METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas balita gizi kurang merupakan penelitian pra eksperimental dengan desain one group pretest-postest design. Rancangan penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol, namun demikian dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan untuk menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya program. Kekurangan dari rancangan penelitian ini yaitu tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel dependen adalah karena intervensi program, namun demikian hal ini bisa diminimalkan karena pada penelitian ini sampel yang digunakan merupakan sampel dengan homogenitas yang cukup tinggi sehingga pengaruh variabel pengganggu bisa diminimalkan. Penelitian dilakukan selama 88 hari, mulai dari maret hingga juni 2011. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung mengenai program intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang diperkaya tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang di beberapa puskesmas di Kabupaten Sukabumi. Terdapat 10 puskesmas dari 10 kecamatan yang dijadikan lokasi penelitian payung ini. Jumlah dan Cara penarikan Contoh Sampel dalam penelitian ini adalah balita (12-60 bulan) yang berdasarkan hasil pengukuran antropometri (pengukuran berat badan) tergolong dalam gizi kurang dengan Z score -3.0 s/d < -2.0 dan mendapatkan PMT biskuit bergizi di Kecamatan Warungkiara dan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. Penarikan contoh dilakukan secara purposive dengan kriteria inklusi sebagai berikut 1. Balita yang berusia 12-60 bulan dengan hasil penimbangan berat badan dan pengukuran status gizi termasuk kategori gizi kurang dengan Z score -3.0 s/d < -2.0 dan menerima program pemberian PMT biskuit 2. Balita gizi kurang yang tinggal di daerah dataran sedang di Kabupaten Sukabumi 3. Balita tinggal bersama ibu kandung dan Ibu bersedia untuk mengikuti penelitian ini selama 3 bulan dan bersedia untuk diwawancarai
Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini yaitu 38 orang berdasarkan perhitungan dengan rumus yang diacu dari Notoadmojo (2005) n = N 1 + N (d 2 ) n = 42 1 + 42 (0.05 2 ) = 42 1,105 = 38 orang Dimana n = besar sampel minimum N = populasi d = tingkat kepercayaan, dipakai (0.05) Balita penerima program pemberian makanan tambahan biskuit bergizi di kedua kecamatan tersebut berjumlah 42 balita, dan semuannya telah memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan Kabupaten Sukabumi Kecamatan Warungkiara Kecamatan bantargadung Peserta program pemberian makanan biskuit bergizi 21 balita 21 balita 42 balita Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekuder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Adapun data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik keluarga (umur orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, besar keluarga, dan pendapatan keluarga), karakteristik balita (umur balita, jenis kelamin, berta badan dan tinggi badan balita), pola asuh balita, intake makanan balita, morbiditas,tingkat kepatuhan konsumsi biskuit serta status gizi balita. Pola asuh dalam penelitian ini meliputi pola asuh makan dan pola asuh hidup bersih dan pola akses pelayanan dasar
Pola asuh makan yang diteliti terbatas pada apa dan bagaimana balita makan, serta situasi yang terjadi pada saat makan, meliputi pemberian ASI, kolostrum, pemberian makanan pertama selain ASI dan frekuensi pemberian makan. Pola akses pelayanan dasar yang diteliti meliputi imunisasi dasar dan vitamin A. Imunisasi dasar terbatas pada imunisasi BCG, DPT, dan campak, sedangkan vitamin A merupakan vitamin A dosis tinggi yang diberikan setiap 6 bulan sekali. Pola asuh hidup kebersihan yang diteliti meliputi mencuci tangan ketika menyuapi dan setelah buang air besar, kebiasaan mandi dan menggosok gigi serta pemakaian alas kaki/sandal. Data morbiditas (status kesehatan) yang dievaluasi meliputi : jenis penyakit, frekuensi sakit, dan lama sakit dengan metode wawancara dengan alat bantu form kuesioner. Data tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi biskuit selama intervensi diperoleh menggunakan