FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR YANG DIALAMI WARGA BELAJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) SURYA KECAMATAN NANGGALO PADANG.

Transkripsi

1

2 FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR YANG DIALAMI WARGA BELAJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) SURYA KECAMATAN NANGGALO PADANG Oleh: *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Ardilla Pramata Ismen * Ahmad Zaini ** Joni Adison ** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was background by student who in studying process enter and exit the class and speaking with friends, not getting attention to tutor and lack of studying motivation. Based on this, researcher want to know: 1) Internal factor which slow down student package B studying, 2) External factor which slow down student package B studying. The type of this research was descriptive, that was research which drew some situation real. Sample was taken by using technique total sampling. The Population and sample was 51 students package B in PKBM Surya district Nanggalo Padang, the tools which was used in this research was questioner to student package B who become the sample. Data analysis in this research was using percentage. The research state that : 1) Internal factor can be seen from physic and psycho which slow down student package B in studying can be categorize many, 2) External factor can be seen form family especially economy, parent emotional and kid, and the way of teaching kid and also the environment which slow down studying can be categorize many. This research recommended that student can join studying in PKBM Surya well and know problems of studying, teacher can know problems which can slow down student package B in PKBM District Nanggalo Padang and headmaster PKBM Surya can give picture to head of PKBM about that problem that student package B felt. Keyword: Factor of slowing down in Studying, Problem Solved PENDAHULUAN Basri (Tatang, 2012:14) Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multi kompetensi manusia harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran hendaknya bisa mengembangkan kemampuan dan membentuk watak manusia, sehingga tercipta pendidikan yang berkualitas. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pemerintah telah melaksanakan pendidikan melalui jalur pendidikan yang terdiri dari pendidikan formal, informal, dan nonformal yang saling melengkapi dan

3 memperkaya. Pendidikan informal adalah pendidikan dalam keluarga dan pada lingkungan sekitarnya. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan di luar sekolah yang dapat dilakukan secara terstruktur dan berjenjang melalui lembaga-lembaga pendidikan non formal di masyarakat, pendidikan non formal disebut juga Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Pendidikan luar sekolah adalah pelayanan pendidikan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup dan dijalankan dengan sengaja, teratur, berencana dan bertujuan untuk mengaktualisasi potensi manusia berupa sikap dan karya menuju terbentuknya manusia seutuhnya yang gemar belajar mengajar agar mampu meningkatkan mutu dan taraf hidupnya. Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka salah satu bentuk bantuan pendidikan luar sekolah yang terprogram belajar berupa paket-paket belajar adalah program kelompok belajar paket B setara SMP. Program memberikan materi belajar dan belajar sambil bekerja kepada pemuda-pemudi putus sekolah SMP, tamat SD atau paket A yang diorganisir dalam wadah kelompok belajar. Program paket B setara SMP disusun untuk melayani warga belajar yang tidak dapat melanjutkan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Salah satu program paket B yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah adalah Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) yang ada di Kota Padang salah satunya yaitu Pusat Kegiatan Kecamatan Nanggalo Padang. Dalam proses pembelajaran yang diikuti warga belajar di PKBM Surya Kecamatan Nanggalo Padang, memiliki hambatan belajar. Hambatan belajar adalah suatu persoalan atau kendala yang dihadapi oleh warga belajar yang dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah belajar (Aunurrahman, 2009:177). Hambatan disini menurut peneliti adalah suatu kendala yang dihadapi oleh warga belajar dalam mengikuti pembelajaran di tempat belajar yaitu: 1. Hambatan dari faktor internal 2. Hambatan dari faktor eksternal Idris (1992:136) ada dua faktor yang menjadi penghambat dalam belajar, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah hambatan yang berasal dari diri si pembelajar, dan faktor eksternal adalah hambatan yang berasal dari lingkungan sekitar si pembelajar (dari luar diri si pembelajar). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan ibu yang berinisial (MD) sebagai Ketua PKBM Surya dan guru tutor yang berinisial (W) yang bertempat di SD N 02 Olo Kecamatan Nanggalo Padang pada tanggal 21 Agustus 2014 bahwa warga belajar pada proses belajar banyak yang keluar masuk kelas, yang bercerita dengan teman, tidak memperhatikan guru tutor, kurangnya motivasi belajar. Penulis juga mewawancarai salah satu warga belajar yang berinisial (AS) pada tanggal 9 September 2014 Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor internal penghambat belajar warga belajar. 2. Faktor eksternal penghambat belajar warga belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah: mendeskripsikan penghambat belajar dari faktor internal dan faktor eksternal yang dialami warga belajar paket B di PKBM Surya Kecamatan Nanggalo Padang. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, sebagaimana yang dijelaskan oleh Lehman (Yusuf, 2007:83) penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau menggambarkan fenomena secara. Alat pengumpul data yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah angket atau quesioner. Data diolah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Yusuf, (2005:249) dengan rumus sebagai berikut: P = x 100 Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi yang sedang dicari pengentasannya N = Number of cases ( jumlah frekuensi/ banyak individu) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa hambatan belajar warga belajar di PKBM Surya Kecamatan Nanggalo Padang adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal penghambat belajar warga belajar

