KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT

Transkripsi

1 KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT Dedi Mardia Fitri 1 Erianjoni, M.Si 2 Elvawati, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Dedi Mardia Fitri ( ), Kawin Tangkap Pengendalian Perilaku Remaja di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengendalian sosial melalui kawin tangkap di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Penentuan informan dilakukan secara purpossive. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Unit analisis yang digunakan adalah individu, kewilayah dan waktu tertentu sesuai dengan fokus penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yang dianalisis sesuai dengan model interaktif (Interaktif Model Of Analisis) Miles & Hubermas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawin tangkap pengendalian perilaku remaja di Nagari Air Bangis secara umum disimpulkan bahwa kawin tangkap adalah suatu sanksi yang diberikan oleh masyarakat Nagari Air Bangis terhadap remaja yang melanggar tata cara pergaulan, di mana proses kawin tangkap di sini yaitu berawal dari pengintaian, di mana pada awalnya remaja tersebut diintai oleh pemuda sekitar, kemudian penangkapan yaitu suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara, selanjutnya pemanggilan orang tua, remaja yang ditangkap tersebut belum bisa diproses tanpa kehadiran kedua orang tua mereka, selanjutnya menikahkan yaitu suatu proses penyelesaian terhadap remaja yang ditangkap karena telah melanggar tata cara pergaulan di Nagari Air Bangis. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

2 PENDAHULUAN Pengendalian sosial (social control) dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain atau suatu kelompok terhadap individu. Dengan demikian maka pengendalian sosial terutama bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat (Soekanto, 1990: 205). Untuk itu dalam kehidupan bermasyarakat perlu diatur tata cara pergaulan atau norma-norma agar terjalin hubungan sosial yang harmonis dan tentram karena adanya aturanyang telah disepakati oleh masyarakat agar tercipta keteraturan sosial dalam masyarakat. Kawin Tangkap merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menghindari perbuatan mesum di kalangan masyarakat seperti perzinahan, namun di sini remaja masih melakukan hal demikian. Remaja tersebut berduaduaan, dan melakukan ha-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan kecuali sudah ada ikatan pernikahan. Nilai dan norma adat dalam tata cara pergaulan yang berlaku pada masyarakat Air Bangis bertujuan untuk mengontrol pergaulan remaja supaya berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Tetapi nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat Air Bangis bersifat tidak tertulis secara formal, namun peraturan tersebut tersirat dan hanya disampaikan melalaui tutur atau nasehat-nasehat dari keluarga, mamak, ninik mamak dan masyarakat setempat. Di Nagari Air Bangis fenomena kawin tangkap di kalangan remaja terjadi disebabkan remaja yang berbuat mesum seperti berdua-duaan di tempat yang sunyi, bermesramesraan bahkan berciuman, sedangkan pasangan tersebut belum terikat dengan status pernikahan baik secara agama maupun hukum. Talcott Parsons merupakan ahli sosiologi yang mengembangkan dan mengkaji teori struktural fungsional. Struktural fungsional merupakan suatu teori yang mengkaji tentang unsurunsur atau elemen-elemen yang ada di dalam masyarakat sesuai dengan sistemnya masing-masing. Pendekatan yang digunakan Talcott Parsons adalah mengidentifikasi persyaratan-