form pemantauan yang berisi banyaknya biskuit yang dibagikan kepada balita, biskuit yang dikonsumsi balita per hari dan sisa yang tidak dikonsumsi, siapa yang mengkonsumsi biskuit selain balita dan alasan balita tidak mengkonsumsi biskuit. Observasi dilakukan dengan bantuan petugas gizi puskesmas, bidan desa serta kader setempat yang dilakukan setiap hari dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah balita contoh. Pemantauan dilakukan peneliti melalui media komunikasi seperti handphone kepada petugas gizi puskesmas dan melakukan survey lapang langsung setiap bulan hingga akhir intervensi. Adapun data status gizi diperoleh dengan cara antropometri yaitu mengukur berat badan dan tinggi badan balita. Data sekunder meliputi lokasi demografi wilayah dan penduduk setempat. Tabel 2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data No Variabel Data 1 Karakteristik keluarga Umur,pendidikan orang tua,pendapatan perkapita dan besar keluarga 2 Karakteristik balita Nama, umur, jenis kelamin yang diperoleh dari Kantor Kepala Desa Berat dan Tinggi badan 3 Tingkat Kepatuhan Jumlah biskuit yang habis dikonsumsi selama 88 hari intervensi 4 Pola Asuh Ibu Pola asuh makan, pola asuh hidup bersih, akses pelayanan kesehatan dasar Cara Pengumpulan Data dengan kuesioner dengan kuesioner Pengukuran dan penimbangan langsung Pencatatan berkala oleh kader atau ibu dengan form yang disediakan dengan kuesioner
No Variabel Data 5 Intake makan(konsumsi balita) Waktu makan, menu makanan, bahan makanan, banyaknya (URT dan g) 6 Status gizi balita Berat dan tinggi badan dan umur 7 Status jenis penyakit, frekuensi sakit, kesehatan(morbiditas) dan lama sakit Cara Pengumpulan Data dengan alat bantu form Recall 2 x 24 jam Pengukuran dan penimbangan langsung dengan kuesioner 8 Kondisi Lingkungan Kepemilikan WC, sumber air minum, kepemilikan tempat sampah, penanganan sampah rumahtangga kondisi rumah (lantai,ventilasi, dan dinding rumah) Wawancara dengan kuesioner dan pengamatan langsung 9 Lokasi penelitian Demografi dan penduduk Data sekunder Pengolahan dan Analisis data Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Microsoft Exel 2007 dan SPSS versi 16,0 for windows. Proses pengolahan data meliputi coding, entry,dan editing data yang dilakukan secara manual dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel. Semua data yang diperoleh dikumpulkan, dikelompokkan kemudian ditabulasi dan dianalisis secara statistik analitik dan deskriptif. Analisis deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, persentase, nilai rata-rata dan standar deviasi. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis chi square dan uji t dengan menggunakan Paired Samples T test. Uji chi square digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat kepatuhan balita mengkonsumsi biskuit dengan status gizi dan morbiditas balita serta menguji hubungan antara morbiditas, pola asuh, dan kondisi lingkungan dengan status gizi balita contoh. Uji t dengan menggunakan Paired Samples T test digunakan untuk mengetahui perbedaan konsumsi, status gizi dan morbiditas balita contoh sebelum dan setelah intervensi. Data karakteristik keluarga yang meliputi umur orang tua, besar keluarga, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, data pola asuh makan, pola asuh hidup sehat (akses pelayanan kesehatan dasar dan pola hygiene), data konsumsi/intake makanan, data status gizi contoh serta morbiditas contoh dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif dan korelasi.
Umur orang tua. Data umur orang tua yang diperoleh dikelompokkan menjadi empat kelompok menurut Papalia dan Old (1986) yaitu remaja (< 20 tahun), dewasa awal (20-40 tahun), dewasa tengah (41-65 tahun), dan dewasa akhir (> 65 tahun). Pendidikan orang tua. Data tingkat pendidikan orang tua diolah dengan mengelompokkannya menjadi enam kategori yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD/sederajat, tamat SMP/sederajat, tamat SLTA/sederajat, tamat Perguruan Tinggi. Pendapatan perkapita. Data pendapatan perkapita perbulan merupakan hasil dari pembagian jumlah pendapatan orang tua dan anggota keluarga lain terhadap jumlah anggota rumahtangga tiap bulannya. Hasil yang diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan rata-rata dan standar deviasi Besar keluarga. Data besar keluarga diketahui dengan menanyakan kepada responden jumlah anggota keluarga. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menurut kriteria BKKBN (1998), yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu kecil (<4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar ( 8 orang) Pekerjaan orang tua. Data jenis pekerjaan orang tua dibedakan antara ibu dan ayah, untuk pekerjaan ayah di dikategorikan menjadi tidak bekerja, petani punya lahan, buruh tani,buruh non tani, nelayan, pedagang, PNS, pegawai swasta, buruh, jasa (sopir/ojek), sedangkan pekerjaan ibu dikategorikan menjadi ibu rumah tangga, petani punya lahan,buruh tani pedagang, buruh non tani, jasa. Karakteristik contoh. Data karakteristik contoh meliputi data umur dan jenis kelamin. Umur contoh dikategorikan menjadi 12-35 bulan, 36-47 bulan, dan 48-60 bulan. Data jenis kelamin contoh terdiri dari 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan (Depkes 2008) Pola Asuh. Data pola asuh disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup mengenai pola asuh makan (bagaimana balita makan, serta situasi yang terjadi pada saat makan, meliputi pemberian ASI, kolostrum, pemberian makanan pertama selain ASI dan frekuensi pemberian makan), pola akses pelayanan dasar (imunisasi dan vitamin A), pola hygiene (mencuci tangan, kebiasaan mandi dan menggosok gigi serta pemakaian alas kaki/sandal). Penilaian dengan cara memberikan skor pada setiap pertanyaan. Bila menjawab tidak diberi nilai 0, bila menjawab ya diberi nilai 1. Total nilai yang diperoleh diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu kurang (< 60%), sedang (60-80%) dan baik (> 80%)
Kondisi Lingkungan. Data kondisi lingkungan disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup mengenai kondisi fisik rumah, sumber air minum, dan sarana pembuangan limbah, pembuangan sampah dan penanganannya. Penilaian jawaban pertanyaan dengan rentang 0 sampai 3, dengan nilai 3 sebagai skor paling baik. Total skor yang diperoleh diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu kurang (< 60%), sedang (60-80%) dan baik (> 80%). Konsumsi balita. Data intake/konsumsi pangan balita digali dengan metode recall 24 jam. Recall 2 x 24 jam dilakukan secara berulang yakni 2 kali pada awal dan akhir intervensi. Data konsumsi harian balita dikonversi kedalam zat gizi menggunakan Nutri Survey 2005. Setiap asupan gizi balita contoh dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (2004) setelah dilakukan koreksi berat badan dan kemudian dipresentasikan. Penggolongan tingkat konsumsi dilakukan berdasarkan Depkes (1996), tingkat konsumsi dibagi menjadi lima yaitu : defisit tingkat berat (<70% AKG; 2) defisit tingkat sedang (70-79% AKG;3) defisit tingkat ringan (80-89% AKG); 4) normal (90-119% AKG;5) kelebihan (>120% AKG) Tingkat kepatuhan. Data tingkat kepatuhan dihitung dengan cara menjumlahkan semua biskuit yang dikonsumsi balita selama 88 hari makan anak (HMA) dibagi dengan jumlah biskuit yang seharusnya dikonsumsi oleh balita selama 88 HMA yaitu 352 keping (4 keping/hari x 88 hari) dikalikan 100%. Penggolongan tingkat kepatuhan konsumsi biskuit dikategorikan berdasarkan kriteria yang ditetapkan Adi tahun 2010 menjadi tiga yaitu rendah jika kepatuhan < 50% ; sedang, jika kepatuhan 50-70%;dan tinggi jika kepatuhan 70%. Status gizi. Pengolahan data status gizi dilakukan dengan menggunakan Microsoft Exel 2007 yang diklasifikasikan berdasarkan standard baku WHO- NCHS 2006 yaitu : Kategori Gizi buruk Z-skor < -3.0 Kategori Gizi Kurang Z-skor -3.0 s/d Z-skor < -2.0 Kategori Gizi Baik Z-skor -2.0 s/d Z-skor 2.0 Kategori Gizi lebih Z-skor > 2.0 Morbiditas. Data morbiditas dihitung berdasarkan kejadian sakit (frekuensi dan lama sakit) selama intervensi kemudian digolongkan menjadi rendah apabila <4, sedang 4-7, dan tinggi 7 Data dianalisis secara deskriptif statistik dan inferensia. Analisis deskriptif statistik dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi, nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan standard deviasi. Analisis hubungan antara dua variabel
