LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

No Nama RT Area k Asym N (USP)

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Lampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Gambar 1. Alat kromatografi gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp.

Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan Larutan Ammonium Molibdat 4% Gambar 4. Hasil Analisis Kualitatif dengan Larutan BaCl 2

Lampiran 3. Bagan Alir Proses Persiapan Sampel Cacing Tanah Ditimbang ± 750 gram Dibersihkan dari kotoran dan tanah dengan menggunakan air mengalir Dibilas dengan akuabides Dioven pada suhu 100ºC selama 7 jam Ditimbang beratnya Sampel Lampiran 4. Bagan Alir Proses Destrusi Basah Sampel Ditimbang sebanyak ± 5 gram. Dimasukkan ke dalam kurs porselein. Ditambahkan 5 ml asam nitrat 65% b/v. Didiamkan selama 24 jam. Dipanaskan di atas hotplate pada suhu ±100ºC Ditambahkan asam nitrat 65% b/v secara perlahan-lahan sebanyak 15 ml, waktu pemanasan 6 jam Hasil Destruksi Basah

Lampiran 5.Bagan Alir Pembuatan Larutan Sampel Hasil Destruksi Basah Dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 25 ml. Ditambahkan akuabides hingga garis tanda. Disaring dengan kertas saring Whatmann No.42 dengan membuang 2 ml filtrat pertama. Ditampung filtrat yang diperoleh. Filtrat Dipindahkan ke dalam botol Larutan Sampel

Lampiran 6. Bagan Alir Analisis Kuantitatif Cacing Tanah Megascolex sp. Larutan Sampel Dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Dicukupkan volume hingga garis tanda dengan akuabides. Dipipet 10 ml dari labu tersebut. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Dicukupkan volume hingga garis tanda dengan menggunakan akuabides. Dipipet 1 ml larutan tersebut, dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 5 ml akuabides. Diukur serapan pada panjang gelombang 705 nm pada rentang kerja, yaitu pada menit ke-20. Hasil

Lampiran 7. Bagan Alir Analisis Kuantitatif Cacing Tanah Fridericia sp. Larutan Sampel Dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 5 ml akuabides. Ditambahkan 1 ml larutan pengembang warna. Diukur serapan pada panjang gelombang 705 nm pada rentang kerja, yaitu pada menit ke-20. Hasil Lampiran 8. Perhitungan Konsentrasi Larutan Induk Baku KH 2 PO 4 Konsentrasi Larutan Induk Baku KH 2 PO 4 = mg KH 2PO 4 BA P V (ml) BM KH 2 PO 4 = 219,5 mg 31 500 ml 136 = 0,1000 mg/ml = 100 μg/ml

Lampiran 9. Data Penentuan Waktu Kerja pada Panjang Gelombang 705 nm 0.491 0.49 0.489 0.488 0.487 Serapan 0.486 0.485 0.484 0.483 0.482 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 Waktu No. Menit ke- Serapan 1 1 0,485 2 2 0,490 3 3 0,489 4 4 0,490 5 5 0,490 6 6 0,490 7 7 0,490 8 8 0,489 9 9 0,489 10 10 0,488 11 11 0,488 12 12 0,488 13 13 0,488 14 14 0,487

15 15 0,487 16 16 0,488 17 17 0,488 18 18 0,488 19 19 0,488 20 20 0,487 21 21 0,487 22 22 0,487 23 23 0,487 24 24 0,487 25 25 0,487 26 26 0,487 27 27 0,487 28 28 0,487 29 29 0,487 30 30 0,487 31 31 0,487 32 32 0,487 33 33 0,487 34 34 0,487 35 35 0,487 36 36 0,487 37 37 0,487 38 38 0,487 39 39 0,487 40 40 0,487 41 41 0,487 42 42 0,487 43 43 0,487 44 44 0,487 45 45 0,487

46 46 0,487 47 47 0,487 48 48 0,487 49 49 0,487 50 50 0,487 51 51 0,487 52 52 0,487 53 53 0,487 54 54 0,488 55 55 0,487 56 56 0,487 57 57 0,488 58 58 0,487 59 59 0,487 60 60 0,488 61 61 0,488 Keterangan: Serapan kompleks stabil pada menit ke-20 hinga ke-53. Lampiran 10. Data Kalibrasi Fosfor dengan Menggunakan Spekteofotometer Sinar Tampak, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi No. Konsentrasi (X) Serapan (Y) 1 0 0 2 0,2857 0,161 3 0,5714 0,298 4 0,8571 0,437 5 1,1429 0,590 6 1,4286 0,727