4 a. Segi Fisik Berdasarkan hasil pengolahan data tentang faktor penghambat belajar yang dialami warga belajar paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Surya Kecamatan Nanggalo Padang dilihat dari faktor internal segi fisik berada pada kategori banyak dengan persentase 72,55. fisik persentase tertinggi berada pada kategori banyak, artinya faktor internal dari segi fisik lebih banyak menghambat kegiatan belajar warga untuk mengikuti paket B, untuk itu warga paket B perlu menjaga kesehatan dengan menjaga pola makan, olahraga, istirahat dan tidur yang cukup. Bagi warga belajar paket B yang bermasalah dengan penglihatan dan pendengaran agar dapat menyesuaikan tempat duduk agar terlaksananya proses belajar dengan baik. b. Psikis Padang dilihat dari faktor internal segi psikis berada pada kategori banyak dengan persentase 66,67. keadaan psikis persentase tertinggi berada pada kategori banyak, artinya faktor internal dari segi keadaan psikis lebih banyak menghambat kegiatan belajar warga paket B, untuk itu warga paket B perlu mendapatkan layanan untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan keadaan psikis agar hasil belajar warga paket B lebih baik lagi. 2. yang dialami faktor eksternal yaitu kondisi ekonomi, hubungan emosional orangtua dan anak, cara mendidik anak dan lingkungan. a. Kondisi Ekonomi segi keluarga terutama kondisi ekonomi berada pada kategori cukupbanyak dengan persentase 60,78. kondisi ekonomi persentase tertinggi berada pada kategori cukup banyak, artinya faktor eksternal dari segi kondisi ekonomi cukup menghambat kegiatan belajar warga paket B, untuk itu warga perlu mendapatkan layanan untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kondisi ekonomi agar hasil belajar warga paket B lebih baik lagi. b. Hubungan Emosional Orangtua dan Anak segi keluarga terutama emosional orangtua dan anak berada pada kategori cukup banyak dengan persentase 58,82. hubungan emosional orangtua dan anak persentase tertinggi berada pada kategori cukup banyak, artinya faktor eksternal dari segi hubungan emosional orangtua dan anak cukup menghambat warga paket B, untuk itu waraga paket B perlu mendapatkan layanan untuk mengatasi hubungan emosional orangtua dan anak agar paket B warga berjalan dengan baik. c. Cara Mendidik Anak segi keluarga terutama cara mendidik anak berada pada kategori banyak dengan persentase 50,98. cara mendidik anak persentase tertinggi berada pada kategori banyak, artinya faktor eksternal dari segi cara mendidik anak lebih menghambat warga paket B untuk belajar, untuk itu warga paket B perlu mendapatkan

5 layanan untuk mengatasi cara mendidik anak agar paket B warga berjalan dengan baik. d. Lingkungan segi lingkungan berada pada ketegori cukup banyak dengan persentase 70,59. lingkungan persentase tertinggi berada pada kategori banyak, artinya faktor eksternal dari segi lingkungan lebih menghambat warga paket B, untuk itu waraga paket B perlu mendapatkan layanan untuk mengatasi lingkungan agar paket B warga berjalan dengan baik. KESIMPULAN 1. yang dialami faktor internal segi fisik berada pada kategori banyak dengan persentase 72,55 dan pada keadaan psikis berada pada kategori banyak dengan persentase 66, yang dialami faktor eksternal segi keluarga terutama kondisi ekonomi berada pada kategori cukup banyak dengan persentase 60,78, hubungan emosional orangtua dan anak berada pada kategori cukup banyak dengan persentase 50,98 dan cara mendidik anak berada pada ketegori banyak dengan persentase 50,98, sementara faktor eksternal segi lingkungan berada pada kategori banyak dengan persentase 70,59. Agar bisa membuat metode cara belajar lebih menarik dan warga belajar akan terhindar dari hambatan belajar. 3. Kepala PKBM Surya Agar dapat menjadi masukan untuk lebih meningkatkan perhatian terhadap faktor penghambat belajar warga belajar sehingga dapat membantu terciptanya suasana belajar yang baik untuk warga belajar. 4. Bagi Peneliti Agar dijadikan pedoman bagi penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut. KEPUSTAKAAN Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Idris, H. Zahara Pengantar Pendidikan I. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Tatang Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka. Yusuf, A. Muri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press Padang. Yusuf, A. Muri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press Padang. SARAN 1. Warga belajar Agar bisa mengatasi masalah tentang faktor penghambat belajar dan warga belajar menjadi lebih baik lagi kedepannya. 2. Guru Tutor