KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

Transkripsi

1 1 KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG Devi Oktarina 1, Fifi Yasmi 2, Joni Adison 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat oktarinadevi63@gmail.com ABSTRACT Background of this research is based on the problem of student that unknown about the effectiveness habits in learning. The purpose of this research isto find out. 1).Students learning habits based on delay avoiden (DA) and works methods(wm), 2). Students learning achievments. 3). Student habit contribution in learning toward student learning achievments in mathematic study. The type of this research is decsritive, kuantitatif, correlation research. Population in this research is 254 students in grade VIII. Sample in this research 155 students with using proportional random sampling technique. To analyze data, the researcher using regression linear simple technique. The result of this research. 1). Students learning habit based on delay avoiden (DA) and works methods (WM) is good. 2). Students learning achievment in mathematic study is also good. 3).The researcher founded there is a significant contribution between Students learning habit to students learning achievment in mathematics study that T hitung>t table (3,211>1.654) with sig 0,05. This research will recommended for a guidance counseling teacher to be able to apply guidance and counseling and give to student a material about Students learning habit to make student can increase their learning achievments. Keywords: Learning habits, Learning achievments. PENDAHULUAN Pendidikan itu sendiri tidak pernah lepas dari kehidupan dan unsur manusia. Seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan. Ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat mengembangkan potensi seseorang. Bermula dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Hal ini sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 4 Ayat 5, menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan untuk mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi 1

2 2 setiap warga negara. Keterampilan belajar membaca, menulis, dan berhitung dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Oleh karena itu, seseorang yang berpendidikan diharapkan dapat menjadi faktor pendorong dalam memajukan suatu bangsa. Namun, dalam proses berjalannya pendidikan itu sendiri tidak lepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan bagian dari dunia pendidikan. Manusia akan melaksanakan kegiatan belajar baik yang disadari maupun tidak. Kegiatan belajar itu dimulai dari awal masa kelahiran maupun akhir hayat manusia. Menurut Slameto (2013: 2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila sudah menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Perubahan tingkah laku seseorang baik secara fisik, intelegensi, keterampilan, sikap dan emosi menunjukkan adanya peningkatan potensi seseorang. Peningkatan potensi yang terjadi pada seseorang itu menunjukkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar di sekolah. Menurut Saefullah (2012: 171) Prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil belajar peserta didik untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran belajar. Djaali (2014: 128) salah satu faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik adalah kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada diri peserta didik pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Selain itu kebiasaan belajar terbagi menjadi 2 bagian yaitu: (1) Delay Avoidan (DA) merupakan kebiasaan belajar seseorang yang dilakukan dimana menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugastugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi belajar. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam indikator kebiasaan belajar DA atau kesigapan dalam meliputi konsentrasi dan penyelesaian tugas. (2)

3 3 Work Methods (WM) merupakan kebiasaan perilaku seseorang yang menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam indicator kebiasaan belajar WM atau metode kerja dalam belajar adalah cara mengikuti kegiatan pembelajaran, cara belajar kelompok, cara belajar individu, sarana belajar, waktu belajar, dan bagaimana pembuatan jadwal serta pelaksanaannya. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 6 Desember 2016, masih ada peserta didik yang kurang mengetahui tentang kebiasaan belajar yang efektif. Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam belajar, kebanyakan dari peserta didik hanya menerima apa yang diajarkan oleh gurunya tanpa adanya tanya jawab antara peserta didik dengan guru. Masih ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas dan hanya mengandalkan teman yang pintar saja. Dan masih banyak peserta didik ribut saat proses belajar. Sedangkan pembentukan suatu kebiasaan belajar yang baik dilihat dari aktivitas dan kesiapan belajar peserta didik pada saat di sekolah. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara pada tanggal 9 Desember 2016 dengan salah satu guru mata pelajaran matematika kelas VIII MTsN 01 Padang. Adanya peserta didik yang tidak membawa buku catatan, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik tersebut kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran. Sementara, kebiasaan mencontoh jawaban teman masih sangat membudaya terutama pada mata pelajaran matematika yang mana mata pelajaran tersebut dianggap susah oleh peserta didik. Sehingga peserta didik mendapatkan nilai matematika dibawah KKM. Oleh karena itu peneliti lebih memfokuskan pada kebiasaan belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika. Maka dari itu, peneliti tertarik meneliti tentang Kontribusi Kebiasaan Belajar Peserta Didik terhadap Prestasi Belajar Matematika di Kelas VIII MTsN 01 Padang. Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

4 4 1. Kebiasaan belajar berdasarkan Delay Avoidan (DA) dan Work Methods (WM). 2. Prestasi belajar peserta didik kelas VIII MTsN 01 Padang. 3. Kontribusi kebiasaan belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang. Berdasarkan batasan masalah dan rumusan masalah di atas, maka peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Kebiasaan belajar peserta didik berdasarkan Delay Avoidan (DA). 2. Prestasi belajar peserta didik di kelas VIII MTsN 01 Padang. 3. Kontribusi kebiasaan belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif korelasional dengan menggunakan metode regresi linear sederhana. Penelitian ini akan mendeskripsikan kontribusi kebiasaan belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang. Selain analisis deskriptif, penelitian ini juga mendiskripsikan kontribusi variabel X (kebiasaan belajar peserta didik) terhadap varibel Y (prestasi belajar matematika) dengan menggunakan metode regresi linear sederhana yang tujuannya adalah untuk memprediksi nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui. Oleh karena itu penelitian regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kebiasaan belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 254 orang peserta didik. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak sederhana (Proportional Random Sampling). Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane dikutip Rakhmat (Riduwan, 2010: 56) dengan perolehan sampel sebanyak 155 orang peserta didik. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menghitung interval skor dengan menggunakan perumusan Sturgess (Mangkuatmodjo, 2003:37).

5 5 Di samping itu juga dilakukan berbagai macam uji terhadap data yang terdapat dalam uji asumsi statistik. Untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini dilakukan analisis regresi, dengan langkah awal mencari Koefesien determinan ( ) dan mencari Koefisien regresi t (t-tes). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pendistribusian Data Kebiasaan Belajar Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap kebiasaan belajar, yaitu melalui pemberian intrumen yang berisikan item-item pernyataan yang dijawab oleh peserta didik, diperoleh hasil yang menggambarkan kebiasaan belajar dilihat secara umum yaitu, bahwa dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel terdapat 7 orang peserta didik yang berkategori sangat baik dengan persentase 4,52%. Terdapat 64 orang peserta didik yang berkategori baik dengan persentase 41,29. Terdapat 71 orang peserta didik yang berkategori cukup baik dengan persentase 45,80%. Terdapat 13 orang peserta didik yang berkategori kurang baik dengan persentase 8,39% dan dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel tidak terdapat sama sekali peserta didik yang tergolong sangat kurang baik. Secara khusus kebiasaan belajar berdasarkan delay avoidan (DA) di MTsN 01 Padang, dapat terlihat bahwa dari 155 peserta didik terdapat 15 orang peserta didik yang berkategori sangat baik dengan persentase 9,68%. Terdapat 91 orang peserta didik yang berkategori baik dengan persentase 58,71 %. Terdapat 45 orang peserta didik yang berkategori cukup baik dengan persentase 29,03. Terdapat 4 orang peserta didik yang berkategori kurang baik dengan persentase 2,58% dan dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel tidak terdapat sama sekali yang tergolong sangat kurang baik. Untuk kebiasaan belajar berdasarkan work methods (WM) di MTsN 01 Padang, dapat terlihat bahwa dari 155 peserta didik terdapat 5 orang peserta didik yang berkategori sangat baik dengan persentase 3,23%. Terdapat 61 orang peserta didik yang berkategori baik dengan persentase 39,35%. Terdapat 74 orang peserta didik

6 6 yang berkategori cukup baik dengan persentase 47,74%. Terdapat 15 orang peserta didik yang berkategori kurang baik dengan persentase 9,68% dan dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel tidak terdapat sama sekali yang berkategori sangat kurang baik. Keterangan di atas, membuktikan bahwa dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel teridentifikasi sebagian besar pendidik dilihat secara umum mempunyai kebiasaan belajar yang cukup baik. Sedangkan jika dilihat kebiasaan belajar secara khusus pada sub variabel dapat dikatakan bahwa sikap pendidik tergolong baik dan cukup baik. Berbicara tentang kebiasaan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, zaman sekarang masih ada kebiasaan-kebiasaan belajar yang tidak baik, seperti mencontoh pekerjaan teman, tidak membawa buku catatan, ribut saat belajar, berbicara dengan teman ketika guru menerangkan pelajaran, selalu menunda-nunda waktu dalam mengerjakan tugas terutama tugas matematika, selalu tidak berkonsentrasi dalam belajar, terutama belajar matematika. Semua kebiasaan belajar tersebut dapat membuat peserta didik tidak berprestasi. Karena kebiasaan belajar yang tidak tersusun dan terencana dengan baik tidak akan menghasilkan suatu dorongan bagi diri peserta didik itu sendiri untuk berprestasi. Terkait dengan kebiasaan belajar, Djaali (2014: 128), Kebiasaan belajar diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri peserta didik waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Syah (2013: 128), mengemukakan bahwa kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar peserta didik memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.