Konsentrasi (X) Serapan (Y) XY X 2 Y 2 0 0 0 0 0 0,2857 0,161 0,0460 0,0816 0,0259 0,5714 0,298 0,1703 0,3265 0,0888 0,8571 0,437 0,3746 0,7364 0,1910 1,1429 0,590 0,6743 1.3062 0,3481 1,4286 0,727 1,0386 2,0409 0,5285 X = 4,2857 X = 0,7143 Y = 2,213 Y = 0,3688 XY = 2,3038 X 2 = 4,4916 Y 2 = 1,1823 a = a = ( XY) ( X)( Y)/n ( X 2 ) ( X) 2 /n (2,3038) (4,2857)(2,213)/6 (4,4916) (4,2857) 2 /6 a = 0,7231 1,4304 a = 0,5055 b = y ax b = 0,3688 (0,5055)(0,7143) b = 0,0077 Persamaan Regresi y = ax + b y = 0,5055x + 0,0077 r = ( XY) ( X)( Y)/n ( X 2 ) ( X)2 n ( Y2 ) ( Y)2 n

r = (2,3038) (4,2857)(2,213)/6 (4,4916) (4,2857)2 6 (1,1823) (2,2130)2 6 r = 0,7231 0,7236 r = 0,9993 Lampiran 11. Hasil Analisis Kadar Fosfor pada Sampel A. Cacing Tanah Megascolex sp. No. Berat (g) Serapan Konsentrasi Kadar (μg/g) (μg/ml) 1. 5,3491 0,290 0,5585 228,3971 2. 5,3095 0,288 0,5545 228,4525 3. 5,1143 0,277 0,5327 227,8477 4. 5,0879 0,275 0,5288 227,3531 5. 5,3252 0,289 0,5565 228,6006 6. 6,0863 0,329 0,6356 228,4434 B. Cacing Tanah Fridericia sp. No. Berat (g) Serapan Konsentrasi Kadar (μg/g) (μg/ml) 1. 5,1321 0,498 0,6090 33,0727 2. 5,1668 0,530 0,6065 34,9946 3. 5,2183 0,510 0,5924 33,3246 4. 4,9845 0,491 0,5898 33,5676 5. 5,5247 0,548 0,6078 33,8552 6. 5,2802 0,518 0,6589 33,4575

Lampiran 12. Contoh Perhitungan Kadar Fosfor pada Sampel 1. Contoh Perhitungan Kadar Fosfor pada Megascolex sp. Berat sampel yang ditimbang : 5,3491 g Serapan (Y) : 0,290 Persamaan Regresi : y = 0,5055x + 0,0077 0,290 = 0,5055x + 0,0077 x = 0,5585 µg/ml Kadar = C V F P W Keterangan: C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml) V = Volume (ml) F P = Faktor pengenceran W = Berat sampel (g) Kadar = 0,5585 μg/ml 25 ml 5 2,5 7 5,3491 g = 228,3971 µg/g Maka kadar fosfor dalam sampel adalah 228,3971 µg/g. 2. Contoh Perhitungan Kadar Fosfor pada Fridericia sp. Berat sampel yang ditimbang : 5,1321 g Serapan (Y) : 0,498 Persamaan Regresi : y = 0,5055x + 0,0077 0,498 = 0,5055x + 0,0077 x = 0,9699 µg/ml Kadar = C V F P W Keterangan: C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml) V = Volume (ml) F P = Faktor pengenceran W = Berat sampel (g)

0,9699 μg/ml 25 ml 7 Kadar = 5,1321 g = 33,0727 µg/g Maka kadar fosfor dalam sampel adalah 33,0727 µg/g. Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Fosfor dalam Sampel 1.Cacing Tanah Megascolex sp. X X X (X X ) 2 228,3971 0,2147 0,0461 228,4525 0,2701 0,0730 227,8477-0,3347 0,1120 227,3531-0,8293 0,6877 228,6006 0,4182 0,1749 228,4434 0,2160 0,0681 X = 1369,0944 X = 228,1824 (X X ) 2 = 1,1618 (x x )2 SD = n 1 SD = 1,1618 6 1 = 0,4820 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 5, maka t tabel = α/2, dk = 4,0321 t hitung (x x ) = SD/ 6 t hitung 1 = 0,6393 = 2,3038 0,6797/ 6

1,2826 t hitung 2 = = 4,6210 0,6797/ 6 t hitung 3 = 0,3874 = 1,3960 0,6797/ 6 t hitung 4 = 0,1444 = 0,5204 0,6797/ 6 0,1432 t hitung 5 = = 0,5128 0,6797/ 6 t hitung 6 = 0,2542 = 0,9160 0,6797/ 6 Dari hasil perhitungan di atas terdapat t hitung yang lebih besar dari t tabel, yaitu t hitung2, maka data tersebut tidak diterima. Sehingga dilakukan perhitungan ulang tanpa mengikutsertakan data tersebut. X X X (X X ) 2 228,3971 0,0488 0,0024 228,4525 0,1042 0,0109 227,8477-0.5006 0,2506 228,6006 0,2523 0,0637 228,4434 0,0951 0,0090 X = 1141,7413 XX = 228,3483 (XX XX ) 2 = 0,3366 (x x )2 SD = n 1

SD = 0,3366 5 1 = 0,2901 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 4, maka t tabel = α/2, dk = 4,6401 t hitung (x x ) = SD/ 6 t hitung 1 = 0,3828 = 3,2358 0,2898/ 5 t hitung 2 = 0,1309 = 1,1060 0,2898/ 5 0,1121 t hitung 3 = = 0,9476 0,2898/ 5 0,3997 t hitung 4 = = 3,3787 0,2898/ 5 0,0020 t hitung 5 = = 0,0169 0,2898/ 5 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh semua t hitung < t tabel, maka semua data diterima. Kadar fosfor pada cacing tanah Megascolex sp. adalah μ = x ± (t (α/2,dk ) SD/ n μ = 228,3483 ± (4,6401 0,2901/ 5) µ = (228,3483 ± 0,6020)µg/g

2.Cacing Tanah Megascolex sp. X X X (X X ) 2 33,0727-0,6393 0,4087 34,9946 1,2826 1,6451 33,3246-0,3874 0,1501 33,5676-0,1444 0,0290 33,8552 0,1432 0,0205 33,4575-0,2545 0,0648 X = 202,2722 (X X ) 2 X = 33,7120 = 2,3101 (x x )2 SD = n 1 SD = 2,3101 6 1 = 0,6797 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 5, maka t tabel = α/2, dk = 4,0321 t hitung (x x ) = SD/ 6 0,2147 t hitung 1 = = 1,0910 0,4280/ 6 0,2701 t hitung 2 = = 1,3725 0,4280/ 6 t hitung 3 = 0,3347 = 1,7007 0,4280/ 6 t hitung 4 = 0,8293 = 4,2140 0,4280/ 6

0,4180 t hitung 5 = = 2,1250 0,4280/ 6 0,2610 t hitung 6 = = 1,3262 0,4280/ 6 Dari hasil perhitungan di atas terdapat t hitung yang lebih besar dari t tabel, yaitu t hitung4, maka data tersebut tidak diterima. Sehingga dilakukan perhitungan ulang tanpa mengikutsertakan data tersebut. X X X (X X ) 2 33,0727-0,3828 0,1465 33,3246-0,1309 0,0171 33,5676 0,1121 0,0126 33,8552 0,3997 0,1598 33,4575 0,0020 4 10 6 X = 167,0727 (X X ) 2 = 0,3360 X = 33,4555 (x x )2 SD = n 1 SD = 0,3360 5 1 = 0,2898 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 4, maka t tabel = α/2, dk = 4,6401 t hitung (x x ) = SD/ 6 0,0488 t hitung 1 = = 0,3763 0,2901/ 5 0,1042 t hitung 2 = = 0,8034 0,2901/ 5

t hitung 3 = 0,5006 = 3,8597 0,2901/ 5 0,2523 t hitung 4 = = 1,9453 0,2901/ 5 0,0951 t hitung 5 = = 0,7332 0,2901/ 5 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh semua t hitung < t tabel, maka semua data diterima. Kadar fosfor pada cacing tanah Fridericia sp. adalah μ = x ± (t (α/2,dk ) SD/ n) μ = 33,4555 ± (4,6401 0,2898/ 5) μ = (33,4555 ± 0,6014) µg/g Lampiran 14. Pengujjian Beda Nilai Rata-rata Kadar Fosfor pada Sampel No. Cacing Tanah Megascolex sp. Cacing Tanah Fridericia sp. 1. X 1 = 228,3483 X 2 = 33,4555 2. S 1 = 0,2901 S 2 = 0,2898 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama (σσ 0 = σσ 1 ) atau berbeda (σσ 0 σσ 1 ). H 0 : (σ 0 = σ 1 ) H 1 : (σ 0 σ 1 ) Nilai kritis F yang diperoeh dari tabel (F 0,01/2 (5,5)) adalah 14,34

