PEMBERIAN KOMPENSASI DAN RESTITUSI DALAM PELANGGARAN HAM BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG- UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Hukum Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum OLEH : ADE FD SINAGA 040200020 DEPARTEMEN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 1 0
PEMBERIAN KOMPENSASI DAN RESTITUSI DALAM PELANGGARAN HAM BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG- UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Hukum Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum O L E H ADE FD SINAGA 040200020 DEPARTEMEN HUKUM PIDANA DISETUJUI OLEH : KETUA DEPARTEMEN HUKUM PIDANA (Abul Khair, SH.M.Hum) NIP. 196107021989031001 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II (Nurmalawaty,SH, M.Hum) (Alwan,SH, M.Hum) NIP. 197302202002121001 NIP. 195810071986011002 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 1 0
KATA PENGANTAR Segala puji dan hormat syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan sebagai Tuhan yang hidup yang telah mencurahkan berkat dan karunia-nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sebagai slah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan masa studinya dan memperoleh gelar Sarjana Hukum Jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Sesuai dengan yang tercantum pada halaman depan skripsi ini, maka judul yang dipilih adalah PEMBERIAN KOMPENSASI DAN RESTITUSI DALAM PELANGGARAN HAM BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG- UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dalam penyusunan, pemilihan maupun merangkai kata demi kata, serta kelalaian dalam proses pengeditan. Hal ini karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan bagi penulis dalam karya penulisan berikutnya. Sebagai penghargaan dan ucapan terima kasih terhadap semua dukungan dan perhatian yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Runtung, SH, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M. Hum, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum, Bapak Syafruddin, SH, M. Hum selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum,
Bapak Muhammad Husni, SH, M. Hum, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum. 2. Bapak Abdul Khair, SH, M. Hum selaku Ketua Departemen Hukum Pidana dan ibu Nurmalawaty, SH, M. Hum selaku Sekretaris Departemen hukum Pidana yang mendukung penulis dalam pemilihan judul dan penulisan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Ibu Nurmalawaty SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan mendukung penulis dalam masa penulisan sampai penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Alwan, SH, M.Hum selaku Dosen pembimbing II yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini sampai dengan selesai. 5. Erna Herlinda, SH M.Hum selaku dosen wali penulis yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 6. Segenap dosen serta seluruh Civitas Akademik dan seluruh staf pegawai Fakultas Hukum. 7. Yang teristimewa dan penulis cintai Ayahanda H. Sinaga dan Ibunda B. Purba, SPd yang telah sabar dalam mengasuh dan mendidik serta memberi dorongan kepada penulis dengan iringan doa yang tak henti-hentinya serta kerja keras, kesabaran, nasehat dan kasih sayang dari ayahanda dan ibunda, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat ayahanda dan ibunda tercinta. Semua hal yang ayahanda dan ibunda berikan
tidak mungkin dapat tergantikan. Aku akan selalu berusaha membuat ayahanda dan ibunda bangga. 8. Buat seluruh kakak dan adikku 9. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dan seluruh civitasnya yang telah memberikan pembelajaran yang tak ternilai bagi penulis. Akhirnya Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak terkhusus pembaca. Medan, September 2010 Hormat Penulis, ADE FD SINAGA NIM: 040200020
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......i DAFTAR ISI....vi ABSTRAKSI... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.1 B. Permasalahan....7 C. Tujuan Penulisan.8 D. Manfaat Penulisan...8 E. Keaslian Penulisan...9 F. Tinjauan Kepustakaan....10 G. Metode Penelitian...28 H. Sistematika Penulisan..30 BAB II ANALISIS PENGATURAN KOMPENSASI DAN RESTITUSI TERHADAP KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA A. Pengaturan Kompensasi dan Restitusi terhadap korban pelanggaran HAM Berat...32 B. Mekanisme Kompensasi dan Restitusi Terhadap Korban Pelanggaran HAM Berat.....44 BAB III PRAKTIK PEMBERIAN KOMPENSASI DAN RESTITUSI BAGI KORBAN DALAM KASUS PELANGGARAN HAM BERAT DI INDONESIA A. Upaya-upaya Dalam Rangka Pemberian Kompensasi dan Restitusi Bagi Korban Pelanggaran HAM Berat...59
B. Praktik Pemberian Kompensasi dan Restitusi di Indonesia 1. Pengadilan HAM Ad hoc Timor-Timur...63 2. Pengadilan HAM Ad Hoc Tanjung Priok...66 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...73 B. Saran..75 DAFTAR PUSTAKA
KOMPENSASI DAN RESTITUSI BAGI KORBAN DALAM PELANGGARAN HAM BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Setiap terjadi kejahatan maka dapat dipastikan akan menimbulkan kerugian pada korbannya. Korban kejahatan harus menanggung kerugian karena kejahatan baik materiil maupun imateriil. Namun dalam penyelesaian perkara pidana, banyak ditemukan korban kejahatan kurang memperoleh perlindungan hukum yang memadai. Salah satu bentuk perlindungan terhadap korban kejahatan dan merupakan hak dari seseorang yang menjadi korban tindak pidana adalah untuk mendapatkan kompensasi dan restitusi. Beberapa peraturan di Indonesia mengatur mengenai pemberian kompensasi dan restitusi, misalnya KUHAP, UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, PP No. 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi Terhadap Korban Pelanggaran HAM Yang Berat. Namun berdasarkan pengamatan, sangat jarang ada korban tindak pidana yang mendapatkan ganti rugi. Pengadilan HAM ad hoc untuk Kasus Timor-timur, Tanjung Priok dan Abepura pun belum dapat mempraktekan pemberian kompensasi, restitusi dan rehabilitasi kepada korban pelanggaran HAM berat karena pengaturan tentang kompensasi, restitusi dan rehabilitasi tidak jelas. Atas dasar itulah penulis sangat tertarik untuk meneliti perlindungan hukum terhadap korban pelanggaran HAM berat dengan identifikasi masalah, bagaimana hukum positif Indonesia mengatur mengenai mekanisme kompensasi dan restitusi dan membandingkannya dengan ketentuan yang ada dalam Statuta Roma. Metodologi yang dipakai dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif karena menggunakan data sekunder sebagai sumber utama. Sedangkan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang menggambarkan data dan fakta sebagaimana adanya untuk kemudian dianalisis terhadap ketentuan hukum yang berlaku, khususnya terhadap UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dan Statuta Roma. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengaturan mengenai kompensasi dan restitusi bagi korban pelanggaran HAM berat belum dapat dijalankan karena mekanisme pengaturannya belum diatur secara jelas dan belum memenuhi standardisasi internasional. Berbeda dengan pengaturan mengenai mekanisme kompensasi dan restitusi dalam Statuta Roma, yang dapat menjamin korban dalam mendapatkan penggantian kerugian secara materiil dan imateriil.