3 persyaratan fungsional yang pokok dalam sistem tertentu. Talcott Persons mengembangkan konsep peran yang didiskusikan terlebih dahulu dalam hubungan dengan variabel-variabel yang menunjuk pada organisasi dalam tindakan hubungan interaksi. Tindakan yang diharapkan akan dilaksanakan oleh seseorang yang merupakan tanggung jawab suatu peran. Paul Johnson Doyle (1981:130) menyatakan bahwa struktural fungsional Talcott Parsons ini akan dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem yang harus dipenuhi oleh sistem sosial dikenal dikenal dengan skema AGIL. Pengendalian sosial adalah cara dan proses pengawasan yang direncanakan atau tidak yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam kelompoknya (Setiadi, 2011: 253). Adapun studi yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti penelitian yang dilakukan oleh Roni Isbandi (2009) Jurusan Sosiologi UNP Program Studi Sosiologi-Antropologi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial yaitu tentang Kontrol Sosial Masyarakat terhadap Keberadaan Kamar Ronsen di Bukit Lampu Padang, bahwa yang menyebabkan berdirinya kamar rosen ini adalah kurang terkelolanya pariwisata Bukit Lampu dengan baik oleh Pemko Kota Padang. Serta hasil penelitian lain menggambarkan lemahnya kontrol sosial dari aparat Satpol PP Kota Padang untuk melakukan razia pada daerah sekitar Bukit Lampu ini. Serta lemahnya kontrol sosial masyarakat untuk ikut membersihkan Bukit Lampu dari ajang mesum. Hal ini disebabkan dengan kesibukan warga dalam kehidupan sehari-hari. Aparat Satpol PP Kota Padang diminta untuk benar-benar serius membersihkan Bukit Lampu dari ajang maksiat. BAHAN DAN METODE Pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang menekankan pada proses-proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau tidak diukur dari sisi kuantitas, jumlah dan frekuensinya dimana terjadi hubungan yang akrab antara peneliti dengan apa yang diteliti serta kendala-kendala

4 situasional yang menyertai penelitian dan syarat nilai (Noor, 2011: 33). Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena dapat mengungkapkan permasalahan secara tajam dan mendalam sehingga didapat data yang akurat dan informasi sebanyak-banyaknya melalui pertanyaan penelitian, dengan tujuan didapatkan pemahaman mengenai kawin tangkap pengendalian prilaku remaja di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mendalam, sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003: 16). Penulis menggunakan pendekatan dan tipe penelitian ini dengan tujuan menggambarkan atau melukiskan realita sosial yang kompleks sedemikian rupa sehingga menjadi suatu gejala yang kongkrit. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara nonpartisipan dan wawancara dilakukan secara mendalam. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara interaktif. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. HASIL PENELITIAN 5.1 Pengendalian Sosial Masyarakat Terhadap Perilaku Remaja di Kenagarian Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Pengendalian sosial yang bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian, keadilan atau kesebandingan. Pengendalian tersebut dapat berbentuk adat istiadat yang dapat mempengaruhi cara berfikir dan bertingkah laku dalam masyarakat. Menurut Mac Iver (dalam Karl Mannheim 1987: 143) adat istiadat adalah seperangkat prosedur yang muncul secara bertahap tanpa adanya pejabat yang berkuasa yang menyatakannya dan yang memaksakan berlakunya.

5 1. Kontrol Internal Yaitu pengendalian dari dalam diri remaja itu sendiri, jika tidak ada pengendalian terhadap diri sendiri maka akan terjadi prilaku yang tidak di inginkan seperti berzina dalam pacaran bisa terjadi. Kurangnya kontrol internal dari diri karena kurangnya penanaman nilai-nilai positif di dalam diri remaja tersebut. 2. Kontrol Eksternal Dari hasil penelitian yang diperoleh gambaran bahwa pengendalian sosial (control social) masyarakat terhadap pergaulan remaja di Kenagarian Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, telah diatur dalam adat istiadat yang berlaku pada masyarakat Nagari Air Bangis. Adat istiadat yang dijadikan sebagai aturan atau norma yang harus ditaati dan dipatuhi oleh masyarakat Nagari Air Bangis tersebut sifatnya tidak tertulis, tetapi peraturan itu tersirat dan penyampaiannya hanya melalui tutur atau nasehat-nasehat dari keluarga, mamak atau masyarakat setempat. 3. Kontrol Tidak Langsung Kontrol tidak langsung di sini yaitu di mana seorang mamak secara tidak langsung juga mempunyai fungsi penting dalam membimbing anak dan kemenakannya agar berperilaku sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat setempat. Di Nagari Air Bangis selain orang tua, mamak juga memegang peran penting dalam mengawasi segala tingkah laku kemenakannya. 4. Kontrol Langsung Kontrol langsung di sini yaitu kontrol dari kedua orang tua remaja tersebut, di mana tanggung jawab orang tua adalah mengontrol dan membimbing anak-anaknya agar berperilaku baik di dalam masyarakat bukan sebaliknya. 5. Legitimasi Merupakan suatu pengendalian sosial dari orang-orang yang mempunyai pengetahuan bahkan yang berpendidikan tinggi, seperti tata cara pergaulan juga didapatkan oleh remaja dari cadiak pandai (Wali Nagari dan Unsur-unsurnya), cadiak pandai merupakan suatu kelompok masyarakat yang berpengetahuan umum luas.

6 5.2 Proses Pengendalian Kawin Tangkap di Nagari Air Bangis Pada masyarakat Air Bangis, pelanggaran terhadap norma-norma pergaulan diberikan sanksi-sanksi salah satunya kawin tangkap. Kawin tangkap adalah suatu sanksi yang diberikan oleh masyarakat terhadap yang melanggar tata cara pergaulan. 1. Pengintaian Pengintaian adalah suatu proses pengamatan terhadap suatu subyek, di mana pada awalnya remaja tersebut diintai oleh pemuda sekitar, kemudian pemuda tersebut menunggu sampai batas waktunya pacaran, namun bukan hanya batas waktu saja yang dilanggar remaja tersebut bahkan batas perilakunya juga dilanggar. 2. Penangkapan Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu. Remaja yang melanggar tata cara pergaulan dalam masyarakat diberi sanksi yaitu kawin tangkap, berawal dari pengintaain yang dilakukan oleh pemuda sekitar, setelah dintai-intai remaja yang sedang pacaran tersebut tidak sadar lagi bahwa telah melampaui batas waktu pacaran, perbuatan mereka tersebut sudah tidak wajar lagi dilakukan oleh remaja yang belum menikah ditambah lagi tempatnya yang sunyi, sehingga perilaku remaja tersebut tidak enak dilihat kemudian mereka ditangkap. 3. Pemanggilan Orang Tua Remaja yang tertangkap akan dipanggil kedua orang tua mereka kemudian diproses. Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti dilapangan pemberian sanksi bagi remaja yang melanggar peraturan pergaulan yang diberi sanksi kawin tangkap tidak bisa diproses tanpa ada kehadiran kedua orang tua mereka atau tanpa sepengetahuan keluarga atau orang tua mereka sendiri. Karena bagaimanapun juga baik buruknya perilaku anak di dalam masyarakat tergantung juga dengan didikan orang tua mereka di rumah, karena orang tua adalah pendidikan pertama yang diterima oleh anak. 4. Menikahkan Menikahkan adalah proses penyelesaian terhadap remaja yang tertangkap karena melanggar tata cara pergaulan di Nagari Air Bangis. Dalam pemberian sanksi terhadap

7 masyarakat yang melanggar tata cara pergaulan tersebut tidak ada memandang status sosial seseorang baik itu sanksi secara adat maupun sanksi secara moral. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk pengendalian yaitu 1) kontrol internal, 2) kontrol tidak langsung, 3) kontrol langsung dan 4) legitimasi. 2. Proses pengendalian kawin tangkap di Nagari Air Bangis yaitu: a. Pengintaian, yaitu suatu proses pengamatan terhadap suatu subyek, di mana pada awalnya remaja tersebut diintai oleh pemuda sekitar. b. Penangkapan, yaitu suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu. c. Pemanggilan orang tua, yaitu dipanggilnya kedua orang tua belah pihak yang tertangkap untuk diproses lebih lanjut. d. Menikahkan, yaitu proses penyelesaian terhadap remaja yang tertangkap karena melanggar tata cara pergaulan di Nagari Air Bangis. DAFTAR PUSTAKA Johnson, Doyle Paul Teori Sosiologi Klasik Dan Modern (Di Indonesia oleh: Robert M.Z Lawang. Jilid: 2). Jakarta: PT. Gramedia. Karl, Mannheim Sosiologi Sistematis. Jakarta: Bina Aksara Nazir Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Noor, Juliansyah Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis & Disertasi. Jakarta: Kencana Setiadi, M. Elly & Usman Kholip Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta, Dan Gejala, Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media. Soekanto, Soerjono Sosilogi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

8 Sumber Skripsi Rini, Wardanofriyanti Pelaksanaan Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Pergaulan Muda-mudi di Kenagarian Koto Baru Kabupaten Pasaman Barat. Padang: Skripsi Universitas Negeri Padang. Roni, Isbandi Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Keberadaan Kamar Ronsen Di Bukit Lampu Padang. Padang: Skripsi Universitas Negeri Padang.

9