Daerah kritis penolakan hanya jika F 0 14,34 F o = S 1 2 S 2 2 F o = (0,2901)2 (0,2898) 2 = 1,0021 Dari hasil ini diketahui bahwa H 0 diterima dan H 1 ditolak, maka dapat disimpulkan (σσ 0 = σσ 1 ), simpangan bakunya adalah: S p = (n 1 1)S 1 2 + (n 2 1)S 2 2 n 1 +n 2 2 S p = (5 1)(0,2901)2 + (5 1)(0,2898) 2 5 + 5 2 = 0,2900 Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t dengan menggunakan taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 1%, t 0,01/2 = 3,3554 untuk df = 5+5-2 = 8. Daerah kritis penerimaan: -3,3554 t 0 3,3554. Daerah kritis penolakan: t 0 < -3,3554 dan t 0 > 3,3554. t o = X 1 X 2 S 1 n 1 + 1 n 2 228,3483 33,4555 t o = 0,2900 1/5 + 1/5

t o = 194,8928 0,1834 = 1062,67 Karena t o = 1062,67 > 3,3554 maka hipotesa ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar fosfor pada Megascolex sp. Dan Fridericia sp. Lampiran 15. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi y = 0,5055x + 0,0077 Slope = 0,5055 Konsentrasi (X) Serapan (Y) Y i Y Y i ( 10 3 ) [Y Y i ( 10 3 )] 2 0 0 0,0077-7,7 59,29 0,2857 0,161 0,1521 8,9 79,21 0,5714 0,298 0,2965 1,5 2,25 0,8571 0,437 0,4409-3,9 15,21 1,1429 0,590 0,5854 4,6 21,16 1,4286 0,727 0,7299-2,9 8,41 [Y Y i ( 10 3 )] 2 = 185,53 10 6 SY/X = (Y Y i) 2 n 2 SY X = 185,53 10 6 = 6,8105 10 3 = 0,0068 µg/ml 4

LOD = 3 SY/X a LOD = 3 0,0068 μg/ml 0,5055 = 0,0404 µg/ml LOD = LOQ = 10 SY/X a 10 0,0068 μg/ml 0,5055 = 0,1345 µg/ml Lampiran 16. Hasil Uji Perolehan Kembali Fosfor Setelah Penambahan Larutan Standar pada Sampel Sampel Berat Sampel (g) Serapan Konsentrasi (μg/ml) Kadar (μg/g) Persen Perolehan Kembali (%) 1 5,7204 0,551 1,0748 411,0071 104,49 2 6,0808 0,606 1,1836 425,7869 120,05 3 5,4738 0,533 1,0392 415,2965 102,23 4 5,7627 0,563 1,0985 416,9866 108,71 5 5,5324 0,541 1,0550 417,1449 104,45 6 5,7727 0,570 1,1124 421,5315 111,52 %Perolehan Kembali = 108,59 Lampiran 17. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Fosfor pada Sampel Berat sampel yang ditimbang : 5,7204 g Serapan (Y) : 0,551 Persamaan Regresi : y = 0,5055x + 0,0077 0,551 = 0,5055x + 0,0077 x = 1,0748 µg/ml

Kadar = C V F P W Keterangan: C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml) V = Volume (ml) Kadar = F P = Faktor pengenceran W = Berat sampel (g) 1,0748 μg/ml 25 ml 5 2,5 7 5,7204 g = 411,0071 µg/g Kadar Larutan Standard yang ditambahkan (C * A) C A = 100 μg/ml 10 ml 5,7204 g = 174,8130 μg/g Kadar rata-rata sampel (C A ) = 228,3482 μg/g %RRRRRRRRRRRRRRRR = (CC FF CC AA ) CC AA 100% %Recovery = 411,0071 μg/g 228,3483 μg/g 174,8130 μg/g 100% = 104,49%

Lampiran 18. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) x (%) x x (x x ) 2 104,49 11,46 131,3316 120,05 6,26 39,1876 102,33-4,1 16,8100 108,71 0,12 0,0144 104,45-4,14 17,1396 111,52 2,93 8,5849 x = 651,55 x = 108,59 (x x ) 2 = 213,0681 RSD = SD X 100% RSD = 6,5279 100% = 6,01% 108,59

Lampiran 19. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 20. Tabel Distribusi F

Lampiran 21.Tabel Distribusi t