PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh: MELISA 11060280 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN By: * Student ** lecturers Melisa* Jaruddin, M. A. Ph. D** Joni Adison, S. Pd. I., M. Pd** Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research have background come from its not appropriate with Nan kuriak iyolah kundi, nan merah indah iyolah baso, Dima bumi dipijak, di situ langik dijunjuang, Tibo di mato indak dipiciangkan, tiba di paruik indak dikampihkan, Rarak kalikih dek binalu, tumbuah sarumpun di tapi tabek, kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek. This research conducted for knowing about implementation of profile in moral inquiry "alam takambang jadi guru " by adolecense in Kenagarian Ampang Pulai District of Koto XI Tarusan. Kinds of this research is descriptive quantitative. Research using by techniqe sampling area. Number of population is 290 person and number of samples is 74 person. The tool that used for collecting data by questionnaire. The result of this research that is recommendation for Wali Nagari goverment especially KAN and Ninik Mamak to be more care for inquiring moral kamanakan and to reactive for thermore that problem do not happen like tehe research find out. Key word: Moral inquiry alam takambang jadi guru and adolecense. PENDAHULUAN Remaja dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai hal-hal yang baik dan yang buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Menurut Selly Tokan (Asih Budiningsih, 2008:5) menyatakan bahwa remaja yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika. Indonesia negara yang sangat kaya dengan budaya lokal. Salah satunya adalah budaya lokal Suku Minang. Suku Minang merupakan salah satu suku besar di Indonesia. Dalam masyarakat komunal yang kolektif seperti di Minang, memandang setiap orang adalah anggota kaumnya dan setiap kaum adalah warga masyarakat yang harus disegani dan dimuliakan dengan status yang sama. Ibrahim (2009:130) menyatakan bahwa azas kehidupan Suku Minang berpola kepada rasa kebersamaan dan persamaan. Adat Minang meyakini bahwa pemeluk agama yang baik pasti menjadi pemangku adat yang baik pula karna Adat Minang bersendikan agama. Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) mengidentifikasi beberapa permasalahan dalam pembentukan karakter remaja awal di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan yaitu: 1. Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) menjelaskan Nan kuriak iyolah kundi, nan merah iyolah sago, nan baiak iyolah budi, nan indah iyolah baso. Dalam penerapan inkuiri moral, adat sopan santun adalah pencerminan dari pengalaman adat dalam pergaulan yang berintikan budi pekerti yang baik, yakni memakai raso, pareso, malu, dan sopan dalam setiap tingkahlaku dan pergaulan. Adat Minangkabau menghendaki agar semua yang bersifat lahiriah haruslah
mencerminkan hakekat ajaran adat yang bermuara kepada budi. 2. Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) menjelaskan Dima bumi dipijak, di situ langik dijunjuang. Penerapan inkuiri moral dalam sosialisasi lingkungan masyarakat seperti apabila seseorang berada di suatu daerah, maka dia harus mengetahui aturan yang berlaku di daerah tersebut. 3. Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) menjelaskan Tibo di mato indak dipiciangkan, tiba di paruik indak dikampihkan. Penerapan inkuiri moral dalam sistem peradilan adalah, jika menghadapi sesuatu masalah walaupun menyangkut kaum keluarga, yang salah tetap salah, yang benar tetap benar. 4. Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) menjelaskan Rarak kalikih dek binalu, tumbuah sarumpun di tapi tabek, kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek. Penerapan inquiri moral dalam kajian rasa malu adalah, seseorang hendaklah mempunyai rasa malu, terutama antara laki-laki dengan perempuan, hal ini untuk menjaga jangan sampai terjadi pergaulan bebas. Kehilangan rasa malu dalam diri masingmasing akan membuka jalan untuk berbuat yang tidak dibolehkan oleh adat dan syarak, kehilangan rasa malu dan budi pekerti yang luhur di dalam diri akan membahayakan kepada kehidupan keluarga dan rumah tangga, dan membahayakan terhadap kemuliaan, bahkan membahayakan kepada masyarakat dan bangsa. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di Kanagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan, Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena daerah tempat tinggal peneliti. Selain itu, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di Kanagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan area sampling. Mendenhall, Ott dan Schaefer (A. Muri Yusuf 2005:196) menyatakan bahwa area sampling adalah dimana tiap-tiap unit dikumpulkan sebagai satu kumpulan atau area. Dalam hal ini area dapat diartikan sebagai kelompok atau kumpulan, dimana unsur-unsur dalam satu area homogen, sedangkan antara satu area dengan area lain terdapat perbedaan. Jumlah populasi dalam penelitian ini 290 remaja awal dan didapatkan sampel sebanyak 74 remaja awal di Kenagarian Ampang Pulai. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil penerapan inkuiri moral alam takambang jadi guru oleh remaja awal di Kenagarian Ampang Pulai Kecamata Koto XI Tarusan berada pada kategori kurang sesuai dengan persentase 52,50%. Pada sub variabel Nan kuriak iyolah kundi, nan merah indah iyolah baso berada pada kategori kurang sesuai dengan persentase 53,75%. Pada sub variabel dima bumi dipijak disitu langik dijunjuang berada pada kategori kurang sesuai dengan persentase 55,00%. Pada sub variabel Tibo di mato indak dipiciangkan, tiba di paruik indak dikampihkan berada pada kategori kurang sesuai dengan presentase 45,00%. Pada sub vaiabel Rarak kalikih dek binalu, tumbuah jo malu, bak kayu lungga pangabek berada pada kategori kurang sesuai dengan presentase 57,50%. 1. Pembahasan Nan kuriak iyolah kundi, nan merah iyolah sago, nan baiak iyolah budi, nan indah iyolah baso Konsep nan kuriak iyolah kundi, nan merah iyolah sago, nan baiak iyolah budi, nan indah iyolah baso (35,00%) berada pada kategori tidak sesuai sedangkan (53,75%) berada pada kategori kurang sesuai dan sebanyak (3,75%) berada pada kategori sesuai. Dengan kategori kurang sesuai ini, remaja perlu memperbaiki setiap tingkah laku dan pergaulan, baik dengan usia yang lebih kecil, teman sebaya ataupun orang yang lebih tua, sehingga menjadi sesuai terhadap profil penerapan inkuiri moral alam takambang jadi guru oleh remaja awal di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan.
Dari hasil penelitian ditemukan beberapa kesenjangan antara nilai moral yang di anut Nagari dengan kenyataannya contohnya ditemukan remaja yang bertingkahlaku kurang sopan baik dari cara berbicara, bersikap dan bertindak. 2. Dima Bumi Dipijak, Di Situ Langik Dijunjuang Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahawa kesesuaian konsep Dima bumi dipijak, di situ langik dijunjuang (33,75%) berada pada kategori tidak sesuai. Remaja paling banyak melakukan pelanggaran (55,00%) berada pada kategori kurang sesuai dan (3,75%) berada pada kategori sesuai. Fenomena yang terjadi akibat kesenjangan moral di lokasi penelitian yaitu terlihat jelas masih ada remaja yang belum bisa menghargai lingkungan seperti masih kurangnya kesadaran remaja dalam kegiatan sosial maupun ketertiban lingkungan. 3. Tibo di Mato Indak Dipiciangkan, Tiba di Paruik Indak Dikampihkan Sehubungan dengan kesesuaian konsep Tibo di mato indak dipiciangkan, tibo di paruik indak dikampihkan mendapatkan hasil (43,75%) berada pada kategori tidak sesuai, pengetahuan tertinggi yaitu (45, 00%) berada pada kategori kurang sesuai dan (3,75%) berada pada ketegori sesuai. Kesenjangan konsep ini diperjelas dengan data yang diperoleh bahwa adanya hasil yang menyatakan bahwa remaja masih terlihat ingin menang sendiri dan mementingkan kepentingan pribadi. 4. Rarak Kalikih Dek Binalu, Tumbuah Sarumpun Di Tapi Tabek, Kok Hilang Raso Jo Malu, Bak Kayu Lungga Pangabek Berdasarkan data hasil penelitian menganai kesesuaian konsep Rarak kalikih dek binalu, tumbuah sarumpun di tapi tabek, kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek, (32,50%) berada pada kategori tidak sesuai, (57,50%) berada pada kategori kurang sesuai dan (2,50%) berada pada kategori sesuai. Melihat rendahnya pengetahuan remaja mengenai kesesuaian konsep Rarak kalikih dek binalu, tumbuah sarumpun di tapi tabek, kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek dalam pembentukan karakter menimbulkan kekhawatiran akan keefektifan profil penerapan inkuiri moral alam takambang jadi guru oleh remaja awal di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan, karena tidak semua remaja menerapkan budaya rasa malu dalam bergaul antara laki-laki dan perempuan. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh dalam penelitian. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai profil penerapan inkuiri moral alam takambang jadi guru oleh remaja awal di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kesesuaian konsep penerapan Nan kuriak iyolah kundi, nan merah iyolah sago, nan baiak iyolah budi, nan indah iyolah baso berada dalam kategori kurang sesuai. 2. Kesesuaian konsep penerapan Dima bumi dipijak, di situ langik dijunjuang berada dalam kategori kurang sesuai. 3. Kesesuaian konsep penerapan Tibo di mato indak dipiciangkan, tiba di paruik indak dikampihkan berada pada kategori kurang sesuai. 4. Kesesuaian konsep penerapan Rarak kalikih dek binalu, tumbuah sarumpun di tapi tabek, kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek berada dalam kategori kurang sesuai. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada: 1. Remaja Membantu remaja dalam pembentukan karakter melalui penyesuaian konsep:
indah iyolah baso, remaja hendaknya lebih sopan lagi dalam berbicara baik dengan teman sebaya, dengan usia yang lebih kecil maupun dengan orang yang lebih tua. dijunjuang, remaja hendaknya lebih peduli lagi dalam kegiatan dan bersosialisasi dengan aturan yang ada di lingkungan tempat tinggal. paruik indak dikampihkan, remaja hendaknya bisa membedakan hal-hal yang benar serta tidak mementingkan keinginan pribadi. d. Rarak kalikih dek binalu, tumbuah remaja hendaknya bisa menyesuaikan diri dengan berpakaian yang sesuai dan dengan aturan pergaulan antara laki-laki dan perempuan. 2. KAN KAN hendaknya mampu mengembangkan moral melalui: indah iyolah baso, Pemangku Adat hendaknya melakukan sosialisasi kepada kamanakan tentang adat raso, pareso, malu dan sopan dalam bertingkah laku dalam masing-masing korongnya dengan cara bermusyawarah. dijunjuang, Pemangku Adat hendaknya melakukan sosialisasi untuk mengembangan organisasi pemuda secara positif dan lebih menghimbau anak kamanakan dalam kegiatan ramah lingkungan. paruik indak dikampihkan, Pemangku Adat hendaknya lebih adil dalam mengambil kesimpulan serta mengaktifkan peran Ninik Mamak dalam kegiatan baio-io (musyawarah). d. Rarak kalikih dek binalu, tumbuah Pemangku Adat melaksanakan kegiatan pensosialisasian dalam menerapkan lagi aturan raso jo malu kepada kamanakan yang artinya mampu menyesuiakan diri baik dengan pakaian, maupun dengan pergaulan. 3. Orangtua Orangtua sebaiknya lebih memahami profil penerapan inkuiri moral alam takambang jadi guru oleh remaja awal di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan melalui: indah iyolah baso, orangtua hendaknya bisa mengajarkan anak dalam cara bertingkah laku baik berbicara dengan usia yang lebih kecil, teman sebaya, maupun orang yang lebih tua. dijunjuang, orangtua hendaknya bisa mengajarkan anak dalam bersosialisasi yang positif dan mengikutsertakan anak dalam kegitan yang ada di lingkungan tempat tinggal. paruik indak dikampihkan, orangtua hendaknya bisa berlaku adil dan tidak membeda-bedakan anak pada saat anak melakukan kesalahan serta menanamkan sifat jujur. d. Rarak kalikih dek binalu, tumbuah orangtua hendaknya bisa mengontrol anak dalam norma pergaulan sesuai dengan aturan yang berlaku dan menanamkan raso jo malu dalam diri anak. 4. Ninik Mamak Ninik Mamak mampu mengembangkan moral melalui: indah iyolah baso, Ninik Mamak mampu memberi contoh dalam cara bertingkah laku baik berbicara dengan usia yang lebih kecil, teman sebaya, maupun orang yang lebih tua. dijunjuang, Ninik Mamak hendaknya mampu mensosialisasikan aturan yang dianut dalam masyarakat. paruik indak dikampihkan, Ninik Mamak bisa memberikan contoh, berlaku adil dan tidak membedabedakan anak kamanakan pada saat anak kemanakan melakukan kesalahan serta menanamkan sifat jujur.
d. Rarak kalikih dek binalu, tumbuah Ninik Mamak bisa mengontrol anak kemanakan dalam norma pergaulan sesuai dengan aturan yang berlaku dan menanamkan raso jo malu dalam diri anak kemenakan. KEPUSTAKAAN Budiningsih, Asih. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ibrahim. 2009. Tambo Alam Minangkabau Tatanan Adat Warisan Nenek Moyang Orang Minang. Bukittinggi: Kristal Multimedia. Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP.