BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan jumlah
|
|
- Suharto Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kelima didunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249 juta penduduk. Di antara negara ASEAN, Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak, jauh diatas 9 negara anggota lain. Dengan Angka Fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR) yang menduduki peringkat kelima se-asean yaitu 2,6. Indonesia masih berada diatas rata-rata TFR negara ASEAN yaitu 2,4 (World Population Data Sheet, 2013). Tingginya jumlah penduduk di Indonesia memberikan dampak pada tingkat kesejahteraan penduduk, oleh karena itu pemerintah Indonesia memiliki program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Data BKKBN menunjukkan jumlah peserta KB baru tahun 2014 sebanyak jiwa dan tahun 2015 sebanyak jiwa, sedangkan untuk jumlah peserta KB aktif tahun 2014 sebanyak jiwa dan tahun 2015 sebanyak jiwa. Data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015 menunjukkan persentase pengguna KB baru di provinsi Jawa Tengah tahun 2014 didominasi oleh alat kontrasepsi suntik dengan akseptor sebanyak 56,40% dan pengguna KB aktif sebanyak 56,67% akseptor. Persentase pengguna KB suntik di Surakarta menurut data DKK Surakarta tahun 2014 Suntik sebanyak 45,1%. 1
2 2 Kesimpulan dari uraian diatas adalah KB suntik memiliki jumlah akseptor terbanyak karena praktis, efektif dan aman. Akan tetapi KB suntik memiliki beberapa efek samping seperti perdarahan yang tidak teratur ( spotting, breakthrough bleeding) dan dapat menimbulkan amenore (Wiknjosastro, 2009). Puskesmas Gajahan Surakarta merupakan puskesmas rawat inap yang terbagi menjadi poliklinik umum, poliklinik gigi, poliklinik KIA, laboratorium dan apotek. Jumlah akseptor suntik depo provera periode januari hingga oktober 2015 sebanyak 1086 akseptor dan angka kejadian suntik depo provera dengan amenore sebanyak 868 akseptor atau 80 %. Berdasarkan Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan dalam pelayanan penanganan efek samping pemakaian kontrasepsi, bidan memiliki wewenang untuk memberikan pelayanan terhadap efek samping dari pemakaian kontrasepsi dengan melakukan pertolongan bersifat pertolongan pertama yang perlu mendapatkan pengobatan oleh dokter apabila gangguan berlanjut. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk memilih judul Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.H P 1 A 0 Akseptor Suntik Depo Provera Dengan Amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta agar dapat memahami dan mengaplikasikan asuhan kebidanan yang tepat apabila ditemui kasus serupa sehingga pasien mendapatkan asuhan yang tepat dan efisien. Studi kasus serupa pernah dilakukan oleh Rika Margiyanti (2013) dari STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulanan Pada Ny. W dengan Amenore di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri Tahun Hasil studi kasus yang dilakukan sebelumnya
3 3 adalah setelah diberikan asuhan yang menyeluruh serta pemberian terapi, amenore teratasi sehingga kecemasan ibu teratasi dan ibu mengalami menstruasi. Hal yang membedakan dengan studi kasus tersebut adalah subjek, tempat dan waktu penelitian. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny.H P 1 A 0 Akseptor Suntik Depo Provera Dengan Amenorea Di Puskesmas Gajahan Surakarta? C. Tujuan a. Tujuan Umum Untuk mempelajari dan memahami pelaksanaan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta. b. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami penerapan (7 langkah varney) pada Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta meliputi : a. Mengumpulkan data dasar secara subjektif dan objektif pada Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta b. Melakukan interpretasi data klien untuk Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta
4 4 c. Menetapkan diagnosis potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan pada Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta d. Menetapkan kebutuhan/ tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi, merujuk pada Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta e. Menetapkan rencana asuhan kebidanan untuk Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta f. Menetapkan pelaksanaan tindakan untuk Ny.H P 1 A 0 akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta g. Menetapkan evaluasi efektifitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan yang di pandang perlu. h. Menganalisis kesenjangan teori dan praktik pada asuhan kebidanan keluarga berencana akseptor suntik depo provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta
5 5 D. Manfaat Manfaat studi kasus ini secara aplikatif untuk institusi, profesi, klien dan masyarakat yaitu: 1. Bagi institusi Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penanganan pada akseptor suntik Depo Provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta 2. Bagi profesi Dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan layanan bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan keluarga berencana akseptor suntik Depo Provera dengan amenorea di Puskesmas Gajahan Surakarta 3. Bagi klien dan masyarakat Agar klien maupun masyarakat bisa mendapatkan pelayanan secara lebih optimal.
BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Gerakan ini bertujuan menekan laju
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program KB mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Program KB merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan mewujudkan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dikendalikan maka pemerintah dapat meningkatkan kualitas penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai peranan penting dalam laju pertumbuhan penduduk. Apabila Laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan maka pemerintah dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat membantu pasangan suami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Kematian ibu menurut WHO merupakan kematian selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk menilai derajat kesehatan perempuan sampai saat ini. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan virus yang menyebar melalui percikan ludah (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada seluruh dunia meskipun sudah terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011 di kawasan ASEAN adalah Singapura, yakni 3 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan 5 negara lain yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masingmasing
BAB I PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian ke-5 di dunia dengan jumlah 5-10 juta anak per tahun, penyebab utama diare pada anak usia dini adalah infeksi virus selain oleh bakteri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menjangkit di Indonesia sejak tahun 1968. Status Indonesia sebagai negara beriklim tropis menyebabkan penyebaran penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan hasil dari pertemuan sel sperma dan sel telur, kemudian berkembangan menjadi janin di dalam rahim. Masa kehamilan akan terjadi perubahan meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan karena alat reproduksi ini langsung berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu atau 280 hari yang dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Pada umumnya kehamilan akan berlangsung antara 38-42 minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat terjadi dalam masa reproduksi perempuan berumur 15 46 tahun. Proses penting ini diperlukan perhatian khusus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan dengan SDKI tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan angka kematian ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses normal dan alamiah seorang perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) untuk deteksi dini komplikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun 2015. Indonesia merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 255,993,674
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah kelahiran (Cunningham, 2013). Periode nifas ini terjadi pemulihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nifas atau puerperium terjadi pada periode minggu-minggu pertama setelah kelahiran (Cunningham, 2013). Periode nifas ini terjadi pemulihan alat-alat kandungan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan bangsa (Dwienda.dkk, 2014). pada balita 900 per penduduk pada tahun 2012 menurut Kajian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mempersiapkan anak yang cerdas, sehat, dan berkualitas merupakan upaya pemeliharaan kesehatan anak yang dilakukan sejak masih dalam kandungan sampai berusia 18 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belarkang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses persalinan merupakan masa yang kritis sepanjang kehidupan bayi. Perubahan minimal yang terjadi sebelum atau pada saat persalinan, dapat berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang linkup geografis, pendekatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program keluarga berencana di Indonesia mengalami perkembangan pesat, baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang linkup geografis, pendekatan, cara operasional dan dampaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penduduk yang terlalu cepat akan menghambat perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun, kurang lebih ada 500.000 wanita mengalami
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan negara kelima di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu berkisar 249 juta. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup terutama disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia, yang salah satu caranya dengan kontrasepsi. kontrasepsi yang akan dipilihnya baik meliputi cara pemasangan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga berencana adalah program pemerintah yang bertujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Masyarakat dapat mengontrol pengendalian kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar pemikiran lahirnya Keluarga Berencana di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Marmi, 2012). Bayi baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa, melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebesar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa, melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebesar 234,2 juta jiwa. Demikian juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengentasan kemiskinan. Salah satu tujuan MDGs yaitu mengurangi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencapai kehamilan yang berkualitas harus didukung dengan adanya pelayanan antenatal care yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan klien. Kehamilan di definisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2010 telah mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah menerapkan
Lebih terperinciMateri Konsep Kebidanan
Materi Konsep Kebidanan A. MANAJEMEN KEBIDANAN 1. KONSEP DAN PRINSIP MANAJEMEN SECARA UMUM Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Manajemen adalah mengungkapkan apa yang hendak
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 237 juta jiwa. Jumlah ini menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk dalam jumlah yang besar sebagai sumber daya manusia merupakan kekuatan pembangunan. Anggapan tersebut mengandung kebenaran bila kondisinya disertai faktor kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh Virus Dengue. (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegipty. Demam berdarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil
2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil atau selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun terlepas dari tuanya kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penduduk dari tahun 1971 yang berjumlah 119. 208. 229 orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization), penyebab kematian terbanyak pada wanita golongan reproduktif disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no. 4 di dunia, yaitu 249 juta jiwa. Di antara negara ASEAN, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang langsung berhubungan dengan keberhasilan fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 mengenai perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Pada Bab III pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa setiap penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk merupakan masalah yang sedang dihadapi di Negara maju maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15 % hingga 2,49% pertahun. (Sujiyatini, dkk. 2011; 3).Jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan hidup anak dapat ditunjukkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan banyaknya kematian bayi berusia dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan. berwenang memberikan asuhan kebidanan. Asuhan Kebidanan adalah