7 7 2. Pendistribusian Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar matematika peserta didik di MTsN 01 Padang, maka diperoleh hasil dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel, terdapat 6 orang peserta didik yang tergolong kategori sangat baik sekali dengan peserentase 3,87%. Terdapat 48 orang peserta didik yang tergolong baik dengan persentase 30,97%. Terdapat 82 orang peserta didik yang tergolong cukup baik dengan persentase 52,90%. Terdapat 19 orang peserta didik yang tergolong kurang baik dengan persentase 12,26% dan dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel tidak terdapat sama sekali peserta didik yang tergolong sangat kurang baik. Keterangan di atas, membuktikan bahwa dari 155 orang peserta didik yang dijadikan sampel teridentifikasi sebagian besar prestasi belajar matematika peserta didik tergolong cukup baik. Menurut Saefullah (2012: 171) Prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil belajar peserta didik untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran belajar. Sedangkan menurut Winkel (Saefullah, 2012: 171) menyatakan bahwa Proses belajar yang dialami oleh peserta didik menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap, dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh peserta didik terhadap pertanyaan, persoalan, atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar peserta didik dapat mengetahui kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Prestasi belajar juga merupakan hasil kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaaan puas bahwa ia melakukan sesuatu dengan baik. 3. Analisis Regresi (Uji Hipotesis) a. Koefesien determinan (R 2 ) R Square ( ) bertujuan untuk melihat kontribusi X terhadap Y. dalam penelitian ini diperoleh R Squer (R 2 ) X

8 8 terhadap Y sebesar 0,063 maka dapat diartikan bahwa kebiasaan belajar peserta didik teridentifikasi mempunyai kontribusi sebesar 6,3% terhadap prestasi belajar matematika peserta didik di MTsN 01 Padang. Jadi dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa selain kebiasaan belajar yang berkontribusi terhadap prestasi belajar matematika di MTsN 01 Padang, juga ada faktor lain yang berkontribusi besar terhadap prestasi belajar matematika yang tidak terungkap oleh peneliti melalui penelitian ini. b. Koefisien regresi t (t-tes) Berdasarkan pengujian nilai t yang telah dilakukan dengan menggunakan progaram SPSS versi 22, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,211 dan t tabel ditentukan dari tabel t dengan df 153= sebesar 1,654 dengan (α) = 0,05. Maka dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi X terhadap Y dinyatakan berpengaruh karena t hitung > t tabel (3,211 > 1,654), maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, hipotesis berbunyi terdapat pengaruh signifikan antara kebiasaan belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang. Dari keterangan hasil uji t- tes di atas membuktikan bahwa kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang. Artinya bahwa kebiasaan belajar peserta didik kurang baik akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya sedangkan kebiasaan belajar peserta didik yang baik akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Jadi berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang telah dilakukan maka penelitian ini membenarkan dan memperkuat pendapat yang dikemukakan oleh Djaali (2008: 127), berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil belajar mempunyai korelasi

9 9 positif dengan kebiasaan belajar atau study habit. Maka dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar memang berkontribusi terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang, baik di saat pengerjaan tugas, pengerjaan PR, dan lain sebagainya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat dilihat kesimpulan penelitian ini sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil penelitian, terungkap bahwa kebiasaan belajar peserta didik berdasarkan Delay Avoidan (DA) di kelas VIII MTsN 01 Padang tergolong baik, dan kebiasaan belajar peserta didik berdasarkan Work Methods (WM) di kelas VIII MTsN 01 Padang tergolong cukup baik. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terungkap bahwa sebagian besar peserta didik cenderung memiliki prestasi belajar matematika yang cukup baik dalam proses pembelajaran.. 3. Terdapat pengaruh signifikan antara kebiasaan belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika di kelas VIII MTsN 01 Padang. DAFTAR PUSTAKA Djaali Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djaali Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Mangkuatmodjo, Soegyarto Pengantar Statistik. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan Pengukuran Variabelvariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Saefullah Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Slameto Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Syah,Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.