsi, sehingga amenore yang dialami pasien lebih dikarenakan oleh keadaan umum yang kurang baik yaitu stress psikis. Setelah dilakukan perawatan dan pemantauan dengan kunjungan sebanyak 2 kali pada tanggal 22 April dan 27 Mei 2013, terdapat banyak perkembangan yang dialami Ny. T antara lain ibu sudah merasa tenang dalam menghadapi keadaan yang dialaminya, ibu telah

51 menstruasi kembali pada tanggal 26 Mei setelah diberikan terapi sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa amenore sekunder tidak selalu membutuhkan terapi dan pemeriksaan yang spesifik apabila dengan uji progesteron sudah didapatkan perdarahan menstruasi (Wiknjosastro, 2007). Sedangkan menurut Benson (2009), bagi pasien amenore sekunder yang tidak mengharapakan hamil dan hanya ingin mendapatkan perdarahan menstruasi maka pemberian progestin oral bulanan dapat menginduksi perdarahan berkala dan pengelupasan endometrium. Dengan memberikan asuhan kebidanan dan menerapkan manajemen kebidanan yang baik, akan memberikan kemudahan secara efektif dan efisien dalam mengatasi masalah pada pasien.