engan menggunakan chi square. Analisis inferensia yaitu menggunakan uji paired sample t test untuk mengetahui perbedaan konsumsi, status gizi serta morbiditas balita sebelum dengan setelah intervensi dilakukan. Tabel 3 Cara pengkategorian variabel No Variabel Kategori Pengukuran 1. Karakteristik Keluarga Umur orang tua Nominal : 1. Remaja (< 20 tahun) 2. Dewasa awal (20-40 tahun) 3. Dewasa tengah (41-65 tahun) 4. Dewasa akhir (> 65 tahun) Pendidikan orang tua Ordinal : 1. Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. SD/sederajat 4. SLTP / sederajat 5. SLTA / sederajat 6. PT Pendapatan (Kap/bln) Ordinal 1. Rendah 2. Sedang Besar Keluarga 3. Tinggi Ordinal 1. keluarga kecil ( 4 orang) 1. keluarga sedang (5-7 orang) 2. Keluarga besar (> 7 orang) Pekerjaan orang tua Nominal : 1. Tidak bekerja (IRT) 2. Buruh tani 3. Petani punya lahan 4. Nelayan 5. Pedagang 6. Pegawai (swasta/pns) 7. Lainnya 2. Karakteristik Contoh Umur Jenis kelamin Nominal 1. 12-35 bulan 2. 36-47 bulan 3. 48-60 bulan Nominal 1. Laki-laki 2. Perempuan 3 Tingkat kepatuhan Ordinal 1. Rendah (< 50%) 2. Sedang (50-70%) 3. Tinggi ( 70%) 4 Pola asuh Ordinal 1. rendah (< 60%) 2. Sedang (60-80%) 3. Baik (>80%)
No Variabel Kategori Pengukuran 5 Kondisi lingkungan Ordinal 1. Rendah (< 60%) 2. Sedang (60-80%) 3. Baik (> 80%) 6 Konsumsi / intake makan balita Ordinal 1. Defisit berat (< 70% AKG) 2. Defisit sedang (70-79% AKG) 3. Defisit ringan (80-89% AKG) 4. Normal (90-119% AKG) 5. Lebih ( 120 AKG) 7 Status gizi contoh Indikator BB/U Ordinal Gizi buruk Z-skor < -3.0 Gizi Kurang Z-skor -3.0 s/d < -2.0 Gizi Baik Z-skor -2.0 s/d Z-skor 2.0 Gizi lebih Z-skor 2.0 8 Morbiditas Rasio, frekuensi sakit (kali), lama (hari) Ordinal 1. Rendah (< 4) 2. Sedang (4-7) 3. Tinggi ( 8 ) Definisi Operasional Intake makanan/konsumsi contoh adalah semua makanan dan minuman yang dimakan/dikonsumsi oleh contoh baik yang dari membeli atau dibuat di rumah yang diukur dengan metode food recall 2 x 24 jam pada hari berbeda Karakteristik keluarga adalah keadaan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan,dan besar keluarga. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang ditamatkan orang tua/pengasuh balita. Pekerjaan adalah jenis kegiatan produktif yang dilakukan orang tua/pengasuh untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatan adalah jumlah penghasilan (nilai uang) keluarga yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga dalam satu bulan terakhir. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap Morbiditas Suatu kejadian sakit (ISPA, demam, diare,bronchitis, cacar, campak) yang dilihat dari frekuensi dan lama sakit yang pernah diderita oleh contoh selama penelitian berlangsung. Pola asuh adalah praktik-praktik pengasuhan yang diterapkan oleh ibu kepada anak yang berkaitan dengan makanan dan kesehatan. Pola asuh
dalam penelitian ini dibedakan menjadi pola asuh makan dan pola asuh hidup bersih dan pola asuh kesehatan Pola asuh makan adalah praktik-praktik pengasuhan makan yang diterapkan oleh ibu kepada anak yang meliputi bagaimana balita makan, serta situasi yang terjadi pada saat makan, meliputi pemberian ASI, kolostrum, pemberian makanan pertama selain ASI dan frekuensi pemberian makan Pola asuh kebersihan adalah adalah praktik-praktik pengasuhan kesehatan yang diterapkan, pola hygiene sanitasi (mencuci tangan, kebiasaan mandi dan menggosok gigi serta pemakaian alas kaki/sandal) Pola asuh akses pelayanan dasar adalah praktik-praktik pengasuhan yang diterapkan oleh ibu kepada anak yang meliputi pola akses pelayanan dasar (posyandu, imunisasi dan vitamin A) Status gizi balita adalah tingkat keadaan gizi balita yang ditentukan berdasarkan indikator berat badan menurut umur (BB/U) sebagai gambaran perbandingan berat badan dan umur terhadap baku antropometri WHO-NCHS 2006 Tingkat kepatuhan adalah tingkatan ketaatan sasaran dalam mengikuti intervensi pemberian makanan tambahan biskuit bergizi yang diukur melalui persentasi biskuit yang dikonsumsi selama 88 hari