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan berwenang memberikan asuhan kebidanan. Asuhan Kebidanan adalah prosedur yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Bali dari periode ke periode, selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 1971 jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan peningkatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 119.630.913
Lebih terperinciPERSEPSI AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTIK SWASTA DWI KUSUMA DESA POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
PERSEPSI AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTIK SWASTA DWI KUSUMA DESA POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2004 Sri Wahyni ; Sri Handayani & Endang Pujiastuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sumber daya manusia dengan angka kelahiran yang sangat. berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah yang sangat besar dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan angka kelahiran yang sangat tinggi. Dalam rangka mengangkat derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program KB di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1957, namun masih jadi urusan kesehatan dan bukan menjadi urusan kependudukan. Sejalan dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, menyatakan bahwa bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga berkualitas di antaranya melalui program keluarga berencana. Program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya pemerintah untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas di antaranya melalui program keluarga berencana. Program yang digencarkan sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.S P 2 A 0 AKSEPTOR SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.S P 2 A 0 AKSEPTOR SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk menyusun sebagian persyaratan ujian akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo. Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. M
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tanggal Masuk : 26 Maret 2013 Pukul : 09.15 WIB Tempat : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo No Register : 015113 1. Pengumpulan Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tercatat saat ini jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (menurut sensus 2010) dan laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan ibu selama kehamilan sampai melahirkan dicerminkan dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontrasepsinya), bentuknya bermacam-macam. sesudah abortus, tidak interaksi dengan obat-obat juga membantu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hidayati (2009), IUD atau Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran,
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terutama pada kelompok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia oleh WHO dianggap sebagai salah satu negara yang sukses dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Indonesia sebelumnya merupakan negara yang agresif melakukan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).
1 BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Bidan sangat berperanan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Peran tersebut mencakup pemeriksaan yang berkesinambungan yaitu asuhan pada kehamilan,
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.S P 2 A 0 AKSEPTOR SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.S P 2 A 0 AKSEPTOR SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk menyusun sebagian persyaratan ujian akhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup cepat. Berdasarkan penelitian Noya, dkk. (2009), penduduk Indonesia pada tahun 1971 berjumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masalah kependudukan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia juga tidak luput dari masalah kependudukan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia terus meningkat. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15 % hingga 2,49% pertahun (Sujiyatini & Arum, 2011). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa pada tahun 2010. Angka pertambahan penduduk
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kepadatan penduduk di Indonesia berdasarkan data sensus penduduk 2010
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepadatan penduduk di Indonesia berdasarkan data sensus penduduk 2010 sebanyak 124 orang per kilometer persegi dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,5%.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah AKI (Angka Kematian Ibu). Berdasarkan SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2012
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World Population Data Sheet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita pada dasarnya harus menjalankan kodrat sebagai seorang ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan termasuk pembangunan dibidang kesehatan harus didasarkan pada dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk merupakan masalah utama yang sedang dihadapi negaranegara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target dari Millenium Development Goals (MDGs) 2015, salah satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi atau Balita (AKB), serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu neoplasma ganas serviks uterus, neoplasma ganas ovarium, neoplasma ganas kandung kemih (buli-buli), leiomioma
Lebih terperinciAsuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) dengan kelahiran per tahun. Peningkatan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang terjadi merupakan suatu permasalahan yang dihadapi Indonesia, maka diperlukan perhatian serta penanganan yang sungguh sungguh
Lebih terperinciKARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK
KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK Sri Rejeki 1, Nikmatul Khayati 1, Rohmatun Novianti Solekah 2 1 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pasien bernama Ny. S P 2 A 0 umur 34 tahun mengatakan bahwa ia
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan Data Dasar Tanggal : 15 Maret 2016 Pukul : 09.30 WIB Pasien bernama Ny. S P 2 A 0 umur 34 tahun mengatakan bahwa ia mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang semakin meningkat, penyebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari tahun 1897 ketika Beard menduga bahwa korpus luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi.
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR Ernawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat Korespondensi: ernawati@stikesnh.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga
Lebih terperinci